Oleh :
dr. Ulfa Hayati Putri
Pembimbing :
dr. Ashita Yumaida
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
Puskesmas Salido”.
Tidak Menular. Dalam usaha penyelesaian evaluasi program ini, penulis banyak
memperoleh bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung
maupun tidak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
Puskesmas Salido.
oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima semua saran dan
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1 Hipertensi
2.1.1 Definisi
Hipertensi adalah salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas di
Indonesia, sehingga tatalaksana penyakit ini merupakan intervensi yang sangat
umum dilakukan diberbagai tingkat fasilitas kesehatan. Pedoman Praktis klinis
ini disusun untuk memudahkan para tenaga kesehatan di Indonesiadalam
menangani hipertensi terutama yang berkaitan dengan kelainan jantung dan
pembuluh darah. Hampir semua consensus/ pedoman utama baik dari dalam
walaupun luar negeri, menyatakan bahwa seseorang akan dikatakan hipertensi
bila memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah
diastolik ≥ 90 mmHg, pada pemeriksaan yang berulang. Tekanan darah sistolik
merupakan pengukuran utama yang menjadi dasar penentuan diagnosis
hipertensi 7
2.1.2 Epidemiologi
Berdasarkan data WHO (2015) satu diantara lima orang dewasa di seluruh
dunia mengalami peningkatan tekanan darah. Prevalensi hipertensi di dunia
sekitar 972 juta orang atau 26,4% masyarakat yang mengalami hipertensi. Dan
akan mengalami peningkatan menjadi 29,2% ditahun 2030. Dari 972 juta
penderita hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 juta berada di negara
berkembang. Prevalensi hipertensi tertinggi berada di Afrika yaitu 46% dewasa
berusia diatas 25 tahun terdiagnosis hipertensi. Prevalensi hipertensi di Indonesia
menurut Riskesdas 2018 sekitar 34,1%. Prevalensi hipertensi di Sumatera Barat
berdasarkan data DKD 2018, yakni 25,16% dengan jumlah 176.169 kasus yang
terdeteksi melalui pengukuran tekanan darah. Kota Padang merupakan wilayah
tertinggi di Sumatera Barat dengan jumlah kasus hipertensi sebesar 44.330 kasus,
diikuti oleh kabupaten solok dengan jumlah kasus 30.863 kasus.3
Komplikasi hipertensi menyebabkan sekitar 9,4 kematian di seluruh dunia
setiap tahunnya. Hipertensi menyebabkan setidaknya 45% kematian karena
2.1.3 Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, 80-95% penderita hipertensi digolongkan
sebagai hipertensi primer atau esensial yaitu ketika penyebab hipertensi tidak
dapat diidentifikasi (idiopatik) dan sebagian besar merupakan interaksi yang
kompleks antara genetik dan interaksi lingkungan.9
Sementara itu 5-20% lainnya digolongkan sebagai hipertensi sekunder,
yang diakibatkan adanya penyakit yang mendasari seperti gangguan ginjal,
gangguan adrenal, penyempitan aorta, obstructive sleep apneu, gangguan
neurogenik, endokrin, dan obat-obatan.10
2.1.4 Klasifikasi
Penentuan derajat hipertensi dilakukan berdasarkan rata-rata dari dua atau
lebih pengukuran tekanan darah (dalam posisi duduk) selama dua atau lebih
kunjungan pasien rawat jalan.11 Klasifikasi hipertensi dapat dilihat dalam table
dibawah.
2.1.6 Patofisiologi
Terdapat beberapa faktor yang berperan dalam pengendalian tekanan darah
yang mempengaruhi rumus dasar:16
2.1.7 Diagnosis
Evaluasi pasien hipertensi mempunyai tiga tujuan:
- Mengidentifikasi penyebab hipertensi.
- Menilai adanya kerusakan organ target dan penyakit kardiovaskuler,
beratnya penyakit, serta respon terhadap pengobatan.
- Mengidentifikasi adanya faktor risiko kardiovaskuler yang lain atau
penyakit penyerta, yang ikut menentukan prognosis dan ikut
menentukan panduan pengobatan.17
Sistem Pemeriksaan
Ginjal Urinanalisis mikroskopik, eksresi albumin, serum BUN
dan/atau kreatinin
Endokrin Serum natrium, kalium, kalsium, dan TSH
Metabolik Glukosa puasa atau HbA1c, profil lipid (kolesterol
total, HDL dan LDL, trigliserida)
Lainnya Darah lengkap, rontgen dan elektrokardiogram
2.1.11 Pencegahan
Pencegahan dan kontrol dari hipertensi membutuhkan dukungan dari
berbagai aspek serta politik sebagai peran dari pemerintah dan para pembuat
kebijakan. Petugas kesehatan, komunitas peneliti akademis, lembaga masyarakat,
sektor privat, serta keluarga dan penderita hipertensi sendiri semuanya ikut
berperan.18
3.1.4.1 Luas
Puskesmas Salido memiliki wilayah kerja yang mencakup 9 Nagari dan
25 kampung. Pada tahun 2020 jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Salido sebanyak 35.367 jiwa atau sekitar 8.402 Kepala Keluarga.
3.1.4.2 Jumlah Desa
Luas wilayah kerja Puskesmas Salido Kecamatan IV.JURAI 190 km 2.
Wilayah kerja Puskesmas Tapan berbatasan dengan:
1. Sebelah Barat dengan Samudra Indonesia
1 Painan 3
3 Painan Timur 2
4 Salido 5
5 Bungo Pasang 3
6 Sago 3
7 Tambang 2
9 Koto Rawang 2
Jumlah 25
3.2 Demografis
3.2.1 Tabel Jumlah Kepala Keluarga
No NAGARI Jumlah KK
1 Painan 1.353
4 Salido 1.752
6 Sago 1.091
7 Tambang 416
Jumlah 8.402
7 th 8 th 9 th 11 th 12 th 7-15 th
L 357 360 362 364 362 3.216
P 5.116 12.157
b. Pendidikan
Sebagian besar penduduk di wilayah kerja Puskesmas Salido mengenyam
pendidikan dari TK, SD, SLTP,SLTA, D III ( Diploma ) dan S1 (Sarjana Strata 1)
yang semakin tahun semakin meningkat.
Data Puskesmas
Puskesmas Salido ditetapkan sebagai Puskesmas Rawat Inap yang berdasar Pada
peraturan Bupati Pesisir Selatan Nomor 39 tahun 2017 tentang UPT Pusat Kesehatan
Masyarakat pada Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan, dengan Izin
Operasional Nomor : 570/07/Kpts/DPMPPTSP-PS/IV/2019. Puskesmas Salido
merupakan Puskesmas dengan fasilitas rawat inap dengan 14 Tempat tidur. Dan
ditunjang oleh rumah dinas paramedis 4 buah dan rumah dinas dokter 4.
Bangun Puskesmas Salido merupakan bangunan beton permanen dengan kondisi baik..
Wilayah Kerja
Puskesmas Salido memiliki wilayah kerja yang mencakup 9 Desa dan 25
kampung. Pada tahun 2020 jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Salido sebanyak 36.752 jiwa
Jumlah UKBM : Poskesdes, Polindes, Desa Siaga, Posyandu, Posbindu, Rumah Tunggu
Kelahiran.
Denah Puskesmas
Jarak pemukiman Masyarakat Terjauh dan Waktu Tempuh yang diperlukan Jarak
Pemukiman Masyarakat terjauh dari Puskesmas Salido adalah desa
Sarana Transportasi yang tersedia untuk pelayanan adalah kendaraan roda dua
dan kendaraan roda empat dengan memakan biaya yang kisaran Rp 15.000 untuk
melakukan pelayanan.
Ketersediaan Obat
Obat adalah salah satu komponen dalam sarana kesehatan yang sangat
dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan. Di UPT Puskesmas Salido kebutuhan obat
terbesar adalah obat-obatan jenis antibotik dan golongan analgetik-
antiphiretik,mengingat jumlah kasus penyakit terbesar adalah penyakit infeksi.
Kebutuhan obat-obatan jenis lain disesuaikan dengan jumlah kasus penyakit, Namun
secara umum kebutuhan obat terpenuhi. Pemenuhan kebutuhan obat berasal dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan dan Puskesmas melalui Dana Kapitasi JKN,
sedangkan untuk jenis obat program di suplay dari Dinas Kesehatan diambil sesuai
kebutuhan program terkecuali untuk vitamin A yang selalu secara periodic
didistribusikan setiap bulan Februari dan Agustus. Pemenuhan kebutuhan beberapa obat
di wilayah UPT Puskesmas Salido dapat dilihat pada table dibawah ini :
Jumlah Sisa Stok
Nama
Item Kebutuhan Pemakaian per 31 Jumlah Obat %
N Obat /
Obat / 2019 tahun Desember Ketersediaan
O Vaksin
Vaksin tahun 2019 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. OBAT 48 520.055 520.055 0 520.055 100%
Perhitungan
Standar
No Jenis Tenaga Jumlah Status Analisis Beban Kekurangan
Kebutuhan
Kerja
Pembiayaan Puskesmas
Pembiayaan sektor kesehatan sangat penting untuk pelaksanaan Pelayanan Kesehata di UPT
Puskesmas Salido. Pembiayaan sektor kesehatan bersumber antara lain dari dana DAU, Kapitasi JKN,
dan, BOK. Pembiayaan di UPT Puskesmas Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan
sepenuhnya bersumber dari APBD dan APBN
-1 -2 -3
1. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) 951.852.000
APBD Operasional Adm Keuangan
2. 104.013.393
Puskesmas
Manajemen Puskesmas
a. Visi
menuju terwujudnya masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat
b. Misi
1. Meningkatkan pelayanan yang bermutu dan terjangkau di seluruh lapisan masyarakat
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan prima dengan kualitas yang optimal.
3. Meningkatkan partisipasi masyarakat menuju keluarga sehat yang mandiri dengan PHBS
(Prilaku Hidup Bersih dan Sehat).
Adapun Tata Nilai yang di anut UPT Puskesmas Salido adalah sebagai berikut :
P = PROFESIONAL
Memiliki kopetensi dan kemampuan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang baik.
Mortalitas
Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada tempat dan kurun waktu
tertentu yang diakibatkan oleh keadaan berupa penyakit atau di sebabkan hal yang
lain. Kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu dapat memberikan
gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat atau dapat digunakan sebagai
indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program
pembangunan kesehatan lainnya.
Kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang terjadi saat masih
menjalani masa kehamilannya sampai dengan 42 hari setelah berakhirnya kehamilan,
tanpa memperhatikan lamanya kehamilan dan tempat terjadinya kehamilan yang
disebabkan oleh kelalaian dalam penanganan kehamilannya, tetapi bukan karena
kecelakaan.
Angka Kematian Ibu (AKI) Maternal adalah jumlah kematian ibu hamil
ditambah jumlah kematian ibu bersalin dan ditambah jumlah kematian ibu nifas per
1.000 kelahiran hidup (KH). Angka kematian ibu Maternal berguna untuk
menggambarkan tingkat kesadaran berperilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan
ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu
hamil, melahirkan dan masa nifas. Tahun 2020 jumah AKI di wilayah kerja
Puskesmas Salido sebayak 1 orang.
Jumlah Kematian Bayi dan Balita
Pada tahun 2020 jumlah kematian bayi baru lahir adalah 5 orang, dan terakhir
pada jumlah kematian IUFD sebanyak 9 orang.
1 ISPA 10.661
2 Hipertensi 7.330
3 Rheumatik 6.248
4 Gastritis / Dispepsia 5.680
5 Penyakit Kulit Alergi 3.542
6 Deabetes Militus 2.110
7 Influensa 2.012
8 Cmmond Cold 1.876
9 Kelaianan Refraksi 1.164
10 Astma 1.92
Jumlah penyakit tidak menular di wilayah kerja Puskesmas Salido tahun 2021
dilakukan pemeriksaaan antara lain penderita hipertensi, gastritis, dan RA.
3.9
No Indikator SPM Sasaran Target Pelayanan Pelayanan Jumlah
75% Sesuai Tidak
Standar Sesuai
Standar
Target :
- Mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat serta
meningkatkan pengetahuan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Salido
tentang pencegahan dan bahaya Hipertensi.
2. Lingkungan
Kondisi pandemi COVID-19
Rencana :
- Protokol kesehatan pencegahan COVID-19 dengan 5M (Memakai masker,
mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi
kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi)
- Koordinasi dengan bidan dan kader masing-masing nagari untuk
pelaksanaan screening pada hipertensi.
Pelaksana :
- Petugas pemegang program pencegahan penyakit tidak menular, bidan
dan kader di wilayah kerja Puskesmas Salido.
Sasaran :
- Masyarakat dan pertugas kesehatan Puskesmas Salido
3. Material
Kurangnya media promosi mengenai pencegahan dan bahaya Hipertensi
termasuk pada masa pandemi COVID-19.
Rencana :
- Pengadaan media promosi mengenai bahaya Hipertensi serta
pencegahannya melalui penempatan poster/leaflet dan pembuatan video
edukatif.
Target :
- Meningkatnya pengetahuan dan kewaspadaan masyarakat tentang
pentingnya mengetahui perjalanan penyakit berdasarkan data
pemeriksaan rutin di layanan kesehatan.
- Pencatatan dan pelaporan menjadi maksimal oleh peran kader dan
partisipasi masyarakat dalam hal pemeriksaan.
- Lengkapnya data screening pada setiap usia produktif.
Program ini diharapkan dapat terlaksana untuk mencapai target SPM pada
pelayanan kesehatan penyakit tidak menular khususnya Hipertensi. Rangkaian program
ini terdiri dari:
a. Survei awal untuk menilai penyebab tidak tercapainya SPM program pelayanan
kesehatan pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Salido dengan
melihat data pencapaian program pelayanan kesehatan pada penderita hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Salido.
b. Pelatihan Kader Anti Hipertensi (KAPTEN)
Direncanakan untuk dilakukan pelatihan khusus mengenai pencegahan tentang
Hipertensi. Diharapkan pelatihan ini juga dapat dilakukan secara berkala. Dan dapat
melakukan follow up ke Puskesmas mengenai kunjungan pasien hipertensi setiap
bulannya sehingga pencatatan dapat dilakukan secara menyeluruh
c. Pengecekan Tekanan Darah Berkala
Kegiatan ini dilakukan pada seluruh usia produktif baik yang sehat, beresiko dan
penyandang PTM serta usia lanjut di wilayah kerja Puskesmas Salido untuk
mengidentifikasi masyarakat yang tidak bergejala tetapi mempunyai risiko
menderita hipertensi agar tidak jatuh sebagai penderita. Pendataan masyarakat risiko
hipertensi dibantu oleh bidan dan kader di setiap nagari.
d. Penyuluhan dan edukasi hidup sehat untuk mencegah komplikasi hipertensi.
Kegiatan ini dapat diberikan saat kontrol tekanan darah dan pengambilan obat untuk
edukasi perorangan. Materi kegiatan ini diberikan secara perorangan saat kontrol
tekanan darah dan pengambilan obat dan penyuluhan yang ditentukan oleh
puskesmas oleh tenaga medis yang kompeten dibidangnya. Penyuluhan one day
event secara menyeluruh dilakukan setiap 1 kali sebulan di Puskesmas Salido.
e. Senam sehat dan bugar
Senam ini direncanakan dilakukan setiap Rabu pagi di lapangan Puskesmas Salido
sesuai protokol kesehatan guna mendukung tindakan preventif pada Hipertensi.
Kalender Hipertensi ini berguna sebagai pengingat kontrol tekanan darah. Cara ini
dapat dilakukan dengan penyetelan jadwal kegiatan kontrol tekanan darah ke
puskesmas pada handphone penderita hipertensi. Bagi masyarakat penderita
hipertensi yang tidak memiliki handphone dapat memberi tanda di kalender sebagai
pengingat jadwal kunjungan ke puskesmas dan memaksimalkan peran kader di
setiap wilayah untuk membantu mengingatkan juga sehari sebelum hari kontrol dan
pengambilan obat. Untuk memudahkan jadwal kontrol, penderita hipertensi dapat
menyetel jadwal kontrol dan pengambilan obat sesuai tanggal lahir penderita
hipertensi.
Tahap ini bertujuan untuk menilai apakah program dilaksanakan dengan maksimal.
Indikator keberhasilan dari pelaksanaan dilihat dari faktor:
a. Optimalisasi seluruh kegiatan GARDU CHINTA guna meningakatkan capaian
target SPM program pelayanan kesehatan pada penderita Hipertensi
b. Pengesahan Kader Anti Hipertensi (KAPTEN) yang akan membantu untuk
terlaksananya seluruh rangkaian kegiatan yang telah di rencanakan.
c. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kontrol
tekanan darah yang dapat dinilai dari laporan kunjungan penderita hipertensi dan
kepatuhan minum obat hipertensi, serta kartu kontrol hipertensi yang dibawah oleh
pasien.
6.1 Kesimpulan
Masalah utama dari rendahnya pencapaian penemuan kasus Hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Salido adalah pengetahuan, sikap dan tindakan dari masyarakat mengenai
gejala, pengobatan, penularan dan pencegahan penyakit tuberculosis
Kerjasama pihak puskesmas, dokter praktek mandiri, bidan desa, kader TB, dan peran
wali nagari dalam peningkatan kegiatan yang berhubungan program promosi kesehatan
mengenai tuberculosis dan ketersediaan dana dalam pelaksanaan program.
Hal tersebut guna meningkatkan pengetahuan, penemuan dan pencapaian target pasien
dengan Hipertensi di masyarakat.
6.2 Saran
1. Melaksanaan program kartu kontrol hipertensi oleh pihak puskesmas untuk
masyarakat dan diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat.