KELOMPOK 6
FAKULTAS KEPERAWATAN
2019
11.
BAB I
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana seorang wanita yang didalam rahimnya
terdapat embrio atau fetus. Kehamilan dimulai pada saat masa konsepsi hingga lahirnya janin,
dan lamanya kehamilan dimulai dari ovulasi hingga partus yang diperkirakan sekitar 40minggu
dan tidak melebihi 43 minggu (Kuswanti, 2014). Jumlah ibu hamil di Indonesia pada tahun 2017
tercatat sekitar 5. 324.562 jiwa. Sedangkan di Jawa Tengah, jumlah ibu hamil mencapai 590.984
jiwa.
Salah satu upaya dalam mendukung kesehatan di Indonesia diprioritaskan pada upaya
peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok yang paling retan
kesehatan, seperti ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir. Upaya kesehatan pada ibu hamil
bertujuan untuk mencapai kualitas hidup ibu setelah melahirkan. Kulaitas hidup ibu akan tercapai
bila ada kepuasan ibu akan kesehatan ibu dan bayinya (Kemenkes RI, 2018).
Kondisi kesehatan calon ibu pada masa awal kehamilan akan mempengaruhi tingkat
keberhasilan kehamilan serta kondisi status kesehatan calon bayi yang masih didalam rahim
maupun yang sudah lahir, sehingga disarankan agar calon ibu dapat menjaga perilaku hidup sehat
dan menghindari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi calon ibu pada masa kehamilan
(Johnson, 2016).
Ibu hamil dan keluargamya tidak semuanya mendapat pendidikan dan konseling
kesehatan yang memadai tetang kesehatan reproduksi, terutama tentang kehamilan dan upaya
untuk menjaga agar keahamilan tetap sehat dan berkualitas. Kunjungan antenatal memberi
kesempatan bagi petugas kesehatan untuk memberikan informasi kesehatan esensial bagi ibu
hamil dan keluarganya termasuk rencana persalinan dan cara merawat bayi (Ssarwono,2008).
Ibu hamil seharusnya mempunyai pengetahuan tentang perubahan tubuh selama
kehamilan, keluan umum dan penanganannya, pemeriksaan wajib selama kehamilan, pengaturan
gizi, perawatan saat kehamilan, tanda-tanda persalinan dan tanda bahayanya, serta perawatan saat
nifas (Kemenkes RI, 2018).
Pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh sejumlah ibu hamil di Indonesia beum
sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Hal ini cenderung menyulitkan tenaga
kesehatan dalam melakukan pembinaan pemeliharaan kesehatan ibu hamil secara teratur dan
menyeluruh, termasuk deteksi dini terhadap faktor resiko kehamilan yang penting untuk segera
ditangani (Depkes,2010).
Berdasarkan hasil pengkajian komunitas di RW 01 Kelurahan Kuncen Lama, Kecamatan
Ungaran, Kabupaten Semarang, didapatkan data bahwa kelas ibu hamil vakum atau belum ada
kegiatan. Jumlah dari ibu hamil di RW 01 Kuncen Lama terdapat 7 ibu hamil. Dari hasil
pengkajian didapatkan ibu hamil belum mengetahui nutrisi selama kehamilan, lalu belum
mengetahui teknik menyusui bayi. Ibu hamil juga bekum mengikuti senam ibu hamil, serta
belum berpengalaman dalam perawatan bayi baru lahir. Dan persiapan KB setelah persalinan.
Dari data diatas muncul diagnoa keperawatan kesiapan peningkatan nutrisi, kesiapan persalinan,
ketidakefektifan pola seksual.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui latar belakang masalah kesehatan komunitas agregat ibu hamil dengan
melalui pengkajian keperawatan di RW 1 Kuncen Lama kelurahan ungaran.
2. Untuk menentukan masalah keperawatan pada komunitas agregat ibu hamil di RW 1 Kuncen
Lama kelurahan Ungaran.
3. Untuk menentukan prioritas masalah keperawatan komunitas agregat ibu hamil di RW 1
Kuncen Lama kelurahan Ungaran.
4. Untuk menentukan intervensi keperawatan komunitas agregat ibu hamil dengan mengacu
pada 4 pilar intervensi komunitas.
5. Untuk melaksanakan implementasi dan evaluasi keperawatan pada agregat ibu hamil di RW
1 Kuncen Lama Kelurahan Ungaran.
6. Pengaplikasian konsep teori keperawatan komunitas agregat ibu hamil dengan melakukan
kerjasama dengan pihak terkait dari proses pengkajian sampai dengan evaluasi.
Pengorganisasian Tindakan
Pengorganisasian pelaksanaan program "IBU HAMIL” di RW 1 Kuncven Lama sebagai berikut:
1. Tindakan Penanganan Masalah Ibu Hamil :
Zahra Nur Hanifa : kurang pemahaman mengenai nutrisi pada ibu
hamil
Crishtin Yuliani Bombing : kurang pemahaman mengenai Psikologis pada
ibu hamil
Ade Ila Wahyu Nur'aini : kurang pemahaman mengenai senam ibu hamil
Indah Retnowati : kurang pemahaman mengenai tanda - tanda
persalinan
Risdianto : kurang pemahaman mengenai seksualitas
selama kehamilan
Diryanto Bastian D : kurang pemahaman mengenai ASI eeksklusf
Ika Wahyu P : Kurang pemahaman mengenai teknik menyusui
Thalia Florencia Da Costa Cabral : Kurang pemahaman mengenai breast care
Dyah Tri Utami : kurang pemahaman mengenai perawatan bayi
baru lahir
Riska Novi Asafitri : kurang pemahaman mengenai program KB
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Kehamilan
1. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai janin lahir, lama hamil normal
yaitu 280 hari atau 9 bulan 7 hari yang dihitung dari hari pertama haid terakhir. Sedangkan
secara medis kehamilan dimulai dari proses pembuahan sel telur wanita oleh spermatozoa
dari pihak pria.
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implementasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
bayi lahir, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9
bulan menurut kalender internasional (Prawirohardjo, 2008). Untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan maternal selama hamil maka ibu dianjurkan untuk mengunjungi
bidan atau dokter sedini mungkin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang disebut
dengan antenatal. (Sumarmi,2015) Kehamilan merupakan pertumbuhan dan perkembangan
dari intrauterin mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan. Setiap bulan wanita
melepaskan satu sampai dua sel telur dari induk telur (ovulasi) yang ditangkap oleh umbai-
umbai (fimbrae) dan masuk kedalam sel telur
Saat melakukan hubungan seksual, cairan sperma masuk ke dalam vagina dan
berjuta-juta sel sperma bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke dalam sel telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasa terjadi dibagian yang mengembang dari tuba falopii.
Pada sekeliling sel telur banyak berkumpul sperma kemudian pada tempat yang paling mudah
untuk dimasuki, masuklah satu sel sperma dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini
disebut fertilisasi. Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak oleh
rambut getar tuba menuju ruang rahim kemudian melekat pada mukosa rahim untuk
selanjutnya bersarang diruang rahim, Peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari
pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu kira-kira 6-7 hari (Restyana, 2012 dalam
Sumarmi, 2015).
Tanda Piscaseck
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran
uterus. Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang (Braxton hicks) Bila uterus
dirangsang mudah berkontraksi. Saat palpasi atau pemeriksaan dalam, uterus yang
awalnya lunak akan menjadi keras karena berkontraksi.
Teraba ballotement
Pada kehamilan 16-20 minggu, dengan pemeriksaan bimanual dapat terasa adanya
benda yang melenting dalam uterus (tubuh janin). (Kuswanti, 2014)
c) Tanda Pasti Kehamilan
Gerakan janin dalam rahim
Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian bagian dari janin.
Terdapat denyut jantung janin. Didengar dengan funduskop, alat kardiotokografi, alat
dopler. Dilihat dengan ultrasonografi. Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen
untuk melihat kerangka janin, ultrasonografi.
3. Klasifikasi Kehamilan
Kehamilan dibagi menjadi dua yaitu kehamilan menurut lamanya dan kehamilan dari
tuanya. Kehamilan ditinjau dari lamanya, kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Kehamilan premature, yaitu kehamilan antara 28-36 minggu.
b. Kehamilan mature, yaitu kehamilan antara 37-42 minggu.
c. Kehamilan postmature, yaitu kehamilan lebih dari 43 minggu.
Sedangkan kehamilan ditinjau dari tuanya kehamilan dibagi menjadi 3 pula yaitu:
a. Kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu), di mana dalam trimester
pertama alat-alat mulai terbentuk.
b. Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu), di mana dalam trimester
kedua alat-alat telah terbentuk tetapi belum sempurna dan viabilitas janin masih
disangsikan.
c. Kehamilan trimester ktiga / terakhir (antara 28 sampai 40 minggu), di mana janin yang
dilahirkan dalam trimester ketiga telah viable (dapat hidup) (Kuswanti, 2014).
4. Proses Kehamilan
a. Ovum ( Sel telur)
Ovum merupakan sel terbesar pada badan manusia. Proses pembentukan
ovum disebut oogenesis, proses ini berlangsung di dalam ovarium (indung telur).
Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam
ovari fetus perempuan. Saat ovulasi, ovum keluar dari folikel ovarium yang pecah.
Ovum tidak dapat berjalan sendiri. Kadar estrogen yang tinggi meningkatkan gerakan
tuba uterine, sehingga silia tuba dapat menangkap ovum dan menggerakkannya
sepanjang tuba menuju rongga rahim. Pada waktu ovulasi sel telur yang telah masak
dilepaskan dari ovarium.
Dengan gerakan menyapu oleh fimbria tuba uterine, ia ditangkap oleh
infundibulum. Selanjutnya masuk ke dalam ampula sebagai hasil gerakan silia dan
konsentrasi otot. Ovum biasanya dibuahi dalam 12 jam setelah ovulasi dan akan mati
dalam 12 jam bila tidak segera dibuahi. Hormonhormon yang berperan dalam
oogenesis antara lain pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh
aktifnya hipothalamus-hipofisis-ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi hormon
FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone). FSH dan LH
menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi sekresi hormon estrogen
dan progesteron. LH merangsang korpus luteum untuk menghasilkan hormon
progesteron dan merangsang ovulasi. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan
progesteron dapat menstimulasi (positif feedback, pada fase folikuler) maupun
menghambat (inhibitory/negatif feedbackpada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di
hipofisis atau GnRH di hipotalamus. (Kuswanti, 2015).
b. Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks.
Spermatoganium berasal dari sel primitive tubulus, menjadi spermatosit pertama,
menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid, akhirnya spermatozoa. Pertumbuhan
spermatozoa dipengaruhi matarantai hormonal yang kompleks dari pancaindera,
hipotalamus, hipofisis dan sel interstitial leydig sehingga spermatogonium dapat
mengalami proses mitosis. Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc
sperma yang mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc. bentuk
spermatozoa seperti cebong yang terdiri atas kepala (lonjong sedikit gepeng yang
mengandung inti), leher (penghubung antara kepala dan ekor), ekor (penjang sekitar
10 kali kepala, mengandung energy bergerak). Sebagian besar spermatozoa
mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tubafallopi.
Spermatozoa yang masuk kedalam alat genetalia wanita yang dapat hidup selama tiga
hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi.
c. Pembuahan (Fertilisasi)
Pembuahan adalah suatu proses pertemuan atau penyatuan antara sel mani
dan sel telur. Fertilisasi terjadi di tuba fallopi, umumnya terjadi di ampula tuba, pada
hari ke-11 sampai ke-14 dalam siklus menstruasi. Saat terjadi ejakulasi, kurang lebih 3
cc sperma dikeluarkan dari organ reproduksi pria yang kurang lebih berisi 300 juta
sperma. Ovum yang akan dikeluarkan dari ovarium sebanyak satu setiap bulan,
ditangkap oleh fimbriae dan berjalan menuju tuba fallopi. Kadar estrogen yang tinggi
mengakibatkan meningkatnya gerakan silia tuba untuk dapat menangkap ovum dan
menggerakkannya sepanjang tuba. Setelah menyatunya oosit dan membran sel sperma
akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom diploid (44 kromosom dan 2
gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX untuk wanita dan XY untuk laki-
laki).
d. Implantasi
Setelah lima sampai tujuh hari setelah terjadi ovulasi terjadi, blastosit tiba
di rahim dalam keadaan siap untuk implantasi. Produksi progesterone sedang pada
puncaknya. Progesterone merangsang pembuluh-pembuluh darah yang sarat oksigen
dan zat gizi untuk memberi pasokan pada endometrium agar tumbuh dan siap
menerima blastosit. Blastosit mengambang bebas di dalam rahim selama beberapa
hari seraya terus berkembang dan tumbuh. Kira-kira sembilan hari setelah pembuahan,
blastosit yang kini terdiri atas beratus-ratus sel, mulai meletakkan dirinya ke dinding
rahim dengan penjuluran serupa spons dari sel-sel trofoblast. Penjuluran-penjuluran
itu meliang ke dalam endometrium.sel-sel tersebut tumbuh menjadi vilus
korionik,yang belakangan akan berkembang menjadi plasenta. Kemudian akan
melepaskan enzim-enzim yang menembus lapisan rahim dan menyebabkan jaringan
terurai. Hal ini menyediakan sel darah kaya gizi yang memberi makan blastosit.
Blastosit perlu waktu kira-kira 13 hari agar tertanam dengan kuat.
e. Plasentasi
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah
nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi
berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi. Dalam 2 minggu pertama
perkembangan hasil konsepsi, tofoblas invasif telah melakukan penetrasi ke pembuluh
darah endometrium. Terbentuklah sinus introfoblastik yaitu ruangan-ruangan yang
berisi darah maternal dari pembuluh-pembuluh darah yang dihancurkan. Pertumbuhan
ini berjalan terus, sehingga timbul ruangan-ruangan interviler dimana vili korialis
seolah-olah terapung-apung diantara ruangan-ruangan tersebut sampai terbentuknya
plasenta.
d. Kulit
e. Payudara/Mamae
Mamae akan membesar dan tegang akibat hormone somatomamotropin,
estrogen, dan progesterone, akan tetapi belum mengeluarkan ASI. Estrogen
menimbulkan hipertropi system saluran, sedangkan progesterone menambah sel-
sel asinus pada mammae. Somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-
sel asinus pula dan menimbulkan perubahan dalam selsel sehingga terjadi
pembuatan kasein, laktalbumun dan laktoglobulin. Dengan demikian mammae
dipersiapkan untuk laktasi. Disamping itu dibawah pengaruh progesterone dan
somatomamotropin terbentuk lemak sekitar alveolua-alveolus, sehingga mammae
menjadi lebih besar.
Papilla mammae akan membesar, lebih tegang dan tambah lebih hitam,
seperti seluruh areola mammae karena hiperpigmentasi. Hipertropi kelenjar
sebasea (lemak) yang muncul di areola primer dan disebut tuberkelmontgomery.
Glandula montgomeri tampak lebih jelas menonjol dipermukaan areola mammae.
Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rasa berat di payudara mulai
timbul sejak minggu keenam gestasi. Perubahan payudara ini adalah tanda
mungkin hamil. Sensitivitas payudara bervariasi dari rasa geli ringan sampai
nyeri tajam. Peningkatan ini suplai darah membuat pembuluh darah dibawah kulit
berdilatasi. Pembuluh darah yang sebelumnya tidak terlihat, sekarang terlihat,
seringkali tampak sebagai jaringan biru dibawah permukaan kulit. Kongesti vena
di payudara lebih jelas terlihat pada primigravida. Striae dapat terlihat dibagian
luar payudara.
Volume darah
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih
besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah
(hemodelusi), dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu. Serum
darah (volume darah) bertambah sebesar 2530% sedangkan sel darah
bertambah sekitar 20%. Curah jantung akan bertambah sekitar 30%.
Bertambahnya hemodelusi darah mulai tampak sekitar usia kehamilan 16
minggu, sehingga penderita penyakit jantung harus berhati-hati untuk hamil
beberapa kali. Kehamilan selalu memberatkan kerja jantung sehingga wanita
hamil dengan sakit jantung dapat jatuh dalam dekompensasi kordis. Pada
postpartum, terjadi hemokonsentrasi dengan puncak hari ke-3 sampai ke-5.
Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi
pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak
seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodelusi
yang disertai anemia fisiologis. Jumlah sel darah putih meningkat hingga
mencapai 10.000/ml. dengan hemodelusi dan anemia fisiologis maka laju
endap darah semakin tinggi dan dapat mencapai 4 kali dari angka normal
c. Oksigen
Pada dasarnya kebutuhan oksigen semua manusia sama yaitu udara yang
bersih, tidak kotor atau polusi udara, tidak bau, dsb. Pada prinsipnya hindari ruangan
/ tempat yang dipenuhi polusi udara (terminal, ruangan yang sering dipergunakan
untuk merokok)
d. Hubungan seksual
Hubungan seksual dapat dilakukan seperti biasa kecuali jika terjadi
perdarahan atau keluar cairan dari kemaluan, maka harus dihentikan. Jika ada
riwayat abortus sebelumnya, koitus di tunda sampai usia kehamilan di atas 6 minggu,
dimana diharapkan plasenta sudah terbentuk, dengan implantasi dan funngsi yang
baik. Hindari trauma berlebihan pada daerah serviks/uterus. Pada beberapa keadaan
seperti kontraksi/tanda-tanda persalinan awal, keluar cairan pervaginam, keputihan,
ketuban pecah, perdarahan pervaginam, abortus iminiens atau abortus habitualis,
kehamilan kembar dan penyakit menular sebaaiknya koitus jangan dilakukan (Dewi,
2016).
e. Personal Haigne
Kebersihan perlu dijaga untuk mencegah infeksi.
Perawatan payudara.
Kebersihan gigi dan mulut. Pemeriksaan dini ke dokter gigi dianjurkan untuk
menjamin pencernaan yang sempurna.
Kebersihan daerah genetalia perlu dijaga untuk mencegah keputihan terutama
jika sering BAK (Dewi, 2016).
f. Imunisasi
Vaksin adalah substansi yang diberikan untuk melindungi dari zat asing
(infeksi). Ada 4 macam vaksin: toksoid dari vaksin mati , vaksin virus mati ,virus
hidup preparat globulin imun. Toksoid adalah preparat dari racun bakteri yang
diuibah secara kimiawi/endotoksin yang dibuat oleh bakteri. Vaksin mati berisi
mikroorganisme yang dibuat tidak aktif dengan panas atau baahn kimia. Vaksin virus
hidup dibuat dari strain virus yang memberikan perlindungan tetap tidak cukup kuat
untuk menimbulkan penyakit. Preparat imun globulin adalah protein yang terbuat
dari darah manusia yang dapat menghasilkan perlindungan antibody pasif/temporer.
Vaksin ini untuk melawan penyakit hepatitis B, rabies, varisela, rubella.
Vaksin dinilai keefektifan dan potensinya dalam membahayakan kehamilan. Vaksin
mati aman untuk ibu hamil, tidak ada bukti vaksin mati mempunyai efek pada
janin/meningkatkan resiko keguguran. Vaksin hidup jangan pernah diberikan kepad
ibu hamil. Satu-satunya imunisasi yang dianjurkan penggunaan selama hamil adalah
tetanus. Vaksin campak, rubela, gandongan sebaiknya diberikan sebelum
kehamilan/segera setelah kelahiran. Wanita hamil mendapat vaksinasi primer polio
hanya bila resiko terpajan sangat tinggi (polio tidak aktif) (Pantikawati dkk, 2016).
Ibu dianjurkan untuk meminta imunisasi Tetanus Toksoid (TT) kepada
petugas. Imunisasi ini mencegah tetanus pada bayi. Selama kehamilan bila ibu hamil
statusnya T0 maka hendaknya mendapatkan minimal 2 dosis (TT1 dan TT2 dengan
interval 4 minggu dan bila memungkinkan untuk mendapatkan TT3 sesudah 6
bulaan berikutnya). Ibu hamil dengan status T1 diharapkan mendapatkan suntikan
TT2 dan bila memungkinkan juga diberikan TT3 dengan interval 6 bulan (bukan 4
minggu/1 bulan) (Kuswanti, 2015).
GIZI SEIMBANG PADA IBU HAMIL
A. PENGERTIAN
Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis
dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip
keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan memantau berat badan secara
teraturdalam rangka mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi
(Kemenkes RI, 2014).
2. Mencapai status gizi ibu hamil dalam keadaan normal, sehingga dapat menjalani
kehamilan dengan baik dan aman
3. Membentuk jaringan untuk tumbuh kembang janin dan kesehatan ibu
4. Mengatasi permasalahan selama kehamilan
5. Ibu memperoleh energi yang cukup yang berfungsi untuk menyusui setelah kelahiran
bayi
Kebutuhan gizi untuk ibu hamil setiap harinya ditambah sesuai dengan usia kehamilan. Hal ini
dikarenakan adanya perkembangan dan pertumbuhan janin (Almatsier, 2010). Berikut merupakan
jumlah penambahan yang harus dipenuhi selama hamil:
Trimester 1
Energi : 180 Kkal Biskuit 1 buah besar (10 gram)
Protein : 20 gram Telur ayam rebus 1 butir (55 gram)
Lemak : 6 gram Susu sapi segar 1½ gelas (100 gram)
KH : 25 gram
Setara 1 mangkuk bubur kacang hijau :
Trimester 2 dan 3 dengan Kacang hijau 5 sendok makan
Energi : 300 Kkal (50gram)
Protein : 20 gram Santan ½ gelas (50 gram)
Lemak : 10 gram Gula merah 1 sendok makan
KH : 40 gram (13 gram)
Telur ayam rebus 1 butir (55 gram)
Kualitas atau mutu gizi dan kelengkapan zat gizi dipengaruhi oleh keragaman jenis
pangan yang dikonsumsi. Semakin beragam jenis pangan yang dikonsumsi semakin mudah untuk
memenuhi kebutuhan gizi, semakin mudah tubuh memperoleh berbagai zat yang bermanfaat bagi
kesehatan.Selain menerapkan keanekaragaman makanan dan minuman juga perlu memperhatikan
keamanan pangan yang berarti makanan atau minuman itu harus bebas dari cemaran yang
membahayakan kehatan (Hasanah 2012).
Cara menerapkan yaitu dengan mengonsumsi lima kelompok pangan setiap hari yang
terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, buah-buahan dan minuman. Mengkonsumsi
lebih dari 1 jenis untuk setiap kelompok makanan setiap kali makan akan lebih baik (Miyata,
2010).
a. Makanan pokok sebagai sumber karbohidrat yaitu padi-padian atau serealia seperti
beras, jagung, dan gandum; sagu; umbi-umbian seperti ubi, singkong, dan talas; serta hasil
olahannya seperti tepung-tepungan, mi, roti, makaroni, havermout, dan bihun.
b. Sumber protein, yaitu sumber protein hewani, seperti daging, ayam, telur, susu, dan keju;
serta sumber protein nabati sepeerti kacang-kacangan berupa kacang kedelai, kacang tanah,
kacang hijau, kacang merah, dan kacang tolo; serta hasil oalahannya seperti tempe, tahu,
susu kedelai, dan oncom.
c. Sumber zat pengatur berupa sayuran dan buah. Sayuran diutamakan berwarna hijau dan
kuning jingga, seperti bayam, daun singkong, daun katuk, kangkung, wortel, dan tomat;
serta sayur kacang-kacangan, seperti kacang panjang, buncis, dan kecipir. Buah-buahan
diutamakan yang berwarna kuning jingga, kaya serat dan yang berasa asam, seperti pepaya,
mangga, nanas, nangka, nangka masak, jambu biji, apel, sirsak dan jeruk.
Pada masa kehamilan dianjurkan mengkonsumsi makanan yang mengadung zat gizi tertentu
sebagai penunjang kesehatan ibu dan janin maupun untuk keperluan perkembangan dan
pertumbuhan janin. Berikut ini merupakan zat gizi yang diperlukan ibu hamil menurut Miyata
(2010) :
TRIMESTER 1
Nama zat gizi Fungsi Bahan makanan
Asam Folat Pembentukan sistem saraf Sayuran berdaun hijau, tempe,
pusat termasuk otak serta serealia atau kacang-
kacacangan yang telah
ditambahkan dengan asam folat.
Asam lemak tak Tumbuh kembang sistem Ikan laut : ikan tengiri, ikan
jenuh saraf pusat dan otak kembung, ikan tuna, ikan
tongkol
Vitamin B12 Perkembangan sel janin Hasil ternak dan produk
olahannya, serta produk olahan
kacang kedelai, misalnya tempe
dan tahu, telur daging ayam,
keju, susu
Vitamin D Membantu menyerap Ikan salmon, susu
kalsium dan mineral (zat
penting yang diperlukan
tubuh) di dalam darah
TRIMESTER 2
Nama zat gizi Fungsi Bahan makanan
Vitamin A Proses metabolisme, Daging ayam, telur bebek,
pembentukan tulang, sistem kangkung, wortel, dan
saraf buah-buhan berwarna
kuning hingga merah
Kalsium (Ca) Pembentukan tulang dan Yoghurt, bayam, jeruk, dan
gigi janin dan ibu roti gandum
Zat besi (Fe) Membentuk sel darah Kacang-kacangan, sayuran
merah, mengangkut oksigen hujau, daging sapi, hati
ke seluruh tubuh dan janin sapi, ikan
TRIMESTER 3
Nama zat gizi Fungsi Bahan makanan
Vitamin B6 Membantu proses sistem Kacang-kacangan, hati,
saraf gandum
Serat Memperlancar buang air Sayuran dan buah-
besar (mengatasi sembelit) buahan
Vitamin C Membantu penyerapan zat Kol, nanas, pepaya,
besi dan antioksidan jamb, jeruk, tomat
Seng (Zn) Membantu proses Kacang-kacangan, hati
metabolisme dan kekebalan sapi, telur, daging sapi
tubuh
Yodium Mengatur suhu tubuh, Gram dapur, udang
membentuk sel darah merah segar, ikan laut
serta dungsi otot dan saraf
Kehamilan adalah kondisi yang menimbulkan perubahan fisik maupun psikososial seorang
wanita. Ibu hamil di trimester pertama akan mengalami mual yang membuatnya merasa tidak sehat
dan tidak nyaman, bahkan beberapa ibu hamil bias jadi menolak kehamilannya tersebut. Pada
trimester kedua, ibu hami lmulai merasa nyaman dengan kehamilannya, namun di trimester ketiga
saat janin sudah memasuki rongga panggul, ibu hamil bias jadi merasa cemas dan khawatir
dikarenakan ketakutan akan kehilangan perhatian spesial yang didapatkan semasa kehamilan,
Kehamilan merupakan suatu peristiwa istimewa yang indah, apabila dijalani dengan emosi yang
positif, dan akan menjadi suatu masalah psikologis apabila dijalani dengan emosi yang negatif. Oleh
karena itu, kesehatan mental wanita saat kehamilan adalah sangat penting untuk menghindari
masalah psikologis yang mungkin terjadi selama kehamilan.
Alpukat
Ternyata daging tebal pada buah alpukat yang lezat ini mengandung banyak asam lemak tak
jenuh tunggal dan potasium, kedua nutrisi tersebut dapat menangkal stres dan memperbaiki
suasana hati di masa kehamilan. Tapi ingat, bijaklah dalam mengatur porsinya.
Berry
Berry merupakan buah-buahan yang kaya akan antioksidan, antosianin magnesium, vitamin
A, C dan E. Kandungan antosianin pada blueberry dan stroberi bermanfaat mengurangi
peradangan dan mengontrol suasana hati yang dapat membantu melawan stres atau gangguan
psikologis lainnya di masa kehamilan.
Yogurt
Tidak hanya membantu melancarkan pencernaan, yogurt juga bisa meningkatkan kandungan
serotonin dalam otak yang mampu gmenurunkan tingkat stres dan membuat ibu hamil
merasa tenang. Mengonsumsi probiotik dalam yogurt akan mengurangi aktivitas otak di
daerah yang menangani emosi atau gangguan psikologis lainnya di masa kehamilan.
3. Mendengarkan Musik
Masalah kesehatan mental seperti gangguan mood di awal kehamilan dapat bertahan hingga
beberapa waktu setelah melahirkan. Akibatnya hal tersebut memengaruhi kesehatan klien
dan berisiko lebih besar melahirkan bayi prematur. Salah satu cara yang bisa ibu hamil lakukan
untuk menghilangkan segala macam gangguan psikologi adalah dengan mendengarkan musik.
Mendengarkan musik saat hamil dapat meminimalisirkan tingkat stres, membuat klien lebih rileks
dan meningkatkan hormon bahagia. Ritme serta alunan musik pada sebuah lagu bisa melemaskan
otot-otot dan membantu ibu hamil jadi lebih tenang.
Bertukar pikiran dan perasaan dapat membuat ibu hamil merasa lebih baik. menceritakan apa
yang dicemaskan kepada pasangan. Berbagi pengalaman dengan sesama ibu hamil juga dapat
membantu. Berbicara dan berbagi perasaan dengan seseorang dapat membantu ibu hamil
meringankan beban dan mengurangi stres. Khususnya kepada suami dan keluarga terdekat.
Manusia merupakan makhluk sosial, sehingga berbagi perasaan dan berbicara dengan orang lain
dapat menjadi sumber dukungan dan bantuan. dukungan sosial dapat membantu seseorang
membangun ketahanan terhadap stres dan menjadi alat yang berguna untuk membuat perubahan
hidup.
6. Beribadah
Beribadah merupakan hal pertama yang perlu diutamkan. Jangan lupa untuk selalu bersyukur dan
menyerahkan segala urusan kepada- Nya. Berusaha mengiklaskan semua hasil pada yang Maha
Kuasa dan berserah diri. Lapang dada terhadap apapun yang akan terjadi dan jangan terlalu
memaksakan diri.
A. Definisi
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.
Persalianan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanya penyulit. (APN, 2015)
Persalinan dan kelahiran normal adalah peroses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37 - 42 Minggu), lahir spontan denga nprsentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa kompukasi baik pada ibu maupun pada janin. Persalinan Normal
adalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir,serta upaya pencegahan
komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermi, dan asfiksia bayi baru lahir. Jadi
persalinan adalah pengeluaran hasil konsepsi yang sudah cukup bulan atau dapat hidup di luar
kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain, disusun dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin
dari dalam tubuh ibu (Sarwono, 2011).
Saat ketuban pecah maka akan keluar cairan ketuban melaui jalan lahir, selama masa
perjalanan menuju ke tenaga kesehatan sebaiknya gunakan pembalut untuk menampung cairan
yang keluar untuk mengurangi ketidaknyamanan bagi ibu (APN, 2015).
Mintalah pasangan memijat punggung bawah, atau menggompres punggung anda dengan air
hangat di antara saat-saat kontraksi. Gunakanlah talk atau vaselin sebagai pelicin saat memijat.
Hubungan seksual ini dapat menyesuaikan diri, bukan saja tuntutan masyarakat, tetapi juga
kebutuhan individu mengenai kebahagiaan, perwujudan diri sendiri atau peningkatan kemampuan
individu untuk mengembangkan kepribadian yang lebih baik (Fadjari, 2013).
Frekuensi, intensitas, posisi untuk kegiatan seksual memerlukan penyesuaian bagi wanita hamil
karena perubahan kontur tubunya. Pada kehamilan normal tanpa komplikasi apapun boleh dilakukan
hubungan seksual seperti semasa belum hamil. Ada yang menambahkan bahwa hubungan seksual
dalam kehamilan tidak boleh dilakukan apabila ibu mengalami penyakit jantung, hipertensi, riwayat
abortus yang berulang-ulang maupun alasan dokter yang tidak boleh dianjurkan untuk melakukannya,
hamil dengan perdarahan, hamil dengan tanda infeksi, kehamilan dengan ketuban yang telah pecah
atau hamil dengan luka disekitar alat kelamin luar. Padahal perlu diketahui bahwa hubungan seksual
pada wanita bisa merangsang pelepasan oksitosin. Dimana pelepasan oksitosinmembuat perasaan
lebih baik, rileks dan nyaman. Sedangakn pada pria hubungan seksual dapat menyebabkan aliran
darah dari testosteron adekuat yang berguna untukmemperkuat tulang dan otot (Fadjari, 2013).
Di lain pihak, beberapa pasangan sangat khawatir bila melakukan hubungan seks selama
kehamilankarena akan membahayakan bayinya. Menurut Fadjri (2013) hal ini tidak benar pada
kehamilan normal, karena alat kelamin pria tidak akan dapat melakukan kontak langsung terhadap
fetus (calon bayi) karena keberadaannya dilindungi oleh dinding otot uterin dan cairan amniotik.
Lebih lanjut dikatakan bahwa hubungan seks selama kehamilan aman dilakukan karena ada lendir
penyumbat disekitar leher rahim (cervix) yang akan mencegah air mani dan bakteri masuk ke dalam
uterus. Kontak seksual tidak akan menggangu janin karena cairan ketuban akan menjadi shock
absorben yang amat baik, sehingga gerakan saat melakukan senggama maupun kontraksi rahim atau
orgasme akan teredam oleh cairan tersebut dan tidak akan menggangu janin. Menurut Lutfiatus
(2015) kadang kala kontraksi atau orgasme dimasa kehamilan trimester pertama mengakibatkan detak
jantung fetus menjadi pelan, tapi hal ini belum pernah menyebabkan dampak yang membahayakan
bagi fetus.
Selain itu kebaikan yang didapat jika melakukan aktivitas seksual selama kehamilan adalah:
1. Kebebasan untuk melakukan hubungan seks tanpa perasaan risau tentang cara pencegahan
kehamilan yang sering dirasakan oleh pasangan sebelum istri hamil.
2. Setengah wanita akan merasa lebih seksi dan percaya diri. Pembesaran payudara memberikan
kesan yang lebih sensual dan bergairah pada suami.
3. Pertambahan pengaliran darah ke vulva menjadikan wanita hamil lebih mudah dirangsang dan
mencapai orgasme berkali-kali dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil.
4. Payudara wanita hamil lebih sensitif kepada rangsangan.
Hubungan kelamin tidak dilarang dalam kehamilan, kecuali 6 minggu sebelum dan 6 minggu
setelah persalinan. Apabila melakukan koitus/hubungan seksual pada trimester I di khawatirkan janin
masih belum kuat untuk berimplantasi. Sedangkan pada trimester II janin sudah kuat berimplantasi,
meskipun pada saat trimester II diperbolehkan pada saat melakukan hubungan seksual diusahakan
sperma dikeluarkan di luar karena sperma mengeluakan prostate gladin yaitu suatu hormon yang
dapat meningkatkan kontraksi uterus, sehingga apabila sperma masuk maka perut ibu akan tegang.
Pada riwayat abortus habitualis dan primi tua sebaiknya tidak dianjurkan untuk melakukan hubungan
kelamin dalam kehamilan muda. Perdarahan, walaupun sedikit merupakan kontra indikasi koitus.
Ada yang bisa dianjurkan jalan keluar yang lainnya yaitu apabilasuami tidak dapat mengendalikan
hawa nafsu birahinya, yaitu dengan memanipulasi ekstragenetal dengan tangan sangan istri (seperti
masa mastrubasi), atau penis digosok-gosokkan di antara kedua payudara atau diantara kedua paha
(Surinah, 2014).
1. WOMAN ON TOP
Salah satu posisi teraman yang bisa Anda lakukan saat sedang bercinta adalah woman on
top atau posisi wanita berada di atas. Posisi ini tidak memiliki risiko kemungkinan perut ibu
hamil akan tertekan atau tergencet. Suami cukup berbaring dan Anda duduk di atasnya. Posisi ini
juga dapat mengontrol kedalaman penetrasi tanpa membebani perut Anda.
2. SPOONING
Anda tetap bisa bercinta dengan posisi spooning. Posisi ini dimana ibu berbaring miring
ke satu sisi dan suami berada di belakang atau menghadap ke punggung Anda. Posisi ini
terbilang cukup aman dilakukan saat hamil muda.
3. ON THE CHAIR
Salah satu media yang bisa digunakan untuk bercinta adalah kursi atau sofa. Hal ini bisa
membuat kegiatan bercinta Anda nyaman dan semakin intens. Ajak suami untuk duduk di kursi,
lalu Anda duduk di atas pangkuannya. Rangkul suami Anda dengan erat, pastikan posisi kursi
aman dan kuat.
4. REVERSE COWGIRL
Sebenarnya posisi ini hampir sama dengan posisi woman on top, hanya saja Anda yang
memegang kendali dan menghadap ke arah kaki bukan wajah suami Anda. Posisi ini dapat Anda
pilih jika suami merasa khawatir dan cemas melihat perut Anda yang semakin besar saat
melakukan hubungan seksual ini.
5. SCISSORS
Posisi seks ini dilakukan dengan cara Anda dan suami berbaring di ranjang saat bercinta
dan saling berhadapan serta memandang, karena dapat menambah keintiman dan perasaan cinta.
Dengan posisi ini, penetrasi yang dilakukan tidak akan terlalu dalam, sehingga Anda tidak perlu
khwatir janin akan terganggu.
(Surinah, 2014)
SENAM HAMIL
A. PENGERTIAN SENAM HAMIL
Senam hamil adalah suatu bentuk latihan guna memperkuat dan mempertahankan elastisitas
dinding perut, otot-otot dasar panggul yang berhubungan dengan proses persalinan.
o Kemudian tarik jari kaki kearah tubuh secara perlahan- lahan dan kemudian dorong atau
lipat kearah depan
2. Gerakan Kedua
o Posisi duduk bersila dan letakkan kedua telapak tangan diatas lutut
3. Gerakan Ketiga
o Posisi tidur terlentang, kemudian tekuklah lutut dan tangan berada di samping
badan
4. Gerakan Keempat
o Posisikan tubuh sepert merangkak, lalu angkat perut dengan punggung keatas
dengan posisi wajah kebawah
5. Gerakan Kelima
o Posisikan tidur terlentang, tekuklah lutut bagian kanan
o Kemudian gerakan lutut kearah kanan, lalu kembalikan
o Lakukan sebanyak 10 kali hitungan, kemudian lakukan pada bagian lutut kiri
6. Gerakan Keenam
o Gerakkan secara perlahan-lahan kearah kanan dan kiri, sebanyak 8 kali hitungan
7. Gerakan Ketujuh
o Duduk bersandar, kaki direnggangkan kemudian tarik nafas dari hidung dan
keluarkan nafas dari mulut
o
ASI EKSKLUSIF
1. Pengertian
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula,
jeruk, madu, air the, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu,
biskuit, bubur nasi, nasi tim (Anik Maryunani :2010)
2. Komposisi ASI
Lemak merupakan sumber energy utama dalam ASI dalam kadar yang cukup tinggi, sebesar 50%.
Karbohidrat, karbohidrat utama dalam ASI adalah lactose karena mempertinggi penyerapan yang
dibutuhkan bayi. Protein, garam mineral yang rendah sehingga tidak merusak fungsi ginjal.
ASI Transisi / Peralihan
Merupakan ASI yang keluar dari hari ke 4 atau ke 7 samapi hari ke 10 atau hari ke 14.
ASI matang
ASI yang keluar dari hari ke 3 sampai hari ke 14 setelah persalinan. Kaya protein, vitamin E,A,K dan
mineral seperti zat besi dan seng.
Frekunsi Menyusui
Tidak terjadwal
Kedua payudara disusukan bergantian
Lama menyusui tergantung pada bayi
Usahakan tiap kali menyusui sampai payudara kosong.
5. Perawatan Payudara
Adalah usaha – usaha untuk merawat dan memahami kebersihan payudara untuk persiapan
menyusui.
Manfaat
Menjaga kebersihan payudara agar terhindar dari infeksi
Mengenyalkan putting susu agar tidak mudah lecet
Menonjolkan putting susu
Memperbanyak produksi ASI
Menjaga bentuk payudara tetap bagus
Mencegah penyumbatan ASI
Mengetahui adanya kelainan
Alat – alat
Handuk 2 buah
Waslap 2 buah
Sabun cuci tangan
Baskom 2 buah
Air dingin dan air hangat
Bengkok
minyak steril / minyak kelapa / baby oil
kapas secukupnya
bra yang bersih dan terbuat dari katun
pengurutan payudara
Telapak tangan petugas diberi minyak kelapa kemudian diratakan
Peganglah payudara diurut dari pangkal ke putting sebanyak 20 kali
Pijat putting susu di daerah mamae untuk mengeluarkan kolostrum.
Bersihkan payudara dengan air hangat dan dingin sebanyak 5 kali secara bergantian ( mulai air
panas kemudian air dingin )
Keringkan payudara dan gunakan bra yang menopang
Bersihkan alat – alat
Cuci tangan dan keringkan
F. Persiapan alat
a) Handuk 2 buah
b) Washlap 2 buah
c) Baskom berisi air dingin 1 buah
d) Baskom berisi air hangat 1 buah
e) Minyak kelapa/baby oil
f) Baskom kecil 1 buah, berisi kapas/kasa secukupnya
g) Baki, alas dan penutup
Perawatan tali pusat adalah tindakan perawatan pada tali pusat bayi baru lahir sejak
dipotongnya tali pusat sampai tali pusat puput (mengering dan lepas), dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat bayi dan mempercepat penyembuhan luka bekas
pemotongan tali pusat.
B. Tujuan
Tujuan merawat tali pusat adalah mencegah terjadinya infeksi dan tetanus pada bayi baru
lahir.
Air hangat
Kasa steril
Kapas yang streril
D. Cara Perawatan
1. Cuci tangan dengan sabun sampai bersih, keringkan dengan handuk yang bersih.
2. Buka balutan pada tali pusat yang akan diganti dengan lembut dan hati-hati dan buang ke
tempat sampah. Bila lengket basahi dengan air hangat.
3. Bersihkan tali pusat dan daerah sekitar tali pusat menggunakan kapas yang dibasahi air
hangat, lakukan dengan lembut dan hati-hati.
4. Keringkan tali pusat dan balut kembali menggunakan kasa steril kering.
E. Waktu Perawatan Tali Pusat
1. Sehabis mandi pagi/.sore hari
2. Sewaktu-waktu bila balutan tali pusat basah oleh air kencing/kotoran bayi.
3. Lakukan sampai tali pusat kering/puput.
F. Tanda –Tanda Infeksi Tali Pusat
1. Pangkal tali pusat atau sekitarnya berwarna merah/bengkak.
2. Keluar cairan yang berbau dan bernanah.
3. Ada darah yang keluar terus menerus.
4. Kejang.
5. Bayi mengalami demam.
G. Hal yang perlu diperhatikan
1.Jangan menggunakan plester dalam membalut tali pusat bayi, karena dapat menimbulkan
iritasi/luka/gatal-gatal pada daerah sekitar tali pusat (kulit yang menjadi tempat penempelan
plester)
2.Daerah tali pusat dan sekitarnya harus selalu dalam keadaan kering dan bersih.
3.Bila pada tali pusat atau daerah sekitar tali pusat terdapat tanda-tanda infeksi seperti warna
kemerahan, ada nanah, bayi demam/rewel, segera hubungi petugas kesehatan/bawa ke
puskesmas.
KELUARGA BERENCANA
A. PENGERTIAN
Keluarga berenmcana menurut UU No. Tahun 1992 (tentang perkembanagan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya pemningkatan mkepedulian
dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia mperkawinan (PUP), pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecmil, bahgia dan sejahtera
(Handayani, 2010). Sasaran utama dari pelayanan KB adalah paangan usia subur (PUS).
B. JENIS METODE KELUARGA BERENCANA
1. Metode Kontrasepsi Alamiah
a. Senggama Terputus
Senggama terputus adalah mengeluarkan kemaluan pria dari alat kelamin wanita
menjelang ejakulasi. Dengan cara ini diharapkan cairan seperma tidak akan masuk ke
dalam rahim serta mengecilkan kemungkinan bertemunya sel telur yang dapat
mengakibatkan terjadinya pembuahan (Proverawati, Islaely, dan Aspuah,2010).
b. Pantang Berkala
Pantang berkala adalah tidak melakukan hubungan seksual saat istri sedang
dalam masa subur. Sistem ini berdasarkan pada siklus haid atau menstruasi wanita.
Masa subur tidak selalu terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi, tetapi dapat terjadi
antara 12 atau 16 hari sebelum menstruasi berikutnya(Proverawati, Islaely, dan Aspuah,
2010)
c. Metode Lendir Servik
Metode lendir servik adalah metode kontrasepsi dengan melihat lendir dalam
vagina untuk mengetahui masa subur pada seorang wanita, dilakukan pada pagi hari
segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktifitas lainya (Proverawati,
Islaely, dan Aspuah,2010).
2. Metode Kontrasepsi Sederhana
a) Kondom
Kondom adalah selubung atau sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan
diantaranya lateks (karet), plastik (vynil) atau bahan alami (produksi hewani) yang
dipasang pada penis saat berhubungan. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis,
berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang digulung berbentuk rata.
Standar kondom dilihat dari ketebalannya, yaitu 0,02 mm (Lusa, 2010).
b) Spermisida
Spermisida adalah zat-zat kimia yang kerjanya melumpuhkan spermatozoa di
dalam vagina sebelum spermatozoa bergerak ke dalam traktus genetalia interna.
Dikemas dalam bentuk busa (aerosol), tablet vaginal,krim. Carakerjanya menyebabkan
sel membran sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma dan menurunkan
kemampuan pembuahan sel telur (Saifuddin, 2010).
c) Diafragma
Merupakan kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks(karet) yang
diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual sehingga menutup serviks.
Cara kerjanya menahan sperma agar tidak mendapat akses mencapai saluran alat
reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopi) dan sebagai alat tempat spermisida
(Saifuddin, 2010).
3. Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih
a) Pil
Pil kombinasi Kontrasepsi Pil, kontrasepsi oral (Pil) adalah cara kontrasepsi
untuk wanita yang berbentuk pil di dalam setiap yang berisi gabungan dari hormon
estrogen dan progesteron atau hanya terdiri dari hormon progesteron saja.
Cara kerjanya menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir
serviks (Handayani, 2010).
Kerugian :
1) Perlu diminum secara teratur,secara cermat, dan konsisten.
2) Tidak ada perlindungan terhadap penyakit menular seksual (PMS) dan HIV.
3) Peningkatan resiko gagguan sirkulasi
4) Efek pada kanker payudara
5) Tidak cocok untuk perokok berusia di atas 35 tahun.
Keuntungan:
1) Dapat diandallkan dan reversible
2) Mengurangi resiko anemia
3) Menurunkan kista ovarium
4) Penykit radang panggul lebih sedikit
5) Kehamilan ektopik lebiih sedikit
b) Mini pil
Mini pil merupakan alat kontrasepsi yang kurangdigunakan secara luas karena
hanya mengandung progestin saja dan tidak mengandung estrogen. Efektifiyas mini pil
tergabtung pada kemampuan wanita minum pil tiap malam. Mekanisme kerja mini pil
sebagai berikut :
1) Mencegah terjadinya ovulasi dari beberapa siklus
2) Perubahan dalam mortilitas tuba
3) Perubahan dalam fungsi corpus luteum
4) Perubahan lendir srviks yang mengganggu mortilitas atau daya hidup
spermatozoa
Keuntungan:
1) Dapat diberikan pada wanita yang menderita keadaan tromboembolik
2) Dapat diberikan pada waita yang menyusui
3) Cocok pada wanita dengan keluhan efek samping yang disebabkan oleh esterogen
(sakit kepala,hipertensi,nyeri tungkai bawah,cloasma,berat badan bertambah dan
mual)
Kerugian :
1) Mini pil kurang efektif dalam mencegah kehamilan dibandingkan pil kombinasi
2) Karena tidak mengandung esterogen mini pil menambah insiden dari perdarahan
bercak (spotting), perdraahan menyeruupai haid (sukarni,2013).
c) KB Suntik
Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sperma (konsepsi) atau
pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinidng rahim. Terdapat
beberapa metode yang digunakan dalam kontrasepsi. Metode dalam kontrasepsi tidak
ada satupun yang efektif secara menyeluruh. Meskipun begitu, beberapa metode dapat
lebih efektif dibandingkan metode lainnya (Mulyani,2013).
Kontrasepsi suntik adalah obat pencegah kehamilan yang pemakaiannya
dilakukan dengan jalan penyuntikan obat tersebut pada wanita subur. Obat ini berisi
Depo Medroxi Progresteron Acetate (DMPA). Penyuntikan dilakukan pada otot Intra
Muskular (IM) di bokong (gluteus) yang dalam atau pada pangkal lengan (deltoit)
(Maryai,2013).
1) Jenis KB Suntik
(a) Suntikan progresif
Kontraspsi suntikan berdaya kerja lama yang hanya mengandung
progestin dan banyak di pkai sekarang ini adalah Depo Medroxyprogesterone
Asetat (DMPA) atu Depo Provera, diberikan sekali setiap 3 bulan dengan dosis
150 mg. Disuntikkan secaraintramuscular di daerah boong dan Norethindrone
enanthare (NETEN) atau Noristerat, diberikan dalam disis 200 mg sekalu setiap
8 minggu atau setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama, kemudian selanjutnya 12
minggu. Jenis KB suntik golongan progresterin adalah sebagai berikut :
(1) Depo Medroxi Progesteron (DMPA) atau Depo provers yang diberikan
tiap 3 bulan dengan dosis 150 miligram yang disuntikan secra
intramuscular (didaerah bokong).
(2) Sipionat yang diberikan injeksi IM (Intra Muscular) sebulan sekali
(cyclofem) dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat
yang diberikan injeksi IM sebulan sekali.
(b) Suntikan kombinasi
Suntikan kombinasi yang beredar di pasaran indonesi adalah kombinasi
antara 25 mg medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiolipinoat yang
diberikan secara injeksi intramuscular sebulan sekali (Mulyani, 2013).
2) Cara kerja KB suntik
Cara kerja KB suntik diantaranya adalah : menekan ovulasi, mengentalkan lendir
servik sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma, menjadikan selaput
lendir rahim tipis dan atropi dan menghambat transportasi gamet oleh tuba
(Handayani,2010)
3) Mekanisme kerja
Mekanisme kerja KB suntik DMPA adalah mencegah ovulasi,mengentalkan
lemdir servik dan menjadi sedikit sehngga menurunkan kemampuan penetrasi
sperma, menjadikan selaput lendir rhim tipis dan atropi, menghambat transportasi
gamet dan tuba dan mengubah endometrium menjadi tidak sempurna untuk
implantasi hasil konsepsi (Hartono,2010).
4) Keuntungan atau kelebihan
Keuntungan atau kelebihan dari metode kontrasepsi suntik ini antara lain sangat
efektif, pencegahan hamil jangka panjang, tidak memiliki pengaruh pada ASI, klien
tidak perlu menyimpan obat suntik, dapat digunaka perempuan usia > 35 tahu
sampai perimenopose, membantu mencegah kanker endrometrium dan kehamilan
ektopok, menurunkan kejadian penyakit jinak payudara, menurunkan krisis anemia
bulan sabit (sickle cell), mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
(Sulistyanti,2011)
5) Efek samping penggunaan KB suntik antara lain :
(a) Efek samping yang timbul perdarahan tidak teratur
(b) Mengalami siklus menstruasi
(c) Efek samping lain yang sering muncul adalah nyeri tekan payudara
(d) Peningkatan tekanan darah,timbul jerawat, dan peningkatan berat badan.
(e) Amonera,mual/pusing/muntah, perdarahan bercak (spotting), peerubahan
suasana hati, penurunan libido.(Arum,2010).
6) Yang dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntik Progestin/DMPA
Kontrasepsi suntikan progestin/DMPA adalah usia reproduksi, nulipara dan yang
telah memiliki anak, menghendaki kontrasepsi jangka panjang, menyusui dan
membutuhkan kontrasepsi yang sesuai, setelah abortus atau keguguran, telah banyak
anak, terapi belum menghendaki tubektomi, tidak dapat memakai kontrasepsi yang
mengandung estrogen, menggunakan obat untuk epilepsy (fenitoin dan barbiturat)
atau obat tuberculosis (rifampisin), tekanan darah < 180/110 mmhg, dengan masalah
gangguan pembekuan darah, anemia bulan sabit dan anemia defisiensi besi
(Handayani, 2010)
7) Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntik Progestin/DMPA
Hamil atau dicurigai hamil, perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya,
tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea, menderita
kanker payudara atau riwayat kanker payudara, diabetes mellitus disertai komplikasi
(peningkatan libido, kulit dan kulit kepala berminyak, ruam dan pruritus, edema)
(Handayani, 2010).
8) Cara pemberian
(a) Waktu pemberian
(1) Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
(2) Jika pasien pasca persalinan > 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan
pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikaan ibu tidak hamil.
(3) Bila pasca persalinan 3 minggu dan tidak menyusi, suntikan kominasi dapat
diberikan.
(4) Ibu pasca keguguran, suntikan progestin dapat diberikan.(Mulyani, 2013).
(b) Lokasi penyuntikan
Daerah bokong/pantat, DMPA diberikan setiap 3 bulan/IM (Mulyani, 2013).
d) Kontrasepsi implan
1) Indikasi pemakaian implan
(a) Pemakaian KB jangka waktu lama
(b) Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahiran tidak terlalu
dekat
(c) Tidak dapat memakai jenis KB lain
MASALAH WAKTU
N MASALAH NARASUMB
KEPERAWA KEGIATAN DAN
O KESEHATAN ER
TAN TEMPAT
1 Ibu hamil Defisit Penyuluhan Zahra Nur Tempat
pengetahuan tentang gizi Hanifa menyesuaikan
seimbang
pada ibu
hamil
2 Ibu hamil Kesiapan Penyuluhan Christin Tempat
persalinan tentang Yuliani menyesuaikan
gangguan Bombing
psikologis
pada ibu
hamil
3 Ibu hamil Kesiapan Penyuluhan Indah Tempat
Persalinan tentang tanda- Retnowati menyesuaikan
tanda
persalinan
4 Ibu hamil Ketidakefektif Penyuluhan Risdianto Tempat
an pola tentang menyesuaikan
seksual seksualitas
pada ibu
hamil
5 Ibu hamil Kesiapan Penyuluhan Ade Ila Tempat
Persalinan tenatang menyesuaikan
senam ibu
hamil
6 Ibu hamil Defisit Penyuluhan Diryanto Tempat
pengetahuan tentang ASI Bastian menyesuaikan
ekslusif
7 Ibu hamil Kesiapan Penyuluhan Ika wahyu Tempat
persalinan tantang teknik prihatiningsih menyesuaikan
menyusui
yang benar
8 Ibu hamil Kesiapan Penyuluhan Thalia Tempat
persalinan tentang Florencia D A menyesuaikan
breastcare
(perawatan
payudara)
9 Ibu hamil Kesiapan Penyuluhan Dyah Tri Tempat
persalinan tentang Utami menyesuaikan
perawatan
bayi baru
lahir :
perawatan tali
pusat
10 Ibu hamil Ketidakefektif Penyuluhan Riska Novi Tempat
an pola tentang Asafiti menyesuaikan
seksual Keluarga
berencana
EVALUASI HASIL KEPERAWATAN KOMUNITAS
HASIL
WAKTU DAN
NO KEGIATAN RESPON FAKTOR
TEMPAT PENDUKUNG
MASYARAKAT
1. Memberikan pendidikan Sabtu, 14 desember Jangka pendek 1. Ketersediaan ibu ham
kesehatan tentang gizi 2019, jam 13.00 1. Dari 7 ibu hamil di meluangkan waktu untu
seimbang pada ibu hamil Bertempat di RW 01 terdapat 1 mengikuti penyuluhan
yang meliputi : Rumah Ny. Indah ibu hamil yang 2. Ketersediaan ibu ham
Pengertian gizi seimbang RT 07 / RW 01 dan mengikuti yang rumahnya sebaga
Manfaat gizi seimbang jam 15.00 penyuluhan di rumah tempat penyuluhan
untuk ibu hamil Bertempat di Ny. Indah RT 07/ 3. Ketersediaan alat dan medi
Gizi seimbang untuk ibu Rumah Ny. Elia RT RW 01 dan terdapat yang digunakan dalam
hamil 04/ RW 01 1 ibu hamil yang penyuluhan
Waktu dan frekuensi Rumah Ny. Indah mengikuti 8. Leaflet yang diberika
1. Ibuk hamil
mendengarkan
materi yang
disapaikan
2. Ibuk hamil
bertanya sesuai
materi yang
disampaikan
3. Ibuk hamil
mengatakan
sudah paham
tentang
perawatan
payudara dan
akan
melakukanya
pusat mendengarkan
Almatsier, S., 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.
Almatsier, S., 2010. Penuntun Diet, Edisi Baru, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.
Abdullah. 2001. Pengambilan Keputusan Pemberian ASI Eksklusif kepada Bayi di Kota Bogor.
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta
Astuti, E.(2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Postpartum Tentang Perawatan Tali Pusat
dengan Keadaan Tali Pusat Neonatus di BKIA RS William Booth Surabaya.[Skripsi].
Surabaya: Akper William Booth
Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung.2014. Obsteri
Fisiologi. Bandung:Eleman.
Budiarti, A., Afiyanti, Y., & Asih, I. D. (2012). Pengalaman Seksualitas Perempuan Selama Masa
Kehamilan. Jurnal Keperawatan Indonesia, 15 (3), 179-184.
Chunaeni, S., Widjanarko, B., & Shaluhiyah, Z. (2016). Kurangnya Dukungan Suami Dan Dukungan
Tenaga Kesehatan Pada Ibu Hamil Trimester Hi Terhadap Aktivitas Hubungan Seksual Di Kota Mage
la ng. Jurnal Kesehatan Akes Karya Husada.
Dewi, A.B.F.K., Pujiastuti, N., Fajar, I., 2013. Ilmu Gizi untuk Praktisi Kesehatan, Edisi Pertama,
Yogyakarta, Graha Ilmu.
Departemen Kesehatan. 2011. Panduan 13 Dasar Gizi Seimbang. Departemen Kesehatan RI. Direktorat
Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat dan Bina Gizi Masyarakat. Depkes: Jakarta
Handayani, Sri. (2010).Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama
Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat dan Bina Gizi Masyarakat. Depkes: Jakarta
Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA, Jakarta, hal. 24-
26
Kehamilan. Jurnal Keperawatan Indonesia, 15 (3), 179-184.
Mulyani,N.s.,dan Rinawati mega.2013 Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi Yogyakarta, Nuha
Medika
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2013. Memahami Ilmu Kebidanan. Jakarta : ARCAN
Notoatmodjo. 20 Afifah., Astuti R., dan Andarsari W. (2013). Gambaran Pengetahuan, Sikap dan
Praktik Ibu Postnatal Terhadap Kunjungan Neonatus di BPS Hj Sri Wahyuni Semarang.
Jurnal Kebidanan Vol 2 No 2 . http://www.unimus.ac.id/journal/
Rosita, N.A.(2016). Hubungan Paritas dengan Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir Oleh Ibu
Postpartum di Klinik Bersalin HJ. S. Tarigan di Kota Pangkalpinang. Jurnal Kesehatan
Vol VII, No.2 Agustus 2016 hal.295-30107. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Rineka
Cipta: Jakarta
Saifuddin, A.B (Eds). (2012). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, cetakan kedua,
Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Sulistyawati, A.(2011). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika.
Sulistyoningsih, H., 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak, Edisi Pertama, Yogyakarta, Graha Ilmu.