Anda di halaman 1dari 3

A.

Ringkasan
1. Judul Jurnal : Aplikasi terapi Guided imagery untuk pasien asma dengan Status
Asmatikus pada Unit gawat darurat
2. Sample : pasien dengan status asmatikus yang datang ke UGD
3. Study design : Randomize controlled clinical trial
4. Variabel bebas : Guided Imagery
5. Variabel terikat : pasien dengan status asmatikus
6. Hasil :
a. Pasien dengan status asmatikus yang datang ke UGD harus mendapat terapi
oksigen, beta agonis inhalasi, kortikosteroid, dan kolinergik. Setelah prinsip
A,B,C dari pasien teratasi maka terapi guided imagery dapat dilakukan pada
pasien
b. Guided imagery pada pasien status asmatikus dapat meningkatkan kapasitas
ekspirasi paksa paru (force expiration volume) dan menurunkan kadar IgE dalam
serum
c. Terapi guided imagery dianjurkan untuk digunakan sebagai salah satu terapi non
farmakologis pada pasien dengan status asmatikus
d. Terapi komplementer guided imagery dilakukan sejalan dengan terapi medis oleh
tim kesehatan yang lain untuk mencapai kondisi optimal pasien
7. Conclusion :
a. Guided imagery sebagai salah satu intervensi mandiri perawat dapat diaplikasikan
pada pasien dengan status asmatikus di UGD
b. Kolaborasi antara terapi medis dengan terapi komplementer yang digunakan oleh
tim medis diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan kepada pasien
c. Keberhasilan managemen asma bervariasi pada setiap orang tergantung pada
factor predisposisi genetic, kerentanan pada allergen, kondisi fisik, psikis, dan
usia.
B. Analisis Komponen
1. Pendahuluan (Why was the study done ?)
a. Alasan utama dilakukan penelitian ?
Status asmatikus merupakan suatu kondisi serangan asma berat yang tidak
berespon pada pengobatan asma pada umumnya. Kondisi ini merupakan suatu
kegawatan yang mengancam nyawa, ketika terapi medis tidak mampu memberi
perbaikan pada kondisi pasien maka terapi alternative dapat menjadi salah satu
intervensi yang dapat diberikan oleh perawat
b. Apa tujuan penelitianya ?
Untuk mengetahui keefektifan terapi guided imagery pada pasien status
asmatikus
c. Apa masalah penelitiannya ?
Aplikasi terapi guided imagery untuk pasien asma dengan status asmatikus di
UGD
d. Apakah sudah ada peneltian sejensis sebelumnya ?
Functional relaxation and guided imagery as complementery therapy in asthma :
a randomized controlled clinical trial, yang dilakukan oleh Lahmann (2009)
e. Apakah masalah penelitiannya penting untuk pengembangan ilmu, praktek, dll?
Selain bermanfaat dalam perkembangan profesionalisme profesi perawat, aplikasi
tindakan mandiri seperti guided imagery juga mengembangkan dunia pendidikan
perawat. Aplikasi terapi modalitas keperawatan dilingkungan klinik oleh perawat
dapat menjadi role model bagi mahasiswa keperawatan.
2. Metode (what type the study was done ?)
a. Apakah design yang digunakan pada penelitian ini , apakah sesuai dengan
masalah dan tujuan penelitiannya ?
Desain penelitian pada penelitian ini adalah randomized controlled clinical trial,
desain ini sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian.
b. Siapa populasinya ?
Pasien dengan penyakit asma dengan kondisi status asmatikus yang dating ke
UGD
c. Berapa besar sampel yg digunakan, bagaimana karakteristik sampelnya , dan
bagaiman cara pengambilan sampelnya ? Apakah jumlah dan tehnik
samplingnya sudah tpat ?
Sampel dipilih secara simple random sampling, yang merupakan pasien dengan
status asmatikus. Peneliti tidak mencantumkan besar populasi dan jumlah sampel
pada jurnal tersebut.
d. Apakah intervensinya tepat?
Intervensi yang diberikan yaitu guided imagery, sesuai dengan masalah yang
ditetapkan
e. Apakah ada variabel pengganggu yg tidak dikendalikan ?
Variabel pengganggu pada penelitian ini yaitu factor predisposisi genetic,
kerentanan pada allergen, kondisi fisik, psikis, dan usia.
3. Hasil & Pembahasan
a. Solusi apakah yang dipakai oleh author untuk menjawab pertanyaan riset di atas
?
Dengan memberikan aplikasi guided imagery pada pasien status asmatikus saat
mengalami serangan asma
b. Apakah hasil utama penelitian ini ?
Guided imagery pada pasien status asmatikus dapat meningkatkan kapasitas
ekspirasi paksa paru (force expiration volume) dan menurunkan kadar IgE dalam
serum
c. Bagaimana author mendesain eksperimen untuk menguji sistem yang dibuat?
Dengan randomized controlled clinic trial design peneliti menguji sampel dengan
mengaplikasikan terapi guided imagery secara acak pada pasien status asmatikus
di UGD
d. Apakah eksperimen itu berhasil ?
Eksperimen yang dilakukan oleh peneliti pada pasien status asmatikus berhasil
e. Apakah hasil seuai tujuan penelitian ?
Hasil yang didapat dari penelitian tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang
telah ditetapkan
f. Apakah ada pembanding dengan peneltian sejenis sebelumnya ?
Tidak ada penelitian sebelumnya yang digunakan sebagai pembanding dalam
penelitian ini
g. Konsep/teori apa yang digunakan untuk membahas hasil penelitian ? Apakah
teorinya relevan dengan tujuan dan masalah penelitian.
Rosman (2000) menyatakan bahwa salah satu terapi psikologis yang dapat
dilakukan pada pasien dengan asma adalah guided imagery. Imagery merupakan
imajinasi dalam pikiran yang menggambarkan pengalaman atau angan angan
seseorang. Melalui imagery, seseorang dapat mengendalikan fungsi system tubuh
yang tidak dikendalikan dalam kondisi sadar.
h. Apakah kelemahan dari penelitian ini ?
Variabel pengganggu belum dikendalikan
i. Apa kelebihan/kekurangan penenlitian ini dibanding sebelumnya
Kelebihan : penelitian ini hanya berfokus pada pemberian terapi guided imagery
pada pasien status asmatikus, tidak memberikan intervensi lain yang dapat
menyebabkan bias
Kekurangan : penelitian sebelumnya lebih banyak menjabarkan kondisi ilmiah
pada pasien status asmatikus yang dapat mendukung hasil penelitian
j. Apakah referensi yang digunakan uptodate ?
Referensi yang digunakan sudah uptodate
4. Kesimpulan dan Saran
a. Apakah kesimpulannya jelas dan sesuai dg tujuan penelitian, hasil dan
pembahasan ?
Kesimpulan penelitian sudah jelas dan sesuai dg tujuan penelitian, hasil dan
pembahasan
b. Apakah hasil penelitian ini layak digunakan sebagai referensi untuk diaplikasikan
di klinik ?
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk diaplikasikan di
klinik

Anda mungkin juga menyukai