Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Hipertensi adalah penyakit yang didefinisikan sebagai peningkatan
tekanan darah secara menetap (Dipiro, dkk., 2011). Umumnya,
seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darah berada di
atas 140/90 mmHg. Hipertensi dibedakan menjadi dua macam, yakni
hipertensi primer (esensial) dan hipertensi sekunder. Hipertensi dipicu
oleh beberapa factor risiko, seperti faktor genetik, obesitas, kelebihan
asupan natrium, dislipidemia, kurangnya aktivitas fisik, dan defisiensi
vitamin D (Dharmeizar, 2012). Prevalensi hipertensi yang terdiagnosis
dokter di Indonesia mencapai 25,8% dan Yogyakarta menduduki
peringkat ketiga prevalensi hipertensi terbesar di Indonesia. Tingkat
prevalensi hipertensi diketahui meningkat seiring dengan peningkatan
usia dan prevalensi tersebut cenderung lebih tinggi pada masyarakat
dengan tingkat pendidikan rendah atau masyarakat yang tidak bekerja
(Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013). (Sudarsono et
al., 2017)

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan


darah berada pada nilai 140/90 mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat
menjadi berbahaya, karena jantung dipaksa memompa darah lebih keras
ke seluruh tubuh, hingga bisa mengakibatkan timbulnya berbagai
penyakit, seperti gagalginjal, stroke, dan gagal jantung (Willy, 2018).

Data WHO 2015 menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia


menderita Hipertensi, yang artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis
menderita Hipertensi. Diperkirakan juga setiap tahun ada 9,4 juta orang
meninggal akibat hipertensi dan komplikasi (Kemenkes, 2018).

Hipertensi di Asia tercatat 38,4 juta tahun 2000 dan diprediksi akan
meningkat menjadi 67,4 juta orang pada tahun 2025. Hipertensi di Asia
Tenggara sendiri merupakan faktor risiko kesehatan utama. Setiap
tahunnya hipertensi membunuh 2,5 juta orang di Asia Tenggara. Jumlah

1
2

penderita hipertensi di dunia terus meningkat (Masriadi, 2016).


Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi hipertensi mengalami
peningkatan sebesar 8,31%, dari sebelumnya 25,8% (Riskesdas, 2013)
menjadi 34,11% (Riskesdas, 2018).

Di Provinsi Jawa Barat, berdasarkan data Riskesdas tahun 2013,


Prevalensi hipertensi yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18
tahun merupakan provinsi ke-4 dengan kasus hipertensi terbanyak
(29,4%) setelah Bangka Belitung (30,9%), Kalimantan Selatan (30,8%),
dan Kalimantan Timur (29,6%) (Riskesdas, 2013). Sedangkan pada tahun
2018, Jawa Barat menduduki urutan ke dua sebagai Provinsi dengan
kasus Hipertensi tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 39,6% setelah
Kalimantan Selatan yaitu sebesar 44,1% (Riskesdas, 2018).

Hipertensi merupakan penyakit yang umumnya diderita oleh lansia,


atau biasa disebut dengan penyakit degeneratif. Menurut Bustan Nadjib
(2015) menjelaskan bahwa tekanan darah meningkat sesuai umur dan
dimulai sejak umur 40 tahun. Namun saat ini hipertensi tidak hanya terjadi
pada usia diatas 40 tahun, tetapi juga menjadi tren kesehatan pada masa
dewasa muda. Meskipun mereka pada umumnya memiliki kondisi yang
baik, namun banyak orang dalam masa dewasa muda mengalami
peningkatan masalah kesehatan.

Hipertensi merupakan penyakit yang disebabkan oleh beberapa


faktor diantaranya faktor yang tidak dapat diubah yaitu umur, jenis
kelamin, dan riwayat keluarga, sedangkan faktor yang dapat diubah
diantaranya kegemukan (obesitas), kurang aktivitas fisik (olahraga),
kebiasaan merokok, konsumsi garam berlebih, konsumsi alkohol, (Pratiwi
dan Mumpuni, 2017), selain itu, faktor lain yang tidak dapat diubahyaitu
konsumsi lemak berlebih, kafein, stres dan penggunaan pil KB (Nadjib
Bustan, M., 2015).

Data prevalensi aktivitas fisik kurang dan konsumsi makanan asin


berdasarkan riskesdas 2013 dan 2018 mengalami kenaikan. Kenaikan
prevalensi pada aktivitas fisik kurang 7,4% dan konsumsi makanan asin
3,5%. Sedangkan proporsi perokok menurut Riskesdas 2013 dan 2018
tidak mengalami kenaikan, namun proporsinya cukup stabil yaitu 29,3%
3

pada 2013 dan 28,9% pada 2018. Dari kelima faktor tersebut, data
prevalensi di Jawa Barat lebih tinggi dari data nasional.

Berdasarkan penelitian Ginting (2017) menunjukkan bahwa ada


hubungan aktivitas fisik dan kebiasaan merokok dengan hipertensi.
Aktivitas fisik dengan OR=3,114 dan kebiasaan merokok dengan
OR=9,952. Dalam penelitian lain menunjukkan bahwa ada hubungan
konsumsi garam lebih dengan hipertensi. Konsumsi garam lebih
menunjukkan OR=6,571 (Rahmawati, Y.D. 2013).

Data World Health Organization (WHO) tahun 2016 yang


menyebutkan bahwa 56 juta kematian diseluruh dunia, 38 juta
diantaranya disebabkan oleh penyakit tidak menular dan proporsi
penyebab utama kematian penyakit tidak menular pada tahun 2016 itu
diantaranya: penyakit kardiovaskular (37%), kanker (27%), penyakit
pernapasan (8%) dan diabetes (4%). Selanjutnya, WHO juga melaporkan
bahwa kematian karena penyakit kardiovaskular tersebut 7,4 juta
disebabkan oleh penyakit jantung kronis dan sebesar 6,7 juta orang
disebabkan oleh stroke (WHO, 2016).

Berikut adalah data tentang beberapa kasus penyakit di Kabupaten


pangandaran yang penulis dapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten
pangandaran adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1
Jumlah Kasus Penyakit Tertentu Yang Ditemukan Atau Dirawat Dalam 1
Tahun Di Kabupaten Pangandaran Tahun 2019
No Nama penyakit Jumlah

1 Gastritis 8.424

2 ISPA 7.289

3 Common old 7.054

4 Hipertensi 6.821

5 Rheumatik 3.967

6 Myalgia 3.189

7 Febris 2.683
4

8 Diare 1.390

9 Diabetes mellitus 1.062

Jumlah 41.879

Sumber : DinKes Kabupaten pangandaran, 2019

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah penderita Hipertensi


di kabupaten pangandaran pada tahun 2019 menempati urutan ke 4
dengan jumlah 6.821 orang.

Berdasarkan data yang didapat, maka untuk memenuhi salah satu


syarat dalam menyelesaikan D III keperawatan STIKes muhammadiyah
ciamis penulis menggunakan asuhan keperawatan yang komprehensif
pada keluarga Tn. R dengan gangguan system kardiovaskuler: hipertensi
pada Ny. N dengan menggunakan proses keperawatan yang
didokumentasikan dalam bentuk laporan kasus yang berjudul:

ASUHAN KEPRAW ATAN KELUARGA Tn. R DENGAN


GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER : HIPERTENSI
PADA Ny. N DI DUSUN GIRIJAYA RT 02 RW 03 WILAYAH
KERJA UPTD KESEHATAN PUSKESMAS PARIGI
KABUPATEN PANGANDARAN TAHUN 2020

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Penulis mampu mendapat pengalaman dalam pemberian asuhan
keperawatan serta mampu melaksanakn secara langsung dan
komprehnsif meliputi aspek bio-psikososial, spiritual dengan
pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan khusus
a. Dapat melakukan pengkajian pada keluarga Tn. R. dengan
gangguan sistem kardiovaskuler : hipertensi pada Ny. N.
5

b. Dapat menegakkan diagnosa keperawatan keluarga sesuai


dengan data hasil pengkajian pada keluarga Tn. R. dengan
gangguan sistem kardiovaskuler : hipertensi pada Ny. N.
c. Dapat merencanakan tindakan keperawatan keluarga sesuai
dengan kebutuhan dan maslah yang munculpada keluarga Tn. R.
dengan gangguan sistem kardiovaskuler : hipertensi pada Ny. N.
d. Dapat melkasanak tindakan keperawatan sesuai dengan
perencanaan keperawatan yang telah disusun pada keluarga Tn.
R dengan gangguan sistem kardiovaskuler : hipertensi pada Ny.
N.
e. Dapat melakukan evaluasi hasil tindakan yang telah dilaksnakan
pada keluarga Tn. R dengan gangguan sistem kardiovaskuler :
hipertensi pada Ny. N.
f. Dapat mendokumentasikan proses asuhan keperawatan yang
berbentuk karya tulis ilmiah pada keluarga Tn. R dengan
gangguan sistem kardiovaskuler : hipertensi pada Ny. N.

C. Metode Penulisan
1. Metode pengumpulan data
Metode yang digunkan adlah metode deskriptif yang berbentuk
laporan kasus melalui pendekatan proses keperawatan.
2. Teknik pengumpulan data
Teknik yang digunkan daam pengumpulan data yang digunakan
adalah:
a. Wawancara
Pengumpulan data menggunakan komunikasi atau Tanya jawab
baik dengan keluarag ataupun dengan klien secara langsung
mengenai hal yang berkaitan dengan maslah yang dihadapi klien.
b. Observasi
Data yang dikumpulkan dan diperoleh dengan cara mengamati
perilaku secara langsung yaitu tanda dan gejala serta keadaan-
keadaan untuk memperoleh data maslah kesehatan keperawatan
pasien.
c. Pemeriksan fisik
6

Melakukan pemeriksaan fisik pada pasien guna untuk


mendpatkan data tentang maslah kesehatan yang dilakukan dari
ujung kepala sampai ujung kaki, pemeriksaan dilakukan dengan
berbagai teknik diantaranya:
1) Inspeksi
Inspeksi merupakan teknik proses observasi dengan
menggunakan mata. Inspeksi dilakukan untuk mendeteksi
tanda-tanda fisik yang berhubungan dengan atau fisik.
2) Palpasi
Papasi dilakukan dengan menggunakan sentuhan atau
rabaan. Metode ini dikerjakan untuk mendeterminasi ciri-ciri
jaringan atau organ. Dalam melakukan palasi hanya
menyentuh bagian yang diperiksa.
3) Auskultasi
Auskultasi merupakan metode pengkajian yang menggunakan
stetoskop untuk memperjelas pendenganaran.
4) Perkusi
Perkusi adalah metode pemeriksaan dengan cara mengetuk.
Tujuan perkusi adalah menentukan batas-batas organ atau
tubuh dengan cara mengetuk. Tujuan perkusi adalah
menentukan batas-batas organ atau bagian tubuh dengan
cara measakan vibrasi yang ditimbulkan akibat adanya
gerakan yang diberikan kebawah jaringan.
d. Dokumentasi
Merupakan salah satu cara untuk mempelajari data-data pada
status klien dengan catatan yang berhubungan dengan asuhan
keperawatan. Meliputi catatan keperawatan, reka medis, dan
catatan lainnya dari tim kesehatan.
e. Studi kepustakaan
Membaca dan mempelajari buku-buku sumber yang dapat
dijadikan data dasar teoritis yang berhubungan dengan dengan
kasus yang diambil.

D. Sistematika Penulisan
7

BAB I : PENDAHULUAN
Bagian ini merupakan bangian pendahuluan dari karya
tulis yang etrdiri dari latar belakang maslah, rumusan
masalah, tujuan penulisan, meode dan teknik
pengumpulan data serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
berisikan tentang tinjauan teoritis yang menjelaskan
tentang konsep dasar, dampak penyakit terhadap
kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan.
BAB III :TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Merupakan tinjauan kasus dan pembahasan yang berisi
tentang penerapan asuhan keperawatan pada keluarga
Tn. R dengan gangguan sistem kardiovaskuler :
hipertensi pada Ny. N yang terdiri dari pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi,
dan evaluasi. Pada pembahasan menggamarkan secara
jelas kesenjangan konsep teori dan kenyataan yang
dihadapi dilapangan dari setiap tahapan dari proses
keperawatan yang dilakukan.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Merupakan kesimpulan dan rekomendasi yang
menjelakan tentang kesimpulan yang mengacu pada
tujuan penulisan dan formulasi saran oprasional
tehadap masalah yang ditentkan.

Anda mungkin juga menyukai