Anda di halaman 1dari 5

Penanganan Terkini Aspirasi Mekonium Pada Bayi Baru Lahir

Hipoksia akut maupun kronik dapat mengakibatkan keluarnya mekonium


intrauterin. Sindrom aspirasi mekonium (meconium aspiration syndrome, MAS)
disebabkan aspirasi cairan amnion yang mengandung mekonium. Derajat keparahan
MAS berkaitan dengan derajat asfiksia dan jumlah mekonium yang teraspirasi.
Mekonium yang teraspirasi juga menyebabkan obstruksi jalan napas akut,
peningkatan resistensi jalan napas, atelektasis, dan hiperekspansi yang disebabkan
oleh mekanisme ball-valve. Fase obstruksi diikuti dengan fase inflamasi 12-24 jam
sesudahnya yang mengakibatkan kerusakan lebih lanjut. Aspirasi cairan lain
(misalnya darah atau cairan amnion) mengakibatkan kerusakan yang sama tetapi
lebih ringan.

Diagnosis dan Manifestasi klinis

Manifestasi klinis MAS bervariasi dan bergantung pada derajat hipoksia, jumlah
serta konsistensi mekonium yang teraspirasi.

 Bayi dengan MAS sering menunjukkan tanda postmaturitas, yaitu kecil masa
kehamilan, kuku panjang akan bermanifestasi sebagai distres pernapasan,
berupa takipnu, napas cuping hidung, retraksi interkostal, peningkatan diameter
anteroposterior dada, dan sianosis.

Pemeriksaan penunjang

 Darah perifer lengkap dan septic work-up untuk menyingkirkan infeksi.


 Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia. Hiperventilasi mengakibatkan
alkalosis repiratorik pada kasus ringan, tetapi pada kasus berat akan
mengakibatkan asidosis respiratorik.
 Foto toraks menunjukkan hiperinflasi, diafragma mendatar, dan infiltrat
kasar/bercak iregular. Dapat ditemukan pneumotoraks atau
pneumomediastinum.
 Ekokardiografi diperlukan bila diduga terjadi persistent pulmonary hypertension
of the newborn (PPHN).

Penanganan
Tata laksana bayi dengan cairan amnion bercampur mekonium di ruang
persalinan

 Nilai konsistensi mekonium. Kejadian MAS meningkat seiring dengan


peningkatan konsistensi mekonium.
 Rekomendasi bahwa dokter kebidanan harus membersihkan hidung dan
orofaring bayi sebelum melahirkan bahu atau dada, tidak dianjurkan lagi.
 Jika ditemukan mekonium pada cairan ketuban, bayi harus segera diserahkan
kepada dokter anak untuk dibersihkan (AAP 2009).
 Pada penilaian awal sebuah persalinan dengan ketuban bercampur mekonium,
dokter anak harus menentukan apakah bayi bugar atau tidak. Bayi dikatakan
bugar bila frekuensi denyut jantung >100 kali/menit, bernapas spontan, dan
tonus baik (bergerak spontan atau fleksi ekstremitas).
a. Bila bayi bugar, berikan perawatan rutin tanpa memandang konsistensi
mekonium.
b. Bila terdapat distres pernapasan, lakukan laringoskopi direk dan pengisapan
intratrakeal (menggunakan aspirator mekonium).
 Bayi yang dilahirkan dengan ketuban bercampur mekonium, sebanyak 20-30%
akan mengalami depresi saat melalui perineum. Pada kasus ini, intubasi
menggunakan laringoskop sebaiknya dilakukan sebelum usaha napas dimulai.
Setelah intubasi, pipa endotrakeal dihubungkan dengan mesin pengisap.
Prosedur ini diulangi sampai trakea bersih atau bila resusitasi harus dimulai.
Visualisasi pita suara tanpa melakukan pengisapan tidak dianjurkan karena
mekonium masih mungkin berada di bawah pita suara. Ventilasi tekanan positif
sebisa mungkindihindari sampai pengisapan trakea selesai. Kondisi umum bayi
tidak boleh diabaikan selama melakukan pengisapan trakea. Pengisapan trakea
harus dilakukan dengan cepat dan ventilasi harus segera dimulai sebelum terjadi
bradikardi.

Penanganan MAS

Walaupun telah dilakukan pengisapan trakea, bayi yang mengalami distres


intrapartum masih berisiko mengalami MAS dan harus dipantau secara ketat.
 Perawatan rutin. Distres sering mengakibatkan abnormalitas metabolik seperti
hipoksia, asidosis, hipoglikemia, dan hipokalsemia. Koreksi abnormalitas
metabolik bila diperlukan. Cairan harus direstriksi untuk mencegah edema
serebri dan paru.
 Pemantauan saturasi oksigen. Pulse oxymetri dapat dijadikan pemeriksaan
awal untuk mendeteksi PPHN dengan membandingkan saturasi oksigen pada
lengan kanan dengan saturasi oksigen pada ekstremitas bawah.
 Obstruksi. Pada bayi dengan aspirasi mekonium berat, dapat terjadi obstruksi
mekanik saluran napas danbpneumonitis kimia. Atelektasis dan inflamasi yang
terus berjalan serta terbentuknya pirau ekstrapulmonar akan memperburuk
mismatch ventilasi-perfusi dan mengakibatkan hipoksemia berat.
 Hipoksemia. Tata laksana hipoksemia adalah meningkatkan konsentrasi oksigen
inspirasi dengan pemantauan analisis gas darah dan pH. Bayi harus mendapat
oksigen yang adekuat karena hipoksia berulang mengakibatkan vasokonstriksi
paru dan selanjutnya dapatbmenyebabkan PPHN.
 Ventilasi mekanik. Ventilasi mekanik terindikasi bila PaCO2 >60 mmHg atau
terdapat hipoksemia persisten (PaO2 berespons dengan ventilator konvensional
dan yang mengalami air leak syndrome mungkin membutuhkan high frequency
oscillatory ventilator.

Medikamentosa.

 Antibiotik. Seringkali sulit untuk membedakan antara pneumonia bakterial dan


MAS hanya berdasarkan temuan klinis dan foto toraks. Walaupun beberapa bayi
dengan MAS juga mengalami infeksi, penggunaan antibiotik spektrum luas
terindikasi hanya pada kasus dengan infiltrat pada foto toraks. Kultur darah darus
dilakukan untuk mengidentifikasi etiologi dan mengevaluasi keberhasilan terapi
antibiotik.
 Surfaktan. Mekonium menghambat aktivitas surfaktan endogen. Terapi
surfaktan dapat meningkatkan oksigenasi, menurunkan komplikasi pulmonal,
dan menurunkan kebutuhan ECMO (extracorporeal membrane oxygenation).
Surfaktan tidak rutin diberikan untuk kasus MAS, tetapi dapat dipertimbangkan
untuk kasus yang berat dan tidak berespons terhadap terapi standar.
 Kortikosteroid. Penggunaan kortikosteroid pada MAS tidak dianjurkan.

Komplikasi

 Air leak. Pneumotoraks atau pneumomediastinum terjadi pada 10-20% pasien


dengan MAS. Air leak terjadi lebih sering pada bayi yang mendapat ventilasi
mekanik. Bila terjadi pneumotoraks, maka harus ditata laksana segera.
 Hipertensi pulmonal. Sebanyak 35% kasus PPHN berhubungan dengan MAS.
Ekokadiografi harus dilakukan untuk menentukan derajat keterlibatan pirau
kanan ke kiri terhadap hipoksemia dan mengeksklusi penyakit jantung bawaan.
Pada kasus MAS yang disertai PPHN, dapat dipertimbangkan pemberian inhalasi
nitrit oksida atau vasodilator sistemik seperti magnesium sulfat dengan bantuan
inotropik untuk mencegah hipotensi.

Prognosis

 Dengan kemajuan terapi seperti pemberian surfaktan, high frequency


ventilation, inhalasi nitrit oksida, dan ECMO, angka mortalitas dapat dikurangi
sampai <5%.
 Bronchopulmonary displasia dan penyakit paru kronik merupakan sekuele akibat
ventilasi mekanik jangka panjang.
 Sekuele neurologik sering terjadi pada kasus asfiksia berat.Pencegahan
keluarnya mekonium intrauterin

Upaya pencegahan MAS pada tahap pranatal adalah:\

 Identifikasi kehamilan risiko tinggi yang dapat menyebabkan insufisiensi


uteroplasenta dan hipoksia janin, yaitu:
– Ibu dengan preeklampsia atau hipertensi
– Ibu dengan penyakit respiratorik atau kardiovaskular kronik
– Ibu yang memiliki janin dengan pertumbuhan terhambat
– Kehamilan post-matur
– Perokok bera
 Pemantauan janin secara ketat. Tanda distres janin, yaitu ketuban bercampur
mekonium dengan ruptur membran, takikardi janin, atau deselerasi harus
ditindaklanjuti segera.
 Amnioinfusion. Larutan salin normal dimasukkan ke dalam rahim lewat serviks
pada ibu dengan cairan ketuban bercampur mekonium dan deselerasi laju
jantung bayi.

Referensi

 Harris LL, Stark AR. Meconium aspiration. Dalam: Cloherty JP, Eichenwald EC,
Stark AR, penyunting. Manual of neonatal care. Edisi ke-6. Philadelphia: Lippincot
Williams & Wilkins;2008. h.403-6.

Anda mungkin juga menyukai