KASUS EKONOMI SYARIAH Gugatan perlawanan terhadap eksekusi tertang gal 24 Agustus 2017. Pihak: Pulanah binti Pulan (Peng gugat) vs - Pimpinan PT BRI Syari ’ah (Tergugat I) - Kemenkeu RI cq. DJKN cq. KPKNL (Tergugat II) - Kementerian ATR/Kepala BPN Pusat cq. Kakanwil BPN cq. Kepala Kantor BPN …
Mahkamah Agung Republik Indonesia 2
Posita Kasus 1. Bahwa antara Penggugat dan Tergugat I telah mengadakan dan menerima Fasilitas Pembiayaan Mudarabah sebesar Rp. 190,000,000,- (seratus sembilan puluh juta rupiah) selama jangka waktu 5 Tahun (enam puluh bulan) terhitung sejak penanda tanganan akad kredit tanggal 20 Pebruari 2014 s/d 20 Pebruari 2019 dengan cicilan pembayarannya sebesar Rp. 5,600,000; 2. Bahwa sebagai jaminan atas penerimaan Fasilitas Pembiayaan Mudarabah tersebut, Penggugat telah menyerahkan jaminan kepada Tergugat I berupa sebidang tanah hak milik seluas 635 m2, Sertipikat Hak Milik Nomor 540/Sei Semayang atas nama ………. berikut 1 (satu) unit bangunan rumah yang terdapat di atasnya tertanggal 28-07-2009; dan telah diletakan hak tanggungan; 3. Bahwa penggugat telah melakukan pembayaran cicilan kredit selama lebih kurang 10 bulan. Namun sejak bulan Desember 2014 kondisi usaha Penggugat mengalami macet dan tidak mampu mencicil lagi; 4. Bahwa kemudian oleh karena Tergugat I menganggap Penggugat telah wanprestasi, maka Tergugat I melalui perantaraan Tergugat III akan melakukan pelelangan terhadap barang jaminan aquo tanpa sama sekali mengupayakan terlebih dahulu upaya Rescheduling, Reconditioning, Restructuring; 5. Tindakan dan perbuatan dari Tergugat-I,II,III aquo, dapat dikualifikasikan sebagai Perbuatan Melawan Hukum (onrechtmatige daad)
Mahkamah Agung Republik Indonesia 3
Posita Kasus 1 1. Bahwa antara Penggugat dan Tergugat I telah mengadakan dan menerima Fasilitas Pembiayaan Mudarabah sebesar Rp. 190,000,000,- (seratus sembilan puluh juta rupiah) selama jangka waktu 5 Tahun (enam puluh bulan) terhitung sejak penanda tanganan akad kredit tanggal 20 Pebruari 2014 s/d 20 Pebruari 2019 dengan cicilan pembayarannya sebesar Rp. 5,600,000; 2. Bahwa sebagai jaminan atas penerimaan Fasilitas Pembiayaan Mudarabah tersebut, Penggugat telah menyerahkan jaminan kepada Tergugat I berupa sebidang tanah hak milik seluas 635 m2, Sertipikat Hak Milik Nomor 540/Sei Semayang atas nama ………. berikut 1 (satu) unit bangunan rumah yang terdapat di atasnya tertanggal 28-07-2009; dan telah diletakan hak tanggungan; 3. Bahwa penggugat telah melakukan pembayaran cicilan kredit selama lebih kurang 10 bulan. Namun sejak bulan Desember 2014 kondisi usaha Penggugat mengalami macet dan tidak mampu mencicil lagi; 4. Bahwa kemudian oleh karena Tergugat I menganggap Penggugat telah wanprestasi, maka Tergugat I melalui perantaraan Tergugat III akan melakukan pelelangan terhadap barang jaminan aquo tanpa sama sekali mengupayakan terlebih dahulu upaya Rescheduling, Reconditioning, Restructuring; 5. Tindakan dan perbuatan dari Tergugat-I,II,III aquo, dapat dikualifikasikan sebagai Perbuatan Melawan Hukum (onrechtmatige daad)
Mahkamah Agung Republik Indonesia 4
Pertimbangan Hukum PA • Dalam akad terdapar klausul arbitrase “para pihak bersepakat, dan dengan ini berjanji serta mengikat diri satu terhadap yang lain, untuk menyelesaikan melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS) menurut peraturan dan prosedur Arbitrase yang berlaku di dalam Badan Arbitrase tersebut”. Karena ada klausula arbitrase tersebut, maka perlawanan harus dinyatakan tidak dapat diterima.
Mahkamah Agung Republik Indonesia 5
Putusan PA • MENGADILI 1. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima/ Niet onvanklijke verklaard (NO).; 2. Menghukum Penggugat untuk membayar semua biaya perkara sejumlah Rp.4.081.000,00 (empat juta delapan puluh satu ribu rupiah)
Mahkamah Agung Republik Indonesia 6
Putusan PTA
• Mengabulkan, batalkan PA, karena
surat kuasa ti dak sah (ditanda tangani juga oleh Advokat magang).
Mahkamah Agung Republik Indonesia 7
KASUS EKONOMI SYARIAH Tua A berti ndak sebagai Pengurus koperasi Jasa Keuangan Syariah; sebagai Peng gugat ;
Melawan Tuan B sebagai ; Tergugat 1 Ny C istri Tergugat I sebagai Tergugat II D, sebagai T T. I E, sebagai T T.2. dst.
Mahkamah Agung Republik Indonesia 8
Posisi Kasus Koperasi Jasa keuangan Syariah (KJKS) “Syariah Mentari” merupakan lembaga keuangan syariah, yang sebelumnya bernama Koperasi Serba Usaha (KSU) “Syariah Mentari” didirikan berdasarkan Akta Pendirian Koperasi Nomor 18.4/219/BH/15 TANGGAL 1 September 2003. Berdasarkan keputusan Rapat Anggota Khusus Perubahan Anggaran dasar pada tanggal 16 Desember 2009, berubah menjadi Koperasi Jasa keuangan Syariah (KJKS) “Syariah Mentari” merupakan lembaga keuangan syariah, yang dahulu bernama Koperasi Serba Usaha (KSU) “Syariah Mentari”, sebagaimana Akta Notaris Nomor 6 tanggal 12 Januari 2010. Dalam menjalankan usahanya, KJKS Syariah Mentari mengangkat pengelola koperasi, yaitu Tergugat 1 manager sejak 4 Agustus 2003 sampai dinon aktifkan pada 4 Oktober 2014. Dalam kasus ini, Penggugat bertindak atas nama Badan Hukum Koperasi Jasa keuangan Syariah (KJKS) “Syariah Mentari” menggugat Tergugat 1 sebagai manager koperasi KJKS Syariah Mentari dalam kurun waktu 7 Januari 2011 sampai tanggal 18 September 2013 telah menggunakan dana koperasi, dengan cara membuat akad-akad pembiayaan fiktif, hingga keseluruhan berjumlah Rp2.725.490.000.00 (dua milyar tujuhratus duapuluh lima juta empatratus sembilan puluh ribu rupiah). Perincian akad-akad syariah fiktif yang dibuat Tergugat 1 dengan beberapa pihak ketiga (Ny T, Ny S, Ny M) sebagaimana terurai dalam surat gugatan. Ternyata setelah akad-akad pembiaan tersebut cair, tidak diterimakan kepada Ny T, Ny S, Ny M, akan tetapi tetap dikuasai Tergugat I, namun dalam administrasi telah diterimakan kepada para pemohon pembiayaan tersebut. Penggugat menduga uang hasil dari akad fiktif tersebut digunakan T.1 bersama istrinya (T.2) membeli tiga buah apartemen di wilayah kota Yogyakarta (sebagaimana bukti P,5,P6,P.7). Petitum 1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya; 2. Menetapkan tergugat 1 telah melakukan perbuatan melawan hukum; 3. Menyatakan tidak sah akad-akad pem biayaan yang dibuat secara fiktif tersebut; 4. Menetapkan T.1 telah melakukan perbuatan melawan hukum dan menghukum T.1 untuk membayar kerugian Penggugat sebesar Rp……… Dst….. Eksepsi T
Dalam pemeriksaan perkara ini, Tergugat 1, II
dan para TT melakukan eksepsi tentang; (1) kewenangan; (2) Surat Kuasa tidak sah; (3) eror in persona; (4) Legal standing. PUTUSAN PA Pertimbangan Hukum : “Putusan tersebut bukan kewenangan PA karena merupakan sengketa kepengurusan koperasi, sehingga eksepsi dikabulkan” Putusan: Dalam eksekpsi : mengabulkan eksepsi T dan TT; Dalam Pokok perkara : Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapaat diterima (niet onvankelijk verklaard). PUTUSAN PTA Pertimbangan : “Perkara a quo bukan kewenangan PA karena sengketa antara Penggugat dan Tergugat 1 adalah perselisihan antara pengurus koperasi (Penggugat) dengan manajer (Tergugat1). Berdasarkan pasal 15 (3) Permenkop No.16 tahun 2015 tentang Pelaksanaan Kegiatan simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah oleh Koperasi, bertanggungjawab kepada pengurus koperasi” Putusan : - Menyatakan PA tidak berwenang mengadili perkara a quo. dst