HUKUM
BISNIS
Kontrak / Perjanjian Jual Beli
03
Fakultas Ekonomi dan Manajemen S1 Hafied Noor Bagja,S.H.,M.Kn
Bisnis
Abstract Kompetensi
Kontrak atau perjanjian adalah Mahasiswa akan dapat memahami
kesepakatan antara dua orang atau tentang pengertian perjanjian jual
lebih mengenai hal tertentu yang beli, terjadinya jual beli, hak dan
disetujui oleh mereka. Perjanjian kewajiban para pihak, pembayaran,
juga memiliki beberapa bagian wanprestasi dan ganti rugi, resiko.
khusus seperti perjanjian jual beli perjanjian sewa menyewa, terjadinya
dan perjanjian sewa menyewa. sewa menyewa, bentuk kontrak sewa
Kedua hal tersebut adalah perjanjian menyewa, hak dan kewajiban para
yang berbeda namun memiliki pihak, r esiko dalam perjanjian sewa
kaitannya satu sama lain. Jual menyewa, gangguan dari pihak ke-3,
beli merupakan perjanjian dimana kontrak jual beli tidak memutuskan
pihak yang satu mengikatkan dirinya sewa menyewa.
untuk menyerahkan suatu benda dan
pihak lain untuk membayar harga
benda yang telah
dijanjikan. Sedangkan sewa
menyewa merupakan suatu
persetujuan dengan mana pihak yang
satu mengikatkan dirinya untuk
memberikan kepada pihak yang
lainnya kenikmatan dari sesuatu
barang, selama suatu waktu tertentu
dan dengan pembayaran sesuatu
harga, yang pihak tertentu
belakangan itu disanggupi
pembayarannya. Keduanya sama –
sama berhubungan dengan barang,
namun yang membedakannya adalah
kalau jual beli itu sifatnya permanen
sedangkan sewa menyewa memiliki
batasan waktu tertentu.
Menurut pasal 1457 KUHPerdata, Jual beli merupakan perjanjian dimana pihak yang
satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu benda dan pihak lain untuk membayar
harga benda yang telah dijanjikan.
Menurut B.W jual beli adalah suatu perjanjian timbal balik dimana pihak yang satu si
penjual berjanji untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang sedang pihak yang lain si
pembeli berjanji untuk membayar harga yang terdiri atas sejumlah uang sebagai imbalan
dari perolehan hak milik tersebut.ada Istilah yang mencakup dua kegiatan timbal balik
tersebut adalah adanya istilah belanda “koopen verkoop” Koopen yang artinya pembeli
dan verkoop yang artinya penjual.
Barang yang dijadikan untuk perjanjian jual beli harus jelas. Misalnya , bisa ditentukan
contoh wujud bendanya dan jumlahnya pada saat akan diserahkan kepada pembeli .
apabila barang yang dijanjikan melakukan percobaan terlebih dahulu atau mengenai
barang barang yang harus di coba terlebih dahulu seperti kulkas ,lemari,TV dan lain-
lain(pasal 1463 B.W)jadi , meskipun harga telah disetujui baru bisa menjadi sah bila
barang tersebut telah di coba dan memuaskan.
Perjanjian jual beli diatur dalam pasal 1457-1540 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Menurut pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, jual beli adalah suatu
perjanjian yang mana pihak yang lain mengikatkan dirinya untuk menyerahkan sesuatu
barang / benda, dan pihak lain untuk membayar harga yang telah di janjikan.
Dari pengertian yang diberikan pasal 1457, persetujuan jual beli sekaligus membebankan
dua kewajiban yaitu :
Dan yang menjadi unsur - unsur pokok dalam perjanjian jual beli adalah barang dan
harga, dimana antara penjual dan pembeli harus ada kata sepakat tentang harga dan benda
Sifat konsensual dari perjanjian jual beli menegaskan dalam pasal 1458 yang berbunyi
“jual beli dianggap sudah terjadi antara kedua belah pihak seketika setelah mereka
mencapai kata sepakat tentang barang dan harga, meskipun barang ini belum diserahkan
maupun harganya belum dibayar”.
Istilah jual beli menyatakan bahwa terdapat dua pihak yang saling membutuhkan
sesuatu dari proses tawar menawar ( offer and acceptance).pihak pertama di sebut
penjual dan pihak kedua disebut penjual. Jual beli dapat diartikan sebagai kegiatan
sehari – hari yang terjadi antara penjual yang menjual benda dan pembeli yang membeli
benda . Secara langsung jual beli dapat dijadikan mata pencaharian bagi masyarakat
yang berstatus pedagang.pihak penjual disebut pihak perusahaan dan pembeli disebut
konsumen.
Benda yang menjadi objek jual beli harus benda tertentu. Atau dapat ditentukan dengan
baik atau jelas bentuk wujud, jumlah maupun harganya dan benda tersebut memang
benda yang boleh di perdagangkan dengan demikian benda yang di jual belikan itu
stusnya jelas dan sah menurut hukum diketahui jelas oleh calon pembeli , dijual di
tempat terbuka dan tidak membuat curiga pembeli yang jujur.
Dalam kegiatan jual beli,calon pembeli harus mencoba dulu barang tersebut .dalam
pasal 1463 KUHPdt jual beli yang dilakukan dengan percobaan atau mengenai . Contoh
benda – benda elektronik.walaupun harga perjanjian jual beli telah disepakati tetap
harus dicoba hingga pembeli merasa puas baru jual beli di anggap sah.
Hubungan kewajiban dan hak merupakan keterikatan penjual untuk menyerahkan benda
dan memperoleh pembayaraan keterikatan pembeli untuk membayar harga dan
memperoleh benda. Dengan demikian jelas bahwa jual beli merupakan bagian dari suatu
sistem hukum yang memiliki unsur – unsur sistem sebagai berikut antaranya:
1) Subjek hukum
2) Status hukum
3) Peristiwa hukum
4) Objek hukum
5) Hubungan hukum
Adalah keterikatan kewajiban dan hak pihak - pihak yang melakukan kegiatan
perjanjian.
Unsur- unsur pokok jual beli adalah harga dan barang. Sesuai dengan asas
konsensual yang menjadi dasar perjanjian jual beli dan mengikat pada saat tercapainya
kata sepakat antara penjual dan pembeli mengenai benda dan harga sebagai unsure
ensensial perjanjian jual beli. Ketika pihak penjual dan pembeli menyatakan setuju tentang
benda dan harga ketika itu pula jual beli terjadi mengikat secara sah kedua belah pihak.
Menurut ketentuan pasal 1458 KUHPdt jual beli dianggap sudah terjadi ketika penjual dan
penjeli telah sampai kata sepakat tentang benda dan harga meskipun benda belum di
serahkan dan belum di bayar.
Kata sepakat yang di maksud adalah yang disetujui oleh penjual sama dengan apa yang
disetujui oleh pembeli .Persetujuan yang dinyatakan dengan tertulis tercantum bila ada
paraf sebagai tanda bukti bahwa penjual setuju menyerahkan hak milik atas benda kepada
pembeli. sebaliknya juga pembeli setuju membayar sejumlah uang kepada penjual sebagai
harga benda yang diserahkanya dengan tanda pembayaran.
Menurut pendapat lain dilihat dari pasal 1320 asas konsensualis yaitu pasal pasal yang
mengatur syarat-syarat sahnya suatu perjanjian dan tidak dari pasal 1338 menyatakan
semua perjanjian juga dibuat secara sah berlaku sebagai uu bagi mereka yang membuatnya
itu menyatakan bahwa kuatnya suatu perjanjian yaitu kekuatan yang sesuatu dengan
undang -undang.
Cakap artinya adalah kemampuan untuk melakukan suatu perbuatan hukum yang dalam
hal ini adalah membuat suatu perjanjian
3. Hal tertentu
Suatu hal tertentu disebut juga dengan objek perjanjian. Objek perjanjian harus jelas
dan ditentukan oleh para pihak yang dapat berupa barang.
Di dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum perdata tidak dijelaskan pengertian
sebab yang halal. Yang dimaksud dengan sebab yang halal adalah bahwa isi perjanjian
tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kesusilaan dan
ketertiban umum.
Syarat pertama dan kedua merupakan syarat subjektif karena berkaitan dengan subjek
perjanjian dan syarat ketiga dan keempat merupakan syarat objektif karena berkaitan
dengan objek perjanjian. Apabila syarat pertama dan syarat kedua tidak terpenuhi, maka
perjanjian itu bisa diminta pembatalannya. Pihak yang dapat meminta pembatalan itu
adalah pihak yang tidak cakap atau pihak yang memberikan izinnya secara tidak bebas.
Peringatan tertulis dapat dilakukan secara resmi dan tidak resmi. Peringatan tertulis
secara resmi dilakukan melalui Pengadilan yang berwenang, yang disebut sommatie.
Peringatan tertulis tidak resmi misalnya melalui surat tercatat, surat peringatan ini
disebut ingebreke stelling.
b. Keadaan memaksa (overmacht/force majeure), artinya diluar kemampuan debitur.
Unsur-unsur keadaan memaksa adalah sebagai berikut:
▪ Terjadi peristiwa yang membinasakan/memusnahkan benda objek perikatan
▪ Terjadi peristiwa yang menghalangi perbuatan debitur untuk berprestasi
▪ Peristiwa itu tidak dapat diketahui atau diduga akan terjadi pada waktu membuat
perikatan
Dalam hal keadaan memaksa yang memenuhi unsur satu dan tiga, maka keadaan memaksa
ini disebut “keadaan memaksa objektif”. Dasarnya adalah ketidakmungkinan memenuhi
prestasi, karena bendanya lenyap atau musnah. Misalnya seorang pelukis tidak bisa
menyerahkan lukisan yang telah dipesan kepada si pemesan karena tiba-tiba ada musibah
GANTI RUGI
Menurut ketentuan pasal 1243 KUHPdt, ganti kerugian karena tidak dipenuhinya suatu
perikatan, barulah mulai diwajibkan apabila debitur telah dinyatakan lalai memenuhi
perikatannya. Yang dimaksud dengan “kerugian” dalam pasal ini ialah kerugian yang
timbul karena debitur melakukan wanprestasi. Kerugian tersebut waib dipenuhi oleh
debitur terhitung sejak ia dinyatakan lalai. Ganti kerugian terdiri dari tiga unsur, yaitu:
1. Ongkos atau biaya yang telah dikeluarkan, misalnya ongkos cetak, biaya materai,
biaya iklan;
2. Kerugian sesungguhnya karena kerusakan, kehilangan benda milik kreditur akibat
kelalaian debitur. Misalnya busuknya buah-buahan karena pengirirmannya telat;
3. Bunga atau keuntungan yang diharapkan, misalnya bunga yang berjalan selama
piutang terlambat diserahkan (dilunasi).
Akibat hukum bagi debitur yang telah melakukan wanprestasi adalah hukuman atau
sanksi hukum berikut ini:
▪ Debitur diwajibkan membayar ganti kerugian yang telah diderita oleh kreditur (pasal
1243 KUHPdt)
▪ Apabila perikatan itu timbal balik, kreditur dapat menuntut pemutusan atau
pembatalan perikatan melalui Hakim (pasal 1266 KUHPdt)
▪ Debitur diwajibkan memenuhi perikatan jika masih dapat diakukan, atau pembatalan
VI. Resiko
Di dalam hukum dikenal suatu ajaran yang dinamakan dengan Resicoleer. Resicoleer
adalah suatu ajaran , yaitu seseorang berkewajiban memikul kerugian, jika ada sesuatu
kejadian di luar kesalahan salah satu pihak yang menimpa benda yang menjadi objek
perjanjian
Risiko dalam Perjanjian jual beli tergantung pada jenis barang yang diperjualbelikan, yaitu
apakah :
B. Barang tumpukan
Barang yang dijual menurut tumpukan, dapat dikatakan sudah dari semula dipisahkan
dari barang-barang milik penjual lainnya, sehingga sudah dari semula dalam keadaan
Sewa Menyewa
Daftar Pustaka
Nurani, Nina. 2009. Hukum Bisnis Suatu Pengantar. Bandung: CV. Insan Mandiri,
Cetakan IV.