Anda di halaman 1dari 6

RESUME

ANALISIS PUTUSAN TENTANG PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK


Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Hukum Dagang

Oleh :
Agustina Yuliana Firnanti Hutauruk

NIM
170574201074

DOSEN PENGAMPU :
Marnia Rani, S.H.,M.H

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2019
Terbanding di muka persidangan Pengadilan Negeri Pekanbaru pada pokoknya atas dalil-dalil:

1. Bahwa Penggugat adalah Pemohon Eksekusi, sedangkan Tergugat I dan II, sebagai Termohon
Eksekusi I dan II atas Putusan Pengadilan Negeri Pekanbaru Nomor 120/Pdt-G/2008/PN.Pbr
tanggal 3 November 2009 jo Putusan Pengadilan Tinggi Riau Nomor 94/Pdt/2010/PTR tanggal
02 Agustus 2010 jo Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Reg. Nomor 2055
K/Pdt/2011 tanggal 12 Januari 2012 Putusan tersebut telah berkekuatan hukum tetap ; Sedangkan
Tergugat III, IV dan V adalah sabjek hukum yang ikut / turut serta melakukan perbuatan
melawan hukum didalam perkara ini;

2. Bahwa Pengadilan Negeri Pekanbaru telah mengeluarkan Penetapan Sita Eksekusi Nomor
01/Pdt/EKS-PTS/2013/PN.Pbr. jo Nomor 120/Pdt- G/2008/PN.Pbr. tertanggal 10 Januari 2013;
Dan Tergugat I dan II, telah di aanmaning/ditegur, sesuai dengan Surat aanmaning/teguran
Nomor 01/Pdt/EKS-PTS/2013/PN.Pbr. jo Nomor 120/Pdt-G/2008/PN.Pbr. Selasa tanggal 15
Januari 2013;

3. Bahwa Pengadilan Negeri Pekanbaru telah mengeluarkan Surat Penetapan Sita Eksekusi
Nomor 01/Pdt/EKS-PTS/2013/PN.Pbr. jo Nomor 120/Pdt- G/2008/PN.Pbr. tanggal 20 Juni
2013; Dan pada tanggal 24 Juli 2013 Jam 10.00 Wib pagi, telah dilaksanakan Sita Eksekusi
dengan objek 1 (satu) bidang tanah dan bangunan rumah yang terletak di kawasan di Jalan
Gelugur Nomor 12 RT. 03 RW. 03, Kelurahan Tangkerang Utara, Kecamatan Bukit Raya, Kota
Pekanbaru, sesuai dengan surat Pengadilan Negeri Pekanbaru tanggal 19 Juli 2013 Nomor
W4.ui/5772/HT.04. 10/VII/2013; Dan Sita Eksekusi Lanjutan sesuai dengan surat tanggal 30 Juli
2013 Nomor W4.Ui/5877/HT.04.10/VII/2013;

4. Bahwa proses Sita Eksekusi dan Sita Eksekusi Lanjutan diliput oleh Media Massa Tribun
Pekanbaru edisi 3.267 halaman utama, dengan judul Eksekusi Rumah Bupati Jefry Alot
(diketahui oleh masyarakat banyak/ umum);

5. Bahwa Tergugat I dan II dibantu oleh Tergugat III, IV dan V, secara sengaja dan melawan
hukum, bersama-sama mengalihkan/memindah tangankan/dijadikan agunan kepada Tergugat III,
(objek yang telah disita oleh Pengadilan Negeri Pekanbaru tersebut) dengan menggunakan jasa
Tergugat IV, dan mendaftarkan kepada Tergugat IV, dengan jangka waktu 1 (satu) hari jadi,
mulai permohonan kredit hingga pencairan dana;

6. Bahwa Tergugat I, II secara hukum tidak boleh/dilarang mengagunkan objek/ harta (dijadikan
jaminan kredit) yang telah disita oleh Pengadilan Negeri Pekanbaru dan Tergugat III patut tahu,
bahwa objek jaminan yang dijadikan oleh Tergugat I, II telah disita, karena telah diumumkan
melalui media cetak Tribun Pekanbaru edisi 3.627;

7. Bahwa akibat hukum dari pada perbuatan Tergugat I, II, III, IV dan V diatas, Penggugat
menderita kerugian baik secara moril maupun materiil, dan seluruh kerugian tersebut haruslah
ditanggung oleh para Tergugat sebagai resiko atas perbuatan melawan hukum yang mereka
lakukan, adapun kerugian Penggugat adalah:
8. Bahwa oleh karena Tergugat I s/d V dalah sabjek hukum yang beritikat tidak baik (jahat)
maka wajar dihukum untuk membayar uang paksa dwang soom sebesar Rp1.000.000,00 (satu
juta rupiah) setiap harinya terhitung semenjak ingrah putusan hingga eksekusi dilaksanakan;

9. Bahwa oleh karena alat bukti gugatan Penggugat cukup kuat dan beralasan hukum, maka
cukup benar untuk diletakkan Sita jaminan atas tanah dan bangunan Ruko dan apapun yang ada
diatasnya yang terletak di Jalan Teuku Umar Nomor 124 RT. 02 RW. 02, Kelurahan Lima Puluh,
Kecamatan Lima Puluh, Kota Pekanbaru, milik Tergugat I dan II;

10. Bahwa Tergugat I s/d V adalah sabjek hukum yang berusaha untuk menghalangi/
menggagalkan Sita Eksekusi yang dilakukan oleh Pengadilan Negeri Pekanbaru dan perbuatan
tersebut berdampak kepada wibawa Pengadilan Negeri Pekanbaru dalam menegakkan supremasi
hukum dan sudah menjadi sorotan publik, maka wajar dan patut, agar putusan Serta Merta dapat
dilaksanakan, meskipun Para Tergugat menempuh upaya Perlawanan;

11. Bahwa asal-usul timbulnya perkara ini adalah disebabkan oleh Tergugat I dan II yang tidak
patuh dan taat terhadap Penetapan Sita Eksekusi Pengadilan Negeri Pekanbaru dan perbuatan
jahat tersebut di aminkan oleh Tergugat III, IV dan V; Maka wajar Para Tergugat juga dihukum
untuk membayar biaya perkara yang timbul;

Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas Penggugat mohon kepada Pengadilan Negeri
Pekanbaru agar memberikan putusan sebagai berikut:
1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat;
2. Menyatakan perbuatan Tergugat I, II, III, IV dan V adalah melawan hukum;
3. Menyatakan bukti surat adalah sah dan berharga berupa;

Alasan-Alasan Pemohon Kasasi I dan II:

I. Bahwa sebelum Judex Facti sampai pada putusan sesuai amar diatas, terlebih dahulu
Majelis Judex Facti memberikan pertimbangan hukum yang pada pokoknya sebagai
berikut:

1. Menimbang, bahwa sesuai prinsip kehati-hatian bank (prudensial banking principle), yang
menegaskan bahwa, bank dalam menjalankan kegiatan usaha baik dalam penghimpunan,
terutama dalam penyaluran dana kepada masyarakat harus sangat berhati-hati, dengan mengenal
costumer dalam rangka melindungi dana masyarakat yang dipercayakan padanya. Tujuan
dilakukannya prinsip kehati-hatian ini agar bank selalu dalam keadaan sehat menjalankan
usahanya dengan baik dan mematuhi ketentuan-ketentuan dan norma-norma hukum yang berlaku
di dunia perbankan.

2. Menimbang, bahwa berdasarkan uraian dan pertimbangan sebagaimana tersebut diatas,


dengan adanya itikad tidak baik dari Tergugat I dan Tergugat II dalam mengagunkan tanah
Sertifikat Hak Milik Nomor 155 sebagai jaminan hutang dan memberikan Hak Tanggungan atas
tanah tersebut kepada Tergugat III, serta kurangnya kehati-hatian dari Pihak Tergugat III dalam
proses pemberian Kredit dengan pembebanan hak tanggungan, Majelis Hakim berpendapat
bahwa pemberian hak tanggungan tersebut mengandung cacat hukum, sehingga dengan
demikian pemberian Hak Tanggungan oleh Tergugat II kepada Tergugat III tersebut tidak sah
dan tidak berkekuatan hukum;

II. Bahwa menurut Pemohon Kasasi I, II Putusan Judex Facti sebagaimana dikutip diatas telah
mengandung kesalahan-kesalahan didalam pertimbangan-pertimbangannya sehingga sampai
menyebabkan keputusan yang keliru dan tidak benar sehingga perlu Pemohon Kasasi I, II
didalam Memori Kasasi ini menyatakan keberatan-keberatan terhadap putusan Judex Facti a quo
yang pada intinya antara lain sebagai berikut:
1. Tentang mana yang lebih dahulu pendaftaran sita eksekusi dengan pendaftaran hak
tanggungan.
- Bahwa Judex Facti didalam pertimbangan hukumnya halaman 27 menyebutkan bahwa sita
eksekusi didaftarkan pada kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Pekanbaru pada tanggal 13
Agustus 2013;
- Bahwa sedangkan hak tanggungan didaftarkan oleh Tergugat asal III pada Badan Pertanahan
Nasional Kota Pekanbaru adalah pada tanggal 12 Agustus 2013 yaitu satu hari lebih dahulu
Pendaftaran Hak Tanggungan dari pada pendaftaran sita eksekusi, yaitu sampai pada saat
pendaftaran Hak Tanggungan pada tanggal 12 Agustus 2013 status objek Hak Tanggungan
bersih dari sitaan atau pembebanan apapun;
- Bahwa Judex Facti dalam pertimbangannya halaman 31 mempertimbangkan pendaftaran hak
tanggungan tidak sah karena adanya berita-berita dikoran tanggal 25 Juli 2013 tentang sita
eksekusi gagal;
- Bahwa terhadap permasalah hukum tersebut seharusnya Judex Facti tidak sampai pada putusan
yang menyatakan pemberian hak tanggungan tidak sah dan tidak berkekuatan hukum hanya
dengan adanya berita-berita dikoran;
- Bahwa M. Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi
Bidang Perdata, Edisi Kedua, Penerbit Sinar Grafika halaman 349 menyebutkan;
”terlepas dari kemungkinan apakah perjanjian agunan yang dipegang pihak ketiga merupakan
tindakan pura-pura atau tidak, jika memang terbukti agunan pihak ketiga lebih dulu dari agunan
yang dipegang putusan eksekusi, maka:
- Eksekusi terhadap barang agunan dinyatakan noneksekutabel atas alasan barang agunan lebih
dulu berada ditangan pihak ketiga;
- Sebagai gantinya eksekusi dapat dialihkan terhadap barang debitur yang lain;
- Jika sekiranya barang debitur yang lain tidak ada selain dari pada barang yang dijaminkan
kepada pihak ketiga, maka eksekusi dinyatakan noneksekutabel;
- Seperti yang dikatakan diatas, jika pihak pemohon eksekusi tetap menghendaki eksekusi atas
barang jaminan yang ada pada pihak ketiga, dia dapat mencoba melalui gugatan baru menuntut
agar perjanjian agunan antara debitur dengan pihak ketiga merupakan tindakan pura-pura.
Sekiranya berhasil membuktikan dan Pengadilan membatalkanya, barulah eksekusi dapat
dijalankan. Sebaliknya, kalau gagal membuktikan, berarti perjanjian agunan antara debitur
dengan pihak ketiga sah dan benar. Dengan demikian, permintaan eksekusi harus dinyatakan
tidak dapat dijalankan terhadap barang yang bersangkutan;
- Bahwa berita-berita dikoran secara hukum tidak dapat dijadikan dasar pengumuman bahwa
objek eksekusi telah diketahui oleh umum karena agar supaya khalayak umum tau tentang
sebuah objek tanah telah dieksekusi telah diatur berdasarkan Pasal 198 HIR atau Pasal 213 Rbg;
- Bahwa terhadap wajibnya diumumkan sita eksekusi M. Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya
Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, Edisi Kedua, Penerbit Sinar Grafika
halaman 93 sampai dengan halaman 94 menyebutkan; ”Maksud tujuan pengumuman sita
eksekusi atau sita jaminan sering diabaikan dan dilupakan pengadilan. Mereka tidak menyadari
betapa besar arti yang terkandung pada pengumuman sita. Ketidaksadaran tersebut menyebabkan
kelalaian pengumumkan sita. Sering diketemukan dalam kenyataan, sita jaminan atau sita
eksekusi yang tidak diumumkan sesuai dengan ketentuan Pasal 198 HIR atau Pasal 213 Rbg.
Akibatnya sita tersebut hanya bernilai formil. Artinya secara formil sita telah sah, tetapi secara
yuridis sita yang sah tersebut tidak mempunyai kekuatan mengikat terutama terhadap pihak
ketiga. Padahal menurut ketentuan Pasal 199 ayat (1) HIR atau Pasal 214 ayat (1) RBG. Sita
eksekusi baru mempunyai kekuatan hukum mengikat apabila telah diumumkan dengan cara
mendaftarkan berita acara sita dikantor yang berwenang untuk itu”;
- Bahwa berdasarkan ketentuan hukum tersebut diatas maka berita-berita dikoran tidak dapat
mengikat pihak ketiga untuk melakukan pengikatan hak tanggungan terhadap objek perkara;

Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung berpendapat:


1. Bahwa alasan kasasi I dan kasasi II tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena setelah
memeriksa secara saksama memori kasasi dan kontra memori kasasi dihubungkan dengan
pertimbangan Judex Facti tidak salah menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai
berikut:
2. Bahwa adanya perbuatan Tergugat I dan II mengalihkan atau mengagunkan objek yang
akan disita eksekusi menunjukkan adanya iktikad tidak baik dari Tergugat I dan II untuk
tidak mematuhi putusan yang telah berkekuatan hukum tetap;

3. Bahwa dengan adanya iktikad tidak baik dari Tergugat I dan II dalam mengagunkan
tanah Sertifikat Hak Milik Nomor 155 sebagai jaminan hutang dan memberikan hak
tanggungan atas tanah tersebut kepada Tergugat III serta kurangnya kehati-hatian dari
pihak Tergugat III dalam proses pemberian kredit dengan pembebanan hak tanggungan,
maka pemberian hak tanggungan tersebut mengandung cacat hukum sehingga pemberian
hak tanggungan oleh Tergugat II kepada Tergugat III tidak sah dan tidak berkekuatan
hukum;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, ternyata putusan Judex Facti dalam
perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi
yang diajukan oleh Para Pemohon Kasasi: Ir. JEFRY NOER, dan kawan-kawan tersebut harus
ditolak;

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi ditolak dan Pemohon
Kasasi ada di pihak yang kalah, maka Pemohon Kasasi dihukum untuk membayar biaya perkara
dalam tingkat
kasasi ini;
Memperhatikan Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman, Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang
Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang Undang
Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundangan lain yang bersangkutan;

Anda mungkin juga menyukai