Anda di halaman 1dari 2

NAMA : YUDA DITA NUGRAHA

NIM : 044052671

Dalam jual beli tanah sering terjadi sengketa yang disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya
adannya surat tanah palsu, luas tanah tidak sesuai dengan luas yang tertera dalam sertifikat tanah dan
lain-lain.

Sumber: https://ekonomi.bisnis.com/read/20190502/47/917774/ini-dia-5-hal-yang-perlu- dilakukan-


dalam-jual-beli-tanah

Dari kasus diatas maka penting untuk mengetahui prosedur jual beli tanah yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Mengapa proses jual beli tanah harus dibuktikan dengan akta jual
beli yang dibuat dan dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah/PPAT? Bagaimana implikasi
hukum apabila proses jual beli tanah tidak dilakukan di depan PPAT?

IZIN MENJAWAB

 Akta jual beli tanah adalah akta otentik yang dibuat oleh notaris atau Pejabat Pembuat Akta
Tanah (PPAT). Dokumen akta jual beli tanah biasanya akan berisi detail aktivitas jual beli properti
yang meliputi nama penjual, pembeli, tanggal waktu penyerahan, poin kesepakatan, serta
keterangan lahan/bangunan yang menjadi objek transaksi.
Akta Jual Beli tanah memiliki beberapa fungsi yang harus dipahami di antaranya:

1. AJB tanah menjadi bukti sah atas transaksi jual beli tanah atau bangunan yang disepakati
dengan harga tertentu dan ketentuan yang tertera di dalamnya telah disetujui pihak penjual
serta pembeli.

2. Bukti perkara apabila salah satu pihak dalam jual beli tidak mampu memenuhi kewajibannya

3. Bukti sah bagi penjual dan pembeli yang menyatakan kedua belah pihak telah memenuhi hak
serta kewajiban masing-masing.
dalam hal perjanjian jual beli tanah harus dilakukan di hadapan pejabat yang berwenang dalam hal ini
PPAT karena Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) berwenang membuat suatu akta dalam bidang
pertanahan yang bersifat otentik.
Akta otentik merupakan salah satu alat bukti terkuat dan terpenuh yang mempunyai peranan penting
dalam setiap hubungan hukum dalam kehidupan masyarakat. Melalui akta otentik ditentukan
kewajiban dan hak para pihak, menjamin kepastian hukum, dan sekaligus diharapkan pula dapat
menghindari terjadinya sengketa dikemudian hari. Walaupun sengketa mengenai peralihan hak atas
tanah tersebut tidak dapat dihindari, maka dalam proses penyelesaian sengketa tersebut, akta otentik
yang merupakan alat bukti tertulis terkuat dan terpenuh dapat memberikan sumbangan nyata dalam
penyelesaian perkara tersebut.

 Akibat hukum terdahap akta jual beli yang tidak dibuat dihadapan PPAT, maka akta tersebut
akan jatuh menjadi akta dibawah tangan, menyebabkan kekuatan pembuktian dari akta
tersebut tidak sekuat akta otentik

Adapun Jual beli tanah pada dasarnya tetap sah meskipun tidak dituangkan dalam akta jual beli dan
tidak di hadapan PPAT, hal tersebut dikarenakan jual beli tanah sama saja dengan perjanjian jual beli
pada umumnya dimana suatu perjanjian harus memenuhi syarat sah perjanjian sesuai Pasal 1320
KUHPerdata yaitu adanya kesepakatan para pihak, mempunyai kecakapan untuk melakukan
perbuatan hukum, adanya objek yang disepakati, dan perjanjian tersebut tidak melanggar ketentuan
hukum. Namun, dampak yang diterima oleh pihak pembeli jika dalam melakukan jual beli tanah tanpa
akta jual beli di hadapan PPAT adalah pembeli tanah akan mengalami kesulitan dalam proses
pendaftaran hak atas tanah yang telah dibelinya karena menurut PP tentang Pendaftaran Tanah
peralihan hak atas tanah hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta PPAT.

Anda mungkin juga menyukai