Anda di halaman 1dari 72

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang

Dalam UU No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan dijelaskan dalam pasal

3 yaitu pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai inverstasi bagi

pembangunan sumber daya manusia yang peroduktif secara sosial dan

ekonomis. Penyakit tidak menular maupun menular masih menjadi masalah

kesehatan bagi sosial dan ekonomis. Oleh karena itu pemerintah melakukan

upaya kesehatan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan

serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di

masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi

kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit tidak menular dan

menular, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi masyarakat, penyediaan

farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat adiktif dalam

makanan dan minum, pengamanan penggunaan narkotika, psikotropika, serta

bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.

Salah satunya jenis penyakitnya yaitu hipertensi, menurut Brunner dan

Sudarrth (2009), Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan systoe dan

diastole mengalami kenaikan yang mengalami batas normal (tekanaan

1
systole diatas 140 mmHg, di atas 90 mmHg). Definisi yang lain menurut

Joesoef hipertensi didefenisikan sebagai peningkatan tekanan arterial yang

berlangsung terus menerus. Tekanan darah tinggi pada orang dewasa sebagai

berikut menurut klasifikasi JNC (Joint National Committe on Detection,

Evaluation and Treatment of High Blood Pressure) sebagai tekanan yang

lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan dideskripsikan sesuai keparahannya,

mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal tinggi sampai hipertensi

maligna. Keadaan ini dikategorikan sebagai primer/esensial (hampir 90%

dari semula) atau sekunder, terjadi sebagai akibat dari kondisi patologi yang

dapat dikenal.

Hipertensi ini sering juga ada di keluarga maka dari itu Keluarga

mempunyai mempunyai peranan sangat penting dalam upaya peningkatan

kesehatan dan pengurangan resiko penyakit dalam masyarakat karena keluarga

merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Bila terdapat masalah satu anggota

keluarga akan menjadi satu unit keluarga. Karena ada hubungan yang kuat

antara keluarga dengan status anggota keluarganya. Peran keluarga sangat

penting dalam setiap aspek keperawatan kesehatan anggota keluarganya

untuk keluargalah yang berperan dalam menentukan cara asuhan yang

diperlukan oleh keluarga. Status sehat dan sakit para anggota keluarga dan

keluarga saling mempengaruhi (Friedman, 2009).

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan jumlah

penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk

2
yang bertambah pada 2025 mendatang diperkirakan sekitar 29% warga

dunia terkena hipertensi. WHO menyebutkan negara ekonomi berkembang

memiliki penderita hipertensi sebesar 40% sedangkan negara maju hanya

35%, kawasan Afrika memegang posisi puncak penderita hipertensi, yaitu

sebesar 40%. Kawasan Amerika sebesar 35% dan Asia Tenggara 36%.

Kawasan Asia penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya.

Hal ini menandakan satu dari tiga orang menderita hipertensi. Sedangkan di

Indonesia cukup tinggi, yakni mencapai 32% dari total jumlah penduduk

(Widiyani, 2013).

Dua pertiga diantaranya berada dinegara berkembang yang

berpenghasilan rendah-sedang salah satunya negara Indonesia, Kemenkes

(2013) menyatakan bahwa di Indonesia terjadi peningkatan prevalensi

hipertensi dari 7,6% tahun 2007 menjadi 9,5% pada tahun 2013. Di

Indonesia penyakit hipertensi dan komplikasinya merupakan peringkat kelima

dari sepuluh besar penyebab kematian tertinggi terhitung dari 41.590

kematian dari Januari sampai Desember 2014 (Balitbangkes, 2014).

Berdasarkan data dari Riskesdas (2013), bahwa Jawa Barat merupakan

provinsi dengan prevalensi hipertensi paling tinggi di Pulau Jawa (29,4%)

dengan proporsi faktor risiko hipertensi pada masyarakat Jawa Barat yang

menduduki peringkat atas dalam beberapa kategori. Peluang masyarakat di

Jawa Barat cukup besar untuk menderita hipertensi bila tidak dilakukan

pencegahan sejak dini. Prevalensi hipertensi berdasarkan terdiagnosis tenaga

3
kesehatan dan pengukuran terlihat meningkat dengan tambahnya umur.

Prevalensi pada perempuan cenderung lebih tinggi dari pada laki-laki, juga

masyarakat perkotaan cenderung lebih banyak dari pada masyarakt pedesaan.

Tabel 1.1

Distribusi frekuensi 20 penyakit tertinggi di Kota Sukabumi

NO NAMA PENYAKIT Jumlah Kasus

Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut tidak


1
spesifik 73455

2 Nasofaringitis Akuta (Common Cold) 42313

3 Hipertensi Primer (esensial) 41197

4 Diare dan Gastroenteritis 29689

5 Myalgia 28597

6 Demam yang tidak diketahui sebabnya 23643

7 Tukak Lambung 23234

8 Faringitis Akuta 19892

9 Diabetes Mellitus tidak spesifik 17348

10 Skabies 16975

11 Dermatitis lain, tidak spesifik (eksema) 15689

12 Migren dan sindrom nyeri kepala lainnya 15439

13 Gastroduodenitis tidak spesifik 15186

14 Gejala dan tanda umum lainnya 15149

15 Influenza 14776

4
16 Rematisme, tidak spesifik 14018

17 Konjungtivitis 11947

18 Penyakit Pulpa dan jaringan Periapikal 10485

19 Dermatitis kontak 10405

20 Tonsilitis Akuta 9346

Jumlah 448783

Sumber : Data Profil Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Tahun 2018

Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa hipertensi merupakan

termasuk penyakit ke tiga tertinggi di sukabumi yang berarti bahwa penyakit

tidak menular yang satu ini perlu menjadi perhatian lebih dikota sukabumi

karena hipertensi sudah menjadi maslah kesehatan masyarakat (public hearth

problem) dan akan menjadi masalah yang lebih besar jika tidak ditanggulangi

sejak dini.

Dari data yang di dapat dari Dinas Kesehatan Kota Sukabumi,

hipertensi menjadi salah satu penyakit tidak menular yang masuk ke dalam

10 penyakit tertinggi. Pada tahun 2018, adapun salah satu puskesmas

dengan angka kasus hipertensi yang masih tinggi yaitu di Puskesmas

Benteng yang menempati posisi ke-satu sebagai puskesmas dengan angka

kasus hipertensi paling tertinggi di kota sukabumi yaitu 10.960 kasus. Maka

dari itu penulis memutuskan untuk mengambil studi kasus dan melakukan

asuhan keperawatan di Puskesmas Benteng.

5
Perilaku perawatan pada penderita hipertensi merupakan salah satu

cara penanganan yang harus dilakukan. Perawatan Kesehatan pada penderita

hipertensi dibutuhkan suatu kerjasama antara keluarga dan tenaga kesehatan

setempat. Kerjasama ini dapat mendukung status kesehatan yang dimiliki

oleh penderita hipertensi (Depkes RI, 2010).

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengambil

kasus karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga

dengan Hipertensi di Kelurahan Benteng Kota Sukabumi

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Penulisan memperoleh pengalaman secara nyata dalam

memberikan asuhan keperawatan secara langsung pada klien dengan

hipertensi pada keluarga yang komperehensif yang meliputi aspek

bio-psiko-sosial dan spiritual dengan pendekatan proses keperawatan.

2. Tujuan khusus

a. Mampu mendeskripsikan hasil dan menganalisis data dari hasil

pengkajian pada klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler

akibat hipertensi.

b. Mampu mendeskripsikan diagnosa keperawatan pada klien dengan

gangguan sistem kardiovaskuler akibat hipertensi.

6
c. Mampu mendeskripsikan rencana asuhan keperawatan pada klien

dengan gangguan sistem kardiovaskuler akibat hipertensi.

d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada klien dengan

gangguan sistem kardiovaskuler akibat hipertensi.

e. Mampu mendeskripsikan evaluasi pada klien dengan gangguan

sistem kardiovaskuler akibat hipertensi.

f. Mampu membandingkan antar konsep dengan kenyataan di

lapangan.

C. Metode Telahan

1. Metode yang digunakan penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah

ini yaitu metode studi perpustakaan melalui studi kasus berdasaarkan

pendekatan proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

2. Adapun teknik pengumpulan data yang digunaka dalam menyusun

karya tulis ilmiah adalah :

a. Wawancara yaitu dengan mengadakan tanya jawab langsung

dengan klien dan keluarga klien untuk memperoleh informasi

yang akurat.

7
b. Observasi yaitu dengan mengamati keadaan klien secara langsung

meliputi bio-psiko-sosial dan spiritual dengan pendekatan

pendekatan proses keperawatan.

c. Pemeriksaan fisik yaitu pengumpulan data dengan melakukan

pemeriksaan fisik pada klien dengan cara inspeksi, palpasi,

perkusi, auskultasi.

d. Studi dokumentasi yaitu dengan melakukan pengumpulan data

atau informasi melalui catatan atau arsip dari medical record yang

berhubungan dengan perkembangan.

3. Sumber dan Jenis data :

a. Sumber data

Sumber data primer berasal dari klien. Sumber data sekunder

berasal dari keluarga serta catatan kesehatan di puskesmas.

b. Jenis data

Jenis data objektif berasal dari hasil observasi dan jenis subjektif

berasal dari apa yang dirasakan klien.

D. Sistematika Penulis

Karya tulis ini disusun secara sistematis yang dijabarkan dalam 4 BAB

yaitu sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan yang berisi pendahuluan, tujuan, metode telahan,

dan sistematika penulisan.

8
BAB II Kosep dasar yang menjelaskan tentang perngertian, penyebab,

tanda terjadinya hipertensi, pengkajian fokus, diagnosa keperawatan, fokus

intervensi, implementasi, dan evaluasi.

BAB III Tinjauan kasus yang membahas tentang kasusu yang dikelola

di Puskesmas Benteng mulai dari pengkajian, analisa data, diagnosa

keperawatan, intervens keperawatan, tindakan keperawatan samapai

dengan evaluasi. Pada bab ini juga terdapat pembahasan yang

menjelaskan tentang kesenjangan antara tinjauan teoritis dengan tinjauan

kasus.

BAB IV Penutupan berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Penyakit Hipertensi

1. Pengertian

Hipertensi atau yang dikenal dengan nama penyakit darah

tinggi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah

diatas ambang batas normal yaitu 140/90 mmHg. Hipertensi sering

kali disebut sebagai pembunuh gelap, karena termasuk penyakit yang

mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu

sebagai peringatan bagi korbannya (Adib, 2009)

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah

meningkat melebihi batas normal. Batas tekanan darah normal

bervariasi sesuai dengan usia. Berbagai faktor dapat memicu

terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%) penyebab

hipertensi tidak diketahui (hipertensi essential). Hipertensi dapat

diklafikasikan menjadi 2 jenis, yaitu hipertensi primer atau esensial

yang penyebab tidak diketahui dan hipertensi sekunder (10%) yang

disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung

dan gangguan ginjal. (Indrayani, 2009)

Penyakit hipertensi merupakan penyakit kelainan jantung yang

ditandai oleh meningkatnya tekanan darah. Seseorang yang terjangkit

penyakit ini biasanya berpotensi mengaami penyakit-penyakit lain

seperti stroke, dan penyakit jantung.

10
Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi

merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160

mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 90 mmHg.

2. Penyebab Hipertensi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh

darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat

vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke

korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis

di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam

bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke

ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan

asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke

pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin

mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti

kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah

terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat

sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas

mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang

pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga

terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla

adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks

adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat

11
respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang

mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan

rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian

diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada

gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon

ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan

peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung

mencetuskan keadaan hipertensi.

Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan

structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab

pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan

tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan

penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada

gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh

darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya

dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume

sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan

peningkatantahanan perifer (Smeltzer, 2013).

Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya

“hipertensi palsu” disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak

dikompresi oleh cuff sphygmomanometer (Darmojo,2016).

Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang

diteruskan ke sel jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan

12
tekanan darah. Dan apabila diteruskan pada ginjal, maka akan

mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan

Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II

berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga

terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan

hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan

berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan tekanan

darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organorgan seperti

jantung. (Soeparman ,2015)

3. Tanda timbulnya Hipertensi

tanda-tanda pada klien dengan hipertensi menurut Soeparman

(2016) adalah:

a. Tekanan darah tinggi > 140/90 mmHg

b. Leher kaku

c. Kepala pusing hebat

d. Lemah dan lemas

e. Penyempitan pembuluh darah akibat merokok

f. Banyak Kencing di malam hari

g. Sulit Bernafas saat beraktivitas

Ada pun Etiologi Hipertensi :

1) Tidak di ketahui penyebabnya / keturunan (Hipertensi primer)

Faktorfaktor resiko : Usia, Merokok, Kelebihan berat badan atau

13
obesitas, Kurang olahraga, Terlalu banyak mengonsumsi minuman,

keras dan Stres

2) Disebabkan oleh penyakit lain ( hipertensi sekunder ) Antara lain

penyakit: Ginjal, Saraf dan Tumor

(Lany Gunawan, 2011)

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi

a. Pengkajian keluarga

Hal – hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah ( Model Friedman ) :

1) Data Umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

a) Nama Kepala Keluarga ( KK )

b) Alamat dan telpon

c) Pekerjaan kepala keluarga

d) Pendidikan kepala keluarga

e) Komposisi keluarga

f) Genogram ( minimal 3 generasi )

g) Tipe Keluarga

h) Suku Bangsa

i) Agama

j) Status sosial ekonomi keluarga

k) Aktivitas rekreasi keluarga

14
2) Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

a) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua

dari keluarga inti. Contoh : Keluarga Bapak A mempunyai 2

orang anak, anak pertama berumur 7 tahun dan anak kedua

berumur 4 tahun, maka keluarga Bapak a pada tahapan

perkembangan keluarga dengan usia anak sekolah.

b) Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi

Pada tahap ini dalam keluarga dengan masalah diare masih ada

hambatan dalam berkomunikasi, tidak saling mengerti dalam

masalah kesehatan.

c) Riwayat Keluarga Inti

Adanya penyakit keturunan atau penyakit menular, pada

masalah diare jika sebelumnya pernah mengalami biasanya

terjadi karena diare lanjutan.

d) Riwayat Keluarga Sebelumnya

Keluarga mengatakan bahwa didalam keluarga pernah ada yang

mengalami diare.

e) Karaktristik Rumah

Karaktristik rumah pada keluarga yang mengalami diare adalah

rumah dengan ruangan yang kotor, halaman yang kotor, ruangan

yang tidak rapi, jendela yang jarang dibuka, rumah yang dekat

15
dengan sungai dan jarak septik tank yang terlalu dekat. sumber

air minum yang digunakan serta denah rumah.

f) Karaktristik Tetangga Dan Komunitas RW

Karaktristik dari tetangga dan komunitas rw yang berpengaruh

pada kesehatan keluarga terutama pada anak – anak yaitu

keluarga yang mempunyai kebiasaan membiarkan anaknya

main tanpa pengawasan dari orangtua, dan kebiasaan penduduk

yang membiarkan lingkungan tidak tertata rapi.

g) Mobilitas Geografis Keluarga

Mobilitas geografis keluarga berpengaruh jika keluarga pernah

tinggal dilingkungan yang kotor atau lingkungan yang tercemar

yang bisa menyebabkan diare.

h) Perkumpulan Keluarga dan Intraksi dengan Masyarakat

Perkumpulan yang tidak sehat bisa menyebabkan kemungkinan

terjadi diare.

i) Sistem Pendukung Keluarga

Keluarga selalu menggunakan fasilitas – fasilitas kesehatan jika

masalah kesehatan terganggu.

3) Struktur Keluarga

a) Pola Komunikasi Keluarga

Keluarga harus saling berkomunikasi pemenuhan kebutuhan

hidup begitupun dengan masalah kesehatan.

b) Struktur Kekuatan keluarga

16
Anggota keluarga harus mampu mengendalikan anggota

keluarga lain jika terjadi masalah kesehatan.

c) Struktur Peran

Peran keluarga harus bisa saling merawat dan menjaga anggota

keluarga yang sakit.

d) Nilai atau norma keluarga

Keluarga sangat menjungjung norma agama dalam

kehidupannya, pada masalah kesehatan keluarga sadar bahwa

sakit merupakan teguran dari Allah SWT untuk hidup yang lebih

baik lagi.

4) Fungsi Kesehatan

a) Fungsi Afektif

Keluarga mendukung terhadap kesehatan anggota keluarga yang

lainnya, pada masalah kesehatan dengan diare pada anak, anak

harus lebih diperhatikan, saling mengerti dan memahami cara

agar anak tetap semangat dan termotivasi untuk sembuh.

b) Fungsi sosialisasi

Dalam keluarga interaksi atau hubungan sangatlah penting,

begitupun dengan merawat dalam tumbuh kembang anak,

keluarga harus mampu menerapkan pola disiplin, norma, budaya

dan prilaku yang baik agar anak menjadi lebih baik dan dapat

menjaga kesehatannya.

c) Fungsi perawatan kesehatan

17
Pada fungsi perawatan kesehatan keluarga harus mampu

menyediakan makanan, pakaian pelindung dan merawat anggota

keluarga yang sakit. Mengatahui pengetahuan mengenai diare

ataupun masalah kesehatan yang lainnya. Kesanggupan keluarga

didalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari

kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga,

yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil

keputusan untuk melaksanakan tindakan, melakukan perawatan

terhadap anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan

yang dapat meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu

mamanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan

setempat.

d) Fungsi reproduksi

keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga dalam upaya

mengendalikan anggota keluarga.

e) Fungsi ekonomi

Keluarga dapat memenuhi kebutuhan sehari – hari, hanya saja

hal yang bisa menyebabkan diare adalah pada faktor makanan

yang kurang sehat.

5) Stres dan Koping Keluarga

a) Stresor jangka pendek dan panjang

Biasanya yang menyebabkan stress adalah cemas padamasalah

kesehatan yang terjadi.

18
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor

Keluarga berusaha mengadapi masalah kesehatan dengan tenang

dan bermusyawarah dengan anggota keluarga yang lain.

c) Strategi koping yang digunakan

Strategi koping yang digunakan berusaha mengatasi masalah

kesehatan dengan membawa ke fasilitas kesehatan.

d) Strategi adaptasi disfungsional

Tidak ada strategi disfungsional, pemecahan masalah dilakukan

dengan baik dan dibawa ke pelayanan kesehatan.

6) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan 4 cara yaitu

inspeksi,palpasi ,perkusi , dan auskultasi. Dengan metode head to toe

antara lain :

a) Pengukuran tinggi badan, berat badan menurun, lingkar lengan

mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen.

b) Keadaan umum : Baik, sadar ( diare tanpa dehidrasi ) klien

lemah, gelisah, rewel ( dehidrasi ringan atau sedang ) klien lesu,

kesadaran menurun ( dehidrasi berat ).

c) Kulit : apabila turgor kembali dengan cepat ( kurang dari 2 detik

) merupakan diare tanpa dehidrasi. Turgor kembali melambat

( 2 detik ) dehidrasi ringan atau sedang. Turgor kembali sangat

lambat ( lebih dari 2 detik ) diare dengan dehidrasi berat.

19
d) Kepala : ubun – ubun tak teraba, cekung karena sudah menutup

pada anak umur 1 tahun lebih.

e) Mata : cekung, kering.

f) Mulut dan lidah basah ( tanpa dehidrasi ), mulut dan lidah

kering ( dengan dehidrasi ringan dan sedang ), sangat kering

( dehidrasi berat ).

g) Abdomen Mungkin mengalami distensi, kram, dan bising usus

meningkat.

h) Anus : apakah terdapat iritasi pada kulitnya.

7) Harapan Keluarga

Keluarga berharap agar anaknya selalu diberi kesehatan, dan petugas

kesehatan dapat memberikan pelayanan yang baik untuk

kesembuhan anaknya.

b. Diagnosa keperawatan keluarga

Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang

didapatkan data yang didapatkan pada pengkajian yang terdiri dari

masalah keperawatan (problem/P) yang berkenan pada individu dalam

keluarga yang sakit berhubungan dengan etiologi yang berasal dari

pengkajian fungsi perawatan keluarga.

Diagnosa keperawatan keluarga mengacu pada P-E-S dimana

untuk problem (P) dapat dilakukan tipologi dari NANDA maupun

Doengoes sebagai masalah individu yang sakit dan etiologi (E) berkenaan

dengan 5 tugas keluarga dalam hal kesehatan/keperawatan.

20
Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga :

1. Aktual ( terjadi defisit/gangguan kesehatan)

Dari penghasilan pengkajian di dapatkan data mengenai tanda dan

gejala dari gangguan kesehatan.

2. Resiko (Ancaman kesehatan)

Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan,

misal dilingkungan kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat,

stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat.

Etiologi dari diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan hasil

pengkajian dari tugas perawatan kesehatan keluarga. Dalam saru

keluaarga dapat saja perawat menemukan lebih dari 1 diagnosa

keperawatan keluarga. Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosis

keperawatan keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan

cara sebagai berikut :

Tabel 2.1
Skala untuk menentukan prioritas masalah

21
No Kriteria Komponen Skor Bobot

1 Sifat masalah  Aktual 3 1


 Potensial 2
 Resiko 1

2 Kemungkinan  Mudah 2 2
masalah dapat  Sebagian 1
diubah  Tidak dapat 0

3 Potensial masalah  Tinggi 3 1


dapat dicegah  Cukup 2
 Rendah 1

4 Menonjolnya  Berat, segera 2 1


masalah ditangani
 Ada masalah, 1
tidak perlu
segera ditangani
 Tidak dirasakan 0
ada masalah

Skoring :

1. Tentukan skor untuk setiap kriteria

2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot

Skor
X bobot
Angka Tertinggi

3. Jumlah skor untuk semua kriteria

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas :

Dengan melihat kriteria yang pertama, yaitu sifatnya masalah,

bobot yanglebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena yang

pertama memelukan tindakan segera dan biasanya disadari dan

dirasakan oleh keluarga.

22
Untuk kriteria kedua, yaitu untuk kemungkinan masalah dapat

diubah perawatn peru memperhatikan terjangkaunya fakto-faktor

sebagai berikut :

a. Pengetahuan yang adda sekarang, teknologi dan tindakan untuk

menangani masalah.

b. Sumber daya keluarga : dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga

c. Sumber daya perawat : dalam bentuk pengetahuan, keterampisan

dan waktu

d. Sumber daya masyarakat : dalam bentuk fasilitas organisasi

dalam masyarakat : dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam

bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan sokongan

masyarakat.

 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan

hipertensi

a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan

ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit

Hipertensi

b. Resiko terjadinya komplikasi Hipertensi berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah penyakit

anggota keluarganya.

c. Perencanaan tindakan keperawatan

23
Adalah sekumpulan tindakan yang ditemukan yang ditentukan oleh

perawat untuk dilaksanakan guna memecahkan masalah kesehatan dan

masalah perawatan yang telah diidentifikasi.

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tunjuan,

yang mencangkup tujuan umum ( untuk mengatasi problem/masalah pada

individu yang sakit) dan tujuan khusus ( pemecahan masalah dengan

mengacau pada 5 tugas keluarga dalam hal kesehatan/keperawatan) serta

dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan standar merupakan

pernyataan spesifik tentang hasi yang diharapkan dari setiap tindakan

keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.

Ciri-ciri rencana perawatan berasal dari dan berhubungan dengan konsep

perencanaan sebagai suatu proses :

1. Rencana perawatan berpusat pada tindakan-tindakan yang dapat

memecahkan atau meringankan maslah yang sedang dihadapi.

Rencana itu sendiri adalah pedoman untuk melakukan tindakan

(keperawatan dan kolaboratif) yang intinya adalah pendekatan-

pendekatan, strategi, kegiatan-kegiatan, cara-cara, bahan-bahan,

dimana perawat bersama dengan keluarga asuhan keperawatan dapat

merubah masalah atau situasi.

2. Rencana keperawatan adalah hasil dari suatu proses yang sistematis

dan telah dipelajari, tidak hanya didasarkan oleh dorongan hati tanpa

proses pemikiran. Proses perencanaan mempunyai sifat logis, dimana

24
data-data yang berkaitan dikumpulkan guna memperoleh keputusan

yang masuk akal.

3. Rencana perawatan menggunakan kejadian-kejadian masa lampau

maupun yang sekarang untuk menentukan arah asuhan keperawatan,

karena

4. rencana perawatan berhubungan dengan masa yang akan datang.

25
Contoh Perencanaan
Tablet 2.2
Intervensi Kepewaratan
Diagnosa Tujuan Kriteria hasil
No. Intervensi
keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
1 Setelah dilakukan Setelah dilakukan Respon Nyeri adalah apapun yang 1. kaji tanda-tanda
Gangguan rasa tindakan keperawatan kunjungan selama 1 verbal menyakitkan tubuh vital
nyaman nyeri selama 3x kunjungan x 30 menit setiap dikatakan individu yang 2. kaji ulang
berhubungan dengan keluarga, diharapkan; pertemuan keluarga pengetahuan
mengalaminya, yang ada
ketidakmampuan masalah kurang dapat : keluarga tentang
merawat anggota pengetahuan keluarga TUK 1 : kapanpun individu nyeri
keluarga yang sakit tentang penyakit, serta Mengenal masalah mengalaminya. 3. diskusikan dengan
Hipertensi keluarga mampu nyeri, diantaranya keluarga tentang
merawat nyerinya dengan cara : dapat pengertian
menyebutkan hipertensi dan
pengertian dari resiko hipertensi
nyeri. 4. evaluasi
pemahaman
keluarga tentang
penjelasan yang
telah diberikan
5. berikan
reinforcement
positif jika jawaban
sesuai standar

Cara pengawasan terhadap


TUK 2 :

26
Keluarga dapat diit hipertensi : melakukan 1. kaji pengetahuan
mengambil diit rendah garam dan baik keluarga mengenai
keputusan untuk mengkonsumsi gandum dan akibat hipertensi
merawat anggota 2. berikan penjelasan
biji-bijian, buah-buahan,
keluarga dengan tentang diit rendah
masalah gangguan sayur-sayuran, dan produk garam
nyaman nyeri, susu yang rendah lemah 3. berikan kesempatan
dengan cara : lemak keluarga untuk
keluarga bertanya
menyatakan 4. evaluasi terhadap
keputusannya untuk penjelasan yang
membantu dalam telah diberikan
melakukan diit 5. berikan
hipertensi reinforcement atas
setiap keputusan
keluarga

TUK 3 : Klien dapat melakukan


Melakukan tindakan tehnik relaksasi dan
kesehatan yang distraksi untuk 1. berikan penjelasan
tepat untuk klien meminimalkan gangguan pada keluarga
dengan gangguan tentang cara
rasa nyaman nyeri
nyaman nyeri, mengurangi/menceg
dengan cara : ah terjadinyan yeri
Klien dapat 2. demostrasikan pada
melakukan tehnik keuarga untuk
relaksasi dan mencegah dan

27
distraksi. mengurangi nyeri
3. memotivasikan
keluarga untuk
selalu melakukan
tehnik relaksasi dan
distraksi
4. berikan
reinforcement
TUK 4 : Klien dapat memerhatikan positif atas
Keluarga mampu perawatab keluarga
lingkungan yang nyaman.
menciptakan
lingkungan yang 1. jelaskan pentingnya
lebih kondusif lingkungan dalam
sehingga dapat mempengaruhi
mengurangi gangguan rasa
gangguan rasa nyaman nyeri
nyaman nyeri. 2. diskusikan dengan
keluarga cara-cara
untuk menata
ingkungan agar
lebih
memperhatikan
kenyamanan
Keluarga dapat
TUK 5 : menggunakan fasilitas
Keluarga dapat kesehatan, antara lain:
menggunakan  Mendapat pelayanan 1. kaji ulang
fasilitas kesehatan pengetahuan

28
untuk mengatasi kesehatan seperti diukur keluarga mengenai
masalah gangguan tekanan darah, nadim keberadaan fasilitas
nyaman nyeri respirasi, dan suhu kesehatan yang
tubuh. dapat dijangkau
 Mendapatkan keluarga.
pendidikan kesehatan 2. Kaji pengetahuan
tentang hipertensi keluarga mengenai
manfaat kunjungan
ke fasilitas
kesehatan.
2. Resiko terjadinya Setelah dilakukan Setelah dilakukan Respon 1. Keluarga dapat 1. Kaji pengetahuan
komplikasi tindakan keperawatan kunjungan selama 1 menjelaskan tentang keluarga klien
Hipertensi selama 3x kunjungan x 30 menit verbal tanda dan gejala tentang pengertian
berhubungan dengan keluarga, di harapkan diharapkan : hipertensi adalah sakit penyebab, tanda
ketidakmampuan tidak terjadi serangan a. Keluarga dapat kepala, kaku pada dan gejala penyakit
keluarga mengenal hipertensi yang lebih menyebutkan tengkuk, pandangan hipertensi
masalah penyakit berat. tanda-tanda dan kabur dan ingin jatuh 2. Berikan pendidikan
anggota gejala penyakit 2. Keluarga mampu kesehatan pada
keluarganya. hipertensi mengetahui cara keluarga klien
b. Keluarga dapat mencegah timbulnya tentang pengertian
mengidentifikasi hipertensi yaitu dengan penyebab, tanda
gejala dini memeriksa tekanan gejala hipertensi
terjadinya darah secara teratur, 3. Diskusikan dengan
serangan mengurangi makanan keluarga cara
c. Keluarga dapat yang mengandung mengidentifikasikan
memutuskan garam dan kolestrol, serangan
tindakan yang kurangi stress, olahraga, 4. Kaji kemampuan
harus dilakukan istrirahat yang cukup, dan tindakan

29
bila terjadi minum obat yang keluarga yang
serangan teratur, ciptakan pernah dilakukan
suasana yang nyaman bila serangan
3. Keluarga kien bersedia muncul
mengambil keputusan 5. Anjurkan keluarga
untuk mencegah klien untuk
terjadinya serangan membawa keluarga
dengan merawat atau yang sakit
membawa ke pelayanan kepelayanan
kesehatan kesehatan
6. Beri pilihan dalam
mengambil
keputusan
7. Beri reinformasi
positif

30
d. Implementasi

Pelaksanaan atau implementasi adalah serangkaian tindakan

perawat pada keluarga berdasarkan perencanaan sebelumnya. Tindakan

perawatan terhadap keluarga mencakup dapat berupa :

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah

dan kebutuhan kesehatan, dengan cara :

1) Memberikan informasi : penyuluhan atau konseling.

2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan.

3) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.

b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat,

dengan cara :

1) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan.

2) Mengidentifikasi sumber – sumber yang dimiliki keluarga.

3) Mendiskusikan tentang konsekuensi setiap tindakan.

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang

sakit, dengan cara :

1) Mendemontrasikan cara perawatan.

2) Menggunakan alat dan fasilitas di rumah.

3) Mengawasi keluarga melakukan tindakan perawatan.

d. Membantu keluarga menemukan cara bagaimana membuat lingkungan

menjadi :

1) Menemukan sumber – sumber yang dimiliki keluarga.

2) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.

31
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

ada, dengan cara :

1) Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada dalam lingkungan

keluarga.

2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

Metode yang dapat dilakukan untuk menerapkan implementasi

dapat bervariasi seperti melalui partisipasi aktif keluarga, pendidikan,

kesehatan, kontrak, manajemen kasus, dan konsultasi.

Contoh Impementasi

Tangga No
Implementasi Respon klien Paraf
l Dx
09-03- Mengingatkan S : keluarga masih
2019 keluarga akan ingat akan kesepakatan
kontrak yang telah yang telah dibuat
disepakati.
O : keluarga tampak
mengerti
09-03- 1,2,3 Mengkaji S : klien mengatakan
2019 pengetahuan kurang mengetahui
keluarga tentang tentang apa itu
penyakit Hipertensi penyakit hipertensi
yang diderita
anggota O : klien nampak
keluarganya bingung saat ditanya
apa itu hipertensi
09-03- 1,2,3 Memberikan S : keluarga khususnya
2019 penyuluhan Tn/Ny mengatakan
tentang : mengerti maksut dan
1. Penyebab tujuan kunjungan hari
hipertensi ini
2. Tanda dan
gejala hipertensi O : keluarga
3. Faktor resiko mendengarkan dan
hipertensi memahami lebih jelas
4. Akibat tentang hipertensi

32
hipertensi
5. Upaya
pencegahan
hipertensi
09-03- 1 Menanyakan pada S : Tn/Ny dan keluarga
2019 keluarga hal-hal dapat menyebutkan
yang belum pengetian hipertensi,
dimengerti dan menyebutkan tanda dan
meminta keluarga gejala hipertensi,
menjelaskan menyebut faktor resiko
kembali tentang yang menyebabkan
pengertian, hipertensi,
penyebab, tanda menyebutkan akibat
gejala, faktor hipertensi bila tidak
resiko, akibat dan dirawat, menyebutkan
upaya pencegahan cara mencegah
hipertensi. timbulnya hipertensi.

O : Keluarga Tn/Ny
dapat bekerjasama
dengan mahasiswa,
keluarga dapat terlihat
aktif dalam diskusi,
keluarga menunjukan
minat terhadap
kegiatan atau tindakan
yang dapat dilakukan,
keluarga dapat
memberikan respon
verbal dan non verbal
yang baik serta
keluarga kooperatif
selama kegiatan
berlangsung.
09-03- 1,2,3 Membuat kontrak S : Tn/Ny mengatakan
2019 kunjungan kembali “iya besok”
untuk
mendiskusikan O : disepakati tanggal
tentang hipertensi 11-03-2019 jam 09.00
10-03- 1 Mendemonstrasikan S : keluarga
2010 kepada keluarga mengatakan akan
Tn/Ny cara mencoba berusaha
mengurangi nyeri mencoba merawat
dengan tindakan nyeri pada Tn/Ny
nonfarmakologi seperti yang di jelaskan
seperti kompres

33
dingin pada dahi, O : Tn/Ny dan keluarga
pijat punggung dan mendengarkan dan
leher, tehnik keluarga nampak
relaksasi antusias
10-03- 1,2,3 Meminta keluarga S : keluarga mencoba
2019 untuk rekomendasi mendemonstrasikan
cara mengurangi cara mengurangi nyeri
nyeri dengan sesuai dengan yang
kompres dingin dan dianjurkan
pijat punggung dan
leher O : keluarga sangat
antusias menjelaskan
11- 1,2 Beri motivasi S : keluarga
032019 keluarga untuk mengatakan makanan
mengulang yang yang dianjurkan : pace,
sudah dijelaskan bimbingan dan sledri,
dan makanan yang
dilarangan: kopi,
alkohol dan daging
kambing.

O : keluarga nampak
semangat dan
memperhatikan.
11-03- 1,2 Menutup pertemuan S : mengucapkan
2019 dengan terima kasih
mengucapkan
terima kasih dan O : menjawab salam
semoga bermanfaat
dan menutup
pertemuan dengan
mengucapkan
salam

e. Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian secara sistemik untuk menentukan atau

menilai kegunaan, keefektifan sesuatu yang didasarkan pada kriteria

tertentu dan program. Evaluasi harus dimiliki tujuan yang jelas, sesuai

34
dengan tujuan yang ditetapkan dalam program. Ada tiga elemen penting

dalam evaluasi ;

a. Kriteria / pembanding.

b. Merupakan ciri ideal dari situasi yang diinginkan dirumah.

c. Melalui tujuan operasional.

Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP yang operasional

dengan pengertian :

a. S adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara

subjektif dari pasien ataupun keluarga pasien.

35
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Kasus

1. Pengkajian

Hari/tanggal : Kamis-senin / 7-11 Maret 2019

Waktu : 09.00

Metode : Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik

Pengkaji : Muhamad Saepul Alam

1) Data Umum

a. Nama KK : Tn. D

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. Alamat : Jl. Saniin No.28 rt 10/02

Kelurahan Benteng Kec.

Warudoyong Kota Sukabumi

e. Umur : 65 Tahun

f. Pendidikan KK : SLTA/SEDERAJAT

g. Komposisi Keluarga :

36
Tabel 3.1
Anggota Keluarga Ny. N

Status Imunisasi
Hubung

Campak
N Nam L Umu Pendidika B Polio DPTHB
an Dgn Ket
o. a /P r n C
KK
G 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
Kepala SLTA/ Tida
Tn.
1. L keluarg 65 SEDERAJ k
D
a AT sakit
SLTA/
Ny. Saki
2. P Istri 64 SEDERAJ
N t
AT
SLTA/ Tida
An.
3. P Anak 23 SEDERAJ    k
M
AT sakit

h. Genogram

Gambar 3.1
Genogram
Keterangan

: Perempuan : Garis perkawinan

: Laki-laki : Garis keturunan

: Klien : Serumah

: Meninggal

37
1. Tipe keluarga

Tipe keluarga Ny. N adalah keluarga inti yaitu dalam

satu keluarga terdiri dari ayah anak dan istri.

Dikeluarga terdapat 3 jiwa.

2. Suku bangsa

Keluarga Ny. N merupakan keluarga suku sunda,

kebudayaan yang dianut tidak bertentangan dengan

masalah kesehatan sedangkan bahasa sehari-hari yang

sering digunakan adalah campuran sunda dan indonesia.

3. Agama

Seluruh anggota keluarga Tn. D menganut agama islam

dan taat ibadah, sering mengikuti pengajian di rt. Serta

berdoa agar Ny. N sembuh dari penyakit yang diderita.

4. Status ekonomi

Sumber penghasian keluarga diperoleh dari Tn. D yang

bekerja sebagai PNS dan Ny. N sebagai ibu rumah

tangga. Pendapatan dalam sebulan jika dirata-ratakan

addalah diatas UMR.

5. Aktivitas Rekreasi

Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu

dalam menonton tv bersama dirumah, sedangkan rekreasi

38
dirumah kadang-kadang kelaurga Ny. N mengunjungi

rumah saurdaranya.

2) Riwayat tahap perkembangan keluarga

a. Tahapan perkembangan keluarga saat ini

Tahapan perkembangan keluarga Ny. N saat ini termasuk

keluarga anak dewasa. Dimana tugas perkembangan pada

tahap ini :

1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

2. Memperoleh keintiman pasangan.

3. Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit

dan memasuki masa tua.

4. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

5. Tahapan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

6. Tidak ada tahapan perkembangan keluarga sampai saat

ini yang belum terpenuhi.

b. Riwayat keluarga inti

Keluarga Tn. D mengatakan jika Ny. N mempunyai

tekanan darah yang tinggi, Ny. N mengatakan biasanya

saat tekanan darah naik klien merasa nyeri dan kaku di

daerah belakang kepala dan kepalanya berdenyut-berdenyut

dengan skala nyeri 5 (0-10).

c. Riwayat keluarga sebelumnya

39
Pada saat pengkajian Ny. N mengatakan pernah terserang

penyakit stroke 1 tahun yang lalu

3) Data Lingkungan

a. Karakteristik Rumah

1. Luas : ± 170 m

2. Jenis : Permanen

3. Sirkulasi udara : Baik

4. Pemanfaatan rumah : Perabotan rapih

5. Kebersihan ruangan : Dari kamar mandi, ruangan,

tempat tidur rapih dan bersih

6. Lantai : Keramik

7. Sumber air : Sumur

8. Pembuangan sampah : TPS

9. Halaman ruamah : Dimanfaatkan dengan

bunga hias.

40
b. Denah Rumah

wc
Kamar

Ruang tv

Ruang
tamu
kamar

Dapur Kamar
Kamar

Gambar 3.2
Denah rumah

c. Karakter Tetangga dan Komunitas RW

Hubungan keluarga Tn. D dengan tetangga baik.

d. Mobilitas Geografi Keluarga

Keluarga Tn. D sudah lama tinggal di kelurahan ini sekitar

20 tahun yang lau dan belum pernah pindah ke daerah

lain. Rumah Tn. D berada kurang lebih 2 meter dari

jalan raya, jenis kendaraan yang dipakai biasanya motor.

e. Hubungan Keluarga dengan Fasilitas-fasilitas dan

Komunitas

keluarga Ny, N sering menggunakan fasilitas kesehatan

yang ada di sekitar tempat tinggalnya terutama saat

anggota keluarganya ada yang sakit. Ny. N juga sering

periksa sekedar mengecek darahnya di puskesmas terbuka

dikelurahan.

41
f. Sistem Pendukung Keluarga

Keluarga Ny. N masih tinggal di lingkungan keluarga

besarnya sehingga saat keluarga membutuhkan bantuan,

keluarga besarnya selalu siap menolong jika ada hal yang

tidak diinginkan.

4) Struktur Keluarga

a. Pola komunikasi

Anggota keluarga berkomunikasi dengan keluarga dengan

bahasa campuran yaitu sunda dan indonesia, dan

mendaptkan informasi kesehatan dari anaknya maupun

petugas kesehatan dan informasi lainnya didapat dari tv.

b. Struktur kekuatan keluarga

Tn. D selalu mengajarkan serta memberi nasehat kepada

Ny. N dan anaknya bagaimana berprilaku dengan anggota

masyarakat.

c. Struktur Peran

1. Formal

Tn. D sebagai KK, Ny. N sebagai isti dan An. M

anaknya.

2. Informal

Tn. D sebagai peran nafkah dengan bekerja sebagai

PNS

42
d. Nilai dan norma keluarga

Keluarga Tn. D mengatakan percaya kalau hidup ini sudah

ada yang mengatur yaitu Allah SWT. Demikian pula

dengan sehat sakit keluarga juga percaya bahwa tiap

sakit ada obatnya. Bila ada keluarga yang sakit dibawa

ke RS.

5) Fungsi keluarga

a. Fungsi afektif

Hubungan antara keluarga baik. Saling mendukung bila

ada yang sakit langsung dibawa ke RS.

b. Fungsi sosial

Setiap hari keluarga berkumpul dirumah, hubungan dalam

keluarga baik dan selalu menaati norma yang ada.

c. Fungsi perawatan kesehatan

1. Kemampuan mengenal masalah kesehatan

Keluarga mengatakan Ny. N selalu mengeluh sakit

kepala bagian belakang.

2. Mengambil keputusan mengenal masalah kesehatan

Bila Ny. N sakit langsung dibawa ke RS atau

Puskesmas.

3. Merawat anggota keluarga yang sakit Mengurangi

makanan-makanan yang mengkambuhkan

43
penyakitnya. Dan bila rasa sakit kepalanya kambuh

lagi Ny. N langsung minum obat yang di resepkan

oleh Dokter.

4. Memodifikasi Lingkungan

Keluarga beranggapan bahwa dengan hanya menyapu

saja rumah sudah dianggap bersih dan sehat. Kamar

mandi dibersihkan 1 kali seminggu sudah dianggap

bersih.

d. Fungsi reproduksi

Jumlah anak 1, Sudah bekerja, umur 23 tahun.

e. Fungsi ekonomi

f. Keluarga dapt memenuhi kebutuhan sehari-hari dari

makanan pakaian, biaya berobat dll.

6) Stress dan Koping Keluarga

a. Stressor jangka panjang dan pendek.

Tn. D mengatakan Ny. N mengeluh sakit kepala berdenyut

denyut di daerah belakang kepala.

b. Kemampuan berespon terhadap situasi/stressor

Upaya keluarga dalam mengatasi situasi ini yaitu Ny. N

selalu kontrol dan memeriksa keluarga yang sakit.

c. Stressor koping yang digunakan

Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk

menyelesaikan masalah yang ada.

44
d. Strategi adaptasi disfungsional

Pola hidup Ny. N sudah baik, dan mengontrol makan-

makanan yang berkolestrol. Tidak pernah terdapat

perselisihan antara anggota keluarga dalam mengambil

suatu keputusan.

7) Pemeriksaan Fisik

Tabel 3.2
Pemeriksaan Fisik
ASKEP Ny. N
Kesadaran Composmentis
Tekanan 160/80
Darah(Mm/Hg)
Nadi 88x/menit
TB(Cm)/BB(Kg) 163/56
Suhu (C) 36,8
Pernafasan 22x/menit
Rambut/kepala Bentuk simetris, tidak ada lesi dikulit
kepala, pertumbuhan rambut merata,
bersih dan sedikit beruban.
Mata,telinga, Tidak pakai kecamata, pupil isokor,
mulut,hidung, konjungtiva tidak anemis,
tenggorokan pendengaran normal, tampak
bersih,gigi bersih tidak ada karies,
tidak bau mulut tidak membedakan
rasa manis asam asin dan pait, nyeri
menelan tidak ada.
Leher Tidak ada kaku kuduk, pembesaran
kelenjar tidak ada,pembesaran vena
jugularis tidak ditemui.

45
Thorax Simetris, bunyi jantung normal, tidak
ada kelainan,suara nafas vesikuler,
bunyi paru sonor,bunyi jantung
lupdup dan tidak ada suara
tambahan.
Abdomen Bentuk datar tidak ada
pembengkakan hepar-ginjal-limpa
tidak teraba benjolan, bising usus
positif,tidak ada nyeri tekan lepas.
Bising usus 7x/menit tidak terdapat
distensi abdomen.
Ekstremitas atas Kuku bersih dan pendek, tidak ada
dan bawah dan kelainan pergerakan,kekuatan sendi,
persendian. ROM penuh,kekuatan otot 5.tidak
ada edema
Sistem genetali Tidak dikaji

8) Harapan keluarga

Keluarga berharap petugas dapat membantu mengurangi

masalah kesehatan yang terjadi pada Ny. N dan berharap tidak

terjadi hal-hal yang merugikan kesehatan pada Ny. N

2. Analisa Data

46
a. Analisa masalah keselahatan

Tabel 3.3
Analisa Data
No Data Fokus Masalah Etiologi
1. Data subjektif Nyeri Ketidak mampuan
 Ny. N mengatakan keluarga merawat
merasa nyeri dan kaku anggota keluarga
didaerah tengkuk dan yang sakit
kepala berdenyut-denyut hipertensi
dengan skala nyeri 5 (0-
10).
Data obyektif
 Tn. N terlihat meringis
kesakitan.
 Ny. N memegang bagian
tengkuknya.
2. Data subjektif Resiko Ketikdamampuan
 Ny. N mengatakan terjadinya keluarga mencegah
dirinya pernah dirawat di komplikasi anggota
RS karena tekanan darah keluarganya yang
tinggi dan stroke sakit hipertensi
 Keuarga Ny. N
mengatakan tidak tau Ketidakmampuan
cara mengobati darah keluarga dalam
tinggi. memodifikasi
Data objektif lingkungan.
 TD : 160/80 mmHg
 Nadi : 88x/menit
 Respirasi : 22x/menit
 Suhu : 36,8 ºC
 Keluarga Ny. N nampak
bingung saat ditanya
mengenai komplikasi
dari hipertensi
 Makanan yang setiap
anggota sama

b. Prioritas masalah

47
Tabel 3.4
Skoring

No Kriteria Komponen Skor Bobot

1 Sifat masalah  Aktual 3 1


 Potensial 2
 Resiko 1

2 Kemungkinan  Mudah 2 2
masalah dapat  Sebagian 1
diubah  Tidak dapat 0

3 Potensial masalah  Tinggi 3 1


dapat dicegah  Cukup 2
 Rendah 1

4 Menonjolnya  Berat, segera 2 1


masalah ditangani
 Ada masalah, 1
tidak perlu
segera ditangani
 Tidak dirasakan 0
ada masalah

3. Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan

ketidakmampuan merawat anggota keluarga.

b. Resiko terjadinya komplikasi berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mencegah anggota keluarganya

dari penyakit hipertensi serta ketimampuan keluarga memodifikasi

lingkungan.

48
4. Intervensi Keperawatan

Tablet 3.5
Intervensi Kepewaratan
Diagnosa Tujuan Kriteria hasil
No. Intervensi
keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
1 Gangguan rasa Setelah dilakukan Setelah dilakukan Respon Nyeri adalah apapun yang 1. kaji tanda-tanda
nyaman nyeri b.d tindakan keperawatan kunjungan selama 3 verbal menyakitkan tubuh vital
ketidakmampuan selama 3x kunjungan x 30 menit setiap dikatakan individu yang 2. kaji ulang
merawat anggota keluarga, diharapkan; pertemuan keluarga pengetahuan
mengalaminya, yang ada
keluarga yang sakit masalah kurang dapat : keluarga tentang
pengetahuan keluarga TUK 1 : kapanpun individu nyeri
tentang penyakit, serta Mengenal masalah mengalaminya. 3. diskusikan dengan
keluarga mampu nyeri, diantaranya keluarga tentang
merawat nyerinya dengan cara : dapat pengertian
menyebutkan hipertensi dan
pengertian dari resiko hipertensi
nyeri. 4. evaluasi
pemahaman
keluarga tentang
penjelasan yang
telah diberikan
5. berikan
reinforcement
positif jika jawaban
sesuai standar

TUK 2 : 1. kaji pengetahuan

49
Keluarga dapat Cara pengawasan terhadap keluarga mengenai
mengambil diit hipertensi : melakukan akibat hipertensi
keputusan untuk diit rendah garam dan baik 2. berikan penjelasan
merawat anggota tentang diit rendah
mengkonsumsi gandum dan
keluarga dengan garam
masalah gangguan biji-bijian, buah-buahan, 3. berikan kesempatan
nyaman nyeri, sayur-sayuran, dan produk keluarga untuk
dengan cara : susu yang rendah lemah bertanya
keluarga lemak 4. evaluasi terhadap
menyatakan penjelasan yang
keputusannya untuk telah diberikan
membantu dalam 5. berikan
melakukan diit reinforcement atas
hipertensi setiap keputusan
keluarga

TUK 3 : Klien dapat melakukan


Melakukan tindakan tehnik relaksasi dan 1. berikan penjelasan
kesehatan yang distraksi untuk pada keluarga
tepat untuk klien tentang cara
meminimalkan gangguan
dengan gangguan mengurangi/menceg
nyaman nyeri, rasa nyaman nyeri ah terjadinyan yeri
dengan cara : 2. demostrasikan pada
Klien dapat keuarga untuk
melakukan tehnik mencegah dan
relaksasi dan mengurangi nyeri

50
distraksi. 3. memotivasikan
keluarga untuk
selalu melakukan
tehnik relaksasi dan
distraksi
4. berikan
reinforcement
positif atas
TUK 4 : perawatab keluarga
Keluarga mampu
menciptakan Klien dapat memerhatikan
lingkungan yang nyaman. 1. jelaskan pentingnya
lingkungan yang
lingkungan dalam
lebih kondusif
mempengaruhi
sehingga dapat
gangguan rasa
mengurangi
nyaman nyeri
gangguan rasa
2. diskusikan dengan
nyaman nyeri.
keluarga cara-cara
untuk menata
ingkungan agar
lebih
memperhatikan
kenyamanan
Keluarga dapat
TUK 5 : menggunakan fasilitas
Keluarga dapat kesehatan, antara lain:
menggunakan 1. kaji ulang
 Mendapat pelayanan
fasilitas kesehatan pengetahuan

51
untuk mengatasi kesehatan seperti diukur keluarga mengenai
masalah gangguan tekanan darah, nadim keberadaan fasilitas
nyaman nyeri respirasi, dan suhu kesehatan yang
tubuh. dapat dijangkau
 Mendapatkan keluarga.
pendidikan kesehatan 2. Kaji pengetahuan
tentang hipertensi keluarga mengenai
manfaat kunjungan
ke fasilitas
kesehatan.
2. Resiko terjadinya Setelah dilakukan Setelah dilakukan Respon 1. Keluarga dapat 1. Kaji pengetahuan
komplikasi tindakan keperawatan kunjungan selama 3 menjelaskan tentang keluarga klien
berhubungan dengan selama 3x kunjungan x 30 menit verbal tanda dan gejala tentang pengertian
ketidakmampuan keluarga, di harapkan diharapkan : hipertensi adalah sakit penyebab, tanda
keluarga mencegah tidak terjadi serangan d. Keluarga dapat kepala, kaku pada dan gejala penyakit
anggota keluarganya hipertensi yang lebih menyebutkan tengkuk, pandangan hipertensi
dari penyakit berat. tanda-tanda dan kabur dan ingin jatuh 2. Berikan pendidikan
hipertensi serta gejala penyakit 2. Keluarga mampu kesehatan pada
ketimampuan hipertensi mengetahui cara keluarga klien
keluarga e. Keluarga dapat mencegah timbulnya tentang pengertian
memodifikasi mengidentifikasi hipertensi yaitu dengan penyebab, tanda
lingkungan. gejala dini memeriksa tekanan gejala hipertensi
terjadinya darah secara teratur, 3. Diskusikan dengan
serangan mengurangi makanan keluarga cara
f. Keluarga dapat yang mengandung mengidentifikasikan
memutuskan garam dan kolestrol, serangan
tindakan yang kurangi stress, olahraga, 4. Kaji kemampuan
harus dilakukan istrirahat yang cukup, dan tindakan

52
bila terjadi minum obat yang keluarga yang
serangan teratur, ciptakan pernah dilakukan
suasana yang nyaman bila serangan
3. Keluarga kien bersedia muncul
mengambil keputusan 5. Anjurkan keluarga
untuk mencegah klien untuk
terjadinya serangan membawa keluarga
dengan merawat atau yang sakit
membawa ke pelayanan kepelayanan
kesehatan kesehatan
6. Beri pilihan dalam
mengambil
keputusan
7. Beri reinformasi
positif

53
5. Implementasi

Tablet 3.6
Implementasi
Tangga No
Implementasi Respon klien Paraf
l Dx
09-03- Mengingatkan S : keluarga masih
2019 keluarga akan ingat akan kesepakatan
kontrak yang telah yang telah dibuat
disepakati.
O : keluarga tampak
mengerti
09-03- 1,2 Mengkaji S : klien mengatakan
2019 pengetahuan kurang mengetahui
keluarga tentang tentang apa itu
penyakit Hipertensi penyakit hipertensi
yang diderita
anggota O : klien nampak
keluarganya bingung saat ditanya
apa itu hipertensi
09-03- 1,2 Memberikan S : keluarga khususnya
2019 penyuluhan Ny. N mengatakan
tentang : mengerti maksut dan
6. Penyebab tujuan kunjungan hari
hipertensi ini
7. Tanda dan
gejala hipertensi O : keluarga
8. Faktor resiko mendengarkan dan
hipertensi memahami lebih jelas
9. Akibat tentang hipertensi
hipertensi
10. Upaya
pencegahan
hipertensi
09-03- 1 Menanyakan pada S : Ny. N dan keluarga
2019 keluarga hal-hal dapat menyebutkan
yang belum pengetian hipertensi,
dimengerti dan menyebutkan tanda dan
meminta keluarga gejala hipertensi,
menjelaskan menyebut faktor resiko
kembali tentang yang menyebabkan
pengertian, hipertensi,
penyebab, tanda menyebutkan akibat
gejala, faktor hipertensi bila tidak
resiko, akibat dan dirawat, menyebutkan
upaya pencegahan cara mencegah

54
hipertensi. timbulnya hipertensi.

O : Keluarga Ny. N
dapt bekerjasama
dengan mahasiswa,
keluarga dapat terlihat
aktif dalam diskusi,
keluarga menunjukan
minat terhadap
kegiatan atau tindakan
yang dapat dilakukan,
keluarga dapat
memberikan respon
verbal dan non verbal
yang baik serta
keluarga kooperatif
selama kegiatan
berlangsung.
09-03- 1,2,3 Membuat kontrak S : Ny. N mengatakan
2019 kunjungan kembali “iya besok”
untuk
mendiskusikan O : disepakati tanggal
tentang hipertensi 11-03-2019 jam 09.00
10-03- 1 Mendemonstrasikan S : keluarga
2010 kepada keluarga mengatakan akan
Ny, N cara mencoba berusaha
mengurangi nyeri mencoba merawat
dengan tindakan nyeri pada Ny. N
nonfarmakologi seperti yang di jelaskan
seperti kompres
dingin pada dahi, O : Ny. N dan keluarga
pijat punggung dan mendengarkan dan
leher, tehnik keluarga nampak
relaksasi antusias
10-03- 1 Meminta keluarga S : keluarga mencoba
2019 untuk rekomendasi mendemonstrasikan
cara mengurangi cara mengurangi nyeri
nyeri dengan sesuai dengan yang
kompres dingin dan dianjurkan
pijat punggung dan
leher O : keluarga sangat
antusias menjelaskan
11- 1,2 Beri motivasi S : keluarga
032019 keluarga untuk mengatakan makanan
mengulang yang yang dianjurkan : pace,
sudah dijelaskan bimbingan dan sledri,

55
dan makanan yang
dilarangan: kopi,
alkohol dan daging
kambing.

O : keluarga nampak
semangat dan
memperhatikan.
11-03- 1,2 Menutup pertemuan S : mengucapkan
2019 dengan terima kasih
mengucapkan
terima kasih dan O : menjawab salam
semoga bermanfaat
dan menutup
pertemuan dengan
mengucapkan
salam

11. Evaluasi

No
Tgl/
. Evaluasi TTD
Jam
Dx
11-03- 1 S : keluarga mengatakan sudah mengetahui
2013 cara mengatasi rasa nyeri apabila nyeri
09.00 tersebut muncul
WIB O : keluarga Ny. N terlihat bisa menjelaskan
kembali dan bisa mempraktekkan sendiri apa
yang telah dijelaskan tentang cara penanganan
mengurangi nyeri dengan tindakan
nonfarmakologi seperti kompres dingin pada
dahi, pijit punggung dan leher, tehnik
relaksali
A : masalah teratasi sebagaian
2 P : Lanjutkan intervensi serta memotivasi
keluarga untuk terus mengajarkan tehnik
relaksasi.

S : keluarga mengatakan sudah memahami


apa yang telah dijelaskan tentang pengertian
hipertensi, penyebab hipertensi, serta tanda
dan gejala, faktor resiko, akibat dan upaya
pencegahan hipertensi.
O : Keluarga dan Ny. N sudah mengetahui

56
cara mencegah timbulnya hipertensi yaitu
dengan memeriksa tekanan darah secara
teratur, mengurangi makanan yang
mengandung garam dan kolestrol, kurangi
stress, olah raga teratur, istirahat yang cukup,
minum obat yang teratur, ciptakan suasana
yang nyaman serta
A : masalah kurangnya pengetahuan
mengenai pencegahan dan penatalaksanaan
penyakit hipertensi dan tingkat stressor yang
tinggi dalam keluarga Ny. N teratasi
P : pertahankan intervensi, memotivasi
keluarga untuk rutin periksa tekanan darah.

B. PEMBAHASAN

Penulis akan mencoba memabahas mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan pendokumentasian, kesenjangan, dan masalah-masalah yang perlu

dibahas dihubungkan dengan teori yang ada melalui pendekatan proses

keperawatan.

Hasil asuhan keperawatan yang telah penulis laksanakan dengan

menggunakan proses keperawatan secara komprehensif pada keluarga Ny. N

dengan Hipertensi, yang telah dilakukan selama 3 hari dari tanggal 7-11

Maret 2019, di Jl. Saniin No.28 rt 10/02 Kelurahan Benteng

Kec.Warudoyong Kota Sukabumi.

Pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga ini penulis memerlukan waktu

untuk pendekatan dengan keluarga, yaitu mulai tanggal 7-11 Maret 2019. Hal

ini penting karena untuk membina hubungan saling percaya, yaitu dengan

melakukan perkenalan dan penjelasan maksud serta tujuan kunjungan.

57
Melalui perawatan kesehatan keluarga yang berfokus pada peningkatan,

perawatan diri (self – care), pendidikan kesehatan dan konseling keluarga,

serta upaya-upaya yang berarti dapat mengurangi  resiko yang diciptakan oleh

pola hidup dan bahaya dari lingkungan. Tujuannya adalah untuk mengangkat

derajat kesehatan keluarga secara menyeluruh, yang mana secara tidak

langsung mengangkat deraja kesehatan setiap anggota keluarga.

Pengkajian dilakukan dengan wawancara, observasi serta pemeriksaan

fisik anggota keluarga. Dari data yang terkumpul kemudian di buat suatu

analisa, identifikasi masalah,  memprioritaskan masalah,  membuat diagnosa

keperawatan,  membuat skoring serta langkah selanjutnya adalah

merencanakan tindakan,  melaksanakan tindakan serta mengevaluasinya

1. Pengkajian

Setelah penulis melakukan pengkajian selama 3 hari dengan

masalah utama Hipertensi, dengan menggunakan Model Konseptual

Friedman yang memfokuskan masalah utama Asuhan keperawatan

keluarga Ny. N dengan Hipertensi untuk menegakkan diagnosa

keperawatan keluarga yang muncul. (Wright & Leahey, 2009 dalam

NANDA 2012).

Setelah penulis memberikan asuhan keperawatan keluarga

menemukan beberapa faktor yang menjadi pendukung &

penghambatnya Adapun faktor yang mendukung yaitu adanya

kerjasama keluarga dengan baik, terbinanya trust (hubungan saling

percaya) antara perawat & keluarga telah mampu menggunakan

58
fasilitas kesehatan yang ada yaitu Puskesmas atau pelayanan

kesehatan terdekat, misal, Dokter Umum. Kesediaan keluarga untuk

meluangkan waktu dalam pemberian asuhan keperawatan & adanya

motivasi yang besar dari keluarga untuk menerima & mengikuti

semua tambahan pengetahuan yang perawat berikan. Faktor

penghambat yang menjadi kendala penulis yaitu keterbatasan waktu

dalam melakukan asuhan keperawatan serta pada saat pengkajian

tidak semua anggota keluarga dapat berkumpul sehingga data

pengkajian hanya berasal dari anggota keluarga yang ada, berikut

beberapa kesenjangan kasus dan teori yang penulis temukan pada

pengkajian :

a. Riwayat tahap perkembangan keluarga, Tahap perkembangan

keluarga Ny. N adalah tahap perkembangan dengan anak dewasa

Ny. N memiliki 1 orang anak, tugas pada tahap perkembangan

dewasa ini sudah terpenuhi.Riwayat keluarga inti, Ny. N menderita

penyakit hipertensi, pada pengkajian mengeluh Ny. N mengatakan

merasa nyeri dan kaku di daerah tengkuk dan kepala berdenyut-

denyut serta tangan dan kaki kiri biasanya sulit digerakan Pada

riwayat keluarga inti penulis kurang teliti dalam mengkaji penyakit

hipertensi yang di derita Ny. N , penulis tidak mengkaji bagaimana

pola konsumsi terhadap makanan yang tidak boleh dikonsumsi Ny.

59
b. Data lingkungan Pada Ny. N karakteristik rumah, dalam pengkajian

penulis hanya mengkaji luas rumah secara keseluruhan, Dan

penulis tidak berhasil mengkaji luas masing-masing ruangan karena

pemilik rumah sendiri pun sudah lupa. Karena kurang ketelitian,

penulis tidak melengkapi denah rumah dengan skala

c. Pada pengkajian fungsi keluarga tertulis fungsi keluarga meliputi,

fungsi afektif, sosial, perawatan keluarga, produksi dan ekonomi.

Pola fungsi perawatan kesehatan meliputi 5 disini keluarga tidak

begitu tahu tentang penyakit yang di derita Ny. N keluarga hanya

tahu Ny. N menderita darah tinggi. Dan untuk pengobatan selain

dari dokter Ny. N harus menghindari makan yang mengandung

kolestrol, menerapkan pola hidup sehat serta melakukan aktivitas

olah raga, keluarga tidak mengetahui pengertian, penyebab, tanda

dan gejala Hipertensi, serta perawatan hipertensi dirumah.

d. Pada pengkajian fungsi ekonomi tertulis “keluarga” Ny. N

merupakan Keluarga dapt memenuhi kebutuhan sehari-hari dari

makanan pakaian, biaya berobat dll”. Dalam hal ini penulis tidak

mencantumkan tentang keluarga dalam memanfaatkan sumber

yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan

keluarga pada dokumentasi asuhan keperawatan karena kurangnya

ketelitian penulis pada saat melakukan pengkajian sehingga hal

tersebut tidak terkaji.

60
e. Pada pemeriksaan stres dan koping keluarga, Ny. N mengeluh

sakit kepala berdenyut- denyut di daerah belakang, kepala

Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan

masalah yang ada. tetapi dalam hal ini penulis tidak

mencantumkan intensitas seberapa sering Tn. N mengalami stressor

dalam masalah pripadi atau masalah pada keluarga.

f. Pada pengkajian pemeriksaan fisik TTV dan data pendukungnya,

penulis hanya mencantumkan TD, Nadi, Suhu, RR, BB, dan TB.

2. Diagnosa yang muncul pada kasus

Diagnosis keperawatan adalah penilaian klinis mengenai

pengalaman/respons individu, keluarga, atau komunitas terhadap

masalah kesehatan yang aktual atau potensial/proses hidup. Diagnosis

keperawatan memberi dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk

mencapai hasil akhir sehingga perawat menjadi akuntabel (Nanda,

2012)

1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan

ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit

Hipertensi

Berdasarkan teori yang ada pada kasus hipertensi muncul

gangguan rasa nyaman nyeri, didasarkan atas adanya resistensi

61
pembuluh otak yang meningkat menimbulkan nyeri kepala hal

ini mengakibatkan gangguan rasa nyaman. Diagnosa

keperawatan gangguan rasa nyaman nyeri adalah berhubungan

dengan tekanan vaskular cerebral akut atau sakit kepala

(Jhonkarto, 2009).

Nyeri yang dimaksudkan disini adalah nyeri kronik karena

nyeri timbul lebih dari 1 tahun. Nyeri kronik adalah keadaan

dimana seorang individu mengalami nyeri yang menetap.

Penulis mengangkat diagnosa tersebut, karena saat

dilakukan pengkajian Ny. N mengatakan merasa nyeri dan

kaku di daerah tengkuk dan kepala berdenyut-denyut dengan

skala nyeri 5, Tn.B terlihat meringis kesakitan dan memegang

bagian tengkuknya. Penyebab yang ditampilkan yaitu

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

Sebab dari hasil pengkajian didapatkan Ny. N mengatakan

sakitnya sudah biasa dan akan hilang sendiri kalau istirahat,

Ny. N tetap bekerja dan beraktifitas seperti biasa tanpa

memperdulikan rasa sakitnya.

Dengan diangkatnya diagnosa tersebut diharapkan keluarga

Ny. N mampu mengenal masalah kesehatan penyakit

hipertensi. Alasan diagnosa ini dijadikan prioritas kedua

adalah berdasarkan hasil perhitungan nilai dengan

menggunakan skala prioritas dalam menyusun masalah

62
kesehatan keluarga, dimana diagnosa ini mempunyai skor 1.

Apabila masalah ini tidak ditangani akan berakibat gangguan

pola tidur dan terganggunya aktivitas sehari-hari (Doengoes,

2000).

a. Intervensi

Intervensi yang disusun penulis untuk mengatasi masalah

adalah: Anjurkan pasien untuk melakukan tirah baring saat

fase akut dengan rasional pada saat tirah baring sirkulasi darah

akan lancar dan mengurangi tekanan intra cranial: Ajarkan

keluarga untuk melakukan tindakan farmakologi dan

nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala seperti

kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, tehnik

relaksasi dengan rasional tindakan-tindakan tersebut dapat

mengurangi nyeri, anjurkan pasien dan keluarga untuk

mengontrol aktivitas-aktivitas yang dapat meningkatkan sakit

kepala misal batuk panjang, membungkuk dengan rasional

menghindari faktor pencetus peningkatan TIK dapat mencegah

nyeri kepala dan tengkuk muncul, Anjurkan keluarga untuk

selalu melakukan cek tekanan darah setiap 3 minggu sekali

dengan rasional tindakan preventif untuk memantau tekanan

darah, Anjurkan keluarga untuk memantau kebutuhan pasien

dalam menjalankan terapi farmakologi dengan rasional

63
ketepatan dalam pemberian terapi farmakologi dapat

mempercepat penyembuhan.

b. Implementasi

Implementasi yang penulis laksanakan untuk memberikan

asuhan keperawatan keluarga Tn.B adalah Mengkaji

pengetahuan keluarga tentang penyakit Hipertensi yang

diderita anggota keluarganya, Meminta keluarga untuk

rekomendasi cara mengurangi nyeri dengan kompres dingin

dan pijat punggung dan leher, serta Beri motivasi keluarga

untuk mengulang yang sudah dijelaskan.

c. Evaluasi

Evaluasi yang didapat penulis setelah tiga hari adalah

secara subjektif keluarga mengatakan sudah mengetahui cara

mengatasi rasa nyeri apabila nyeri tersebut muncul, secara

objektif keluarga Ny. N terlihat bisa menjelaskan kembali dan

bisa mempraktekan sendiri apa yang telah dijelaskan tentang

cara penanganan mengurangi nyeri dengan tindakan

nonfarmakologi seperti kompres dingin pada dahi, pijat

punggung dan leher, tehnik relaksasi.

Pada asuhan keperawatan di evaluasi seharusnya penulis

membuat evaluasi tidak pada hari terakhir tetapi setiap hari

dibuat evaluasi, hal ini dikarenakan kurang pengetahuan dan

kurang ketelitian penulis dalam membuat evaluasi.

64
2) Risiko tinggi komplikasi berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluar yang

sakit.

Resiko adalah keadaan dimana seorang individu beresiko

untuk mendapat bahaya karena deficit preseptual atau fiologis,

kurang nya kesadaran tentang bahaya, atau usia lanjut.

Diagnosa ini diangkat karena di dapatkan data kurangnya

pengetahuan keluarga klien tentang penyakit, kurangnya

pengetahuan tentang cara penanganan penyakit saat terjadi

kekambuhan dan ketidakmampuan keluarga dalam penanganan

keluarga yang sakit dalam carpenito tidak di jelaskan adanya

data mayor dan data minor tetapi ada faktor –faktor resiko.

Untuk merumuskan diagnosa tersebut harus ada faktor-

faktor resiko. Sedangkan menurut Nanda, 2011 ada dua faktor

eksternal dan internal. Faktor eksternal meliputi:

biologis(tingkat imunisasi komunitas, mikroorganisme), zat

kimia (racun, polutan , alkohol, nikotin, pengawet, kosmetik,

pewarna), manusia (agens nosokomial, pola ketenangan, atau

faktor kognitif, afektif, dan psikomotor). cara pemindahan,

nutrisi (vitamin, jenis makanan) fisik (desain, struktur, dan

pengaturan komunitas, bangubab dan atau peralatan). Faktor

internal meliputi: profil darah yang abnormal (leukositosis /

65
leucopenia, gangguan faktor koagulasi, trombositopenia, sel

sabit,talasemia, penurunan hemoglobin). Disfungsi biokimia,

usia perkembangan (fisiologis, psikologis), disfungsi efektor,

disfungsi imun-autoimun, disfungsi integratif, malnutrisi, fisik(

integritas kulit tidak utuh, gangguan mobilitas). Psikologis

(orientasi efektif), disfungsi sensori dan hipoksia jaringan.

Penulis mengangkat diagnosa tersebut karena saat

dilakukan pengkajian Ny. N mengatakan tangan dan kaki

sebelah kiri sering jimpe-jimpe, lemes, kaki yang sebelah kiri

terkadang sulit untuk bergerak apabila setelah mengkonsumsi

kopi,daging dan emping serta Tn. D mengatakan bahwa

istrinya memiliki tekanan darah tinggi, tapi Tn. D tidak/kurang

begitu mengerti tentang hipertensi. yang Tn. D tahu tekanan

darah tinggi yang tekanan darahnya lebih dari 140 dan tidak

boleh makan yang berkolestrol dan bila Ny. N mengeluhkan

kaku pada kaki dan tangannya Tn. D akan membawanya

berobat ke puskesmas.

Diagnosa ini berada diprioritas ketiga karena berdasarkan

prioritas masalahmemiliki skor 3 2/3. Sifat masalah actual,

skor 1 perlu segera ditangani karena akan menimbulkan

komplikasi lebih lanjut. Kemungkinan masalah untuk di ubah

sebagian , Ada usaha untuk mengurangi penyebaran penyakit

dengan cara mengkonsumsi obat tradisional. Potensial masalah

66
untuk dicegah cukup skor 2/3 karena masalah dapat di cegah

atau dikurangi Tn.B berusaha menghindari makanan yang

dapat membuatnya pegal dan kaku serta keluarga Tn.B

membawa ke puskesmas jika merasa badannya tidak enak ,

Menonjolnya masalah , masalah berat harus segera ditangani

karena mengganggu aktifitas untuk bekerja.

a. Intervensi

Intervensi di susun oleh penulis untuk mengatasi masalah

kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit yang

diderita anggota keluarga yang menderita hipertensi adalah

dengan cara menjelaskan tentang pengertian hipertensi,

penyebab hipertensi, tanda dan gejala hipertensi, cara

mengatasi hipertensi, dengan makanan yang dianjurkan dan

tidak dianjurkan serta rasional memberikan pengetahuan

kepada keluarga tentang penyakit yang diderita anggota

keluarga agar tidak salah dalam melaksanakan tindakan yang

harus dilaksanakan. Cara mencegah resiko komplikasi

terjadinya penyakit lain.

b. implementasi

Implementasi yang dilakukan adalah mengkaji pengetahuan

keluarga tentang penyakit hipertensi yang diderita anggota

keluarganya , menjelaskan tentang pengertian ,penyebab, tanda

67
dan gejala, terapi dan makanan yang dianjurkan dan tidak di

anjurkan.

c. Evaluasi

Evaluasi yang didapat penulis setelah tiga hari adalah

secara subjektif keluarga dan Ny. N sudah mengetahui dan

dapat menjelaskan tekanan darah tinggi adalah tekanan darah >

160/90 mmH , keluarga dan Ny. N mengatakan penyebab

hipertensi: merokok, alkohol keluarga dan Tn.B mengatakan

tanda dan gejala hipertensi: Pusing, penglihatan kabur,pegel-

pegel, telingga berdenggeng, keluarga dan Ny. N mengatakan

makanan pantangan, yaitu: durian, daging yang mengandung

kolestrol dan kopi serta mengatakan makanan yang dianjurkan:

pace, timun, seledri . Secara objektif keluarga Ny. N terlihat

bisa menjelaskan penyebab serta resiko terjadinya komplikasi

dan dapat menyebutkan pantangan dan makanan yang

dianjurkan.

Pada asuhan keperawatan di evaluasi seharusnya penulis

membuat evaluasi tidak pada hari terakhir tetapi setiap hari

dibuat evaluasi, hal ini dikarenakan kurang pengetahuan dan

kurang ketelitian penulis dalam membuat evaluasi.

68
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pengkajian

Dalam melakukan pengkajian pada pasien dengan kasus Hipertensi,

didapatkan data :

a. Ny. N mengerti tentang pengertian dan penyebab hipertensi secara

umum, Ny. N mengatakan tidak tahu secara rinci tentang penyakit

yang dideritanya. Ia hanya diberitahu bahwa ia menderita penyakit

hipertensi dan ia tidak tahu pasti tentang penyebab tanda dan gejala

hipertensi, dan pasien terlihat bingung.

b. Ny. N mengatakan tidak tahu tentang komplikasi hipertensi

c. Ny. N mengatakan nyeri pada tengkuk, berdenyut-denyut dengan skala

5 (5-10)

d. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital T: 160/80 N: 88x/menit TB: 163

BB: 56 S: 36,8 RR: 22x/mnt ,bunyi jantung regular, Tampak ada

lingkaran hitam pada kelopak mata dan nyeri (+) pada tengkuk skala 5.

2. Diagnosa Keperawatan

Dalam merumuskan diagnosa keperawatan harus melihat kondisi

pasien. Pada pasien ini prioritas diagnosa keperawatan yang muncul

adalah:

a. Gangguan rasa nyaman nyeri

69
b. Resiko terjadinya komlikasi hipertensi

3. Perencanaan

a. Gangguan rasa nyaman nyeri

Dalam perencanaan pada klien dengan Nyeri akut perlu ditentukan

kriteria waktu dari masing-masing tujuan dan kriteria hasil yang telah

disesuaikan untuk dapat melakukan asuhan keperawatan yaitu lakukan

pengkajian nyeri secara komprehensif, ajarkan prinsipprinsip

manajemen nyeri, ajarkan penggunaan teknik non farmakologi, berikan

informasi nyeri, penyebab nyeri, dan antisipasi nyeri serta evaluasi

keefektifan dari tindakan penggontrol nyeri.

b. Resiko terjadinya komlikasi

c. Dalam perencanaan pada klien dengan Resiko terjadinya komlikasi

hipertensi perlu ditentukan kriteria waktu dari masing-masing tujuan

dan kriteria hasil yang telah disesuaikan untuk dapat melakukan asuhan

keperawatan yaitu Kaji pengetahuan klien tentang proses penyakit

hipertensi jelaskan proses penyakit hipertensi riview pengetahuan klien

mengenai kondisinya jelaskan tanda dan gelaja umum dari penyakit

hipertensi jelaskan kemungkinan penyebab hipertensi, berikan

informasi kepada klien mengenai kondisinya, berikan informasi pada

keluarga klien mengenai perkembangan klien, edukasi pasien mengenai

tanda dan gejala yang harus dilaporkan kepada petugas kesehatan.

4. Pelaksanaan

70
Penatalaksanaan dalam kasus ini dapat dilaksanakan sesuai dengan

rencana yang telah disusun dengan melibatkan pasien, keluarga yaitu

membantu klien dalam mengontol nyeri, melakukan penyuluhan mengenai

penyakit hipertensi, membantu mengekfektifan manajemen kesehatan

keluarga dan meningkatkan perawatan diri klien.

5. Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk memonitor keberhasilan yang tercapai

selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan, dan tindakan keperawatan.

Dari diagnosa yang muncul yaitu Nyeri akut telah teratasi, defisit

pengetahuan telah teratasi, ketidakefektifan manajemen kesehatan

keluarga telah teratasi dan kesiapan meningkatkan perawatan diri telah

teratasi.

B. Rekomendasi

Setelah penulis mendapatkan pengalaman nyata dalam melaksanakan

Asuhan keperawaan Ny. N dengan Hipertensi pada keluarga Tn. D maka

penulis ingin merekomendasikan kepada :

1. Aspek Praktis

Penulis berharap kepada pihak terkait untuk memperhatikan

kondisi klien yang berada dilingkungan puskesmas setempat.penulis

berharap untuk dapat mengaplikasikan kunjungan rumah untuk memantau

keadaan klien dan keluarga.

2. Aspek Teoritis

71
Penuis berharap institusi lebih mengasah kemampuan mahasiswa

dapat diadakannya pelatihan serta seminar-seminar yang dapat menambah

wawasan mahasiswa serta pengalaman alat medis terbaru yang dapat

dijumpai sekaligus juga dapat dipakai oleh mahasiswa lainnya apa bila

sedang melakukan praktek kerja lapangan.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis sampaikan,

penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih

banyak kekurangan, karenamnya kritik dan saran yang membangun untuk

diharapkan perbaikan karya tulisan ilmiah ini.

72

Anda mungkin juga menyukai