BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(WHO) batas tekanan darah yang dianggap normal adalah kurang dari 130/85
mmHg. Bila tekanan sudah lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan hipertensi.
Penyakit yang lebih dikenal sebagai tekanan darah tinggi ini merupakan
faktor risiko utama dari perkembangan penyakit jantung dan stroke. Penyakit
hipertensi juga disebut sebagai the silent killer karena tidak terdapat tanda-
tanda atau gejala yang dapat dilihat dari luar. Perkembangan hipertensi
(Dalimartha, 2008)
terkontrol akan menimbulkan komplikasi pada organ lain. Smeltzer dan Bare
gagal ginjal, serangan jantung , dan infark miokard. Stroke 51% dan penyakit
2017)
negara maju hanya 35%, kawasan Afrika memegang posisi puncak penderita
hipertensi, yaitu sebesar 40%. Kawasan Amerika sebesar 35% dan Asia
Tenggara 36%. Kawasan Asia Penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang
setiap tahunnya. Hal ini menandakan satu dari tiga orang menderita
proporsi riwayat minum obat dan alasan tidak minum obat pada penduduk
Hipertensi berdasarkan diagnosis dokter yaitu rutin minum obat 54,4%, tidak
rutin minum obat 32,3%, tidak meminum obat 13,3%. Alasan masyarakat
tidak rutin dan tidak meminum obat yaitu merasa sudah sehat 59,8%, tidak
rutin ke puskesmas 31,3%, minum obat tradisional 14,5%, sering lupa 11,5%,
tidak mampu beli obat rutin 8,1%, tidak tahan efek samping obat 4,5%, obat
merupakan salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) dengan prevalensi dan
3
Bengkulu sebanyak 15.311 orang dan kasus baru hipertensi sebanyak 6.052
kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif
yaitu kegiatan prolanis diikuti oleh 28 peserta yang terdiri dari 11 penderita
hipertensi, 12 penderita DM tipe II, dan 5 penderita hipertensi dan DM tipe II.
Jum’at pagi. Wawancara awal dengan tiga orang penderita hipertensi setelah
obat tradisional seperti rebusan daun salam dan seduhan ketumbar yang
dipercaya dapat menurunkan tekanan darah. Maka dari hasil tersebut, kita
Sukamerindu, 2018).
dilakukan antara lain kombinasi obat-obat dan modifikasi gaya hidup, seperti
darah seseorang. Hal ini dibuktikan oleh penelitian Ulfa (2017) tentang
B. Rumusan Masalah
penelitian ini apakah ada perbedaan pengetahuan dan sikap peserta program
C. Batasan Masalah
kesehatan dan media promosi kesahatan seperti leaflet dan slide sebagai
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
pemberian edukasi
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
masyarakat.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
b. Bagi Universitas
F. Keaslian Penelitian
populasi, rancangan penelitian, dan teknik analisis data.( Oktavia Nova. 2015)
Peneliti dan
No Hasil Persamaan Perbedaan
Judul
Manajemen kontrol. Pendidikan kuantitatif quasi
Hipertensi kesehatan menggunakan experimen dengan
Pada media poster lebih efektif desain pre test and
Penderita meningkatkan pengetahuan post test non
Hipertensi manajemen hipertensi equivalent control
(Ulya,Z., dibandingkan dengan tidak group.
Asep, I., & menggunkan poster.
Fajar, 2017)
2 Perbedaan Terdapat perbedaan Sama-sama Perbedaan dengan
pengetahuan, pengetahuan, sikap dan menggunakan penelitian
sikap dan perilaku ebelum dan variabel sebelumnya yaitu
perilaku sesudah pendidikan pengetahuan, lokasi penelitian
sebelum dan kesehatan pada sikap dan dan jenis
sesudah penderita hipertensi pendidikan pendidikan
pendidikan mengenai stroke di kesehatan serta kesehatannya.
kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas metode Penelitian
tentang stroke Pasar penelitian terdahulu
pada Ambon Kecamatan Teluk Quassy menggunakan
Penderita Betung Selatan Eksperimenal pendidikan
hipertensi di dengan design kesehatan tentang
puskesmas One group pre stroke sedangkan
pasar ambon test-post test penelitian yang
(Iqbal, Fuad akan diteliti dengan
Elka Putra, pendidikan
2017) kesehatan ttg HT.
Pengaruh Pengetahuan sebelum Sama-sama Lokasi penelitian,
Pendidikan diberikan penyuluhan menggunakan penelian terdahulu
Kesehatan kepada 15 responden desain one tidak meneliti sikap
Hipertensi termasuk kategori cukup group pre-test responden,
Terhadap (66,7%) setelah diberikan post-test design.
Pengetahuan penyuluhan meningkat Metode
Lansia Di menjadi baik (80%) ceramah. Serta
Posyandu sama-sama
Lansia variabel
3 Kelurahan pengetahuan
Manisrenggo
(Wardani,
Ratna et al.,
Journal of
Community
Engagement
in Health,
Vol 1, No 2,
2018)
4 Pengaruh Pengetahuan penderita Persamaan Perbedaan dengan
Pengetahuan hipertensi tentang dengan penelitian terdahulu
Dan Sikap hipertensi terhadap penelitian yang yaitu lokasi
Penderita keaktifan dalam kegiatan akan diteliti penelitian dan
Hipertensi Prolanis memiliki yaitu sama- variabel keaktifan
Tentang pengetahuan dengan sama dalam kegiatan
Hipertensi kategori baik sebesar 16 menggunakan prolanis.
Terhadap orang (21,3%), cukup variabel
Keaktifan sebesar 21 orang (28,0%) pengetahuan
Dalam dan kurang 38 orang dan sikap
Kegiatan (50,7%). Sikap penderita penderita
10
Peneliti dan
No Hasil Persamaan Perbedaan
Judul
Prolanis Di hipertensi yang paling hipertensi.
Puskesmas banyak berada pada Metode
Berastagi kategori baik yaitu dari 49 penelitain
Kabupaten orang (65,3%) dan buruk Quassy
Karo Tahun 26 orang (34,7%). Eksperimental
2017 dengan design
(Ginting, Jois Terdapat hubungan yang One group pre
Fransiska bermakna antara test-post test
2017) pengetahuan penderita
hipertensi tentang
hipertensi terhadap
keaktifan dalam kegiatan
Prolanis dengan p
value = 0,027
5 Pengetahuan, Tingkat pengetahuan dan Sama-sama Menggunakan
sikap dan sikap penderita hipertensi menggunakan metode penelitian
perilaku primer tentang hipertensi variabel deskriptif dengan
penerita di Rumah Sakit Immanuel pengetahuan rancangan cross
hipertensi Bandng cukup. Sedangkan dan sikap sectional dan
primer tingkat perilaku penderita tentang teknik pengambilan
terhadap hipertensi masih kurang. hipertensi. data dengan
hipertensi wawancara
(Kleib, Havez langsung. Sampel
2012) penelitian yaitu
pasien hipertensi di
rawat inap.
6 Hubungan Tingkat pengetahuan Sama- sama Berbeda lokasi
tingkat responden tentang menggunakan penelitian,
pengetahuan hipertensi berada pada variabel penelitian Fyince
dan sikap kategori baik yaitu 67,9%. pengetahuan menggunakan
pasien Sikap responden pada dan sikap pendekatan cross
hipertensi kategori cukup yaitu penderita sectional. Bukan
dengan upaya 53,6%. Upaya pengen- hipertensi penelitian pretest
pengendalian dalian hipertensi pada post test. teknik
hipertensi di kategori cukup yaitu sampel dengan
UPTD 64,3%. Dukungan keluarga Simple Random
Puskesmas dan tenaga kesehatan Sampling.
kecamatan dalamkategori baik yaitu
Gunungsiroli 58,9%
Selatan kota
Gunungsitoli
tahun 2017
(Daeli, Fynce
Sonifati
2017)
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Edukasi Kesehatan
(Notoadmodjo, 2018).
lain, serta
ditetapkan.
a. Dimensi sasaran
1) Promosi kesehatan
4) Pembatasan kecacatan
5) Rehabilitasi
aktif berperan serta dalam upaya kesehatan. Menurut Ali (2010) Tujuan
5. Metode
1) Ceramah umum.
dibantu penyelesaiannya
mengubah perilaku
2) Interview (wawancara).
perubahan
1) Kelompok besar
menengah keatas.
2) Kelompok kecil
kesimpulannya
6. Media
ini dibagi menjadi 3 yaitu: cetak, elektronik, media papan (bill board).
tersebut.
dengan kesehatan.
cermat, dll.
20
pesan/informasi kesehatan.
kesehatan.
Media dalam penelitian ini yaitu media slide dan leaflet. Dimana
orang, tidak perlu listrik, biaya tidak tinggi, dapat mengungkit rasa
B. Perilaku Kesehatan
kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial
keadaan sempurna baik fisik, mental, maupun sosial, dan tidak hanya bebas
spiritual, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti
memasuki usia kerja, anak dan remaja, atau bagi yang sudah tidak bekerja
(pensiun) atau usila (usia lanjut) berlaku produktif secara sosial, yakni
mempunyai kegiatan.
Perilaku tersebut dibagi lagi dalam tiga domain yaitu kognitif, afektif dan
dalam Kholid (2014), proses belajar ada tiga unsur pokok yang saling
Sikap
Perilaku
Perubahan perilaku
C. Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
2. Tingkat Pengetahuan
23
telah diterima.
real (sebenarnya).
objek.
a. Cara Tradisional
1) Cara Coba Salah (Trial and Error) Cara ini telah dipakai oleh
masa lalu.
khusus.
b. Cara Modern
ilmiah.
seseorang, yaitu :
a. Pendidikan
orang lain agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri
b. Pekerjaan
langsung.
26
c. Umur
d. Minat
e. Pengalaman
g. Informasi
responden sendiri.
D. Sikap
1. Definisi Sikap
terhadap objek.
2. Tingkatan Sikap
tingkatan, yakni :
a. Menerima (receiving)
b. Merespons (responding)
c. Menghargai (valuing)
3. Pengukuran Sikap
yakni :
a. Wawancara
b. Angket
E. Penyakit Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat. Oleh karena itu,
120/80 mmHg dan 139/89 mmHg diebut pra-hipertensi dan tekanan darah
32
lebih dari 140/90 mmHg sudah dianggap tinggi dan disebut hpertensi.
Penyakit yang lebih dikenal sebagai tekanan darah tinggi ini merupakan
hipertensi juga disebut sebagai “ the silent diseases ” karena tidak terdapat
2. Patofisiologi
gejala setelah terjadi komplikasi pada organ sasaran seperti pada ginjal,
terdiri dari sebuah pompa, sebuah pengukur tekanan dan seuah manset dari
karet. Alat ini mengukur tekanan darah dalam unit yang disebut milimeter
air raksa (mmHg). Manset ditaruh mengelilingi lengan atas dan dipompa
lebih tinggi dari jantung dan tekanan dari manset pada lengan dilepaskan
bagian depan dari sikut. Tekanan pada bagian dimana dokter mendengar
denyutan pertama kali dari pembuluh darah disebut tekanan sistolik (angka
yang di atas). Ketika tekanan maset berkurang lebih jauh, tekanan pada
bawah)
34
seseorang untuk dapat disebut hipertensi. Namun, ada acuan umum yang
hipertensi berikut
a. Berdasarkan Penyebab
hipertensi.
1) Hipertensi Pulmonal
pada usia muda dan usia pertengahan, lebih sering didapatkan pada
sekitar 2-3 kasus per 1 juta penduduk, dengan mean survival sampai
karena kehamilan.
pembuluh darah, ada yang mengatakan karena faktor diet, tetapi ada
sebagainya
tekanan darah.
5. Komplikasi Hipertensi
sel ginjal akan lebih cepat rusak. Tes-tes darah dan air seni berguna
pada ginjal. Kalau kerusakan ini terus menerus terjadi dan tidak
6. Penyebab Hipertensi
suatu keadaan yang sangat jarang terjadi. Keadaan ini sebagai akibat
kelenjar adrenal.
darah rutin.
lansia.
orang berkulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih rendah dan
hipertensi.
tekanan darah.
dari hipertensi.
o. Kafein. Kadungan kafein slain tidak baik pada tekanan darah dalam
seperti tidak bisa tidur., jantung berdebar-debar, sesak napas, dan lain
memunculkan hipertensi.
7. Pencegahan Hipertensi
dengan pencegahan penyakit umum yaitu adanya pola makan sehat dan
perhari.
darah.
menyeluruh
2) Tidur yang cukup setiap hari, antara 6-8 jam. Kondisi tubuh yang
besar tidak langsung emosi tinggi dan stres yang memicu naiknya
tekanan darah
8. Pengobatan Hipertensi
a. Pengobatan Tradisional
tongkat ali, kumis kucing, atau daun sendok, lidah buaya, pegagan
pengobatan tradisional ini relatif aman dan hampir tidak memiliki efek
samping negatif.
b. Pengobatan Modern
obat kimia yang ditangani dan diawasi oleh dokter setelah pasien
hanya dimengerti oleh dokter. Berikut jenis obat kimia untuk penderita
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Sasaran
4. Program
pengelola tersebut.
48
G. Kerangka Teori
penentu perilaku :
seseorang. Namun faktor demografi ini tidak ada didalam daftar faktor
predisposisi karena faktor demografi tidak bisa dengan mudah dan secara
b. Kepercayaan
c. Nilai-nilai
benar atau salah, dimensi baik dan buruk dapat dilihat dari perilaku
khusus.
d. Sikap
Oleh karena itu sikap dinilai positif atau negatif. Sikap berbeda
dengan nilai. Menurut Rokeach nilai lebih dalam posisinya dan tidak
konsekuensi fisik, contoh perasaan sehat atau sakit. Selain itu faktor
mendemonstrasikan perilaku.
Faktor pemudah
(predisposing)
Pengetahuan
Sikap
Kepercayaan
Nilai
keyakinan
Perubahan
perilaku dan
gaya hidup
HEALTH
PROGRAM Faktor pemungkin
(enabling)
Educational Ketersediaan sumber daya
Strategy kesehatan
Keterjangkauan sumber
Policy Regulation daya kesehatan, komitmen
Organization masyarakat pemerintah dan
pengambil kebijakan untuk SEHAT
meningkatkan
keterampilan tenaga
kesehatan
Faktor penguat
(reinforcing)
Keluarga
Rekan kerja/kerabat Lingkungan
kesehatan )
Tokoh masyarakat
Pengambil kebijakan
52
H. Kerangka Konsep
I. Hipotesis
Bengkulu
BAB III
METODE PENELITIAN
Design. Dalam desain penelitian ini, sampel akan diberi pre-test terlebih
dahulu, setelah itu diberi perlakuan yaitu edukasi kesehatan, dan setelah
X
O1 treatmen yang O2
NILAI PRE-TEST diberikan NILAI POST-TEST
edukasi kesehatan
1. Populasi
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
orang
a. Kriteria Sampel
(Hidayat, 2010)
N Hasil
Variabel Definisi Alat ukur Kategori Skala
o ukur
Tindakan
penyuluhan Ceramah/
mengenai Penyuluhan
Edukasi
hipertensi, tanda, dengan
kesehatan
1 faktor risiko, media cetak Kategorik
(Variabel
komplikasi, yaitu slide
Independen)
pencegahan dan dan leaflet
pengobatan (responden)
hipertensi
2 Pengetahuan Penilaian Kuesioner Benar : 1 Numerik Nominal
(Variabel pengetahuan dengan Salah : 0
Dependen) masyarakat pertanyaan Baik
mengenai 10 soal ≥75% dr
hipertensi yang pengetahuan skor
meliputi tanda, Cukup
56
N Hasil
Variabel Definisi Alat ukur Kategori Skala
o ukur
faktor risiko,
komplikasi,
40-75%
pencegahan dan
Kurang
pengobatan
<40% dri
hipertensi. Yang
skor
dinilai sebelum
Arikunto
dan sesudah
(2006)
edukasi
kesehatan.
Setuju : 1
Tdk
setuju :
0
Respon tertutup
Sikap
penderita
Baik
hipertensi tentang
≥75% dr
hipertensi yang Kuesioner Nominal
Sikap skor
ditandai dengan dengan
3 (Variabel Sikap Numerik
setuju / tidak pernyataan Skala
Dependen) Cukup
setuju yang dinilai 10 poin Guttman
40-75%
sebelum dan
Sikap
sesudah eukasi
Kurang
kesehatan.
<40% dri
skor
Arikunto
(2006)
E. Prosedur Penelitian
consent
data.
1. Data Primer
2. Data Sekunder
G. Instrumen Penelitian
(Sugiyono, 2014)
1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Kategori responden
yang memiliki pengetahuan Baik ≥ 75% dari skor, pengetahuan cukup 40-
75% dan pengetahuan kurang <40% dari skor (Arikunto, 2006). Kuesioner
sikap terdiri dari 10 pernyataan dengan skala Guttman setuju dan tidak setuju.
Untuk jawaban responden yang setuju memiliki skor 1 sedangkan tidak setuju
memiliki skor 0. Kategori responden yang memiliki sikap baik ≥ 75% dari
skor, sikap cukup 40-75% dan sikap kurang <40% dari skor (Arikunto,
2006).
1. Analisis Univariat
59
dan dideskripsikan.
2. Analisis Bivariat
SPSS uji beda dua mean dependen (Paired Sample T Test). Menurut
hipertensi.
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum
1. Lokasi Penelitian
Bengkulu.
Sukamerindu yaitu senam yang dilaksanakan setiap jumat dan sabtu pagi
jam 07.00 WIB dilanjutkan cek kesehatan serta edukasi kelompok peserta
1. Karakteristik Responden
62
Dari Tabel 4.2 umur responden yaitu lansia awal (40-60 tahun)
dengan total 8 orang (50 %) dan lansia akhir ( lebih dari 60 tahun)
2. Pengetahuan Responden
sebagai berikut :
orang (81,3%).
3. Sikap Responden
Total 16 100,0
Sumber : kuesioner dan peserta prolanis Puskesmas Sukamerindu
Pengetahuan
Rata-rata SD SE P value N
responden
Pre test 6,88 2,029 0,507 0,000 16
Post test 8,94 1,181 0,295
Sumber : SPSS Paired Sample T-Test
Berdasarkan hasil uji Paired Sample T-Test pada Tabel 4.9 di atas,
tentang hipertensi menjadi 8,94 dengan standar deviasi 1,181. Hasil uji
statistik didapat nilai p = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Berdasarkan hasil uji Paired Sample T-Test pada Tabel 4.10 di atas,
menjadi 9,25 dengan standar deviasi 0,931. Hasil uji statistik didapat
nilai p = 0,001 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya
BAB V
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
responden terdiri dari lansia awal (40-60 tahun) dengan total 8 orang (50
%) dan lansia akhir ( lebih dari 60 tahun) sebanyak 8 orang (50 %).
pada lansia.
seperti Ibu Rumah Tangga, swasta, pensiunan serta ada yang tidak
bekerja lagi. Jumlah Pekerja informal yaitu 14 orang (87,5%) dan yang
informal disebabkan karena sudah tidak sanggup lagi bekerja dan faktor
usia.
69
SMP 4 orang (25 %) dan PT 5 orang (31,3 %). Salah satu faktor yang
orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai- nilai yang baru
orang (81,3%).
dan waktu minum obat. Setelah diberi edukasi (Post Test), tidak terdapat
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
71
lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima
tekanan darah hipertensi yang sebenarnya. Yang mereka tahu setelah cek
tinggi dan dianjurkan kurangi konsumsi makanan asin. Dari hasil ada
31,25%.
yang dapat diubah yaitu stress, obesitas, kurang makan buah dan sayur,
narkoba, konsumsi alkohol, konsumsi kafein (kopi dan teh), serta tidak
teratur minum obat. Faktor penyebab hipertensi yang tidak dapat diubah
yaitu jenis kelamin, umur, faktor genetik/ keturunan dan etnis. Pada pre
bahwa stress merupakan penyebab hipertensi yang sulit dan tidak dapat
25%.
tidur, mimisan, pusing atau migren sering ditemukan sebagai gejala klinis
baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ sasaran seperti
pada ginjal, mata, otak dan jantung (Dalimartha, 2008). Pada pre test
dokter. Pada soal nomor 6 pre test responden yang menjawab benar
73
seperti sakit kepala, berat di tengkuk dan saat tensi tinggi saja. Mereka
yang sudah berusia lanjut. Namun belakangan ini, hipertensi tidak hanya
hipertensi bahkan pada bayi dan anak-anak. Pada pre test responden yang
menjawab benar pada opsi kurang dari 40 tahun sampai usia lanjut
bahwa hipertensi hanya di derita oleh lansia saja 40-65 tahun. Setelah
stroke yang menjurus pada kerusakan otak atau saraf. Adanya gangguan
ginjal akan menjadi cepat rusak dan menjadi salah satu penyebab
payudara. Setelah diberikan edukasi, skor pada post test seluruh respoden
pencegahan penyakit umum yaitu adanya pola makan sehat dan pola
hidup sehat. Ada beberapa patokan pola makan sehat yang dapat
meningkatkan tekanan darah; Puasa secara rutin juga sangat baik untuk
menyeluruh; Tidur yang cukup setiap hari, antara 6-8 jam; Perbanyak
seperti berjalan aki, bersepeda, lari santai, berenang dan senam; Terapi
Mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga tiap ada persoalan besar tidak
langsung emosi tinggi dan stres yang memicu naiknya tekanan darah
maka akan lahir sikap yang positif yang nantinya kedua komponen ini
pengetahuan yang cukup untuk melaksanakan pola hidup sehat dan dapat
tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi
hipertensi sebelum diberikan edukasi (Pre Test) pada Tabel 4.7 responden
telah memiliki sikap yang cukup 6 orang (37,5%) dan sikap baik 10 orang
dan sikap cukup 1 orang (6,3 %). Sikap responden tentang hipertensi
baik. Dari kedua tabel diketahui adanya peningkaan sikap dan frekuensi
kategori responden.
Pada kuesioner pre test sikap, 9 responden (56,25%) tidak setuju pada
kendalikan berat badan serta kolestrol. Diet rendah garam ini dapat
bahwa kafein pada kopi atau teh dapat meningkatkan hipertensi dan
(2011) kandungan kafein selain tidak baik pada tekanan darah dalam
tidak baik seperti tidak bisa tidur, jantung berdebar-debar, sesak nafas dan
Penelitian ini didukung oleh penelitian Tarigan (2018) dengan uji Chi
Square diperoleh p < 0,05 hal ini ada pengaruh yang signifikan antara
yang ada.
mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam usaha
kesehatan
(Notoadmodjo,2010).
Berdasarkan hasil uji Paired Sample T-Test pada Tabel 4.9 Pengaruh
hipertensi menjadi 8,94 dengan standar deviasi 1,181. Hasil uji statistik
didapat nilai p = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang
masyarakat.
itu terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan kepatuhan diet
kurang akan berpeluang 6,738 kali tidak patuh dibandingkan sikap baik.
menjadi 9,25 dengan standar deviasi 0,931. Hasil uji statistik didapat
nilai p = 0,001 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya
BAB VI
A. Kesimpulan
disimpulkan :
dengan sikap cukup 6 orang (37,5%) dan sikap baik 10 orang (62,5%).
dapat dilihat dari kategori sikap responden memiliki sikap baik 15 orang
statistik didapat nilai p = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
kesehatan tentang hipertensi menjadi 9,25. Hasil uji statistik didapat nilai
84
p = 0,001 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BPJS Kesehatan. 2018. Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung (RPPB). BPJS
Kesehatan
Daeli, Fynce Sonifati. 2017. Skripsi Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap
Pasien Hipertensi dengan Upaya Pengendalian Hipertensi di UPTD
Puskesmas Kecamatan Gunung Sitoliselatan Kota Gunuungsitoli.
Sumatera Utara: Fakultas Kesehatan Masyarakata Universitas Sumatera
Utara
Dinas Kesehatan Kota Bengkulu. 2018. Data Penyakit tidak Menular Hipertensi
Kota Bengkulu
Fuad Iqbal Elka Putra. 2017. Perbedaan Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Sebelum dan Sesudah Pendidikan Kesehatan Tentang Stroke pada
Penderita Hipertensi di Puskesmas Pasar Ambon. Bandar Lampung :
Universitas Lampung Fakultas Kedokteran
Indriyani, Widian Nur. 2009. Deteksi Dini Kolesterol, Hipertensi Dan Stoke.
Yogyakarta: Milleston
87
Pinasti. 2018. Pengaruh Edukasi Home Pharmacy Care Terhadap Kualitas Hidup
Pasien Hipertensi Di Puskesmas. Yogyokarta: Jurnal Farmasi Sains
Dan Praktis Vol 4 Nomor 1 Tahun 2018
Sayed fazel et al. 2015. Knowledge Treatment Control and Risk Factor for
Hypertension Among Adult in Southern Iran. Hindawi International
Journal of Hypertension. 897-070
88
Ulfa, Zakiyatul, Asep Iskandar & FajarTri Asih. 2017. Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Dengan Media Poster Terhadap Pengetahuan Manajemen
Hipertensi Pada Penderita Lansia. Banyumas: jurnal keperawatan
soedirmasn vol 12 nomor 1 tahun 2017
Chenli Wang (2017) dalam risetnya menyatakan bahwa usia, tingkat pendidikan
manajemen kesehatan yang baik dan pengetahuan tentang kesehatan adalah faktor yang
terkait dengan kualitas hidup pada pasien dengan hipertensi yang berarti bahwa tingkat
kualitas hidupnya.
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/1256/PNLT1885.pdf?sequence=1
http://182.253.197.100/e-journal/index.php/ilmukeperawatan/article/view/66/105
http://www.ejournal.stikesnh.ac.id/index.php/jikd/article/view/515/395
http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/Y2NjYmFhNWU4ZjUxZjAx
NDE1ODkzNGRiMjFlNDY5MDQxNmMyZDdkZg==.pdf
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/2983/131000650.pdf?
sequence=1&isAllowed=y
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA_2016/1771_Bengkulu
_Kota_Bengkulu_2016.pdf
https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/06-PROLANIS.pdf