Oleh :
Dede Suhendar 2043700238
Fitri Febriyanti 2043700144
Hernamirah 2043700233
Ivon Aimang 2043700100
Jeike Juniver Adondis 2043700083
Rini Sundari 2043700096
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Hukum Acara Peradilan Agama dengan
judul “Asam Urat, Kreatinin, Kreatinin Crearence, BUN, Fosfatase Asam,Ureum”
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Interpretasi Data
Klinik yaitu Bapak dr. Teguh Sarry Hartono. SPMK atas bimbingannya sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.2 Kreatinin............................................................................................................................4
2.6 Ureum..............................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................11
3.2 Saran................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemeriksaan Laboratorium merupakan pemeriksaan penunjang yang dapat membantu
dalam menentukan keputusan mengenai suatu diagnosis penyakit. Pemeriksaan
laboratorium merupakan kegiatan pelayanan yang tidak terpisahkan dengan kegiatan
pelayanan kesehatan lainnya, untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan dan pengobatan penyakit serta pemulihan kesehatan perorangan atau
masyarakat.
Pemeriksaan laboratorium pada makalah ini terdiri dari asam urat, kreatinin, Creatin
Klirens, BUN (Blood Urea Nitrogen), Asam Fosfat dan Ureum. Dimana data
laboratorium ini jika mengalami kenaikan atau penurunan dapat berpengaruh terhadap
tubuh. Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal yang merupakan produk akhir dari
metabolisme atau pemecah purin. Asam urat ini terbentuk dari penguraian asam nukleat.
Dan akan mengalami peningkatan bila terdapat kelebihan produksi atau destruksi sel.
Kreatini, Creatin Klirens, BUN sering dikaitkan dengan ginjal. Dimana kreatinin adalah
penanda endogen paling terkenl yang digunakan untuk memperkirakan LFG (Laju
Filtrasi Glomerolus) dimana LFG merupakan indeks terbaik yang digunakan untuk
melihat fungsi ginjal. Klirens kreatinin merupakan pengukuran kecepatan tubuh (oleh
ginjal) membersihkan kreatinin, terutama pengukuran kecepatan Filtrasi Glomerolus
(GFR) digunakan untuk mengetahui fungsi ginjal. Kadar ureum dalam serum
mencerminkan keseimbangan antara produksi dan eksresi.Metode penetapannya adalah
denganmengukur nitrogen atau sering disebut Blood Urea Nitrogen (BUN). Nilai BUN
akan meningkat apabila seseorang mengkonsumsi protein dalam jumlah banyak, namun
pangan yang baru disantap tidak berpengaruh terhadap nilai ureum pada saat manapun.
Hal ini yang menyebabkan adanya hubungan asupan protein dengan kadar ureum. Asam
Fosfat dapat ditemukan dalam berbagai jaringan tubuh, termasuk hati, sel darah merah,
sumsum tulang dan trombosit. Namun, enzim ini paling banyak ditemui pada kelenjar
prostat berupa isoenzim (atau asam fosfat prostat). Ureum adalah produk akhir
katabolisme protein dan asam amino yang diproduksi oleh hati dan didistribusikan
1
melalui cairan intraseluler dan ekstraseluler ke dalam darah untuk kemudian difiltrasi
oleh glomerulus. Pemeriksaan ureum sangat membantu menegakkan diagnosis gagal
ginjal akut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Implikasi klinik:
Hiperurisemia dapat terjadi pada leukemia, limfoma, syok, kemoterapi, metabolit
asidosis dan kegagalan fungsi ginjal yang signifi kan akibat penurunan ekskresi atau
peningkatan produksi asam urat.
Nilai asam urat di bawah nilai normal tidak bermakna secara klinik.
Obat yang dapat meningkatkan kadar urat darah meliputi: tiazid, salisilat (< 2 g/hari),
etambutol, niasin dan siklosporin.
Obat yang dapat menurunkan kadar urat darah meliputi: allopurinol, probenesid, sulfi
npirazon dan salisilat (> 3 g/hari).
3
Perawatan pasien
Interpretasikan hasil pemeriksaan dan monitor fungsi ginjal, tanda gout atau gejala
leukemia. Kadar asam urat seharusnya turun pada pasien yang diterapi dengan obat yang
bersifat uricosuric seperti allopurinol, probenesid, dan sulfinpirazon.
2.2 Kreatinin
Tes ini untuk mengukur jumlah kreatinin dalam darah. Kreatinin dihasilkan
selama kontraksi otot skeletal melalui pemecahan kreatinin fosfat. Kreatinin diekskresi
oleh ginjal dan konsentrasinya dalam darah sebagai indikator fungsi ginjal. Pada kondisi
fungsi ginjal normal, kreatinin dalam darah ada dalam jumlah konstan. Nilainya akan
meningkat pada penurunan fungsi ginjal. Serum kreatinin berasal dari masa otot, tidak
dipengaruhi oleh diet, atau aktivitas dan diekskresi seluruhnya melalui glomerulus. Tes
kreatinin berguna untuk mendiagnosa fungsi ginjal karena nilainya mendekati glomerular
filtration rate (GFR).
Kreatinin adalah produk antara hasil peruraian kreatinin otot dan fosfokreatinin
yang diekskresikan melalui ginjal. Produksi kreatinin konstan selama masa otot konstan.
Penurunan fungsi ginjal akan menurunkan ekskresi kreatinin.
4
Kreatinin mempunyai waktu paruh sekitar satu hari. Oleh karena itu diperlukan
waktu beberapa hari hingga kadar kreatinin mencapai kadar normal untuk
mendeteksi perbaikan fungsi ginjal yang signifikan.
reatinin serum 2 - 3 mg/dL menunjukan fungsi ginjal yang menurun 50 % hingga 30
% dari fungsi ginjal normal.
Konsentrasi kreatinin serum juga bergantung pada berat, umur dan masa otot.
Faktor pengganggu
Olahraga berat, angkat beban dan prosedur operasi yang merusak ototrangka dapat
meningkatkan kadar kreatinin
Alkohol dan penyalahgunaan obat meningkatkan kadar kreatinin
Atlet memiliki kreatinin yang lebih tinggi karena masa otot lebih besar
Injeksi IM berulang dapat meningkatkan atau menurunkan kadar kreatinin
Banyak obat dapat meningkatkan kadar kreatinin
Melahirkan dapat meningkatkan kadar kreatinin
Hemolisis sampel darah dapat meningkatkan kadar kreatinin
Obat-obat yang meningkatkan serum kreatinin: trimetropim, simetidin,ACEI/ARB
5
durasi pengumpulan urin (dalam menit) merupakan nilai perkiraan kerja fungsi ginjal
yang sebenarnya.
6
Wanita : Untuk pasien wanita menggunakan 85 % dari harga Clcr yang
diperoleh pada pria atau hasil dari pria x 0,85
7
filtrasi glomerulus dengan menggunakan zat inulin kurang praktis sehingga tidak
dilakukan untuk pemeriksaan rutin.
Tingkat kerusakan ginjal parah < 10 mL/menit, sedang 10-30 mL/menit, ringan 30-70
/menit
Implikasi Klinik:
Hasil penilaian dengan mengukur klirens kreatinin memberikan hasil yang lebih
akurat.
Pada anak-anak, nilai klirens kreatinin akan lebih rendah (kemungkinan akibat
masa otot yang lebih kecil)
Obat-obat yang perlu dimonitor pada pasien dengan ganguan fungsi
ginjal,Golongan aminoglikosida,Obat dengan indeks terapi sempit
8
2.5 Asam Fosfat
Asam Fosfat dapat ditemukan dalam berbagai jaringan tubuh, termasuk hati, sel
darah merah, sumsum tulang dan trombosit. Namun, enzim ini paling banyak ditemui
pada kelenjar prostat berupa isoenzim (atau asam fosfat prostat). Pada laki-laki,
setengah dari jumlah total asam fosfatase ditemukan dalam prostat, sedangkan sisanya
ditemukan dalam hati, limpa, sel darah, dan sumsum tulang. Sementara pada wanita,
seluruh asam fosfat hanya ditemukan dalam hati, sel darah merah, dan trombosit.
Kisaran normal
dewasa/manula: 0,13-0,63 unit/L (Roy, Brower, Hayden 37°C) atau 2,2-10,5 unit/L (SI
unit)
anak-anak: 8,6-12,6 unit/ml (30°C)
bayi: 10,4-16,4 unit/ml (30°C)
Apabila hasil tes Anda berada di kisaran tak normal, kemungkinan Anda menderita:
1) kanker prostat
2) hipertrofi jinak dari kelenjar prostat
3) prostatitis
4) myeloma
5) paget disease (penyakit tulang)
6) hiperparatiroidisme
7) metastasis ke tulang
8) multi-bone tumor
9) sickle cells crisis (krisis sel sabit)
10) essential thrombocythemia (ET)
9
11) kelainan lisosom (misalnya penyakit Gaucher)
12) penyakit ginjal
13) penyakit hati (misalnya sirosis)
14) pemerkosaan
2.6 Ureum
Ureum adalah produk akhir katabolisme protein dan asam amino yang
diproduksi oleh hati dan didistribusikan melalui cairan intraseluler dan ekstraseluler ke
dalam darah untuk kemudian difiltrasi oleh glomerulus. Pemeriksaan ureum sangat
membantu menegakkan diagnosis gagal ginjal akut. Klirens ureum merupakan indikator
yang kurang baik karena sebagian besar dipengaruhi diet. (pemeriksaan fngsi ginjal)
Ureum dapat diukur dari bahan pemeriksaan plasma, serum, ataupun urin. Jika bahan
plasma harus menghindari penggunaan antikoagulan natrium citrate dan natrium
fluoride, hal ini disebabkan karena citrate dan fl uoride menghambat urease. Ureum urin
dapat dengan mudah terkontaminasi bakteri. Hal ini dapat diatasi dengan menyimpan
sampel di dalam refrigerator sebelum diperiksa.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nilai Normal :
Asam Urat : Pria : ≥ 15tahun:3,6-8,5mg/dL SI unit :214-506 μmol/L
Wanita: > 18 tahun: 2,3 – 6,6 mg/dL SI unit : 137 – 393 μmol/L
Kreatinin : 0,6 – 1,3 mg/dL SI : 62-115 μmol/L
Klirens Kreatinin : Pria : 1 - 2 g/24 jam
Wanita : 0,8 - 1,8 g/24 jam
Asam Fosfat : dewasa/manula: 0,13-0,63 unit/L (Roy, Brower, Hayden 37°C) atau
2,2-10,5 unit/L (SI unit)
anak-anak: 8,6-12,6 unit/ml (30°C)
bayi: 10,4-16,4 unit/ml (30°C)
Ureum : 6-20 mg/dL / 12-20 g/hari
Masalah klinis yang terjadi yaitu terkait dengan fungsi ginjal.
3.2 Saran
Diharapkan agar mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang ilmu pemeriksaan
data labolatorium khususnya pemerikasaan Asam urat, kreatinin, Klirens kreatinin, asam
fosfat dan Ureum. Selain itu diharapkan juga apoteker mampu mengaplikasikan
pengetahuan ini dalam dunia kerja
11
DAFTAR PUSTAKA
Rahmawati, Febtarini. 2016. Aspek Laboratorium Gagal Ginjal Kronik. Jurnal Ilmiah
Kedokteran Wijaya Kusuma , Surabaya. 6 (1) : 14-22
Kemenkes RI. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
12