Anda di halaman 1dari 11

SPIRITUAL

A. Pengertian
1. Spiritual
Berasal dari bahasa latin spiritus, yang berrti bernafas atau angin. Ini berarti segala sesuatu
yang menjadi pusat semua aspek dari kehidupan seseorang (McEwan, 2005).
Spiritual adalah keyakinan dalam hubungannya dengan yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta
(Achir Yani, 2000).
Spiritual merupakan kompleks yang unik pada tiap individu dan tergantung pada budaya,
perkembangan, pengalaman hidup, kepercayaan dan ide-ide tentang kehidupan seseorang
(Mauk dan Schmidt, 2004 cit Potter Perry, 2009)
Menurut Burkhardt (1993) spiritual meliputi aspek sebagai berikut:
a. Berhubungan dengan sesuatu yang tidk diketahui
b. Menemukan arti dan tujuan hidup
c. Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri.
2. Kepercayaan (faith)
Kepercayaan artinya mempunyai kepercayaan atau komitmen terhadap sesuatu atau seseorang
(Achir Yani, 2000)
3. Agama merupakan sistem ibadah yang teratur dan terorganisasi (Achir Yani, 2000)
B. Karakteristik
1. Hubungan dengan diri sendiri
Kekuatan dalam dan self relience
a. Pengetahuan diri (siapa dirinya dan apa yang dapat dilakukannya)
b. Sikap (percaya diri sendiri, percaya pada kehidupan/ masa depan, ketenangan pikiran,
harmoni/ keselarasan dengan diri sendiri)
2. Hubungan dengan alam
Harmoni
a. Mengetahui tentang alam,iklim, margasatwa
b. Berkomunikasi dengan alam (berjalan kaki, bertanam), mengabdikan dan melindungi alam
3. Hubungan dengan orang lain
Harmoni/ Suportif
a. Berbagi waktu, pengetahuan dan sumber secara timbal balik
b. Mengasuh anak, orang tua dan orang sakit
c. Meyakini kehidupan dan kematian (mengunjungi, melayat)
Tidak harmonis
a. Konflik dengan orang lain
b. Resolusi yang menimbulkan ketidakharmonisan dan friksi
4. Hubungan dengan Ketuhanan
Agamis atau tidak agamis
a. Sembahyang/ berdoa/ meditasi
b. Perlengkapan keagamaan
a. Bersatu dengan alam
C. Perkembangan spiritual
1. Bayi dan todler (1-3 tahun)
Tahap awal perkembangan spiritual adalah rasa percaya dengan yang mengasuh dan sejalan
dengan perkembangan rasa aman, dan dalam hubungan interpersonal, karena sejak awal
kehidupan mengenal dunia melalui hubungan dengan lingkungan kususnya orangtua. Bayi dan
todler belum memiliki rasa bersalah dan benar, serta keyakinan spiritual. Mereka mulai meniru
kegiatan ritual tanpa tau arti kegiatan tersebut dan ikut ketempat ibadah yang mempengaruhi
citra diri mereka.
2. Prasekolah
Sikap orang tua tentang moral dan agama mengajarkan pada anak tentang apa yang dianggap
baik dan buruk.anak pra sekolah belajar dari apa yang mereka lihat bukan pada apa yang
diajarkan. Disini bermasalah jika apa yang terjadi berbeda dengan apa yang diajarkan.
3. Usia sekolah
Anak usia sekolah Tuhan akan menjawab doanya, yang salah akan dihukum dan yang baik
akan diberi hadiah. Pada mas pubertas , anak akan sering kecewa karena mereka mulai
menyadari bahwa doanya tidak selalu dijawab menggunakan cara mereka dan mulai mencari
alasan tanpa mau menerima keyakinan begitu saja.
Pada masa ini anak mulai mengambil keputusan akan meneruskan atau melepaskan agama
yang dianutnya karena ketergantungannya pada orang tua. Remaja dengan orang tua berbeda
agama akan memutuska memilih pilihan agama yang dianutnya atau tidak memilih satupun
dari agama orangtuanya.
4. Dewasa
Kelompok dewasa muda yang dihadapkan pada pertanyaan bersifat keagamaan dari anaknya
akan menyadari apa yang diajarkan padanya waktu kecil dan masukan tersebut dipakai untuk
mendidik anakya.
5. Usia pertengahan
Usia pertengahan dan lansia mempunyai lebih banyak waktu untuk kegiatan agama dan
berusaha untuk mengerti nilai agama yang di yakini oleh generasi muda.
D. Konsep terkini dalam kesehatan spiritual.
1. Spiritualitas
Konsep spiritual memiliki delapan batas tetapi saling tumpang tindih:
Energi, transendensi diri, keterhubungan, kepercayaan, realitas eksistensial, keyakinan dan
nilai, kekuatan batiniah, harmoni dan batin nurani.
a. Spiritualitas memberikan individu energi yang dibutuhkan untuk menemukan diri mereka,
untuk beradaptasi dengan situasi yang sulit dan untuk memelihara kesehatan.
b. Transedensi diri (self transedence) adalah kepercayaan yang merupakan dorongan dari luar
yang lebih besar dari individu.
c. Spiritualitas memberikan pengertian keterhubungan intrapersonal (dengan diri sendiri),
interpersonal (dengan orang lain) dan transpersonal ( dengan yang tidak terlihat, Tuhan atau
yang tertinggi) (Miner –william, 2006 cit Potter & Perry, 2009)
d. Spiritual memberikan kepercayaan setelah berhubungan dengan Tuhan. Kepercayaan selalu
identik dengan agama sekalipun ada kepercayaan tanpa agama.
e. Spritualitas melibatkan realitas eksistensi (arti dan tujuan hidup).
f. Keyakinan dan nilai menjadi dasar spiritualitas. Nilai membantu individu menentukan apa
yang penting bagi mereka dan membantu individu menghargai keindahan dan harga pemikiran,
obysk dsn prilaku.(Holins, 2005; vilagomenza, 2005
g. Spiritual memberikan individu kemampuan untuk menemukan pengertian kekuatan batiniah
yang dinamis dan kreatif yang dibutuhkan saat membuat keputusan sulit (Braks-wallance dan
Park, 2004).
h. Spiritual memberikan kedamaian dalam menghadapi penyakit terminal maupun
menjelang ajal (Potter & Perry, 2009).
Ada individu yang tidak mempercayai adanya Tuhan (atheis) atau percaya bahwa tidak ada
kenyataan akhir yang diketahui (Agnostik). Ini bukan berati bahwa spiritual bukan merupakan
konsep penting bagi atheis dan agnostik, Atheis mencari arti kehidupan melalui pekerjaan
mereka dan hubungan mereka dengan orang lain.agnostik menemukan arti hidup dalam
pekerjaan mereka karena mereka percaya bahwa tidak adanya akhir bagi jalan hidup mereka.
2. Dimensi Spiritual ( Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995; Murray & Zentner, 1993 ):
a. Mempertahankan keharmonisan / keselarasan dengan dunia luar
b. Berjuang untuk menjawab / mendapatkan kekuatan
c. Untuk menghadapi : Stres emosional, penyakit fisik, dan menghadapi kematian
3. Konsep kesejahteraan spiritual ( spiritual well-being) (Gray,2006; Smith, 2006):
a. Dimensi vertikal
Hubungan positif individu dengan Tuhan atau beberapa kekuasaan tertinggi
b. Dimensi horisontal
Hubungan positif individu dengan orang lain
E. Hubungan antara spiritual – kesehatan dan sakit
1. Keyakinan spiritual sangat penting bagi perawat karena dapat mempengaruhi tingkat kesehatan
dan prilaku klien. Beberapa pengaruh yang perlu dipahami:
a. menuntun kebiasaan sehari-hari
praktik tertentu pada umumnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan mungkin
mempunyai makna keagamaan bagi klien, sebagai contoh: ada agama yang menetapkan diet
makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan.
b. sumber dukungan
pada saat stress, individu akan mencari dukungan dari keyakinan agamanya. sumber kekuatan
sangat diperlukan untuk dapat menerima keadaan sakitnya khususnya jika penyakit tersebut
membutuhkan waktu penyembuhan yang lama.
c. sumber konflik
Pada suatu situasi bisa terjasi konflik antara keyakinan agama dengan praktik kesehatan.
Misalnya: ada yang menganggap penyakitnya adalah cobaan dari Tuhan
2. kepercayaan agama tentang kesehatan
Agama/ Kepercayaan terhadap Respon terhadap Penerapan pada kesehatan dan
Budaya pelayanan kesehatan penyakit perawatan
Hindu Menerima ilmu medis Dosa masa lalu Waktu untuk doa, jimat,
terkini menyebabkan penyakit ritual, simbol
Shikhism Menerima ilmu medis Wanita diperiksa wanita Waktu untuk doa, jimat,
terkini Melepaskan pakaian ritual, simbol
dalam merupakan
tekanan
Buddha Menerima ilmu medis Menolak pengobatan
terkini pada hari suci
Roh non manusia yang
menyerang manusia
menyebabkan penyakit

Islam Harus dapat mempraktikkan Menggunakan Kesehatan dan spiritual saling


5 hukum islam kepercayaan berhubungan
Terkadang memiliki penyembuhan Tidak mempertimbangkan
pandangan kesehatan yang Tidak melakukan transplantasi organ
salah eutanasia
Yahudi Mempercayai kesucian Eutanasiaa dilarang Percaya penting hidup sehat
hidup
Ibadah hari sabath, menolak
pengobatan hari sabath
Kristiani Menerima ilmu medis Menggunakan doa, kuas Mendukung donor organ
terkini penyembuhan
F. Manifestasi perubahan fungsi spiritual
1. Verbalisasi disstress
Individu yang mengalami gangguan fungsi spiritual, biasanya akan meverbalisasikan yang
dialaminya untuk mendalatkan bantuan.
2. Perubahan perilaku
Perubahan perilaku juga dapat merupakan manifestasi gangguan fungsi spiritual.. Klien yang
merasa cemas dengan hasil pemeriksaan atau menunjukkan kemarahan setelah mendengar
hasil pemeriksaan mungkin saja sedang menderita distress spiritual. Untuk jelasnya berikut
terdapat tabel ekspresi kebutuhan spiritual.
TABEL EKSPRESI KEBUTUHAN SPIRITUAL ADAPTIF DAN MALLADAPTIF
Kebutuhan Tanda pola atau prilaku adaptif Tanda pola atau prilaku
maladaptif
Rasa Rasa percaya terhadap diri sendiri dan Merasa tidak nyaman dengan
percaya kesabaran kesadaran diri
Menerima bahwa yang lain akan mampu Mudah tertipu
memenuhi kebutuhan Ketidakmampuan untuk
Rasa percaya terhadap kehidupan terbuka dengan orang lain
walaupun terasa berat Merasa bahwa hanya orang
Keterbukaan terhadap Tuhan tertentu dan tempat tertentu
yang aman
Mengharapkan orang tidak
berbuat baik dan tidak
tergantung
Ingin kebutuhan dipenuhi
segera tidak dapat menunggu
Tidak terbuka kepada Tuhan
Takut terhadap maksud
Tuhan
Kemampuan Menerima diri sendiri dan orang lain Merasa penyakit sebagai
memberi dapat berbuat salah suatu hukuman
maaf Tidak mendakwa atau berprasangka Merasa Tuhan sebagai
buruk penghukum
Memandang penyakit sebagai sesuatu Merasa maaf hanya diberikan
yang nyata berdasar prilaku
Memaafkan diri sendiri Tidak menerima diri sendiri
Memaafkah orang lain Menyalahkan diri sendari atau
Menerima pengampunan Tuhan. orang lain.
Pandangan yang realistik terhadap masa
lalu

TABEL EKSPRESI KEBUTUHAN SPIRITUAL ADAPTIF DAN MALLADAPTIF


Kebutuhan Tanda pola atau prilaku adaptif Tanda pola atau prilaku
maladaptive
Mencintai Mengekspresikan perasaan dicintai Takut akan tergantung dengan
dan oleh orang lain atau Tuhan orang lain
ketertarikan Mampu menerima bantuan Menolak bekerja sama dengan
Menerima diri sendiri tenaga kesehatan
Mencari kebaikan dari orang lain Cemas berpisah dengan keluarga
Menolak diri sendiri serta
angkuh dan mementingkan diri
sendiri
Tidak mampu untuk
mempercayai diri sendiri dicintai
oleh Tuhan, tidak punya
hubungan rasa cinta dengan
Tuhan
Merasa tergantung dan
hubungan bersifat magik dengan
Tuhan. Merasa jauh dengan
Tuhan.
Keyakinan Ketergantungan dengan anugerah Mengekspresikan perasaan
Tuhan ambivalens terhadap Tuhan
Termotifasi untuk tumbuh Tidak percaya terhadap
kekuasaan Tuhan
Takut kematian
Mengekspresikan kepuasan dengan Merasa terisolasi dari
menjelaskan kehidupan setelah kepercayaan masyarakat sekitar
kematian Merasa pahit, frustasi dan marah
Mengekspresikan kebutuhan untuk terhadap Tuhan
memasuki kehidupan dan ataui Nilai, keyakinan dan tujuan
memahami kehidupan manusia dengan hidup yang tidak jelas
wawasanyang lebih luas Konflik nilai
Mengekspresikan kebutuhan ritual Tidak mempunyai komitmenm
Mengekspresikan kehidupan untuk
merasa berbagi keyakinan

TABEL EKSPRESI KEBUTUHAN SPIRITUAL ADAPTIF DAN MALLADAPTIF


Kebutuhan Tanda pola atau prilaku adaptif Tanda pola atau prilaku
maladaptive
Kreatifitas Meminta informasi tentang kondisi Mengekspresikan perasaan
dan harapan Membicarakan kondisinya secara takut kehilangan kendali diri
realistik Mengekspresikan kebosanan
Menggunakan waktu selama dirawat diri
inap secara konstruktif Tidak mempunyai visi
Mencari cara untuk mengekspresikan alternatif yang
diri memungkinkan
Mencari kenyamanan batin daripada Takut terhadap terapi
fisik Putus asa
Mengekspresikan harapan tentang Tidak dapat menolong ayau
masa depan menerima diri sendiri
Terbuka terhadap kemungkinan Tidak dapat menikmati
mendapatkan kedamaian apapun
Telah menunda pengambilan
keputusan.

Arti dan Mengekspresikan kepuasan hidup Mengekspresikan tidak ada


tujuan Menjalani kehidupan sesuai dengan alasan bertahan hidup
sistem nilai
Menggunakan penderitaan sebagai Tidak dapat menerima arti
cara memahami diri penderitaan yang dialami
Mengekspresikan arti kehidupan/ Mempertanyakan arti
kematian kehidupan
Mengekspresikan komitmen dan Mempertanyakan tujuan
orientasi hidup penyakit
Jelas tentang apa yang penting Tidak dapat merumuskan
tujuan dan tidak mencapai
tujuan
Telah menunda pegambilan
keputusan yang penting.

G. Intervensi dalam kesehatan spiritual


Tehnik dalam kesehatan spiritual adalah dengan tehnik meditasi
Tehnik Meditasi:
Tujuan: klien dapat mengungkapkan perasaan relaksasi dan trandensi diri setelah meditasi
Strategi pengajaran:
1. Berikan informasi singkat mengenai pengajaran / cara meditasi
2. Bantu klien mengidentifikasi ruangan dalam rumah yang tenang dan mempunyai gangguan
minimal
3. Jelaskan bahwa musik yang tenang dan bunyi yang mendesing dapat mengganggu meditasi
4. Ajarkan langkah-langkah meditasi, duduk dalam posisi yang nyaman dengan punggung
lurus; bernafas perlahan; dan fokus pada suara, doa atau gambar
5. Anjurkan pasien untuk melakukan meditasi selama 10-20 menit dua kali sehari
6. Jawab pertanyaan klien dan perkuat informasi selama diperlukan
Evaluasi:
Ijinkan klien menggambarkan perasaan setelah melakukan meditasi.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SPIRITUAL


A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data subyektif dan obyektif
Spiritual sangat bersifat subyektif, ini berarti spiritual berbeda untuk individu yang berbeda
pula (Mcsherry dan ross, 2002)
Pada dasarnya informasi awal yang perlu digali adalah
1. Alifiasi nilai
a. Partisipasi klien dalam kegiatan agama apakah dilakukan secara aktif atau tidak
b. Jenis partisipasi dalam kegiatan agama
2. Keyakinan agama dan spiritual
a. Praktik kesehatan : diet, mencari dan menerima ritual atau upacara agama
b. Strategi koping
Nilai agama atau spiritual, mempengaruhi:
a. Tujusn dan arti hidup
b. Tujuan dan arti kematian
c. Kesehatan dan arti pemeliharaan
d. Hubungan dengan Tuhan, diri sendiri dan orang lain
B. Diagnosa
1. Distress spiritual
2. Koping inefektif
3. Ansietas
4. Disfungsi seksual
5. Harga diri rendah
6. Keputusasaan
C. Perencanaan
1. Distress spiritual b.d anxietas
Definisi : gangguan pada prinsip hidup yang meliputi semua aspek dari seseorang yang
menggabungkan aspek psikososial dan biologis
NOC :
a. Menunjukkan harapan
b. Menunjukkan kkan kesejahteraan spiritual:
- Berarti adlam hidup
- Pandangan tentang spiritual
- Ketentraman, kasih sayang dan ampunan
- Berdoa atau beribadah
- Berinteraksi dengan pembimbing ibadah
- Keterkaitan denganorang lain, untuk berbagi pikiran, perasaan dan kenyataan
c. Klien tenang
NIC :
- Kaji adanya indikasi ketaatan dalam beragama
- Tentukan konsep ketuhanan klien
- Kaji sumber-sumber harapan dan kekuatan pasisien
- Dengarkan pandangan pasien tentang hubungan spiritiual dan kesehatan
- Berikan prifasi dan waktu bagi pasien untuk mengamati praktik keagamaan
- Kolaborasi dengan pastoral
2. Koping inefektif b.d krisis situasi
Definisi : ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat terhadat stressor, pilihan respon
untuk bertindak secara tidak adekuat dan atau ketidakmampuan menggunakan sumber yang
tersedia
NOC:
- Koping efektif
- Kemampuan untuk memilih antara 2 alternatif
- Pengendalian impuls : kemampuan mengendalikan diri dari prilaku kompulsif
- Pemrosesan informasi : kemampuan untuk mendapatkan dan menggunakan informasi
NIC :
- Identifikasi pandangan klien terhadap kondisi dan kesesuaiannya
- Bantu klien mengidentifikasi kekuatan personal
- Peningkatan koping:
nilai kesesuaian pasien terhadap perubahan gambaran diri
nilai dampak situasi kehidupan terhadap peran
evaluasi kemampuan pasien dalam membuat keputusan
Anjurkan klien menggunakan tehnik relakssi
Berikan pelatihan ketrampilan sosial yang sesuai
- Libatkan sumber – sumber yang ada untuk mendukung pemberian pelayanan kesehatan
D. Pelaksanaan
Dilaksanakan sesuai dengan NIC yang telah ditentukan
E. Evaluasi
Evaluasi dengan melihat NOC yang telah ditentukan , secaara umum tujuan tercapai apabila
klien ( Achir Yani, 1999)
1. Mampu beristirahat dengan tenang
2. Menyatakan penerimaan keputusan moral
3. Mengekspresikan rasa damai
4. Menunjukkan hubungan yang hangat dan terbuka
5. Menunjukkan sikap efektif tanpa rasa marah, rasa berslah dan ansietas
6. Menunjukkan prilaku lebih positif
7. Mengekspresikan arti positif terhadap situasi dan keberadaannya

DAFTAR PUSTAKA

Dochterman, J. M and Bulecheck, G. M., 2004, Nursing Interventions Clasification (NIC),


Mosby: St. Louis, Missouri
Doenges, M. E., Moorhouse. M. F., Geisler. A. C., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC: Jakarta
Hamid, Achir Yani, 1999, Buku ajar Aspek Spiritual dalam Keperawatan, Widya medika: Jakarta
Intansari Nurjanah, 2010, Intan’s Screening Diagnoses Assesment (ISDA), Mocomedia:
Yogyakarta
Intansari Nurjanah, 2004, Pedoman Penanganan pada Gangguan Jiwa, Mocomedia: Yogyakarta
NANDA, 2007, Nursing Diagnoses: Definitions and Clasification 2007-2008, Philadelphia
NANDA, 2010, Diagnosa Keperawatan: Definisi dan klasifikasi 2009-2010, EGC: Jakarta
Potter, P. A., Perry, A. G., Fundamental Keperawatan, Salemba medika: Jakarta
Sue Moorhead., Johnson, M., Mass. M., 2004, Nursing Outcomes Clasification (NOC), Mosby:
St. Louis, Missouri
Taylor, Lilis, Lemone, Lyn, 2011, Fundamental of Nursing The art and Sience of Nursing
Care, lippincott

Anda mungkin juga menyukai