Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK 3 (BK)

NAMA-NAMA

• Muhammad Azmi (522110003)


• Merry Ma’rifatillah (522110019)
• Zahra Ainul Inayah (522110022)

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS PELITA BANGSA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil’alamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi


sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan
seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya
yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat ,menyelesaikan
makalah kelompok ini “ ESENSI PERKEMBANGAN BK” untuk memenuhi
tugas kelompok mata kuliah BK. Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Siti Juriah,S.Psi.,M.Pd pada mata
kuliah Pengantar BK. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang pengantar metodelogi studi islam itu
sendiri. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti
Juriah,S.Psi.,M.Pd, selaku dosen mata kuliah BK yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni. Penulis tahu bahwa makalah ini
banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah
ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini
bermanfaat bagi semua pembaca.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

14 OKTOBER 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 1
SEJARAH ESENSI PERKEMBANGAN BK ................................................................................................ 1
URAIAN MATERI PEMBELAJARAN ....................................................................................................... 1
Definisi Bimbingan dan Konseling ....................................................................................................... 2
Prinsip Dalam Bimbingan Dan Koseling. ............................................................................................. 4
BAB II ....................................................................................................................................................... 5
PENUTUP ................................................................................................................................................. 5
Kesimpulan.......................................................................................................................................... 5

ii
BAB I

PEMBAHASAN

SEJARAH ESENSI PERKEMBANGAN BK

Arti dari esnesi sendiri ialah Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata
esensi adalah hakikat. Arti lainnya dari esensi adalah inti. Esensi memiliki arti dalam
kelas nomina atau kata benda sehingga esensi dapat menyatakan nama dari
seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan.
Bimbingan dan konseling ini lahir pada tahun 1908 di Amerika dengan berdirinya
vocational bureau pada tahun 1908 oleh Frank Parsons. Pada masa yang hampir
sama, Jasse B Davis juga memulai memberikan layanan konseling di SMA pada tahun
1898.Sejarah lahirnya bimbingan dan konseling di indonesia diawali dari
dimasukannya bimbingan dan konseling (dulunya bimbingan dan penyuluhan) di
lingkungan sekolah. Pemikiran ini diawali sejak tahun 1960. Hal ini merupakan salah
satu hasil konferensi fakultas keguruan dan ilmu pendidikan (FKIP yang kemudian
menjadi IKIP) di Malang tanggal 20-24 agustus 1960.

URAIAN MATERI PEMBELAJARAN

Esensi Bimbingan dan Konseling pada Jalur Pendidikan Formal.


Sistem pendidikan di Indonesia, diselenggarakan melalui 3 jalur, yaitu jalur
pendidikan formal, non-formal dan informal. Pendidikan formal merupakan jalur
pendidikan yang terstrukutur dan berjenjang terdiri atas pendidikan dasar,
Pendidikan menengah dan pendidikan tinggi (UU No. 20 tahun 2003). Pendidikan
dasar meliputi sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain
yang sederajat dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah
(MTs) atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan menengah meliputi SMA/ MA/
SMK atau bentuk lain yang sederajat dan pendidikan tinggi merupakan pendidikan
setelah pendidikan menengah, bisa dalam bentuk diploma, sarjana, magister
spesialis dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Dalam jalur
pendidikan formal.
Integral dari program pendidikan. Pendidikan dapat dikatakan sebagai usaha yang
dilaksanakan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran. Tujuan pendidikan agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dalam kehidupan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No.20
tahun 2003). Konsep bimbingan dan konseling telah dikenal di dunia pendidikan di
Indonesia sejak tahun 1960-an, ketika pemerintah Indonesia mengembangkan
program SMA Telada di beberapa kota. Membantu para siswa dalam memilih

1
program studi yang sesuai dengan bakat dan minatnya (Romlah, 2006). Dalam
perjalanannya, mulai tahun 1975, secara legal formal program bimbingan dan
konseling masuk ke dalam kurikulum sekolah, dan hingga saat
ini, program bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari program
pendidikan di sekolah. Istilah bimbingan oleh Romlah (2006) dimaknai sebagai
proses pemberian bantuan kepada individu/ peserta didik secara berkelanjutan dan
sistimatis, agar dapat memahami diri dan lingkungannya, dapat mengarahkan diri
dan menyesuaikan diri dengan lingkungan dan dapat mengembangkan diri secara
optimal untuk kesejahteraan diri dan kesejahteraan masyarakat. Dalam
Permendikbud nomor 111/2014 tentang bimbingan dan Konseling pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah disebutkan bahwa Bimbingan dan Konseling
sebagai bagian integral dari program pendidikan, merupakan upaya memfasilitasi
dan memandirikan peserta didik dalam rangka mencapai perkembangan yang utuh
dan optimal. Layanan Bimbingan dan Konseling dipandang sebagai upaya sistematis,
objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau
guru Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta
didik/Konseli untuk mencapai kemandirian, dalam wujud kemampuan memahami,
menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan diri secara
bertanggung jawab sehingga mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam
kehidupannya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan
konseling pada jalur pendidikan formal merupakan proses memfasilitas
perkembangan peserta didik/ siswa pada jalur pendidikan formal, yang diprogram
secara sistimasis dan obyektif.

Definisi Bimbingan dan Konseling

Pengertian Bimbingan.

Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata “Guidance”


berasal dari kata “guide” yang artinya menunjukkan (to direct), memandu (to pilot),
mengelola (to manage) dan menyetir (to steer). Berdasarkan Pasal 27 Peraturan
Pemerintah Nomor 29/90, “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada
siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan
merencanakan masa depan.” Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi
dimaksudkan agar peserta didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri,
serta menerimanya secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri
lebih lanjut. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan agar
peserta didik mengenal secara objektif lingkungan, baik lingkungan social dan
lingkungan fisik dan menerima berbagai kondisi lingkungan itu secara positif dan
dianamis pula. Pengenalan lingkungan itu yang meliputi lingkungan rumah, sekolah,
masyarakat dan alam sekitar serta lingkungan yang lebih luas, diharapkan
menunjang proses penyesuaian diri peserta didik dengan lingkungan yang dimaksud,
serta dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk pengembangan diri secara

2
mantap dan berkelanjutan. Sedangkan bimbingan dalam rangka merencanakan masa
depan dimaksudkan agar peserta didik mampu mempertimbangkan dan mengambil
keputusan tentang masa depan dirinya sendiri, baik yang menyangkut bidang
pendidikan, bidang karier maupun bidang budaya/keluarga/kemasyarakatan.
Menurut Rochman Natawidjaja, bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses
pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan
supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup
mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan
keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat dan kehidupan pada
umumnya. Dengan demikian, dia akan dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan
dapat memberikan sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada
umumnya.
Sedangkan Moh. Surya mengungkapkan bahwa bimbingan ialah suatu proses
pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada
yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan perwujudan
diri, dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri
dengan lingkungannya.

Dari beberapa definisi yang dikutip diatas dapat diambil beberapa dasar sebagai
berikut :

a) Bimbingan merupakan suatu proses yang berkesinambungan sehingga bantuan itu


diberikan secara sistematis, berencana, terus menerus dan terarah kepada tujuan
tertentu. Dengan kata lain, bimbingan adalah suatu kegiatan yang prosesnya
berkesinambungan dengan sistematis, terencana, tahap demi tahap dan teraarah
kepada tujuan yang ingin dicapai oleh pembimbing dan orang yang dibimbing.

b) Bimbingan merupakan proses membantu (tidak memaksa) individu (klien) yang


memerlukan melalui pelayanan bimbingan sehingga individu dapat mengembangkan
dirinya secara optimal, melatih kemandirian yang memanfaatkan teknik dan layanan
bimbingan dalam suasana asuhan yang normatif dengan personil atau pembimbing
yang mempunyai kemampuan membimbing. Jadi, bimbingan berarti suatu proses
bantuan yang diberikan oleh seseorang yang memiliki profesionalitas sebagai guru
agar konseli memiliki suatu pemahaman diri, dapat mengarahkan diri, memiliki
kemampuan dalam memecahkan permasalahan yg dihadapi sehingga memiliki
kemampuan dlm mengambil keputusan dalam membuat suatu pilihan sesuai dengan
potensi yg dimiliki.

Pengertian Konseling.

Menurut bahasa konseling adalah terjemahan dari “counseling” yang berasal dari
kata kerja “to counsel” dalam kata lain berarti “to give advice” atau memberikan
saran dan nasihat atau memberi anjuran kepada orang lain secara tatap muka (face

3
to face). Dalam bahasa Indonesia, pengertian konseling juga dikenal dengan istilah
penyuluhan. Selain itu counseling dalam bahasa Indonesia juga berarti proses
interaksi. Konseling merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai layanan maupun
sebagai teknik. Dewa Ketut Sukardi mengatakan “(counseling is the heart of
guidance) layanan konseling adalah jantung hati layanan bimbingan”. Dan ruth
strang mengatakan bahwa : “counseling is a most important tool of guidance”, jadi
konseling merupakan inti dari alat yang paling penting dalam bimbingan. Hal ini
disebabkan karena bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan yang
integral. Selanjutnya Rochman Natawidjaja mendefinisikan bahwa konseling
merupakan satu jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan.
Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbale balik antara dua individu,
dimana yang seorang (konselor) berusaha membantu yang lain (klien) untuk
mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-
masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang. Lebih lanjut Prayitno,
mengemukakan bahwa: koseling adalah pertemuan empat mata antara klien dan
konselor yang berisi usaha yang laras, unik dan human (manusiawi), yang dilakukan
dalam suasana keahlian yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku. Konseling
Komprehensif adalah konseling yg berlaku bagi klien/konseli yg berbagai macam
karakter, dilaksanakan melalui suatu proses interaksi antara konselor dan konseli,
bersifat sangat pribadi dlm memberikan bantuannya agar konseli memiliki
kemampuan untuk tumbuh kembang seoptimal mungkin & mengarah pada suatu
pilihan dalam hidupnya sesuai dengan potensi yg dimiliki.

Prinsip Dalam Bimbingan Dan Koseling.

Sebagaimana kita ketahui bahwa prinsip merupakan paduan hasil kajian teoritik dan
telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang
dimaksudkan. Pemahaman tentang prinsip – prinsip dasar dari bimbingan dan
konseling ini sangat penting dan perlu terutama dalam penerapan di lapangan. Hal
ini dilakukan untuk menghindarkan diri dari kesalahan dan penyimpangan –
penyimpangan dalam praktik pemberian layanan bimbingan dan konseling.

4
BAB II

PENUTUP

Kesimpulan.

Dari pembahasan masalah di atas maka dapat disimpulkan bahwa


Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam
rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan
merencanakan masa depan. Bimbingan dan konseling merupakan salah
satu komponen dlm keseluruhan sistem pendidikan khususnya di
sekolah; guru sbg salah satu pendukung unsur pelaksana pendidikan
yang mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksana layanan
bimbingan pendidikan di sekolah, dituntut untuk memiliki wawasan yang
memadai terhadap konsep-konsep dasar bimbingan dan konseling di
sekolah.

1. Tujuan bimbingan dan konseling, Agar siswa dapat:


a. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir
serta kehidupannya di masa yg akan datang
b. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yg dimilikinya
seoptimal mungkin
c. Menyesuaikan diri dg lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat
serta lingkungan kerjanya
d. Mengatasi hambatan dan kesulitan yg dihadapi dalam studi,
penyesuaian dg lingkungan

2. Fungsi-Fungsi bimbingan dan konseling


Fungsi Pencegahan, Fungsi Pemahaman, Fungsi Perbaikan, Fungsi
Pemeliharaan dan Pengembangan, Fungsi Penyembuhan, Fungsi
Penyesuaian, Fungsi Penyaluran, Fungsi Fasilitas.

3. Asas-Asas bimbingan dan konseling

5
Asas Kerahasiaan, Kesukarelaan, Keterbukaan, Kegiatan, Kemandirian,
Kekinian, Kedinamisan, Keterpaduan, Kenormatifan, Keahlian, Alih
Tangan Kasus, Tut Wuri Handayani.

Anda mungkin juga menyukai