Anda di halaman 1dari 3

NAMA : DIVA NURDIANA

NIM : 044945747
UPBJJ : BATAM

PENYELESAIAN

Mengapa proses jual beli tanah harus dibuktikan dengan akta jual beli yang dibuat
dan dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah/PPAT?
Jawab:
Untuk menjamin kepastian hukum jual beli tanah yang memerlukan tindakan
hukum lebih lanjut, penjualan yang mengikat secara umum dibuat dalam sebuah
akta. Hal ini memberikan perlindungan hukum bagi masing-masing pihak atas
penjualan tanah yang telah dilakukan.
Dalam pasal 1868 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang dimaksud dengan
“akta otentik adalah suatu akta yang di buat dalam bentuk yang ditentukan oleh
undang-undang oleh/atau dihadapan pejabat umum yang berwenang untuk maksud
itu, ditempat di mana akta dibuat".
Akta otentik merupakan salah satu bukti yang paling kuat dan lengkap bahwa ia
memegang peranan penting dalam setiap hubungan hukum dalam kehidupan
masyarakat. Akta otentik menetapkan kewajiban dan hak para pihak, yang
menjamin kepastian hukum dan sekaligus bertujuan untuk menghindari sengketa di
kemudian hari.
Jual beli atas tanah diatur dalam UUPA, yang selanjutnya diatur dalam Peraturan
Pemerintah No. 10 Tahun 1961 Tentang Peraturan Pelaksanaan UUPA, di dalam
Pasal 19 menentukan bahwa jual beli tanah harus dibuktikan dengan suatu akta
yang dibuat oleh dan dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT).
Tugas pokok dan kewenangan PPAT berdasarkan Pasal 2 PP No.37 Tahun 1998
tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), sebagai berikut:
1) PPAT bertugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan pendaftaran tanah
dengan membuat akta sebagai bukti telah dilakukannya perbuatan hukum
tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun,
yang akan dijadikan dasar bagi pendaftaran perubahan data pendaftaran
tanah yang diakibatkan oleh perbuatan hukum itu.
2) Perbuatan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai
berikut:
a. jual beli;
b. tukar-menukar,
c. hibah;
d. pemasukan dalam perusahaan (inbreng);
e. pembagian harta bersama;
f. pemberian Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai atas tanah
g. pemberian Hak Tanggungan;
h. pemberian kuasa membeban kan Hak Tanggungan.
Akta PPAT adalah akta yang dibuat oleh PPAT sebagai bukti telah dilaksanakannya
perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan
Rumah Susun. PPAT merupakan akta otentik yang termasuk bukti terkuat dan
terlengkap.
Bagaimana implikasi hukum apabila proses jual beli tanah tidak dilakukan di depan
PPAT?
Jawab:
Bagaimana akibat hukum Akta Jual Beli yang tidak dibuat dihadapan Pejabat
Pembuat Akta Tanah (PPAT), yang akan dibagi dalam dua sub bab yaitu:
1. Akibat hukum terhadap akta yang tidak dibuat dihadapan Pejabat Pembuat
Akta Tanah (PPAT), dan
2. Akibat hukum terhadap para pelaku (PPAT, Para Pihak dan Saksi).

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa :


1. Akibat hukum terhadap akta jual beli yang tidak dibuat dihadapan PPAT,
maka akta tersebut akan jatuh menjadi akta dibawah tangan,
menyebabkan kekuatan pembuktian dari akta tersebut tidak sekuat akta
otentik. Apabila Badan Pertanahan Nasional menganggap akta tersebut
bukan sebagai akta otentik yang dibuat dihadapan pejabat umum, proses
yang akan dilaksanakan oleh para pihak ke Badan Pertanahan Nasional
berhak ditolak oleh Badan Pertanahan Nasional.
2. Akibat hukum terhadap para pelaku, yaitu PPAT dapat dijatuhi sanksi
administratif dengan kategori pelanggaran berat berdasarkan Peraturan
Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun
1999 yang terdapat dalam Pasal 38 ayat (1) dan dapat diberhentikan secara
tidak hormat serta dituntut ganti rugi oleh para pihak.

Sumber:
https://media.neliti.com/media/publications/119416- ID-perlindungan-hukum-bagi-
pembeli- terhadap.pdf
https://jdihn.go.id/files/878/441-831-1-SM.pdf
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/14819/Akta-Risalah-Lelang-sebagai-
Akta-Otentik.html
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/176580/

Anda mungkin juga menyukai