Anda di halaman 1dari 13

MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN

Dwi Helen (J3W117066)


Tsana Maulidina (J3W117054)
Husnul Khotimah (J3W117033)
Brigita Aurelia br Tarigan (J3W117013)
Donny Atmajaya (J3W117035)
Saripudin (J3W117049)

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN


MASYARAKAT PERTANIAN
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
JENIS USAHA DAN DESKRIPSI PRODUK
Perairan yang ada di Indonesia sangat luas sekali. Sektor perikanan di
Indonesia termasuk kedalam sektor yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat
Indonesia. Hasil dari sektor pertanian yang ada di Indonesia adalah ikan. Ikan
banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dikarenakan ikan kaya akan sumber
protein.
Budidaya ikan di Indonesia sangat melimpah dikarenakan permintaan pasar
dengan jumlah produksi harus diimbangi. Ikan yang banyak dibudidayakan salah
satunya adalah ikan mas. Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan jenis ikan air
tawar yang sangat disukai oleh masyarakat dikarenakan rsa dagingnya yang enak
dan bergizi tinggi. Seiring berkembangnya pengetahuan masyarakat akan
pentingnya sumber protein yang baik bagi kesehatan adalah yang berasal dari ikan.
Maka dari itu kebutuhan ikan konsumsi dari tahun ke tahun terus meningkat
seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Diversifikasi ikan menjadi salah
satu pilar utama dalam mewujudkan banyaknya permintaan konsumen (Wihardi et
al. 2019). Diversifikasi tidak hanya sebagai upaya memenuhi tingkat permintaan
konsumen tetapi juga upaya peningkatan perbaikan gizi untuk mendapatkan
manusia yang berkualitas dan mampu berdaya saing dalam percaturan globalisasi
(Himagizi, 2009).
Budidaya ikan mas untuk pemasaran merupakan budidaya pembesaran.
Para pembudidaya membeli bibit ikan mas kemudian membesarkan ikan mas sesuai
dengan ukuran dan bobot untuk ikan mas tersebut dikonsumsi. Usaha pembesaran
ikan mas dijalankan di Situgede, Bogor. Wadah budidaya yang digunakan untuk
pembesaran ikan mas yaitu keramba jaring apung yang memiliki ukuran 7m x 7m
x 3m.

TARGET PRODUKSI

Ikan mas dapat dipanen pada saat berumur antara tiga bulan per siklus.
Target produksi pembesaran ikan mas sebesar 12 ton. Bobot panen sebesar 250
gram/ekor dalam 1 kg berisi 4 ekor. Harga jual ikan mas sebesar Rp 35.000/kg.

KEBUTUHAN INPUT PRODUKSI

Kebutuhan Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam proses pembesaran ikan mas di danau situ
gede meliputi keramba aring apung, rumah jaga, serok dalam lampu petromak.
Keramba Jaring Apung (KJA) merupakan tempat atau wadah yang digunakan untuk
membesarkan ikan mas. Luas KJA yaitu 63 m3 Rumah jaga merupakan tempat
untuk penyimpanan pakan ikan berupa pelet. Serok digunakan untuk menyaring
ikan apabila terdapat ikan yang sakit atau mati. Petromak sebagai penerangan di
malam hari. Bahan yang digunakan dalam kegiatan budidaya meliputi, benih ikan
mas ukuran 10 gram/ekor dengan harga Rp 300/ekor, pakan pelet konsentrat dan
obat-obatan.
Kebutuhan TK

Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan pembesaran ikan mas adalah
tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) dan tenaga kerja luar keluarga (TKLK).
Seluruh pekerjaan budidaya ikan mas dilakukan oleh tenaga kerja pria. Pada
umumnya pembudidaya pembesaran ikan mas menggunakan tenaga kerja dalam
keluarga untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Akan tetapi,
penggunaan tenaga kerja luar keluarga dianggap lebih berpengalaman
dibandingkan dengan tenaga kerja dalam keluarga. Tenaga kerja total yang ada di
pembesaran ikan mas berjumlah 6 orang. Tenaga kerja dalam keluarga berjumlah 3
orang yang terdiri dari suami, istri dan anak. Tenaga kerja luar keluarga berjumlah
3 orang. Masing-masing tenaga kerja memiliki tugas dalam kegiatan penebaran
benih, pemeliharaan, pemberian pakan dan pemanenan. Setiap empat KJA memiliki
satu penanggungjawab yang berasal dari tenaga kerja luar keluarga dan dibantu oleh
tiga orang tenaga kerja dalam keluarga (opsional). Tenaga kerja merupakan faktor
produksi yang kedua dalam proses produksi pertanian. Menurut sumbernya, tenaga
kerja dalam usahatani dapat berasal dari dua sumber, yaitu tenaga kerja yang berasal
dari keluarga petani dan yang berasal dari luar keluarga petani yang diperoleh
dengan sistem upahan. Upah minimum kabupaten/ kota (UMK) merupakan
minimal upah yang diberikan seKabupaten/Kota. Sehubungan dengan tempat
budidaya ikan mas yang dijalankan berada di Kota Bogor maka UMK yang
diberikan sesuai dengan UMK Kota Bogor yaitu Rp 3.842.000 pada tahun 2019.

Kebutuhan Benih

Benih berpengaruh terhadap produksi ikan mas. Benih tebar ikan mas
sebanyak 200 ekor/m2 dengan kebutuhan benih per kolam adalah 12.600 ekor.
Benih dengan kualitas baik memiliki ciri-ciri bersisik lengkap, badan mulus tanpa
cedera, tingkat kematian disaat datang sedikit, badan ikan gemuk, ukuran benih
ikan rata dan cara makan yang bagus.

Kebutuhan Pakan

Pada umumnya pakan yang dipilih oleh pembudidaya adalah pakan yang
melayang di dalam air. Pakan jenis melayang ini lebih disukai karena apabila
menggunakan pakan jenis tenggelam maka pakan akan lebih cepat tenggelam
sebelum sempat dihabiskan oleh ikan sehingga banyak pakan yang terbuang.
Sedangkan pakan jenis terapung akan mudah terbawa oleh angin keluar kolam pada
saat ditebarkan oleh pembudidaya sehingga penggunaannya kurang efisien. Harga
pakan sendiri tergantung pada kemampuan pembudidaya dalam menawar harga
pakan. Pakan pelet konsentrat diberikan dua atau tiga kali sehari yaitu pada pagi,
siang dan sore hari tergantung target yang diharapkan oleh pembudidaya. Jumlah
pelet per satu proses produksi merupakan jumlah pakan buatan yang digunakan
dalam satuan kilogram dalam satu kali proses produksi. Kebutuhan pakan selama
satu siklus sebesar 15.876 ton.
Alur Proses Prosedur

Budidaya pembesaran ikan mas memiliki beberapa tahapan yaitu :


1. Persiapan Kolam
Pembesaran di KJA biasanya dilakukan di perairan umum seperti danau,
waduk, embung. Ukuran KJA yang umumnya digunakan adalah 7m x 7m x 3
m dan 6m x 6m x 3m. Beberapa ciri perairan yang baik digunakan untuk KJA
diantaranya air bergerak pada kondisi arus besar tetapi bukan arus kuat, kualitas
air yang cocok untuk pertumbuhan antara lain memiliki kisaran suhu 27-30 C0
, oksigen terlarut lebih dari 4 mg/l dan kecerahan air lebih dari 80 cm.
Pemeliharaan di KJA membutuhkan waktu 3-3,5 bulan dengan size 10-12
ekor/kg. Padat tebar untuk KJA dengan ukuran 7m x 7m x 3m yaitu 50 kg.
Selama masa pemeliharaan ikan mas diberi pakan buatan berupa pellet dengan
kadar protein 26-28% sebanyak 5 % dari berat biomassa. Frekuensi pemberian
pakan 5 kali dalam 1 hari. Saat terbaik untuk meningkatkan hasil panen adalah
menambahkan SOC GDM Ikan melalui pakan sehingga lebih mudah dicerna
dan diubah menjadi daging.

2. Penebaran Benih
Benih merupakan komponen penting dalam budidaya ikan. Pada kegiatan
penebaran benih perlu diperhatikan kualitas dan jumlah benih yang ditebar,
disamping proses penebarannya. Pada penilaian kualitas benih ikan mas perlu
diperhatikan ras, penampilan fisk luar dan kesehatan ikan. Untuk menetapkan
jumlah atau berat benih yang ditebar, perlu diketahui berat hasil panen, ukuran
benih saat tebar, ukuran benih saat panen dan tingkat kematian ikan. Pada proses
penebaran proses penyesuaian ikan terhadap lingkungan baru dilakukan melalui
aklimatisai, sedangkan untuk mempercepat pemulihan kesehatan ikan yang
luka-luka ketika penangkapan dan pengangkutan dilakukan perendaman dalam
obat.

3. Pemeliharaan Benih
Pemeliharaan larva ikan mas masih perlu dilakukan. Salah satunya adalah
melalui penggunaan pakan yang berkualitas. Saat ini telah tersedia jenis pakan
buatan komersial untuk larva, dengan kadar protein 60%. Penggunaan jenis
pakan buatan tersebut pada kegiatan pemeliharaan larva ikan mas belum
dilakukan. Percobaan pemeliharaan larva ikan mas yang diberi pakan buatan
komersial berkadar protein 60% dengan padat tebar berbeda ini dilakukan untuk
mengetahui efektivitasnya terkait tingkat sintasannya. Larva ikan mas yang
berumur empat hari (panjang rata-rata 0,65 cm dan bobot rata-rata 0,001 g)
dipelihara selama 45 hari dalam akuarium-akuarium 60 cm x 30 cm x 35 cm,
dengan padat tebar 5, 10, 15, dan 20 ekor/L, masing-masing diulang tiga kali.
Pakan yang diberikan selama pemeliharaan berupa pakan buatan komersial
berkadar protein 60%.
Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa pemeliharaan larva ikan mas
dengan kepadatan 5 ekor/L menghasilkan pertambahan panjang dan bobot serta
sintasan yang paling tinggi (berturut-turut sebesar 2,58 cm; 0,66 g; dan 54,7%)
dibandingkan dengan padat tebar 10 ekor/L, 15 ekor/L, dan 20 ekor/L. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa pemeliharaan larva ikan mas dalam akuarium
dengan pemberian pakan buatan berkadar protein 60% dan padat tebar 5 ekor/L
menghasilkan keragaan pertumbuhan dan sintasan yang terbaik.

4. Pemberian Pakan
Pemberian pakan adalah kegiatan budidaya pembesaran ikan mas. Pakan
perikanan adalah pakan yang digunakan untuk memberikan nutrisi bagi ikan,
udang, dan hewan air lainnya yang dipelihara oleh manusia, secara komersial
maupun tidak. Pakan ikan dibuat dalam berbagai bentuk, seperti pelet, butiran,
dan konsentrat untuk memudahkan pemberian pakan.

5. Pencegahan Hama dan Penyakit


Pengendalian hama adalah pengaturan makhluk-makhluk atau organisme
pengganggu yang disebut hama karena dianggap mengganggu budidaya
pembesaran ikan mas.

6. Pemanenan
Pemanenan hasil budidaya ikan baik pada pembenihan maupun pembesaran
pada prinsipnya hampir sama, tetapi khusus untuk pembenihan harus dilakukan
dengan cara ekstra hati-hati karena ikan berukurannya masih kecil.

FAKTOR FAKTOR PENTING

Waktu produksi / Siklus Produksi

Pada kegiatan pembesaran ikan mas di Situ Gede berlangsung selama 3


bulan dalam satu siklus, sehingga dalam satu tahun terdapat 4 siklus tanam
dengan jumlah KJA 4 unit.
Pola Tanam / Pola Penebaran

Terlampir

FR

Feeding rate adalah persentase pemberian pakan harian yang ditentukan


berdasarkan Average Body Weight (ABW) dan dihitung berdasarkan BIOMASA
ikan. Pemakaian FR yang tepat dapat menghasilkan pertumbuhan ikan yang optimal
dan penggunaan pakan yang efesien. Feeding rate yang diterapkan pada budidaya
pembesaran ikan mas di Situ Gede sebesar 3%.

SR

Survival rate merupakan tingkat kelangsungan hidup suatu jenis ikan dalam
suatu proses budidaya dari mulai awal ikan ditebar hingga ikan dipanen. Survival
rate yang ditargetkan pada budidaya ikan mas di Situ Gede sebesar 90%.
ASUMSI USAHA BUDIDAYA IKAN MAS

 Target produksi = 12 ton


 Padat tebar = 200 ekor/m3
 Luas KJA = 63 m3
 Bobot Panen = 250 gram/ekor dimana 1 kg terdapat 4 ekor
12.000 Kg
 Total kolam =
3.150 Kg
= 4 Kolam
 FR = 3%
 Ukuran benih = 10 gram/ekor

 Kebutuhan benih per KJA = 200 ekor/m3 x 63 m3


= 12.600 ekor
 Total bobot per KJA = 12.600 ekor x 250 gram/ekor
= 3.150.000 gram
= 3.150 kg
 Jumlah benih yang dipanen = 12.600 ekor/kolam x 4 kolam
= 50.400 benih
 Kebutuhan benih (SR 90%) = 50400 benih x 100/90
= 56.000 benih
 Bobot biomassa = Kebutuhan benih x ukuran
benih
= 50.400 benih x 10 gram/ekor
= 504.000 gram
= 504 kg
 Kebutuhan pakan = FR x Bobot biomassa
= 3% x 504.000 gram
= 15.120 gram
= 15,12 Kg

KEBUTUHAN PAKAN

Rumus kebutuhan pakan per minggu


= FR X Kebutuhan Benih X bobot per ekor X 7 hari

Minggu Bobot (gram) Pakan(kg)


m2 30 317.52
m3 50 529.2
m4 70 740.88
m5 90 952.56
m6 110 1164.24
m7 130 1375.92
m8 150 1587.6
m9 180 1905.12
m10 210 2222.64
m11 230 2434.32
m12 250 2646
Total Pakan 15876
Tabel 1 Pola Tanam Pembesaran Ikan Mas

Jan feb mar aprl mei Juni juli Aug Sep oct nov dec
Kegiatan
Kolam 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Persiapan wadah

Penebaran benih

Pemeliharaan benih

Pemberiaan Pakan

4 Pencegahan hama

Pemanenan benih
Biaya Investasi

N Jum Satu Harga Harga Umur teknis Umur Teknis Nilai Sisa Penyusutan Penyusutan
Komponen
o lah an Satuan (Rp) Total (siklus) (Tahun) (Rp) (Rp/siklus) (Rp/tahun)
225.000
1 Lahan 300 m2 750.000 - - - - -
.000
Keramba jaring 200.000 10.000.00
4 unit 50.000.000 40 10 199.750.000
apung .000 0 199.000.000
800.000
2 Gudang pakan 2 unit 4.000.000 40 10 400.000 7.990.000
0 7.960.000
Timbangan
3 2 unit 100.000 200.000 20 5 10.000 199.500
gantung analog 198.000
bua
4 Jaring panen 2 60.000 120.000 16 4 6.000 119.625
h 118.500
bua
5 Serokan ikan 8 40.000 320.000 16 4 16.000 319.000
h 316.000
bua 4.500.0
6 Drum panen 30 150.000 20 5 225.000 4.488.750
h 00 4.455.000
438.140 10.657.00
Total 212.866.875 212.047.500
.000 0
Biaya Tetap

No Komponen Kebutuhan Satuan Harga UMR/orang (Rp) Harga per Bulan Harga per siklus (Rp)
1 Biaya Penyusutan 212.866.875
2 Perawatan KJA 400.000
3 Gaji Karyawan 6 orang per bulan 3.842.000 3.842.000 1.1526.000
Total 224.792.875

Biaya Variabel
No Komponen Kebutuhan Satuan Harga Satuan (Rp) Harga per siklus (Rp)
1 Benih 50400 ekor 300 15.120.000
2 Pakan 15876 kg 5000 79.380.000
3 probiotik 2 botol 25000 50.000
total 94.550.000
PENDAPATAN

1) Biaya produksi
Bayar produksi adalah total biaya yang diperoleh dari biaya operasional yaitu biaya tetap
dan biaya variable dalam satu siklus masa pemeliharaannya.
TC = biaya tetap + biaya variable
= Rp 224.792.875 + Rp 94.550.000
= Rp 319.342.875

Sehingga total biaya produksi pembenihan ikan mas selama satu siklus adalah Rp 319.342.875

2) Penerimaan
Penerimaan pembesaran ikan mas merupakan hasil penjualan selama satu siklus dan ikan yang
dijual memiliki bobot 250 gram/ekor dan harga/kg ikan tersebut Rp 35.000. Penerimaan
pembesaran ikan mas dapat dihitung sebagai berikut:
1. Jumlah padat tebar awal per KJA sebanyak 14.000 ekor
2. Survival rate (SR) selama pemeliharaan pembesaran 90% sehingga jumlah panen ikan
tersebut 50.400 ekor dengan bobot rata rata 250 gram/ekor dan biomassa akhir adalah
50.400 ekor x 250 gram/ekor = 12.600.000 gram atau 12.600 kg.
3. Jumlah produksi selama satu tahun adalah 12.600 kg x 4 siklus = 50.400 kg/tahun
Penerimaan = jumlah produksi/ siklus x Harga unit-1 = 12.600 kg/siklus x Rp 35.000 =
Rp 441.000.000

3) Keuntungan
Keuntungan merukan selisih antara penerimaan dengan total biaya produksi. Usaha
tersebut akan dikatakan untung apabila hasil selisih yang didapatkan bernilai positif. Keuntungan
pembenihan ikan nila dapat dihitung sebagai berikut
Keuntungan = penerimaan total – biaya total
= Rp 441.000.000– Rp 319.342.875
= Rp 121.675.125
Sehingga keuntungan yang didapatkan adalah Rp 121.675.125

ANALISA USAHA

1) R/C ratio
Analisis R/C ratio merupakan parameter analisis yang digunakan untuk melihat pendapatan
relative suatu usaha dalam satu tahun terhadap biaya yang di pakai dalam kegiatan tersebut. Suatu
usaha dikatakan layak jika nilai R/C ratio lebih dari 1 semakin tinggi nilai R/C ratio, keuntungan
suatu usaha akan semakin tinggi. R/C ratio dihitung sebagi berikut :
R/C = penerimaan total / biaya total
= Rp 441.000.000 / Rp 319.342.875
= 1,38
Sehingga R/C ratio yang didapatkan adalah 1,38 yang memiliki arti setiap 1.0 rupiah yang
dikeluarkan menghasilkan 0,38 rupiah.

2) Break event point


Break event point (BEP) merupakan parameter analisis yang digunakan untuk mengetahui nilai
prduksi atau rugi. Break event point dihitung tersebut sebagai berikut:
Rumus/Cara Menghitung BEP

Biaya Tetap
BEP unit =
biaya variabel
Harga jual per kg −
jumlah produksi

Rp 224.792.875
BEP unit =
Rp 94.550.000
Rp 35.000 −
12.600 kg

BEP unit = 𝟖𝟏𝟕𝟓, 𝟓 𝐤𝐠


𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
BEP harga =
biaya variabel
1 − penerimaan

Rp 224.792.875
BEP harga =
Rp 94.550.000
1 − Rp 441.000.000

BEP harga = 𝑹𝒑 𝟐𝟖𝟔. 𝟏𝟒𝟏. 𝟑𝟏𝟑

3) Harga pokok penjualan (HPP)


Harga pokok penjualan merupakan harga jual minimum dari suatu produk yang diperoleh
dari perbndingan total biaya produksi dengan jumlah produksi yang dinyatakan dalam suatu Rp
per unit nilai HPP dihitung dengan tujuan untuk mengetahui harga jual minimum suatu barang.
HPP = total biaya produksi / total produksi
= Rp 319.342.875/ 12.600 kg
= Rp 25.344

4) Payback period (PP)


Payback period (PP) adalah waktu yang dibutuhkan untuk kembalinya modal, yang
merupakan perbandingan antara biaya invertasi dengan keuntungan
PP = investasi / keuntungan
= Rp 438.140.000/ Rp 121.675.125
= 3,6 tahun

DAFTAR PUSTAKA

Wihardi Y, Yusanti IA, Haris RBK. 2014. Feminisasi pada ikan mas (cyprinus carpio) dengan
perendaman ekstrak daun-tangkai buah terung cepoka (solanum torvum) pada lama waktu
perendaman berbeda. Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan. 9(1): 23-28.
Himagizi. 2009. Diversifikasi Pangan. http://gizi.fema.ipb.ac.id/himagizi/?p=8 3.

Anda mungkin juga menyukai