Disusun Oleh:
Kelompok I
1) Ana Mulyana (071182011)
2) Devi Anis Ramonda (071182013)
3) Wiwik Wulandari (071182014)
4) Ulvi Rizky Eristiyani (071182019)
5) Nina ardiyanti (071182022)
6) Tri Yoga Astianta (071182038)
7) Ika Pramulya Sutarto (071182039)
8) Rizky Agus Mustakim (071182041)
A. Latar Belakang
Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok dan
masyakarat merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya keperawatan
komunitas, yang lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dan keperawatan, dengan
tidak melupakan upaya-upaya pengobatan dan perawatan serta pemulihan bagi
yang sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap
penyakit.
Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu
lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area, atau lokasi
yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai
ketertarikan yang sama. Keperawatan komunitas ditujukan untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, serta memberikan bantuan
melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam mengatasi berbagai
masalah keperawatan kesehatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-
hari.
Masa dewasa ditandai dengan memuncaknya kemampuan dan kesehatan
fisik, individu memiliki kekuatan yang tersebar, gerak-gerak refleks mereka
sangat cepat. Demikian juga dengan kemampuan reproduksi mereka.
Meskipun pada masa ini kondisi kesehatan fisik mencapai puncak, namun
selama periode ini mereka juga mengalami penurunan keadaan fisik. Sejak
usia 25 tahun, perubahan-perubahan fisik mulai terlihat. Perubahan-perubahan
ini sebagian besar bersifat kuantitatif daripada kualitatif. Secara berangsur-
angsur, kekuatan fisik mengalami kemunduran, sehingga lebih mudah
terserang penyakit.
Prevalensi penyakit tidak menular tahun 2018 mengalami kenaikan jika
dibandingkan dengan tahun 2013 antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal
1
kronis, diabetes miletus, dan hipertensi. Prevalensi kanker naik dari 1,4%
menjadi 1,8%, prevalensi stroke naik dari 7% menjadi 10,9%, dan penyakit
ginjal konik naik dari 2% menjadi 3,8%, berdasarkan pemeriksaan gula darah,
diabetes miletus naik dari 6,9% menjadi 8,5% dan hasil pengukuran tekanan
darah hipertensi naik dari 25,8% menjadi 3,4% (Riskesdas,2018). Kenaikan
prevalensi penyakit tidak menular ini berhubungan dengan pola hidup, antara
lain merokok, konsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik, serta konsumsi
buah dan sayur
Berdasarkan hasil wawancara di RW 07 didapatkan hasil bahwa rata-
rata warga bekerja sebagai karyawan swasta di pabrik, jarang berolahraga,
banyak mengkonsumsi makanan asin, berlemak, makanan cepat saji, sering
menkonsumsi kopi, merokok. Sebanyak 5% warga menderita hipertensi,
sebanyak 1% menderita diabetes miletus, 1% menderita asam urat. Selama ini
nampak bahwa perhatian yang lebih besar ditujukkan kepada mereka yang
sakit sedangkan mereka yang berada diantara sehat dan sakit tidak banyak
mendapatkan upaya promosi. Oleh kerana itu perlu adanya upaya promotif
untuk menjaga derajat kesehatan masyarakat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan asuhan keperawatan komunitas pada agregat dewasa di
RW 07 Dusun Sikunir Kelurahan Bergas Lor.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan laporan ini adalah untuk memberikan
gambaran tentang:
a. Pengumpulan data dari hasil pengkajian untuk agregat dewasa di RW
7 Dusun Sikunir Kelurahan Bergas Lor Kabupaten Semarang.
b. Menganalisis data menjadi sebuah diagnosa komunitas sesuai
NANDA di RW 7 Dusun Sikunir Kelurahan Bergas Lor Kabupaten
Semarang.
2
c. Memberikan alternative intervensi sesuai dengan data dan masalah
keperawatan komunitas agregat dewasa di RW 7 Dusun Sikunir
Kelurahan Bergas Lor Kabupaten Semarang.
d. Mengimplementasikan intervensi yang ditetapkan untuk agregat
dewasa di RW 7 Dusun Sikunir Kelurahan Bergas Lor Kabupaten
Semarang.
e. Mengevaluasi proses keperawatan sebelum dan sesudah dilakukan
tindakan keperawatan untuk agregat dewasa di RW 7 Dusun Sikunir
Kelurahan Bergas Lor Kabupaten Semarang.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Istilah dewasa berasal dari bahasa Latin, yaitu adultus yang berarti tumbuh
menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Seseorang
dikatakan dewasa adalah apabila dia mampu menyelesaikan pertumbuhan dan
menerima kedudukan yang sama dalam masyarakat atau orang dewasa lainnya
(Pieter & Lubis, 2010). Seseorang dikatakan dewasa apabila telah sempurna
pertumbuhan fisiknya dan mencapai kematngan psikologis sehingga mampu hidup
dan berperan bersama-sama orang dewasa lainnya (Mubin & Cahyadi, 2006).
Masa dewasa adalah masa di mana seorang individu yang telah
menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam
masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Selama masa dewasa
yang lama ini, perubahan-perubahan fisik dan psikologisterjadi pada waktu-
waktu yang dapat diramalkan seperti masa kanak-kanak dan masa remaja,
yang juga mencakup periode yang cukup lama saat terjadinya perubahan-
perubahan fisik dan psikologis tertentu, masa dewasa biasanya dibagi
berdasarkan periode yang menunjuk pada perubahan-perubahan tersebut,
bersama dengan masalah-masalah penyesuaian diri dan tekanan-tekanan
berdaya serta harapan-harapan yang timbul akibat perubahan tersebut.
Sebagai seorang individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan
tanggung jawabnya tentu makin bertambah besar. la tak lagi harus bergantung
secara ekonomis, sosiologis ataupun psikologis pada orang tuanya. Mereka
justru merasa tertantang untuk membuktikan dirinya sebagai seorang pribadi
dewasa yang mandiri. Segala urusan ataupun masalah yang dialami dalam
hidupnya sedapat mungkin akan ditangani sendiri tanpa bantuan orang lain,
termasuk orang tua. Berbagai pengalaman baik yang berhasil maupun yang
gagal dalam menghadapi suatu masalah akan dapat dijadikan pelajaran
berharga guna membentuk seorang pribadi yang matang, tangguh, dan
bertanggung jawab terhadap masa depannya.
4
B. Tiga Periode Masa Dewasa
Menurut Elizabeth B. Hurlock dalam bukunya Psikologi Perkembangan
“Suatu Pendekatan Sepanjang rentang Kehidupan” mengklasifikasikan
pembagian masa dewasa sebagai berikut :
1. Masa Dewasa Dini
Masa dewasa dini dimulai pada umur 18 tahun sampai umur 40 tahun, saat
perubahan-perubahan fisik dan psikologi yang menyertai berkurangnya
kemampuan reproduktif.
2. Masa Dewasa Madya
Masa dewasa madya dimulai pada umur 40 tahun sampai pada umur 60
tahun, yakni saat baik menurunnya kemampuan fisik dan psikologis yang
jelas nampak pada setiap orang.
3. Masa dewasa Lanjut (Usia lanjut)
Masa dewasa lanjut – senescence, atau usia lanjut dimulai pada umur 60
tahun sampai kematian. Pada waktu ini baik kemampuan fisik maupun
psikologis cepat menurun, tetapi teknik pengobatan modern, serta upaya
dalam hal berpakaian dan dandanan, memungkinkan pria dan wanita
berpenampilan, bertindak, dan berperasaan seperti kala mereka masih
lebih muda.
5
melahirkan) berlanjut terus sampai dalam masa dewasa menengah
atau setengah baya. Akan tetapi, tingkat kesuburan dan kemampuan
reproduktif telah jarang terjadi bagi wanita dalam usia lebih dari 40
tahun.
6
ciri pribadi, sikap, kemampuan dan keterampilan-keterampilan
khusus tertentu haruslah dimiliki oleh seseorang untuk dapat
memasuki suatu lapangan pekerjaan tertentu.
7
2. Ciri-ciri Masa Dewasa madya
a. Usia madya merupakan periode yang sangat ditakuti
Karena diakui bahwa semakin mendekati usia tua, periode usia
madya semakin lebih terasa menakutkan. Pria dan wanita banyak
mempunyai alasan untuk takut memasuki usia madya. Diantaranya
adalah : banyaknya stereotip yang tidak menyenangkan tentang usia
madya. Yaitu : kepercayaan tradisional tentang kerusakan mental
dan fisik yang diduga disertai dengan berhentinya reproduksi.
b. Usia madya merupakan masa transisi
Usia ini merupakan masa transisi seperti halnya masa puber, yang
merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja.
Dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku
masanya dan memasuki periode dalam kehidupan yang akan diliputi
oleh ciri-ciri jasmani dan perilaku baru.
c. Usia madya adalah masa stress
Bahwa usia ini merupakan masa stress. Penyesuaian secara radikal
terhadap peran dan pola hidup yang berubah, khususnya bila disertai
dengan berbagai perubahan fisik, selalu cenderung merusak
nomeostatis fisik dan psikologis dan membawa ke masa stress, suatu
masa bila sejumlah penyesuaian yang pokok harus dilakukan di
rumah, bisnis dan aspek sosial kehidupan mereka.
d. Usia madya adalah usia yang berbahaya
Cara biasa menginterpretasi “usia berbahaya” ini berasal dari
kalangan pria yang ingin melakukan pelampiasan untuk kekerasan
yang berakhir sebelum memasuki masa usia lanjut. Usia madya
dapat menjadi dan merupakan berbahaya dalam beberapa hal lain
juga. Saat ini merupakan suatu masa dimana seseorang mengalami
kesusahan fisik sebagai akibat dari terlalu banyak bekerja, rasa
cemas yang berlebihan, ataupun kurangnya memperhatikan
kehidupan. Timbulnya penyakit jiwa datang dengan cepat di
8
kalangan pria dan wanita dan gangguan ini berpuncak pada suicide.
Khususnya di kalangan pria.
e. Usia madya adalah usia canggung
Sama seperti pada remaja, bukan anak-anak bukan juga dewasa.
Demikian juga pada pria dan wanita berusia madya. Mereka bukan
muda lagi, tetapi juga bukan tua.
f. Usia madya adalah masa berprestasi
Menurut Errikson, usia madya merupakan masa kritis dimana baik
generativitas / kecenderungan untuk menghasilkan dan stagnasi atau
kecenderungan untuk tetap berhenti akan dominan. Menurut
Errikson pada masa usia madya orang akan menjadi lebih sukses
atau sebaliknya mereka berhenti (tetapi) tidak mengerjakan sesuatu
apapun lagi. Menurutnya apabila orang pada masa usia madya
memiliki keinginan yang kuat maka ia akan berhasi, sebaliknya dia
memiliki keinginan yang lemah, dia akan stag (atau menetap) pada
hidupnya.
g. Usia madya adalah masa evaluasi
Pada usia ini umumnya manusia mencapai puncak prestasinya, maka
sangatlah logis jika pada masa ini juga merupakan saat yang pas
untuk mengevaluasi prestasi tersebut berdasarkan aspirasi mereka
semula dan harapan-harapan orang lain, khususnya teman dan
keluarga-keluarga dekat.
h. Usia madya dievaluasi dengan standar ganda
Bahwa pada masa ini dievaluasi dengan standar ganda, satu standar
bagi pria dan satu standar bagi wanita. Walaupun perkembangannya
cenderung mengarah ke persamaan peran antara pria dan wanita baik
di rumah, perusahaan perindustrian, profesi maupun dalam
kehidupan sosial namun masih terdapat standar ganda terhadap usia.
Meskipun standar ganda ini mempengaruhi banyak aspek terhadap
kehidupan pria dan wanita usia madya tetapi ada dua aspek yang
perlu diperhatikan : pertama aspek yang berkaitan dengan perubahan
9
jasmani dan yang kedua bagaimana cara pria dan wanita menyatakan
sikap pada usia tua.
i. Usia madya merupakan masa sepi
Dimana masa ketika anak-anak tidak lagi tinggal bersama orang tua.
Contohnya anak yang mulai beranjak dewasa yang telah bekerja dan
tinggal di luar kota sehingga orang tua yang terbiasa dengan
kehadiran mereka di rumah akan merasa kesepian dengan kepergian
mereka.
j. Usia madya merupakan masa jenuh
Banyak pria atau wanita yang memasuki masa ini mengalami
kejenuhan yakni pada sekitar usia 40 akhir. Pra pria merasa jenuh
dengan kegiatan rutinitas sehari-hari dan kehidupan keluarga yang
hanya sedikit memberi hiburan. Wanita yang menghabiskan
waktunya untuk memelihara rumah dan membesarkan anak-anak
mereka. Sehingga ada yang merasa kehidupannya tidak ada variasi
dan monoton yang membuat mereka merasa jenuh.
3. Ciri-ciri Masa Dewasa Akhir
a. Adanya periode penurunan yang disebabkan oleh faktor fisik
dampak psikologis
b. Perbedaan individu dalam efek penuaan. Ada yang menganggap
periode ini sebagai waktunya untuk bersantai dan ada pula yang
menganggapnya sebagai hukuman.
c. Ada stereotip-stereotip mengenai usia lanjut. Yang menggambarkan
masa tua tidaklah menyenangkan.
d. Sikap sosial terhadap usia lanjut. Kebanyakan masyarakat
menganggap orang berusia lanjut tidak begit dibutuhkan katena
energinya sudah melemah. Tetapi, ada juga masyarakat yang masih
menghormati orang yang berusia lanjut terutama yang dianggap
berjasa bagi masyarakat sekitar
e. Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang
negatif tentang usia lanjut.
10
f. Adanya perubahan peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan
kelompok yang lebih mudah
g. Penyesuaian diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri
yang negatif yang disebabkan oleh sikap sosial yang negatif.
h. Ada keinginan untuk menjadi muda kembali mencari segala cara
untuk memperlambat penuaian
D. Masalah-Masalah Kesehatan Yang Lazim Terjadi di Indonesia pada usia
dewasa
Lebih dari 1,8 juta orang muda berusia 15 sampai 24 meninggal setiap
tahun. Sebuah jumlah yang jauh lebih besar dari orang-orang muda
menderita penyakit yang menghalangi kemampuan mereka untuk tumbuh dan
mengembangkan potensi mereka sepenuhnya. Sejumlah besar masih terlibat
dalam perilaku yang tidak hanya membahayakan kondisi saat mereka
kesehatan, tapi seringkali kesehatan mereka selama bertahun-tahun yang akan
datang. Hampir dua pertiga kematian dini dan sepertiga dari total beban
penyakit pada orang dewasa yang berhubungan dengan kondisi atau perilaku
yang dimulai di masa muda mereka, termasuk: penggunaan tembakau,
kurangnya aktivitas fisik, hubungan seks tanpa kondom atau terkena
kekerasan.
1. Lebih dari 1,8 juta orang muda berusia 15 sampai 24 meninggal setiap
tahun, terutama karena menyebabkan dicegah.
2. Sekitar 16 juta anak perempuan berusia 15 sampai 19 melahirkan setiap
tahun.
3. Orang muda, 15 hingga 24 tahun, menyumbang 40% dari semua infeksi
HIV baru di kalangan orang dewasa di tahun 2008.
4. Alam setiap tahun tertentu, sekitar 20% dari usia dewasa akan mengalami
masalah kesehatan mental, yang paling sering depresi atau kecemasan.
5. Sekitar 150 juta orang muda penggunaan tembakau.
6. Sekitar 565 orang muda berusia 10-29 mati setiap hari melalui kekerasan
interpersonal.
11
7. Luka lalu lintas Jalan menyebabkan 1 000 orang diperkirakan muda untuk
mati setiap hari. Dibawah ini adalah masalah-masalah kesehatan yang
terjadi pada usia dewasa yaitu :
a. HIV
Lima belas sampai 24 usia tahun menyumbang 40% perkiraan dari
semua infeksi HIV baru di kalangan orang dewasa di seluruh dunia
pada tahun 2008. Setiap hari, 2 500 lebih orang-orang muda terinfeksi
dan global ada lebih dari 5,7 juta orang muda yang hidup dengan
HIV/AIDS. Orang-orang muda perlu tahu bagaimana melindungi diri
mereka sendiri dan memiliki sarana untuk melakukannya. Ini
termasuk kondom untuk mencegah penularan seksual dan
membersihkan virus dan jarum suntik bagi mereka yang
menyuntikkan narkoba. Saat ini, hanya 30% laki-laki muda dan 19%
wanita muda memiliki pengetahuan yang komprehensif dan benar
mereka butuhkan untuk melindungi diri dari tertular virus. Akses yang
lebih baik untuk konseling dan tes HIV akan menginformasikan kaum
muda tentang status mereka, membantu mereka untuk mendapatkan
perawatan yang mereka butuhkan, dan menghindari penyebaran lebih
lanjut virus. Budaya dan kondisi sosial ekonomi meningkatkan
kerentanan orang-orang muda untuk infeksi HIV, strategi pencegahan
HIV yang efektif harus bertujuan untuk mengatasi faktor ini juga.
b. Kesehatan Mental
Dalam setiap tahun tertentu, sekitar 20% dari usia dewasa akan
mengalami masalah kesehatan mental, yang paling sering depresi atau
kecemasan. Risiko meningkat oleh pengalaman kekerasan,, devaluasi
penghinaan dan kemiskinan, dan bunuh diri merupakan salah satu
penyebab utama kematian pada orang muda. Bangunan keterampilan
hidup pada anak-anak dan usia dewasa, dan menyediakan mereka
dengan dukungan psikososial di sekolah-sekolah dan pengaturan
masyarakat lainnya dapat membantu meningkatkan kesehatan
12
mental. Jika masalah muncul, mereka harus terdeteksi dan dikelola
oleh peduli kesehatan pekerja dan kompeten.
c. Penggunaan tembakau dan rokok
Sebagian besar pengguna tembakau di seluruh dunia dimulai ketika
mereka usia dewasa. Hari ini merupakan 150 juta orang muda
penggunaan tembakau. Jumlah ini meningkat secara global,
khususnya di kalangan wanita muda. Setengah dari para pengguna
akan mati prematur sebagai akibat dari penggunaan
tembakau. Larangan iklan tembakau, menaikkan harga produk
tembakau dan undang-undang yang melarang merokok di tempat
umum mengurangi jumlah orang yang mulai menggunakan produk
tembakau. Mereka juga menurunkan jumlah tembakau yang
dikonsumsi oleh perokok dan meningkatkan jumlah orang muda yang
berhenti merokok.
d. Penggunaan alkohol
Bahaya alkohol di kalangan kaum muda adalah kekhawatiran
meningkat di banyak negara. Itreducesself-
controlandincreasesriskybehaviours. Hal ini mengurangi kontrol diri
dan meningkatkan perilaku berisiko. Ini merupakan penyebab utama
dari cedera (termasuk yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas
jalan) kekerasan, (terutama kekerasan domestik) dan kematian
prematur. Larangan iklan minuman alkohol dan akses mengatur
untuk itu adalah strategi yang efektif untuk mengurangi penggunaan
alkohol oleh orang-orang muda. Intervensi singkat, nasihat dan
konseling bila menggunakan alkohol terdeteksi dapat berkontribusi
untuk mengurangi penggunaan berbahaya.
e. Kekerasan
Kekerasan adalah salah satu penyebab utama kematian di kalangan
anak muda, terutama laki-laki: 565 diperkirakan merupakan orang-
orang muda berusia 10 hingga 29 tahun meninggal setiap hari melalui
kekerasan interpersonal. Untuk setiap kematian, sebuah 40
13
diperkirakan 20 untuk pemuda membutuhkan perawatan rumah sakit
untuk cedera yang berhubungan dengan kekerasan. Mempromosikan
membina hubungan antara orang tua dan anak-anak sejak awal
kehidupan, memberikan pelatihan keterampilan hidup, dan
mengurangi akses ke alkohol dan berarti mematikan seperti senjata api
membantu mencegah kekerasan. Perawatan dan empati Efektif bagi
usia dewasa korban kekerasan dan dukungan yang berkelanjutan dapat
membantu menangani dengan baik fisik dan psikologis akibat
kekerasan.
f. Trauma
Trauma tidak disengaja adalah penyebab utama kematian dan cacat di
antara orang-orang muda. Trauma luka lalu lintas di Jalan mengambil
nyawa muda sekitar 1 orang 000 setiap hari. Naehat bagi orang-
orang muda pada mengemudi dengan aman, keras dalam menegakkan
hukum yang melarang mengemudi di bawah pengaruh alkohol dan
obat-obatan dan meningkatkan akses transportasi umum yang aman
dan andal dapat mengurangi kecelakaan lalu lintas jalan pada orang
muda.Jikajalankecelakaan lalu lintas terjadi, akses cepat untuk
perawatan trauma secara efektif dapat menyelamatkan kehidupan.
14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
AGREGAT DEWASADIRW 07 KELURAHAN BERGAS LOR
A. PENGKAJIAN
1. Kajian data core komunitas
a. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk di wilayah RW 07kelurahan Bergas Lor menurut
data yang kami dapatkan dariKelurahan Bergas Lor sebanyak
1.438orang dengan laki-laki sebanyak 704 orang dan perempuan 734
orang yang di bagi menjadi 7 RT. RT 01 berjumlah sebanyak 225
orang dengan laki-laki sejumlah 116 dan perempuan 109.RT 02
sejumlah 236 dengan laki-laki 114 orang dan perempuan 122 orang.RT
03 sebanyak 97 orang dengan laki-laki 46 orang dan perempuan 51
orang.RT 04 sebanyak 225 dengan laki-laki 107 orang dan perempuan
118.RT 05 sebanyak 237 orang dengan laki-laki 124 orang dan
perempuan 113. RT 06 sebanyak 187 dengan laki-laki 89 dan
perempuan 98 orang. RT 07 sebanyak 231 orang dengan laki-laki 108
orang dan permepuan 123 orang.
Perempuan Laki-Laki
53% 47%
15
Laki-laki Perempuan
124 123
116 109 114 122 107
118 113 108
98
89
46 51
RT 01 RT 02 RT 03 RT 04 RT 05 RT 06 RT 07
b. Pendidikan
Tingkat pendidikan terakhir kelompok dewasa yang terdapat di RW 07
berbagai macam. Sebanyak 161 warga di RW 07 tidak menempuh
pendidikan/tidak sekolah, Sebanyak 31 warga dewasa tidak tamat SD,
sebanyak 115 warga dewasa tamat SD, sebanyak 86 warga dewasa
tamat SMP, 121 tamatan SLTA dansebanyak 3 warga dewasa tamatan
Diploma I/II, sebanyak 26 warga dewasa Diploma IV/Sarjana,
sebanyak 3 orang Strata II/S2. Namun prevalensi pendidikan terakhir
warga dewasa di RW 07 yang terbanyak adalah tidak menempuh
pendidikan sebanyak 161 warga.
Berdasarkan Pendidikan
0% 1%
Tidak Sekolah
5%
Tidak Tamat SD
29% Tamat SD
22%
Tamat SMP
Tamat SLTA
6% Tamat DI/DII
16%
Tamat D IV/SI
21%
Tamat S II
c. Pekerjaan
Prevalensi warga dewasa yang bekerja di RW 7 sebanyak 1.205 warga
dengan pekerjaan terbanyak adalah sebagai karyawan swasta 1.025
warga, diikuti oleh petani sebanyak 156 warga, kemudian PNS
sebanyak 24 warga. Untuk prevalensi warga dewasa yang tidak bekerja
16
juga banyak sebesar 233 warga yaitu sebagian besar adalah ibu rumah
tangga.
Berdasarkan Pekerjaan
2% 16%
Karyawan Swasta
Petani
11%
PNS
71% Tidak Bekerja
d. Kelompok umur
Dari data-data di atas jumlah kelompok dewasa sebanyak 458 orang
dengan laki-laki sejumlah 216 orang dan perempuan sebanyak 242
orang. Dari data diatas dikelompokkan menjadi 4 yaitu kelompok
umur (25-29 tahun) sebanyak 103 orang dengan laki-laki sebanyak 50
orang dan perempuan sebanyak 53 orang. Kelompok umur (30-34
tahun) sebanyak 129 orang dengan laki-laki sebanyak 59 orang dan
perempuan 70 orang. Kelompok umur (35-39 tahun sebanyak 109
orang dengan laki-laki 53 orang dan perempuan 56 orang. Kelompok
umur (40-44 tahun) sebanyak 117 orang dengan laki-laki sebanyak 54
orang dan perempuan 63 orang.
70
59 63
53 53 56 54
50
17
e. Agama
Berdasarkan data yang diperoleh didapatkan hasil bahwa warga
dewasa yang beragama Islam sebanyak 1.139 orang, beragama Kristen
39 orang, dan beragama Katholik 29 orang.
f. Status perkawinan
Sebanyak 701 orang berstatus menikah, sebanyak 26 orang cerai
hidup, sebanyak 60 orang cerai mati.
g. Bahasa
Warga menggunakan bahasa jawa untuk bahasa sehari-hari. Warga
juga dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan
baik. Prevalensi warga yang menggunakan bahasa Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari sebanyak 5% sedangkan yang dengan bahasa
jawa sebanyak 95%.
h. Budaya masyarakat sekitar
Dalam aktivitas sehari-hari warga menggunakan bahasa jawa.
Mengenai masalah kesehatan warga mendatangi posyandu terdekat
atau membeli obat di warung/apotik jika memiliki masalah kesehatan,
selain itu dewasa juga terbiasa mengobati sakitnya dengan cara
melakukan kerokan, pijat, minum jamu, menggunakan koyo, dll.
2. Kajian winshield survey
a. Batas wilayah
Batas wilayah utara RW 07 adalah monumen lemah abang, batas
wilayah barat adalah area persawahan, untuk batas wilayah Selatan
dibatasi oleh jalan raya karang jati, batas wilayah timur dibatasi oleh
jalan raya lemah abang.
b. Pembagian wilayah
Wilayah RW 07 dibagi menjadi 7 RT yaitu RT 01, RT 02, RT 03, RT
04, RT 05, RT 06, RT 07.
c. Kondisi perumahan
18
Perumahan warga renggang dengan diselingi kebun, pemukiman
warga terlihat sebagian besar bersih dan sebagian kecil sedikit
kumuh.Perumahan warga sebagian besar bertingkat satu dengan lantai
keramik dan bangunan permanen.
d. Kondisi lingkungan
Lingkungan cukup bersih, rumput liar di lingkungan rumah warga
banyak tumbuh, akses jalan memadai dan tidak sulit ditempuh.
e. Observasi terhadap keadaan lingkungan dan perilaku masyarakat
Perilaku masyarakat guyup rukun namun ada sebagian
perumahanindividualis.Warga mengikuti kumpulan rutin yang
dilakukan di rumah warga secara bergantian. Kerja bakti dilakukan
secara spontan dan tidak terjadwal.
f. Tanda kerusakan
Tidak ada tanda kerusakan rumah/jalan/fasilitas umum di lingkungan
RW 07
g. Area rekreasi
Di wilayah RW 07 tidak ada tempat rekreasi.
h. Tempat umum (sarana ibadah)
Terdapat sarana ibadah untuk agama Islam yaitu masjid dan mushola
di setiap RT.
i. Pertokoan/pasar
Didaerah lingkungan RW 07 ada toko-toko kecil di rumah warga, ada
warung-warung makan di pinggir jalan raya, dan ada alfamart di
lingkungan RW 07
j. Transportasi
Warga menggunakan alat transportasi yaitu kendaraan bermotor,
beberapa warga ada yang memiliki mobil, dan ada yang menggunakan
transportasi umum seperti angkot.
k. Pusat pelayanan sosial dan kesehatan
Wilayah RW 07 memiliki pelayanan kesehatan yaitu 2x posyandu,
wilayah RT 1 – RT 5 yaitu posyandu sikunir, RT 6 dan RT 07 yaitu
19
posyandu talun. Di wilayah RW 07 belum ada posbindu, namun
terdapat perkumplan lansia bernama Usila yaitu perkumpulan para
lansia yang berisi arisan dan belum ada pelayanan kesehatan
didalamnya.
l. Pos bencana/perlindungan
Belum terdapat pos bencana/perlindungan di RW 07 Bergas Lor
3. Kajian 8 elemen sub system keperawatan komunitas
a. Fisik dan lingkungan perumahan
1) Bunyi bising, bau, debu, dan lain-lain berkaitan dengan masalah
pencemaran
Diwilayah RW 07 terdengar bunyi bising kendaraan bagi
rumah warga yang berada di pinggir jalan raya, rumah warga yang
dilingkungan dalam cukup tenang.
Di lingkungan rumah warga tidak terdapat bau yang
menyengat, ada tempat pembuangan sampah (TPS) tetapi jaraknya
cukup jauh dari pemukiman warga sehingga baunya tidak
mengganggu. Pengelolaan sampah sudah dikelola oleh Lembaga
Ketahanan Masyarakat Kelurahan (LKMK), warga yang membuang
sampah sembarangan akan dikenakan sanksi berupa denda.
Setiap rumah sudah memiliki jamban sendiri-sendiri, jenis
jamban yang dipakai rata-rata yaitu leher angsa dan setiap rumah
memiliki pembuangan tinja/kotoran (saptictank) sendiri-sendiri.
Jarak antara saptictank dengan sumber air rata-rata 10-15 m. Untuk
pembuangan limbah rumah tangga di RW 07 masih dibuang di
selokan dan juga sebagian ada yang memiliki resapan air sendiri.
2) Kondisi pemukiman
Pemukiman tidak kumuh, cukup bersih.Masih banyak rumah
yang masih diselingi kebun dan area persawahan, rata-rata kondisi
pemukiman di RW 07 berkondisi baik. Rumah-rumah warga sudah
bangunan permanent, mayoritas berkeramik, ada beberapa yang
20
masih pakai jubin (plester), atapnya berupa genteng dan setiap
rumah memiliki jendela yang dibuka setiap hari.
3) Sanitasi
a) Penyediaan air bersih
Terdapat sarana air bersih di setiap rumah bersumber dari
PDAM dan sumur.
b) Penyediaan air minum
Mayoritas warga mengkonsumsi air minum yang dimasak
sendiri, ada beberapa warga yang kadang mengkonsumsi air
minum instan (galon).
c) Penggunaan jamban
Di setiap rumah sudah menggunakan jamban sehat yaitu
jongkok. Setiap rumah sudah memiliki pembuangan
tinja/kotoran (saptictank) sendiri disetiap rumah.
d) Sarana pembuangan air limbah
Pembuangan air limbah rumah tangga sebagian besar dialirkan
ke area persawahan/selokan dan ada yang dialirkan di resapan
tanah.
e) Pengelolaan sampah
Pengelolaan sampah sudah dikelola oleh Lembaga Ketahanan
Masyarakat Kelurahan (LKMK), ada tempat pembuangan
sampah (TPS) sendiri, warga iuran wajib untuk LKMK
sebanyak 10.000 rupiah setiap bulannya, warga yang membuang
sampah sembarangan atau membakar sampah akan dikenakan
sanksi berupa denda.
f) Polusi udara, air, tanah atau suara kebisingan
Daerah RW 07 termasuk ke dalam daerah semi perkotaan yang
sudah mulai tercemar udaranya karena polusi dari kendaraan
dan bau pestisida dari sawah, tanah didaerah RW 07 rata-rata
subur.
21
g) Sumber polusi
Sumber polusi di RW 07 disebabkan oleh polusi kendaraan,
asap pembakaran sampah.
b. Pendidikan
1) Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan terakhir kelompok dewasa yang terdapat di
RW 07 berbagai macam. Sebanyak 117 warga (25%) di RW 07
tidak menempuh pendidikan/tidak sekolah, Sebanyak 31 warga
dewasa (7%) tidak tamat SD, sebanyak 96 warga dewasa (21%)
tamat SD, sebanyak 81 warga dewasa (18%) tamat SMP, 101
(22%) tamatan SLTA dan sebanyak 3 warga dewasa (0%) tamatan
Diploma I/II, sebanyak 26 warga dewasa (6%) Diploma
IV/Sarjana, sebanyak 3 orang (1%) Strata II/S2. Namun prevalensi
pendidikan terakhir warga dewasa di RW 07 yang terbanyak adalah
tidak menempuh pendidikan sebanyak 161 warga.
Berdasarkan Pendidikan
0% 1%
Tidak Sekolah
6%
Tidak Tamat SD
25%
Tamat SD
22%
Tamat SMP
7% Tamat SLTA
Tamat DI/DII
18%
21% Tamat D IV/SI
Tamat S II
22
baik. Prevalensi warga yang menggunakan bahasa Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari sebanyak 5% sedangkan yang dengan bahasa
jawa sebanyak 95%.
c. Keamanan dan transportasi
1) Jenis kriminalitas yang ada
Tidak ada tindakan kriminalitas di wilayah RW 07Bergas Lor
2) Sistem keamanan lingkungan
Pelayanan keamanan yang ada di RW 07 yaitu pos kampling yang
berada di setiap RT. Sistem keamanan lingkungan dilakukan
kegiatan pos ronda setiap malam tetapi masih kurang efektif karena
kadang tidak berjalan.
3) Penanggulangan bencana
Tidak ada layanan/sistem penanggulangan bencana di wilayah RW
07 Bergas Lor
4) Penanggulangan kebakaran
Tidak ada layanan/sistem penanggulangan kebakaran di wilayah
RW 07 Bergas Lor
5) Kondisi jalan
Sebagian besar kondisi jalan di wilayah RW 07sudah cukup baik
dan beraspal sertatidak terdapat banyak kerusakan.
6) Jenis transportasi yang dimiliki/digunakan masyarakat
Warga RT 07 menggunakan alat transportasi yaitu kendaraan
bermotor. Beberapa warga ada yang memiliki kendaraan roda 4
yaitu mobil dan ada yang mengunakan transportasi umum.
7) Sarana transportasi umum
Sebanyak 66 orang menggunakan kendaraan sendiri sebagai
transportasi, sebanyak 7 orang menggunakan angkutan umum,
tidak ada yang menggunakan bus, becak, maupun andong.
23
Sarana Transportasi
0%
0% 0%
Transportasi ke pelayanan
kesehatan
Sepeda Motor
7%
Angkutan umum
15%
Mobil
Sepeda
78% Andong
Jalan kaki
24
Penyakit satu tahun terakhir
3% 1%
6%
ISPA
Hipertensi
Asam urat
38% 52%
DBD
TBC
16%
Ya
Tidak
84%
12%
Tidak
Ya
88%
25
4) Anggota keluarga yang menjadi kader
Ada 10 warga di RW 07 yang menjadi kader bayi balita, 0 warga
menjadi kader lansia, 0 warga kader KB. 10 warga tersebut aktif
mengikuti kegiatan kader.
5) KB
Berdasarkam data yang didapatkan dari hasil pengkajian di RW 7
didapatkan hasil :
1. Pasangan Usia Subur (PUS)
Sebanyak 36 pria dewasa (49%) dan 37 wanita dewasa (51%)
warga dewasa di RW 7 merupakan pasangan usia subur.
PASANGAN USIA SUBUR
51% 49%
2. Akseptor KB
Sebanyak 25 wanita dewasa (69%) menjadi akseptor KB.
Sebanyak 12 wanita (31%) tidak menjadi akseptor KB
26
AKSEPTOR KB
Ya Tidak
31%
69%
3. Jenis Kontrasepsi
23 wanita dewasa (92%) menggunakan kontrasepsi suntik,
sedangkan 2 (8%) orang menggunakan kontrasepsi kondom.
JENIS KONTRASEPSI
Kontrasepsi Suntik Kontrasepsi Kondom
8%
92%
4. Pelayanan KB
Sebanyak 25 orang memperoleh pelayanan KB dari praktik
bidan.
5. Keluhan KB
Sebanyak 25 orang memliki keluhan menggunakan KB.
Sebanyak 10 orang mengalami pusing, 9 orang mengalami
haid terganggu dan 6 orang mengalami mual.
KELUHAN KB
Pusing Haid terganggu Mual 4th Qtr
24%
40%
36%
27
7. Peran suami dalam penggunaan alat kontrasepsi
25 suami mendukung penggunaan alat kontrasepsi.
informasi kesehatan
3%
TV
8%
Puskesmas
10%
Edaran dan
52% pengumuman
27%
Radio
Koran
e. Ekonomi
1) Komposisi pekerjaan
Prevalensi warga dewasa yang bekerja di RW 07 sebanyak 1.205
warga dengan pekerjaan terbanyak adalah sebagai karyawan swasta
1.025 warga, diikuti oleh petani sebanyak 156 warga, kemudian
PNS sebanyak 24 warga. Untuk prevalensi warga dewasa yang
tidak bekerja juga banyak sebesar 233 warga yaitu sebagian besar
adalah ibu rumah tangga.
2) Jumlah pengangguran
Jumlah warga dewasa yang tidak bekerja juga banyak sebesar 233
warga yaitu sebagian besar adalah ibu rumah tangga.
3) Sejauh mana ekonomi mempengaruhi kesehatan kelompok
28
Warga RW 07 ekonomi penting untuk menunjang kesehatan
masyarakat namun warga tidak mempermasalahkan biaya karena
sudah memiliki kartu BPJS dan KIS yang meringankan warga.
4) Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan (sesuai UMR Kabupaten
Semarang)
Rata-rata penghasilan per-bulan > Rp. 1.500.000 s/d 2.500.000.
5) Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
Rata-rata jumlah pengeluaran per bulan lebih dari Rp. 500.000,00
4. Kajian masalah kesehatan yang ada di komunitas
a. Kebutuhan Nutrisi
Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil pengkajian di RW 7
didapatkan hasil:
1) IMT
Sebanyak 59 (81%) warga dewasa di RW 7 memiliki IMT dalam
batas normal dalam rentang 18-24. Sebanyak 6 (9%) warga dewasa
memiliki IMT > dari batas normal. Sebanyak 8 (10%) warga
dewasa memiliki IMT <batas normal.
Kurang IMT
10%
Lebih
9%
Normal
81%
29
Frekuensi makan dalam sehari
2x sehari
38% 3x sehari
62%
19%
36%
45%
30
Konsumsi lauk pauk
Sering Kadang-kadang
25%
75%
21%
33%
30%
16%
6) Konsumsi sayur-sayuran
Sebanyak 59 (81%) warga dewasa sering mengkonsumsi sayur 2/3
dari ½ piring.Jenis sayur-sayuran yang sering dikonsumsi yaitu
berupa bayam, kol, sawi, kacang-kacangan, wortel,tauge dan
terong. Sebanyak 14 (19%) mengkonsumsi sayur-sayuran ¼ dari 1
piring.
31
Konsumsi sayur-sayuran
mengkonsumsi sayur 2/3 dari ½ piring
mengkonsumsi sayur-sayuran ¼ dari 1 piring
19%
81%
7) Konsumsi buah-buahan
Sebanyak 48 (65%) warga dewasa kadang-kadang mengkonsumsi
buah-buahan. Sebanyak 18 (25%) warga dewasa sering
mengkonsumsi buah, dengan jenis buah pisang,papaya dan jeruk.
Sebanyak 7 (10%) warga dewasa jarang mengkonsumsi buah.
Konsumsi buah-buahan
Sering Kadang-kadang Jarang
9%
25%
66%
32
Cara penyimpanan
makanan
terbuka kadang terbuka tertutup
15%
51% 34%
19% 11% 6%
64%
33
Cara pengolahan makanan
dicuci-dipotong-masak dipotong-cuci-masak
potong-masak lain-lain
10%
20% 30%
40%
45%
55%
34
Kebiasaan konsumsi kopi
2 x sehari 2 hari sekali
42%
58%
47%
53%
Sering Kadang
30%
70%
35
15) Konsumsi makanan berlemak
Sebanyak 53 (73%) warga suka mengkonsumsi makanan berlemak
dengan jenis makanan seperti gorengan, jeroan, dan masakan
bersantan. Sebanyak 20 (27%) warga tidak suka mengkonsumsi
makanan berlemak.
27%
73%
12%
88%
36
sebanyak 25 (34%) mengkonsumsi air putih rata-rata 2 botol aqua
besar (3 liter per hari).
Olahraga
Jarang Sering Kadang-kadang
20%
25% 55%
37
Sebagian besar bapak-bapak yang berolahraga bermain badminton
di malam hari 1x seminggu sebanyak 22 (30%), 2x seminggu
sebanyak 33 (45%) dan 3x seminggu sebanyak 25 (25%) dalam
seminggu dan ibu rumah tangga dan pekerja pada hari minggu
jarang berolahraga karena kesibukan mengurus keluarga dan
istirahat rehat kerja
olahraga
jenis olahraga
20% badminton
sepak bola
51%
29% jalan santai
38
4) Berapa lama waktu yang sering digunakan dalam berolahraga
Untuk olahraga badminton biasanya durasi nya 2-3 jam sebanyak
20 (27%) 1-2 jam sebanyak 18 (25%),untuk 60 menit sebanyak 20
(27%) dan 30 menit sebanyak 15 (21%) untuk aktivitas fisik lainya
tidak bisa di kalkulasikan
lama olahraga
21%
27% 30 menit
60 menit
1-2 jam
27% > 2 jam
25%
27%
tidak
ya
73%
39
Sebagian besar waktu luang di gunakan untuk berkumpul dengan
keluarganya, sebanyak 36 (49%) dan ada sebagian yang
memanfaatkan waktu luangnya untuk berkebun sebanyak 10 (14%)
dan melakukan kegiatan rumah tangga sebanyak 27 (37%)
berkumpul
37%
49% berkebun
kegiatan
14% rumah tangga
40
aktivitas berat
34%
ya
tidak
66%
transportasi
59% berjalan
41
kebiasan tidur
25%
6-8 jam
>8 jam
75%
3. Lama tidur siang dari keluarga yang tidur siang sebanyak 55 (75%)
keluarga tidur siang selama 2-3 jam dan 18 (25%) keluarga tidur
siang selama 1 jam.
tidur siang
25%
2-3 jam
1 jam
75%
42
d. Kebutuhan Istirahat Tidur
Berdasarkan data yang didapat dari pengkajian di RW 7
didapatkan hasil 79% keluarga yang tidur siang dan malam dan 21%
keluarga yang tidur malam saja. 25% keluarga tidur malam selama 6-8
jam dan 75% keluarga >8 jam. Dari 80% keluarga yang tidur siang dan
malam sebanyak 75% keluarga tidur siang selama 2-3 jam dan 25%
keluarga tidur siang selama 1 jam.
21%
79%
Hipertensi
Ya Tidak
5%
94%
43
2) Lama Menderita Hipertensi
Lama Hipertensi 1-2 Tahun : 17 orang (61%)
Lama Hipertensi 3-5 Tahun : 7 orang (25%)
Lama hipertensi >5 tahun : 4 orang (14%)
Lama Hipertensi
14%
25%
61%
3) Konsumsi Obat HT
Pasien yang mengkonsumsi obat HT : 12 orang (43%)
Paisen yang tidak mengkonsumsi HT : 16 orang (57%)
Konsumsi Obat HT
Ya Tidak
43%
57%
44
Sebanyak 13 (87%) warga baru mengetahui bahwa dirinya
memiliki kadar gula darah diatas normal setelah dilakukan
skrining kesehatan.
kesadaran hipertensi
sudah mengetahui baru mengetahui
14%
86%
87%
Pemeriksaan Rutin
Ya Tidak
5%
95%
6) Diabetes
Didapatkan data warga yang menderita diabetes mellitus
sebanyak 6 orang (1%). Pemeriksaan gula darah dilakukan 1-3
45
kali dalam satu tahun.Warga yang menderita diabetes
melakukan pengobatan dari obat dokter maupun obat herbal
seperti jus kacang panjang dan singkong rebus.
YA TIDAK
1%
99%
Pengobatan Diabetes
Obat Komplementer
17%
83%
8) Asam Urat
Didapatkan data terdapat 4 orang (0,87%) warga yang
menderita asam urat di sudah menderita asam urat selama 1
tahun. Warga melakukan pengecekan asam urat 1-3 kali dalam
setahun. Warga melakukan pengobatan untuk asam urat dari
dokter umum setempat dan beberapa dibiarkan tidak diobati.
Asam Urat
Asam Urat Tidak Asam Urat
1%
46
99%
9) Berapa lama mengidap penyakit asam urat
Lama AU 1-3 tahun : 3 orang
Lama AU 3-5 tahun : 1 orang
Lama AU >5tahun :-
40%
60%
25%
75%
11) Kolesterol
Didapatkan data bahwa 1 warga menderita penyakit kolesterol.
47
KOLESTEROL
Ya Tidak
0%
100%
30%
70%
48
13) Skrining kesehatan online (mobile-JKN)
Sebanyak 448 warga tidak mengetahui adanya pelayanan
mobile-JKN dan sebanyak 10 warga mengetahui adanya
pelayanan mobile-JKN.
Pengetahuan Mobile-JKN
Mengetahui Tidak mengetahui
2%
98%
pengecekan kesehatan
Puskesmas Bidan Desa Dokter Keluarga Mantri
14%
27%
18%
41%
49
yang merokok didalam rumah serta menghabiskan ±1 bungkus
rokok dalam sehari.
15%
85%
Lama Merokok
1-2 tahun 3-5 tahun >5 tahun
14%
24%
62%
50
batang rokok
yangdikonsumsi/hari
<5 batang 5-10 batang >10 batang
21%
31%
48%
Kebiasaan Merokok
Didalam Ruang Diluar Ruang
28%
72%
51
Dewasa laki-laki merokok
Merokok Tidak merokok
15%
85%
52
B. ANALISA DATA
NO DATA MASALAH KEPERAWATAN
1 Data Primer :
a. Data angket : Kesiapan Meningkatkan Literasi
- Masalah yang dialami populasi yaitu : Dari hasil pengkajian dengan menggunakan Kesehatan
kuisioner terhadap komunitas dewasa di RW 07 Kelurahan Bergas Lor, didapatkan
hasil bahwa sebanyak 28 (5%) orang dewasa mengidap penyakit Hipertensi, 6 orang
(1%) mengidap penyakit diabetes, 4 orang (1%) menderita penyakit asam urat.
- Sebanyak 4 orang (1%) warga yang menderita asam urat melakukan pemeriksaan
kadar asam urat 1-3 kali dalam setahun dan beberapa hanya dibiarkan saja.
- Sebanyak 6 orang (1%) warga yang menderita diabetes melakukan pemeriksaan
kadar gula darah 1-3 kali dalam satu tahun
- Sebanyak 51 orang (70%) warga tidak melakukan pengecekan kesehatan secara
berkala seperti pemeriksaan tekanan darah, kolesterol, asam urat, gula darah
- Sebanyak 448 warga (98%) tidak mengetahui fasilitas pelayanan mobile-JKN
b. Data wawancara :
- Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua RT dan ketua RW didapatkan hasil
bahwa tidak adanya program posbindu, masyarakat kurang sosialisasi tentang
program kesehatan dari pemerintah. Mereka lebih sering memeriksakan ke dokter
keluarga jika sakit.
- Dari wawancara yang kami lakukan kepada warga di RW 07, Warga mengatakan
tidak ada program posbindu. Warga juga terbiasa mengobati sakitnya dengan cara
melakukan kerokan, pijat, minum jamu, membeli obat di apotik, menggunakan
koyok. Jika sakit yang dirasakannya tidak kunjung sembuh, mereka baru
membawanya ke rumah sakit. Kader kesehatan di RW 07 ada 7 orang namun di RT 3
dan 4 tidak ada kader kesehatan.
c. Data Observasi:
- Berdasarkan hasil observasi yang didapat tampak kegiatan warga sehari-hari bekerja
1
sebagai karyawan swasta di pabrik 1.025 (71%), pulangnya sore menjelang malam,
warga yang tidak bekerja sebanyak 233 (16%)
- Tampak akses ke pelayanan kesehatan cukup dekat dan cukup mudah dijangkau
menggunakan kendaraan atau transportasi umum.
2. Data Primer : Perilaku kesehatan cenderung
a. Data angket beresiko
- Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan hasil bahwa sebanyak 33 (45%) warga
dewasa sering mengkonsumsi makanan cepat saji, 42 (58%) warga mengkonsumsi
kopi 2x sehari, sebanyak 39 (53%) warga suka mengkonsumsi makanan asin,
sebanyak 22 (30%) warga suka makanan manis, 53 warga (73%) warga suka
mengkonsumsi makanan berlemak, dan sebesar 64 (88%) warga dewasa
menggunakan penyedap rasa dalam menu masakannya. Selain itu sebesar (55%)
warga jarang berolahraga, sebanyak 48 (66%) warga kurang mengkonsumsi air putih,
sebesar 43 (59%) warga menggunakan sepeda motor untuk menempuh jarak 100
meter, dan sebesar 29 (85%) warga dewasa merokok. Sebanyak 51 warga (70%)
warga tidak melakukan pengecekan kesehatan secara berkala seperti pemeriksaan
tekanan darah, kolesterol, asam urat, gula darah.
b. Data wawancara
- Berdasarkan hasil wawancara dengan warga, didapatkan hasil bahwa warga
mengkonsumsi makanan cepat saji karena lebih praktis dan cepat mengingat
kesibukan warga yang bekerja di pabrik dan harus mengurus kegiatan rumah. Warga
dewasa juga banyak mengkonsumsi kopi, makanan asin, manis, dan penggunaan
penydap rasa karena sudah terbiasa dan apabla tidak ada rasanya makanan akan terasa
hambar. Warga mengatakan suka mengkonsumsi makanan berlemak seperti gorengan
dan jeroan. Warga juga kurang konsumsi air putih saat bekerja dan hanya sedikit
warga yang melakukan olahraga. Hal ini karena pekerjaan warga yang dirasa sudah
membutuhkan aktifitas fisik sehingga warga sudah merasa cukup olahraga dan
aktifitas. Warga juga banyak memilih menggunakan motor untuk bepergian meski
2
jarak dekat karena lebih cepat dan efektif.
c. Data Observasi
- Berdasarkan hasil observasi tampak banyak warga yang masih merokok di dalam
ruangan maupun di lingkungan luar.
- Tampak dirumah warga ada persediaan makanan cepat saji seperti mie instan
- Tampak warga ketika pulang bekerja membawa makanan dari luar seperti gorengan
3
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA
EVALUASI
KEP. TUJUAN & KRITERIA HASIL RENCANA INTERVENSI IMPLEMENTASI
PROSES
KOMUNITAS
00215 Kesiapan (2701) Status kesehatan Pengembangan kesehatan komunitas
Meningkatkan komunitas A. Empowerment (Pemberdayaan):
Literasi Definisi : 1. Sosialisasi Aplikasi JKN Mobile
Kesehatan Keadaan umum kesejahteraan
2. Pelatihan kader kesehatan
masyarakat atau populasi.
Setelah dilakukan intervensi 3. Meningkatkan partisipasi
keperawatan komunitas selama 6 masyarakat untuk aktif berkegiatan.
minggu diharapkan : 4. Bantu kader mengidentifikasi
1. Status kesehatan orang dewasa kebutuhan atau masalah kesehatan
dari skala 2 (cukup baik) didalam komunitas dewasa
ditingkatkan ke skala 3(baik)
2. Tingkat partisipasi dalam
B. Partner Ship
program kesehatan komunitas
dari skala 2 (cukup baik) 1. Bekerjasama dengan bidan desa
ditingkatkan ke skala 3(baik) dalam pembentukan kader.
3. prevalensi program peningkatan 2. Melibatkan tokoh masyarakat setiap
kesehatan ditingkatkan dariskala melakukan kegiatan.
2 (cukup baik) ditingkatkan ke 3. Berkolaborasi dengan kader dalam
skala 3(baik) menggembangkan program
4. angka penyakit kronis
kesehatan dewasa
ditingkatkan dari skala 2(cukup
baik) ditingkatkan ke skala
3(baik) C. Pendidikan Kesehatan
i. Sosialisasi program “PAK MIJAN”
4
Program persiapan musim hujan
2807 ii. Sosialisasi Program BKKBN
Keefektifan skreening komunitas iii. Siapkan peralatan dan perlengkapan
Definisi :
untuk memberikan pembelajaran
Kualitas tindakan komunitas untuk
menyaring anggota dengan risiko
kesehatan potensial atau kondisi D. Proses Kelompok
presimtomatik 1. Senam Germas
Setelah dilakukan intervensi 2. Penambahan Kader Kesehatan
keperawatan komunitas selama 6
minggu diharapkan :
1. identifikasi kondisi beresiko
tinggi yang umum di komunitas
dari skala 1 ( buruk) ditingkatkan
ke skala 2 (cukup baik)
2. pemilihan skrining difokuskan
pada deteksi dini ditingkatkan
dari skla 2 (cukup baik) ke skala
3 (baik)
3. pendidikan kepada anggota
komunitas akan pentingnya
skrining ditingkatkan dari skala 2
(cukup baik) ke skala 3 (baik)
5
beresiko kekuatan, dan minat melalui kepada kader masyarakat/warga
berhubungan kepatuhan yang disadari pada mengenai pengetahuan tentang
dengan kebiasaan kesehatan harian dan perilaku kesehatan cenderung
pencapaian diri upaya untuk mengurangi atau
beresiko
yang rendah meminimalisir.
Setelah dilakukan intervensi 3. Melibatkan keluarga untuk
keperawatan komunitas selama 6 mendukung perubahan perilaku
minggu diharapkan : klien yang tidak sehat
d. Mengenali kebutuhan untuk
menyeimbangkan aktivitas- 2. Partner Ship
aktivitas dari skala 2 (jarang 4. Kolaborasi dengan bidan desa
dilakukan) ditingkatkan ke skala
dalam pelakasanaan skrinning
3 (kadang-kadang dilakukan)
e. Mencari informasi tentang kesehatan
strategi untuk aktivitas hidup 5. Kerjasama dengan kader,
yang seimbang dari skala 2 pegawai puskesmas dan tokoh
(jarang dilakukan) ditingkatkan masyarakat dalam
ke skala 3 (kadang-kadang pengembangan program terkait
dilakukan) dengan perilaku kesehatan
f. Mengidentifikasi sumber utama
cenderung berisiko
stress dari skala 2 (jarang
dilakukan) ditingkatkan ke skala
3 (kadang-kadang dilakukan) 3. Pendidikan Kesehatan
1. Mengadakan Sosialisasi skrinning
kesehatan minimal
2. Memberikan pendidikan kesehatan
tentang bahaya merokok, ajarkan
6
strategi yang mungkin dapat
digunakan untuk melawan kebiasaan
yang cenderung beresiko
3. Ajarkan strategi yang dapat menolak
perilaku yang tidak sehat atau
beresiko dari pada memberikan
saran untuk menghindari atau
mengubah perilaku
4. Proses Kelompok
1. Kerja Bakti
2. Mengidentifikasi faktor internal atau
faktor eksternal yang dapat
meningkatkan atau mengurangi
motivasi untuk datang pelayanan
kesehatan.
3. Membuat kelompok kecil yang
terdiri dari beberapa dewasa yang
mempunyai permasalahan atau
penyakit yang sama.
7
E. PLAN OF ACTION PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS RW 07 KELURAHAN BERGAS LOR
MASALAH
KEGIATAN SASARAN WAKTU TEMPAT DANA PJ
KESEHATAN
Kesiapan JKN Mobille Warga Minggu, 4 Rumah Ibu RT Mandiri Kiki Devianti
meningkatkan 1. Sosialisasi aplikasi JKN Dewasa Rw Agustus 2019 04 Rw 07 Devi Anis
literasi mobile 07 Pukul 15.00 (Acara PKK) Ramonda
kesehatan 2. Demonstrasi penggunaan Kelurahan WIB
JKN mobile Bergas Lor
3. Skrinning kesehatan (Yang
melalui JKN Mobile memiliki
handphone
Android)
Pelatihan Kader Kesehatan Kader Sabtu, 27 Juli Mandiri Nina Ardiyanti
1. Pendidikan kesehatan kesehatan 2019 Ulvi Rizky
2. Perekrutan kader Rw 07 Pukul 15.00 Eristiyani
3. Demontrasi penyusunan
laporan hasil kegiatan
4. Partnership dengan bidan
desa,kelurahan dan
puskesmas bergas
8
Perilaku Sosialisasi Skrining Cek Warga Minggu, 28 Mandiri Ana Mulyana
kesehatan Kesehatan Dewasa Rw Juli 2019 Wiwik
cenderung 1. Sosialisasi skrining 07 Pukul 07.00 Wulandari
berisiko kesehatan minimal Kelurahan WIB
2. Melakukan screening Bergas Lor
kesehatan: TB, BB, IMT,
Lingkar perut, lingkar
lengan
3. Cek kesehatan:
Tekananan darah, nadi,
suhu, respirasi, asam urat,
gula darah.
4. Senam germas
Program “PAKMIJAN” Warga Jum’at, 2 Mandiri Ika Pramulya
(persiapan musim hujan) Dewasa Rw Agustus 2019 Sutarto
1. Membentuk program 07 Pukul 15.00 Julio Armando
JUMANTIK Kelurahan WIB PD
2. Pemberdayaan masyarakat Bergas Lor
untuk gotong royong
membersihkan lingkungan
9
LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT DEWASA
SOSIALISASI JKN MOBILE DI KELURAHAN
Disusun Oleh
Penanggung Jawab:
FAKULTAS KEPERAWATAN
2019
10
PRE PLANNING KEGIATAN JKN MOBILE
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi semakin pesat,
jumlah pengguna smartphone di Indonesia kini diperkirakan mencapai lebih
dari 100 juta orang yang sebagian besar aktif menggunakan mobile
application. Tercatat pengguna aplikasi ponsel pintar sudah mencapai 93 juta
orang atau 32% dari total populasi masyarakat Indonesia.
Melihat semakin banyak masyarakat yang menggunakan perangkat
tersebut, BPJS Kesehatan pun tak ketinggalan. Dalam rangka meningkatkan
pelayanan terhadap peserta dan calon peserta Jaminan Kesehatan Nasional-
Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), BPJS Kesehatan menyediakan aplikasi
Mobile JKN.
Aplikasi Mobile JKN ini merupakan tranformasi layanan digital BPJS
Kesehatan yang semula dilakukan di Kantor Cabang atau Fasilitas Kesehatan.
Dengan layanan digital ini masyarakat dapat memperoleh informasi dan
layanan di mana saja dan kapan pun tanpa batasan waktu (self service). Selain
itu aplikasi ini juga menyediakan kartu KIS Digital, sehingga peserta yang
lupa membawa fisik kartu KIS dapat menggantinya dengan menunjukkan
kartu KIS Digital yang terdapat di Mobile JKN untuk mendapatkan pelayanan
di fasilitas kesehatan.
Saat ini tercatat pengguna aplikasi Mobile JKN versi Android sebanyak
lebih dari 1.557.240 user dan aplikasi Mobile JKN versi iOS sebanyak lebih
dari 60.265 user. Angka tersebut akan meningkat dari waktu ke waktu. BPJS
Kesehatan optimis aplikasi Mobile JKN dapat dimanfaatkan oleh seluruh
masyarakat Indonesia sehingga kemudahan mendapatkan layanan JKN-KIS
bukan hanya milik masyarakat di perkotaan saja namun milik masyarakat di
seluruh pelosok wilayah Indonesia.
Semua peserta JKN-KIS kini semakin dimudahkan karena tidak perlu
lagi untuk datang dan mengantri ke kantor cabang maupun kantor kabupaten
11
untuk melakukan pengurusan administrasi. Untuk menggunakan aplikasi
Mobile JKN syaratnya sangat mudah, hanya perlu mengunduh aplikasi
melalui Google Play Store dan Apple Store. Setelah aplikasi itu terpasang,
peserta harus melakukan registrasi pada menu yang tersedia di aplikasi
Mobile JKN. Setelah berhasil, peserta bisa masuk dalam aplikasi dan
memanfaatkan semua fitur yang tersedia.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan sosialisasi JKN Mobile diharapkan warga
RW 07 dapat menggunakan aplikasi JKN Mobile secara mudah dan
efisien.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mendownload aplikasi JKN Mobile
b. Mampu mengaplikasikan JKN Mobile melalui smartphone yang
dimiliki
c. Mampu mengakses layanan BPJS melalui JKN Mobile seperti cek
tagihan, cetak kartu e-ID, skrining kesehatan, ubah data, cek virtual
akun.
C. Sasaran
Sasaran ditujukan pada masyarakat yang memiliki BPJS/ASKES/KIS dan
Smartphone.
D. Pengorganisasian Acara
1. Penanggung Jawab : Devi Anis Ramonda, Kiki Devianti
2. Pemateri : Devi Anis Ramonda, Kiki Devianti
3. Moderator : Ana Mulyana
4. Fasilitator :
1. Rizky Agus M 4.Ika P S.
2. Tri Yoga Astianta 5. Ulfi Rizky
3. Wiwik Wulandari 6.Nina A
4. Julio Armando
12
E. Waktu dan Tempat
Waktu : Jumat , 16 Agustus 2019
Pukul : 09.00 WIB-selesai
Tempat : Aula TPQ Darul Ulum Rt.05 Rw. 07 Sikunir, Bergas Lor
13
H. Setting Tempat
Layar
Fasilitator Penyuluh
I. Susunan Acara
Tahap Kegiatan Waktu
Pembukaan Mengucapkan Salam 10 menit
Menyampaikan maksud dan tujuan
pertemuan sesuai kontrak waktu
Proses Melakukan sosialisasi tentang JKN 40 menit
Mobile
Menjelaskan manfaat JKN Mobile
Menjelaskan cara mendownload
JKN Mobile dengan BPJS
Demonstrasi dengan menggunakan
aplikasi JKN Mobile
Mengajak warga untuk melakukan
skrining dengan aplikasi JKN
Mobile
Penutup Evaluasi hasil sosialisasi JKN 10 menit
14
Mobile
Menutup pertemuan dan
mengucapkan salam
J. Proses Kegiatan
1. Pembukaan
a. Membuat pre-planning kegiatan sosialisasi JKN Mobile
b. Mempersiapkan media dan alat untuk sosialisasi JKN Mobile
2. Penyajian
a. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Masyarakat RW 07 diharapkan datang ke lokasi sosialisasi
2) Sosialisasi manfaat dan keuntungan menggunakan JKN Mobile
3) Menjelaskan apa saja fitur-fitur layanan yang ada pada JKN
Mobile
4) Menampilkan video mengenai JKN Mobile
5) Membantu cara mendownload JKN Mobile
6) Mendemonstrasikan cara menggunakan JKN Mobile melalui
smartphone
7) Melakukan skrining kesehatan melalui aplikasi JKN Mobile
b. Peserta kegiatan adalah sebagai berikut:
Seluruh warga RW 07
c. Tempat dan Waktu
Sosialisasi JKN Mobile ini dilakukan pada:
Hari dan Tanggal : Jumat, 16 Agustus 2019
Tempat : Aula TPQ Darul Ulum Rt.05 Rw. 07
Waktu : Jam 09.00 – 11.00 WIB
b. Strategi antisipasi
1) Membantu warga dalam melakukan download JKN Mobile di
Play store, sebelum acara dimulai
15
2) Bila ada audien yang mengalami kendala saat mendownload
JKN Mobile akan dibantu oleh fasilitator
3) Bila ada audien tidak mampu mengikuti tata cara menggunakan
JKN Mobile, maka akan dibantu oleh fasilitator
3. Penutup
1) Kegiatan ditutup dengan melakukan evaluasi pada audien mengenai
JKN Mobile
K. Evaluasi
1. Struktur
1) Menyiapkan pre planning
2) Waktu dan tempat pelaksanaan sosialisasi Mobile-JKN telah
disepakati dan ditetapkan
3) Tempat dan perlengkapan acara telah dipersiapkan
4) Materi dan media yang akan digunakan dalam kegiatan Mobile-
JKN telah dipersiapkan
5) Telah terbentuk panitia penyelenggara
6) Surat undangan telah dibuat dan di serahkan pada warga yang
dituju
2. Proses
3. Hasil
16
2) Diharapkan warga mendapatkan kemudahan dalam pelayanan
FASKES dari aplikasi JKN-Mobile.
3) Diharapkan warga mampu menggunakan aplikasi JKN-Mobile
dalam melakukan pemeriksaan kesehatan di berbagai layanan
kesehatan.
4) Jumlah warga yang hadir dalam kegiatan sosialisasi JKN-Monile
berjumlah 14 warga dewasa.
17
EVALUASI HASIL KEPERAWATAN KOMUNITAS
‘SOSIALISASI MOBILE-JKN’
Hasil
Kegiatan Waktu Tempat Sasaran Media Respon Evaluasi Faktor Pj
Masyarakat Pendukung Penghambat
Melakukan Jumat, 16 Aula TPQ Warga Stand Data Subjektif: 1. Ada 14 warga 1. Fasilitator 1. Kesadaran Devi Anis
sosialisasi Agustus Darul RW 07 Banner 1. Warga banyak yang hadir yang masyarakat Ramonda
Mobile-JKN 2019 Pukul Ulum Dusun Brosur yang bertanya dalam acara membantu akan Kiki
meliputi: 09.00 – Rt.05 Rw. Sikunir PPT mengenai sosialisasi jalannya pentingnya Devianti
(cara 11.00 WIB 07. Dusun dan Dusun HP informasi dan Mobile-JKN. kegiatan manfaat
melakukan Sikunir Talun Androi cara 2. Sebanyak 7 skrining BPJS/KIS
download Desa d/iOS menggunakan orang mampu (Rekan masih kurang,
JKN-Mobile, Bergas Aplika Mobile-JKN. menggunakan Sekelompok) dibuktikan
cara Lor si JKN- 2. Beberapa aplikasi JKN- 2. Tersedianya dengan adanya
menggunaka Mobile warga Mobile secara alat dan warga yang
n JKN- mengatakan mandiri. media yang menolak untuk
Mobile sangat 3. Warga yang digunakan hadir dalam
berbasis terbantu hadir dapat dalam acara sosialisasi
18
aplikasi, cara dengan adanya melakukan kegiatan JKN-Mobile
melakukan JKN-Mobile. skrining Sosialisasi 2. Warga
skrining 3. Warga yang kesehatan Mobile-JKN kesulitan dalam
kesehtan sudah dengan 3. Tokoh hadr pada jam
melalui mendownload menggunkan masyarakat 09.00
aplikasi aplikasi aplikasi JKN- (Ketua TPQ) dikarenakan
JKN- mengatakan Mobille. yang banyak warga
Mobile). sangat 4. Warga yang memfasilitasi yang saat itu
menyukai fitur hadir dalam tempat dan masih bekerja.
pelayanan acara mendukung 3. Kurang
terutama untuk sosialisasi jalannya pemahaman
Skrining JKN-Mobile kegiatan warga akan
Kesehatan. dapat sosialisasi manfaat dari
mengikuti Mobile-JKN kartu BPJS
Data Objektif: sampai acara untuk
1. Warga yang seselai. kesehatan.
hadir dalam 4. Ada 5 warga
acara yang tidak
sosialisasi membawa
tampak handphone saat
19
antusias ingin acara osialisasi
segera JKN-Mobile,
mendapatkan sehingga
wawasan informasi yang
tambahan. didapat warga
2. Warga dewasa tidak maksimal.
mengikuti
kegiatan dari
awal hingga
akhir mulai
dari
penyampaian
materi sampai
evaluasi.
3. Sebanyak 7
warga dewasa
sudah
mendownload
aplikasi
Mobile-JKN.
20
RENCANA TINDAK LANJUT KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 07
21
L. Dokumentasi
22
23
24
25
KEPERAWATAN KOMUNITAS
SOSIALISASI MOBILE-JKN
Disusun Oleh :
Kelompok 1
UNGARAN
2019
26
SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN
SOSIALISASI MOBILE-JKN
Topik : Mobile-JKN
C. Metode
27
Metode yang digunakan adalah:
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Ceramah
4. Demonstrasi
E. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kesepakatan dengan warga rw 07 untuk datang menghadiri sosialisasi
Mobile JKN di aula TPQ
b. Kesiapan materi penyaji
c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
2. Evaluasi Proses
a. Klien antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya
b. Klien mampu mengaplikasikan/mendemonstrasikan aplikasi Mobile-
JKN secara mandiri.
3. Mahasiswa
a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
b. Dapat menjalankan perannya sesui dengan tugas
4. Evaluasi Hasil
28
Klien mengerti penjelasan yang telah diberikan oleh penyaji dan mampu
mendownload aplikasi JKN Mobile serta mampu menggunakan aplikasi
tersebut secara bijasaksana.
29
G. Setting Tempat
1. Standar persiapan
2. Fasilitator Penyuluh
3.
2. Standar proses
a. Warga turut menghadiri kegiatan acara sosialisasi JKN-Mobile
b. Warga berhasi mendownload aplikasi Mobile-JKN di playstore dengan
dibantu oleh fasilitator
3. Peserta aktif mengikuti kelangsungan acara
4. Media dan alat bantu dapat digunakan secara efektif
5. Acara dapat berjalan sesuai rencana
6. Standar hasil
a. Diharapkan warga yang hadir dan sudah memiliki/mendownload aplikasi
JKN-Mobile dapat menggunakan aplikasi tersebut secara bijaksana dan
efektif.
b. Diharapkan warga mendapatkan kemudahan dalam pelayanan FASKES
dari aplikasi JKN-Mobile.
c. Diharapkan warga mampu menggunakan aplikasi JKN-Mobile dalam
melakukan pemeriksaan kesehatan di berbagai layanan kesehatan.
d. Jumlah warga yang hadir dalam kegiatan sosialisasi JKN-Monile
berjumlah 14 warga dewasa.
30
H. Dokumentasi
31
32
33
I. Materi Terlampir
1. Pengertian
Mobile JKN adalah sebuah aplikasi BPJS Kesehatan yang memungkinkan
para peserta mengakses layanan BPJS seperti cek tagihan, cetak kartu eID,
skrining kesehatan, ubah data, cek virtual account dan sebagainya dengan
cepat dan mudah
2. Aplikasi ini memiliki ragam fiture yang lebih komplit di antaranya:
Menu Peserta, yang terdiri dari :
a. Fitur Peserta, isinya menjelaskan tentang data kepesertaan seperti
nama, nomor kartu JKN-KIS, kelas perawatan, tanggal lahir dan faskes
tingkat pertama serta data orang yang tertanggung oleh peserta seperti
anak juga akan ditampilkan dalam fitur tersebut.
b. Fitur Kartu Peserta, fitur ini akan menampilkan gambar kartu peserta
JKN-KIS.
c. Fitur Ubah Data Peserta, dimana peserta bisa melihat dan melakukan
pengubahan data seperti melakukan pindah fasilitas kesehatan tingkat
pertama (FKTP) dan pengubahan data kepesertaan seperti nomor kartu
BPJS Kesehatan, nomor telepon genggam, alamat email, dan alamat
surat.
d. Fitur Pendaftaran Peserta, fitur ini digunakan bagi peserta yang ingin
mendaftarkan peserta baru.
3. Menu Tagihan, yang terdiri dari :
a. Fitur Premi, informasi ini hanya bisa digunakan untuk peserta kategori
peserta mandiri yakni Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan
Pekerja (BP), dan fitur ini akan memaparkan tagihan iuran JKN-KIS
yang harus dibayar.
b. Fitur Catatan Pembayaran, dalam fitur ini peserta bisa melihat berapa
jumlah pembayaran premi dan denda.
c. Fitur Pembayaran, bagi peserta yang butuh informasi tentang
pembayaran iuran, bisa memilih fitur Pembayaran yang menjelaskan
metode pembayaran iuran melalui jaringan pembayaran yang telah
34
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan seperti bank Mandiri, BRI, BNI,
BTN dan tokopedia.
d. Fitur Cek VA (virtual account), dalam fitur ini peserta bisa mengetahui
nomor VA, namun VA dapat dilihat bagi peserta PBPU dan BP.
4. Menu Pelayanan, yang terdiri dari :
a. Fitur Riwayat Pelayanan, disini peserta bisa mengetahui catatan/riwayat
pelayanan kesehatan yang telah diterima oleh peserta JKN-KIS baik di
FKTP maupun FKRTL
b. Fitur Pendaftaran Pelayanan, melalui fitur ini peserta dapat mendaftarkan
diri apabila ingin mendapatkan pelayanan kesehatan ke FKTP dimana
peserta tersebut terdaftar. Namun fitur ini bisa dilakukan apabila FKTP
tersebut sudah menyiapkan perangkat yang terkoneksi dengan Mobile
JKN.
c. Fitur Skrining, fitur ini tak kalah penting dengan fitur lainnya yang ada
di dalam aplikasi Mobile JKN yang bertujuan untuk mendeteksi gejala
penyakit kronis seperti diabetes melitus, hipertensi, ginjal kronik dan
jantung koroner. Untuk mengetahui potensi resiko kesehatan, peserta
terlebih dulu harus menjawab 47 pertanyaan yang ada di fitur tersebut.
5. Menu Umum, yang terdiri dari :
a. Fitur Info JKN, isinya menjelaskan tentang bagaimana cara pendataran
dan apa saja hak dan kewajiban peserta baik penerima bantuan iuran
(PBI) dan non-PBI. Kemudian menjelaskan tentang fasilitas dan manfaat
yang dapat diterima peserta, sanksi dan alamat kantor serta nomor
telepon kantor BPJS Kesehatan.
b. Fitur Lokasi, isinya untuk memudahkan peserta mencari faskes yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Fitur itu juga bisa digunakan
untuk mencari faskes terdekat. Sebelum masuk ke fitur ini, sebaiknya
perangkat GPS yang ada di telepon pintar diaktifkan. Jika peserta masuk
dalam fitur itu sebelum GPS aktif, secara otomatis aplikasi akan meminta
anda untuk mengaktifkan GPS.
c. Fitur Pengaduan Keluhan, dalam fitur ini peserta dapat disambungkan
dengan BPJS Kesehatan Care Center 1500-400.
35
d. Fitur Pengaturan, fungsinya menghapus notifikasi, mengubah kata sandi
dan keluar dari aplikasi.
36
7. Cara Login Aplikasi Mobile JKN (BPJS Kesehatan)
a. Jalankan Aplikasi JKN Mobile di Smatphone anda
b. Masukkan Username
c. Username untuk login bisa menggunakan beberapa pilihan, yaitu No
Kartu BPJS/Email/Username yang telah anda daftarkan sebelumnya
d. Masukkan Password seperti yang anda daftarkan
e. Masukkan Captcha (kombinasi 4 digit yang tersedia di sampingnya)
f. Setelah semua data yang anda masukkan benar, klik tombol Login di
bawahnya
37
d. Jika lupa nomor peserta sebaiknya langsung tanyakan via telp di nomor
1500400
38
LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT DEWASA
PENYULUHAN KADER
Disusun Oleh
Penanggung Jawab:
FAKULTAS KEPERAWATAN
2019
39
PRE PLANNING KEGIATAN PENYULUHAN KADER
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan yang saat ini menjadi tantangan dan perlu dihadapi
adalah meningkatnya kasus Penyakit Tidak Menular (PTM). PTM adalah
penyakit yang bukan disebabkan oleh kuman bakteri, termasuk penyakit kronis
degeneratif seperti penyakit jantung, diabetes mellitus, penyakit paru obstruktif
kronis (PPOK) dll.
Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di
dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan
oleh penyakit tidak menular akibat gaya hidup yang tidak sehat. Penyakit tidak
menular juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Proporsi
penyebab kematian penyakit tidak menular pada orang-orang berusia kurang dari
60 tahun meliputi: penyakit kardiovaskular merupakan penyebab terbesar (39%),
diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis, penyakit
pencernaan dan penyakit tidak menular yang lain bersama-sama menyebabkan
sekitar 30% kematian, serta 4% kematian disebabkan diabetes melitus. Dalam
jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per
tahun karena penyakit tidak menular (WHO, 2013).
Hasil Riskesda tahun 2013 menunjukkan terdapat peningkatan angka
kejadian PTM terhadap tiga penyakit yaitu Hipertensi dari 7,6% tahun 2007
menjadi 9.5%, penyakit Diabetes Melitus dari 1,1% tahun 2007 menjadi 2,4%,
penyakit stroke dari 0,8 % menjadi 1,2%. Upaya pengendalian PTM melalui
Posbindu PTM merupakan salah satu strategi dalam meningkatkan
pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat secara mandiri.
POSBINDU (Pos Pembinaan Terpadu) PTM diselenggarakan berdasarkan
masalah PTM yang ada di masyarakat, mencakup upaya promotif, preventif serta
konsultasi dan rujukan. Adanya Posbindu PTM dengan memgoptimalkan peran
serta masyarakat maka masyarakat dapat secara mandiri melakukan deteksi dini
40
dan pemantauan faktor resiko secara berkala dan terpadu. Oleh karena itu dalam
forum ini kami merencanakan sosialisasi tentang Posbindu agar warga lebih
memahami konsep Posbindu.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan pelatihan kader kesehatan tentang posbindu
diharapkan para Kader dapat melakukan kegiatan posbindu di desa untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang berada pada RW 07
Kelurahan Bergas Lor.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan pelatihan, diharapkan kader mampu:
a. Mengerti dan memahami tata cara kegiatan posbindu.
b. Memahami cara menggunakan alat kesehatan untuk kegiatan posbindu.
c. Mampu mendemonstrasikan cara menggunakan alat kesehatan.
d. Mampu mendemonstrasikan tata cara kegiatan posbindu.
C. Sasaran
Sasaran ditujukan pada kader masyarakat di wilayah RW 07 Kelurahan Bergas
Lor Kabupaten Semarang.
E. Pengorganisasian Acara
1. Ketua Kelompok : Rizky Agus Mustakim
2. Penanggung jawab : Nina Ardiyanti
41
Ulfi Rizky Eristiyani
3. Moderator : Wiwik Hidayanti
4. Notulen : Ana Mulyana
5. Fasilitator : Puskesmas
Bidan Desa
Devi Anis Ramonda
Ika Pramulya Sutarto
Kiki Deviyanti
Tri Yoga Astianta
Julio Ermando P.D
42
G. Media dan Alat
1. Media
Adapun media yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah :
1. Flayer
2. Powerpoint
3. Video singkat
2. Alat
a. Laptop
b. LCD dan layar monitor
c. Alat ukur tinggi badan (stature meter)
d. Alat ukur berat badan (timbangan)
e. Alat ukur tekanan darah (tensimeter)
f. Midline
g. Alat ukur gula darah, kolesterol, dan asam urat
H. Setting Tempat
Layar
Notulen Penyuluh
43
I. Susunan Acara
Tahap Kegiatan Waktu
Pembukaan Mengucapkan Salam 5 menit
Menyampaikan maksud dan tujuan
pertemuan sesuai kontrak waktu
Apresepsi
Proses Memberikan penyuluhan materi tentang 45 menit
pengertian, tujuan, manfaat, dan tata
cara kegiatan posbindu.
Memberikan penyuluhan materi cara
menggunakan alat kesehatan untuk
kegiatan posbindu seperti alat tensi, alat
ukur kadar gula darah, kolesterol, asam
urat, dan cara mengukur IMT.
Mendemonstrasikan cara menggunakan
alat kesehatan seperti alat tensi, alat
ukur kadar gula darah, kolesterol, asam
urat, dan cara mengukur IMT.
Mendemonstrasikan tata cara kegiatan
posbindu.
Memberikan kesempatan bertanya
kepada para kader
Penutup Evaluasi pengetahuan dan praktik 10 menit
kader tentang materi posbindu.
Membacakan kesimpulan
Mengucapkan salam
44
J. Proses Kegiatan
1. Pembukaan
a. Membuat pre planning kegiatan pelaksanaan posbindu tentang pentingnya
pengecekan pengecekan gula darah, kolestrol dan asam urat yang
ditujukan untuk sasaran dewasa agar melakukan cek kesehatan secara
rutin melalui kegiatan posbindu.
b. Mempersiapkan demonstrasi tata cara pelaksanaan posbindu.
c. Melakukan koordinasi dengan pihak puskesmas dalam penyelenggaraan
pelatihan kader tentang pentingnya pelaksanaan kegiatan posbindu bagi
masyarakat.
d. Sebagai bagian kegiatan pengaktifan posbindu di desa.
e. Berkoordinasi dengan kader serta tokoh masyarakat tentang tempat
kegiatan.
f. Mempersiapkan media dan alat seperti flayer, LCD, layar, dan video
tentang posbindu.
2. Penyajian
Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Memberikan penyuluhan materi tentang pengertian, tujuan, manfaat, dan
tata cara kegiatan posbindu.
b. Memberikan penyuluhan materi cara menggunakan alat kesehatan untuk
kegiatan posbindu seperti alat tensi, alat ukur kadar gula darah, kolesterol,
asam urat, dan cara mengukur IMT.
c. Mendemonstrasikan cara menggunakan alat kesehatan seperti alat tensi,
alat ukur kadar gula darah, kolesterol, asam urat, dan cara mengukur
IMT.
d. Mendemonstrasikan tata cara kegiatan posbindu.
3. Penutup
a. Evaluasi pengetahuan dan praktik kader tentang materi posbindu.
b. Membacakan kesimpulan.
45
EVALUASI HASIL KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI RW 07 KELURAHAN BERGAS LOR
HASIL
KEGIATAN
WAKTU TEMPAT Sasaran Media respon Evaluasi FAKTOR PJ
masyarakat PENDUKUNG PENGHAMBAT
Melakukan Jumat Rumah kader RW Fleyer, Data Subjektif: 5. Sebanyak 8 1. Fasilitator 5. Kesadaran Nina
pelatihan Minggu, 2 anggota 07 Dusun ppt, 1. Kader kader yang kader akan Ardiyanti
kader dan Agustus kader Rt Sikunir video, mengatkan melakukan membantu pentingnya Ulfi
mendemons 2019 Pukul 07 Rw dan Dusun alat muali pelatihan jalannya pelatihan kader Rizky
trasikannya 16.00 – 07 Talun kesehat memhami kader kegiatan posbindu masih Eristiani
17.30 WIB Desa an posbidu dan posbindu pelatihan kurang,
Bergas rangkain 6. Sebanyak 6 kader dibuktikan
Lor pemeriksaan kader belum (Puskesmas dengan belum
posbindu mengetahui dan Bidan pahamnya
yang benar apa itu Desa) posbindu itu
2. Kader bosbindu 2. Tersedianya tersendiri
mengatakan 7. Hampir semua alat dan 6. Kurangnya
muali kader belum media yang minat untuk
46
mengerti dan bisa digunakan menggerakan
paham cara menggunakan dalam posbindu
mrnghitug alat kesehatan kegiatan karena
IMT dan berupa pelatihan kurangnya
cara pengecekan kader SDM dan
penggunaan gula darah 3. Tokoh mayoritas
alat alat masyarakat merupakan
kesehatan (Ketua pekerja.
Data Objekif: PKK) yang 7. Belum adanya
1. Ketua dan memfasilitas fasilitas yang
anggota i tempat dan lengkap dan
kader hadir, mendukung ketrampilan
antusias dan jalannya yang cukup
bersemangat kegiatan untuk kegaitan
saat pelaihan posbindu
diberikan kader
penyuluhan
pelatihan
kader
47
posbindu
2. Para kader
mengikuti
kegiatan dari
awal hingga
akhir mulai
dari
pemamparan
materi
hingga
mendemosnt
rasikan
penggunaan
alat
kesehatan
48
RENCANA TINDAKAN LANJUT KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI RW 05 KELURAHAN CANDIREJO
Masalah Penanggung
Kegiatan Sasaran Waktu Tempat
Kesehatan Jawab
1. Defisiensi kesehatan 1. Evaluasi pengetahuan Para kader Awal bulan Balai Ketua kader dan
komunitas kader mengenai tata cara kesehatan desember kesehatan di bidan desa
2. Ketidakefektifan pelaksanaan kegiatan posbindu di RW RW 07
pemeliharaan kesehatan posbindu. 07 Kelurahan Kelurahan
3. Perilaku kesehatan 2. Evaluasi pengetahuan Bergas Lor Awal bulan Bergas Lor Ketua kader dan
cenderung berisiko kader tentang cara desember bidan desa
penggunaan alat cek
kesehatan yaitu alat cek
kadar gula darah,
kolesterol, dan asam
urat.
3. Evaluasi kader tentang Awal bulan Ketua kader dan
cara pengukuran IMT september bidan desa
(Indeks Massa Tubuh).
49
4. Evaluasi dan simulasi Awal bulan Ketua kader dan
para kader tentang tata september bidan desa
cara pelaksanaan
posbindu dengan
melibatkan bidan desa
dan petugas puskesmas.
5. Aktifkan kegiatan Bulan Ketua kader,
posbindu Septemer bidan desa, dan
puskesmas
6. Monitor kegiatan Setiap 1 bulan Ketua kader,
posbindu yang sudah sekali bidan desa, dan
berjalan puskesmas
50
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
FAKULTAS KEPERAWATAN
2019
51
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) POSBINDU PTM
Waktu : 60 menit
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan yang saat ini menjadi tantangan dan perlu dihadapi
adalah meningkatnya kasus Penyakit Tidak Menular (PTM). PTM adalah
penyakit yang bukan disebabkan oleh kuman bakteri, termasuk penyakit
kronis degenratif seperti penyakit jantung, diabetes mellitus, penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK) dll.
Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di
dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya
disebabkan oleh penyakit tidak menular akibat gaya hidup yang tidak sehat.
Penyakit tidak menular juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih
muda. Di negara-negara dengan tingkat ekonomi rendah dan menengah, dari
seluruh kematian yang 2 terjadi pada orang-orang berusia kurang dari 60
tahun, 29% disebabkan oleh penyakit tidak menular, sedangkan di negara-
negara maju menyebabkan 13% kematian. Proporsi penyebab kematian
penyakit tidak menular pada orang-orang berusia kurang dari 60 tahun
52
meliputi: penyakit kardiovaskular merupakan penyebab terbesar (39%),
diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis, penyakit
pencernaan dan penyakit tidak menular yang lain bersama-sama menyebabkan
sekitar 30% kematian, serta 4% kematian disebabkan diabetes melitus. Dalam
jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per
tahun karena penyakit tidak menular (WHO, 2013).
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2010, kematian karena penyakit tidak
menular semakin meningkat sedangkan kematian karena penyakit menular
semakin menurun. Di Indonesia proporsi penyakit menular telah menurun
sepertiganya dari 44% menjadi 26,1%, akan tetapi proporsi penyakit tidak
menular mengalami peningkatan cukup tinggi dari 41,7% menjadi 59,5%
(Depkes RI, 2012). Hasil Riskesda tahun 2013 menunjukkan terdapat
peningkatan angka kejadian PTM terhadap tiga penyakit yaitu Hipertensi dari
7,6% tahun 2007 menjadi 9.5%, penyakit Diabetes Melitus dari 1,1% tahun
2007 menjadi 2,4%, penyakit stroke dari 0,8 % menjadi 1,2%. Upaya
pengendalian PTM melalui Posbindu PTM merupakan salah satu strategi
dalam meningkatkan pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat
secara mandiri.
Berdasarkan hasil skrinning pada 35 sampel warga di Rw 7
menunjukkan adanya kecenderungan masyarakat mengalami hipertensi (5%)
dengan usia rata-rata 15-59 tahun. Hasil MMD (Musyawarah Masyarakat
Desa) menunjukkan bahwa warga antusias terhadap pelaksanaan Posbindu
yang ditawarkan oleh mahasiswa. Warga menginginkan adanya wadah bagi
warga agar dapat memeriksakan kesehatannya tanpa harus langsung pergi ke
pelayanan kesehatan.
POSBINDU (Pos Pembinaan Terpadu) PTM diselenggarakan
berdasarkan masalah PTM yang ada di masyarakat, mencakup upaya
promotif, preventif serta konsultasi dan rujukan. Adanya Posbindu PTM
dengan memgoptimalkan peran serta masyarakat maka masyarakat dapat
53
secara mandiri melakukan deteksi dini dan pemantauan faktor resiko secara
berkala dan terpadu. Oleh karena itu dalam forum ini kami merencanakan
sosialisasi tentang Posbindu agar warga lebih memahami konsep Posbindu.
B. Tujuan
a. Umum
Setelah diberikan penyuluhan mengenai Pos Pembinaan Terpadu (posbindu)
pada kader diharapkan para kader mengetahui tata cara pelaksanaan kegiatan
posbindu.
b. Khusus
Setelah pertemuan 1 x 60 menit kader dan peserta sosialisasi posbindu dapat:
- Mengetahui pengertian Posbindu
- Mengetahui tujuan pelaksanaan Posbindu
- Mengetahui manfaat pelaksanaan posbindu
- Mengetahui konsep kegiatan yang dilaksanakan pada Posbindu
- Mendemostrasikan penggunaan alat- alat kesehatan
D. Strategi Pelaksanaan
1. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya Jawab
d. Demonstrasi
2. Isi
a. Pendataan peserta sosialisasi dan kader
54
b. Sosialisasi POSBINDU
3. Waktu dan tempat
a. Hari,Tanggal : Jumat, 9 Agustus 2019
b. Waktu : 16.00 WIB
c. Tempat : Rumah Ny. A
4. Media
a. Alat Pengukuran (tensimeter digital, air raksa dan jarum, stetoskop,
glukometer, midline, Timbangan BB)
b. Flayer
c. Video
5. Materi
- Terlampir
6. Susunan acara
Metode Media
No Waktu Kegiatan Respon penyuluh
55
- tujuan Posbindu - Menjawab
- konsep Kegiatan
Posbindu
3. 16.25 Demonstrasi - Memperhatikan dan Diskusi
– posbindu dan mendengarkan Demonstrasi
16.50 penggunaa alat - Mendemonstrasikan
kesehatan
3. 16.50 Diskusi dan tanya - Memperhatikan dan Diskusi
– jawab mendengarkan
17.00 Penutup - Menjawab salam
7. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi persiapan
Dokumen Satuan Acara Pembelajaran (SAP) sudah dibuat sebelum
kegiatan dimulai
Undangan telah disiapkan dan diedarkan
Materi telah disiapkan
Media telah disiapkan
Alat telah disiapkan
Tempat telah disiapkan
Kontrak waktu telah disepakati
Mahasiswa hadir tepat waktu
b. Evaluasi proses
Sebanyak 8 orang peserta telah hadir
Mahasiswa meberikan penjelasan tentang POSBINDU
Peserta aktif bertanya dan mendengarkan dengan baik
Mahasiswa dan peserta berdiskusi mengenai tindak lanjut kegiatan
POSBINDU
c. Evaluasi hasil
56
Beberapa peserta mulai terampil melakukan pengecekan gula darah
dan tekanan darah
Peserta mampu mengikuti kegiatan dengan baik
Peserta kritis dalam melakukan diskusi dan menjelaskan antusiasme
mengenai kegiatan posbindu
Peserta menginginkan adanya contoh real kegiatan posbindu
(setidaknya sampai pada meja 3)
8. Referensi
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Petunjuk teknis pos
pembinaan terpadu Posbindu bagi kader. Jakarta : Direktorat Jendral
Pencegahan dan pengendalian penyakit.
57
58
59
60
LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT DEWASA
PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA
Disusun Oleh
Penanggung Jawab:
FAKULTAS KEPERAWATAN
2019
61
PRE PLANNING AGREGAT DEWASA PENYULUHAN KELUARGA
BERENCANA
A. Latar Belakang
Keluarga berencana menurut UU No. Tahun 1992 (tentang
swasta dari tingkat desa hingga tingkat kota dengan mko mpetensi yang
bidann desa.
62
sama (Gustikawati,2014). Metode kontrasepsi dapat dibagi berdasarkan
jangka waktu pemakaian yaitu metode jangka panjang (MKJP) dan non
MKJP. MKJP yang terdiri dari Intra Uterine Device (IUD), Metode
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan BKKBN pada agregat
dewasa diharapkan setiap individu dewasa dapat mengikuti program
pemerintah untuk menjalankan program Keluarga Berencana yang
berada pada desa Bergas Lor, dusun Sikunir Rt 04, Rw 07.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan Kegiatan penyuluhan BKKBN (dewasa)
diharapkan peserta mampu :
a. Mengikuti program pemerintah tentang BKKBN.
b. Mengaplikasikan program tersebut dan memberitahu ke sekitar
tentang program tersebut
63
C. Sasaran
Sasaran ditujukan pada dewasa yang sudah menikah di RW 07
E. Pengorganisasian Acara
2. Penanggung Jawab : Tri Yoga Astianta, Rizky Agus M
3. Ketua Kelompok : Rizky Agus M
4. Anggota : Devi Anis Ramonda
Wiwik Wulandari
Ulfi Rizky Eristiyani
Ika Pramulya S
Ana Mulyana
Nina Ardiyanti
Kiki Devianti
Julio Armando P
64
6. Ika Pramulya S : Dokumentasi
7. Wiwik wulandari : perlengkapan
8. Nina Ardiyanti : perlengkapan
9. Kiki Devianti : perlengkapan
10. Julio Armando P : perlengkapan
H. Setting Tempat
Penyuluh Penyuluh
Moderator
WARGA
I. Susunan Acara
65
Tahap Kegiatan Waktu
Pembukaan - mengucapkan salam
- menjelaskan tujuan dan manfaat
kegiatan
- menjelaskan prosedur kegiatan
Proses - mengisi daftar hadir
- melakukan penyuluhan BKKBN
- melakukan Tanya jawab tentang
BKKBN
Penutup - melakukan evaluasi proses
- melakukan evaluasi hasil
- menutup kegiatan dengan salam
J. Proses Kegiatan
4. Pembukaan
c. Membuat pre planning kegiatan tentang penyuluhan BKKBN
BKKBN.
kegiatan.
5. Penyajian
a. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
66
9) Penyuluhan tentang BKKBN dan penyaji membuka sesi
67
68
EVALUASI HASIL KEPERAWATAN KOMUNITAS
HASIL
Sasaran Media Evaluasi FAKTOR PJ
KEGIATAN WAKTU TEMPAT RESPON
PENGHAMB
MASYARAKAT
PENDUKUNG
AT
Melakukan Minggu, 11 RUmah Warga Leaflet Data Subjektif: 1. Sebanyak 27 1. Fasilitator yang 1. Masyarakat Tri
penyuluhan Agustus Bapak RW 07 1. Warga warga ikut membantu sebagian Yoga
tentang 2019 Pukul RT Dusun banyak yang penyuluhan jalannya besar belum Astiant
BKKBN 07.00 – 04/Rw Sikunir bertanya BKKBN kegiatan mengerti a
15.00 WIB 07 dan Dusun mengenai 2. Sebagian skrining (Bidan tentang Rizky
Talun KB mana warga ada Desa) keseluruhan Agus
Desa yang baik yang sudah 2. Tersedianya KB yang M
Bergas digunakan menggunakan alat dan media disediakan
Lor 2. Warga KB Suntik yang digunakan oleh Bidan
mengatakan dalam kegiatan setempat
bagaimana penyuluhan 2. Masyarakat
cara agar 3. Kegiatan lomba takut efek
69
terpasang voli yang samping
KB dan tidak menarik minat yang
ada efek warga untuk diberikan
samping hadir sekaligus setelah
Data Objektif: melakukan dirinya di
4. Dari warga skrining KB dan
dewasa yang kesehatan sebelumnya
hadir, warga 4. Tokoh juga pernah
antusias dan masyarakat mendengar
bersemangat (Ketua RW, kejadian
ketika RT,) yang yang tidak
dilakukan memfasilitasi enak setelah
penyuluhan tempat dan di KB
BKKBN mendukung
5. Warga dewasa jalannya
mengikuti kegiatan
kegiatan dari skrining
awal hingga kesehatan
akhir.
6. Sebanyak 27
70
warga dewasa
mengikuti cek
kesehatan
71
RENCANA TINDAK LANJUT KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 07
72
Dokumentasi
73
74
75
76
LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT DEWASA
SKRINING KESEHATAN
Disusun Oleh
Penanggung Jawab:
FAKULTAS KEPERAWATAN
2019
77
A. Latar Belakang
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di
Indonesia. Prevalensi PTM cenderung meningkat dan sebagian besar masyarakat
umumnya datang ke fasilitas pelayanan kesehatan sudah dalam fase lanjut.
Keadaan dimana penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan penting
dan dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM makin meningkat
merupakan beban ganda dalam pelayanan kesehatan, tantangan yang harus
dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia.
Penyakit tidak menular sering dianggap tidak berbahaya dibanding
penyakit menular. Padahal pembunuh nomor satu justru masuk pada kategori
penyakit tidak menular seperti serangan jantung, diabetes, ginjal, dan lain-lain.
Bahkan kini, penyakit tersebut mengenai usia muda 20 - 40 tahun. Oleh karena
itu perlu dilakukan upaya deteksi dini dengan melakukan skrining kesehatan
rutin agar masyarakat mendapatkan penanganan lebih awal dan sehingga dapat
mengurangi angka kesakitan dan kematian.
Skrining kesehatan adalah bentuk deteksi dini untuk penyakit yang paling
banyak diderita masyarakat Indonesia dan berpotensi membutuhkan biaya yang
tinggi dalam proses perawatannya. Ada dua jenis skrining kesehatan yang
ditanggung BPJS Kesehatan. Pertama, skrining untuk preventif primer atau
skrining riwayat kesehatan. Skrining ini dilakukan untuk mendeteksi penyakit
yang menjadi fokus pengendalian BPJS Kesehatan, yaitu Diabetes Melitus Tipe
2 dan Hipertensi. Kedua, skrining untuk preventif sekunder selektif. Skrining ini
ditujukan bagi peserta yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit kronis
berdasarkan hasil skrining riwayat kesehatan dan deteksi kanker.
Tujuan dilakukan skrining kesehatan yaitu untuk mendeteksi faktor risiko
penyakit kronis dalam rangka mendorong peserta untuk sadari dini, deteksi dini,
dan cegah risiko secara dini terhadap penyakit kronis. Pengunaan penyaringan
tidak hanya dipakai untuk mendeteksi penyakit tetapi juga untuk
mengidentifikasi orang yang merupakan kelompok risiko tinggi untuk mendapat
penyakit, misalnya orang dengan peningkatan kadar kolesterol dalam darah
merupakan risiko untuk mendapatkan penyakit jantung koroner.
78
Pada saat ini penegakan suatu diagnosis penyakit dapat diperoleh terutama
setelah individu secara pribadi mencari pengobatan pada saat mempunyai
keluhan tersebut. Hanya sebagian kecil kasus yang dapat di diagnosis dalam
stadium asimptomatik. Hal ini disebabkan masih kurangnya program surveilans
yang ada. Hal ini mengakibatkan angka penyakit menahun meningkat. Dengan
pengawasan yang rutin diharapkan dapat menurunkan proporsi pelayanan
penyakit menahun.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan skrining kesehatan pada agregat dewasa diharapkan
dapat mendeteksi resiko penyakit pada setiap individu dewasa dan dapat
meningkatkan derajat kesehatan dewasa yang berada pada desa Bergas Lor,
dusun Sikunir dan Talun, Rw 07.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan Kegiatan skrining kesehatan, pada usia 15-59 tahun (dewasa)
diharapkan peserta mampu :
a. Mengikuti kegiatan skrining kesehatan dengan tertib.
b. Melakukan pencegahan dan penanganan lebih lanjut terkait hasil
skrining
C. Sasaran
Sasaran ditujukan pada masyarakat RW 07 usia 15-59 tahun.
D. Waktu dan Tempat
No. Hari/tanggal Waktu Tempat
1. Minggu, 28 Juli 07.00-15.00 Lapangan voly RW 07
2019
2. Minggu, 18 07.00-12.00 Lingkungan RT 07
Agustus 2019
E. Pengorganisasian Acara
1. Penanggung Jawab : Wiwik Wulandari, Ana Mulyana
2. Ketua Kelompok : Rizky Agus M
3. Fasilitator :
1. Devi Anis Ramonda 5. Ika Pramulya S.
79
2. Tri Yoga Astianta 6. Ulfi Rizky
3. Nina Ardiyanti 7. Kiki Devianti
4. Julio Armando
F. Deskripsi Kerja Panitia
1. Wiwik Wulandari : pencatatan hasil
2. Ana Mulyana : pengukuran tekanan darah
3. Devi Anis Ramonda : pendaftaran
4. Ulfi Rizky Eristiyani : pengecekan gula darah
5. Ika Pramulya S : pengukuran TB
6. Tri Yoga Astianta : perlengkapan
7. Rizky Agus M : ketua kelompok
8. Nina Ardiyanti : pengukuran BB
9. Kiki Devianti : pengukuran lingkar perut
10. Julio Armando P : perlengkapan
G. Media dan Alat
Media
Adapun media yang digunakan dalam skrining kesehatan ini adalah :
1. Leaflet
Alat
1. Spigmomanometer
2. Timbangan BB
3. Pengukur TB
4. Midline
5. Glucometer
6. Stik GDS
7. Alkohol swab
8. Jarum
9. Tempat sampah medis
10. Tempat sampah jarum
H. Setting Tempat
I. Susunan Acara
Tahap Kegiatan Waktu
Pembukaan mengucapkan salam 2 menit
menjelaskan tujuan dan manfaat
kegiatan
menjelaskan prosedur kegiatan
Proses melakukan pendaftaran peserta 7 menit/
melakukan penimbangan berat individu
badan
melakukan penimbangan tinggi
badan
melakukan pengukuran lingkar
perut
melakukan pengukuran tekanan
darah
melakukan pengukuran gula darah
melakukan pencatatan hasil
pemeriksaan
memberikan pendidikan kesehatan
Penutup melakukan evaluasi proses 10 menit
melakukan evaluasi hasil
menutup kegiatan dengan salam
J. Proses Kegiatan
1. Pembukaan
a. Membuat pre planning kegiatan tentang skrining kesehatan
81
b. Mempersiapkan demonstrasi skrining kesehatan
c. Melakukan koordinasi dengan bidan desa terkait skrining kesehatan.
d. Berkoordinasi dengan kader serta tokoh masyarakat tentang tempat
kegiatan.
e. Mempersiapkan media dan alat seperti alat yang akan digunakan
2. Penyajian
a. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Warga dewasa di harapkan datang ke lokasi kegiatan skrining
2) Pendidikan kesehatan tentang pentingnya pengecekan kadar gula
darah dan interpretasinya,
3) Pendidikan kesehatan tentang pentingnya mengetahui status nutrisi
tubuh (BB, TB, LP, IMT)
4) Pendidikan kesehatan tentang pentingnya pencegahan dengan
menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah penyakit tidak
menular (Hipertensi, Diabetes, Stroke, Jantung)
b. Peserta kegiatan adalah sebagai berikut:
Seluruh warga dewasa di RW 07 dengan usia 15-59 tahun
c. Tempat dan Waktu
Kegiatan skrining kesehatan I ini dilakukan pada:
Hari dan Tanggal : Minggu, 28 Juli 2019
Tempat : Lapangan voly RW 07
Waktu : 07.00 WIB – selesai
Kegiatan skrining kesehatan II ini dilakukan pada:
Hari dan Tanggal : Minggu, 18 Agustus 2019
Tempat : Lingkungan RT 07
Waktu : 07.00 WIB - selesai
b. Strategi antisipasi
1) Peserta dengan umur >59 dan <15 tahun tidak dilakukan skrining
kesehatan
2) Bila ada warga yang tidak membawa NIK maka harus
meninggalkan nomor telephon/wa untuk dihubungi
82
3) Pengecekan alamat warga untuk memastikan peserta adalah warga
Rw 07
3. Penutup
1) Kegiatan ditutup dengan melakukan evaluasi pada warga mengenai
pentingnya melakukan skrining kesehatan
K. Evaluasi
1. Struktur
3. Hasil
83
EVALUASI HASIL KEPERAWATAN KOMUNITAS
HASIL
84
pencegahan tekanan darah 3. Kegiatan akan diketahui
tekanan darah lebih 140/ 90 lomba voli penyakitnya
tinggi dan gula mmHg yang 2. Kurangnya
darah tinggi 4. Sebanyak ….. menarik minat dan
warga dewasa minat warga kesadaran
Data Objektif: mempunyai untuk hadir warga untuk
1. Dari warga gula darah sekaligus melakukan cek
dewasa yang sewaktu lebih melakukan kesehatan
hadir, warga dari 140 skrining secara rutin
antusias dan mg/dL kesehatan 3. Kurang
bersemangat 4. Tokoh pemahaman
ketika masyarakat warga untuk
dilakukan (Ketua RW, menggunakan
skrining RT, Karang jaminan
kesehatan Taruna) yang kesehatan yang
2. Warga dewasa memfasilitasi dimiliki,
mengikuti tempat dan sehingga ketika
kegiatan dari mendukung warga merasa
awal hingga jalannya sakit tidak
akhir mulai kegiatan melakukan cek
85
dari skrining kesehatan
pengukuran kesehatan dikarenakan
TB, BB, LP, biaya.
TD,
pemeriksaan
GDS, hingga
penyuluhan.
3. Sebanyak 110
warga dewasa
mengikuti cek
kesehatan
86
RENCANA TINDAK LANJUT KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 07
87
yang terindikasi PTM untuk
memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan agar
mendapatkan tindak lanjut
88
89
90
91
92
LAMPIRAN DAFTAR HADIR
93
94
95
96
97
LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT DEWASA
Disusun Oleh
Penanggung Jawab:
FAKULTAS KEPERAWATAN
98
2019
PRE PLANNING KEGIATAN PROGRAM PAK MIJAN
(Persiapan Musim Hujan)
A. Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh
infeksi virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang
ditandai dengan demam mendadak, sakit kepala, nyeri belakang bola mata, mual
dan manifestasi perdarahan seperti uji tourniquet (rumple lead) positif, bintik-
bintik merah di kulit (petekie), mimisan, gusi berdarah dan lain sebagainya.
Sampai saat penyakit Arbovirus, khususnya DBD ini masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat dan menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi.
Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan kepanikan dalam
keluarga, kematian anggota keluarga dan berkurangnya usia harapan hidup
masyarakat. Dampak ekonomi langsung adalah biaya pengobatan yang cukup
mahal, sedangkan dampak tidak langsung adalah kehilangan waktu kerja dan biaya
lain yang dikeluarkan selain pengobatan seperti transportasi dan akomodasi selama
perawatan di rumah sakit.
Faktor-faktor yang berperan terhadap peningkatan kasus DBD antara lain
kepadatan vektor, kepadatan penduduk yang terus meningkat sejalan dengan
pembangunan kawasan pemukiman, urbanisasi yang tidak terkendali,
meningkatnya sarana transportasi (darat, laut dan udara), perilaku masyarakat yang
kurang sadar terhadap kebersihan lingkungan, serta perubahan iklim (climate
change).
Mengingat obat dan untuk mencegah virus Dengue hingga saat ini belum
tersedia, maka cara utama yang dapat dilakukan sampai saat ini adalah dengan
pengendalian vektor penular (Aedes aegypti). Pengendalian vektor ini dapat
dilakukan dengan pelaksanaan kegiatan PSN 3M Plus. Upaya pemberdayaan
masyarakat dengan melaksanakan kegiatan PSN 3M Plus (menguras, menutup
99
tempat penampungan air dan mendaur-ulang/memanfaat kembali barang-barang
bekas) serta ditambah (Plus) seperti : menaburkan larvasida pembasmi jentik,
memelihara ikan pemakan jentik, mengganti air dalam pot/vas bunga dan lain-lain.
Upaya ini melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait melalui wadah
Kelompok Kerja Operasional Demam Berdarah Dengue (Pokjanal DBD) dan
kegiatan Juru Pemantau Jentik (Jumantik). Oleh karena itu untuk meningkatkan
keberhasilan pengendalian DBD dan mencegah terjadinya peningkatan kasus atau
KLB, maka diperlukan adanya Juru Pemantau Jentik (Jumantik) dalam melakukan
pengawasan dan penyuluhan kepada masyarakat agar melakukan PSN dengan 3M
plus.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan kegiatan program PAK MIJAN (Persiapan Musim
Hujan) pada agregat dewasa yang berada di Desa Bergas Lor, Dusun Sikunir
RT 04, RW 07 diharapkan dapat mencegah terjdinya DBD dengan pelaksanaan
pemberantasan jentik nyamuk dan 3M Plus.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan program PAK MIJAN (Persiapan Musim Hujan),
pada usia 15-59 tahun (dewasa) diharapkan peserta mampu :
a. Mengaplikasikan kegiatan pematauan jentik nyamuk secara mandiri
C. Sasaran
Sasaran ditujukan pada masyarakat RW 07 usia 15-59 tahun
100
E. Pengorganisasian Acara
1. Ketua Kelompok : Rizky Agus M
2. Penanggung Jawab : Ika Pramulya S
Julio Armando P
3. Moderator : Wiwik Wulandari
4. Notulen : Ana Mulyana
5. Penyaji : Ika Pramulya S
Julio Armando P D
6. Fasilitator : Devi Anis Ramonda
Kiki Devianti
Nina Ardiyanti
Rizky Agus M
Tri Yoga Astianta
Ulfi Rizky Eristiyani
101
G. Media dan Alat
Media
Adapun media yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah :
1. Leaflet
2. PPT
Alat
1. Laptop
2. LCD
3. Alat tulis
H. Setting Tempat
LCD
WARGA
Keterangan:
: moderator : LCD
: penyaji
: notulen : warga
: fasilitator
102
I. Susunan Acara
Tahap Kegiatan Waktu
- Mengucapkan salam 5 menit
- Menjelaskan tujuan dan manfaat
Pembukaan kegiatan
- Menjelaskan prosedur kegiatan
J. Proses Kegiatan
1. Pembukaan
a. Membuat pre planning kegiatan tentang program persiapan musim hujan
b. Mempersiapkan penyuluhan tentang persiapan musim hujan
c. Berkoordinasi dengan tokoh masyarakat tentang tempat kegiatan.
103
d. Mempersiapkan media dan alat seperti laptop, LCD, alat tulis dan leaflet
2. Penyajian
a. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Penyuluhan kesehatan tentang pencegahan DBD (Demam Berdarah
Dengue)
2) Sosialisasi tentang JUMANTIK (Juru Pemantau Jentik )
c. Peserta kegiatan adalah sebagai berikut:
2) Seluruh warga dewasa di RW 07
d. Tempat dan Waktu
Kegiatan program PAK MIJAN (Persiapan Musim Hujan) ini dilakukan
pada:
Hari, Tanggal : Jumat, 2 Agustus 2019
Waktu : 16.00 WIB
Tempat : Rumah Ibu Muyasaroh
3. Penutup
K. Evaluasi
1. Struktur
2. Proses
3. Hasil
104
EVALUASI HASIL KEPERAWATAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 07
KELURAHAN BERGAS LOR, KECAMATAN BERGAS, KABUPATEN SEMARANG
HASIL
Kegiatan Waktu Tempat Sasaran Respon Faktor PJ
Media Evaluasi
Masyarakat Pendukung Penghambat
Melakukan Jumat, Rumah Warga - PPT Data Subjektif: 1. Sebanyak 19 1. Saat 1. Ada - Ika
penyuluhan 2 Agustus Ibu RW 07 - Laflet 1. Warga warga penyuluhan beberapa Pramuly
program Pak 2019 Muyasaro Dusun banyak yang dewasa hadir ditunjang warga aS
Mijan Pukul 16.00 h Sikunir bertanya dalam dengan adanya kurang - Julio
(Persiapan WIB dan Dusun mengenai penyuluhan. power point memperhati Armand
Musim Talun pencgahan 2. 19 warga dan dilengkapi kan oPD
Hujan) yang Desa DBD sudah dengan pemaparan
meliputi: Bergas 2. Warga mengetahui tampilan materi saat
- Penyuluhan Lor mengatakan tentang DBD gambar- penyuluhan
kesehatan bagaimana 3. 5 warga gambar yang dan ada
tentang cara sudah mendukung beberapa
pencegahan penanganan mengetahui 5. Adanya warga yang
DBD dan DBD tentang kesadaran hanya
(Demam 3. Warga Jumantik. warga yang sekedar
Berdarah banyak 4. 3 warga turut aktif mengikuti
Dengue) bertanya sudah dalam kegiatan
- Sosialisasi mengenai melakukan program PAK 2. Satu warga
tentang Jumantik pemantauan MIJAN yang tidak
Jumantik 4. Warga jentik (Persiapan bisa hadir
(Juru bertanya apa nyamuk di Musim saat acara
Pemantau itu Jumantik? rumah Hujan), salah penyuluhan
105
Jentik) satunya karena ada
Data Objektif: dengan cara kegiatan
1. Dari warga ikut lain.
dewasa yang berpartisipasi
hadir, warga hadir
antusias mengikuti
mengikuti kegiatan
penyuluhan 6. Tersedianya
2. Warga leaflet yang
dewasa dibagikan
mengikuti yang bertujuan
kegiatan dari untuk dibaca
awal hingga kembali oleh
akhir mulai warga.
dari 7. Tersedianya
pembukaan tempat dan
hingga waktu untuk
penutup. mengadakan
3. Sebanyak 19 penyuluhan.
warga
dewasa hadir
dalam
penyuluhan.
106
RENCANA TINDAK LANJUT KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 07
KELURAHAN BERGAS LOR, KECAMATAN BERGAS, KABUPATEN SEMARANG
Masalah Penanggung
Kegiatan Sasaran Tempat Waktu
Keperawatan Jawab
Perilaku 1. Lakukan pemeriksaan Warga dewasa Rumah masing- 1 minggu - Kepala
kesehatan jentik nyamuk 1 RW 07 masing warga sekali Keluarga
cenderung minggu sekali Kelurahan
berisiko Bergas Lor
107
KEPERAWATAN KOMUNITAS
Disusun Oleh :
Kelompok 1
UNGARAN
2019
108
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PROGRAM PAK MIJAN (PERSIAPAN MUSIM HUJAN)
A. Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh
infeksi virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang
ditandai dengan demam mendadak, sakit kepala, nyeri belakang bola mata, mual
dan manifestasi perdarahan seperti uji tourniquet (rumple lead) positif, bintik-
bintik merah di kulit (petekie), mimisan, gusi berdarah dan lain sebagainya.
Sampai saat penyakit Arbovirus, khususnya DBD ini masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat dan menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi.
Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan kepanikan dalam
keluarga, kematian anggota keluarga dan berkurangnya usia harapan hidup
masyarakat. Dampak ekonomi langsung adalah biaya pengobatan yang cukup
mahal, sedangkan dampak tidak langsung adalah kehilangan waktu kerja dan biaya
lain yang dikeluarkan selain pengobatan seperti transportasi dan akomodasi selama
perawatan di rumah sakit.
109
Faktor-faktor yang berperan terhadap peningkatan kasus DBD antara lain
kepadatan vektor, kepadatan penduduk yang terus meningkat sejalan dengan
pembangunan kawasan pemukiman, urbanisasi yang tidak terkendali,
meningkatnya sarana transportasi (darat, laut dan udara), perilaku masyarakat yang
kurang sadar terhadap kebersihan lingkungan, serta perubahan iklim (climate
change).
Mengingat obat dan untuk mencegah virus Dengue hingga saat ini belum
tersedia, maka cara utama yang dapat dilakukan sampai saat ini adalah dengan
pengendalian vektor penular (Aedes aegypti). Pengendalian vektor ini dapat
dilakukan dengan pelaksanaan kegiatan PSN 3M Plus. Upaya pemberdayaan
masyarakat dengan melaksanakan kegiatan PSN 3M Plus (menguras, menutup
tempat penampungan air dan mendaur-ulang/memanfaat kembali barang-barang
bekas) serta ditambah (Plus) seperti: menaburkan larvasida pembasmi jentik,
memelihara ikan pemakan jentik, mengganti air dalam pot/vas bunga dan lain-lain.
Upaya ini melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait melalui wadah
Kelompok Kerja Operasional Demam Berdarah Dengue (Pokjanal DBD) dan
kegiatan Juru Pemantau Jentik (Jumantik). Oleh karena itu untuk meningkatkan
keberhasilan pengendalian DBD dan mencegah terjadinya peningkatan kasus atau
KLB, maka diperlukan adanya Juru Pemantau Jentik (Jumantik) dalam melakukan
pengawasan dan penyuluhan kepada masyarakat agar melakukan PSN dengan 3M
plus.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan kegiatan program PAK MIJAN (Persiapan Musim
Hujan) pada agregat dewasa yang berada di Desa Bergas Lor, Dusun Sikunir
RT 04, RW 07 diharapkan dapat mencegah terjdinya DBD dengan pelaksanaan
pemberantasan jentik nyamuk dan 3M Plus.
110
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan program PAK MIJAN (Persiapan Musim Hujan),
pada usia 15-59 tahun (dewasa) diharapkan peserta mampu:
a. Mengaplikasikan kegiatan pematauan jentik nyamuk secara mandiri
C. Sasaran
Sasaran ditujukan pada masyarakat RW 07 usia 15-59 tahun
E. Pengorganisasian Acara
1. Ketua Kelompok : Rizky Agus M
2. Penanggung Jawab : Ika Pramulya S
Julio Armando P
3. Moderator : Wiwik Wulandari
4. Notulen : Ana Mulyana
5. Penyaji : Ika Pramulya S
Julio Armando P D
6. Fasilitator : Devi Anis Ramonda
Kiki Devianti
Nina Ardiyanti
Rizky Agus M
Tri Yoga Astianta
Ulfi Rizky Eristiyani
111
F. Deskripsi Kerja Panitia
1. Moderator : Wiwik Wulandari
Mengatur dan memeri arahan kepada peserta lainnya
2. Notulen : Ana Mulyana
Mencatat semua data yang telah disampaikan oleh moderator, penyaji atau
peserta
3. Penyaji : Ika Pramulya S, Julio Armando P D
Menyajikan hasil diskusi dari pesert dan memberitahukan kepada moderator
agar moderator dapat memberi arahan selanjutnya kepada peserta-peserta
diskusnya
4. Fasilitator : Devi Anis Ramonda, Kiki Devianti, Nina Ardiyanti,
Rizky Agus M, Tri Yoga Astianta, Ulfi Rizky Eristiyani
H. Materi
Terlampir
112
I. Setting Tempat
LCD
WARGA
Keterangan:
: moderator : LCD
: penyaji
: notulen : warga
: fasilitator
J. Susunan Acara
Tahap Kegiatan Waktu
- Mengucapkan salam 5 menit
- Menjelaskan tujuan dan manfaat
Pembukaan kegiatan
- Menjelaskan prosedur kegiatan
113
- Tanda dan gejal
- Pertolongan pertama pada DBD
- Pemberantasan DBD: pemberantasan
sarang nyamuk dan 3M Plus
b. Sosialisasi tentang JUMANTIK (Juru
Pemantau Jentik)
- Pengertian
- Gerakan Jumantik
- Jumantik Rumah
- Tatacara pemantauan jentik
K. Proses Kegiatan
1. Pembukaan
a. Membuat pre planning kegiatan tentang program persiapan musim hujan
b. Mempersiapkan penyuluhan tentang persiapan musim hujan
c. Berkoordinasi dengan tokoh masyarakat tentang tempat kegiatan.
d. Mempersiapkan media dan alat seperti laptop, LCD, alat tulis dan leaflet
2. Penyajian
a. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Penyuluhan kesehatan tentang pencegahan DBD (Demam Berdarah
Dengue)
2) Sosialisasi tentang JUMANTIK (Juru Pemantau Jentik )
b. Peserta kegiatan adalah sebagai berikut:
Seluruh warga dewasa di RW 07
c. Tempat dan Waktu
Kegiatan program PAK MIJAN (Persiapan Musim Hujan) ini dilakukan
pada:
Hari, Tanggal : Jumat, 2 Agustus 2019
114
Waktu : 16.00 WIB
Tempat : Rumah Ibu Muyasaroh
3. Penutup
L. Evaluasi
1. Struktur
2. Proses
3. Hasil
M. Referensi
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Petunjuk Teknis Implementasi
PSN 3M-PLUS Dengan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pencegahan Dan
Pengendalian Penyakit Direktorat Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit
Tular Vektor Dan Zoonotik.
115
116
117
118