adalah sistem tersebut harus stabil dan tidak terinterupsi. Aturan ini tidak berlaku pada
kondisi transisi, seperti pada saat sistem startup atau shut-down.
Bagaimana Littles Law Berdampak pada Six Sigma?
Littles law memberikan persamaan yang mengubungkan Lead Time, Work-in-Process, dan
Waktu Rata-Rata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses.
Pada fase Improve dalam DMAIC, dengan mengurangi work-in-process selama menjaga
rata-rata waktu penyelesaian proses tetap stabil, lead time akan berkurang. Seperti halnya
dengan meningkatkan rata-rata waktu penyelesaian proses sementara menjaga work-inprocess tetap sama, lead time juga akan berkurang.
Mengapa Six Sigma Mengganggap Littles Law Sangat Penting?
Littles law adalah perkakas yang sangat berguna untuk digunakan pada hampir setiap
inisiatif perbaikan proses karena pada dasarnya ia bekerja di dasar proses, yaitu aliran orang
ataupun produk.
Contoh Littles Law dalam Antrian
Bayangkan sebuah resepsi pernikahan. Terdapat buffet yang berisi jamuan utama, dan
beberapa kios yang menyediakan hidangan sampingan. Semua tamu mengantri untuk
mengambil makanan yang mereka inginkan. Setiap tamu rata-rata menggunakan waktu 90
detik untuk mengambil makanan, mulai dari mengambil piring hingga keluar dari area buffet.
Anda, katakanlah, mengantri di belakang 9 orang. Artinya, Anda baru bisa menikmati
makanan sekitar 900 detik (15 menit) dari sekarang.
Secara matematis, jika jumlah tamu yang mengantri adalah N orang, sementara kecepatan
pelayanan (waktu yang dibutuhkan untuk mengambil makanan) adalah T waktu per-tamu,
maka waktu yang dibutuhkan orang yang baru untuk melalui antrian adalah N x T satuan
waktu.
Istilah-istilah dalam Littles Law
Beberapa istilah yang akan sering ditemukan dalam aplikasi Littles law antara lain:
Lead Time disebut juga process lead time, adalah waktu yang dihitung sejak masuknya
input kedalam proses hingga terjadi output. Pada contoh diatas, lead time adalah lamanya
proses yang dijalani oleh tamu.
Work-in-Process (WIP) adalah produk yang masih berada dalam rentang proses. Pada
contoh diatas, WIP adalah jumlah orang yang mengantri yaitu 10.
Throughput (Exit Rate) adalah output dari proses dalam selang waktu tertentu. Pada
contoh diatas, throughput adalah 1 orang per 90 detik, atau setara 1 orang per 1,5 menit atau
0,67 orang/menit.
Kapasitas adalah jumlah produk/jasa maksimum (output) yang dapat dihasilkan proses
(diproduksi) selama periode waktu tertentu.
Time Trap adalah operasi atau langkah yang memberikan waktu tunda yang panjang pada
proses. Hanya ada satu time trap setiap waktu dalam sebuah proses. Pada contoh diatas, time
trap yang bisa terjadi misalnya kejadian para tamu memilih-milih potongan ayam goreng
yang disukainya (misalnya dada, sayap atau paha) memakan waktu terlama, katakanlah 20
detik.
Constraint / Hambatan adalah sebuah time trap yang sudah tidak dapat memenuhi
permintaan pelanggan (atau harapan tamu).
Untuk menghitung Lead Time proses, WIP akan dibagi dengan Throughput. Rumusnya
seperti ini:
Jika Anda memiliki beberapa proses yang berjalan berurutan (sequential) sebagai berikut,
proses A, B, dan C, berapa Lead Time-nya?
Exit Rate yang dipakai dalam ilustrasi ini merupakan lead time proses yang
merupakan time trap dari rangkaian proses ini, yaitu 1 item per 10 detik atau 0.1
item/detik.
Process Lead Time-nya adalah WIP/ExitRate yaitu 6 items dibagi 0.1 item/detik yaitu
60 detik.
Artinya, jika saat ini ada sebuah Document, Credit, Patient, atau Case baru yang
harus dikerjakan oleh rangkaian proses ini, maka akan dibutuhkan waktu 60 detik,
walaupun proses pertama hanya membutuhkan 6 detik.