kendaraan roda empat, Penulis akan memaparkan terlebih dahulu terkait para
pihak, duduk perkara, pertimbangan dan putusan dari kasus yang diangkat
menjadi objek jaminan fidusia yang dikaji dalam penelitian ini melibatkan
70
4.1.2 Kasus Posisi Putusan Pengadilan Negeri Cianjur Nomor
352/PID.B/2017/PN CJR
71
Perkara ini bermula dari Perjanjian Pembiayaan Leasing yang
kepada PT Adira Dinamika Multi Finance pada sekitar awal bulan Mei
2016 yang mana juga mobil tersebut telah terdaftar sebagai objek jaminan
fidusia berdasarkan Akta Jaminan Fidusia Nomor 594 tanggal 20 Mei 2016
dari Notaris Kusnadi, S.H., M.Kn dan Sertifikat Jaminan Fidusia dari
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kantor Wilayah Jawa Barat di
Motor milik H. Eli Suherli untuk membeli kendaraan bekas dengan cara
kredit. Kendaraan tersebut ialah berupa 1 (satu) unit kendaraan roda empat
2483 TC tahun 2007, STNK dan BPKB atas nama Edi Suprani Sebawih
72
H. Eli Suherli pada tanggal 13 Mei 2016. Sebelumnya telah dilakukan survei
konsumen atas nama Terdakwa Endang pada tanggal 10 Mei 2016 yang
kepada Terdakwa Endang oleh pihak showroom pada tanggal 13 Mei 206
a. Harga kendaraan sebesar Rp. 112.500.000 (seratus dua belas juta lima
juta dua ratus tiga puluh sembilan ribu sembilan ratus tujuh puluh empat
rupiah).
dengan angsuran sebesar Rp. 2.630.000 (dua juta enam ratus tiga puluh
ribu rupiah).
73
Bahwa selang 2 (dua) bulan kemudian, yakni bulan Maret Terdakwa
menunggak sejak periode Januari 2017 – Februari 2017 dan Februari 2017
juta dua ratus enam puluh ribu rupiah). Kemudian pada saat itu dari pihak
penagihan kepada Terdakwa Endang, namun pada saat yang sama ternyata
kendaraan roda empat merk Daihatsu Terios warna hitam metalik dengan
pihak ketiga yaitu Asep Hadi yang beralamat di Kampung Haregem RT. 004
tanggal 28 Januari 2017 sekitar pukul 19.00 WIB dengan harga sebesar Rp.
25.500.000 (dua puluh lima juta lima ratus ribu rupiah). Hal ini dibenarkan
yang pada saat itu juga sedang bersama Terdakwa. Berkenaan dengan hal
Adira melayangkan tuntutan ini, karena dari pihak PT Adira merasa bahwa
74
tersebut PT Adira mengalami kerugian sebesar Rp. 120.000.000 (seratus
4.1.2.1 Dakwaan
75
kemampuan untuk membeda-bedakan antara perbuatan yang
baik dan yang buruk, yang sesuai hukum dan yang melawan
hukum, dalam kaitan ini adalah pelaku dari suatu tindak pidana.
dengan apa yang tertera dalam surat dakwaan dan sesuai dengan
bulan Mei 2016 telah membeli satu buah kendaraan roda empat
76
jenis Daihatsu Terios warna hitam metalic Nomor Polisi B 2483
(empat puluh juta lima ratus ribu rupiah) ke pihak Cikaret Motor
77
tersebut. Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di
telah terpenuhi.
penerima fidusia.
terpenuhi.
78
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana yang
tetapi lebih dari itu tujuan yang ingin dicapai adalah menjadikan
79
Terdakwa benar-benar sadar dan insyaf sehingga Terdakwa tidak
80
3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani terdakwa
81
dengan Nomor Rangka: MHKG2CJ1J7K001072, Nomor
2007;
Asep Hadi;
91/PID.SUS/2018/PT BDG
Khusus tanggal 5 Maret 2018 bertindak untuk dan atas nama Terdakwa
82
memohon kepada Pengadilan Tinggi untuk membatalkan Putusan
tindak pidana yang menyatakan Terdakwa Endang terbukti secara sah dan
83
dengan konstruksi hukum surat tuntutan Jaksa Penuntut Umum. Sehingga
adalah sudah tepat dan benar menurut hukum begitu pula dengan
84
tingkat pertama diperbaiki yang amar selengkapnya tersebut
dibawah ini;
angka 4 (empat);
85
Mengingat, Pasal 36 UU Jaminan Fidusia dan Undang-
jaminan fidusia”;
86
1) Map perjanjian kontrak/kredit atas nama Endang
Finance;
87
MHKG2CJ1J7K001072, Nomor Mesin: DAC 9077
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 5 Maret 2018 bertindak untuk dan
88
4.1.4.1 Pertimbangan Hukum
Terdakwa;
89
Bahwa selain itu alasan kasasi Terdakwa Endang berkenaan
(1) KUHAP;
dinyatakan ditolak;
90
Adapun amar putusannya adalah Menolak permohonan kasasi dari
perkara pada tingkat kasasi sebesar Rp 2.500 (dua ribu lima ratus
rupiah).
Endang;
tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda sebagaimana yang telah diatur
dalam Pasal 1 angka 1 UU Jaminan Fidusia. Dasar hukum dari jaminan fidusia
ini adalah suatu perjanjian antara debitur dengan kreditur yang di dalamnya
terdapat suatu hubungan perikatan yang menerbitkan hak bagi kreditur untuk
91
possessorium yakni penyerahan kepemilikan benda tanpa menyerahkan fisik
perjanjian jaminan fidusia karena dituangkan pada akta yang berbeda pula,
namun keduanya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Perjanjian fidusia ini juga tergolong ke dalam perjanjian dengan syarat batal,
karena apabila utangnya dilunasi, maka hak jaminannya pun secara fidusia
menjadi hapus.
dampak yang mana salah satu pihak tidak menjalankan apa yang telah
dipenuhi atau dijalankan oleh debitur dalam setiap perikatan, baik perikatan
dari prestasi terdapat pada Pasal 1234 KUHPer yang menyatakan bahwa “tiap-
tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau
92
untuk tidak berbuat sesuatu”. Terdapat sebab yang menjadikan prestasi tersebut
atau terdapat unsur kelalaian, yang dalam hal ini dapat disebut
wanprestasi.
kesengajaan (arglist). Hal ini dimuat pada ketentuan Pasal 1247 dan 1248
yaitu:
73
Willer Napitupulu, et.all, “Kebijakan Hukum Pidana Dalam Menanggulangi Tindak Pidana
Jaminan Fidusia Terhadap Jaminan Fidusia Yang Dikuasai Pihak Ketiga”, Jurnal Hukum Khaira
Ummah, Vol. 12, No. 2, (2017), hal. 352
93
maka dianggap terlambat memenuhi prestasi, dan bilamana tidak dapat
sama sekali.
dalam Bahasa Indonesia. Adapun akta jaminan fidusia harus berisikan hal-
94
2. Data perjanjian pokok yang dijamin fidusia;
pertama, akta notaris merupakan suatu akta otentik yang memiliki kekuatan
Fidusia melarang adanya fidusia ulang dimana artinya atas benda yang sama
prinsip fidusia sebagai peralihan hak milik secara kepercayaan, bukan hanya
95
fidusia ini dilakukan pada Kantor Pendaftaran Fidusia. Pada formulir
memuat:
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2021 tentang
pembebanan terhadap benda tertentu, dan oleh karena itu daftar yang
96
bersangkutan dinyatakan terbuka oleh umum sebagaimana yang dimaksud
pendaftaran ini diadakan agar dapat diketahui oleh pihak ketiga bahwa suatu
barang sudah dijaminkan secara fidusia, sehingga pihak ketiga yang akan
pengalihan hak tersebut serta memiliki akibat hukum terhadap pihak ketiga
jaminan fidusia dengan akta notaris ini merupakan hal yang cukup penting
sebagai syarat bahwa perjanjian jaminan fidusia telah sah dan mendapatkan
fidusia akan berlaku suatu hak dan kewajiban yang mengikat antara para
kreditur yang dalam hal ini adalah lembaga pembiayaan leasing sesuai
debitur akan selalu taat dan patuh pada prestasinya. Sebaliknya, bahkan
97
jaminan fidusia. Perbuatan ini kerap kali dilakukan oleh debitur yang tidak
ada saja debitur yang mengalihkan benda yang sudah didaftarkan tersebut
disepakati:
fidusia yang telah dialihkan wajib diganti oleh debitur dengan objek
yang sepadan.
98
sama; dan Ketentuan ini merupakan penekanan kembali bahwa
tersebut wajib diganti dengan objek yang setara nilai dan jenisnya.
secara jumlahnya;
99
7. Debitur menjamin kreditur dalam hal semua gugatan yang diajukan oleh
10. Bilamana debitur cidera janji, maka diatur eksekusi objek jaminan
kewajiban tersebut apalagi sudah merugikan pihak lain yang dalam hal ini
100
selanjutnya debiturlah yang akan bertanggung jawab. Sebagaimana telah
menyewakan objek jaminan fidusia kepada pihak lain tanpa ada persetujuan
dari kreditur. Begitu pula bila debitur dalam hal ini bertindak tidak
berdasarkan itikad baik dalam menjaga benda yang dijadikan objek jaminan
pokoknya debitur telah mengetahui dan memahami akan hak dan kewajiban
hal yang sangat penting. Perjanjian jaminan fidusia itu hanya diketahui oleh
para pihak yang melakukan perjanjian saja, yaitu debitur dan kreditur.
atas objek jaminan fidusia dengan menjual objek tersebut pada kreditur lain
tanpa persetujuan tertulis dari pihak kreditur yang sesuai dalam perjanjian
sebelumnya antara kedua belah pihak, dan pihak kreditur lain tersebut
dikuasai oleh debitur nantinya akan dijaminkan sekali lagi adalah milik
101
Ketentuan ini menjelaskan bahwa objek yang menjadi jaminan
fidusia yang bukan merupakan benda persediaan tidak boleh dialihkan pada
pada pasal di atas, bahwa persetujuan tersebut dapat berupa izin tertulis dari
kepada pihak lain dengan persetujuan dari pihak kreditur atau telah
secara tidak langsung diakui, bahwa hak milik atas benda yang dijadikan
(dua), yaitu hak milik ekonomisnya tetap ada pada debitur, sedangkan hak
Fidusia diartikan, bahwa hak milik ekonomisnya masih ada pada debitur,
102
sebagai pemegang hak pemilik ekonomis saja, sedangkan hak kepemilikan
perbuatan yang tidak sesuai dengan hukum. Oleh karena itu, perbuatan
fidusia.
ketiga tanpa persetujuan tertulis dari pihak kreditur, maka tindakan tersebut
pidana. Dalam hal menyangkut ranah pidana maka dikenal suatu peraturan
103
khusus yang dapat dikatakan sebagai tindak pidana khusus. Oleh karena itu,
dilakukan debitur merupakan suatu tindak pidana khusus yang dalam hal ini
wajib diberlakukan suatu undang-undang yang lebih khusus pula. Maka dari
itu, dapat diterapkannya suatu Asas lex specialis derogat legi generali yang
pada pokoknya asas ini menentukan aturan hukum mana yang lebih
menyebutkan bahwa:
1. Pemberi Fidusia
104
2. Yang mengalihkan benda objek jaminan fidusia, menggadaikan benda
Terkait dengan unsur ini memiliki sifat alternatif, maksud dari hal
ini adalah apabila salah satu perbuatan pada unsur ini terbukti maka
pidana dalam Pasal 19 ayat (1) dan (2) UU Jaminan Fidusia adalah:
didasarkan pada tindakan aktif dan sadar serta cukup dapat dikatakan
105
satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau
untuk melakukan sesuatu, dalam hal ini debitur telah berlaku secara
pengawasan atas benda jaminan. Dalam hal tersebut, tidak ada ketentuan
74
Dwi Tatak Subagiyo, Op.Cit., hal. 93
106
lain yang memberikan perlindungan kepada kreditur apabila pihak debitur
Pada ketentuan pasal tersebut memuat asas droit de suite yang telah
Oleh karena itu, kreditur memiliki hak yang telah diatur berdasarkan UU
Jaminan Fidusia di antaranya adalah hak atas hasil benda objek jaminan
fidusia dan klaim asuransi; hak menjalankan titel eksekutorial; hak untuk
menjual benda objek jaminan fidusia atas dasar kekuasaannya sendiri; dan
Fidusia. Dengan ini terciptalah suatu perlindungan hukum lain bagi kreditur
yaitu dapat mengajukan gugatan atas ganti kerugian yang disebabkan oleh
107
pidana dengan sendirinya harus dipidana, dan untuk dapat dipidana harus
pidana adalah diteruskannya celaan yang objektif yang ada pada tindak
pidana dan secara subjektif kepada seseorang yang memenuhi syarat untuk
pembuat atau pelaku. Berkenaan dengan hal tersebut maka seseorang dapat
yang mana unsur subjektif dalam hal ini adalah debitur dalam mengalihkan
dalam hal ini adalah pengalihan benda yang menjadi jaminan fidusia yaitu
adanya perbuatan debitur yang bersifat aktif dimana hal ini adalah debitur
yang mengalihkan benda jaminan fidusia kepada pihak ketiga secara sadar
75
Dwidja Priyatno, Sistem Pertanggungjawaban Korporasi, (Depok : Kencana, 2020), hal 29
108
serta mengetahui bahwa terdapat larangan terhadap benda jaminan fidusia
fidusia.
sudah cukup jelas mengatur bahwa dalam ketentuan 2 (dua) pasal ini
yaitu:76
3. Tidak adanya alasan yang menghapus kesalahan atau tidak ada alasan
pemaaf.
pelaku yang melanggar pasal 23 ayat (2) dan Pasal 36 UU Jaminan Fidusia
sehingga dalam hal ini bagi pelaku yang mengalihkan objek jaminan fidusia
76
Syahron Sahputra, “Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pengalihan Benda Jaminan Fidusia
Dalam Perjanjian Kredit”, Issn Nomor 2620-6625, 2020, Jurnal Ilmiah “Advokasi”, Vol. 08, No.
01, (2020), hal. 103
109
tanpa persetujuan terlebih dahulu dari penerima fidusia dapat dimintakan
maka tindakan seperti itu tidak dapat dibenarkan oleh hukum. Dengan
K/PID.SUS/2018)
352/PID.B/2017/PN CJR
dan hal tersebut telah merusak kepercayaan dari PT Adira itu sendiri.
110
3. Terdakwa berprofesi sebagai pendidik tingkat dasar yang sangat
amar putusannya telah diuraikan oleh penulis pada sub bab 4.1.2.3
penelitian ini.
yaitu:
adalah: (1) pengalihan hak kepemilikan suatu benda; (2) dilakukan atas
benda.
111
unsur yang pertama ialah Unsur Pemberi Fidusia. Hakim menyatakan
bahwa sesuai dengan fakta yang ada, baik melalui keterangan saksi-saksi,
Endang.
tindakan tersebut melawan hukum serta tidak ada alasan pembenar atau
yang mana menyatakan bahwa tidak ada suatu perbuatan yang dapat
112
perundang-undangan Indonesia diatur juga bahwa dalam menjatuhkan
putusan, hakim tidak hanya mendasarkan pada bukti formil, melainkan juga
berdasarkan pada unsur yang lebih esensial, yaitu pada adanya suatu
yaitu:
Merujuk pada Pasal 184 KUHAP, alat bukti yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
1. Keterangan saksi;
2. Keterangan ahli;
3. Surat;
4. Petunjuk;
5. Keterangan terdakwa
113
terdakwa telah terbukti bersalah secara sah dan meyakinkan dengan adanya
dan juga barang bukti lainnya yang telah penulis uraikan di atas. Disamping
kesalahan yang telah cukup terbukti, diikuti juga dengan keyakinan hakim
dijatuhi pidana itu mengetahui pidana apa yang dilarang dan dijatuhkan
jaminan fidusia yang dialihkan ialah berupa 1 (satu) unit kendaraan roda
empat terlebih merk Daihatsu Terios warna hitam metalik dengan Nomor
Polisi B 2483 TC tahun 2007, STNK dan BPKB atas nama Edi Suprani
fidusia yang dalam hal ini adalah PT Adira tidak pernah memberikan
114
tersebut, sehingga dengan demikian Majelis Hakim memimbang bahwa
terdakwa dalam hal ini pemberi fidusia tidak pernah memberitahu dan
pengalihan unit mobil Daihatsu Terios tidak pernah disetujui oleh pihak
Penulis dalam hal ini setuju dengan Majelis Hakim untuk dapat
memenuhi unsur kedua ini, tentunya dalam hal ini kita wajib mengetahui
objek yang menjadi perkara dalam kasus ini sesuai dengan kasus posisi yang
kendaraan roda empat merk Daihatsu Terios warna hitam metalik dengan
Nomor Polisi B 2483 TC tahun 2007, STNK dan BPKB atas nama Edi
Akta Jaminan Fidusia Nomor 594 tanggal 20 Mei 2016 dari Notaris
Hukum dan Hak Asasi Manusia Kantor Wilayah Jawa Barat di Bandung
115
tersebut telah ditandatangani oleh para pihak, sehingga sah dan mengikat
antara para pihak untuk menjalankan prestasi mereka. Adapun dalam Pasal
perihal keadaan cidera janji yang dilakukan oleh debitur ialah ketika debitur
lalai membayar angsuran secara penuh dan tepat waktu pada tanggal jatuh
tempo angsuran yang telah disepakati sebelumnya. Terlebih dari itu, dalam
secara khusus terkait larangan debitur dalam hal mengubah bentuk atau tata
ketiga dengan cara apapun dan dalam hal ini akan dikenakan Pasal 372 dan
menyatakan lalai kepada debitur. Hal lain juga didukung dengan keterangan
saksi dari Pihak Adira yang mana telah dikeluarkan surat teguran dan
ketiga, yaitu Asep Hadi beralamat di Kampung Haregem RT. 004 RW. 006
116
itu, memang sudah sepatutnya terdakwa dinyatakan melakukan tindak
Terios tidak pernah mengajukan permohonan secara tertulis dan pihak Adira
Memorie van Toelichting (MvT), dimuat antara lain bahwa kesengajaan itu
77
Rosiani Niti Pawitri dan Budi Setiyanto, “Tinjauan Yuridis Tindak Pidana Pengalihan Objek
Jaminan Fidusia Terhadap Pihak Lain Tanpa Persetujuan Tertulis Dari Penerima Fidusia (Studi
Kasus dalam Putusan Pengadilan Negeri Wates Nomor: 109/Pid.Sus/2014/PN.Wat)”, Jurnal Hukum
Pidana dan Penanggulangan Kejahatan, Vol. 3 No. 3, (2014), hal. 265
117
ini, menurut Moeljatno, kehendak yang diarahkan pada
undang.
dimana perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa dalam hal ini Terdakwa
dengan sengaja atau secara sadar. Kesengajaan ini diarahkan pada telah
jaminan fidusia kepada pihak ketiga yang dalam hal ini adalah Asep Hadi.
118
Hal tersebut dilakukan dengan tanpa adanya persetujuan tertulis dari pihak
adalah karena tingkah laku terdakwa yang sopan selama di muka sidang dan
tidak akan mengulangi lagi perbuatannya serta terdakwa juga belum pernah
dihukum menjadi hal yang meringankan terdakwa. Selain itu status sosial
baik dan belum pernah berurusan dengan hukum. Oleh karena itu penulis
119
menyatakan bahwa pertimbangan hukum Majelis Hakim Tingkat Pertama
sudah tepat dan benar menurut hukum begitu pula dengan lamanya pidana
penjara dan pidana denda yang dijatuhkan dapat disetujui oleh Majelis
tepat dan benar sesuai dengan alat bukti dan fakta hukum yang ada. Oleh
diperbaiki.
K/PID.SUS/2018
Negeri dan Pengadilan Tinggi) telah memeriksa fakta dan bukti dalam
perkara ini dengan benar. Penulis setuju dengan pertimbangan hakim pada
tingkat Mahkamah Agung ini karena sejatinya dari sejumlah fakta hukum
120
persetujuan tertulis pihak kreditur. Akibat dari putusan tersebut Terdakwa
terjerat hukuman pidana selama 1 (satu) tahun dan pidana denda sebanyak
Rp. 3.000.000 (tiga juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut
jaminan fidusia, dimana dalam hal ini Terdakwa selaku debitur pun tidak
penulis menilai bahwa hakim sudah benar dalam menjatuhkan suatu putusan
kepada pelaku dengan pengenaan pasal yang lebih khusus. Berikut upaya
penyelesaian perkara ini juga penulis menilai telah sesuai dengan prosedur
121
Hukum Acara Pidana di Indonesia. Penerapan hukum acara pidana baik
dan Tingkat Banding pada 4 (empat) Lingkungan Peradilan yang mana pada
waktu 5 (lima) bulan dan pada Pengadilan Tingkat Tinggi tidak melebihi
waktu 3 (tiga) bulan; putusan pengadilan didukung oleh alat bukti surat
yang juga telah sesuai dengan Pasal 187 KUHAP, yakni alat bukti surat
yang diajukan oleh pihak penuntut umum berupa akta otentik yaitu Akta
sempurna dan mengikat; dan dasar hukum yang digunakan oleh Majelis
Hakim untuk memutuskan perkara sudah tepat dan sesuai dengan pokok
sebagai pedomannya.
122