Anda di halaman 1dari 18

Askep keluarga pada lansia

“NEGLECT”

Oleh
• Eka Nurul Fuadah
• Eki Kania Dewi
• Lina Yulianti
• Muhammad Fikri Azis
• Nadya Paramitha
Pengertian (neglect)

Penelantaran (neglect) didefinisikan sebagai jenis


Penganiayaan yang mengacu pada kegagalan oleh
pengasuh untuk memberikn Yang diperlukan, perawatan
yang sesuai dengan usia meski secara finansial mampu
melakukannya atau ditawarkan berarti keuangan atau
lainnya untuk melakukannya (USDHHS,2007)

Penelantaran (neglect) pada lansia adalah kegagalan


anak untuk memberikan kebutuhan yang sesuai bagi orang
tuanya yang sudah lanjut usia, seperti tidak memberikan
rumah yang aman, makanan, pakaian , pengobatan , atau
meninggalkan orang tua sendirian atau dengan seseorang
yang tidak dapat merawatnya.
JENIS - JENIS NEGLECT

a. PENELANTARAN FISIK (Physical Neglect)


b. PENELANTARAN PENDIDIKAN ( Educational Neglect )
c. PENELANTARAAN PSIKOLOGIS EMOSIONAL (Psychological
Neglect Emotional)
d. PENELANTARAN MEDIS ( MEDICAL Neglect)
• Dampak Neglect

Konsekuensi dari kelalaian umumnya kumulatif, dan sering negatif


mempengaruhi Reaksi fisik dan psikologis dari terabaikan meliputi
terjadinya penurunan kesehatan, masalah medis yang kronis,
perkembangan neurologis yang negatif mempengaruhi fungsi otak
normal dan pengolahan informasi Efek jangka panjang dari
mengabaikan dapat mengakibatkan kesehatan mental yang tidak
konsisten. Efek dari kelalaian dapat berkisar dari depresi kronis,
kesulitan dengan hubungan, namun tidak semua lansia yang
terabaikan oleh anaknya dapat mengalami hal-hal seperti ini.
Beberapa individu yang lebih tangguh daripada yang lain dapat
mampu bergerak untuk meneruskan hidup, walaupun mereka telah
mengalami pengabaian secara emosinal. Karakteristik individu ulet
dan tangguh diantaranya memiliki pandangan optimis atau harapan
hidup, dan merasa tertantang daripada dikalahkan oleh masalah.
KASUS
Saat perawat melakukan sosialisasi ke Panti Jompo Tresna
Werdha, terdapat banyak sekali kasus Lansia yang ditelantarkan
oleh keluarganya, salah satunya Seorang Lansia bernama Ny. A
berusia 66 tahun yang ditelantarkan oleh Anaknya. Menurut
karyawan panti yang mengurus Ny. A, Ny. A tidak pernah
dijenguk seperti Lansia-lansia lainnya yang kadang masih
dijenguk sesekali oleh keluarga Kami pun melakukan pengkajian
pada Ny. A, berdasarkan keterangan Ny. A ia masih mempunyai
2 anak dan 5 orang cucu. Suami Ny. A sudah meninggal 10
tahun yang lalu dan tidak mempunyai tempat tinggal. Alasan
Ny. A dititipkan ke panti jompo karena Anak-anaknya sangat
sibuk dan merasa bahwa Ny. A hanya menyusahkan Anak-
anaknya sehingga Sebaiknya di titipkan ke Panti jompo saja.
Lalu kami mengunjungi rumah Anak Ny. A dan melakukan
Asuhan Keperawatan Keluarga.
a. Pengkajian
1. Data Umum
Nama kepala keluarga : Tn. D
Alamat dan Telepon : kp. Tamansari Gobras
Pekerjaan Kepala Keluarga : Karyawan Swasta
Pendidikan Kepala Keluarga : S1

Nama Klien : Ny. A


Alamat dan telepon : kp.Tamansari Gobras
Pekerjaan Klien : -
Pendidikan Klien : SD
Komposisi Keluarga
no Nama Jenis Hub. Dgn Tpt, tgl Pekerjaan Pendidika
Kelamin Keluarga lahir umur n
1. Tn. D L Kepala Bandung, 4 Karyawan S1
keluarga januari swasta
1982 37
Tahun
2. Ny. E P Istri Ibu SMA
Bandung, 25 Rumah
Oktober Tangga
3. An. S L Anak 1983 SD
Bandung, 13 Pelajar
Juni 2010 9
4. Balita. P Anak Tahun -
F Bandung, 12 -
Februari
5. P Nenek, Ibu/ 2016 SD
Ny. A mertua Bandung, 5 -
Mei 1953 66
Tahun
Analisa Data

No Data Masalah
1. a. Data subjektif: Harga diri rendah situasional
Klien mengatakan “ saya sudah berhubungan dengan kurang
tidak dibutuhkan lagi, kenapa saya pengakuan atau penghargaan
harus menjadi tua?”
b. Data objektif
Klien sering menyendiri di kamar,
dan menangis.
2. a. Data subjektif: Defisit perawatan diri berhubungan
Klien mengatakan “anak saya dengan : penurunan atau kurangnya
sudah tidak ingin merawat saya, motivasi, hambatan ingkungan,
mungkin merasa jijik, sedangkan kerusakan persepsi/ kognitif,
saya sudah tua butuh bantuan kecemasan, kelemahan dan
dalam melakukan apapun” kelelahan.
b. Data objektif
Klien terlihat kotor dan bau
• Diagnosa keperawatan SDKI
• Harga diri rendah situasional

A. Definisi
Evaluasi atau perasaannegtaif terhadap diri sendiri atau
kemampuan klien sebagai respon terhadap situasi saat ini.
B. Penyebab
a) Perubahan pada citra tubuh
b) Perubahan peran social
c) Ketidakadekuatan pemahaman
d) Perilaku tidak konsisten dengan nilai
e) Kegagalan hidup berulang
f) Riwayat kehilangan
g) Riwayat penolakan
h) Transisi perkembangan
C. Gejala dan tanda mayor

Subjektif
a) Menilai diri negative (mis. Tidak berguna, tidak tertolong)
b) Merasa malu/bersalah
c) Melebih-lebihkan penilaian negative tentang dirri sendiri
d) Menolak penilaian tentang diri sendiri

Objektif
e) Berbicra pelan dan lirih
f) Menolak berinteraksi dengan orang lain
g) Berjalan menunduk
h) Postur tubuh menunduk
D. Gejala dan tanda minor
a) Subjektif
b) Sulit berkonsentrasi
c) Objektif
d) Kontak mata kurang
e) Lesu dan tidak bergairah
f) Pasif
g) Tidak mampu membuat keputusan

E Kondisi klinis terkait


h) Cedera traumatis
i) Pembedahan
j) Kehamilan
k) Stroke
l) Penyalahgunaan zat
m) Demensia
n) Penyakit kronis
o) Pengalaman tidak menyenangkan
Defisit perawatan diri
a. Definisi
• Tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan
diri
b. Penyebab
• Gangguan musculoskeletal
• Gangguan neuromuscular
• Kelemahan
• Gangguan psikologis dan atau/ psikotik
• Penurunan motivasi/minat
c. Gejala dan tanda mayor
• Subjektif
Menolak melakukan perawatan
• Objektif
Tidak mampu mandi/ mengenakan pakaian/makan/ke toilet/berhias
secara mandiri
Minat melakukan perawatan diri kurang
• Diagnosa keperawatan NANDA
• Harga diri rendah situasional
1.Definisi
• Perkembangan persepsi negative tentang harga diri sebagai
respons terhadap situasi saat ini
2.Batasan karakteristik
a. Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi
peristiwa
b. Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi situasi
c. Perilaku bimbang
d. Perilaku tidak asertif
e. Secara verbal melaporkn tantangan situasional saat ini
terhadap harga diri
f. Ekspresi ketidakberdayaan
g. Ekspresi ketidakbergunaan
h. Verbalisasi meniadakan diri
3.Factor yang berhubungan

a. Perilaku tidak selaras dengan nilai


b. Perubahan perkembangan
c. Gangguan citra tubuh
d. Kegagalan
e. Gangguan fungsional
f. Kurang penghargaan
g. Kehilangan
h. Penolakan
i. Perubahan peran sosial
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa NOC: Risk Control NIC: Risk Control
Environment
1. Harga diri rendah Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan
situasional keperawatan selama ..... menggunakan kontak
berhubungan dengan harga diri pasien akan mata dalam
kurang pengakuan atau meningkat, dengan kreteria komunikasi dengan
penghargaan hasil: keluarga dan orang
1. Verbalisasi penerimaan lain
diri 2. Eksplorasi kesuksesan
2. Penerimaan keterbatasan terakhir yang diterima
diri 3. Anjurkan pasien untuk
3. Mempertahankan kontak mengevaluasi
mata dan posisi tegak kebiasaannya
4. Menggambarkan diri 4. Berikan penghargaan
5. Komunikasi terbuka 5. atas peningkatan
6. Percaya diri meningkat keadaan pasien
6. e. Libatkan keluarga
klien dan Klien untuk
menciptakan dan
mempertahankan
hubungan, memberi
motivasi dengan
memberikan konseling
2. Defisit perawatan diri Setelah dilakukan 1. Monitor kemampuan
berhubungan dengan : tindakan keperawatan klien untuk perawatan
penurunan atau selama ..... defisit diri yang mandiri
kurangnya motivasi, perawatan diri teratasi, 2. Monitor kebutuhan
hambatan ingkungan, dengan kreteria hasil: klien untuk alat-alat
kerusakan persepsi/ bantu untuk kebersihan
kognitif, kecemasan, 1. Klien terbebas dari diri, berpakaian,
kelemahan dan bau badan berhias, toileting dan
kelelahan. 2. Menyatakan makan
kenyamanan terhadap 3. Sediakan bantuan
kemampuan untuk sampai klien mampu
melakukan ADLs secara utuh untuk
melakukan self care
(libatkan keluarga)
4. Dorong klien untuk
melakukan aktivitas
sehari-hari yang normal
sesuai kemampuan yang
dimiliki
5. Dorong untuk
melakukan secara
mandiri, tapi beri
bantuan ketika klien
EVALUASI
NO DIAGNOSA EVALUASI

1. Harga diri rendah situasional S: klien mengatakan “saya tua bukan


berhubungan dengan kurang karena keinginan saya, setiap orang
pengakuan atau penghargaan. pasti akan tua”
O: klien mulai berani bertamu
ketetangganya
A: masalah harga diri rendah teratasi
P: tindakan keperawatan dihentikan
2. Defisit perawatan diri S: klien mengatakan “saya senang
berhubungan dengan : penurunan anak saya sudah mulai membantu
atau kurangnya motivasi, saya lagi dalam membersihakan diri”
hambatan ingkungan, kerusakan O: klien dibantu anaknya
persepsi/ kognitif, kecemasan, membersihkan dirinya
kelemahan dan kelelahan. A: masalah defisit perawatan diri
teratasi
P: tindakan keperawatan dihentikan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai