1.dhika p
2.layung sari
3.rertno w
APLIKASI TRANSCULTURAL NURSING
SEPANJANG DAUR KEHIDUPAN
MANUSIA Dan APLIKASI KEPERAWATAN
TRANSCULTURAL DALAM BERBAGAI
MASALAH KESEHATAN
Transcultural nursing merupakan subbidang
dari praktik keperawatan yang telah diadakan
penelitiannya. Berfokus pada nilai-nilai
budaya, kepercayaan, dan pelayanan
kesehatan berbasis buda
definisi
Kebudayan sudah melekat dari
zaman nene moyang kita
hingga saat ini sehingga
mengenai tradisi yang masih
melekat tidak mudah di
hilangkan tetapi ada beberapa
kebudayaan yang bisa di teliti.
– Dalam hal ini, kebudayaan yang spesifik merupakan kebudayaan yang hanya
dimiliki oleh kelompok tertentu. Misalnya kebudayaan Suku Anak Dalam, Suku
Batak, Suku Minang. Sedangkan kebudayaan yang universal adalah kebudayaan
yang umumnya dipegang oleh masyarakat secara luas. Misalnya, kebiasaan
mencuci tangan sebelum makan merupakan perilaku yang baik, untuk
meminimalisir tubuh terkontaminasi oleh mikroorganisme ketika makan.
Dengan mengetahui budaya spesifik dan budaya universal yang dipegang oleh
klien, maka praktik keperawatan dapat dilakukan secara maksimal.
– Alasan utama untuk mempelajari caring adalah :
– Konsep ”care” muncul secara kritis pada pertumbuhan manusia, perkembangan manusia, dan
kemampuan bertahan pada makhluk hidup.
– Untuk secara eksplisit mengerti secara menyeluruh aturan-aturan pemberi pelayanan dan
penerima pelayanan pada kultur yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan pelayanan secara
kultural.
– ”Care” adalah studi untuk memenuhi kebutuhan yang esensial untuk proses penyembuhan,
perbaikan dan untuk bertahan pada manusia dan kelompok sepanjang waktu.
– Profesi keperawatan telah mempelajari ”care” secara terbatas tetapi secara sistematis dari
persfektif kultural dan telah melupakan aspek-aspek epistemology dan ontology yg
berlandaskan pada pengetahuan keperawatan
Peran dan fungsi transkultural
– 1.membantu keluarga dan budaya dengan budaya yang berbeda beda untuk
mampu memahami kebutuhan asuhan keperawatan dan kesehatan
– 2.membantu perawat dalam mengambil keputusan selama dalam pemberian
asuhan keperawatan baik d rumah sakit dan komunitas melalaui pengkajian
kebiasaan sehari hari,gaya hidup dan kepercayaan yang di anut orleh masing
masing individu untuk peningktan kesejahteraan kesehatan pasien
Contoh dalam asuhan
keperawatan
– Kita mengeal mengenai sistem kekerabatan patrinlineal dan matrilineal
.deman dalam sistem kekerabatan ini pengambil keputusan mengikuti sistem ini
– 1.sistem kekerabatan patrinlineal:pada sistem kekerabatan ini pemegang
peranan pengambil keputusan adalah dari pihak laki laki(ayah) conto (suku
batak ,suku jawa timur,keturunana arab) karena lakilaki sebagai pemimpin
– 2.sistem kekerabatan matrilineal : pada sistem ini pemegang peranan
pengambil keputusan dari pihak wanita (ibu) contoh keluarga minangkabau
Budaya Flores
Damianus Wera orang Flores satu ini punya karunia yang sangat langka.
Dami dikenal sebagai penyembuh alternative unik. Damianus wera
bukan dokter , buta huruf , tak makan sekolah , tapi buka praktik
layaknya dokter professional .
• Kebiasaan makan, Banyak sekali penemuan para ahli sosiolog dan ahli gizi
menyatakan bahwa faktor buaya sangat berperan terhadap proses terjadinya
kebiasaan makan dan bentuk makanan itu sendiri, sehingga tidak jarang
menimbulkan berbagai masalah gizi apabila faktor makanan itu tidak di perhatikan
secara baik bagi yang mengkonsumsinya.
• Peranan makanan dalam konteks budaya.
1. Adanya perbedaan makan /konsumsi/makanan pokok dari setiapsuku atau etnis.
Contonya, pola makan orang timor lebih pada jagung, orang jawa pola makan
lebih kepada beras.
2. Adanya perbedaan cita rasa, aroma, warna, dan bentuk fisik makanan dari setiap
suku etnis. Contoh, makanan orang padang cita rasanya pedas, orang jawa
makanannya manis, dan orang timor makanannya selalu yang asing.
• Masalah tabu dalam makanan. Sistem budaya memberikan peranan dan
nialai yang berbeda-beda terhadap, misalnya bahan-bahan makanan tertentu
oleh suatu budaya masyarakat dapat dianggap tabu atau bersifat pantangan
untuk di konsumsi karena alasan sacral tertentu aatau sitem budaya yang
terkait di dalamnya.
• Pola hidup dan tradisi pemeliharaan kesehatan yang kurang baik, yaitu adanya
mitos atau kepercayaan yang merugikan kesehatan. Contohnya seperti masyarakat
di perkotaan yang sering memberikan susu formula kepada bayinya bukan ASI
dikarenakan alasan pekerjaan, tapi yang kita tahu bahwa ASI merupakan makanan
yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi.
• Sikap fatalisme, yaitu ajaran bahwa manusia tidak bisa berbuat apa-apa karena
sudah dikuasai nasib. Fatalis erat kaitannya dengan rasa putus asa dan tidak
berdaya. Mereka ada yang beranggapan bahwa ada benda-benda yang dapat
membantu mereka mencapai tujuan seperti keris dan banyak lagi.
• Nilai/norma, yaitu nilai-nilai atau norma yang kurang menunjang dalam bidang
kesehatan. Contohnya seperti melerang makan ikan bagi ibu menyusui karena ASI
ibu akan bau amis, padahal kita tahu bahwa ikan merupakan makanan yang banyak
mengandung protein dan sangat baik bagi ibu menyusui serta bayi.