Disusun Oleh :
Yohana Intan Palupi 1843700268
Heni Apriani Selan 1843700289
Maya Marsela 1843700474
Muhammad Isdar 1843700484
2019
TUGAS I
RANGKUMAN PERBANDINGAN PERSYARATAN & PROSES PERIZINAN
INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT & APOTIK
2. Peralatan
a. Peralatan untuk
penyimpanan, peracikan dan
pembuatan Obat baik steril
dan nonsteril maupun
aseptik/steril
b. Peralatan kantor untuk
administrasi dan arsip
c. Kepustakaan yang memadai
untuk melaksanakan
Pelayanan Informasi Obat
d. Lemari penyimpanan khusus
untuk narkotika
e. Lemari pendingin dan
pendingin ruangan untuk
Obat yang termolabil
f. Penerangan, sarana air,
ventilasi dan sistem
pembuangan limbah yang
baik
g. Alarm.
4 Persyaratan
a. Harus memenuhi a. Apoteker dapat mendirikan
persyaratan lokasi, Apotek dengan modal
bangunan, prasarana, sendiri dan/atau modal dari
sumber daya manusia, pemilik modal baik
kefarmasian, dan peralatan. perorangan maupun
b. Dapat didirikan oleh perusahaan.
Pemerintah, Pemerintah b. Dalam hal Apoteker yang
Daerah (harus berbentuk mendirikan Apotek
Unit Pelaksana Teknis dari bekerjasama dengan
Instansi), atau swasta (harus pemilik modal maka
berbentuk badan hukum pekerjaan kefarmasian
yang kegiatan usahanya harus tetap dilakukan
hanya bergerak dibidang sepenuhnya oleh Apoteker
perumahsakitan). yang bersangkutan.
2. TUJUAN PERIZINAN :
A. Rumah Sakit
Tujuan perizinan Rumah Sakit, menurut UU nomor 56 tahun 2014 berkaitan
tentang Klasifikasi dan perizinan Rumah sakit, meliputi :
Untuk meningkatkan mutu pelayanan Rumah sakit, sehingga perlu dilakukan
penyempurnaan sistem perizinan dan klasifikasi Rumah Sakit sebagaimana
diamanatkan oleh undang-undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
Berdasarkan peratutaran Menteri Kesehatan Nomor 147/Menkes/Per/I/2010
tentang Perizinan Rumah Sakit dan peraturan Menteri Kesehatan Nomor
340/Menkes/Per/III/2010 tentang klasifikasi Rumah Sakit belum mencakup
semua jenis rumah sakit sebagaimana yang diatur pada UU no 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
Menurut UU nomor 44 tahun 2009 berkaitan dengan Rumah Sakit pada
Pasal 3, berbunyi :
Untuk Mempermudah askes masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan
Untuk memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,
lingkungan RS, dan sumber daya manusia di RS.
Untuk meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan RS
Untuk memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, Sumber
daya manusia RS, dan RS.
B. Apotik
Tujuan perizinan Apotik, Menurut PMK nomor 9 tahun 2017 tentang Apotik pada
pasal 2, berbunyi :
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di Apotek;
Untuk memberikan perlindungan pasien dan masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kefarmasian di Apotek; dan
Untuk menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian dalam
memberikan pelayanan kefarmasian di Apotek.
B. Apotik
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
praktek kefarmasian oleh Apoteker
Fasilitas Kefarmasian adalah sarana yang digunakan untuk
melakukan pekerjaan kefarmasian.
Tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan
kefarmasian, yang terdiri atas Apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian.
Surat Izin Apotek yang selanjutnya disingkat SIA adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada
Apoteker sebagai izin untuk menyelenggarakan Apotek.
Surat Izin Praktik Apoteker yang selanjutnya disingkat SIPA adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota
kepada Apoteker sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan
praktik kefarmasian.
Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan
kosmetika.
Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan
yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk
mencegah,mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit,
merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau
membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
1.2 Bangunan
a Persyaratan bangunan harus memenuhi : persyaratan administratif dan
persyaratan teknis bangunan gedung pada umumnya, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi,
kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta
perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang
cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut.
c Bangunan Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 harus dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang
paripurna, pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
d Bangunan rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
terdiri atas ruang:
rawat jalan;
ruang rawat inap;
ruang gawat darurat;
ruang operasi;
ruang tenaga kesehatan;
ruang radiologi;
ruang laboratorium;
ruang sterilisasi;
ruang farmasi;
ruang pendidikan dan latihan;
ruang kantor dan administrasi;
ruang ibadah, ruang tunggu;
ruang penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit;
ruang menyusui;
ruang mekanik;
ruang dapur;
laundry;
kamar jenazah;
taman;
pengolahan sampah; dan
pelataran parkir yang mencukupi.
1.5 Kefarmasian
a. Persyaratan kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)
harus menjamin ketersediaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang
bermutu, bermanfaat, aman dan terjangkau.
b. Pelayanan sediaan farmasi di Rumah Sakit harus mengikuti standar
pelayanan kefarmasian.
c. Pengelolaan alat kesehatan, sediaan farmasi, dan bahan habis pakai di
Rumah Sakit harus dilakukan oleh Instalasi farmasi sistem satu pintu.
d. Besaran harga perbekalan farmasi pada instalasi farmasi Rumah Sakit
harus wajar dan berpatokan kepada harga patokan yang ditetapkan
Pemerintah.
1.6 Peralatan
a. Persyaratan peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)
meliputi peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi standar
pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai.
b. Peralatan medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diuji dan
dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan
dan/atau institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang.
c. Peralatan yang menggunakan sinar pengion harus memenuhi ketentuan
dan harus diawasi oleh lembaga yang berwenang.
d. Penggunaan peralatan medis dan nonmedis di Rumah Sakit harus
dilakukan sesuai dengan indikasi medis pasien.
e. Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan Rumah Sakit harus dilakukan
oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya.
f. Pemeliharaan peralatan harus didokumentasi dan dievaluasi secara berkala
dan berkesinambungan
g. Ketentuan mengenai pengujian dan/atau kalibrasi peralatan medis, standar
yang berkaitan dengan keamanan, mutu, dan manfaat dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
B. Persyaratan Apotek
1. Apoteker dapat mendirikan Apotek dengan modal sendiri dan/atau modal dari
pemilik modal baik perorangan maupun perusahaan.
2. Dalam hal Apoteker yang mendirikan Apotek bekerjasama dengan pemilik
modal maka pekerjaan kefarmasian harus tetap dilakukan sepenuhnya oleh
Apoteker yang bersangkutan.
3. Pendirian Apotek harus memenuhi persyaratan, meliputi: lokasi; bangunan;
sarana, prasarana, dan peralatan;dan ketenagaan.
3.1 Lokasi
a. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat mengatur persebaran Apotek di
wilayahnya dengan memperhatikan akses masyarakat dalam mendapatkan
pelayanan kefarmasian.
3.2 Bangunan
a. Bangunan Apotek harus memiliki fungsi keamanan, kenyamanan, dan
kemudahan dalam pemberian pelayanan kepada pasien serta perlindungan
dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anakanak,
dan orang lanjut usia.
b. Bangunan Apotek harus bersifat permanen.
c. Bangunan bersifat permanen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
merupakan bagian dan/atau terpisah dari pusat perbelanjaan, apartemen,
rumah toko, rumah kantor, rumah susun, dan bangunan yang sejenis.
3.3 Sarana
a. Bangunan Apotek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 paling sedikit
memiliki sarana ruang yang berfungsi:
penerimaan Resep;
pelayanan Resep dan peracikan (produksi sediaan secara terbatas);
penyerahan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan;
konseling;
penyimpanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan;dan
arsip.
3.4 Prasarana Apotek paling sedikit terdiri atas:
instalasi air bersih;
instalasi listrik;
sistem tata udara;dan
sistem proteksi kebakaran.
3.5 Peralatan
a. Peralatan Apotek meliputi semua peralatan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pelayanan kefarmasian.
b. Peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain meliputi rak
obat, alat peracikan, bahan pengemas obat, lemari pendingin, meja, kursi,
komputer, sistem pencatatan mutasi obat, formulir catatan pengobatan
pasien dan peralatan lain sesuai dengan kebutuhan.
c. Formulir catatan pengobatan pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan catatan mengenai riwayat penggunaan Sediaan Farmasi
dan/atau Alat Kesehatan atas permintaan tenaga medis dan catatan
pelayanan apoteker yang diberikan kepada pasien.
3.6 Ketenagaan
a. Apoteker pemegang SIA dalam menyelenggarakan Apotek dapat dibantu
oleh Apoteker lain, Tenaga Teknis Kefarmasian dan/atau tenaga
administrasi.
b. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) wajib memiliki surat izin praktik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
C. Perizinan Apotek
Surat Izin Apotek
1. Setiap pendirian Apotek wajib memiliki izin dari Menteri.
2. Menteri melimpahkan kewenangan pemberian izin sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
3. Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa SIA.
4. SIA berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi
persyaratan.
5. MASUKAN/INPUT, KEGIATAN/PROSES DAN HASIL YANG ADA
UNTUK TIAP PERIZINAN
A. Rumah Sakit
a. Setiap penyelenggara Rumah Sakit wajib memiliki izin.
b. Izin terdiri dari izin mendirikan dan izin operasional.
c. Izin mendirikan diberikan untuk jangka waktu 2 tahun dan dapat
diperpanjang untuk 1 tahun.
d. Izin operasional diberikan untuk jangka waktu 5 tahun dan dapat
diperpanjang kembali selama memenuhi persyaratan.
e. Izin diberikan setelah memenuhi persyaratan diatur dalam Undang-Undang
ini.
f. dokumen kajian dan perencanaan bangunan yang terdiri dari Feasibility Study
(FS), Detail Engineering Design dan master plan; dan pemenuhan pelayanan
alat kesehatan
B. Apotek
Persyaratan untuk memperoleh Izin Apotek yaitu :
a. STRA;
b. surat izin praktik apoteker;
c. denah bangunan;
d. daftar sarana dan prasarana; dan
e. berita acara pemeriksaan.