Anda di halaman 1dari 7

Petunjuk Tugas:

1. Judul
2. Pendahuluan: Secara ringkas kemukakan
peristiwa hukum perdata apa, diatur
dimana, hubungan hukumnya bagaimana,
siapa subyek hukumnya, apa hak dan
kewajiban perdata, apa permasalahannya (1
halaman)
3. Analisis: Permasalahan diidentifikasi
seperti di atas kemudian hubungkan
menurut asas-asas hk perdata, peraturan
dan teori-teori hukum perdata (3 halaman)
4. Kesimpulan
5. Daftar Pustaka (1 halaman)
MAKALAH HUKUM PERDATA

Peristiwa Hukum Perdata

Sengketa Tanah dalam Perjanjian Jual Beli

Dosen Pengampu :

Dr. Sulistyandari, S.H., M.Hum.

Disusun Oleh :

Syafira Regita Cahyani

Kelas D/E1A021188

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


2022

BAB I

PENDAHULUAN

Perlu kita ketahui bahwa peristiwa hukum perdata selalu terjadi


setiap harinya. Sebelum itu, Penulis akan menjelaskan sedikit mengenai
pengertian dari peristiwa hukum itu sendiri. Peristiwa hukum merupakan
sesuatu hal yang terjadi dalam masyarakat yang menghasilkan akibat
hukum atau di kehendaki oleh pelaku itu sendiri. Misalnya seperti
kelahiran, kematian, jual beli, sewa menyewa, dan sebagainya.
Melalui makalah ini, Penulis ingin membahas salah satu peristiwa
hukum perdata yang sering terjadi pada masyarakat, yaitu peristiwa hukum
sengketa jual beli tanah. Jual beli tanah sendiri diatur dalam Pasal 1457
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer). Dikatakan bahwa jual
beli merupakan persetujuan antara dua pihak. Pihak yang satu terikat
untuk menyerahkan suatu benda (penjual), sedangkan pihak lainnya terikat
untuk membayar benda yang telah dijanjikan (pembeli).
Hubungan yang timbul antara penjual dan pembeli dapat dikatakan
sebagai hubungan hukum perdata. Selain itu, penjual dan pembeli
merupakan naturaljiik persoon atau orang yang menjadi subjek hukum
perdata. Dalam peristiwa jual beli, akan timbul hak dan kewajiban perdata
antara pembeli maupun penjual. Hak bagi pembeli untuk mendapatkan
tanah yang ia beli, serta kewajiban bagi penjual untuk menyerahkan tanah
yang ia jual.
Permasalahan yang akan Penulis angkat sebagai studi kasus adalah
adanya gugatan dari Pihak A terhadap Pihak B atas dasar kepemilikan
tanah. Awalnya, kedua pihak telah melakukan perjanjian jual beli di
hadapan notaris. Namun setelah satu tahun perjanjian itu dibuat, Pihak A
yang merupakan penjual tanah menggugat Pihak B yang merupakan
pembeli. Pihak A merasa Pihak B tidak memiliki hak untuk membalik
namakan sertifikat tanah milik Pihak A. Oleh karena itu, terjadilah
sengketa tanah antara Pihak A dan Pihak B.

BAB II

ANALISIS

A. Identifikasi Masalah

Studi kasus yang Penulis gunakan sebagai permasalahan dalam


peristiwa hukum perdata adalah sengketa jual beli antara Pihak A sebagai
penjual dan Pihak B sebagai pembeli. Permasalahan terjadi setelah satu tahun
disepakatinya perjanjian jual beli tanah. Pihak A menggugat Pihak B atas
sengketa kepemilikan tanah. Menurut Pihak A, Pihak B tidak memiliki hak
untuk membalik namakan sertifikat tanahnya. Pada awalnya, tanah yang
diperebutkan merupakan milik Pihak A. Tetapi dalam surat perjanjian terjadi
kesepakatan jual beli tanah Pihak A dan juga Pihak B. Hal itu berarti
seharusnya tanah tersebut menjadi milik Pihak B. Perjanjian jual beli tanah
tersebut juga sudah disepakati di hadapan notaris satu tahun sebelum
permasalahan terjadi.

Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata terjadi perbedaan prinsip saat


perjanjian jual beli tanah. Pihak A berprinsip bahwa perjanjian yang ia
sepakati merupakan perjanjian pinjam neminjam. Sedangkan Pihak B
berprinsip bahwa perjanjian yang ia sepakati merupakan perjanjian jual beli.
Satu tahun setelah perjanjian disepakati, Pihak B sudah melunasi pembelian
tanah, sehingga tanah tersebut tentu menjadi milik Pihak B. Satu tahun setelah
kesepakatan perjanjian jual beli tanah tersebut, Pihak A mengajukan gugatan
sengketa kepemilikan tanah kepada Pengadilan Negeri.

Dalam surat perjanjian yang sudah disepakati sebelumnya berisi


mengenai persetujuan atau kesepakatan bahwa Pihak A dapat mendapatkan
tanahnya kembali dengan cara membeli kepada Pihak B dengan harga
ditentukan oleh Pihak B. Selain itu, Pihak A setuju bahwa ia menyerahkan
tanahnya kepada Pihak B. Tetapi pada akhirnya kedua belah pihak
memutuskan untuk melakukan mediasi. Dilakukannya mediasi ini bertujuan
untuk mencari kesepakatan antara Pihak A dan Pihak B. Apakah Pihak A
ingin membeli tanah tersebut atau menyerahkan kepada Pihak B. Pada
akhirnya kedua belah bihak sepakat bahwa tanah tersebut menjadi milik Pihak
B.

B. Hubungan dengan Asas, Peraturan, dan Teori Hukum Perdata


Permasalahan yang terjadi antara Pihak A dan Pihak B adalah
sengketa tanah dalam perjanjian jual beli. Dalam permasalahan tersebut,
terdapat Asas Kepastian Hukum (Asas Pacta sunt Servanda). Asas
Kepastian Hukum ini terdapat pada Pasal 1338 Ayat 1 dan 2 KUHPer
(Kitab Undang-Undang Hukum Perdata), yang intinya adalah terjadi suatu
perjanjian apabila adanya kesepakatan antara pihak yang melakukan
perjanjian dan mengandung sumpah. Selain itu, terdapat pula Asas
Kebebasan Kontrak yang di atur dalam Pasal 1338 Ayat 1 KUHPer (Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata). Pasal tersebut menjelaskan bahwa
setiap orang diperbolehkan melakukan perjanjian apapun, baik yang sudah
diatur Undang-Undang maupun belum.
Teori hukum perdata yang terdapat pada permasalahan peristiwa
hukum perdata sengketa jual beli tanah adalah teori kehendak dan teori
pernyataan. Teori kehendak karena kedua pihak sebenarnya sama-sama
tahu mengenai perjanjian yang dibuat. Teori pernyataan karena adanya
pernyataan dari Pihak A sehingga Pihak B dapat digugat. Kehendak dan
pernyataan yang tidak sesuai menyebabkan terjadinya permasalahan
tersebut.
BAB III

KESIMPULAN

Dalam kehidupan masyarakat pasti akan terjadi peristiwa hukum.


Dalam peristiwa hukum tentu ada permasalahan. Seperti dalam
permasalahan peristiwa hukum sengketa tanah perjanjian jual beli yang
Penulis tulis, terdapat aturan hukum perdata yang mengatur seperti
misalnya dalam KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata), terdapat
pula putusan hakim atas gugatan berdasarkan adanya bukti autentik berupa
surat perjanjian jual beli tanah, serta penyelesaiannya yaitu dengan cara
mediasi.
DAFTAR PUSTAKA

Subekti, R. 2008. KUHPerdata.Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Suparyanto, Yudi. 2008.Hukum Perdata.Yogyakarta: Cempaka Putih.

Harun, Badriyah. 2009. Prosedur Gugatan Perdata. Yogyakarta: Pustaka Yustisia.

hukumonline.com. Hukum Kontrak Perdata yang Harus Kamu Tahu[internet].


Hukum Perdata, 28 Oktober 2021 [diakses pada 9 Maret 2022].
https://www.hukumonline.com/klinik/a/asas-hukum-perdata-lt617a88d958bb9

hukamnas.com. 15 Asas Hukum Perdata yang Berlaku [internet], Hukum, 2018,


[diakses pada 9 Maret 2022]. https://www.google.com/amp/s/hukamnas.com/asas-
hukum-perdata/amp

hukumonline.com. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 [internet], Peraturan


Dasar Pokok-Pokok Agraria, [diakses pada 8 Maret 2022].
https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/249/undangundang-nomor-5-
tahun-1960

jurnalhukum.com. Teori-Teori yang Digunakan Untuk Menentukan Terjadinya


Kesepakatan [internet], [diakses pada 9 Maret 2022].
https://www.jurnalhukum.com/teori-teori-yang-digunakan-untuk-menentukan-
terjadinya-kesepakatan/

Anda mungkin juga menyukai