Anda di halaman 1dari 30

Pendahuluan

Perjanjian sewa beli merupakan Akan tetapi bila pihak penyewa


gabungan antara sewa menyewa beli tidak mampu untuk
dengan jual beli. Artinya bahwa
melunasi barang yang menjadi
barang yang menjadi objek sewa beli
akan menjadi milik penyewa beli objek sewa beli maka barang
(pembeli) apabila telah melunasi tersebut akan ditarik kembali
harga barang yang telah disepakati. oleh pihak penjual sewa.
kontrak sewa beli?
Kapan Munculnya
Munculnya kontrak sewa beli pertama kali adalah untuk menjembatani antara
pembeli dan penjual dimana, pembeli ingin membeli suatu barang tetapi belum
mempunyai cukup dana untuk membeli secara tunai atau kontan.
sehingga untuk memenuhi harapan pembeli, maka muncullah perjanjian atau
kesepakatan antara pembeli dan penjual.

Hal lain juga, yang memunculkan adanya kontrak sewa beli adalah karena adanya
persoalan bagaimanakah caranya memberikan jalan keluar, apabila pihak penjual
mempunyai stok barang yang banyak, tetapi calon pembeli atau konsumen tidak
mampu untuk membayar harga barang secara tunai.
Sehingga untuk memperlancar penjualan maka muncul kontrak sewa beli.
Landasan lahirnya Perjanjian Sewa Beli

Peraturan perundang-undangan juga turut


melatarbelakangi lahirnya kontrak sewa beli,
dikarenakan adanya asas kebebasan berkontrak
sebagaimana yang diatur di dalam pasal 1338
ayat (1) KUH Perdata bahwa semua perjanjian
yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-
undang bagi mereka yang membuatnya .
kebebasan berkontrak memberikan jaminan kebebasan kepada seseorang untuk
secara bebas dalam beberapa hal yang berkaitan dengan perjanjian, di antaranya:

1. Bebas menentukan dengan siapa ia akan melakukan


perjanjian atau tidak;

2. Bebas dengan siapa ia akan melakukan perjanjian;

3. Bebas menentukan isi atau klausul perjanjian;

4. Bebas menentukan bentuk perjanjian;

5. Kebebasan-kebebasan lainnya yang tidak bertentangan


dengan peraturan perundang-undangan.(Ahmadi Miru, 2007:4)
PENGERTIAN SEWA BELI
Sewa Beli (hire purchase) adalah jual beli barang di
mana penjual melaksanakan penjualan barang
dengan cara memperhitungkan setiap pembayaran
yang dilakukan oleh pembeli dengan pelunasan atas
harga barang yang telah disepakati bersama dan
yang diikat dalam suatu perjanjian, serta hak milik
atas barang tersebut baru beralih dari penjual
kepada pembeli setelah jumlah harganya dibayar
lunas oleh pembeli kepada penjual
KETENTUAN MENGENAI KONTRAK SEWA BELI

Keputusan Menteri Perdagangan Dan KoperasiNomor


34/KP/II/80 Tahun 1980 tentang Perizinan Kegiatan Usaha
Sewa Beli (Hire Purchase) Jual Beli Dengan Angsuran, dan
Sewa (Renting) (“Kepmen 34/1980”) yang telah dicabut
oleh Peraturan Menteri Perdagangan Republik
IndonesiaNomor 21/M-DAG/PER/10/2005 Tahun
2005 tentang Pencabutan Beberapa Perizinan Dan
Pendaftaran Di Bidang Perdagangan.
Mengenai sewa beli ini, adalah perjanjian
yang tidak diatur secara khusus dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPer”).

Akan tetapi karena Buku III KUHPer


menganut sistem terbuka, maka para pihak
Pendapat Terkait Sewa Beli boleh membuat perjanjian yang tidak diatur
secara khusus dalam KUHPer.

Perjanjian yang diatur secara khusus dalam


Buku III KUHPer disebut perjanjian nominat
sedangkan perjanjian yang tidak diatur
dalam Buku III KUHPer disebut perjanjian
innominat.
Di dalam Buku III KUH Perdata, hanya ada satu
pasal yang mengatur tentang kontrak
innominaat, yaitu Pasal 1319 KUH Perdata
berbunyi;

“Semua perjanjian baik yang


Selain itu secara umum Pasal Setiap orang dapat
mempunyai nama khusus maupun
1338 memberikan dasar yang mengadakan perjanjian,
yang tidak dikenal dengan nama
sangat penting dalam mana para asalkan memenuhi syarat
tertentu tunduk pada peraturan
pihak membuat kontrak diluar yang ditetapkan dalam Pasal
umum yang termuat dalam bab yang
yang tertulis dalam KUHPerdata. 1320 KUHPerdata.
lalu”.

Pasal 1338 KUHPerdata menegaskan bahwa “Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”. Artinya, semua perjanjian mengikat
bagi mereka yang membuatnya, mempunyai hak yang oleh perjanjian itu diberikan kepadanya
dan berkewajiban melakukan hal-hal yang ditentukan dalam perjanjian.
Asas kebebasan
berkontrak membolehkan
kontrak atau seseorang itu membuat syarat sahnya
perjanjian innominaat perjanjian diluar yang
suatu perjanjian,
muncul karena adanya dicantumkan dalam
KUHPerdata. undang-undang,
asas kebebasan
berkontrak, asas-asas hukum
perjanjian,
perjanjian tersebut ketertiban
tidak melanggar umum,
serta tidak boleh
bertentangan
dengan
kesusilaan dan

kepatutan.
Ketentuan Pasal 1319
KUHPer

Dengan demikian perjanjian beli-sewa


Menurut ketentuan Pasal 1319 KUHPer,
sebagai suatu perjanjian innominat juga
setiap perjanjian nominat maupun
tunduk kepada ketentuan umum tentang
perjanjian innominat tunduk pada
perjanjian seperti misalnya syarat sahnya
ketentuan umum hukum perjanjian.
perjanjian dan tentang wanprestasi.
Pendapat Terkait Sewa Beli
menjelaskan beli-sewa adalah suatu perjanjian campuran
dimana terkandung unsur perjanjian jual beli dan perjanjian
sewa menyewa.

Dalam perjanjian beli-sewa selama harga belum dibayar lunas,


maka hak milik atas barang tetap berada pada si penjual sewa,
meskipun barang sudah berada di tangan pembeli sewa.

Hak milik baru beralih dari penjual sewa kepada pembeli sewa
setelah pembeli sewa membayar angsuran terakhir untuk
melunasi harga barang.
Perjanjian Sewa Beli Menurut Dr. Munir Fuady, S.H., M.H.,
LL.M.,

Jadi sebelum Sementara pada


perbedaan harganya lunas jual beli dengan
terpenting di Pada sewa seluruhnya, angsuran, hak atas
bahwa antara beli beralihnya barang sudah
kedudukan
sewa beli keduanya hak (levering) pembeli sewa beralih (levering)
berbeda adalah terjadi pada dari penjual
hanya sebagai
kepada pembeli
dengan jual tentang saat saat seluruh penyewa belaka. setelah
beralihnya hak cicilannya Dan berubah transaksinya
beli dengan menjadi terjadi walaupun
dari penjual lunas
angsuran. kepada terbayarkan. pembeli setelah saat itu harga
habis belum seluruhnya
pembeli. angsurannya. dibayar.
Perbedaan Sewa beli dan Leasing
2. Pihak lessor dalam leasing hanya
bermaksud untuk membiayai perolehan 3. Leasing termasuk
1. Dalam sewa barang modal oleh lessee, dan barang dalam salah satu
beli, lessee otomatis (“demi tersebut tidak berasal dari pihak lessor, metode pembiayaan
hukum”) jadi pemilik barang tetapi dari pihak ketiga atau dari
pihak lessee itu sendiri.
yang diperkenankan
di akhir masa sewa,
dilakukan oleh
sementara pada leasing, Tetapi pada sewa beli,
kepemilikan lessee tersebut perusahaan
pihak lessor bermaksud melakukan
hanya terjadi apabila hak semacam investasi dengan barang yang pembiayaan, sementara
opsinya dilaksanakan disewakan itu dengan uang sewa sebagai sewa beli tidak termasuk
oleh lessee. keuntungannya. Karena itu, biasanya kegiatan lembaga
barang tersebut berasal dari milik pembiayaan.
pembeli sewa beli sendiri.
COTOH:
SURAT PERJANJIAN
SEWA-BELI (SEWA-
MENYEWA)
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Rita Anggreini
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : JL. Abdullah Silondae no 17 Kendari.
Bertindak untuk dan atas nama perseroan terbatas: PT.
Sanggobi MOTOR yang beralamt di JL. Abdullah Silondae no
17 Kendari. Selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
Nama : Yusdir Yunus
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. Bunga Dahlia No. 50
Kendari
Bertindak untuk dan atas nama diri sendiri dan
untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK
KEDUA.
Bahwa PIHAK PERTAMA dengan ini akan menjual dan menyerahkan
kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA bersedia untuk membeli dan
menerima dari PIHAK PERTAMA berupa:
Jenis kendaraan : Mobil
Merek/type : HONDA New C-RV
Tahun pembuatan : 2011
Nomor rangka : 32151
Nomor mesin : asd54342
Warna : Gold
Jumlah : 1 (satu unit)
Kondisi Kendaraan : Baik
Untuk selanjutnya disebut sebagai KENDARAAN
Jual beli antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA ini dilansungkan dan diterima
berdasarkan kesepakatan yang termuat secara tertulis dalam pasal-pasal berikut:
Pasal 1
PENERIMAAN KENDARAAN
PIHAK KEDUA telah menerima milik dari apa yang dibelinya dari PIHAK PERTAMA
dalam kondisi baik dan mulai hari ini pula segala keuntungan dan kerugian akan
sepenuhnya ditanggung oleh PIHAK KEDUA.
Pasal 2
HARGA KENDARAAN
Harga Kendaraan Tersebut diatas adalah sebagai berikut:
Harga kosong = Rp. 340.000.000
Biaya Surat & MPO = Rp. 3.000.000+
Total = Rp. 343.000.000
Terbilang: (tiga raus empat puluh tiga juta rupiah)
Pasal 3
JANGKA WAKTU KENDARAAN
Kedua belah Pihak telah menyatakan sepakat untuk pembayaran yang
dilakukan PIHAK KEDUA selama 12 bukan terhitung setelah penandatanganan
perjanjian ini.
Pembayaran tersebut telah dikurangi biaya surat-surat dan MPO yang harus
dibayarkan PIHAK KEDUA bersamaan dengan ditandatanganinya surat perjanjian
ini.
Pasal 4
BUNGA
Bunga atas pembelian KENDARAAN ini ditetapkan sebesar 2% (dua persen) yang
diabayar setiap bulan dan dihitung secara flat atau rata setiap bulanya.
Perhitungan keseluruhan bunga berikut besarnya perhitungan angsuran
pembayaran PIHAK KEDUA seperti yang tertulis dalam pasal 5 perjanjian ini.
Pasal 5
PERHITUNGAN PEMBAYARAN
Pembayaran atas KENDARAAN tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Pembayaran uang muka 20% X Rp. 340.000.000 = Rp. 68.000.000
Biaya surat-surat & MPO = Rp. 3.000.000+
Jumlah total = Rp. 71.000.000
Terbilang (tujuh puluh satu juta rupiah)
Sisa Jumlah terhutang
Hutang = Rp. 343.000.000
Pembayaran uang muka = Rp. 71.000.000-
Sisa terhutang = Rp. 272.000.000
Terbilang (dua ratus tujuh puluh dua juta rupiah)
Keseluruhan jumlah terhutang
Sisa Jumlah terhutang = Rp. 272.000.000
Bunga 2% X 12 X Rp. 272.000.000 = Rp. 65.280.000+
Jumlah total sisa terhutang = Rp. 337.280.000
Terbilang (tiga ratus tiga puluh tujuh juta dua ratus delapan puluh ribu rupiah)
Pasal 6
CARA PEMBAYARAN
Keseluruhan jumlah uang sebanyak Rp. 337.280.000 (tiga ratus tiga puluh tujuh juta dua
ratus delapan puluh ribu rupiah) dianggap sebagai utang PIHAK KEDUA.
Uang muka dan biaya surat-surat serta MPO sebesar Rp. 71.000.000 (tujuh puluh satu juta
rupiah) telah dibayar oleh PIHAK KEDUA dan PIHAK PERTAMA telah menerimanya,
dan PIHAK PERTAMA dengan ini memberikan tanda penerima yang sah kepada PIHAK
KEDUA berupa surat perjanjian ini, sehingga surat perjanjian ini berlaku juga sebagai
kuitansi untuk penerimaan jumlah uang tersebut.
Perincian pembayaran angsuran setiap bulannya adalah sebagai berikut:
Sisa Pembayaran harus diangsur PIHAK KEDUA selama 12 (dua belas) kali setiap
bulannya sebesar Rp. 28. 106.666 (dua puluh delapan juta seratus enam ribu enam
ratus enam puluh enam rupiah) dibulatkan menjadi Rp. 28.106.700 (dua puluh
delapan juta seratus enam ribu tujuh ratus rupiah) setiap bulan, terhitung
sejak PIHAK KEDUA menerima kendaraan.
Pembayaran angsuran tersebut dilakukan PIHAK KEDUA setiap tanggal 15 tiap
bulannya dengan mengambil tempat di kantor PT. Sanggobi MOTOR, yang beralamat
di Jl. Abdullah Silondae no. 17 Kendari.
Pasal 7
TANDA TERIMA PEMBAYARAN
Setiap kali PIHAK KEDUA melakukan pembayaran angsuran, akan diberikan kepadanya
kwitansi tanda terima dari PIHAK PERTAMA.
Kuitansi tanda terima sebagai bukti pembayaran yang sah adalah kuitansi yang dikeluarkan
PIHAK PERTAMA dengan cap dan tanda tangan asli petugas yang ditunjuk oleh PT. Sanggobi
MOTOR. Apabila kuitansi tersebut baik dalam bentuk tanda-tanda atau kondisi yang tidak
sesuai dengan yang di keluarkan oleh PT. Sanggobi MOTOR, maka angsuran
pembaaran PIHAK KEDUA dianggap tidak sah dan PIHAK KEDUA dinyatakan belum
membayar angsuran.
Demi kepentingan administrasi, PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menyimpan dengan
baik semua bukti pembayarannya sebelum masa berakhirnya perjanjian.
Ketidak mampuan PIHAK KEDUA dalam menunjukan sebagian atau semua kwitansi bukti
pembayarannya sudah cukup membuktikan bahwa PIHAK KEDUA belum melakukan
kewajiban pembayarannya.
Pasal 8
KETERLAMBATAN PEMBAYARAN
PIHAK KEDUA dianggap terlambat membayar jika waktu pembayarannya melebihi batas
waktu yang ditetapkan pada bulan berjalan sesuai denganpasal 6 ayat 3 huruf b dalam
perjanjian ini
Pasal 9
DENDA DAN BIAYA PENAGIHAN ATAS KETERLAMBATAN
Apabila terjadi keterlambatan angsuran dari PIHAK KEDUA sesuai dengan pasal 6 surat
perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA harus membayar denda sebesar 0,5% per hari dari
besarnya angsuran pembayaran yang tertunggak atau sebesar Rp. 28.247.000 (dua lupuh
delapan juta dua ratus empat puluh tujuh ribu rupiah) per hari.
PIHAK KEDUA juga dikenakan biaya penagihan yang ditetapkan sebesar Rp. 50.000 (Lima
puluh ribu) per hari setiap kali petugas resmi PIHAK PERTAMA melakukan penagihan
Pasal 10
PEMBATALAN
Dengan tidak dilakukannya pembayaran angsuran oleh PIHAK KEDUA berturut-turut sesuai dengan
pasal dalam surat perjanjian ini maka tanpa memerlukan teguran terlebih dahulu dari PIHAK
PERTAMA, telah cukup bukti bahwa PIHAK KEDUA dalam keadaan lalai atau wan prestasi.
Keadaan lalai atau wanprestasi tersebut mengakibatkan perjanjian sewa beli ini batal dengan
sendirinya tanpa diperlukan putusan dari pengadilan negeri yang berarti kedua belah pihak telah
menyetujui untuk melepas segala ketentuan yang telah termuat dalam pasal 1266 Kitab Undang-
undang Hukum Perdata.
Dalam hal pembatalan perjanjian ini maka seluruh pembayaran PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA dianggap sebagai uang sewa atas pemakai kendaraan tersebut.
Selanjutnya PIHAK KEDUA memberi kuasa penuh kepada PIHAK PERTAMA yang atas kuasanya
dengan hak subtitusi untuk mengambil KENDARAAN milik PIHAK PERTAMA, baik yang berada di
tempat PIHAK KEDUA atau tempat pihak lain yang mendapati hak daripadanya.
Apabila diperlukan, PIHAK PERTAMA berhak meminta bantuan pihak yang berwajib untuk
melaksanakan pengambilan Kendaraan tersebut dan segala biaya pengambilan barang-barang
tersebut sepenuhnya menjdai beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA.
Pasal 11
TANGGUNG JAWAB PIHAK KEDUA
Mengingat kendaraan telah dipegang oleh PIHAK KEDUA sebagai peminjam pakai, karenanya PIHAK
KEDUA beranggung jawab penuh untuk:
Merawat dan menjaga keutuhan serta kebaikan kondisi kendaraan yang belum dilunasi pembayarannya
tersebut dalam keadaan jalan yang baik atas biaya PIHAK KEDUA sendiri.
Membayar pajak atas kendaraantersebut sesuai peraturan pemerintah yang berlaku.
Pasal 12
PEMINDAH TANGANAN KENDARAAN
Terhitung sejak tanggal pemindah tanganan kendaraan, maka segala resiko yang berkenaan dengan
kendaraan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
Berkenaan dengan masalah tersebut, PIHAK KEDUAselama terikat dalam perjanjian ini dilarang
melakukan tindak atau perbuatan yang bertujuan untuk mengalihakn atau memindahtangankan
kepemilikan kendaraan, Misal:
Menjual,
Menggadaikan
Melakukan hal-hal yang bertujuan mengalihkan atau memindahtangankan kepemilikan kendaraan
lainnya.
Pasal 13
KERUSAKAN DAN KEHILANGAN
Apabila terjadi kerusakan dan kehilangan atas kendaraan karena pemakaian,
maka PIHAK KEDUA berkewajiban untuk memperbaiki atau mengeluarkan ogkos
biaya atas kerusakan yang diderita kendaraan tersebut sehubung dengan
pemakaiannya.
Apabila terjadi kehilangan atas kendaraan tersebut karena sebab, akibat atau hal-
hal lainnya, maka PIHAK KEDUA tetap berkewajiban penuh untuk melakukan
pembaaran angsuran sesuai dengan ketentuan dalam pasal 6 perjanjian ini.
Pasal 14
PENGALIHAN HAK
Setelah semua angsuran pembayaran sesuai dengan pasal 6 dalam perjanjian ini
dilunasi PIHAK KEDUA, hak kepemilikan atas kendaraan tersebut beralih
sepenuhnya kepada PIHAK KEDUA.
Pasal 15
LAIN-LAIN
Hal-hal yang belum tercantum dalam perjanjian ini akan diselesaikan
secara musyawarah untuk mufakat oleh kedua belah pihak.

Pasal 16
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Apabila terjadi perselisihan dan tidak bisa diselesaikan secara
musyawarah, kedua belah pihak bersepakat untuk menyelesaikan
secara hukum dan kedua belah pihak bersepakat untuk menyelesaikan
memilih tempat di kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kendari.
Pasal 17
MASA BERLAKUNYA PERJANJIAN
Surat perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) dengan dibubuhi materai secukupnya yang
berkekuatan hukum yang sama yang masing-masing dipegang PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA dan mulai berlaku sejak ditandatangani kedua belah pihak.
Kendari, 12 Maret 2021

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

(TANDA TANGAN) (TANDA TANGAN)

SAKSI-SAKSI

1.

2.

Anda mungkin juga menyukai