Anda di halaman 1dari 79

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS AGREGAT IBU HAMIL

DI RW 1 KELURAHAN UNGARAN KABUPATEN SEMARANG

(18 November - 05 Januari 2020)

KELOMPOK 6

1. DIRYANTO BASTIAN DOMINGGUS (071191010)


2. RISDIANTO (071191040)
3. DYAH TRI UTAMI (071191005)
4. CHRISTIN YULIANI BOMBING (071191011)
5. INDAH RETNOWATI (071191058)
6. THALIA FLORENCIA DA COSTA CABRAL (071191014)
7. RISKA NOVI ASAFITRI (071191032)
8. ZAHRA NUR HANIFA (071191031)
9. ADE ILA WAHYU NUR’AINI (071191012)
10. IKA WAHYU PRIHATININGSIH (071191029)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2019
11.
BAB I

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana seorang wanita yang didalam rahimnya
terdapat embrio atau fetus. Kehamilan dimulai pada saat masa konsepsi hingga lahirnya janin,
dan lamanya kehamilan dimulai dari ovulasi hingga partus yang diperkirakan sekitar 40minggu
dan tidak melebihi 43 minggu (Kuswanti, 2014). Jumlah ibu hamil di Indonesia pada tahun 2017
tercatat sekitar 5. 324.562 jiwa. Sedangkan di Jawa Tengah, jumlah ibu hamil mencapai 590.984
jiwa.
Salah satu upaya dalam mendukung kesehatan di Indonesia diprioritaskan pada upaya
peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok yang paling retan
kesehatan, seperti ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir. Upaya kesehatan pada ibu hamil
bertujuan untuk mencapai kualitas hidup ibu setelah melahirkan. Kulaitas hidup ibu akan tercapai
bila ada kepuasan ibu akan kesehatan ibu dan bayinya (Kemenkes RI, 2018).
Kondisi kesehatan calon ibu pada masa awal kehamilan akan mempengaruhi tingkat
keberhasilan kehamilan serta kondisi status kesehatan calon bayi yang masih didalam rahim
maupun yang sudah lahir, sehingga disarankan agar calon ibu dapat menjaga perilaku hidup sehat
dan menghindari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi calon ibu pada masa kehamilan
(Johnson, 2016).
Ibu hamil dan keluargamya tidak semuanya mendapat pendidikan dan konseling
kesehatan yang memadai tetang kesehatan reproduksi, terutama tentang kehamilan dan upaya
untuk menjaga agar keahamilan tetap sehat dan berkualitas. Kunjungan antenatal memberi
kesempatan bagi petugas kesehatan untuk memberikan informasi kesehatan esensial bagi ibu
hamil dan keluarganya termasuk rencana persalinan dan cara merawat bayi (Ssarwono,2008).
Ibu hamil seharusnya mempunyai pengetahuan tentang perubahan tubuh selama
kehamilan, keluan umum dan penanganannya, pemeriksaan wajib selama kehamilan, pengaturan
gizi, perawatan saat kehamilan, tanda-tanda persalinan dan tanda bahayanya, serta perawatan saat
nifas (Kemenkes RI, 2018).
Pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh sejumlah ibu hamil di Indonesia beum
sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Hal ini cenderung menyulitkan tenaga
kesehatan dalam melakukan pembinaan pemeliharaan kesehatan ibu hamil secara teratur dan
menyeluruh, termasuk deteksi dini terhadap faktor resiko kehamilan yang penting untuk segera
ditangani (Depkes,2010).
Berdasarkan hasil pengkajian komunitas di RW 01 Kelurahan Kuncen Lama, Kecamatan
Ungaran, Kabupaten Semarang, didapatkan data bahwa kelas ibu hamil vakum atau belum ada
kegiatan. Jumlah dari ibu hamil di RW 01 Kuncen Lama terdapat 7 ibu hamil. Dari hasil
pengkajian didapatkan ibu hamil belum mengetahui nutrisi selama kehamilan, lalu belum
mengetahui teknik menyusui bayi. Ibu hamil juga bekum mengikuti senam ibu hamil, serta
belum berpengalaman dalam perawatan bayi baru lahir. Dan persiapan KB setelah persalinan.
Dari data diatas muncul diagnoa keperawatan kesiapan peningkatan nutrisi, kesiapan persalinan,
ketidakefektifan pola seksual.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui latar belakang masalah kesehatan komunitas agregat ibu hamil dengan
melalui pengkajian keperawatan di RW 1 Kuncen Lama kelurahan ungaran.
2. Untuk menentukan masalah keperawatan pada komunitas agregat ibu hamil di RW 1 Kuncen
Lama kelurahan Ungaran.
3. Untuk menentukan prioritas masalah keperawatan komunitas agregat ibu hamil di RW 1
Kuncen Lama kelurahan Ungaran.
4. Untuk menentukan intervensi keperawatan komunitas agregat ibu hamil dengan mengacu
pada 4 pilar intervensi komunitas.
5. Untuk melaksanakan implementasi dan evaluasi keperawatan pada agregat ibu hamil di RW
1 Kuncen Lama Kelurahan Ungaran.
6. Pengaplikasian konsep teori keperawatan komunitas agregat ibu hamil dengan melakukan
kerjasama dengan pihak terkait dari proses pengkajian sampai dengan evaluasi.

Pengorganisasian Tindakan
Pengorganisasian pelaksanaan program "IBU HAMIL” di RW 1 Kuncven Lama sebagai berikut:
1. Tindakan Penanganan Masalah Ibu Hamil :
Zahra Nur Hanifa : kurang pemahaman mengenai nutrisi pada ibu
hamil
Crishtin Yuliani Bombing : kurang pemahaman mengenai Psikologis pada
ibu hamil
Ade Ila Wahyu Nur'aini : kurang pemahaman mengenai senam ibu hamil
Indah Retnowati : kurang pemahaman mengenai tanda - tanda
persalinan
Risdianto : kurang pemahaman mengenai seksualitas
selama kehamilan
Diryanto Bastian D : kurang pemahaman mengenai ASI eeksklusf
Ika Wahyu P : Kurang pemahaman mengenai teknik menyusui
Thalia Florencia Da Costa Cabral : Kurang pemahaman mengenai breast care
Dyah Tri Utami : kurang pemahaman mengenai perawatan bayi
baru lahir
Riska Novi Asafitri : kurang pemahaman mengenai program KB
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Kehamilan
1. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai janin lahir, lama hamil normal
yaitu 280 hari atau 9 bulan 7 hari yang dihitung dari hari pertama haid terakhir. Sedangkan
secara medis kehamilan dimulai dari proses pembuahan sel telur wanita oleh spermatozoa
dari pihak pria.
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implementasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
bayi lahir, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9
bulan menurut kalender internasional (Prawirohardjo, 2008). Untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan maternal selama hamil maka ibu dianjurkan untuk mengunjungi
bidan atau dokter sedini mungkin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang disebut
dengan antenatal. (Sumarmi,2015) Kehamilan merupakan pertumbuhan dan perkembangan
dari intrauterin mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan. Setiap bulan wanita
melepaskan satu sampai dua sel telur dari induk telur (ovulasi) yang ditangkap oleh umbai-
umbai (fimbrae) dan masuk kedalam sel telur
Saat melakukan hubungan seksual, cairan sperma masuk ke dalam vagina dan
berjuta-juta sel sperma bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke dalam sel telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasa terjadi dibagian yang mengembang dari tuba falopii.
Pada sekeliling sel telur banyak berkumpul sperma kemudian pada tempat yang paling mudah
untuk dimasuki, masuklah satu sel sperma dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini
disebut fertilisasi. Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak oleh
rambut getar tuba menuju ruang rahim kemudian melekat pada mukosa rahim untuk
selanjutnya bersarang diruang rahim, Peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari
pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu kira-kira 6-7 hari (Restyana, 2012 dalam
Sumarmi, 2015).

Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi adalah bersatunya


sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan atau (gestasi) berlangsung selama 40 minggu
atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38
minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan telur)
yang terjadi dua minggu setelahnya. (Kamariyah dkk, 2014).
2. Tanda dan Gejala Kehamilan
a) Tanda Persuntif Kehamilan
 Amenore
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Dengan
diketahuinya tanggal hari pertama haid terakhir supaya dapat ditaksir umur kehamilan
dan taksiran tanggal persalinan akan terjadi, dengan memakai rumus Neagie: HT – 3
(bulan + 7) (Kuswanti, 2015).
 Mual Muntah
Keadaan ini biasa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan
pertama. Sering terjadi pada pagi hari disebut “morning sickness”
 Ngidam (menginginkan makanan tertentu)
Sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, akan tetapi menghilang dengan
makin tuanya kehamilan.
 Pingsan atau sinkope
Bila berada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat. Biasanya hilang sesudah
kehamilan 16 minggu.
 Payudara tegang
Disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli
payudara (Kuswanti, 2015).
 Anoreksia Nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tetapi setelah itu nafsu
makan muncul kembali

 Sering kencing (miksi)


Keadaan ini terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua, umumnya keluhan ini
hilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir
triwulan, gejala ini bisa timbul kembali karena janin mulai masuk ke rongga panggul
dan menekan kembali kandung kencing. (Nugroho dkk, 2014).
 Konstipasi/Obstipasi
Ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon
steroid yang dapat menyebabkan kesulitan buang air besar.
b) Tanda Kemungkinan Hamil
 Perut membesar
Terjadi pembesaran abdomen secara progresif dari kehamilan 7 bulan sampai 28
minggu. Pada minggu 16-22, pertumbuhan terjadi secara cepat di mana uterus keluar
panggul dan mengisi rongga abdomen.
 Uterus membesar
Terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan konsistensi dalam rahim
 Tanda Hegar
Konsistensi rahim yang menjadi lunak, terutama daerah isthmus uteri sedemikian
lunaknya, hingga kalau kita letakkan 2 jari dalam forniks posterior dan tangan satunya
pada dinding perut atas symphysis maka isthmus ini tidak teraba seolah-olah corpus
uteri sama sekali terpisah dari serviks.
 Tanda Chadwick
Vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebirubiruan (livide) yang disebabkan oleh
adanya hipervaskularisasi. Warna porsio juga akan tampak livide. Hal ini disebabkan
oleh adanya pengaruh hormone estrogen.

 Tanda Piscaseck
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran
uterus. Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang (Braxton hicks) Bila uterus
dirangsang mudah berkontraksi. Saat palpasi atau pemeriksaan dalam, uterus yang
awalnya lunak akan menjadi keras karena berkontraksi.
 Teraba ballotement
Pada kehamilan 16-20 minggu, dengan pemeriksaan bimanual dapat terasa adanya
benda yang melenting dalam uterus (tubuh janin). (Kuswanti, 2014)
c) Tanda Pasti Kehamilan
 Gerakan janin dalam rahim
 Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian bagian dari janin.
 Terdapat denyut jantung janin. Didengar dengan funduskop, alat kardiotokografi, alat
dopler. Dilihat dengan ultrasonografi. Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen
untuk melihat kerangka janin, ultrasonografi.

3. Klasifikasi Kehamilan
Kehamilan dibagi menjadi dua yaitu kehamilan menurut lamanya dan kehamilan dari
tuanya. Kehamilan ditinjau dari lamanya, kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Kehamilan premature, yaitu kehamilan antara 28-36 minggu.
b. Kehamilan mature, yaitu kehamilan antara 37-42 minggu.
c. Kehamilan postmature, yaitu kehamilan lebih dari 43 minggu.

Sedangkan kehamilan ditinjau dari tuanya kehamilan dibagi menjadi 3 pula yaitu:
a. Kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu), di mana dalam trimester
pertama alat-alat mulai terbentuk.
b. Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu), di mana dalam trimester
kedua alat-alat telah terbentuk tetapi belum sempurna dan viabilitas janin masih
disangsikan.
c. Kehamilan trimester ktiga / terakhir (antara 28 sampai 40 minggu), di mana janin yang
dilahirkan dalam trimester ketiga telah viable (dapat hidup) (Kuswanti, 2014).

4. Proses Kehamilan
a. Ovum ( Sel telur)
Ovum merupakan sel terbesar pada badan manusia. Proses pembentukan
ovum disebut oogenesis, proses ini berlangsung di dalam ovarium (indung telur).
Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam
ovari fetus perempuan. Saat ovulasi, ovum keluar dari folikel ovarium yang pecah.
Ovum tidak dapat berjalan sendiri. Kadar estrogen yang tinggi meningkatkan gerakan
tuba uterine, sehingga silia tuba dapat menangkap ovum dan menggerakkannya
sepanjang tuba menuju rongga rahim. Pada waktu ovulasi sel telur yang telah masak
dilepaskan dari ovarium.
Dengan gerakan menyapu oleh fimbria tuba uterine, ia ditangkap oleh
infundibulum. Selanjutnya masuk ke dalam ampula sebagai hasil gerakan silia dan
konsentrasi otot. Ovum biasanya dibuahi dalam 12 jam setelah ovulasi dan akan mati
dalam 12 jam bila tidak segera dibuahi. Hormonhormon yang berperan dalam
oogenesis antara lain pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh
aktifnya hipothalamus-hipofisis-ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi hormon
FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone). FSH dan LH
menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi sekresi hormon estrogen
dan progesteron. LH merangsang korpus luteum untuk menghasilkan hormon
progesteron dan merangsang ovulasi. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan
progesteron dapat menstimulasi (positif feedback, pada fase folikuler) maupun
menghambat (inhibitory/negatif feedbackpada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di
hipofisis atau GnRH di hipotalamus. (Kuswanti, 2015).

b. Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks.
Spermatoganium berasal dari sel primitive tubulus, menjadi spermatosit pertama,
menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid, akhirnya spermatozoa. Pertumbuhan
spermatozoa dipengaruhi matarantai hormonal yang kompleks dari pancaindera,
hipotalamus, hipofisis dan sel interstitial leydig sehingga spermatogonium dapat
mengalami proses mitosis. Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc
sperma yang mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc. bentuk
spermatozoa seperti cebong yang terdiri atas kepala (lonjong sedikit gepeng yang
mengandung inti), leher (penghubung antara kepala dan ekor), ekor (penjang sekitar
10 kali kepala, mengandung energy bergerak). Sebagian besar spermatozoa
mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tubafallopi.
Spermatozoa yang masuk kedalam alat genetalia wanita yang dapat hidup selama tiga
hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi.
c. Pembuahan (Fertilisasi)

Pembuahan adalah suatu proses pertemuan atau penyatuan antara sel mani
dan sel telur. Fertilisasi terjadi di tuba fallopi, umumnya terjadi di ampula tuba, pada
hari ke-11 sampai ke-14 dalam siklus menstruasi. Saat terjadi ejakulasi, kurang lebih 3
cc sperma dikeluarkan dari organ reproduksi pria yang kurang lebih berisi 300 juta
sperma. Ovum yang akan dikeluarkan dari ovarium sebanyak satu setiap bulan,
ditangkap oleh fimbriae dan berjalan menuju tuba fallopi. Kadar estrogen yang tinggi
mengakibatkan meningkatnya gerakan silia tuba untuk dapat menangkap ovum dan
menggerakkannya sepanjang tuba. Setelah menyatunya oosit dan membran sel sperma
akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom diploid (44 kromosom dan 2
gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX untuk wanita dan XY untuk laki-
laki).

Dalam beberapa jam setelah pembuahan, mulailah pembelahan zigot


selama tiga hari sampai stadium morula. Hasil konsepsi ini tetap digerakkan kearah
rongga rahim oleh arus dan getaran rambut getar (silia) serta kontraksi tuba.

d. Implantasi
Setelah lima sampai tujuh hari setelah terjadi ovulasi terjadi, blastosit tiba
di rahim dalam keadaan siap untuk implantasi. Produksi progesterone sedang pada
puncaknya. Progesterone merangsang pembuluh-pembuluh darah yang sarat oksigen
dan zat gizi untuk memberi pasokan pada endometrium agar tumbuh dan siap
menerima blastosit. Blastosit mengambang bebas di dalam rahim selama beberapa
hari seraya terus berkembang dan tumbuh. Kira-kira sembilan hari setelah pembuahan,
blastosit yang kini terdiri atas beratus-ratus sel, mulai meletakkan dirinya ke dinding
rahim dengan penjuluran serupa spons dari sel-sel trofoblast. Penjuluran-penjuluran
itu meliang ke dalam endometrium.sel-sel tersebut tumbuh menjadi vilus
korionik,yang belakangan akan berkembang menjadi plasenta. Kemudian akan
melepaskan enzim-enzim yang menembus lapisan rahim dan menyebabkan jaringan
terurai. Hal ini menyediakan sel darah kaya gizi yang memberi makan blastosit.
Blastosit perlu waktu kira-kira 13 hari agar tertanam dengan kuat.
e. Plasentasi
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah
nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi
berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi. Dalam 2 minggu pertama
perkembangan hasil konsepsi, tofoblas invasif telah melakukan penetrasi ke pembuluh
darah endometrium. Terbentuklah sinus introfoblastik yaitu ruangan-ruangan yang
berisi darah maternal dari pembuluh-pembuluh darah yang dihancurkan. Pertumbuhan
ini berjalan terus, sehingga timbul ruangan-ruangan interviler dimana vili korialis
seolah-olah terapung-apung diantara ruangan-ruangan tersebut sampai terbentuknya
plasenta.

5. Perubahan Anatomi dan Fisiologis Kehamilan


a. Uterus
 Ukuran
Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x 25 x 20 cm
dengan kapasitas lebih dari 4000 cc. hal ini memungkinkan bagi adekuatnya
akomodasi pertumbuhan janin. Pada saat ini rahim membesar akibat hioertropi dan
hiperplasi otot rahim, serabutserabut kolagennya menjadi higroskopik dan
endometrium menjadi desidua
 Berat
Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir
bulan (Sulistyawati, 2015).
 Posisi rahim dalam kehamilan
 Pada permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi atau retrofleksi
 Pada 4 bulan kehamilan, Rahim tetap berada dalam rongga pelvis
 Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat
mencapai batas hati
 Pada ibu hamil, Rahim biasanya mobile, lebih mengisi rongga abdomen
kanan atau kiri (Sulistyawati, 2015).
b. Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel


baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemuka di ovarium.
Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan
setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesteron dalam jumlah yang
relative minimal. Relaksin, suatu hormon protein yang mempunyai struktur mirip
dengan insulin dan insulin like growth factor I & II, disekresikan oleh korpus
luteum, desidua, plasenta dan hati.aksi biologi utamanya adalah dalam proses
remodeling jaringan ikat pada saluran reproduksi, yang kemudian
mengakomodasi kehamilan dan keberhasilan proses persalinan. Perannya belum
diketahui secara menyeluruh, tetapi diketahui mempunyai efek pada perubbahan
struktur biokimia serviks dan kontraksi miometrium yang akan berimplikasi pada
kehamilan preterm.

c. Vagina dan Perineum


Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat
jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga vagina akan terlihat
berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda chadwick. Perubahan ini meliputi
penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertropi dari sel-sel
otot polos. Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan
persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan
meningkatnya ketebalan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan
hipertrofi sel otot polos. Perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnya
dinding vagina. Papilla mukosa jugamengalami hipertrofi dengan gambaran
seperti paku sepatu. Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi, dimana
sekresi akan berwarna keputihan, menebal dan pH antara 3,5-6 yang merupakan
hasil dari peningkatan produksi asam laktat glikogen yang dihasilkan oleh epitel
vagina sebagai aksi dari lactobacillus acidophilus

d. Kulit

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi


kemerahan, kusan dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan
paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada multipara
selain striae kemerahan itu seringkali ditemukan garis berwarna perak berkilau
yang merupakan sikatrik dan striae sebelumnya. Pada banyak perempuan kulit
garis pertengahan perutnya (linea alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan
yang disebut dengan linea nigra. Kadangkadang akan muncul dengan ukuran
yang bervariasi pada wajah dan leher yang disebut dengan chloasma atau
melisma gravidarum selain itu, pada areola dan daerah genital juga akan terlihat
pigmentasi yang berlebihan. Pigmentasi yang berlebihan itu biasanya akan hilang
atau sangat jauh berkurang setelah persalinan. Perubahan ini dihasilkan dari
cadangan melanin pada daerah epidermal dan dermal yang penyebab pastinya
belum diketahui. Adanya peningkatan kadar serum melanocyte stimulating
hormone pada akhir bulan kedua masih sangat diragukan sebagai penyebabnya.
Estrogen dan progesteron diketahui mempunyai peran dalam melanogenesis dan
diduga bisa menjadi faktor pendorongnya

e. Payudara/Mamae
Mamae akan membesar dan tegang akibat hormone somatomamotropin,
estrogen, dan progesterone, akan tetapi belum mengeluarkan ASI. Estrogen
menimbulkan hipertropi system saluran, sedangkan progesterone menambah sel-
sel asinus pada mammae. Somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-
sel asinus pula dan menimbulkan perubahan dalam selsel sehingga terjadi
pembuatan kasein, laktalbumun dan laktoglobulin. Dengan demikian mammae
dipersiapkan untuk laktasi. Disamping itu dibawah pengaruh progesterone dan
somatomamotropin terbentuk lemak sekitar alveolua-alveolus, sehingga mammae
menjadi lebih besar.

Papilla mammae akan membesar, lebih tegang dan tambah lebih hitam,
seperti seluruh areola mammae karena hiperpigmentasi. Hipertropi kelenjar
sebasea (lemak) yang muncul di areola primer dan disebut tuberkelmontgomery.
Glandula montgomeri tampak lebih jelas menonjol dipermukaan areola mammae.
Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rasa berat di payudara mulai
timbul sejak minggu keenam gestasi. Perubahan payudara ini adalah tanda
mungkin hamil. Sensitivitas payudara bervariasi dari rasa geli ringan sampai
nyeri tajam. Peningkatan ini suplai darah membuat pembuluh darah dibawah kulit
berdilatasi. Pembuluh darah yang sebelumnya tidak terlihat, sekarang terlihat,
seringkali tampak sebagai jaringan biru dibawah permukaan kulit. Kongesti vena
di payudara lebih jelas terlihat pada primigravida. Striae dapat terlihat dibagian
luar payudara.

f. Sirkulasi darah ibu


Peredarah darah ibu dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:
 Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi
kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam Rahim.
 Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi
retroplasenter
 Pengaruh hormone esterogen dan progesterone makin meningkat

Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran darah:

 Volume darah
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih
besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah
(hemodelusi), dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu. Serum
darah (volume darah) bertambah sebesar 2530% sedangkan sel darah
bertambah sekitar 20%. Curah jantung akan bertambah sekitar 30%.
Bertambahnya hemodelusi darah mulai tampak sekitar usia kehamilan 16
minggu, sehingga penderita penyakit jantung harus berhati-hati untuk hamil
beberapa kali. Kehamilan selalu memberatkan kerja jantung sehingga wanita
hamil dengan sakit jantung dapat jatuh dalam dekompensasi kordis. Pada
postpartum, terjadi hemokonsentrasi dengan puncak hari ke-3 sampai ke-5.
 Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi
pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak
seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodelusi
yang disertai anemia fisiologis. Jumlah sel darah putih meningkat hingga
mencapai 10.000/ml. dengan hemodelusi dan anemia fisiologis maka laju
endap darah semakin tinggi dan dapat mencapai 4 kali dari angka normal

6. Kebutuhan Pada Masa Kehamilan


a. Kebutuhan zat gizi
 Energi
Energi sebaiknya sebagian besar berasal dari karbohidrat. Sumber-sumber
karbohidrat utama adalah beras, sereal, gandum, dll. Kebutuhan kalori perhari :
TM I 100-150 Kkal/hari, TM II 200-300 Kkal/hari.
 Protein
Untuk metabolisme pertumbuhan janin Pertumbuhan uterus dan payudara
 Zat besi
Sebagian besar anemia disebabkan oleh defisiensi za besi, oleh karena itu perlu
di tekankan kepada ibu hamil untuk mengkonsumsi zat besi selama hamil dan
setelah melahirkan. Kebutuhan zat besi selama hamil meningkat seebesar 300%
(1.400 mg selama hamil) dan peningkatan ini tidak dapat tercukupi hanya dari
asupan makanan ibu selama hamil melainkan perlu di tunjang dengan suplemen
zat besi. Pemberian suplemen zat besi dapat diberikan sejak minggu ke-12
kehamilan sebesar 30-60 gram setiap hari selama kehamilan dan 6 minggu
setelah kelahiran untuk mencegah anemia postpartum (Sulistyawati, 2015).
b. Istirahat
Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya beban berat
pada perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak jarang ibu akan
mengalami kelelahan, oleh karena itu istirahat dan tidur sangat penting untuk ibu
hamil. Pada trimester akhir kehamilan sering diiringi dengan bertambahnya ukuran
janin, sehingga terkadang ibu kesulitan untuk menentukan posisi yang paling baik
dan nyaman untuk tidur. Posisi tidur yang nyaman dan dianjurkan pada ibu hamil
adalah miring ke kiri, kaki lurus, kaki kanan sedikit menekuk dan ganjal dengan
menggunakan bantal dan untuk mengurangi rasa nyeri pada perut, ganjal dengan
bantal pada perut bawah sebelah kiri.

c. Oksigen
Pada dasarnya kebutuhan oksigen semua manusia sama yaitu udara yang
bersih, tidak kotor atau polusi udara, tidak bau, dsb. Pada prinsipnya hindari ruangan
/ tempat yang dipenuhi polusi udara (terminal, ruangan yang sering dipergunakan
untuk merokok)
d. Hubungan seksual
Hubungan seksual dapat dilakukan seperti biasa kecuali jika terjadi
perdarahan atau keluar cairan dari kemaluan, maka harus dihentikan. Jika ada
riwayat abortus sebelumnya, koitus di tunda sampai usia kehamilan di atas 6 minggu,
dimana diharapkan plasenta sudah terbentuk, dengan implantasi dan funngsi yang
baik. Hindari trauma berlebihan pada daerah serviks/uterus. Pada beberapa keadaan
seperti kontraksi/tanda-tanda persalinan awal, keluar cairan pervaginam, keputihan,
ketuban pecah, perdarahan pervaginam, abortus iminiens atau abortus habitualis,
kehamilan kembar dan penyakit menular sebaaiknya koitus jangan dilakukan (Dewi,
2016).
e. Personal Haigne
 Kebersihan perlu dijaga untuk mencegah infeksi.
 Perawatan payudara.
 Kebersihan gigi dan mulut. Pemeriksaan dini ke dokter gigi dianjurkan untuk
menjamin pencernaan yang sempurna.
 Kebersihan daerah genetalia perlu dijaga untuk mencegah keputihan terutama
jika sering BAK (Dewi, 2016).
f. Imunisasi
Vaksin adalah substansi yang diberikan untuk melindungi dari zat asing
(infeksi). Ada 4 macam vaksin: toksoid dari vaksin mati , vaksin virus mati ,virus
hidup preparat globulin imun. Toksoid adalah preparat dari racun bakteri yang
diuibah secara kimiawi/endotoksin yang dibuat oleh bakteri. Vaksin mati berisi
mikroorganisme yang dibuat tidak aktif dengan panas atau baahn kimia. Vaksin virus
hidup dibuat dari strain virus yang memberikan perlindungan tetap tidak cukup kuat
untuk menimbulkan penyakit. Preparat imun globulin adalah protein yang terbuat
dari darah manusia yang dapat menghasilkan perlindungan antibody pasif/temporer.
Vaksin ini untuk melawan penyakit hepatitis B, rabies, varisela, rubella.
Vaksin dinilai keefektifan dan potensinya dalam membahayakan kehamilan. Vaksin
mati aman untuk ibu hamil, tidak ada bukti vaksin mati mempunyai efek pada
janin/meningkatkan resiko keguguran. Vaksin hidup jangan pernah diberikan kepad
ibu hamil. Satu-satunya imunisasi yang dianjurkan penggunaan selama hamil adalah
tetanus. Vaksin campak, rubela, gandongan sebaiknya diberikan sebelum
kehamilan/segera setelah kelahiran. Wanita hamil mendapat vaksinasi primer polio
hanya bila resiko terpajan sangat tinggi (polio tidak aktif) (Pantikawati dkk, 2016).
Ibu dianjurkan untuk meminta imunisasi Tetanus Toksoid (TT) kepada
petugas. Imunisasi ini mencegah tetanus pada bayi. Selama kehamilan bila ibu hamil
statusnya T0 maka hendaknya mendapatkan minimal 2 dosis (TT1 dan TT2 dengan
interval 4 minggu dan bila memungkinkan untuk mendapatkan TT3 sesudah 6
bulaan berikutnya). Ibu hamil dengan status T1 diharapkan mendapatkan suntikan
TT2 dan bila memungkinkan juga diberikan TT3 dengan interval 6 bulan (bukan 4
minggu/1 bulan) (Kuswanti, 2015).
GIZI SEIMBANG PADA IBU HAMIL

A. PENGERTIAN
Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis
dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip
keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan memantau berat badan secara
teraturdalam rangka mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi
(Kemenkes RI, 2014).

B. MANFAAT GIZI SEIMBANG UNTUK IBU HAMIL


Menurut Sulistyoningsih (2011) dan Dewi dkk (2013) manfaat gizi seimbang :

1. Memenuhi kebutuhan zat gizi ibu dan janin

2. Mencapai status gizi ibu hamil dalam keadaan normal, sehingga dapat menjalani
kehamilan dengan baik dan aman
3. Membentuk jaringan untuk tumbuh kembang janin dan kesehatan ibu
4. Mengatasi permasalahan selama kehamilan
5. Ibu memperoleh energi yang cukup yang berfungsi untuk menyusui setelah kelahiran
bayi

C. GIZI SEIMBANG UNTUK IBU HAMIL

Menurut Miyata (2010) gizi seimbang ibu hamil :

1. Mengonsumsi aneka ragam pangan lebih banyak berguna untuk memenuhi kebutuhan


energi, protein dan vitamin serta mineral sebagai pemeliharaan, pertumbuhan dan
perkembangan janin serta cadangan selama masa menyusui
2. Membatasi makan makanan yang mengandung garam tinggi untuk mencegah
hipertensi karena meningkatkan resiko kematian janin, terlepasnya plasenta, serta
gangguan pertumbuhan
3. Minum air putih lebih banyak mendukung sirkulasi janin, produksi cairan amnion dan
meningkatnya volume darah, mengatur keseimbangan asam basa tubuh, dan mengatur
suhu tubuh. Asupan air minum ibu hamil sekitar 2-3 liter perhari (8-12 gelas sehari)
4.  Membatasi minum kopi, kandungan KAFEIN dalam kopi meningkatkan buang air
kecil yang berakibat dehidrasi, tekanan darah meningkat dan detak jantung menuingkat.
Paling banyak 2 cangkir kopi/hari

D. PENAMBAHAN KEBUTUHAN ZAT GIZI SELAMA HAMIL

Kebutuhan gizi untuk ibu hamil setiap harinya ditambah sesuai dengan usia kehamilan. Hal ini
dikarenakan adanya perkembangan dan pertumbuhan janin (Almatsier, 2010). Berikut merupakan
jumlah penambahan yang harus dipenuhi selama hamil:

Trimester 1
Energi : 180 Kkal Biskuit 1 buah besar (10 gram)
Protein : 20 gram Telur ayam rebus 1 butir (55 gram)
Lemak : 6 gram Susu sapi segar 1½ gelas (100 gram)
KH : 25 gram
Setara 1 mangkuk bubur kacang hijau :
Trimester 2 dan 3 dengan  Kacang hijau 5 sendok makan
Energi : 300 Kkal (50gram)
Protein : 20 gram  Santan ½ gelas (50 gram)
Lemak : 10 gram  Gula merah 1 sendok makan
KH : 40 gram (13 gram)
Telur ayam rebus 1 butir (55 gram)

E. JUMLAH ATAU PORSI DALAM 1 KALI MAKAN


Menurut Almatsier (2010) jumlah atau porsi dalam 1 kali makan merupakan suatu ukuran
atau takaran makan  yang dimakan tiap kali makan

Kategori Berat Setara dengan


Nasi / pengganti 200 gram 1 piring nasi / pengganti
Lauk pauk hewani 40 gram Ikan : ⅓ ekor sedang
(ayam/daging/ikan) Ayam : 1 potong sedang
Daging : 2 potong kecil
Lauk nabati Tempe : 50 gram Tempe : 2 potong sedang
(tempe Tahu : 10 gram Tahu : 2 potong sedang
/tahu/kacang- Kacang-kacangan 25 Kacang-kacangan : 2 sendok
kacangan) gram makan
Sayuran 100 gram 1 gelas / satu piring / 1 mangkok
Buah-buahan 100 gram 2¼ potong sedang

F. FREKUENSI MAKAN DALAM SEHARI


Menurut Almatsier (2010) Frekuensi makan merupakan seringnya seseorang melakukan kegiatan
makan dalam sehari baik makanan utama atau pun selingan, sebanyak 3 kali makan utama dan 2
kali makan selingan atau porsi kecil namun sering dan harus sesuai porsi dibawah ini:

Kategori Porsi per hari


Nasi / pengganti 4-6 piring
Lauk-pauk hewani 4-5 porsi
(ayam / daging / ikan)
Lauk nabati 2-4 potong sedang
(tempe / tahu / kacang-kacangan)
Sayuran 2-3 mangkok
Buah-buahan 3 porsi

G. JENIS MAKANAN YANG TERSUSUN DALAM 1 HIDANGAN MAKAN

Kualitas atau mutu gizi dan kelengkapan zat gizi dipengaruhi oleh keragaman jenis
pangan yang dikonsumsi. Semakin beragam jenis pangan yang dikonsumsi semakin mudah untuk
memenuhi kebutuhan gizi, semakin mudah tubuh memperoleh berbagai zat yang bermanfaat bagi
kesehatan.Selain menerapkan keanekaragaman makanan dan minuman juga perlu memperhatikan
keamanan pangan yang berarti makanan atau minuman itu harus bebas dari cemaran yang
membahayakan kehatan (Hasanah 2012).
Cara menerapkan yaitu dengan mengonsumsi lima kelompok pangan setiap hari yang
terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, buah-buahan dan minuman. Mengkonsumsi
lebih dari 1 jenis untuk setiap kelompok makanan setiap kali makan akan lebih baik (Miyata,
2010).
a. Makanan pokok sebagai sumber karbohidrat yaitu padi-padian atau serealia seperti
beras, jagung, dan gandum; sagu; umbi-umbian seperti ubi, singkong, dan talas; serta hasil
olahannya seperti tepung-tepungan, mi, roti, makaroni, havermout, dan bihun.

b. Sumber protein, yaitu sumber protein hewani, seperti daging, ayam, telur, susu, dan keju;
serta sumber protein nabati sepeerti kacang-kacangan berupa kacang kedelai, kacang tanah,
kacang hijau, kacang merah, dan kacang tolo; serta hasil oalahannya seperti tempe, tahu,
susu kedelai, dan oncom.

c. Sumber zat pengatur berupa sayuran dan buah. Sayuran diutamakan berwarna hijau dan
kuning jingga, seperti bayam, daun singkong, daun katuk, kangkung, wortel, dan tomat;
serta sayur kacang-kacangan, seperti kacang panjang, buncis, dan kecipir. Buah-buahan
diutamakan yang berwarna kuning jingga, kaya serat dan yang berasa asam, seperti pepaya,
mangga, nanas, nangka, nangka masak, jambu biji, apel, sirsak dan jeruk.

H. ZAT GIZI YANG DIPERLUKAN SELAMA HAMIL

Pada masa kehamilan dianjurkan mengkonsumsi makanan yang mengadung zat gizi tertentu
sebagai penunjang kesehatan ibu dan janin  maupun untuk keperluan perkembangan dan
pertumbuhan janin. Berikut ini merupakan zat gizi yang diperlukan ibu hamil menurut Miyata
(2010) :

TRIMESTER 1
Nama zat gizi Fungsi Bahan makanan
Asam Folat Pembentukan sistem saraf Sayuran berdaun hijau, tempe,
pusat termasuk otak serta serealia atau kacang-
kacacangan yang telah
ditambahkan dengan asam folat.
Asam lemak tak Tumbuh kembang sistem Ikan laut : ikan tengiri, ikan
jenuh saraf pusat dan otak kembung, ikan tuna, ikan
tongkol
Vitamin B12 Perkembangan sel janin Hasil ternak dan produk
olahannya, serta produk olahan
kacang kedelai, misalnya tempe
dan tahu, telur daging ayam,
keju, susu
Vitamin D Membantu menyerap Ikan salmon, susu
kalsium dan mineral (zat
penting yang diperlukan
tubuh) di dalam darah

TRIMESTER 2
Nama zat gizi Fungsi Bahan makanan
Vitamin A Proses metabolisme, Daging ayam, telur bebek,
pembentukan tulang, sistem kangkung, wortel, dan
saraf buah-buhan berwarna
kuning hingga merah
Kalsium (Ca) Pembentukan tulang dan Yoghurt, bayam, jeruk, dan
gigi janin dan ibu roti gandum
Zat besi (Fe) Membentuk sel darah Kacang-kacangan, sayuran
merah, mengangkut oksigen hujau, daging sapi, hati
ke seluruh tubuh dan janin sapi, ikan

TRIMESTER 3
Nama zat gizi Fungsi Bahan makanan
Vitamin B6 Membantu proses sistem Kacang-kacangan, hati,
saraf gandum
Serat Memperlancar buang air Sayuran dan buah-
besar (mengatasi sembelit) buahan
Vitamin C Membantu penyerapan zat Kol, nanas, pepaya,
besi dan antioksidan jamb, jeruk, tomat
Seng (Zn) Membantu proses Kacang-kacangan, hati
metabolisme dan kekebalan sapi, telur, daging sapi
tubuh
Yodium Mengatur suhu tubuh, Gram dapur, udang
membentuk sel darah merah segar, ikan laut
serta dungsi otot dan saraf

I. BAHAN MAKANAN YANG DIHINDARI DAN DIBATASI OLEH IBU HAMIL


Menurut Almatsier (2010) bahan makanan yang dihindari dan dibatasi oleh ibu hamil :
1. Menghindari makanan yang diawetkan karena biasanya mengandung bahan tambahan
makanan yang kurang aman
2. Menghindari daging/telur/ikan yang dimasak kurang matang karena mengandung kuman
yang berbahaya untuk janin
3. Membatasi kopi dan coklat, didalamnya terdapat kandungan kafein yang dapat
meningkatkan tekanan darah
4. Membatasi makanan yang mengandung energi tinggi seperti yang banyak mengandung
gula, lemak misalnya: keripik, cake
5. Membatasi makanan yang mengandung gas, contoh: nangka (matang dan mentah), kol,ubi
jalar, karena dapat menyebabkan keluhan nyeri ulu hati pada ibu hamil
6. Membatasi konsumsi minuman ringan (soft drink), karena mengandung energi tinggi,
yang berakibat pada berat badan ibu hamil meningkat berlebihan dan bayi lahir besar

Gangguan Psikologis Ibu hamil


A. Pengertian
Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara kehidupan sebelum memiliki
anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir.
Perubahan status yang radikal ini dipertimbangkan sebagai suatu krisis disertai periode tertentu
untuk menjalani proses persiapan psikologis yang secara normal sudah ada selama kehamilan dan
mengalami puncaknya pada saat bayi lahir

Setiap trimester pada kehamilan memiliki resiko gangguan psikologis masing-masing.


Antenatal care berperanan sangat penting bagi keselamatan ibu dan janin, meminimalkan resiko-
resiko kehamilan, dan menekan angka kematian pasca persalinan. Hendaknya pelayanan
keperawatan antenatal harus berjalan sesuai dengan standard minimal agar ibu hamil memperoleh
proses persalinan yang aman dan memuaskan.

Kehamilan adalah kondisi yang menimbulkan perubahan fisik maupun psikososial seorang
wanita. Ibu hamil di trimester pertama akan mengalami mual yang membuatnya merasa tidak sehat
dan tidak nyaman, bahkan beberapa ibu hamil bias jadi menolak kehamilannya tersebut. Pada
trimester kedua, ibu hami lmulai merasa nyaman dengan kehamilannya, namun di trimester ketiga
saat janin sudah memasuki rongga panggul, ibu hamil bias jadi merasa cemas dan khawatir
dikarenakan ketakutan akan kehilangan perhatian spesial yang didapatkan semasa kehamilan,
Kehamilan merupakan suatu peristiwa istimewa yang indah, apabila dijalani dengan emosi yang
positif, dan akan menjadi suatu masalah psikologis apabila dijalani dengan emosi yang negatif. Oleh
karena itu, kesehatan mental wanita saat kehamilan adalah sangat penting untuk menghindari
masalah psikologis yang mungkin terjadi selama kehamilan.

B. Tujuan penyuluhan gangguan psikologis ibu hamil


1. Memmbantu klien mengetahui dampak yang ditimbulkan dari masalah psikologis ibu hamil.
2. Membantu klien dapat mengetahui cara mengatasi gangguan psikologis pada ibu hamil
3. Membantu klien mengetahui penyebab dari masalah gangguan psikologis ibu hamil

C. Indikasi gangguan psikologis ibu hamil


Dilakukan pada ibu hamil dari trimester 1 sampai trimester akhir menjelang persalinan, dan pada ibu
hamil yang beru pertama kali akan melahirkan.
D. Alat dan Bahan yang disediakan
1. Leflet/ SOP
2. Buku/ Alat tulis
3. kursi

E. Tanda dan Gejala


1. Merasa Khawatir dan Cemas
2. Gelisah
3. Insomnia
4. Sedih dan murung
5. Kehilangan selera makan
6. Sensitif ( Emosi tidak stabil, mudah merasa marah dan sedih )
7. Kesulitan berkonsentrasi
8. Kelelahan

F. Cara mengatasi gangguan psikologis ibu hamil


1. Relaksasi napas dalam
Rahim yang terus berkembang seiring berjalannya waktu akan membuat kondisi perut menjadi
lebih besar dari sebelumnya. Pertumbuhan ini memberi tekanan besar pada diafragma dan
kesehatan mental ibu hamil. Latihan pernapasan yang teratur di awal kehamilan setiap hari bisa
klien lakukan untuk mendapatkan ketenangan dan kenyamanan suasana hati, emosional ibu hamil
pun bisa jauh lebih stabil. Caranya cukup mudah, duduklah dan bernapaslah secara perlahan-
lahan. Kemudian ambil napas dalam-dalam. Lalu keluarkan napas secara perlahan
melalui hidung, biarkan dada dan perut bawah klien mengembang hingga mencapai kapasitas
paling maksimal. Ulangi proses ini selama beberapa menit dengan rileks dan berirama. Melatih
teknik pernapasan saat hamil setiap hari akan membuat perasaan cemas, khawatir atau stres
hilang secara perlahan-lahan di masa kehamilan.

2. Mengkonsumsi makanan yang sehat


Pada umumnya stres saat hamil merupakan kondisi normal yang banyak dialami para ibu hamil.
Namun jika berlangsung secara terus-menerus akan berdampak pada kesehatan janin. Oleh karena
itu, klien perlu mengtasi masalah dengan mengonsumsi makanan sehat seperti:

 Alpukat

Ternyata daging tebal pada buah alpukat yang lezat ini mengandung banyak asam lemak tak
jenuh tunggal dan potasium, kedua nutrisi tersebut dapat menangkal stres dan memperbaiki
suasana hati di masa kehamilan. Tapi ingat, bijaklah dalam mengatur porsinya.

 Berry

Berry merupakan buah-buahan yang kaya akan antioksidan, antosianin magnesium, vitamin
A, C dan E. Kandungan antosianin pada blueberry dan stroberi bermanfaat mengurangi
peradangan dan mengontrol suasana hati yang dapat membantu melawan stres atau gangguan
psikologis lainnya di masa kehamilan.

 Yogurt

Tidak hanya membantu melancarkan pencernaan, yogurt juga bisa meningkatkan kandungan
serotonin dalam otak yang mampu gmenurunkan tingkat stres dan membuat ibu hamil
merasa tenang. Mengonsumsi probiotik dalam yogurt akan mengurangi aktivitas otak di
daerah yang menangani emosi atau gangguan psikologis lainnya di masa kehamilan.

3. Mendengarkan Musik
Masalah kesehatan mental seperti gangguan mood di awal kehamilan dapat bertahan hingga
beberapa waktu setelah melahirkan. Akibatnya hal tersebut memengaruhi kesehatan klien
dan berisiko lebih besar melahirkan bayi prematur. Salah satu cara yang bisa ibu hamil  lakukan
untuk menghilangkan segala macam gangguan psikologi adalah dengan mendengarkan musik.
Mendengarkan musik saat hamil dapat meminimalisirkan tingkat stres, membuat klien lebih rileks
dan meningkatkan hormon bahagia. Ritme serta alunan musik pada sebuah lagu bisa melemaskan
otot-otot dan membantu ibu hamil jadi lebih tenang.

4. Melakukan Senam Hamil


Banyak ibu hamil yang lebih sensitif dan mudah tertekan ketika adanya perubahan hormon dalam
tubuh yang disebabkan oleh perkembangan janin.  Untuk mengatasi gangguan psikologi di masa
kehamilan, klien bisa melakukan senam hamil sesuai dengan anjuran dokter kandungan. Senam
hamil membuat otak menghasilkan hormon endorfin lebih banyak, sehingga dapat memperbaiki
mood dan menormalkan kondisi perubahan psikologis ibu hamil. Dengan melakukan senam
hamil pada pagi atau sore hari, otomatis tubuh klien akan terasa lelah dan bisa segera terlelap
tanpa harus terjaga hingga dini hari. Di mana tidur lelap di masa kehamilan membuat perasaan
klien jadi lebih baik ketika bangun, sehingga mengurangi kemungkinan timbulnya gejala stres
atau depresi.

5. Sharring ( Berbagi perasaan dengan komunikasi )

Bertukar pikiran dan perasaan dapat membuat ibu hamil merasa lebih baik. menceritakan apa
yang dicemaskan kepada pasangan. Berbagi pengalaman dengan sesama ibu hamil juga dapat
membantu. Berbicara dan berbagi perasaan dengan seseorang dapat membantu ibu hamil
meringankan beban dan mengurangi stres. Khususnya kepada suami dan keluarga terdekat.
Manusia merupakan makhluk sosial, sehingga berbagi perasaan dan berbicara dengan orang lain
dapat menjadi sumber dukungan dan bantuan. dukungan sosial dapat membantu seseorang
membangun ketahanan terhadap stres dan menjadi alat yang berguna untuk membuat perubahan
hidup.

6. Beribadah

Beribadah merupakan hal pertama yang perlu diutamkan. Jangan lupa untuk selalu bersyukur dan
menyerahkan segala urusan kepada- Nya. Berusaha mengiklaskan semua hasil pada yang Maha
Kuasa dan berserah diri. Lapang dada terhadap apapun yang akan terjadi dan jangan terlalu
memaksakan diri.

G. Dampak yang terjadi pada ibu dengan gangguan masalah psikologis


 Berpengaruh terhadap pertumbuhan otak janin.
Stres kecemasan dan emosi yang tidak stabil selama masa kehamilan akan berkontribusi
terhadap kelainan proses pembentukan otak janin dan peningkatan risiko gangguan mental pada
janin di kemudian hari. Meski demikian, masih diperlukan penelitian lebih dalam untuk
mengonfirmasi kaitan antara stres dan kelainan pembentukan otak janin lebih lanjut.
 Berdampak kepada tumbuh kembang bayi
Beberapa data menunjukkan bahwa ibu hamil yang tidak mampu mengatasi stres dengan
baik berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau secara prematur. Penelitian juga
menunjukkan adanya kaitan antara stres saat hamil dengan peningkatan risiko gangguan tumbuh
kembang bayi, seperti ADHD dan autisme.
 Memengaruhi pertumbuhan bayi
Stres juga dapat memengaruhi plasenta ibu hamil. Ketika ibu hamil mengalami stres,
terutama pada trimester pertama, tubuh akan menghasilkan hormon stres kortisol. Kadar hormon
stres ini jika berlebihan dapat memengaruhi kesehatan bayi karena dapat memasuki ketuban
melalui plasenta, akibatnya pertumbuhan bayi akan menjadi terlalu cepat. Walau efeknya tidak
selalu buruk, namun penting untuk mengurangi stres saat hamil agar bayi di dalam kandungan
dapat tumbuh dan berkembang dengan normal.

 Berkurangnya pasokan oksigen untuk janin


Ketika ibu hamil merasakan kecemasan, tubuhnya akan memproduksi hormon stres yang
bisa berdampak kepada janin, yaitu epinephrine dan norepinephrine. Produksi kedua hormon tersebut
secara berlebihan dapat menyebabkan penyepitan pembuluh darah dan mengurangi suplai oksigen ke
rahim.
TANDA-TANDA PERSALINAN

A. Definisi
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.
Persalianan dianggap normal jika prosesnya terjadi  pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanya penyulit. (APN, 2015)
Persalinan dan kelahiran normal adalah peroses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37 - 42 Minggu), lahir spontan denga nprsentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa kompukasi baik pada ibu maupun pada janin. Persalinan Normal
adalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir,serta upaya pencegahan
komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermi, dan asfiksia bayi baru lahir. Jadi
persalinan adalah pengeluaran hasil konsepsi yang sudah cukup bulan atau dapat hidup di luar
kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain, disusun dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin
dari dalam tubuh ibu (Sarwono, 2011).

B. Tanda – Tanda Persalinan


Pengetahuan tentang persalinan dan tanda-tanda persalinan diharapkan akan mengurangi
kecemasan, dan meningkatkan kemampuan ibu untuk beradaptasi terhadap ketidaknyamanan yang
timbul selama proses persalinan (APN,2015 ).
Tanda-tanda persalinan antara lain:

1. Keluar lender bercampur darah


Selama kehamilan bayi tersumbat dalam rahim oleh gumpalan lender yang lengket pada leher rahim.
Saat persalinan dimulai dan serviks mulai membuka, gumpalan mucus tadi terhalau. Pada saat
bersamaan membrane yang mengelilingi bayi dan cairan amniotic agak memisah dari dinding rahim.
Penampakan dari darah dan mucus yang keluar tampak bagai cairan lengket berwarna merah muda,
hal ini bisa kita lihat sebelum muncul tanda-tanda persalinan lainnya. Apa yang harus
dilakukan: Pengeluaran darah dan lendir dapat terjadi beberapa hari sebelum persalinan,
jadi  tunggulah sampai terdapat mendapatkan kontraksi yang teratur atau air ketuban pecah, sebelum
pergi bidan atau kerumah sakit. Anda harus menghubungi dokter bila terjadipendarahan hebat.
(Obstetri, 2014)

2. Kontraksi yang teratur setiap 10 – 15 menit


Pada bulan terakhir dari kehamilan  sebelum persalinan dimulai, sudah ada kontraksi
rahim yang disebut his pendahuluan atau his palsu, yang sebetulnya hanya merupakan
peningkatan daripada kontraksi Braxton Hicks. His pendahuluan ini tidak teratur dan
menyebabkan nyeri diperut bagian bawah dan lipat paha tidak menyebabkan nyeri yang
memancar dari pinggang ke perut bagian bawah seperti his persalinan. Lamanya kontraksi pendek
dan tidak bertambah kuat bila dibawa berjalan, malahan sering berkurang. His pendahuluan tidak
bertambah kuat dengan majunya waktu bertentangan dengan his persalinan yang semakin kuat.
Yang paling penting adalah bahwa his pendahuluan tidak mempunyai pengaruh pada serviks.
Kontraksi rahim bersifat otonom tidak dipengaruhi oleh kemauan, walaupun begitu dapat
dipengaruhi dari luar misalnya rangsangan oleh jari-jari tangan dapat menimbulkan kontraksi
(Wiknjosastro,Gulardi H.2012)
Kontraksi rahim bersifat berkala dan yang harus diperhatikan ialah:
a. Lamanya kontraksi : kontraksi berlangsung 45 detik sampai 75 detik
b. Kekuatan kontraksi : menimbulkan naiknya tekanan intrauterine sampai 35 mmHg. Kekuatan
kontraksi secara klinis ditentukan dengan mencoba apakah jari kita dapat menekan dinding
rahim ke dalam.
3. Interval antara kedua kontraksi
pada permulaan persalinan his timbul sekali dalam 10 menit, pada kala pengeluaran
sekali dalam 2 menit.

Menurut faalnya his persalinan dapat dibagi dalam :


a. His pembukaan adalah his yang menimbulkan pembukaan dari serviks.
b. His pengeluaran adalah his yang mendorong anak keluar. His pengeluaran biasanya disertai
dengan keinginan mengejan.
c. His pelepasan uri adalah his yang mengeluarkan uri
Mulanya kontraksi terasa sakit pada punggung bawah, yang berangsur-angsur bergeser ka
bagian bawah perut. Beberapa menggambarkan mirip dengan mulas pada saat haid, saat mulas
bergerak ke bagian perut, dengan tangan dapat dirasakan bagian tersebut mengeras. Kejangnya
mirip Braxton Hicks, namun terasa teratur semakin sering dan kuat, ferekuensi dan durasi seiring
dengan kemajuan persalinan (Manuaba, 2013).
4. Ketuban pecah
Pada beberapa kasus membrane masih utuh hingga akhir tahap pertama persalinan.
Kemudian desakan kontraksi dan tekanan kepala bayi pada mulut servik menyebabkan pecahnya
membrane. Saat kebocoran dimulai, bisa dirasakan seperti semburan air atau hanya rembesan,
namun sebenarnya pecahnya membrane takkan terasa karena membrane tidak memiliki saraf.
Seringkali pada ketuban pecah ini ibu merasakan seperti mengompol, namun untuk memastikan
apa yang keluar melalui jalan lahir tersebut apakah urin atau cairan ketuban dari baunya. Urin
biasanya mempunyai bau yang khas, demikian halnya dengan cairan ketuban namun cairan
ketuban ini berbau anyir (Sarwono Prawirohardjo, 2015).

Saat ketuban pecah maka akan keluar cairan ketuban melaui jalan lahir, selama masa
perjalanan menuju ke tenaga kesehatan sebaiknya gunakan pembalut untuk menampung cairan
yang keluar untuk mengurangi ketidaknyamanan bagi ibu (APN, 2015).

5. Dilatasi serviks ( leher rahim )


Agar anak dapat keluar dari rahim maka perlu terjadi pembukaan dari servik. Pembukaan
servik ini biasanya didahului oleh pendataran dari servik. Yang dimaksud dengan pendataran
servik adalah pemendekan dari canalis cervicalis, yang semula berupa sebuah saluran yang
panjangnya 1-2 cm, menjadi suatu lubang saja dengan pinggir yang tipis. Sebetulnya pendataran
servik sudah dimulai dalam kehamilan dan servik yang pendek ( lebih dari setengahnya telah
merata) merupakan tanda dari servik yang matang. Pelebaran leher rahim ini hanya bisa dilihat
melalui pemeriksaan dalam oleh tenaga kesehatan baik bidan maupun dokter yang akan
membantu persalinan. Persalinan akan dimulai ketika serviks sudah membuka lengkap. Yang
dimaksud pembukaan servik adalah pembesaran dari ostium externum yang tadinya berupa suatu
lubang dengan diameter beberapa millimeter menjaadi lubang yang dapat dilalui anak, kira-kira
10 cm. Jadi pembukaan dianggap lengkap jika telah mencapai ukuran 10 cm (APN, 2015).

C. Cara Mengurangi Rasa Nyeri Saat Kontraksi


Cara mengurangi rasa nyeri :

Mintalah pasangan  memijat punggung bawah, atau menggompres punggung anda dengan air
hangat di antara saat-saat kontraksi. Gunakanlah talk atau vaselin sebagai pelicin saat memijat.

1. Berkonsentrasilah pada pernafasan , untuk menenangkan dan mengurangi rasa sakit.


2. Bernyanyilah atau bersuaralah saat nyeri timbul untuk melepaskan rasa sakit anda. Namun, tidak
perlu terlalu keras agar tidak membuang energi yang sangat anda perlukan saat pengeluaran
nantinya
3. Berkonsentrasilah pada tiap kontraksi. Jangan memikirkan rasa sakit atau ketakutan untuk
kontraksi yang berikutnya. Cobalah untuk melihat kontraksi sebagai gelombang yang harus
diikuti untuk mencapai saat penggeluaran sang bayi
4. Bergeraklah terus diantara tiap kontraksi. Ini akan membantu anda untuk mengatasi rasa nyeri
saat persalinan. Saat kontraksi, pilihlah posisi yang paling nyaman.
5. Pertahankan posisi punggung yang tegak, baik saat berdiri, duduk, maupun posisi lainnya.
Gunanya agar kepala bayi tetap berada di leher rahim dengan baik, sehingga kontraksi yang
terjadi semakin kuat dan efektif.
6. Buang air kecil sesering mungkin agar kandungan kencing tidak menghalangi saat kontraksi.

D. Tujuan Mengetahui Tanda-Tanda Persalinan


Tidak dapat dipungkiri bahwa proses persalinan identik dengan rasa nyeri karena setiap persalinan
normal selalu didahului dengan adanya kontraksi uterus yang menimbulkan rasa nyeri. Factor- factor
yang menyebabkan rasa nyeri tersebut antara lain :
1. Gerakan kontraksi rahim menyebabkan otot-otot dinding rahim mengerut, menjepit pembuluh
darah.
2. Jalan lahir dan jaringan lunak di sekitarnya meregang, sehingga terasa nyeri.
3. Keadaan mental ibu (ketakutan, cemas, khawatir atau tegang), serta hormon prostaglandin yang
meningkat sebagai respon terhadap stress (Prawirohardjo, 2015)
4. Sampai saat ini mungkin masih banyak ibu yang belum tahu kapan harus menghubungi tenaga
kesehatan terutama pada ibu primigravida yang belum pernah memiliki pengalaman dalam
menghadapi tanda-tanda persalinan. Kurangnya pengetahuan ibu terhadap hal ini bisa
membahayakan ibu maupun janin yang dikandungnya. Saat yang tepat menghubungi dokter
adalah ketika Ibu merasakan tanda-tanda memasuki tahap persalinan seperti yang telah
disebutkan diatas, Apalagi jika Ibu mengalami pecah ketuban. Jangan tunda menghubungi tenaga
kesehatan(Rohmah,  Nikmatur ,2013).
5. Pengetahuan tentang tanda – tanda persalinan diatas diharapkan dapat membantu ibu hamil untuk
lebih menyiapkan mentalnya dalam menghadapi persalinan dan lebih waspada terhadap
timbulnya tanda- tanda persalinan agar tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan, karena jika
ibu tidak mengetahui dan tidak segera menghubungi tenaga kesehatan baik dokter maupun bidan
maka hal ini sangat membahayakan ibu dan janin yang dikandungnya (Depkes RI, 2016).

SEKSUALITAS DALAM KEHAMILAN


A. Pengertian
Aktivitas seksual atau perilaku seksual sebagai perilaku muncul karena adanya dorongan seksual
dan bentuk yang bermacam-macam, mulai dari pergerakan tangan, berpelukan, bercumbu, sampai
dengan hubungan seks (Fadjari, 2013). Ada yang berpendapat lain bahwa hubungan seksual adalah
segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun dengan
sesama (Latfiatus, 2015). Hubungan seksual dapat menyesuaikan diri, bukan dari tuntutan
masyarakat, tetapi juga dengan kebutuhan individu mengenai kebahagiaan, perwujudan diri sediri
atau peningkatan kemampuan individu untuk mengembangkan kepribadian yang lebih baik.

Hubungan seksual ini dapat menyesuaikan diri, bukan saja tuntutan masyarakat, tetapi juga
kebutuhan individu mengenai kebahagiaan, perwujudan diri sendiri atau peningkatan kemampuan
individu untuk mengembangkan kepribadian yang lebih baik (Fadjari, 2013).

B. Hubungan Seksual Dalam Kehamilan


Perubahan lain yang dapat terjadi pada aktivitas seks adalah pada masa hamil. Keinginan seks
pada waktu hamil sebagian besar tidak berubah, bahkan sebagian kecil makin meningkat, berkaitan
dengan meningkatnya hormon estrogen. Oleh karena itu hubungan seksual waktu hamil, bukan
merupakan halangan. Pada kehamilan makin tua teknik pelaksanaannya agak sulit, karena perut
makin membesar. Pada saat itu dapat dilakukan posisi siku lutut wanita (Fadjari, 2013).

Frekuensi, intensitas, posisi untuk kegiatan seksual memerlukan penyesuaian bagi wanita hamil
karena perubahan kontur tubunya. Pada kehamilan normal tanpa komplikasi apapun boleh dilakukan
hubungan seksual seperti semasa belum hamil. Ada yang menambahkan bahwa hubungan seksual
dalam kehamilan tidak boleh dilakukan apabila ibu mengalami penyakit jantung, hipertensi, riwayat
abortus yang berulang-ulang maupun alasan dokter yang tidak boleh dianjurkan untuk melakukannya,
hamil dengan perdarahan, hamil dengan tanda infeksi, kehamilan dengan ketuban yang telah pecah
atau hamil dengan luka disekitar alat kelamin luar. Padahal perlu diketahui bahwa hubungan seksual
pada wanita bisa merangsang pelepasan oksitosin. Dimana pelepasan oksitosinmembuat perasaan
lebih baik, rileks dan nyaman. Sedangakn pada pria hubungan seksual dapat menyebabkan aliran
darah dari testosteron adekuat yang berguna untukmemperkuat tulang dan otot (Fadjari, 2013).

Di lain pihak, beberapa pasangan sangat khawatir bila melakukan hubungan seks selama
kehamilankarena akan membahayakan bayinya. Menurut Fadjri (2013) hal ini tidak benar pada
kehamilan normal, karena alat kelamin pria tidak akan dapat melakukan kontak langsung terhadap
fetus (calon bayi) karena keberadaannya dilindungi oleh dinding otot uterin dan cairan amniotik.
Lebih lanjut dikatakan bahwa hubungan seks selama kehamilan aman dilakukan karena ada lendir
penyumbat disekitar leher rahim (cervix) yang akan mencegah air mani dan bakteri masuk ke dalam
uterus. Kontak seksual tidak akan menggangu janin karena cairan ketuban akan menjadi shock
absorben yang amat baik, sehingga gerakan saat melakukan senggama maupun kontraksi rahim atau
orgasme akan teredam oleh cairan tersebut dan tidak akan menggangu janin. Menurut Lutfiatus
(2015) kadang kala kontraksi atau orgasme dimasa kehamilan trimester pertama mengakibatkan detak
jantung fetus menjadi pelan, tapi hal ini belum pernah menyebabkan dampak yang membahayakan
bagi fetus.

Selain itu kebaikan yang didapat jika melakukan aktivitas seksual selama kehamilan adalah:

1. Kebebasan untuk melakukan hubungan seks tanpa perasaan risau tentang cara pencegahan
kehamilan yang sering dirasakan oleh pasangan sebelum istri hamil.
2. Setengah wanita akan merasa lebih seksi dan percaya diri. Pembesaran payudara memberikan
kesan yang lebih sensual dan bergairah pada suami.
3. Pertambahan pengaliran darah ke vulva menjadikan wanita hamil lebih mudah dirangsang dan
mencapai orgasme berkali-kali dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil.
4. Payudara wanita hamil lebih sensitif kepada rangsangan.
Hubungan kelamin tidak dilarang dalam kehamilan, kecuali 6 minggu sebelum dan 6 minggu
setelah persalinan. Apabila melakukan koitus/hubungan seksual pada trimester I di khawatirkan janin
masih belum kuat untuk berimplantasi. Sedangkan pada trimester II janin sudah kuat berimplantasi,
meskipun pada saat trimester II diperbolehkan pada saat melakukan hubungan seksual diusahakan
sperma dikeluarkan di luar karena sperma mengeluakan prostate gladin yaitu suatu hormon yang
dapat meningkatkan kontraksi uterus, sehingga apabila sperma masuk maka perut ibu akan tegang.
Pada riwayat abortus habitualis dan primi tua sebaiknya tidak dianjurkan untuk melakukan hubungan
kelamin dalam kehamilan muda. Perdarahan, walaupun sedikit merupakan kontra indikasi koitus.
Ada yang bisa dianjurkan jalan keluar yang lainnya yaitu apabilasuami tidak dapat mengendalikan
hawa nafsu birahinya, yaitu dengan memanipulasi ekstragenetal dengan tangan sangan istri (seperti
masa mastrubasi), atau penis digosok-gosokkan di antara kedua payudara atau diantara kedua paha
(Surinah, 2014).

C. Aktivitas seksual yang tidak boleh dilakukan:


1. Posisi menekan/membebani perut.
2. Penetrasi dalam.
3. Mengeluarkan sperma ke dalam.
4. Berhubungan 6 minggu sebelum dan 6 minggu setelah persalinan.
(Lutfiatus, 2015)

D. Variasi Posisi Seks Selama Kehamilan


Posisi ataupun variasi seks yang dapat dilakukan selama kehamilan antara lain:

1. WOMAN ON TOP
Salah satu posisi teraman yang bisa Anda lakukan saat sedang bercinta adalah woman on
top atau posisi wanita berada di atas. Posisi ini tidak memiliki risiko kemungkinan perut ibu
hamil akan tertekan atau tergencet. Suami cukup berbaring dan Anda duduk di atasnya. Posisi ini
juga dapat mengontrol kedalaman penetrasi tanpa membebani perut Anda.
2. SPOONING
Anda tetap bisa bercinta dengan posisi spooning. Posisi ini dimana ibu berbaring miring
ke satu sisi dan suami berada di belakang atau menghadap ke punggung Anda. Posisi ini
terbilang cukup aman dilakukan saat hamil muda. 
3. ON THE CHAIR
Salah satu media yang bisa digunakan untuk bercinta adalah kursi atau sofa. Hal ini bisa
membuat kegiatan bercinta Anda nyaman dan semakin intens. Ajak suami untuk duduk di kursi,
lalu Anda duduk di atas pangkuannya. Rangkul suami Anda dengan erat, pastikan posisi kursi
aman dan kuat. 
4. REVERSE COWGIRL
Sebenarnya posisi ini hampir sama dengan posisi woman on top, hanya saja Anda yang
memegang kendali dan menghadap ke arah kaki bukan wajah suami Anda. Posisi ini dapat Anda
pilih jika suami merasa khawatir dan cemas melihat perut Anda yang semakin besar saat
melakukan hubungan seksual ini.
5. SCISSORS
Posisi seks ini dilakukan dengan cara Anda dan suami berbaring di ranjang saat bercinta
dan saling berhadapan serta memandang, karena dapat menambah keintiman dan perasaan cinta.
Dengan posisi ini, penetrasi yang dilakukan tidak akan terlalu dalam, sehingga Anda tidak perlu
khwatir janin akan terganggu.

(Surinah, 2014)

SENAM HAMIL
A. PENGERTIAN SENAM HAMIL
Senam hamil adalah suatu bentuk latihan guna memperkuat dan mempertahankan elastisitas
dinding perut, otot-otot dasar panggul yang berhubungan dengan proses persalinan.

B. MANFAAT SENAM HAMIL


1. Meningkatkan kebutuhan udara dalam otot
2. Meningkatkan peredaran darah darah
3. Meningkatkan kebugaran dan kekuatan otot
4. Meredakan sakit punggung dan sembelit
5. Memperlancar persalinan dan
6. Menjadikan bentuk tubuh yang baik setelah persalinan

C. KAPAN LATIHAN SENAM HAMIL


Jika kandungan mencapai 6 bulan ke atas, lakukan senam hamil, kecuali ada kelainan tertentu
pada kehamilan. Sebelum memutuskan mengikuti senam hamil, diskusikan konndisi kehamilan
dengan dokter atau bidan.
 Indikasi dilakukan senam hamil :
a. Semua kasus kehamilan yang sehat.
b. Senam hamil dianjurkan pada usia kehamilan 4–6 bulan dan keluhan–keluhan sudah
berkurang atau hilang, karena sebelum usia kandungan menginjak 3 bulan, pelekatan
janin di dalam uterus belum terlalu kuat. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari resiko
abortus.
 Kontraindikasi senam hamil :
a) Gejala perdarahan pervaginam,
b) sesak nafas saat senam,
c) sakit kepala,
d) nyeri dada,
e) nyeri otot,
f) gejala kelahiran premature,
g) penurunan gerakan bayi intra uterin
D. LATIHAN SENAM HAMIL
1. Gerakan Pertama
o Posisi duduk dengan kedua kaki lurus kedepan

o Kemudian tarik jari kaki kearah tubuh secara perlahan- lahan dan kemudian dorong atau
lipat kearah depan

o Lakukan sebanyak 10 kali hitungan

2. Gerakan Kedua

o Posisi duduk bersila dan letakkan kedua telapak tangan diatas lutut

o Kemudian tekan lutut secara perlahan-lahan

o Lakukan sebanyak 10 kali hitungan

3. Gerakan Ketiga
o Posisi tidur terlentang, kemudian tekuklah lutut dan tangan berada di samping
badan

o Kemudian angkatlah pinggang secara perlahan

o Lakukan sebanyak 10 kali hitungan

4. Gerakan Keempat

o Posisikan tubuh sepert merangkak, lalu angkat perut dengan punggung keatas
dengan posisi wajah kebawah

o Sambil perlahan-lahan angkat wajah dan turunkan punggung secara perlahan-


lahan

o Lakukan sebanyak 10 kali hitungan

5. Gerakan Kelima
o Posisikan tidur terlentang, tekuklah lutut bagian kanan
o Kemudian gerakan lutut kearah kanan, lalu kembalikan
o Lakukan sebanyak 10 kali hitungan, kemudian lakukan pada bagian lutut kiri

6. Gerakan Keenam

o Posisi tidur terlentang, kemudian tekuk kedua lutut dan dirapatkan

o Gerakkan secara perlahan-lahan kearah kanan dan kiri, sebanyak 8 kali hitungan

7. Gerakan Ketujuh
o Duduk bersandar, kaki direnggangkan kemudian tarik nafas dari hidung dan
keluarkan nafas dari mulut

o Sembari lutut dirapatkan

o Boleh dilakukan oleh suami atau anggota keluarga

o
ASI EKSKLUSIF

1.                   Pengertian
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula,
jeruk, madu, air the, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu,
biskuit, bubur nasi, nasi tim (Anik Maryunani :2010)
2.                Komposisi ASI
   Lemak merupakan sumber energy utama dalam ASI dalam kadar yang cukup tinggi, sebesar 50%.
Karbohidrat, karbohidrat utama dalam ASI adalah lactose karena mempertinggi penyerapan yang
dibutuhkan bayi. Protein, garam mineral yang rendah sehingga tidak merusak fungsi ginjal.
ASI Transisi / Peralihan
Merupakan ASI yang keluar dari hari ke 4 atau ke 7 samapi hari ke 10 atau hari ke 14.
ASI matang
ASI yang keluar dari hari ke 3 sampai hari ke 14 setelah persalinan. Kaya protein, vitamin E,A,K dan
mineral seperti zat besi dan seng.

3.      Manfaat pemberian ASI


a.       Bagi bayi
         Merupakan makanan yang sempurna dan alamiah bagi pertumbuhan
         Dapat mengurangi kekurangan gizi dan tidak menyebabkan alargi
         ASI mudah tercena dan langsung diserap.
b.      Bagi Ibu
         Memperkuat hubungan batin antara ibu dan bayi
         Mempercepat proses pemulihan kandungan
         Menyusui ASI secara ekslusif dapat menunda kehamilan
         Dapat mencegah kanker payudara.
c.       Bagi Ayah
         Menghemat pengeluaran karena tidak perlu memberi susu kaleng.

Faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI


         Perawatan payudara
         Keadaan psikologi atau kejiwaan
         Kelainan payudara, missal : kelainan bentuk putting payudara.
         Hormonal, kesehatan dan gizi ibu.

Frekunsi Menyusui
         Tidak terjadwal
         Kedua payudara disusukan bergantian
         Lama menyusui tergantung pada bayi
         Usahakan tiap kali menyusui sampai payudara kosong.

Kerugian bila ASI tidak diberikan


a.       Bagi Bayi
         Bayi tidak dapat kekebalan
         Resiko infeksi semakin tinggi
         Mudah terserang diare dan alergi
         Pertumbuhan mulut, rahang dan gigi kurang baik
         Resiko kurang gizi
b.      Bagi Ibu
         Meningkatkan kangker payudara
         Payudara akan terasa sakit karena ASI yang dihasilkan tidak keluar

4.             Posisi Meneteki yang Benar                  


A.     Posisi menyusui
         Lengan ibu menopang kepala, leher dan seluruh badan bayi ( kepala dan tubuh berada pada satu
garis lurus ), muka bayi menghadap payudara ibu, hidung bayi berada di depan putting susu ibu.
posisi bayi lurus sedemikin rupa sehinnga perut bayi menghadap ke perut ibu.
         Ibu mendekatkan bayinya ketubuhnya ( muka bayi ke payudara ibu ) dan mengamati bayi siap
menyusui : membuka mulut bergerak mencari dan menoleh
         Ibu menyentukan putting susunya ke bibir bayi, menunggu hinnga mulut bayi terbuka lebar
kemudian mengarahkan mulut bayi ke putting susu ibu sehingga bibir bayi dappat menangkap
putting susu tersebut.
B.     Tanda – tanda posisi bayi menyusu dengan baik :
         Dagu menyentuh payudara ibu
         Mulut terbuka lebar
         Hidung bayi mendekati dan kadang – kadang menyentuh payudara ibu
         Mulut bayi mencangkup sebanyak mungkin areola ( tidak hanya putting susu, lingkar areola atas
terlihat lebih banyak dibandingkan areola bawah )
         Lidah bayi menopang putting dan areola bagian bawah
         Bibir bawah bayi melengkung keluar
         Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang – kadang disertai dengan berhenti
sesat

5.                Perawatan Payudara
Adalah usaha – usaha untuk merawat dan memahami kebersihan payudara untuk persiapan
menyusui.

Manfaat
         Menjaga kebersihan payudara agar terhindar dari infeksi
         Mengenyalkan putting susu agar tidak mudah lecet
         Menonjolkan putting susu
         Memperbanyak produksi ASI
         Menjaga bentuk payudara tetap bagus
         Mencegah penyumbatan ASI
         Mengetahui adanya kelainan

Alat – alat
         Handuk 2 buah
         Waslap 2 buah
         Sabun cuci tangan
         Baskom 2 buah
         Air dingin dan air hangat
         Bengkok
         minyak steril / minyak kelapa / baby oil
         kapas secukupnya
         bra yang bersih dan terbuat dari katun

Tata Cara Perawatan Payudara


         persiap alat
         cuci tangan dengan sabun
         menutup punggung dengan handuk
         kompres putting susu dengan kapas minyak 3-5 menit kemudian dibersihkan
         pengenyalan, yaitu daerah putting susu dipegang dengan ibu jari, telunjuk diputar ke dalam 20
kali keluar 20 kali

         pengurutan payudara
      Telapak tangan petugas diberi minyak kelapa kemudian diratakan
      Peganglah payudara diurut dari pangkal ke putting sebanyak 20 kali
      Pijat putting susu di daerah mamae untuk mengeluarkan kolostrum.
         Bersihkan payudara dengan air hangat dan dingin sebanyak 5 kali secara bergantian ( mulai air
panas kemudian air dingin )
         Keringkan payudara dan gunakan bra yang menopang
         Bersihkan alat – alat
         Cuci tangan dan keringkan

Dalam, Jika Putting Susu Datar / Masuk ke Cara perawatannya sbb,


         Letakakn kedua ibu jari di atas dan di bawah putting susu
         Regangkan daerah areola dengan menggerakkan kedua ibu jari kea rah atas dan bawah sebanyak
20 kali
         Letakkan kedua jari disamping kiri dan kanan putting susu
         Regangkan daerah areola dengan menggerakkan kedua iibu jari ke arah lain sebanyak 20 kali.
Tips – tips apabila ibu bekerja atau pergi
         Berikan ASI sebelum dan sesudah pulang kerja
         Bila payudara terasa penuh, ASI dapat dikeluarkan dan disimpan
         ASI dapat disimpan 6 jam pada suhu kamar dan 24 jam dalam lemari es
         Sebelum ASI diberikan seyogyanya dihangatkan dengan merendam mangkok / gelas berisi ASI
tersebut dengan air panas
         ASI tidak boleh dipanaskan secara langsung di atas api.

Hal – hal yang Perlu Diingat:


         Pada ibu dengan putting susu menonjol dan tidak ada riwayat abortus, perawatan dilakukan mulai
kehamilan diaatas 6 bulan
       Pada ibu denagn putting susu yang sudah menanjol dan ada riwayat abortus, partuis sebelum
waktunya, perawatan payudara dapat dimulai pada usia kehamilan diatas 8 bulan
         Pada ibu denagn putting susu yang datar / masuk kedalam, perawatan payudara dilakukan lebih
dini yaitu sejak usia kehamilan 3 bulan kecuali bila ibu terdapat riwayat abortus atau partus sebelum
waktunya dilakukan setelah usia kehamilan 6 bulan.
Teknik Menyusui
A. Teknik Menyusui.
Teknik menyusui yang benar diperlukan agar bayi dan ibu merasa nyaman dan bayi bisa
memperoleh manfaat terbesar dari menyusui. Beberapa faktor kunci untuk menyusui secara efektif,
diantaranya sebagai berikut :
1. Waktu menyusui
Pada bayi yang baru lahir akan menyusu lebih sering, rata-rata adalah 10-12 kali meyusu
tiap 24 jam atau bahkan 18 kali. Menyusui ondemand adalah menyusui kapanpun bayi meminta
atau dibutuhkan oleh bayi (akan lebih banyak dari rata-rata menyusu). Menyusu ondemand
merupakan cara terbaik untuk menjaga produksi ASI tetap tinggi dan bayi tetap kenyang. Hal
penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa sebaiknya setiap kali menyusu dengan durasi yang
cukup lama dan tidak terlalu sebentar, sehingga bayi menerima asupan foremilk dan hindmilk
secara seimbang (Astutik, 2017).
Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing,
kepanasan/kedinginan, atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui
bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam
lambung bayi akan kosong dalam 2 jam. Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal yang
tak teratur, dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian. Menyusui yang
dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan
produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui nir-jadwal, sesuai dengan kebutuhan bayi, akan
mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja di luar rumah dianjurkan agar lebih
sering menyusui pada malam hari agar memacu produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali
menyusui harus dengan kedua payudara. Ketika menyusui ibu harus berusaha menyusui sampai
payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai
dengan payudarayang terakhir disusukan. Selama menyusui sebaiknya ibu menggunakan bra
yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat (Sidi dkk, 2011).
2. Perlekatan
Menurut Astuti (2017) perlekatan adalah istilah yang digunakan untuk menyebut cara
bayi menahan puting ibu dalam mulutnya. Ada dua cara untuk mengetahui apakah mulut bayi
melekat pada puting ibu dengan benar atau tidak, yaitu sebai berikut :
a. Jika bayi melekat dengan benar, bibir bawah akan terlipat ke bawah dan dagu akan mendekat
ke payudara. Lidah seharusnya ada di bawah payudara, aerola, dan puting menempel pada
langit-langit mulit bayi. Posisi ini memungkinkan bayi menghisap secara efisien.
b. Seluruh puting dan areolanya berada dalam mulut bayi. Posisi ini memungkinkan bayi
menekan sinus-sinus di bawah areola dan mengeluarkan ASI dari puting. Jika hanya puting
yang masuk ke mulut bayi, maka jumlah ASI yang dikeluarkan akan lebih sedikit dan bayi
harus menghisap lebih keras dan lebih lama untuk memuaskan rasa laparnya.
Perlekatan yang kurang baik disebabkan karena hal sebagai berikut :
a. Menggendong bayi dalam posisi yang kurang benar.
b. Pemakaian baju yang berlebihan
c. Kemungkinan bayi tidak siap menyusu yang bisa dikarenakan bayi bingung puting atau malas
menyusui.
d. Adanya penyakit, baik pada ibu maupun bayi.
e. Tidak cukup privasi pada saat menyusui, misalnya di tempat umum atau tempat kerja yang
tidak disediakan pojok laktasi.
3. Posisi Menyusui
Menurut Astuti dkk (2015) posisi menyusui yaitu :
a. Posisi berbaring
Pastikan ibu nyaman dan relaks. Bisa dengan menempatkan satu bantal di bawah
kepala dan bantal yang lain di bawah dada. Tubuh bayi diletakkan dekat ibu dan kepalanya
berada setinggi payudara sehingga bayi tidak perlu menarik puting. Ibu dapat menyangga
bayi dengan lengan bawah, sedangkan lengan atas menyangga payudara, dan apabila tidak
menyangga payudara, maka dapat memegang bayi dengan lengan atas.
b. Posisi menyusui sambil duduk
Pastikan ibu menyusui sambil duduk dengan nyaman dan santai pada kursi yang
rendah, lebih baik menggunakan kursi yang disertai sandaran. Apabila kursinya agak tinggi,
maka diperlukan kursi untuk meletakkan kaki ibu.
c. Posisi menyusui dengan ASI yang memancar (penuh)
Bayi ditengkurapkan di atas dada ibu dengan tangan ibu sedikit menahan kepala bayi.
Pada posisi ini bayi tidak akan tersedak.
d. Posisi menyusui sambil berdiri
Pastikan ibu merasa nyaman dan relaks, dan untuk bayi perlekatannya benar sehingga
bayi menyusu dengan efektif.
e. Posisi menyusui di bawah lengan
Posisi lainnya yang dapat digunakan yaitu memegang bayi pada lengan dengan posisi bawah
lengan. Posisi ini berguna untuk bayi kembar atau jika sulit meletakkan bayi.
f. Posisi menyusui bayi kembar
Ibu dapat menyusui sekaligus dua bayi, yaitu dengan posisi seperti memegang bola
(football position). Jika ibu menyusui bersama-sama maka bayi sebaiknya menyusu pada
payudara secara bergantian, jangan menetap pada satu payudara.
4. Langkah-langkah Correct Breastfeeding Techniques
Menurut Kristiyansari (2014), Sidi dkk (2011), Astuti dkk (2015) dan Astutik (2017)
langkah-langkah Correct Breastfeeding Techniques yaitu :
a. Sebelum menyusui mencuci tangan terlebih dahulu.
b. Pijat di sekitar areola untuk mengeluarkan sedikit ASI untuk dioleskan pada puting susu dan
sekitar areola.
c. Memilih posisi yang nyaman untuk menyusui. Lebih baik ibu duduk menggunakan kursi
yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
d. Mengendong bayi dengan satu lengan, kepala bayi berada pada lengkung siku ibu dan pantat
bayi terletak pada telapak tangan ibu.
e. Memposisikan tangan bayi berada pada belakang badan ibu dan satu tangan di depan.
f. Memposisikan perut bayi menempel pada perut ibu.
g. Memposisikan telinga bayi dan lengan terletak dalam satu garis lurus.
h. Menyangga payudara dengan 4 jari, ibu jari berada diatas untuk mengarahkan puting, dan
membentuk huruf C.
i. Memberikan rangsangan dengan menggunakan jari telunjuk atau puting ke pipi atau ke ujung
mulut sampai mulut bayi terbuka lebar.
j. Memasukkan puting dan sebagian areola ke mulut bayi.
k. Melepas isapan bayi dengan memasukkan jari kelingking ke sudut mulut bayi.
l. Menyendawakan bayi dengan tujuan mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak
muntah (gumoh) setelah menyusui dengan cara menggendong bayi tegak dengan bersandar
pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepukk perlahan-lahan. Hal ini dapat dilakukan juga
dengan bayi ditidurkan tengkurap di pangkuan ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-
lahan..
5. Cara pengamatan Correct Breastfeeding Techniques.
Menurut Astuti dkk (2015) dan Astutik (2017) menyusui dengan teknik yang tidak benar
dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan ASI tidak keluar optimal sehingga
mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Untuk mengetahui bayi
telah menyusu dengan teknik yang benar atau salah , ada beberapa hal yang bisa diamati di
antaranya sebagai berikut :
a. Bayi tampak tenang.
b. Badan bayi menempel pada perut ibu.
c. Mulut bayi terbuka lebar.
d. Dagu bayi menempel pada payudara ibu.
e. Sebagian areola masuk ke dalam mulut bayi,areola bagian bawah lebih banyak yang masuk.
f. Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
g. Puting susu ibu tidak terasa nyeri.
h. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
i. Kepala agak menengadah, saat satu payudara sampai terasa kosong, maka ganti menyusui
pada payudara yang lain.
BREAST CARE (PERAWATAN PAYUDARA)

A. Definisi perawatan payudara


Post natal breast care pada ibu nifas merupakan perawatan payudara yang dilakukan pada ibu
pasca melahirkan/nifas untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran
payudara sehingga memperlancar pengeluaran ASI. Pelaksanaan perawatan payudara dimulai sedini
mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan 2 kali sehari. (Saleha, 2009)
Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan teratur untuk
memeliharan kesehatan payudara waktu hamil dengan tujuan untuk mempersiapkan laktasi pada
waktu post partum (Saryono, 2009).
Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan pada payudara ibu setelah melahirkan
dan menyusui yang merupakan suatu cara yang dilakukan saat merawat payudara agar ASI keluar
dengan lancar (Suririnah,2007).
Jadi perawatan payudara masa nifas adalah kegiatan yang dilakukan oleh ibu pasca
melahirkan sebagai upaya untuk memelihara kesehatan payudara dan membantu memperlancar
produksi ASI.
B. Manfaat dan tujuan perawatan payudara
Perawatan payudara hendaknya dilakukan sedini mungkin selama kehamilan dalam upaya
mempersiapkan bentuk dan fungsi payudara sebelum terjadi laktasi.Jika persiapan kurang dapat
terjadi gangguan penghisapan pada bayi akibat ukuran puting yang kecil atau mendelep. Akibat lain
bisa terjadi produksi Asi akan terlambat serta kondisi kebersihan payudara ibu tidak terjamin
sehingga dapat membahayakan kesehatan bayi. Dipihak ibu, akibat perawatan yang kurang pada saat
persalinan ibu belum siap menyusui sehingga jika bayi disusukan ibu akan merasakan geli atau perih
pada payudaranya.

Tujuan perawatan payudara adalah :

1. Memelihara kebersihan payudara


2. Melenturkan dan menguatkan puting susu
3. Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk kebutuhan bayi
4. Dengan perawatan payudara yang baik ibu tidak perlu khawatir bentuk payudaranya akan cepat
berubah sehingga kurang menarik.
5. Dengan perawatan payudara yang baik puting susu tidak akan lecet sewaktu dihisap oleh bayi.
6. Melancarkan aliran ASI
7. Mengatasi puting susu datar atau terbenam supaya dapat dikeluarkan sehingga siap untuk
disusukan kepada bayinya

C. Akibat tidak dilakukan perawatan payudara


Berbagai dampak negatif dapat timbul jika tidak dilakukan perawatan payudara sedini
mungkin. Dampak tersebut meliputi :

1. Puting susu mendelep


2. Anak susah menyusui
3. ASI lama keluar
4. Produksi ASI terbatas
5. Pembengkakan pada payudara
6. Payudara meradang
7. Payudara kotor
8. Ibu belum siap menyusui
9. Kulit payudara terutama puting akan mudah lecet.
D. Waktu pelaksanaan perawatan payudara
1. Pertama kali dilakukan pada hari kedua setelah melahirkan
2. Dilakukan minimal 2x dalam sehari

E. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Perawatan Payudara


1. Potong kuku tangan sependek mungkin,serta kikir agar halus dan tidak melukai payudara.
2. Cuci bersih tangan dan terutama jari tangan.
3. Lakukan pada suasana santai,misalnya pada waktu mandi sore atau sebelum berangkat tidur.

F. Persiapan alat
a) Handuk 2 buah
b) Washlap 2 buah
c) Baskom berisi air dingin 1 buah
d) Baskom berisi air hangat 1 buah
e) Minyak kelapa/baby oil
f) Baskom kecil 1 buah, berisi kapas/kasa secukupnya
g) Baki, alas dan penutup

G. Teknik perawatan payudara


1. Ambil kapas yang sudah diberi baby oil tempelkan pada puting payudara selama 5 menit dan
kemudian bersihkan dengan cara melingkar.
2. Licinkan kedua tangan dengan baby oil.
3. Tempatkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara.Lakukan pengurutan dimulai dari
dalam antara 2 buah payudara kemudian kearah atas, kesamping, lalu kebawah, lalu sentilkan.
Dalam pengurutan posisi tangan kanan kearah sisi kanan dan tangan kiri kearah sisi kiri. Lakukan
20 kali
4. Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian tepi tangan kanan menekan payudara kiri
dengan mengarahkan ke putting susu (menyisir). Lakukan tahap yang sama pada payudara kanan.
Kemudian dari bawah keatas. Lakukan 20 kali
5. Sokong payudara dan urut dengan 2 buah jari tangan.sokong payudara kiri dengan tangan kiri,
lalu 2 jari tangan kanan membuat gerakan sepiral sambil menekan mulai dari pangkal payudara
sampai pada puting susu. Lakukan tahap yang sama pada payudara kanan. Lakukan 20 kali
6. Kompres menggunakan air hangat dan air dingin selama 5 menit, kemudian keringkan.
7. Lakukan rangsangan puting susu ibuk, untuk beradaptasi dari lidah bayi yang kasar,
menggunakan handuk

H. Perawatan payudara dengan masalah


1. Cara Mengatasi Bila Putting Tenggelam
Lakukan gerakan menggunakan kedua ibu jari dengan menekan kedua sisi puting dan setelah
puting tampak menonjol keluar lakukan tarikan pada puting menggunakan ibu jari dan telunjuk
lalu lanjutkan dengan gerakan memutar puting ke satu arah.Ulangi sampai beberapa kali dan
dilakukan secara rutin.
2. Jika Asi Belum Keluar
Walaupun asi belum keluar ibu harus tetap menyusui. Mulailah segera menyusui sejak bayi baru
lahir, yakni dengan inisiasi menyusui dini, Dengan teratur menyusui bayi maka hisapan bayi
pada saat menyusu ke ibu akan merangsang produksi hormon oksitosin dan prolaktin yang akan
membantu kelancaran ASI. Jadi biarkan bayi terus menghisap maka akan keluar ASI. Jangan
berpikir sebaliknya yakni menunggu ASI keluar baru menyusui.
3. Penanganan  puting susu lecet
Bagi ibu yang mengalami lecet pada puting susu, ibu bisa mengistirahatkan 24 jam pada
payudara yang lecet dan memerah ASI secara manual dan di tampung pada botol steril lalu di
suapkan menggunakan sendok kecil .Olesi dengan krim untuk payudara yang lecet. Bila ada
madu, cukup di olesi madu pada puting yang lecet.
4. Penanganan pada payudara yang terasa keras sekali dan nyeri, asi menetes pelan dan badan
terasa demam.
Pada hari ke empat masa nifas kadang payudara terasa penuh dan keras, juga sedikit nyeri.Justru
ini pertanda baik. Berarti kelenjar air susu ibu mulai berproduksi. Tak jarang diikuti pembesaran
kelenjar di ketiak, jangan cemas ini bukan penyakit dan masih dalam batas wajar.Dengan adanya
reaksi alamiah tubuh seorang ibu dalam masa menyusui untuk meningkatkan produksi ASI,
maka tubuh memerlukan cairan lebih banyak.Inilah pentingnya minum air putih 8 sampai dengan
10 gelas sehari. (Mellyna, 2009)
PERAWATAN TALI PUSAT
A. Pengertian

Perawatan tali pusat adalah tindakan perawatan pada tali pusat bayi baru lahir sejak
dipotongnya tali pusat sampai tali pusat puput (mengering dan lepas), dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat bayi dan mempercepat penyembuhan luka bekas
pemotongan tali pusat.

B. Tujuan

Tujuan merawat tali pusat adalah mencegah terjadinya infeksi dan tetanus pada bayi baru
lahir.

C. Alat dan Bahan

 Air hangat
 Kasa steril
 Kapas yang streril
D. Cara Perawatan
1. Cuci tangan dengan sabun sampai bersih, keringkan dengan handuk yang bersih.
2. Buka balutan pada tali pusat yang akan diganti dengan lembut dan hati-hati dan buang ke
tempat sampah. Bila lengket basahi dengan air hangat.
3. Bersihkan tali pusat dan daerah sekitar tali pusat menggunakan kapas yang dibasahi air
hangat, lakukan dengan lembut dan hati-hati.
4. Keringkan tali pusat dan balut kembali menggunakan kasa steril kering.
E. Waktu Perawatan Tali Pusat
1. Sehabis mandi pagi/.sore hari
2. Sewaktu-waktu bila balutan tali pusat basah oleh air kencing/kotoran bayi.
3. Lakukan sampai tali pusat kering/puput.
F. Tanda –Tanda Infeksi Tali Pusat
1. Pangkal tali pusat atau sekitarnya berwarna merah/bengkak.
2. Keluar cairan yang berbau dan bernanah.
3. Ada darah yang keluar terus menerus.
4. Kejang.
5. Bayi mengalami demam.
G. Hal yang perlu diperhatikan
1.Jangan menggunakan plester dalam membalut tali pusat bayi, karena dapat menimbulkan
iritasi/luka/gatal-gatal pada daerah sekitar tali pusat (kulit yang menjadi tempat penempelan
plester)

2.Daerah tali pusat dan sekitarnya harus selalu dalam keadaan kering dan bersih.

3.Bila pada tali pusat atau daerah sekitar tali pusat terdapat tanda-tanda infeksi seperti warna
kemerahan, ada nanah, bayi demam/rewel, segera hubungi petugas kesehatan/bawa ke
puskesmas.
KELUARGA BERENCANA

A. PENGERTIAN
Keluarga berenmcana menurut UU No. Tahun 1992 (tentang perkembanagan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya pemningkatan mkepedulian
dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia mperkawinan (PUP), pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecmil, bahgia dan sejahtera
(Handayani, 2010). Sasaran utama dari pelayanan KB adalah paangan usia subur (PUS).
B. JENIS METODE KELUARGA BERENCANA
1. Metode Kontrasepsi Alamiah
a. Senggama Terputus
Senggama terputus adalah mengeluarkan kemaluan pria dari alat kelamin wanita
menjelang ejakulasi. Dengan cara ini diharapkan cairan seperma tidak akan masuk ke
dalam rahim serta mengecilkan kemungkinan bertemunya sel telur yang dapat
mengakibatkan terjadinya pembuahan (Proverawati, Islaely, dan Aspuah,2010).
b. Pantang Berkala
Pantang berkala adalah tidak melakukan hubungan seksual saat istri sedang
dalam masa subur. Sistem ini berdasarkan pada siklus haid atau menstruasi wanita.
Masa subur tidak selalu terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi, tetapi dapat terjadi
antara 12 atau 16 hari sebelum menstruasi berikutnya(Proverawati, Islaely, dan Aspuah,
2010)
c. Metode Lendir Servik
Metode lendir servik adalah metode kontrasepsi dengan melihat lendir dalam
vagina untuk mengetahui masa subur pada seorang wanita, dilakukan pada pagi hari
segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktifitas lainya (Proverawati,
Islaely, dan Aspuah,2010).
2. Metode Kontrasepsi Sederhana
a) Kondom
Kondom adalah selubung atau sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan
diantaranya lateks (karet), plastik (vynil) atau bahan alami (produksi hewani) yang
dipasang pada penis saat berhubungan. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis,
berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang digulung berbentuk rata.
Standar kondom dilihat dari ketebalannya, yaitu 0,02 mm (Lusa, 2010).
b) Spermisida
Spermisida adalah zat-zat kimia yang kerjanya melumpuhkan spermatozoa di
dalam vagina sebelum spermatozoa bergerak ke dalam traktus genetalia interna.
Dikemas dalam bentuk busa (aerosol), tablet vaginal,krim. Carakerjanya menyebabkan
sel membran sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma dan menurunkan
kemampuan pembuahan sel telur (Saifuddin, 2010).
c) Diafragma
Merupakan kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks(karet) yang
diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual sehingga menutup serviks.
Cara kerjanya menahan sperma agar tidak mendapat akses mencapai saluran alat
reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopi) dan sebagai alat tempat spermisida
(Saifuddin, 2010).
3. Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih
a) Pil
Pil kombinasi Kontrasepsi Pil, kontrasepsi oral (Pil) adalah cara kontrasepsi
untuk wanita yang berbentuk pil di dalam setiap yang berisi gabungan dari hormon
estrogen dan progesteron atau hanya terdiri dari hormon progesteron saja.
Cara kerjanya menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir
serviks (Handayani, 2010).
Kerugian :
1) Perlu diminum secara teratur,secara cermat, dan konsisten.
2) Tidak ada perlindungan terhadap penyakit menular seksual (PMS) dan HIV.
3) Peningkatan resiko gagguan sirkulasi
4) Efek pada kanker payudara
5) Tidak cocok untuk perokok berusia di atas 35 tahun.
Keuntungan:
1) Dapat diandallkan dan reversible
2) Mengurangi resiko anemia
3) Menurunkan kista ovarium
4) Penykit radang panggul lebih sedikit
5) Kehamilan ektopik lebiih sedikit
b) Mini pil
Mini pil merupakan alat kontrasepsi yang kurangdigunakan secara luas karena
hanya mengandung progestin saja dan tidak mengandung estrogen. Efektifiyas mini pil
tergabtung pada kemampuan wanita minum pil tiap malam. Mekanisme kerja mini pil
sebagai berikut :
1) Mencegah terjadinya ovulasi dari beberapa siklus
2) Perubahan dalam mortilitas tuba
3) Perubahan dalam fungsi corpus luteum
4) Perubahan lendir srviks yang mengganggu mortilitas atau daya hidup
spermatozoa
Keuntungan:
1) Dapat diberikan pada wanita yang menderita keadaan tromboembolik
2) Dapat diberikan pada waita yang menyusui
3) Cocok pada wanita dengan keluhan efek samping yang disebabkan oleh esterogen
(sakit kepala,hipertensi,nyeri tungkai bawah,cloasma,berat badan bertambah dan
mual)
Kerugian :
1) Mini pil kurang efektif dalam mencegah kehamilan dibandingkan pil kombinasi
2) Karena tidak mengandung esterogen mini pil menambah insiden dari perdarahan
bercak (spotting), perdraahan menyeruupai haid (sukarni,2013).
c) KB Suntik
Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sperma (konsepsi) atau
pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinidng rahim. Terdapat
beberapa metode yang digunakan dalam kontrasepsi. Metode dalam kontrasepsi tidak
ada satupun yang efektif secara menyeluruh. Meskipun begitu, beberapa metode dapat
lebih efektif dibandingkan metode lainnya (Mulyani,2013).
Kontrasepsi suntik adalah obat pencegah kehamilan yang pemakaiannya
dilakukan dengan jalan penyuntikan obat tersebut pada wanita subur. Obat ini berisi
Depo Medroxi Progresteron Acetate (DMPA). Penyuntikan dilakukan pada otot Intra
Muskular (IM) di bokong (gluteus) yang dalam atau pada pangkal lengan (deltoit)
(Maryai,2013).
1) Jenis KB Suntik
(a) Suntikan progresif
Kontraspsi suntikan berdaya kerja lama yang hanya mengandung
progestin dan banyak di pkai sekarang ini adalah Depo Medroxyprogesterone
Asetat (DMPA) atu Depo Provera, diberikan sekali setiap 3 bulan dengan dosis
150 mg. Disuntikkan secaraintramuscular di daerah boong dan Norethindrone
enanthare (NETEN) atau Noristerat, diberikan dalam disis 200 mg sekalu setiap
8 minggu atau setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama, kemudian selanjutnya 12
minggu. Jenis KB suntik golongan progresterin adalah sebagai berikut :
(1) Depo Medroxi Progesteron (DMPA) atau Depo provers yang diberikan
tiap 3 bulan dengan dosis 150 miligram yang disuntikan secra
intramuscular (didaerah bokong).
(2) Sipionat yang diberikan injeksi IM (Intra Muscular) sebulan sekali
(cyclofem) dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat
yang diberikan injeksi IM sebulan sekali.
(b) Suntikan kombinasi
Suntikan kombinasi yang beredar di pasaran indonesi adalah kombinasi
antara 25 mg medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiolipinoat yang
diberikan secara injeksi intramuscular sebulan sekali (Mulyani, 2013).
2) Cara kerja KB suntik
Cara kerja KB suntik diantaranya adalah : menekan ovulasi, mengentalkan lendir
servik sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma, menjadikan selaput
lendir rahim tipis dan atropi dan menghambat transportasi gamet oleh tuba
(Handayani,2010)
3) Mekanisme kerja
Mekanisme kerja KB suntik DMPA adalah mencegah ovulasi,mengentalkan
lemdir servik dan menjadi sedikit sehngga menurunkan kemampuan penetrasi
sperma, menjadikan selaput lendir rhim tipis dan atropi, menghambat transportasi
gamet dan tuba dan mengubah endometrium menjadi tidak sempurna untuk
implantasi hasil konsepsi (Hartono,2010).
4) Keuntungan atau kelebihan
Keuntungan atau kelebihan dari metode kontrasepsi suntik ini antara lain sangat
efektif, pencegahan hamil jangka panjang, tidak memiliki pengaruh pada ASI, klien
tidak perlu menyimpan obat suntik, dapat digunaka perempuan usia > 35 tahu
sampai perimenopose, membantu mencegah kanker endrometrium dan kehamilan
ektopok, menurunkan kejadian penyakit jinak payudara, menurunkan krisis anemia
bulan sabit (sickle cell), mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
(Sulistyanti,2011)
5) Efek samping penggunaan KB suntik antara lain :
(a) Efek samping yang timbul perdarahan tidak teratur
(b) Mengalami siklus menstruasi
(c) Efek samping lain yang sering muncul adalah nyeri tekan payudara
(d) Peningkatan tekanan darah,timbul jerawat, dan peningkatan berat badan.
(e) Amonera,mual/pusing/muntah, perdarahan bercak (spotting), peerubahan
suasana hati, penurunan libido.(Arum,2010).
6) Yang dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntik Progestin/DMPA
Kontrasepsi suntikan progestin/DMPA adalah usia reproduksi, nulipara dan yang
telah memiliki anak, menghendaki kontrasepsi jangka panjang, menyusui dan
membutuhkan kontrasepsi yang sesuai, setelah abortus atau keguguran, telah banyak
anak, terapi belum menghendaki tubektomi, tidak dapat memakai kontrasepsi yang
mengandung estrogen, menggunakan obat untuk epilepsy (fenitoin dan barbiturat)
atau obat tuberculosis (rifampisin), tekanan darah < 180/110 mmhg, dengan masalah
gangguan pembekuan darah, anemia bulan sabit dan anemia defisiensi besi
(Handayani, 2010)
7) Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntik Progestin/DMPA
Hamil atau dicurigai hamil, perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya,
tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea, menderita
kanker payudara atau riwayat kanker payudara, diabetes mellitus disertai komplikasi
(peningkatan libido, kulit dan kulit kepala berminyak, ruam dan pruritus, edema)
(Handayani, 2010).
8) Cara pemberian
(a) Waktu pemberian
(1) Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
(2) Jika pasien pasca persalinan > 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan
pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikaan ibu tidak hamil.
(3) Bila pasca persalinan 3 minggu dan tidak menyusi, suntikan kominasi dapat
diberikan.
(4) Ibu pasca keguguran, suntikan progestin dapat diberikan.(Mulyani, 2013).
(b) Lokasi penyuntikan
Daerah bokong/pantat, DMPA diberikan setiap 3 bulan/IM (Mulyani, 2013).
d) Kontrasepsi implan
1) Indikasi pemakaian implan
(a) Pemakaian KB jangka waktu lama
(b) Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahiran tidak terlalu
dekat
(c) Tidak dapat memakai jenis KB lain

2) Kontra indikasi pemasangan implan


(a) Hamil atau diduga hamil, perdarahan vagina tanpa sebab
(b) Wanita dalam usia prodktif
(c) Telah atau mempunyai anak
(d) Menginginkan kontrasepsi jangka panjang
(e) Meyusui dan membutuhkan kontrasepsi
(f) Pasca keguguran
3) Efek samping
(a) Nyeri atau gatal pada tempat pemasangan
(b) Sakit kepala
(c) Mual
(d) Muntah
(e) Perubahan mood
(f) Perubahan berat badan
(g) Jerawat
(h) Nyeri dan nyeri tekan pada payudara
(i) Rambut rontok
(j) Vaginalis (sukarni,2013).
e) Alat Kotrasepsi Dalam Rahim (AKDR), terdapat dua macam penggolongan AKDR
atau yang sering disebut IUD (Intra Uterin Devices) yaitu yan mengandung logam (Cu
IUD) dan yang mengandung hormon progesteroneatau levonorgestrel (Hartanto, 2009).
f) Metode Kontrasepsi Mantap
1) Tubektomiadalah setiap tindakan yang dilakukan pada kedua saluran telur wanita
yang mengakibatkan orang yang bersangkutan tidak akan mendapatkan keturunan
lagi. Kontrasepsi ini digunakan untuk jangka panjang, walaupun kadang-kadang
masih dapat dipulihkan kembali seperti semula. Cara tubektomi dapat dibagi atas
beberapa bagian antara lain saat oprasi, cara mencapai tuba, dan cara penutupan tuba
(Sulistyawati, 2011).
2) Vasektomi adalah Kontrasepsi mantap pria atau vasektomi merupakan suatu metode
operatif minor pada pria yang sangat aman. Sederhana dan sangat efektif, memakan
waktu operasi yang sangat singkat dan tidak memerlukan anastesi umum (Hartanto,
2009).
3) Diafragma merupakan kap berbentuk bulat cembung, terbuat darilateks(karet) yang
diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual sehingga menutup
serviks. Cara kerjanya menahan sperma agar tidak mendapat akses mencapai saluran
alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopi) dan sebagai alat tempat
spermisida (Saifuddin, 2010).
POA (PLANNING OF ACTION)

MASALAH WAKTU
N MASALAH NARASUMB
KEPERAWA KEGIATAN DAN
O KESEHATAN ER
TAN TEMPAT
1 Ibu hamil Defisit Penyuluhan Zahra Nur Tempat
pengetahuan tentang gizi Hanifa menyesuaikan
seimbang
pada ibu
hamil
2 Ibu hamil Kesiapan Penyuluhan Christin Tempat
persalinan tentang Yuliani menyesuaikan
gangguan Bombing
psikologis
pada ibu
hamil
3 Ibu hamil Kesiapan Penyuluhan Indah Tempat
Persalinan tentang tanda- Retnowati menyesuaikan
tanda
persalinan
4 Ibu hamil Ketidakefektif Penyuluhan Risdianto Tempat
an pola tentang menyesuaikan
seksual seksualitas
pada ibu
hamil
5 Ibu hamil Kesiapan Penyuluhan Ade Ila Tempat
Persalinan tenatang menyesuaikan
senam ibu
hamil
6 Ibu hamil Defisit Penyuluhan Diryanto Tempat
pengetahuan tentang ASI Bastian menyesuaikan
ekslusif
7 Ibu hamil Kesiapan Penyuluhan Ika wahyu Tempat
persalinan tantang teknik prihatiningsih menyesuaikan
menyusui
yang benar
8 Ibu hamil Kesiapan Penyuluhan Thalia Tempat
persalinan tentang Florencia D A menyesuaikan
breastcare
(perawatan
payudara)
9 Ibu hamil Kesiapan Penyuluhan Dyah Tri Tempat
persalinan tentang Utami menyesuaikan
perawatan
bayi baru
lahir :
perawatan tali
pusat
10 Ibu hamil Ketidakefektif Penyuluhan Riska Novi Tempat
an pola tentang Asafiti menyesuaikan
seksual Keluarga
berencana
EVALUASI HASIL KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI RW 01 KUNCEN LAMA – KEC. UNGARAN BARAT, KABUPATEN SEMARANG

HASIL
WAKTU DAN
NO KEGIATAN RESPON FAKTOR
TEMPAT PENDUKUNG
MASYARAKAT
1. Memberikan pendidikan Sabtu, 14 desember Jangka pendek 1. Ketersediaan ibu ham
kesehatan tentang gizi 2019, jam 13.00 1. Dari 7 ibu hamil di meluangkan waktu untu
seimbang pada ibu hamil Bertempat di RW 01 terdapat 1 mengikuti penyuluhan
yang meliputi : Rumah Ny. Indah ibu hamil yang 2. Ketersediaan ibu ham
 Pengertian gizi seimbang RT 07 / RW 01 dan mengikuti yang rumahnya sebaga
 Manfaat gizi seimbang jam 15.00 penyuluhan di rumah tempat penyuluhan
untuk ibu hamil Bertempat di Ny. Indah RT 07/ 3. Ketersediaan alat dan medi
 Gizi seimbang untuk ibu Rumah Ny. Elia RT RW 01 dan terdapat yang digunakan dalam
hamil 04/ RW 01 1 ibu hamil yang penyuluhan

 Penambahan kebutuhan mengikuti 4. Leaflet yang diberika

zat gizi selama hamil penyuluhan di rumah kepada ibu hamil

 Jumlah atau porsi dalam Ny. Elia RT 04 / RW

1 kali makan 01.


 Frekuensi makan dalam 2. Ibu hamil
sehari mendengarkan
 Jenis makanan yang materi yang
tersusun dalam 1 disampaikan
hidangan makan 3. Ibu hamil mengikuti
 Bahan makanan yang kegiatan dari awal
dihindari dan dibatasi sampai akhir
oleh ibu hamil 4. Ibu hamil aktif
bertanya saat
penyuluhan
2 Memberikan pendidikan Minggu 22 1. Dari 5 ibu hamil 1. tersedianya waktu da
kesehatan tentang tanda-tanda Desember 2019, yang mengikuti tempat yang suda
persalinan yang meliputi : jam 08:00 Tempat penyuluhan ditentukan sebelum
di rumah mbak kesehatan untuk ibu pendidikan kesehatan
1. Pengertian gangguan
indah RT 7 dan hamil yang
psiologis ibu hamil 2. tersedianya alat dan medi
rumah mbak elia diselenggarakan oleh
2. Tanda dan gejala yang digunakan dalam
RT 4 Kuncen, mahasiswa
gangguan psikologis ibu penyuluhan
Ungaran Barat berkolaborasi
hamil
Kabupaten dengan bidan desa. 3. leaflet yang tela
3. Dampak gangguan
Semarang diberikan dibawa pulang
psikologis terhadap ibu 2. Ibu hamil
dan janin mendengarkan
4. Cara mengatasi materi yang
gangguan psikologis disampaikan
pada ibu hamil
3. Ibu hamil mengikuti
kegiatan dari awal
sampai akhir

4. ibu hamil tidak


meninggalkan
ruangan ketika
kegiatan dimulai

5. ibu hamil bertanya


aktif saat
penyuluhan

6. ibu hamil tampak


antusias dengan
materi yang
diberikan

3 Memberikan pendidikan Minggu 22 1. Dari 5 ibu hamil 1. tersedianya waktu da


kesehatan tentang tanda-tanda Desember 2019, yang mengikuti tempat yang suda
persalinan yang meliputi : jam 08:00 Tempat penyuluhan ditentukan sebelum
di rumah mbak kesehatan untuk ibu pendidikan kesehatan
1. Pengertian persalinan
indah RT 7 dan hamil yang
2. Tanda – tanda persalinan 2. tersedianya alat dan medi
rumah mbak elia diselenggarakan oleh
3. Cara mengurangi rasa nyeri yang digunakan dalam
RT 4 Kuncen, mahasiswa
saat kontraksi penyuluhan
Ungaran Barat berkolaborasi
4. Tujuan mengetahui tanda-
Kabupaten dengan bidan desa. 3. leaflet yang tela
tanda persalinan
Semarang diberikan dibawa pulang
2. Ibu hamil
mendengarkan
materi yang
disampaikan

3. Ibu hamil mengikuti


kegiatan dari awal
sampai akhir

4. ibu hamil tidak


meninggalkan
ruangan ketika
kegiatan dimulai

5. ibu hamil bertanya


aktif saat
penyuluhan

6. ibu hamil tampak


antusias dengan
materi yang
diberikan

4 a. Memberikan pendidikan Sabtu, 14 desember Jangka pendek 1. Ketersediaan ibu ham


kesehatan tentang seksualitas 2019, jam 13.00 1. Dari 7 ibu hamil di meluangkan waktu untu
dalam kehamilan pada ibu Bertempat di RW 01 terdapat 1 mengikuti penyuluhan
hamil yang meliputi : Rumah Ny. Indah ibu hamil yang 2. Ketersediaan ibu ham
 Pengertian seksualitas RT 07 / RW 01 dan mengikuti yang rumahnya sebaga
dalam kehamilan jam 15.00 penyuluhan di rumah tempat penyuluhan
 Manfaat seksualitas Bertempat di Ny. Indah RT 07/ 3. Ketersediaan alat da
dalam kehamilan untuk Rumah Ny. Elia RT RW 01 dan terdapat media yang digunaka
ibu hamil 04/ RW 01 1 ibu hamil yang dalam penyuluhan
 Tujuan seksualitas dalam mengikuti 4. Leaflet yang diberika
kehamilan untuk ibu penyuluhan di rumah kepada ibu hamil
hamil Ny. Elia RT 04 / RW

 Pengaturan posisi dalam 01.

menjalani seksualitas 2. Ibu hamil

pada kehamilan mendengarkan

 Larangan dan yang di materi yang

anjurkan saat sedang disampaikan

melakukan hubungan 3. Ibu hamil mengikuti

seksualitas pada ibu kegiatan dari awal

hamil sampai akhir


4. Ibu hamil aktif
bertanya saat
penyuluhan
5 a. Memberikan pendidikan Sabtu, 14 Jangka pendek 1. Tersedianya waktu da
kesehatan dan demontrasi Desember 2019, tempat yang suda
1. Dari 7 ibu hamil
tentang senam hamil yang jam 13.00 dan ditentukan sebelum
yang berada di RW
meliputi: 15.00 bertempat di pendidikan kesehatan
01 Kuncen Lama
 Pengertian senam hamil Rumah ibu Indah 2. Tersedianya alat da
hanya 5 ibu hamil
 Manfaat senam hamil RT 07/RW 10 dan media yang digunaka
yang hadir dan
 Indikasi senam hamil ibu Elia RT dalam penyuluhan
mengikuti kegiatan
 Kontraindikasi senam 03/RW10, penyuluhan
3. Leaflet yang dapat dibaw

hamil Kelurahan Kuncen pulang


kesehatan yang
Lama, Kecamatan
 Gerakan senam hamil diselenggarakan oleh
b. Mempersilahkan ibu hamil Ungaran, puskesmas yang
untuk bertanya tentang Kabupaten berkolaborasi
materi yang sudah Semarang dengan mahasiswa.
disampaikan 2. Ibu hamil
c. Mengevalusi ulang pada ibu mendengarkan
hamil tentang materi yang materi yang
materi yang disampaikan disampaikan
3. Ibu hamil mengikuti
kegaiatan dari awal
sampai akhir
4. Ibu hamil tidak
meninggalkan
ruangan ketika
kegiatan dimulai
5. Ibu hamil bertanya
aktif saat
penyuluhan
6. Ibu hamil tampak
antusias dengan
materi yang
diberikan
6 Memberikan pendidikan Minggu, 1. Dari 5 ibu hamil 1. tersedianya waktu da
kesehatan tentang ASI Ekslusif : 22 Desember 2019 yang mengikuti tempat yang suda
 Pengertian ASI Ekslusif jam 08.00 penyuluhan ditentukan sebelum
 Komponen ASI Bertempat di kesehatan untuk ibu pendidikan kesehatan

 Manfaat ASI Rumah Ny. Elia RT hamil yang


2. tersedianya alat dan medi
 Cara meneteki dengan 04 / RW 01 dan diselenggarakan oleh
yang digunakan dalam
benar jam 10.00 mahasiswa
penyuluhan
Bertempat di berkolaborasi
 Cara perawatan payudara
Rumah Ny. Indah dengan bidan desa. 3. leaflet yang telah diberika
RT 07/ RW 01 dibawa pulang
2. Ibu hamil
mendengarkan
materi yang
disampaikan

3. Ibu hamil mengikuti


kegiatan dari awal
sampai akhir

4. ibu hamil tidak


meninggalkan
ruangan ketika
kegiatan dimulai

5. ibu hamil bertanya


aktif saat
penyuluhan

6. ibu hamil tampak


antusias dengan
materi yang
diberikan

7 Memberikan pendidikan Minggu, Jangka pendek 5. Ketersediaan ibu ham


kesehatan tentang teknik 22 Desember 2019 5. Dari 7 ibu hamil di meluangkan waktu untu
menyusui yang benar : jam 08.00 RW 01 terdapat 3 mengikuti penyuluhan
 Pengertian menyusui yang Bertempat di ibu hamil yang 6. Ketersediaan ibu ham
baik dan benar Rumah Ny. Elia RT mengikuti yang rumahnya sebaga
 Posisi menyusui yang baik 04 / RW 01 penyuluhan di rumah tempat penyuluhan
dan benar Ny. Elia RT 04/ RW 7. Ketersediaan alat dan medi
 Langkah – langkah dan jam 10.00 01 dan terdapat 2 ibu yang digunakan dalam
menyusui yang benar Bertempat di hamil yang penyuluhan

 Waktu dan frekuensi Rumah Ny. Indah mengikuti 8. Leaflet yang diberika

menyusui RT 07/ RW 01 penyuluhan di rumah kepada ibu hamil


Ny. Indah RT 07 /
RW 01.
6. Ibu hamil
memperhatiakan
dengan baik materi
yang disampaikan
7. Ibu hamil turut aktif
dalam
mendemontrasikan
kembali tehnik
meyusui yang benar
8. Ibu hamil mengikuti
kegiatan dari awal
sampai akhir
9. Ibu hamil aktif
bertanya setelah
materi tersampaikan
8 Memberikan Edukasi tentang Minggu 22 Jangka pendek 1. Tersedianya waktu da
Breast Care (perawatan desember 2019, tempat yang suda
Dari 7 ibuk hamil yang
payudara) yang meliputi jam 08-09.00 ditentukan sebelum
didapatkan di Rw 01
mengajarkan Breast Car
a. Manfaat / tujuan bertempat di rumah kuncen lama ,yang
(Perawatan Payudara)
perawatan payudara mbk Elia hadir 5 ibuk hamil yang
b. Alat yang digunakan akan mengikuti kegiatan
2. Tersedianya alat da
untuk pearawatan edukasi Breaste Care
media yang digunaka
payudara Dan untuk (Perawatan Payudar)
dalam mengajarkan Breas
c. Demonstrasikan Breast diselengarkan oleh Ibuk
Care (perawatan payudara
Care (Perawatan bidan puskesmas yang
Payudara) Jam : 10.00-11.00 berkolaborasi dengan
3. Leaflet yang dapat dibaw
di rumahnya mbk mahasiswa
pulang
Indah

1. Ibuk hamil
mendengarkan
materi yang
disapaikan
2. Ibuk hamil
bertanya sesuai
materi yang
disampaikan
3. Ibuk hamil
mengatakan
sudah paham
tentang
perawatan
payudara dan
akan
melakukanya

9 a. Memberikan pendidikan Minggu, 22 Jangka Pendek 1. Tersedianya waktu da


kesehatan dan demonstrasi Desember 2019 1. Dari 7 ibu hamil tempat yang suda
tentang perawatan bayi baru jam 08.00 dan yang berada di RW ditentukan sebelum
lahir: perawatan tali pusat 10.00 dikediaman 01 Kuncen Lama pendidikan kesehatan
yang meliputi: Ny. E RT 04 RW hanya 5 ibu hamil 2. Tersedianya alat dan medi
 Pengertian perawatan 01 dan Ny. I RT 07 yang dapat hadir dan yang digunakan dalam
tali pusat RW 01 Kelurahan mengikuti kegiatan penyuluhan
 Tujuan perawatan tali Kuncen Lama Kec. penyuluhan 3. Leafletyang dapat dibaw
pusat. Ungaran Barat, kesehatan yang di pulang
 Cara perawatan tali Kab. Semarang selenggarakan
pusat. puskesmas

 Waktu perawatan tali berkolaborasi

pusat. dengan mahasiswa.

 Tanda-tanda infeksi tali 2. Ibu hamil

pusat mendengarkan

b. Memberikan waktu kepada materi yang

ibu hamil untuk bertanya dan disampaikan.

meperagakan cara perawatan 3. Ibu hamil mengikuti

tali pusat kegiatan dari awal


sampai akhir
kegiatan
4. Ibu hamil tidak
meninggalkan
ruangan ketika
kegiatan dimulai
5. Ibu hamil bertanya
aktif saat
penyuluhan
6. Ibu hamil tampak
antusias dengan
materi yang
diberikan
10 Memberikan pendidikan Minggu, 22 Jangka pendek 1. Tersedianya waktu da
kesehatan tentang program KB Desember 2019, 1.Dari 7 Ibu hamil tempat yang suda
yang meliputi : jam 08.00 terdapat 5 ibu hamil ditentukan sebelum
- Pengertian KB Bertempat di yang hadir dan pendidikan kesehatan
- Tujuan KB Rumah Mbak Elia mengikuti 2. Tersedianya alat da
- Jenis Metode RT 4/RW 01, penyuluhan media yang digunaka
Kontrasepsi Kelurahan kunceen kesehatan yang dalam penyuluhan
lama, Kecamatan diselenggarakan oleh
Ungaran barat, mahasiswa.
kabupaten 2.Ibu hamil
Semarang mendengarkan materi
Minggu, 22 yang disampaikan
Desember 2019, 3.Ibu hamil mengikuti
jam 10.00 kegiatan dari awal
Bertempat di sampai akhir
Rumah Mbak Indah 4.Ibu hamil tidak
RT 7/RW 01, meninggalkan
Kelurahan kunceen ruangan ketika
lama, Kecamatan kegiatan dimulai
Ungaran barat, 5.Ibu hamil bertanya
kabupaten aktif saat penyuluhan
Semarang 6.Ibu hamil tampak
antusias dengan
materi yang
Diberikan
RENCANA TINDAK LANJUT

NO DIAGNOSA PROGRAM RENCANA TINDAK LANJUT


1 Defisit pengetahuan Pendidikan kesehatan gizi seimbang pada Program yang direncanakan sud
ibu hamil masih belum terlaksana secara m
melibatkan bidan dan kader
program yang dilaksanakan
memberikan media pembelajaran
yang digunakan untuk pendidika
2 Kesiapan persalinan. Sub Pendidikan kesehatan ganguan perubahan Program yang direncanakan sud
katagori Reproduksi dan psikologis pada ibu hamil belum maksimal, sehingga haru
Seksualitas untuk menindak lanjuti progr
dengan cara kelompok memb
pembelajaran terkait gangguan p
yang digunakan untuk melakukan
3 Kesiapan persalinan. Sub Pendidikan kesehatan tanda-tanda Program yang direncanakan sud
katagori Reproduksi dan persalinan belum maksimal, sehingga haru
Seksualitas untuk menindak lanjuti progr
dengan cara kelompok memb
pembelajaran terkait tanda-
digunakan untuk melakukan pend
4 Ketidakefektifan pola Pendidikan kesehatan seksualitas dalam Program yang direncanakan sud
seksual sub kategori : kehamilan pada ibu hamil masih belum terlaksana secara m
reproduksi dan seksualitas melibatkan bidan dan kader
program yang dilaksanakan
memberikan media pembelajaran
yang digunakan untuk pendidika
5 Kesiapan persalinan Sub Pendidikan kesehatan dan demonstrasikan Program yang direncanakan sud
kategori : Reproduksi dan senam lansia masih belum terlaksana secara m
seksualitas meloibatkan kader ibu hamil
program yang dilaksanakan
memberikan file materi atau me
senam ibu hamil.
6 Defisit pengetahuan Pendidikan kesehatan pentingnya Program yang direncanakan sud
pemberian asi eksklusif pada bayi belum maksimal, sehingga haru
untuk menindak lanjuti progr
dengan cara kelompok memb
pembelajaran terkait gangguan p
yang digunakan untuk melakukan
7 Kesiapan peningkatan Pendidikan kesehatan tentang teknik Program yang direncanakan sud
proses kehailan- menyusui yang benar belum maksimal. Setelah p
melahirkan (00208) diharapkan agar ibu hamil dapa
baik teknik menyusui denga
melahirkan, maka perlu adanya
kesehatan. Untuk itu kemompo
media pembelajaran pendidikan
yang digunakan untuk melakukan
8 Kesiapan peningkatan Pendidikan kesehatan tentang breast care Programa yang direncanakan su
proses kehailan- (perawatan payudara) dan tetapi masih belum terlaksana d
melahirkan (00208) Mendomostrasikan belum ada kelas Ibuk hamil, se
bidan dan kader untuk melakuka
menindak lanjutin program ya
cara kelompok memberikan
pembelajaran terkait perawatan p
9 Ketidakefektifan pola Pendidikan kesehatan dan demontrasi Program yang direncanakan su
seksual sub kategori : tentang perawatan tali pusat tetapi masih belum terlaksana de
reproduksi dan seksualitas perlu melibatkan kader ibu hami
program yang dilaksanakan
memberikan file materi dan me
perawatan tali pusat
10 Ketidakefektifan Pola Pendidikan kesehatan tentang program KB Program yang direncanakan sud
Seksual Sub kategori : masih belum terlaksana secara m
Reproduksi dan melibatkan bidan dan kader
seksualitas program yang dilaksanakan
memberikan media pembelajaran
yang digunakan untuk pendidika
DAFTAR PUSTAKA

APN, 2015.JNPK-KR. Asuhan Persalinan Normal.Edisi 4. Jakarta: EGC

Almatsier, S., 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.
Almatsier, S., 2010. Penuntun Diet, Edisi Baru, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.
Abdullah. 2001. Pengambilan Keputusan Pemberian ASI Eksklusif kepada Bayi di Kota Bogor.
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta

Astuti, E.(2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Postpartum Tentang Perawatan Tali Pusat
dengan Keadaan Tali Pusat Neonatus di BKIA RS William Booth Surabaya.[Skripsi].
Surabaya: Akper William Booth

Astuti, Sri dkk. 2015. AsuhanKebidananNifasdanMenyusui.Jakarta :Erlangga.

Astutik, Reni Yuli. 2017. PayudaradanLaktasi. Jakarta :SalembaMedika.

Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung.2014. Obsteri
Fisiologi. Bandung:Eleman.

Budiarti, A., Afiyanti, Y., & Asih, I. D. (2012). Pengalaman Seksualitas Perempuan Selama Masa
Kehamilan. Jurnal Keperawatan Indonesia, 15 (3), 179-184.

Chunaeni, S., Widjanarko, B., & Shaluhiyah, Z. (2016). Kurangnya Dukungan Suami Dan Dukungan
Tenaga Kesehatan Pada Ibu Hamil Trimester Hi Terhadap Aktivitas Hubungan Seksual Di Kota Mage
la ng. Jurnal Kesehatan Akes Karya Husada.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2016 Asuhan Persalinan Normal.Jakarta : Depkes RI

Dewi, A.B.F.K., Pujiastuti, N., Fajar, I., 2013. Ilmu Gizi untuk Praktisi Kesehatan, Edisi Pertama,
Yogyakarta, Graha Ilmu.
Departemen Kesehatan. 2011. Panduan 13 Dasar Gizi Seimbang. Departemen Kesehatan RI. Direktorat
Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat dan Bina Gizi Masyarakat. Depkes: Jakarta

Handayani, Sri. (2010).Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama

Hartanto, H. (2010). KB dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan


Hasanah, D.N., Febrianti dan Minsarnawati. Kebiasaan Makanan Menjadi Salah Satu Penyebab
Kekurangan Energi Koronis (KEK) pada Ibu Hamil di Poli Kebidanan RSI&A Lestari
Cirendeu Tangerang Selatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2012, 3(3): 91-104
Handayani, R., Netty, E., Farida, E., Rachmadi, B., Haslinda, Erytawidhayani, et al. (2015).
PedomanPelayanan Antenatal. Jakarta: DepartemenKesehatan RI.
Hoang, M. S. (2014). Pregnancy and Anxiety. International Journal of Childbirth Education, 29, 67-70

Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat dan Bina Gizi Masyarakat. Depkes: Jakarta

Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA, Jakarta, hal. 24-
26
Kehamilan. Jurnal Keperawatan Indonesia, 15 (3), 179-184.
Mulyani,N.s.,dan Rinawati mega.2013 Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi Yogyakarta, Nuha
Medika

Manuaba, Ida Bagus Gede. 2013. Memahami Ilmu Kebidanan. Jakarta : ARCAN

Menarailmuku. 2012. Anatomi & Fisiologi Payudara. menarailmuku.blogspot.com/2012/11/anatomi-


dan-fisiologi-payudara-pada.html

Mellyna, H. 2009. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Hal 29. Jakarta :Puspa Swara.

Notoatmodjo. 20 Afifah., Astuti R., dan Andarsari W. (2013). Gambaran Pengetahuan, Sikap dan
Praktik Ibu Postnatal Terhadap Kunjungan Neonatus di BPS Hj Sri Wahyuni Semarang.
Jurnal Kebidanan Vol 2 No 2 . http://www.unimus.ac.id/journal/

Proverawati, A. (2010). Panduan Memilih Kontrasepsi. Yogyakarta:Nuha Medika

Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP

Rohmah,  Nikmatur.2013.Pendidikan Prenatal : Upaya Promosi Kesehatan bagi Ibu Hamil.Jakarta.


Gramata Publishing.

Rosita, N.A.(2016). Hubungan Paritas dengan Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir Oleh Ibu
Postpartum di Klinik Bersalin HJ. S. Tarigan di Kota Pangkalpinang. Jurnal Kesehatan
Vol VII, No.2 Agustus 2016 hal.295-30107. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Rineka
Cipta: Jakarta
Saifuddin, A.B (Eds). (2012). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, cetakan kedua,
Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Sulistyawati, A.(2011). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika.
Sulistyoningsih, H., 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak, Edisi Pertama, Yogyakarta, Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai