Anda di halaman 1dari 15

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Lansia


2.1.1 Pengertian
Lanjut usia (lansia) merupakan proses alamiah dan

berkesinambungan yang mengalami perubahan anatomi,fisiologis, dan

biokimia pada jaringan atau organ yang pada akhirnya mempengaruhi

keadaan fungsi dan kemampuan badan secara keseluruhan

(Fatmah,2010)

Lanjut usia adalah kelompok manusia yang berusia 60

tahun ke atas. Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan

mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga

tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan

yang terjadi (Sunaryo,2016).

Menua atau proses menua/menjadi tua (aging) adalah suatu

proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan

untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur

dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas

(termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Sudoyo,

2014).

8
2.1.2 Batasan Lansia

Menurut badan kesehatan dunia (WHO) World Health

Organzation) yang dikatakan lanjut usia tersebut dibagi kedalam tiga

katagori yaitu :

a. Usia Lanjut : 60-70 tahun

b. Usia Tua : 75-89 tahun

c. Usia sangat lanjut : >90 tahun

Menurutnya bahwa pada kelompok ini individu tersebut

sudah terjadi penuaan, dimana telah terjadi perubahan aspek fungsi

seperti pada jantung, paru-paru, ginjal, dan juga timbul proses

degenerasi seperti osteoprosis (Pengoperasian tulang), gangguan

sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi dan timbulya proses alergi

dan keganasan (Sunaryo, 2016).

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia

membaginya lanjut usia menjadi sebagai berikut:

a. Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 tahun), keadaan ini

dikatakan sebagai masa virilitas.

b. Kelompok usia lanjut (55-64 tahun) sebagai masa presenium.

c. Kelompok kelompok usia lanjut (> 65 tahun) yang dikatakan

sebagai masa senium (Sunaryo, 2016).

Menurut Permenkes Nomor 25 Tahun 2016, batasan lansia

antara lain :

a. Pra lanjut usia (45-59 tahun)

b. Lanjut usia (60-69 tahun)

9
c. Lanjut usia risiko tinggi (lanjut usia >70 tahun atau usia >= 60

tahun dengan masalah kesehatan).

2.1.3 Tipe Lansia

Menurut Pemenker Nomor 25 2016, yang dikatakan tipe

lansia adalah lansia berkualitas dengan landasan lansia sehat, mandiri,

aktif, dan produktif antara lain:

a. Lanjut usia sehat adalah lanjut usia yang tidak menderita

penyakit atau walaupun menderita penyakit tetapi dalam

kondisi yang terkontrol.

b. Lanjut usia mandiri adalah lanjut usia yang memiliki

keampuan untuk melakukan aktifitas sehari-hari secara

mandiri.

c. Lanjut usia aktif adalah lanjut usia yang masih mampu

bergerak dan melakukan pekerjaan sehari-hari tanpa bantuan

orang lain dan beraktifitas dalam kehidupan sosialnya seperti

mengikuti pengajian, arisan, mengajar dan sebagainya.

d. Lanjut usia produktif adalah lanjut usia yang mempunyai

kemampuan untuk berdaya guna bagi dirinya dan orang lain.

2.1.4 Teori tentang menua

Beberapa teori tentang menua antara lain :

a. Teori berdasarkan sistem organ

Teori berdasarkan sistem organ ini berdasarkan dugaan adanya

hambatan dari organ tertentu dalam tubuh yang akan

menyebabkan terjadinya proses penuaan. Organ tersebut adalah

10
sistem endokrin dan sistem imun. Pada proses penuaan,

kelenjar timur mengecil yang menurunkan fungsi imun.

Penurunan sistem imun menimbulkan peningkatan insidensi

penyakit infeksi pada lansia. Dapat dikatakan bahwa

peningkatan usia berhubungan dengan peningkatan insidensi

penyakit (Fatmah,2010).

b. Teori kekebalan tubuh

Teori kekebalan tubuh ini memandang proses penuaan terjadi

akibat adanya penurunan sistem kekebalan secara bertahap,

sehingga tubuh tidak dapat lagi mempertahankan diri terhadap

luka, penyakit, sel mutan atau sel asing. Hal ini terjadi karena

hormon-hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar timus yang

mengontrol sistem kekebalan tubuh telah menghilang seiring

dengan bertambahnya usia (Fatma,2010).

c. Teori Fisikologik

Sebagi contoh, teori adaptasi stress menjelaskan proses menua

sebagai akibat adaptasi sebagai stress. Stress dapat berasal dari

dalam maupun dari luar, juga dapat bersifat fisik,psikologik,

maupun sosial (Fatmah,2010).

d. Teori Psikosisial

Semakin lanjut usia seseorang, maka ia semakin lebih

memperhatikan dirinya dan arti hidupnya, dan kurang

memperhatikan peristiwa atau isu-isu yang terjadi (Fatma,2010).

11
e. Teori Penuaan

Ditinjau dari sudut biologis. Dulunya proses penuaan biologis

tubuh dikaitkan dengan organ tubuh. Akan tetapi, kini proses

penuaan biologis ini dihubungkan dengan perubahan dalam sel-

sel tubuh disebabkan oleh memiliki batas maksimum untuk

membela diri sebelum mati, setiap spesies mempunyai

karakteristik dan masa hidp yang berbeda, penurunan fungsi

dan efisiensi selular terjadi sebelum sel mampu membela diri

secara maksimal. Lansia mengalami penurunan fungsi fisiologi

pada rongga mulut sehinggamempengaruhi mekanisme makanan.

Perubahan dalam rongga mulut yang terjadi pada lansia

mencakup tanggalnya gigi, mulut kering dan penurunnan

motilitas esofagus (Fatmah,2010).

2.1.5 Fisiologi Menua

Seiring dengan bertambahnya usia, terjadi berbagai

perubahan fisiologis yang tidak hanya berpengaruh terhadap

penampilan fisik, namun juga terhadap fungsi dan tanggapannya pada

kehidupan sehari-hari. Selain itu, akan terjadi kehilangan daya tahan

terhadap infeksi dan akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik

dan struktural yang disebut penyakit degeneratif (hipertensi,

aterosklerosis, diabetes melitus dan kanker) (Sudoyo, 2014).

2.1.6 Penyakit yang lazim pada lanjut usia

Menurut nugroho (2012), ada empat penyakit yang

sangat erat hubungannya dengan proses menua, antara lain :

12
a) Gangguan sirkulasi darah, misalnya hipertensi, kelainan

pembulu darah, gangguan pembulu darah diotak (koroner),

ginjal, dan lain-lain.

b) Gangguan metabolisme hormonal, misalnya diabetes melitus,

klimakterium dan ketidakseimbangan tiroid

c) Gangguan pada persendian, misalnya osteoatritis, gout artritis,

ataupun penyakit kolagen lainnya.

Menurut Sunaryo (2016), ada empat penyakit yang sangat

erat hubungannya dengan proses menua, yakni :

1. Penyakit sistem paru dan kardiovaskular misalnya penyakit paru-

paru yang meliputi pneumonia, TB paru, payah jantung kronik

dan penyakit vaskular.

2. Penyakit jantung dan pembuluh darah

Pada lanjut usia jantung mengecil, menurunnya rongga bilik kiri

diakibatkan semakin berkurangnya aktivitas, menurunnya ukuran

sel-sel jantung sehingga mengakibatkan menurunnya kekuatan

otot-otot jantung. Adapun penyakit yang sering diderita lansia

antara lain penyakit jantung koroner dan hipertensi.

3. Penyakit sistem pencernaan makanan

Pada lansia penyakit sistem pencernaan makanan meliputi gastritis

karena pada lansia, produksi saliva menurun sehingga akan

mempengaruhi proses perubahan kompleks karbohidrat menjadi

disakarida.

13
4. Penyakit sistem urogenital

Terjadinya peradangan pada saluran urogenital terutama dijumpai

pada wanita lansia. Peradangan kandung kemih sampai

peradangan ginjal terjadi akibat sisa air seni dalam vesica urinaria,

berkurangnya tonus otot kandung kemih dan adanya tumor yang

menyumbat saluran kemih. Pada laki-laki yang berumur lebih dari

50 tahun, sisa air seni dalam kandung kemih dapat terjadi oleh

karena pembesaran kelenjar prostat.

5. Penyakit gangguan endokrin/metabolik meliputi kemunduran

fungsi kelenjar tiroid, diabetes mellitus dan osteoporosis.

Akibatnya terjadi degenerasi pembuluh darah dengan komplikasi

pembuluh darah koroner. Perubahan pembuluh darah otak

berakibat terjadinya penyakit serebrovaskuler. Perubahan ini dapat

menyebabkan stroke yang bisa mengakibatkan kelumpuhan

separoh badan.

6. Penyakit pada persendian dan tulang

Hampir 80% lansia yang berumur di atas 50 tahun mempunyai

keluhan pada sendi-sendinya misalnya linu-linu, pegal dan nyeri.

7. Penyakit karena keganasan/kanker

Sampai saat ini penyebab penyakit kanker belum diketahui

dengan pasti. Makin tua seseorang makin mudah dihinggapi

kanker. Pada wanita sering terserang kanker rahim, mammae, dan

saluran pencernaan. Penyakit ini biasanya terjadi mulai usia 50

14
tahun. Pada laki-laki sering terjadi kanker paru, saluran

pencernaan, dan kelenjar prostat.

8. Gangguan pengaturan suhu tubuh

Tubuh manusia mempunyai sistem homeostatis dalam

mempertahankan suhu tubuh. Pada lansia terjadi penurunan

efisiensi pengaturan suhu tubuh dan berkurangnya kemampuan

menyesuaikan dengan perubahan suhu tubuh.

2.2 Konsep Dasar Dukungan Sosial

2.2.1 Pengertian

Menurut cohen & Hoberman (1983) Dukungan sosial

mengacu pada berbagai sumber daya yang disediakan oleh hubungan

antar pribadi seseorang. Dukungan sosial memiliki efek yang positif

pada kesehatan, yang mungkin terlihat bahkan ketika tidak berada

dibawah tekanan yang besar.

2.2.2 Bentuk-bentuk dukungan sosial

Menurut cohen & Hoberman (1983) bentuk-bentuk

Dukungan sosial yaitu:

a. Dukungan Penilaian

Yaitu adanya bantuan yang berupa nasihat yang berkaitan dengan

pemecahan suatu masalah untuk membantu mengurangi stres.

b. Dukungan Nyata

Yaitu bantuan yang nyata yang berupa tindakan atau bantuan fisik

dalam menyelesaikan tugas.

c. Dukungan Harga Diri

15
Yaitu dukungan yang diberikan oleh orang lain terhadap perasaan

kompeten atau harga diri individu/perasaan seseorang sebagai

bagian dari sebuah kelompok dimana anggotanya memiliki

dukungan yang berkaitan dengan harga diri seseorang.

d. Dukungan Milik

Yaitu menunjukan perasaan diterima menjadi bagian dari suatu

kelompok dan rasa kebersamaan.

2.3 Konsep Dasar Pensiun

2.3.1 Pengertian

Parnes dan Nessel ( Corsini,1987) mengatakan bahwa

pensiun adalah suatu kondisi dimana individu tersebut telah

berhenti bekerja pada suatu pekerjaan yang bisa dilakukan.

Batasan yang lebih jelas dan lengkap oleh cornisi (1987)

mengatakan bahwa pensiun adalah proses pemisahan seorang

individu dari pekerjaannya, dimana dalam menjalankan perannya

seseorang di gaji. Dengan kata lain masa pensiun mempengaruhi

aktivitas seseorang, dari situasi kerja ke situasi diluar pekerjaan.

Di indonesia seseorang dapat dikatakan memasuki masa

pensiun antara lain :

a) Sekurang-kurangnya mencapai 50 tahun.

b) Telah diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai negeri

sipil.

c) Memiliki masa kerja untuk pensiun ± 20 tahun.

16
Pada umumnya usia pensiun di indonesia berkisar antara

usia 55 tahun, sedangkan dinegara barat usia pensiun

adalah 65 tahun. Pada usia 65 tahun, secara psikologi

perkembangan seseorang memasuki usia manula atau

dewasa akhir.

Keadaan ini cukup berlainan dengan situasi di indonesia

dimana seseorang sudah termasuk pensiun pada tahapan

dewasa menengah. Masa dewasa menengah ini masih dapat

dikatakan cukup produktif.

2.3.2 Fase Penyesuaian Diri Pada Masa Pensiun

Penyesuaian diri pada masa pensiun merupakan saat yang

sulit, dan untuk mengetahui bagaimana penyesuaian seseorang

ketika memasukimasa pensiun, Robert Atchley (1983)

mengemukakan tiga fase antara lain:

a. Fase Pra Pensiun

Fase ini dimulai pada saat seorang tersebut pertama kali

mendapat pekerjaan dan masa ini berakhir ketika orang

tersebut mulai mendekati masa pensiun.

b. Fase Pensiun

Fase ini adalah perasaan gembira karena terbebas dari

pekerjaan dan rutinitas. Biasanya orang mulai mencari

kegiatan pengganti lain seperti mengembangkan hobi. Lamanya

fase ini tergantung pada kemampuan seseorang. Orang yang

selama masa kegiatan aktifnya bekerja dan gaya hidupnya

17
tidak bertumpuh pada pekerjaan biasanya akan mampu

menyesuaikan diri dan mengembangkan kegiatan lain yang

menyenangkan. Setelah fase ini maka pensiun mulai merasa

depresi, merasa kosong. Ada juga yang merasa kehilangan baik

itu kehilangan kekuasaan, martabat, penghasilan.

c. Fase Pasca Masa Pensiun

Fase ini yang ditandai dengan penyakit yang mulai

menggerogoti seseorang, ketidakmampuan dalam mengurus diri

sendiri dan keuangan yang sangat merosot. Peran saat seorang

pensiun digantikan dengan peran orang sakit yang

membutuhkan orang lain untuk tempat bergantung.

2.3.3 Perubahan-Perubahan Akibat Pensiun

Menurut Tumer dan helms (1982) ada beberapa hal yang

mengalami perubahan dan menuntut penyesuaian diri yang baik

ketika menghadapimasa pensiun anatara lain :

a) Masalah keuangan

Pendapat keluarga akan menurun drastis, hal ini akan

mempengaruhi kegiatan rumah tangga. Masa ini akan lebih

sulit jika masih ada anak-anak yang harus dibiayai.

b) Berkurangnya harga diri

Mengemukakan bahwa harga diri seseorang biasanya

dipengaruhi oleh pensiunnya mereka dari pekerjaan. Untuk

mempertahankan harga dirinya, harus ada aktivitas pengganti

untuk meraih kembali keberadaan dirinya.

18
c) Berkurangnya kontak sosial yang berorientasi

Kontak dengan orang lain membuat pekerjaan semakin

menarik. Selain dari kontak sosial, seseorang juga

membutuhkan dukungan dari orang lain berupa perasaan ingin

dinilai, dihargai dan merasa penting.

d) Hilangnya makna suatu tugas

Pekerjaan yang dikerjakan seseorang mungkin sangat bearti

bagi dirinya. Dan hal initidak bisa dikerjakan saat seseorang

itu mulai memasuki masa pensiun.

e) Hilangnya rutinitas

Pada waktu bekerja, seseorang bekerja hampir 8 jam kerja.

Tidak semua prang menikmati jam kerja yang panjang seperti

ini, tapi disadari kegiatan panjang selama ini memberikan rasa

aman, dan pengertian bahwa kita ternayata berguna. Ketika

menghadapimasa pensiun, waktu ini hilang, orang mulai

merasakan diri tidak produktif lagi ( Longhurst,Michael,2001).

2.3.4 Faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri

a. Kondisi fisik yang mencakup faktor heresitas, fungsi sistem syaraf,

kelenjar dan otot, kesehatan dan penyakit. Kondisi fisik yang sehat

dan normal dapat mempermudah individu dalam menyesuaikan

diri. Individu yang memiliki kondisi fisik yang sehat dan normal

mampu berfikir dan berperilaku secara sehat dan normal,

sebaliknya kondisi fisik yang abnormal dan tidak sehat akan

menghambat aktifitas individu dalam usaha penyesuaian diri.

19
b. Perkembangan dan kematangan intelektual, sosial, moral, dan

emosional. Individu yang mengalami perkembangan dan

kematangan psikis akan mudah untuk mnyesuaikan diri karna

individu dapat menggunakan logika, moral, sosial dan emosinya

untuk mngontrol perilakunya. Kematangan sosial akan membuat

individu mampu untuk menjalin hubungan interpersonal dan

melakukan interaksi melalui komunikasi interpersonal. Tujuan

individu melakukan komunikasi dengan orang lain adalah untuk

saling berbagi informasi, pengalaman maupun perasaan sehingga

individu yang bersangkutan dapat memperoleh informasi tentang

lingkungannya. Individu yang sudah matang secara emosi akan

mampu mengontrol dan mengekpresikan emosi dengan cara-cara

yang dapat diterima dengan lingkungannya.

c. Faktor psikologisyang mencakup pengalaman, belajar,

pengkondisian, pengarahan diri, frustasi dan konflik. Tidak semua

pengalaman memiliki arti penting yang sama bagi penyesuaian diri

individu. Ada pengalaman yang memberi pengaruh besar bagi

penyesuaian diri individu. Pengkondisian dan hasil belajar akan

memudahkan individu untuk menyesuaikan diri karena individu

telah terbiasa dengan lingkungan yang dihadapi sekarang. Konflik

maupun frustasi akan membuat sumber daya psikis dan fisik

terbuang percuma, menurunkan harga diri,dan membuat individu

merasa kecil dan tidak berdaya.

20
d. Budaya termasuk agama yaitu penyesuaian diri dipengaruhi oleh

nilai,standar,tradisi dan ritual yang terdapat dilingkungannya

budaya termasuk didalamnya agama dan keyakinan berfungsi

sebagi pengontrol individu dalam berprilaku.

e. Kondisi lingkungan meliputi lingkungan rumah, keluarga dan

lingkungan sekitarnya. Lingkungan sekitar dapat membatasi

perilaku individu. Namun lingkungan juga akan dapat

menimbulkan perilaku tertentu, dan menentukan bagaimana

individu bertindak. Lingkungan keluarga memegang peranan

penting karena keluarga adalah kelompok sosial terkecil dimana

individu bagian intergral darinya

( Schneider,1964).

21
2.4. Kerangka Teori

Bagan 2.1
Kerangka Teori

Faktor-faktor yang mempengaruhi

 Kondisi fisik : fisik yang sehat dan


normal dapat mempermudah
individu dalam menyesuaikan diri
(Tipe lansia : Lansia sehat,aktif,
mandiri, produktif).
 Perkembangan dan kematangan
intelektual, sosia, moral dan emosi.
 Budaya termasuk agama yaitu Post power
penyesuaian diri dipengaruhi oleh syndrome/
nilai, standar,tradisi yang terdapat
Penyesuaian diri.
dilingkungan.
 Kondisi lingkungan meliputi
lingkungan rumah,keluarga dan
lingkungan sekitarnya.
Lingkungan sekitar dapat
membatasi perilaku individu,
lingkungan keluarga memegang
peran penting karena keluarga
kelompok sosial terkecil.
(Dukungan sosial : dukungan
penilaian,nyata,harga diri,milik).

Sumber :schneider, A.A.(1964). Personal Adjustment and Mental

Health

22

Anda mungkin juga menyukai