PENDAHULUAN
1
2
seluler, sintesis protein, keracunan oksigen, sistem imun & teori menua akibat
metabolisme.
Penuaan secara psikososial pada lanjut usia memiliki permasalahan
yang menarik yaitu kurangnya kemampuan dalam beradaptasi secara
psikologis terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya seperti masalah
kesehatan jiwa. Masalah kesehatan jiwa yang sering muncul pada lansia
adalah dimensia dan gangguan proses piker seperti depresi (Nugroho, 2012).
Proses berfikir lansia berada pada fase integritas, namun jika
perkembangan tersebut tidak tercapai maka akan muncul masalah
keputusasaan (Santrock, 2013). Perubahan kehidupan tersebut diantaranya
pensiun, kematian pasangan, kebutuhan merawat pasangan, dan penyakit atau
ketidakmampuan fisik. Stressor yang tinggi dan peristiwa-peristiwa
kehidupan yang tidak menyenangkan menimbulkan masalah mental dan
psikososial lansia salah satunya depresi (Hawari, 2013).
World Health Organization (WHO) pada tahun 2017 mencatat
prevalensi keseluruhan gangguan depresi di kalangan lansia bervariasi antara
10 % hingga 20 % yaitu sekitar 7 hingga 29 juta. Depresi merupakan salah
satu gangguan mental yang banyak dijumpai pada lansia akibat proses
penuaan. Prevalensi depresi pada lansia di dunia berkisar 8-15 %. Hasil
analisis dari berbagai negara di dunia diperoleh prevalensi rata-rata depresi
pada lansia adalah 13,5 % dengan perbandingan perempuan dan pria adalah
14,1: 8,6. Sementara prevalensi depresi pada lansia yang menjalani perawatan
di RS dan panti jompo sebesar 30 % - 45 %.
Prevalensi depresi di Indonesia berdasarkan Pusat Informasi
Penyakit Tidak Menular, lansia yang mengalami depresi sebesar 11,6%
(Kemenkes, 2017). Hasil laporan Riset Kesehatan Dasar 2018, menyebutkan
bahwa prevalensi lansia berusia 55-64 tahun yang mengalami depresi sebesar
15,9%, lansia usia 65-74 tahun sebesar 23,2%, dan lansia usia diatas 75
tahunsebesar 33,7% (Kemenkes, 2018)
Prevalensi lansia di Jambi yang mengalami depresi/gangguan mental
berjumlah 12%. Prevalensi depresi pada lansia usia 55-64 tahun sebesar
4
14,2%, pada lansia usia 65-74 tahunsebesar 18,0%, lansia usia > 75 tahun
sebesar 28,7% (DinKes Provinsi Jambi, 2019).
Berikut data dari Dinas Kesehatan Kota Jambi Tahun 2018 jumlah
lansia dengan gangguan mental di 20 Puskesmas Kota Jambi adalah sebagai
berikut :
Tabel 1.2 : Jumlah Lansia Yang Mengalami Gangguan Mental
Berdasarkan 20 Wilayah Kerja Puskesmas Kota Jambi
No Nama Puskesmas Jumlah
1 Aur Duri 10
2 Simpang IV Sipin 495
3 Tanjung Pinang 1
4 Talang Banjar 12
5 Pakuan Baru 90
6 Kebun Kopi 1
7 Olak Kemang 24
8 Tahtul Yaman 0
9 Koni 0
10 Paal V 48
11 Paal X 0
12 Simpang Kawat 33
13 Kebun Handil 94
14 Putri Ayu 11
15 Talang Bakung 2
16 Payo Selincah 0
17 Pal Merah I 7
18 Pal Merah II 13
19 Kenali Besar 0
20 Rawasari 39
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Jambi, 2019
Berdasarkan tabel 1.2 data dari Dinas Kesehatan Kota Jambi pada
tahun 2018 dari 20 puskesmas yang ada di Kota Jambi, Puskesmas Simpang
IV Sipin dengan jumlah lansia gangguan mental terbanyak yaitu 495 lansia.
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang
berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk
perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi,
anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri
(Kaplan, 2010). Depresi berdampak sangat buruk pada seseorang diantaranya
penyakit jantung, hipertensi, stroke, kerusakan otak bahkan menimbulkan
5
adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan
perasaan tidak pasti dan tidak berdaya dengan keadaan emosi yang tidak
memiliki objek (Stuart, 2013).
Kecemasan diklasifikasikan menjadi 4 yaitu cemas ringan, sedang,
berat, panik (Videbeck, 2012). Adanya kecemasan menyebabkan kesulitan
mulai tidur, masuk tidur memerlukan waktu lebih dari 60 menit, timbulnya
mimpi yang menakutkan dan mengalami kesukaran bangun pagi hari, bangun
dipagi hari merasa kurang segar (Nugroho, 2012).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sohat (2017) didapatkan
hasil bahwa kurang dari setengah lansia mengalami cemas ringan, Lebih dari
setengah lansia mengalami insomnia dan terdapat hubungan antara tingkat
kecemasan dengan insomnia di BPLU “Senja Cerah” Manado dengan nilai p-
value 0,003. Penelitian juga dilakukan oleh Sincihu (2018) didapatkan hasil
tabulasi silang menunjukkan bahwa 48% subjek tanpa kegelisahan dapat
terjadi gangguan insomnia dan adanya kecemasan (derajat ringan, sedang dan
berat) pada Lansia dapat menyebabkan insomnia pada 83,3-100% responden.
Uji analisis Rank Spearman Test menunjukkan terdapat hubungan yang
sangat kuat antara kecemasan dengan kejadian insomnia pada lansia (Sig
0,000; koefisien korelasi 0,535).
Berdasarkan survey awal yang dilakukan pada 10 lansia di
Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi dengan tekhnik wawancara, didapatkan
bahwa 8 dari 10 lansia mengatakan mengalami kesulitan tidur dimalam hari,
serta ada beberapa lansia yang mengatakan rata rata- mengalami kecemasan
serta sedih dan dari 10 lansia tersebut kadang merasa berkecil hati terhadap
masa depan
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Hubungan depresi dan kecemasan dengan insomnia
pada lansia di Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi Tahun 2019”.
7