TARGET PRODUKSI
Ikan mas dapat dipanen pada saat berumur antara tiga bulan per siklus.
Target produksi pembesaran ikan mas sebesar 12 ton. Bobot panen sebesar 250
gram/ekor dalam 1 kg berisi 4 ekor. Harga jual ikan mas sebesar Rp 35.000/kg.
Peralatan yang digunakan dalam proses pembesaran ikan mas di danau situ
gede meliputi keramba aring apung, rumah jaga, serok dalam lampu petromak.
Keramba Jaring Apung (KJA) merupakan tempat atau wadah yang digunakan untuk
membesarkan ikan mas. Luas KJA yaitu 63 m3 Rumah jaga merupakan tempat
untuk penyimpanan pakan ikan berupa pelet. Serok digunakan untuk menyaring
ikan apabila terdapat ikan yang sakit atau mati. Petromak sebagai penerangan di
malam hari. Bahan yang digunakan dalam kegiatan budidaya meliputi, benih ikan
mas ukuran 10 gram/ekor dengan harga Rp 300/ekor, pakan pelet konsentrat dan
obat-obatan.
Kebutuhan TK
Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan pembesaran ikan mas adalah
tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) dan tenaga kerja luar keluarga (TKLK).
Seluruh pekerjaan budidaya ikan mas dilakukan oleh tenaga kerja pria. Pada
umumnya pembudidaya pembesaran ikan mas menggunakan tenaga kerja dalam
keluarga untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Akan tetapi,
penggunaan tenaga kerja luar keluarga dianggap lebih berpengalaman
dibandingkan dengan tenaga kerja dalam keluarga. Tenaga kerja total yang ada di
pembesaran ikan mas berjumlah 6 orang. Tenaga kerja dalam keluarga berjumlah 3
orang yang terdiri dari suami, istri dan anak. Tenaga kerja luar keluarga berjumlah
3 orang. Masing-masing tenaga kerja memiliki tugas dalam kegiatan penebaran
benih, pemeliharaan, pemberian pakan dan pemanenan. Setiap empat KJA memiliki
satu penanggungjawab yang berasal dari tenaga kerja luar keluarga dan dibantu oleh
tiga orang tenaga kerja dalam keluarga (opsional). Tenaga kerja merupakan faktor
produksi yang kedua dalam proses produksi pertanian. Menurut sumbernya, tenaga
kerja dalam usahatani dapat berasal dari dua sumber, yaitu tenaga kerja yang berasal
dari keluarga petani dan yang berasal dari luar keluarga petani yang diperoleh
dengan sistem upahan. Upah minimum kabupaten/ kota (UMK) merupakan
minimal upah yang diberikan seKabupaten/Kota. Sehubungan dengan tempat
budidaya ikan mas yang dijalankan berada di Kota Bogor maka UMK yang
diberikan sesuai dengan UMK Kota Bogor yaitu Rp 3.842.000 pada tahun 2019.
Kebutuhan Benih
Benih berpengaruh terhadap produksi ikan mas. Benih tebar ikan mas
sebanyak 200 ekor/m2 dengan kebutuhan benih per kolam adalah 12.600 ekor.
Benih dengan kualitas baik memiliki ciri-ciri bersisik lengkap, badan mulus tanpa
cedera, tingkat kematian disaat datang sedikit, badan ikan gemuk, ukuran benih
ikan rata dan cara makan yang bagus.
Kebutuhan Pakan
Pada umumnya pakan yang dipilih oleh pembudidaya adalah pakan yang
melayang di dalam air. Pakan jenis melayang ini lebih disukai karena apabila
menggunakan pakan jenis tenggelam maka pakan akan lebih cepat tenggelam
sebelum sempat dihabiskan oleh ikan sehingga banyak pakan yang terbuang.
Sedangkan pakan jenis terapung akan mudah terbawa oleh angin keluar kolam pada
saat ditebarkan oleh pembudidaya sehingga penggunaannya kurang efisien. Harga
pakan sendiri tergantung pada kemampuan pembudidaya dalam menawar harga
pakan. Pakan pelet konsentrat diberikan dua atau tiga kali sehari yaitu pada pagi,
siang dan sore hari tergantung target yang diharapkan oleh pembudidaya. Jumlah
pelet per satu proses produksi merupakan jumlah pakan buatan yang digunakan
dalam satuan kilogram dalam satu kali proses produksi. Kebutuhan pakan selama
satu siklus sebesar 15.876 ton.
Alur Proses Prosedur
2. Penebaran Benih
Benih merupakan komponen penting dalam budidaya ikan. Pada kegiatan
penebaran benih perlu diperhatikan kualitas dan jumlah benih yang ditebar,
disamping proses penebarannya. Pada penilaian kualitas benih ikan mas perlu
diperhatikan ras, penampilan fisk luar dan kesehatan ikan. Untuk menetapkan
jumlah atau berat benih yang ditebar, perlu diketahui berat hasil panen, ukuran
benih saat tebar, ukuran benih saat panen dan tingkat kematian ikan. Pada proses
penebaran proses penyesuaian ikan terhadap lingkungan baru dilakukan melalui
aklimatisai, sedangkan untuk mempercepat pemulihan kesehatan ikan yang
luka-luka ketika penangkapan dan pengangkutan dilakukan perendaman dalam
obat.
3. Pemeliharaan Benih
Pemeliharaan larva ikan mas masih perlu dilakukan. Salah satunya adalah
melalui penggunaan pakan yang berkualitas. Saat ini telah tersedia jenis pakan
buatan komersial untuk larva, dengan kadar protein 60%. Penggunaan jenis
pakan buatan tersebut pada kegiatan pemeliharaan larva ikan mas belum
dilakukan. Percobaan pemeliharaan larva ikan mas yang diberi pakan buatan
komersial berkadar protein 60% dengan padat tebar berbeda ini dilakukan untuk
mengetahui efektivitasnya terkait tingkat sintasannya. Larva ikan mas yang
berumur empat hari (panjang rata-rata 0,65 cm dan bobot rata-rata 0,001 g)
dipelihara selama 45 hari dalam akuarium-akuarium 60 cm x 30 cm x 35 cm,
dengan padat tebar 5, 10, 15, dan 20 ekor/L, masing-masing diulang tiga kali.
Pakan yang diberikan selama pemeliharaan berupa pakan buatan komersial
berkadar protein 60%.
Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa pemeliharaan larva ikan mas
dengan kepadatan 5 ekor/L menghasilkan pertambahan panjang dan bobot serta
sintasan yang paling tinggi (berturut-turut sebesar 2,58 cm; 0,66 g; dan 54,7%)
dibandingkan dengan padat tebar 10 ekor/L, 15 ekor/L, dan 20 ekor/L. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa pemeliharaan larva ikan mas dalam akuarium
dengan pemberian pakan buatan berkadar protein 60% dan padat tebar 5 ekor/L
menghasilkan keragaan pertumbuhan dan sintasan yang terbaik.
4. Pemberian Pakan
Pemberian pakan adalah kegiatan budidaya pembesaran ikan mas. Pakan
perikanan adalah pakan yang digunakan untuk memberikan nutrisi bagi ikan,
udang, dan hewan air lainnya yang dipelihara oleh manusia, secara komersial
maupun tidak. Pakan ikan dibuat dalam berbagai bentuk, seperti pelet, butiran,
dan konsentrat untuk memudahkan pemberian pakan.
6. Pemanenan
Pemanenan hasil budidaya ikan baik pada pembenihan maupun pembesaran
pada prinsipnya hampir sama, tetapi khusus untuk pembenihan harus dilakukan
dengan cara ekstra hati-hati karena ikan berukurannya masih kecil.
Terlampir
FR
SR
Survival rate merupakan tingkat kelangsungan hidup suatu jenis ikan dalam
suatu proses budidaya dari mulai awal ikan ditebar hingga ikan dipanen. Survival
rate yang ditargetkan pada budidaya ikan mas di Situ Gede sebesar 90%.
ASUMSI USAHA BUDIDAYA IKAN MAS
KEBUTUHAN PAKAN
Jan feb mar aprl mei Juni juli Aug Sep oct nov dec
Kegiatan
Kolam 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan wadah
Penebaran benih
Pemeliharaan benih
Pemberiaan Pakan
4 Pencegahan hama
Pemanenan benih
Biaya Investasi
N Jum Satu Harga Harga Umur teknis Umur Teknis Nilai Sisa Penyusutan Penyusutan
Komponen
o lah an Satuan (Rp) Total (siklus) (Tahun) (Rp) (Rp/siklus) (Rp/tahun)
225.000
1 Lahan 300 m2 750.000 - - - - -
.000
Keramba jaring 200.000 10.000.00
4 unit 50.000.000 40 10 199.750.000
apung .000 0 199.000.000
800.000
2 Gudang pakan 2 unit 4.000.000 40 10 400.000 7.990.000
0 7.960.000
Timbangan
3 2 unit 100.000 200.000 20 5 10.000 199.500
gantung analog 198.000
bua
4 Jaring panen 2 60.000 120.000 16 4 6.000 119.625
h 118.500
bua
5 Serokan ikan 8 40.000 320.000 16 4 16.000 319.000
h 316.000
bua 4.500.0
6 Drum panen 30 150.000 20 5 225.000 4.488.750
h 00 4.455.000
438.140 10.657.00
Total 212.866.875 212.047.500
.000 0
Biaya Tetap
No Komponen Kebutuhan Satuan Harga UMR/orang (Rp) Harga per Bulan Harga per siklus (Rp)
1 Biaya Penyusutan 212.866.875
2 Perawatan KJA 400.000
3 Gaji Karyawan 6 orang per bulan 3.842.000 3.842.000 1.1526.000
Total 224.792.875
Biaya Variabel
No Komponen Kebutuhan Satuan Harga Satuan (Rp) Harga per siklus (Rp)
1 Benih 50400 ekor 300 15.120.000
2 Pakan 15876 kg 5000 79.380.000
3 probiotik 2 botol 25000 50.000
total 94.550.000
PENDAPATAN
1) Biaya produksi
Bayar produksi adalah total biaya yang diperoleh dari biaya operasional yaitu biaya tetap
dan biaya variable dalam satu siklus masa pemeliharaannya.
TC = biaya tetap + biaya variable
= Rp 224.792.875 + Rp 94.550.000
= Rp 319.342.875
Sehingga total biaya produksi pembenihan ikan mas selama satu siklus adalah Rp 319.342.875
2) Penerimaan
Penerimaan pembesaran ikan mas merupakan hasil penjualan selama satu siklus dan ikan yang
dijual memiliki bobot 250 gram/ekor dan harga/kg ikan tersebut Rp 35.000. Penerimaan
pembesaran ikan mas dapat dihitung sebagai berikut:
1. Jumlah padat tebar awal per KJA sebanyak 14.000 ekor
2. Survival rate (SR) selama pemeliharaan pembesaran 90% sehingga jumlah panen ikan
tersebut 50.400 ekor dengan bobot rata rata 250 gram/ekor dan biomassa akhir adalah
50.400 ekor x 250 gram/ekor = 12.600.000 gram atau 12.600 kg.
3. Jumlah produksi selama satu tahun adalah 12.600 kg x 4 siklus = 50.400 kg/tahun
Penerimaan = jumlah produksi/ siklus x Harga unit-1 = 12.600 kg/siklus x Rp 35.000 =
Rp 441.000.000
3) Keuntungan
Keuntungan merukan selisih antara penerimaan dengan total biaya produksi. Usaha
tersebut akan dikatakan untung apabila hasil selisih yang didapatkan bernilai positif. Keuntungan
pembenihan ikan nila dapat dihitung sebagai berikut
Keuntungan = penerimaan total – biaya total
= Rp 441.000.000– Rp 319.342.875
= Rp 121.675.125
Sehingga keuntungan yang didapatkan adalah Rp 121.675.125
ANALISA USAHA
1) R/C ratio
Analisis R/C ratio merupakan parameter analisis yang digunakan untuk melihat pendapatan
relative suatu usaha dalam satu tahun terhadap biaya yang di pakai dalam kegiatan tersebut. Suatu
usaha dikatakan layak jika nilai R/C ratio lebih dari 1 semakin tinggi nilai R/C ratio, keuntungan
suatu usaha akan semakin tinggi. R/C ratio dihitung sebagi berikut :
R/C = penerimaan total / biaya total
= Rp 441.000.000 / Rp 319.342.875
= 1,38
Sehingga R/C ratio yang didapatkan adalah 1,38 yang memiliki arti setiap 1.0 rupiah yang
dikeluarkan menghasilkan 0,38 rupiah.
Biaya Tetap
BEP unit =
biaya variabel
Harga jual per kg −
jumlah produksi
Rp 224.792.875
BEP unit =
Rp 94.550.000
Rp 35.000 −
12.600 kg
Rp 224.792.875
BEP harga =
Rp 94.550.000
1 − Rp 441.000.000
DAFTAR PUSTAKA
Wihardi Y, Yusanti IA, Haris RBK. 2014. Feminisasi pada ikan mas (cyprinus carpio) dengan
perendaman ekstrak daun-tangkai buah terung cepoka (solanum torvum) pada lama waktu
perendaman berbeda. Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan. 9(1): 23-28.
Himagizi. 2009. Diversifikasi Pangan. http://gizi.fema.ipb.ac.id/himagizi/?p=8 3.