Tanah
dan perlindungan hukum itu tampak melalui akta otentik yang dibuat oleh PPAT
sebagai alat bukti yang sempurna di pengadilan apabila terjadi masalah atas
kepemilikan tanah tersebut. Akta yang dibuat oleh PPAT tersebut dikatakan
sebagai alat bukti sempurna karena akta otentik memiliki tiga kekuatan
Dengan Tanah (UUHT) disebutkan bahwa PPAT adalah pejabat umum yang
berwenang membuat akta pemindahan hak atas tanah dan akta lain dalam rangka
pembebanan hak atas tanah, yang bentuk aktanya ditetapkan, sebagai bukti
40
Habib Adjie, Sekilas dunia & PPAT Indonesia, Mandar Maju, Bandung, 2009, Hal.21
71
Dalam Pasal 1 Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 1998 Tentang
Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Tanah disebutkan dengan jelas bahwa PPAT
adalah pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta otentik
mengenai suatu perbuatan hukum tertentu mengenai Hak Atas Tanah atau Hak
Pendaftaran Tanah disebutkan bahwa PPAT adalah Pejabat Umum yang diberi
dan pembebanan hak atas tanah dan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun, dan
Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai atas Tanah disebutkan
bahwa PPAT adalah Pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat akta-
akta tanah.
Nomor 37 Tahun 1998 Tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah
disebutkan bahwa PPAT adalah pejabat umum yang diberi kewenangan untuk
hak atas tanah atau Hak Milik Stas Satuan Rumah Sususn.
Pertanahan Nasional Nomor 14 Tahun 1997 Tentang Pejabat pembuat Akta Tanah
41
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-Undang
Pokok Agraria, Hal. 678
72
ditetapkan bahwa para Pejabat Pembuat Akta Tanah yang melaksanakan tugas dan
Bertolak dari konsep dasar di atas, berturut-turut dalam bagian ini akan
dibahas tentang analisis penulis tentang PPAT yang dimulai dengan menjelaskan
telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi oleh Peraturan Pemerintah
73
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah.
Pada dasarnya fungsi PPAT itu sendiri adalah sebagai pejabat umum
yang berwenang untuk membuat akta pemindahan hak atas tanah, pembebanan
hak atas tanah dan akta-akta lain yang diatur dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. PPAT juga memiliki peran penting dalam pendaftaran
pendaftaran tanah.
het Notaris Ambt in Indonesia Staatsblad 1860 Nomor 3. Demikian pula istilah
42
Ghansham Anand, Karakteristik Jabatan Notaris di Indonesia, Zifatama Publisher,
Sidoarjo, 2014, hal. 16
43
R. Soebekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pradnya
Paramita, Jakarta, 1983, hal. 475.
74
Pejabat umum 44 dibedakan dari Pegawai Negeri Sipil (ASN) yang
meliputi Notaris, Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), dan Pejabat Lelang
kelas II. Biarpun demikian ada pula pejabat umum yang disandang pula oleh
Pembuat Akta Tanah (PPAT) adalah pejabat umum yang diberi kewenangan
mengenai Hak Atas Tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun.
maka berada dalam kewenangannya yaitu seputar hukum Agraria, yang mana
jabatan ini tunduk pada Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang
sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional (Perka BPN) No.
antara lain, Akta Jual Beli, Tukar Menukar, Akta Pemberian Hak Tanggungan,
Bersama.
umum” yang diberikan kewenangan membuat akta otentik. PPAT diangkat dan
44
Boedi Harsono menjelaskan bahwa pejabat umum adalah orang yang diangkat oleh
Instansi yang berwenang, dengan tugas melayani masyarakat umum di bidang atau kegiatan
tertentu.
75
diberhentikan oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional.
sebagai PPAT (pejabat umum); PPAT sementara, PPAT pengganti dan PPAT
namun juga dengan keterampilan yang baik dan memang telah ahli dalam
45
Lihat Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Pembinaan Dan Pengawasan Pejabat Pembuat
Akta Tanah Bab 2 Maksud, Tujuan dan Ruang Lingkup PPAT
76
4.1.2 Analisis Tugas dan Kewenangan Pejabat Pembuat Akta Tanah
serta tidak memihak kepada salah satu pihak. Irawan Soerodjo 46 mengatakan
bahwa jabatan PPAT ialah suatu profesi yang mandiri yang mempunyai fungsi
pembebanan Hak Tanggungan atas tanah yang merupakan alat bukti yang
legal standing dari sebuah kesepakatan antara dua pihak atau lebih perihal
46
Irawan Soerodjo, Kepastian Hukum Hak Atas Tanah di Indonesia, Arkola, Surabaya,
2003, hal.149-150.
77
2. Perbuatan hukum (sebagian) dengan objek tanah adalah sebagai
berikut:
a. Jual beli;
b. Tukar menukar;
c. Hibah;
Milik;
lanjut.
atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun yang terletak di dalam
78
ditelusuri maka tidak disebutkan secara pasti saksi apabila PPAT
oleh PPAT yang daerah kerjanya meliputi salah satu bidang tanah
ada 2 (dua) hal yakni pertama, berkaitan dengan keabsahan suatu perbuatan
hukum yang tidak termasuk wilayah kerja PPAT dan objek hukum di luar
wilayah kerja. Oleh karena itu, harus dilihat mengenai larangan atau kewajiban
Akta PPAT merupakan salah satu sumber data bagi pemeliharaan data
dijadikan dasar yang kuat untuk pendaftaran pemindahan dan pembebanan hak
kewenangan PPAT
79
akta tanah sebagai bukti telah dilakukanya perbuatan hukukm tertentu
mengenai Hak Atas Tanah atau Hak Milik atas Satuan Rumah Susun yang
yang diakibatkan oleh perbuatan hukum itu. Berikut ini adalah analisis
Perdata, yang dimaksud dengan jual beli adalah : “Suatu perjanjian dengan
mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan hak atas
suatu barang dan pihak lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan.“
Dengan demikian dalam jual beli tanah dianggap terjadi walaupun tanah
bersama dalam hal jual beli tanah. Dalam jual beli tanah hak pihak penjual
sudah beralih ke pihak pembeli, namun untuk pemindahan hak itu masih
hukum yang bersifat tunai. Jual beli dalam hukum adat adalah perbuatan
hukum pemindahan hak atas tanah dengan pembayaran harganya pada saat
47
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-Undang
Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Hukum Tanah Nasional Jilid 1, (Jakarta : Djambatan,
2003), hal.333.
80
Perkataan jual beli ini menunjukan bahwa dari satu pihak
membeli. Jadi dalam hal ini terdapat dua pihak yaitu penjual dan pembeli
yang saling bertimbal balik. Dari ketentuan diatas, barang yang menjadi
objek dari jual beli harus cukup, atau setidak-tidaknya dapat ditentukan
wujud dan jumlahnya pada saat akan diserahkan hak miliknya kepada
pembeli.
Mengenai jual beli yang obyeknya atas tanah dapat dilihat dalam
Pasal 26 Ayat (1) Undang-undang Pokok Agraria No.5 Tahun 1960 yang
tahun 1997 Pasal 37 Ayat (1) menyebutkan bahwa : “Peralihan hak atas
tanah dan hak milik atas satuan rumah susun melalui jual beli, tukar
dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT
berlaku”.
81
Masyarakat atau lembaga pemilik tanah dengan adanya PPAT
atas tanah yang diperolehnya melalui jual beli, sehingga hak atas tanah
demikian, esensi dari akta jual beli adalah kepemilikan tanah. Esensi ini
dapat dibuktikan lewat akta otentik yang disahkan oleh PPAT dengan
yang menentukan bahwa jual beli tanah harus dibuktikan dengan suatu
“Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun
melalui jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan dalam
perusahaan dan perbuatan hukum pemindahan hak lainnya kecuali
pemindahan hak melalui lelang, hanya dapat didaftarkan jika
dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang
menurut peraturan perundang-undangan.”
perjanjian yang sudah jadi dan mengikat pada detik tercapainya sepakat
pasal 1541 KUH Perdata, tukar menukar adalah suatu persetujuan dengan
suatu barang secara bertimbal balik sebagai gantinya suatu barang lain.
Dengan demikian Tukar menukar dengan demikian ini dapat dibuat cukup
dengan satu Akta Tukar Menukar, tidak perlu dengan dua Akta Tukar
82
Menukar, karena prinsip yang dikandung dalam Akta Tukar Menukar
Menukar, tidak seperti Akta Jual Beli dan Akta Hibah yang hanya
membolehkan satu hak atas tanah untuk setiap satu akta yang dibuat.
tersembunyi
menurut UU Pokok Agraria No.5 Tahun 1960. Dalam tukar menukar, hak
warga negara asing. Hak kebendaan yang dapat dialihkan dengan tukar
menukar adalah hak-hak kebendaan yang telah diatur dalam KUH Perdata
secara sadar tanpa paksaan kepada seseorang lainnya pada waktu masih
83
memberikan hibah dinamakan sebagai pemberi hibah. 48 Semasa masih
hidup seseorang yang telah cakap berbuat hukum dapat melakukan hibah
kewajiban.
perjanjian hibah yang dibuat oleh dan dihadapan Notaris, perjanjian hibah
dan bersedia untuk memelihara apa yang telah diberikan oleh seseorang
dimana Pihak Pertama memberi sesuatu hak atas tanah kepada Pihak
sehingga dalam Akta Hibah tidak ada isian tentang harga seperti yang
terdapat dalam akta Jual Beli. Dalam praktek sehari-hari Akta Hibah
48
Anggreni, N. O., & Subanda, I. N. (2020). Implementasi Kebijakan Penyaluran Hibah
dan Bantuan Sosial Kemasyarakatan di Kabupaten Buleleng. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen,
Ekonomi, & Akuntansi), 4(2), 98-115. Hal. 2. 3Malahayati, M., Abbas, S., & Dahlan, D.
49
Malahayati, M., Abbas, S., & Dahlan, D. (2019). Kekuatan Hukum Akta Hibah untuk
Anak Angkat. Kanun Jurnal Ilmu Hukum, 21(2), 187-208. DOI:
https://doi.org/10.24815/kanun.v21i2.11448 . hal. 188.
84
paling banyak dibuat atas permintaan orang tua yang ingin memeberikan
secara cuma-cuma kepada anak dan cucunya. Hibah dari seseorang kepada
bahwa kekuatan Akta Hibah adalah lebih rendah dari pada Akta Jual Beli.
Obyek Akta Hibah adalah hak atas tanah dan hak milik atas satuan
rumah susun. Hak atas tanah yang dimaksudkan dapat berupa sebidang
tanah kosong namun dapat juga berikut dengan bangunan yang berdiri di
85
atasnya. adanya hibah atas tanah saja (walapun ada bangunan diatasnya),
namun dimungkinkan juga adanya hibah atas tanah dan bangunan yang
ada di atasnya sekaligus, namun harus dipahami bahwa hibah hak atas
tanah berikut bangunan diatasnya dibuat dengan akta PPAT, namun bila
yang dihibahkan hanya bangunanya saja maka tidak dibuat dengan Akta
PPAT, melainkan dengan akta dibawah tangan atau dengan akta notaris.
Jenis hak atas tanah yang dapat dibuatkan akta hibah oleh PPAT 50 adalah
Hak Milik; Hak Guna Bangunan; Hak Pakai dan Hak Guna Usaha
Hibah bahwa nilai hibah tersebut tidak lebih dari 1/3 (sepertiga) dari
hartanya. Syarat ini seharusnya tidak berlaku umum namun hanya berlaku
ketentuan yang demikian ini hanya pada Hukum Islam, sehingga syarat ini
Inbreng)
kegiatan usaha, baik pada tahap awal dimulainya suatu usaha maupun
50
Jenis pengisian Akta Hibah dapat dilihat pada Lampiran ……
86
mengalami keterbatasan modal, terutama pelaku usaha yang baru merintis
oleh orang yang menyetorkan hak atas tanah kepada Perseroan Terbatas.
Melihat pada isian blanko APDP maka satu-satunya badan hukum yang
dapat menjadi penerima setoran modal yang berupa hak atas tanah
yang ada dalam blanko selalu menyebutkan kata Perseroan Terbatas, juga
Badan hukum yang memiliki saham sampai saat ini hanyalah PT,
sehingga APDP tidak bisa dibuat untuk Koperasi atau Yayasan sebagai
pihak yang akan menerima hak atas tanah. Akta Pemasukan Kedalam
milik PT. Jadi yang disetorkan untuk menjadi milik PT bukanlah uang,
51
Etty Mulyati, “Asas Keseimbangan Pada Perjanjian Kredit Perbankan Dengan Nasabah
Pelaku Usaha Kecil”, Jurnal Bina Mulia Hukum, Vol 1 No 1, September 2016, hal.37.
87
hak atas tanah akan mendaptkan saham yang dikeluarkan dari porto folio
atas modal saham dapat dilakukan dalam bentuk uang dan/atau dalam
bentuk lain. Nilai wajar setoran modal saham ditentukan sesuai dengan
nilai pasar (market value) atas barang modal yang dimasukkan sebagai
setoran saham. Jika nilai pasar tidak tersedia, nilai wajar ditentukan
berlaku, salah satunya adalah ketentuan mengenai peralihan hak atas tanah
52
M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, Sinar Grafika, Jakarta: 2013, hal. 239
88
sebagai PP Pendaftaran Tanah) yang menyatakan bahwa salah satu
kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada hak atas suatu bidang
tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar agar dengan
bersangkutan.
hak atas tanah yang bersangkutan diberikan sertifikat hak atas tanah.
Sertifikat merupakan surat tanda bukti hak atas tanah, hak pengelolaan,
tanah milik atas satuan rumah susun, tanah wakaf dan hak tanggungan
Pendaftaran Tanah.
Dalam APDP 53, pihak yang menyerahkan hak atas tanah mungkin
orang pribadi mungkin juga badan hukum, namun pihak yang menerima
hak atas tanah harus berbentuk badan hukum (tidak mungkin orang
pribadi). Badan hukum yang dimaksud oleh blanko APDP adalah badan
inilah yang akan ditukarkan dengan Hak atas Tanah. Badan hukum
menjadi Pihak penerima hak atas tanah dalam APDP, sedangkan badan
53
Akta Pemasukan ke Dalam Perusahaan dapat dilihat dalam Lampiran …..
89
hukum yang modalnya tidak berupa saham sehingga tidak dapat mejadi
Kepastian APDP dapat dilihat dari obyeknya yakni hak atas tanah dan hak
milik atas satuan rumah susun. Hak atas tanah yang dimaksud dapat
berupa sebidang tanah kosong namun dapat juga berikut dengan bangunan
yang berdiri diatasnya. Jenis hak atas tanah yang dapat dibuatkan APDP
oleh PPAT adalah Hak Milik; Hak guna bangunan; Hak guna usaha dan
Hak pakai
oleh pasal 21 ayat (2) UUPA karena badan hukum perusahaan pada
umunya hanya dapat memiliki HGB HGU atau hak pakai. Pemasukan
90
b. Hak Pakai atas tanah hak milik hanya dapat dialihkan jika hal
pemecahan tanah dari satu bidang menajadi lebih dari satu bidang atau
akan dibuat menjadi milik satu orang atau lebih (namun jumlah
pemiliknya menjadi lebih sedikit dari pada jumlah pemilik semula) dimana
Mede Eigendom.
91
pembeli tersebut kepemilikan bersama yang demikian ini
waris hanya menyertakan Surat Keterangan Waris, maka hak atas tanah
waris menyertakan Akta Pembagian Hak Bersama, maka hak atas tanah
tersebut.
satu bidang tanah namun dapat juga untuk menyelesaikan peralihan hak
92
c. A mendapat semuanya yaitu 4 bidang tanah sedangkan B,C dan
tersebut dapat terletak dalam satu wilayah kerja PPAT misalnya keempat
Jayapura. Dalam hal terakhir ini APHB dapat dibuat oleh PPAT
Kabupaten Sleman atau PPAT Kota Jayapura (salah satu PPAT dimana
adalah suatu akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah untuk
pembagian hak bersama itu sendiri adalah suatu perbuatan hukum yang
dilakukan oleh pemegang hak bersama, atas tanah agar supaya menjadi
Obyek APHB adalah hak atas tanah dan hak milik atas satuan
rumah susun. Hak atas tanah yang dimaksud dapat berupa sebidang tanah
kosong namun dapat juga berikut dengan bangunan yang terdiri di atasnya.
93
ada bangunan diatasnya), namun dimungkinkan juga adanya pembagian
hak bersama tanah dan bangunan yang ada diatasnya sekaligus. Harus
dipahami bahwa pembagian hak bersama hak atas tanah berikut bangunan
diatasnya dibuat dengan akta PPAT, namun bila pembagian hak bersama
hanya bangunanya saja maka tidak dibuat dengan Akta PPAT, melainkan
dengan akta dibawah tangan atau dengan akta notaris. Jenis hak atas
tanah yang dapat dibuatkan APHB oleh PPAT adalah Hak milik; Hak
pada saatnya nanti suatu hak bersama baik yang diperoleh sebagai warisan
maupun sebab lain, perlu dibagi sehingga menjadi hak individu. Untuk itu
perlindungan hukum kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah yang
94
terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai
Hak Guna Bangunan disebutkan dalam Pasal 35 ayat (1) UUPA, yaitu hak
bukan miliknya sendiri, dengan jangka waktu paling lama 30 tahun. Asal
tanah Hak Guna Bangunan adalah tanah yang bukan miliknya sendiri.
Tanah yang bukan miliknya sendiri menurut UUPA adalah tanah Negara
Tahun 1996 adalah tanah Negara, tanah Hak Pengelolaan, dan tanah Hak
Milik.
nomor 40 tahun 1996 tentang HBU, HGB dan Hak Pakai atas tanah, tanah
a. Tanah negara
95
Pemberian HGB/Hak Pakai atas tanah Hak Milik, maksudnya
bahwa tanah hak milik tersebut adalah milik seseorang, bukan milik
Negara atau pemegang Hak Pengelolaan. Akta ini dibuat oleh PPAT
manakala ada kehendak dari seorang pemilik tanah dengan status hak
milik untuk memberikan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai kepada
orang lain yang meminta diterbitkanya HGB/Hak Pakai di atas tanah hak
miliknya tersebut. Dengan dibuatnya akta ini maka sejak saat itu pula
milik, namun tanah hak milik tersebut masih tetap ada. Penerima HGB
atau Hak Pakai boleh orang perorangan, boleh juga badan hukum.
pertanahan untuk dicatat dan diterbitkan sertipikat hak atas tanah sebagai
maka diatas tanah hak milik tersebut timbul adanya 2 sertipikat sertipikat
dalam Akta Pemberian Hak. Jangka waktu hak atas HGB/Hak pakai ini
Akta Pemberian HGB/Hak Pakai atas tanah hak milik yang baru dibuat
96
dihadap PPAT. Pembuatan Akta yang baru ini mempunyai konsenkwensi
milik, namun dapat juga diberika untuk sebagian dari luas tanah hak milik,
misalnya luas tanah hak milik 5.000 meter persegi maka HGB/Hak Pakai
dapat diberikan untuk luasan 5.000 m2 atau untuk 1.000 m2. Dalam hal
HGB/Hak Pakai diberikan hanya maka untuk sebagian dari luas tanah hak
kedua, bila hal ini terjadi maka diatas tanah tersebut akan terbit 3 (tiga)
Guna adanya kepastian hukum bagi pihak pemilik tanah hak milik
atas tanah hak milik perlu diadakan janji janji diantara mereka. Janji-janji
yang diperjanjikan dalam Akta Pemberian HGB/Hak Pakai atas tanah hak
dan mengatur tentang HGB dan Hak Pakai menurut ketentuan UUPA dan
PP nomor 40 tahun 1996 tentang HGU. HGB dan Hak Pakai atas tanah
misalnya :
97
c. Perjanjian pemberian Hak Pakai atas tanah hak milik tidak
dalam blanko Akta Pemberian HGB/Hak Pakai atas Hak milik, namun bila
blanko akta yang disediakan maka dapat juga diperjanjikan dalam akta
Milik hanya satu yaitu hak milik. Setiap satu Akta Pemberian HGB/Hak
Pakai atas tanah Hak Milik hanya dapat memberikan satu hak atas tanah
saja dan hak yang akan diberikan hanya dapat memilih salah satu dari
Hak Tanggungan
tulisan ini disebut dengan UUHT, “Hak Tanggungan adalah hak jaminan
merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu,
98
terhadap kreditur-kreditur lain”. 54 Lebih lanjut dalam UUHT disebutkan
“bahwa yang dapat dibebankan Hak Tanggungan adalah Hak Milik, Hak
Pembuat Akta Tanah (PPAT) yang diberikan langsung oleh pemberi Hak
pemberi Hak tanggungan tidak dapat hadir dihadapan PPAT pada saat
Kewajiban PPAT
kepada salah satu pihak. Irawan Soerodjo mengatakan bahwa jabatan PPAT
merupakan suatu profesi yang mandiri yaitu mempunyai fungsi sebagai pejabat
54
Ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1996.
55
Ketentuan Pasal 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1996
56
Boedi Harsono, 2005, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan Undang-Undang
Pokok Agraria Isi dan Pelaksanaannya, Edisi Revisi, (Djambatan : Jakarta), hal. 420.
99
kewenangan dari pemerintah melalui Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Hak Tanggungan atas tanah yang merupakan alat bukti yang autentik,
dalam membuat akta dengan objek tanah. Sebagai pejabat publik produk
akhirnya yaitu akta autentik, yang terikat dalam ketentuan hukum perdata
akta yang dibuatnya, sehingga apabila terjadi sengketa dikemudian hari yang
merugikan para pihak yang terkait di dalamnya, PPAT dapat dikenai atau
Sehubungan bahwa akta yang dibuat oleh PPAT sebagai alat bukti yang
tangan atau dinyatakan batal dan/atau batal demi hukum berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum yang tetap (incraht) dan oleh
menimbulkan suatu kerugian bagi para pihak, maka PPAT sebagai pejabat
57
Irawan Soerodjo, Kepastian Hukum Hak Atas Tanah di Indonesia, (Arkola : Surabaya,
2003), hal. 149-150
100
yang berwenang dapat dimintai pertanggungjawaban. Oleh karena itu, sebelum
menganalisis lebih jauh, maka akan dipaparkan terlebih dahulu larangan dan
PPAT;
Kode Etik
101
Sedangkan pembinaan dari Kepala Kantor Wilayah BPN dan
peraturan perundang-undangan;
undangan pertanahan;
periodik; dan/atau
Kode Etik.
PPAT adalah semua jenis perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh
adalah sikap, perilaku dan perbuatan atau tindakan berupa apapun yang
58
Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor : 112/KEP-4.1/IV/2017 Tanggal : 27 April 2017 tentang Kode Etik Ikatan Pejabat Pembuat
Akta Tanah
102
citra serta wibawa lembaga PPAT ataupun keluhuran harkat dan martabat
jabatan PPAT
perundang-undangan; 61
perundang-undangan; dan/atau
59
Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Pembinaan Dan Pengawasan Pejabat Pembuat
Akta Tanah.
60
Pelaksanaan jabatan yang dimaksud tertera dalam Pasal 9 ayat (2) yakni : (a). tempat
kedudukan kantor PPAT; (b). stempel jabatan PPAT; (c). papan nama, dan kop surat PPAT; (d).
penggunaan formulir akta, pembuatan akta dan penyampaian akta; (e). penyampaian laporan
bulanan akta; (f). pembuatan daftar akta PPAT; (g). penjilidan akta, warkah pendukung akta,
protokol atau penyimpanan bundel asli akta; dan (h). pelaksanaan jabatan lainnya yang ditetapkan
oleh Menteri.
61
Termuat dalam Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor : 112/KEP-4.1/IV/2017 Pasal 3.
62
Dalam Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor : 112/KEP-4.1/IV/2017 Pasal 1 ayat (2) dijelaskan bahwa Kode Etik PPAT yang
selanjutnya disebut Kode Etik adalah seluruh kaidah moral yang ditentukan oleh perkumpulan
berdasarkan keputusan Kongres dan/atau yang ditentukan oleh dan diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang mengatur tentang hal itu dan yang berlaku bagi serta wajib ditaati oleh
anggota perkumpulan IPPAT dan semua orang yang menjalankan tugas jabatan sebagai PPAT,
termasuk di dalamnya para PPAT Pengganti.
103
lainnya dengan menawarkan jasanya kepada masyarakat. PPAT juga
dilarang untuk membuat akta diluar daerah kerjanya, selain itu PPAT
pembatasan derajat dan dalam garis kesamping sampai derajat kedua, baik
dengan cara bertindak sendiri maupun melalui kuasa atau menjadi kuasa
para pihaknya ataupun salah satu dinyatakan tidak cakap hukum ; maka
mereka tidak dapat menjadi pihak dalam pembuatan akta jika tidak
diwakili oleh walinya, karena orang yang dinyatakan tidak cakap hukum,
63
Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Pembinaan Dan Pengawasan Pejabat Pembuat
Akta Tanah.
104
Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional
1) Teguran;
2) Peringatan;
perkumpulan IPPAT;
IPPAT; dan
perkumpulan IPPAT.
1) Permintaan sendiri;
3) Merangkap jabatan
105
5) berada di bawah pengampunan secara terus menerus lebih dari
3 (tiga) tahun
utang;
106
6) Berada di bawah pengampuan; dan/atau
4.2 Analisis Keabsahan Akta Jual Beli Tanah Yang Dibuat Oleh PPAT
perbuatan subjek hukum (manusia atau badan hukum) yang akibatnya diatur
oleh hukum, karena akibat itu bisa dianggap sebagai kehendak dari yang
melakukan hukum.
atau satuan rumah susun yang terletak dalam daerah kerjanya, kecuali
dibuat tidak sah dan tidak dapat digunakan sebagai dasar pendaftaran tanah.
dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu
kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan.
Dalam pembuatan akta jual beli hak atas tanah maka “suatu kebendaan” yang
Akta Jual Beli hak atas tanah, termasuk hak milik atas satuan rumah
susun dibuat oleh PPAT manakal terjadi kesepakatan dari 2 (dua) pihak dimana
pihak yang satu menjual (pihak penjual) dan pihak lainya membeli (pihak
64
R. Soeroso. 2011. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafika, hal. 291.
107
pembeli) terhadap sebidang hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah
susun.
Unsur esensial yang ada dalam perjanjian jual beli Hak Atas Tanah atau
Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun adalah adanya pertukaran anatara uang
dengan barang (yang dalam hal ini adalah Hak Atas Tanah atau Hak Milik Atas
Akta Jual Beli adalah bahwa sejak saat itu hak atas tanah menjadi milik
pembeli dan uang yang akan dibayarkan oleh pembeli menjadi milik penjual.
beli tanah mengandung 4 unsur yakni unsur kebendaan (obyek), pemilik obyek
jual beli tanah disebut sebagai perbuatan hukum apabila dalam proses jual beli
dengan tahu dan mau melakukan kegiatan jual beli tersebut. Kesadaran juga
bisa berarti dewasa. Masalah kedewasaan dalam pembuatan akta berkaitan erat
memenuhi syarat untuk melakukan perbuatan hukum agar perbuatanya sah dan
108
mengikat secara hukum.” Untuk boleh menanda tangani Akta, kedua belah
Hingga saat ini belum ada satu kesatuan pendapat mengenai berapa usia
yang dianggap dewasa, namun secara umum ada dua golongan pendapat yaitu :
bekerja). Bagi golongan ini tidak ada usia yang pasti yang dijadikan
oleh hakim karena hakim masih mengacu pada hukum perdata yang
Akta jual beli yang dibuat pejabat umum (PPAT dan / Notaris)
65
Syukran Lubis, “Kekuatan Akta Notaris Sebagai Alat Bukti Tertulis”, (www.blogspot.co.id,
diakses pada 13 Juni 2022, pukul 00.23 wib). Lubis menjelaskan bahwa Setiap akta autentik baik
akta yang dibuat oleh PPAT maupun akta yang dibuat oleh Notaris, dibedakan tiga kekuatan
pembuktian, yaitu : 1. Kekuatan Pembuktian Lahiriah (Uitwendige Bewijskracht) Yang dimaksud
dengan kekuatan pembuktian lahiriah adalah kekuatan pembuktian yang didasarkan atas keadaan
lahir dari akta itu, maksudnya bahwa suatu surat yang kelihatannya seperti akta, harus
109
Dari uraian diatas menjadi jelas bahwa peralihan hak atas tanah terjadi
pada saat ditandatanganinya Akta Jual Beli bukan pada saat sertipikat hak atas
sejak ditandatanganinya Akta Jual Beli, maka pembeli sudah boleh menikmati
sepenuhnya apa yang dibeliya sebagai miliknya sendiri sehingga sudah boleh
sendiri, juga sudah boleh menjaminkan hak atas tanah kepada krediktur guna
otentik, termasuk disini adalah Akta Jual Beli. Oleh karena itu PPAT dalam
cara membuat akta yang benar sehinggan memenuhi syarat untuk menjadi akta
otentik. Isi yang dituangkan dalam akta juga harus apa adanya dan tidak berisi
Hal ini menjadi sangat penting agar akta otentik tersebut memiliki kekuatan
hukum.
diperlakukan sebagai akta, sampai dibuktikan sebaliknya. Dengan kekuatan lahiriah ini
dimaksudkan kemampuan dari akta itu sendiri untuk membuktikan dirinya sebagai akta autentik.
2. Kekuatan Pembuktian Formal (Formale Bewijskracht) Dengan kekuatan pembuktian formal ini
oleh akta autentik dibuktikan, bahwa pejabat yang bersangkutan telah menyatakan dalam tulisan
itu, sebagaimana yang tercantum dalam akta itu, dan selain dari itu kebenaran dari apa yang
diuraikan oleh pejabat dalam akta itu sebagai yang dilakukan dan disaksikannya di dalam
menjalankan jabatannya itu. Dalam arti formal akta itu membuktikan kebenaran dari apa yang
disaksikan yakni yang dilihat, didengar, dan juga dilakukan sendiri oleh Notaris dan PPAT sebagai
pejabat umum di dalam menjalankan jabatannya tersebut. 3. Kekuatan Pembuktian Material (
Materielle Bewijskracht) Sepanjang yang menyangkut kekuatan pembuktian materil dari suatu
akta autentik, terdapat perbedaan antara keterangan dari Notaris dan atau PPAT yang tercantum
dalam akta itu dan keterangan dari pihak yang tercantum didalamnya. Kepastian tentang materi
suatu akta sangat penting karena apa yang disebut dalam akta merupakan pembuktian yang sah
terhadap pihak-pihak yang membuat akta kecuali ada pembuktian sebaliknya.
110
Pasal 1 dan pasal 3 PP nomor 37 tahun 1998 dapat disimpulkan bahwa
akta-akta yang dibuat oleh PPAT adalah Akta Otentik oleh karena itu PPAT
dalam membuat akta harus mendasarkan pada syarat-syarat dan prosedur yang
akta otentik. Pengertian otentik dijelaskan oleh pasal 1868 KUHP perdata yang
berbunyi: “suatu akta otentik ialah suatu akta yang di dalam bentuk yang
umum yang berkuasa untuk itu di tempat dimana akta dibuatnya”. Pengertian
4. Untuk tanah-tanah atau Hak Milik atas Satuan Rumah Susun yang
Akta jual beli termasuk dalam jenis Partij Acte (Partai Akta), bukan
Ambtelijik Acte (akta pejabat) artinya bahwaa akta tersebut dibuat oleh para
pihak dihadapan PPAT. Oleh karena itu PPAT hanya menuangkan apa yang
disampaikan, dijelaskan dan diakui oleh para pihak ke dalam akta yang
dibuatnya sejauh apa yang disampaikan dijelaskan dan diakui oleh para pihak
itu tidak bertentangan dengan hukum maka PPAT boleh membuatkan aktanya.
Kebenaran atas apa yang disampaikan oleh para pihak, adalah tanggungjawab
111
mentah-mentah apa yang dinyatakan oleh penjual dan pembeli, PPAT tetap
pelaksanaan jual beli, terdapat 3 (tiga) tahapan yang perlu dilaksanakan oleh
PPAT, yaitu tahapan sebelum penandatanganan akta jual beli, tahapan pada
saat penandatanganan akta jual beli dan tahapan setelah penandatanganan akta
jual beli :
112
i. Ijin pemindahan hak (bila diperlukan);
berwenangan
Dalam akta jual beli terdapat frasa “Hadir dihadapan saya … PPAT”.
Arti dari frasa tersebut berarti Para Penghadap, yaitu Penjual dan
jual beli. Adapun esensi utama tujuan bertemu dengan penjual dan
113
3) Memastikan kesepakatan atas isi akta jual beli di antara
pembeli. Pengecekan data asli dalam hal ini hanya berupa pengecekan
Dalam hal jual beli, yang dibacakan oleh PPAT adalah akta Jual Beli,
yang memuat uraian data penjual dan pembeli, obyek jual beli, harga
fungsi sebagai alat bukti tertulis atas pengalihan hak atas tanah
(dan/atau hak milik atas satuan rumah susun). Dalam jual beli, harga
jual beli selalu diatur dengan frasa “Pihak Pertama (Penjual) mengaku
114
(Pembeli) dan untuk penerimaan uang tersebut akta ini berlaku pula
beli. Untuk itulah PPAT memiliki peranan yang sangat penting untuk
tersebut.
Yang Berwenang.
115
Pengaturan demikian bertujuan agar pemeliharaan data tanah
sehingga tidak ada lagi adanya suatu peralihan hak dengan jual beli
yang berwenang.
jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu
lain membayar yang telah dijanjikan. Dalam hukum adat sistim yang
dipakai berkenaan dengan jual beli hak atas tanah umumnya dikenal
dengan tunai, riil dan terang. PPAT dilarang menandatangani akta jual
beli jika jual beli tersebut tidak dilakukan secara tunai (kata tunai dalam
hal ini berarti pembayaran secara lunas dan bukan diartikan dibayar
dengan uang tunai). Dengan demikian peralihan hak atas tanah telah
Setelah penjual dan pembeli mengerti akan maksud dan isi akta
dalam waktu paling lambat 7 hari kerja PPAT wajib mendaftarkan Akta
116
pembeli mengenai telah diserahkannya permohonan pendaftaran
ini adalah amanat dari pasal 103 ayat 5 PMNA nomor 3 tahun 1997 yang
perlu analisa kembali terkait definisi, kewenangan dan wilayah kerja Notaris
117
b. Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) adalah pejabat umum yang
perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik
a. Kesamaan :
b. Perbedaan :
a. Kewenangan Notaris :
1) Kewenangan Pokok :
118
Akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan Akta, semuanya
buku khusus;
aslinya;
pembuatan Akta;
119
yang dilakukan secara elektronik (cyber notary), membuat
b. Kewenangan PPAT :
tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun, yang akan
a) jual beli;
b) tukar menukar;
c) hibah;
Milik;
120
oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki
PPAT.
tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun, yang akan
121
Tugas pokok PPAT adalah membuat akta terkait perbuatan
hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas
data tanah.
atas tanah atau Hak Milik atas Satuan Rumah Susun untuk
2) Kantor Notaris :
kedudukannya;
122
Notaris tidak berwenang secara teratur menjalankan
jabatannya;
yang sah.
akta mengenai hak atas tanah dan Hak Milik Atas Satuan
123
ii. Dengan demikian, hingga saat ini yang berlaku bagi
3) Kantor PPAT :
tempat kedudukannya;
124
5) Larangan PPAT Berkaitan Wilayah Kerja :
kedudukan.
125
- Pada dasarnya Pasal 12 PP nomor 24 tahun
Kabupaten/Kotamadya.
126
iv. Fokus Pembatasan Kewenangan Notaris
jabatannya.
127
penandatanganan akta di dalam Daerah Kerja
Tangerang.
128
kewenangan Notaris) dan bukan pembatasan
adalah:
− Suatu Wilayah;
− Yang menunjukkan kewenangan seorang
PPAT;
− Untuk membuat akta mengenai hak atas
tanah dan
− Hak Milik atas Satuan Rumah Susun; Yang
terletak di dalamnya (di dalam wilayah
kerja PPAT).
Hal tersebut ditegaskan kembali pada kewenangan pokok PPAT
129
pembagian hak bersama, pemberian Hak Guna Bangunan/Hak Pakai
Hak Milik atas Satuan Rumah Susun yang terletak di dalam daerah
kerjanya.
(obyek hak atas tanah atau Hak Milik atas Satuan Rumah Susun).
yang hanya dapat membuat perbuatan hukum atas hak atas tanah atau
Hak Milik atas Satuan Rumah Susun yang berada di dalam daerah
kerjanya.
berat, salah satunya adalah PPAT melakukan pembuatan akta atas tanah
atau hak milik atas rumah susun diluar wilayah kerjanya (pengecualian
hak atas tanah dan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun yang tidak
oleh PPAT yang daerah kerjanya meliputi salah satu bidang tanah atau
dalam akta).
130
Dengan demikian, sekali lagi ditegaskan bahwa fokus pembatasan
letak obyeknya (obyek hak atas tanah atau Hak Milik atas Satuan
obyek; dan
atau Hak Milik atas Satuan Rumah Susun) bukan pembasan ruang
4.2.4 Analisis Kebasahan Akta Jual Beli Tanah Yang Dibuat Oleh PPAT
untuk membuat akta didasarkan pada kenyataan dimana tanah atau Hak
131
Milik atas Satuan Rumah Susun tersebut terletak/berada, bukan pada hal
terletak dimana saja (baik di dalam daerah kerja maupun diluar daerah
(seluruh wilayah dalam satu provinsi yang sama dengan tempat kedudukan
Notaris).
hak atas tanah atau Hak Milik atas Satuan Rumah Susun) bukan pembasan
132
tanah Hak Milik, pemberian Hak Tanggungan, dan pemberian kuasa
membebankan Hak Tanggungan) mengenai hak atas tanah dan Hak Milik
berhak dan berwenang membuat akta jual beli tanah yang terletak
berwenang membuat akta jual beli tanah yang terletak di Kota Depok.
Lokasi atau tempat penandatanganan akta jual beli tanah tersebut dapat
133
dilakukan di Kantor PPAT, di tempat atau lokasi lain di Kota Depok
jabatan PPAT adalah tetap sah dan mengikat serta memiliki kekuatan
jual beli tersebut memiliki wilayah jabatan yang sama dengan letak
obyek hak atas tanah dan/atau hak atas satuan rumah susun yang
4.2.2.5 Analisis Keabsahan Akta Jual Beli Yang Dibuat Oleh PPAT
berwenang untuk membuat akta atas obyek hak atas tanah dan hak milik
atas satuan rumah susun yang terletak diluar wilayah jabatannya. Pada
PPAT adalah satu wilayah provinsi. Namun hingga saat ini, pengaturan
belum efektif karena hingga saat ini, belum ada implementasi dari
daerah kerja satu wilayah provinsi. Dengan demikian, hingga saat ini yang
berlaku bagi PPAT adalah daerah kerja PPAT yang diatur dalam Pasal 12
Kabupaten/Kotamadya.
134
Dari ketentuan pasal di atas dapat disimpulkan bahwa PPAT hanya
berwenang untuk membuat akta-akta atau Hak Milik atas Satuan Rumah
Susun yang berada dalam daerah kerjanya, yaitu satu wilayah kerja Kantor
perusahaan dan akta pembagian hak bersama mengenai beberapa hak atas
tanah dan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun yang tidak semuanya
terletak di dalam daerah kerja seorang PPAT dapat dibuat oleh PPAT yang
daerah kerjanya meliputi salah satu bidang tanah atau satuan rumah susun
membuat akta atas obyek hak atas tanah dan hak milik satuan rumah susun
antara si Amal dan si Baik. Karena salah satu objek tanah (milik si
135
b. Untuk pembuatan Akta Pemasukan ke dalam Perusahaan (inbreng)
dimana hak atas tanah yang akan di-inbreng-kan ada 3 bidang yaitu
c. Untuk pembuatan APHB atas tiga bidang hak atas tanah yang
dan Kota Bandung, maka PPAT yang boleh membuat akta APHB
dalam membuat akta hanya atas obyek hak atas tanah dan hak milik atas
pengecualian tersebut), maka akibat hukum atas akta jual beli yang dibuat
oleh PPAT yang kewenangannya diluar wilayah obyek jual beli tersebut
adalah :
136
menyampaikan akta yang dibuatnya berikut dokumen-dokumen
lain akta jual beli, yang dibuat oleh PPAT yang kewenangannya
“Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah
susun melalui jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan
dalam perusahaan dan perbuatan hukum pemindahan hak
lainnya, kecuali pemindahan hak melalui lelang hanya dapat
didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh
PPAT yang berwenang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.”
Artinya akta jual beli yang dibuat oleh PPAT yang tidak berwenang
haknya.
Tangan.
Suatu akta jual beli yang dibuat oleh PPAT yang tidak
137
kewenangan berarti akta jual beli tersebut tidak memiliki kekuatan
“Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah
susun melalui jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan
dalam perusahaan dan perbuatan hukum pemindahan hak
lainnya, kecuali pemindahan hak melalui lelang hanya dapat
didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh
PPAT yang berwenang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.”
atas tanah dan hak milik satuan rumah susun melalui jual beli, tukar
hilangnya sifat keotentikan atas akta jual beli yang dibuat oleh
138
hukum yang diatur dalam akta jual beli tersebut batal demi hukum.
-Oleh karena akta jual belinya dibuat oleh PPAT yang tidak
139
Apabila Penjual tidak lagi bersedia dan/atau tidak dapat lagi
tersebut;
tersebut.
140