Anda di halaman 1dari 159

PERATURAN I{IMPUNAN DENGAN BERKAITAN YANG AKREDITASI

- ii Fi

{'
t_

il

lr

! I(ARS PER.sI
Indonesio SqkitSeluruh Rumoh Perhimpunon yong loin Sokitdon SoronoKesehoton Rumoh Komigi Akreditosi

ke I Cetokon

KATA SAMBUTAN
Saudara-saudara Pengelola Rumah Sakit Yth. Dalam kunjungansurveyorKomite Akreditasi Rumah Sakit dan saranakesehatan pengurusPerhimpunanRumah lain ke rumah sakit-rumahsakit sertapemantauan Sakit Seluruh Indonesia,disadari bahwa banyak pengelola Rumah sakit belum lengkap memiliki peraturan-peraturan dan dokumen-dokumenlain yang terkait denganakreditasi. Atas dasar ini kemudian PERSI dan KARS sepakat untuk memperbanyak peraturan-peraturandan dokurnen dimaksud. ini ditanda tangani secararesmi di Jakartapada tanggal 2t Januari Kesepakatan 1998. ini merupakanproduk pertamadan panitia Buku kumpulan peraturan-peraturan yang diberi tugasuntuk melaksanakan kesepakatan KARS - PERSItsb. yang terdiri atasunsur-unsurKompartemenAkreditasi PERSI dan PengurusKARS. No.23 tahun l992tentangkesehatan Perlu kami ingatkan,bahwaUndang-undang tetap merupakanacuanyang mendasar. Semogabuku ini ada faedahnya.

Jakarta,5 Nopember 1998

Dr. H.

gusMulyadi, DSM.

Dr. A.W. Boediarso, SKM, MBA.

DAFTAR ISI
l

lainnya l. KomisiAkreditasi RS Kesehatan & Sarana


)

Hal I 9 11 28

para bagi dokter di Indonesia Berlakunya Kode EtikKedokteran Indonesia

Umum 3. Pedoman OrganisasiRumah Sakit

4. Berlakunva Pelavanan Sakit Standar Medis Standar Rumah dan Pelayanan diRumah
Sakit.
Berlakunya Pelayanan Berkelompok Dokter Spesia|is........................ Standar Praktek 30 (Badan 6. Pedoman Tugas Pokok, Peran danFungsi antara Pemilik, Dewan Penyantun pada Pcmbina) Sakit Swasta danPengelola Rumah

35 40 50 69 73 M 86

7. Pedoman HakdanKenajiban Pasien, Dokter danRumah Sakit..............


Kesehatan 8, Tenaga

9, Wajib Rahasia Sinrpan Kedokteran l'0. Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta di bidang f\{edik
pcraturan l l . Perubahan atas No920/MenkeVPerD(II/1986

t2. Petunjuk Pelaksanaan Pelayanan Upaya Kesehatan swasta di bidang Medik Spesialis.
Rumah Sakit 13. Klasifikasi Unrun/Srvasta ..............

l{H

14. Pedoman Teknis Kesehatan Upava Srvasta ili bidang Rumah Sakit dalam rangka.
(RSPMDN/PMA) Penanarnan N{odal Dalam Negeridan Penanaman N{odalAsing .... 107 Pelayanan 15. Standar Medis..............

fi1
...;..............a ll9

16. Upaya Kesehatan di bidang Transfusi Darah. 17.Rekanr IVIedis/TUedical Records

t29 134

Pelaksanaan t8. Petunjuk Penyelenggaraan Rekam MediVMedical Records di

19. Revisi Pedoman Pengclolaan Rekam Medis Sakit Rumah


Tindakan 20. Persetujuan Medik ............

143 152

HIMPUNAN PERATURAN I'ANG BERKAITAN DENGAN AKREDITASI TAHUN 1998


NO. KETERANCAN
TENTANC

NOMOR

t.

Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik

KomisiAkreditasi RS& lainnya Sarana Kesehatan KodeEtik Berlakunya Kedokteran lndonesia bagi pamdokterdi Indonesia

YM 02.03.3.5.2626 TANGCAL 8 APRIL I998 434I[MENKES/S K/X/ i 983 TANCGAL 28 OKTOBER | 983 983/MENKES/S KlXt | 1992 TANCCAL 12 NOPEMBER
l Qo,

2.

KeputusanMenteri Kesehatarr Republik Indonesia

KeputusanMenteri Kesehatan Republik Indonesia.

PedornanOrganisasi Sa kit Um u m .

4.

KeputusanMcnter; Kesehatan Republik Indonesia.

EerlakunyaStandarPelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis di Rumah Sakit.

436/MENKES/SK/V] / I 993 TANCCAL3 JUNI I993

5.

KeputusanDirektur Jenderal PelayananMedik.

Berlakunya StandarPelayanan Praktek Berkclompok Dokter Spcsialis.

YM 02.04.3.5.2414 TANGCAL 30 MARET I998

6.

Surat KeputusanDirektur JenderalPclayananMedik.

Pedoman Tugas Pokok, Peran dan Fungsi antaraPenrilik, Dewan Pcnyantun(Badan Penrbina)dan Pengelolapada RurnahSakit Swasta

YM02.M3 5.02270 TANGGAL5 JUNI 1996

7.

Surat Edaran Direktur Jenderal PelayananMedik.

Pedonran Hak dan Kervajiban Pasien,Dokter dan Rumah Sakit

YM/02.04.3.5.2504 TANGGALIOJUNI I997

8.

PeraturanPemerintahRepublik Indonesia lrmbaran Negara RI No.49 | 995 Kesehatan

Tenaga Kesehatan

32 TAHUN 1996 TANGCAL 22 MEI 1996

Peraturan Pemerintah

Wajib Simpan Rahasia Kedokteran.

IOTAHUN 1996, TANCGAL2I MEI 1966 92O/MENKES/PER/Xn/86 TANGGAL I7 DESEMBER | 986

t0

Peraturan Menteri Kesehatan Republik lndonesia

Upaya PelayananKesehatan Swastadi bidang Medik

lll

No .
il.

K E T E I { ANCAN

TENTANC

N()N,t()tt

Peraturan Mcnteri Kcschatan R e p u b l i kI n d o n c sil

Perubahanatas pclrtulan No 9.10/Mcnkcs/Per/X I l/ | 9li(r

84/MENKES/PER/t r/ I 990 TANGCAL9 PEI]ItUAITI | 990 HK. Cn.06. 3.5.5797 T A N G C A LI 7 A P R I L I 9 9 f t

12.

KeputusanDirektur Jenderal Pelayarnan Metlik Departertrcn KesehrtanRepublik Indoncsia

Petunjuk Pelaksanaan Upnya swasto(li PelavananKcsehataD bidang Meclik Spesialis. Khsiiikasi ltunrah Sakit Urnunr/Swasta

t3.

KeputusanMcntcri Kcselratan R e p u b l i kI n d o n esia

n60b/MENKES/SK/XI t/ | 987 TANCCAL II I)ESEIVIBER lt87 O3O8/YANMED/RSKS/PA/ sK/tv/92 TANGGAL9 APITILI992

14.

KeputusanDirektul Jendernl PelayananMedik

Pedoman Teknis Upaya Ke.sehalan Swasta di bidang Runruh Sakit dalanr rangka Penanarrran Modal Dalant Negeri dan Penanantan Modal Asin g ( RS PM DN/PMA )

l-5 .

KeputusanMcntcri Kesehatan Republik Indoncsiir

StandarPelnyananMcdis

59.5/MENKES/SK,'Vt t/t 993 T A N C G A LI 7 J U L I 1 9 9 3

t6 .

Menteri Kesehatan Pemtul-an Republik In<ionesia

Upaya Keschatandi bidang Trausfusi Darah

478/MENKES/Perat uran/X/ I 990 TANCCAL.5 OKTOI]EII I 990 T49dMENKES/PER/XII/ | 989 TANCCAL2 DESEMBER t989 78/Yrn.Mcd t{,S.Urn.Dik/ YMU/t/9| T A N C G A L 3 IJ A N U A R I t 9 9| Y M . ( ) O . 0 3 . 2 . 2t.2 9 6 TANGCAL?7 NOPEMBER | 996 58s/MENKES/PER/X/ I 989 TANCCAL4 SEPTEIVIBER | 989

17.

Pemturan Menteri Kcsehirlnrr Republik lndoncsia

Rckanr MediVMctlical Rccords

t8.

Direktur Jcndcrnl Keput(rsan PelayrnanMedik

Pelaksanaan Petun_iuk Penyelenggalaan Rekarn MediVMedical Recold di Rumah Sakit

t9.

Surat KeputusarrDirektur JenderalPelaynnanMedik

Rcvisi Pedonurr Pengeloharr Re ka r nM e d is Ru m a h S aki t

20.

PeraturanMenteli Keselratan R e p u b l i kI n d o n esia

Pemetu.juan Tindakan Mcdik

tv

ffie

1 ;

DEPARTEMEN KESEHATAN R.I.

DIREKTORATJENDBRALPEI,AYANANMEDIK
JL. H.F. RASUNA SAIO BLOK XS KAV.NO. 4-9 - PO. BOX : 3097. t 196 JAKAFITA12950

TELEPON : 52o1s9o{HUNTING) FAKSIMIL : 5261814, 5203872

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN MEDIK NOMOR : YM.02.03 .3.5.2626 TENTANG

J 'l
i

KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT DAN SARANA KESEHATAI] LAINNYA

DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN MEDIK


Menimbang bahwa telah ada Komisi Gabungan Akreditasi Rumah Sakit yang diberi tugas membantu Direktur Jenderal Pelayanan Medik dalam penilaianakreditasirumah sakit. b. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan program akreditasi rumah sakit perlu diperluas kesehatan, dan dikembangkansecara efisien agar dapatmenjangkau sebanyak mungkin rumah sakit dan sarana kesehatan lainnyaprogramakreditasiperlu didukung bahwapengembangan denganorganisasidan manajemenyang memadai. program akreditasi d. bahwauntuk dapat mengembangkan dimaksud pada butir c, maka Komisi scbagaimana Gabungan AkreditasiRumah Sakit yang telah dibentuk denganKeputusanDirektur JenderalPelayananMedik nomor HK.00.06.3.5.00788 tanggal l6 Pebruari 1995 perlu disempurnakan. Mengingat Republik IndonesiaNomor 23 Tahun Undang-Undang 1992 tentang Kesehatan(Lembaran Negara Rl Tahun LembaranNegaraRl Nomor 1992Nomor 100,Tambahan

349s).
b. KeputusanPresidenRI Nomor l3 Tahun 1997 tanggal Nasional. 23 Maret 1997tentangBadan Standarisasi

DEPARTEMENKBSEHATAN R.I.

DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN MEDIK


TELEPON : 5201590(HUNTING) JL. H.R. FASUNASAIOBLOK X5 KAV.NO.4.9. PO, BOX :3097, 1196JAKARTA12950 FAKSIMIL : 5261914,5203872

c. KeputusanMenteri KesehatanRI Nomor 558/lVlenKes/ SK/l984 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja.DepartemenKesehatan. d. KeputusanMenteri KesehatanRI Nomor I 59b/lvlenKes/ PerlU1989tentangRumah Sakit. e. KeputusanMenteri KesehatanRI Nomor 436lMenKes/ SMV/I993 tentang PenerapanStandar PelayananRumah Sakit dan StandarPelayananMedik. MEMI.'TUSKAN Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN MEDIK TENTANG KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT DAN SARANA KESEFIATAN LAINNYA.

BABtr KETBNTUANUMUM
Pasal L Dalam ketentuanini yang dimaksud dengan :
t

(t)

lainAkreditasi adalahpengakuanbahwarumah sakit dan saranakesehatan minimal yang ditentukan. nya memenuhistandar Komisi AkreditasiRumah Sakit dan SaranaKesehatanlainnya disingkat KARS aclalah sebuahtim fungsionalyang bersifat non-struktr-rral berada jawab kepadaDirektur Jenderal dibawahdan bertanggung Pelayanan Medik, selanjutnya disebutKomisi. Rumah Sakit adalah rumah sakit trmum dan khusus, milik pemerintah maupunswasta.

t,

(2)

DEPARTEMEN KESEHATAN R.I.

DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN MEDIK


TELEPON : 5201590(HUNTING) JL. H.R. RASUNA SAIO BLOK Xg KAV. NO. 4-g - P.O. BOX : 3097. 1196 JAKARTA 12950 FAKSIMIL : 520i814, 5203872

(4)

SaranaKesehatan adalahtempatyang digunakanuntuk menyelenggarakan upaya kesehatan, antaralain Puskesmas, Rumah Sakit dan lain-lain, milik pemerintahmaupun swasta.

BAB iI TUGAS DAN FUNGSI


' Pasal2

Komisi mempunyaiTugasPokok merrrbantu Direktur JenderatPelayananMedik dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai program akreditasi rumah sakit lainnva. dan saranakesehatan Pasal 3 'Untuk melaksanakan tugaspokok sebagaimana ciimaksuddalarrr Pasal2,Komisi menyelenggarakan fungsi : Menyusun StandarPelayanan Rumah Sakit dan StandarPelayananSarana Kesehatan lainnya. penilaian Menyusun instrumen untuk akreditasi. penilaian Melaksanakan untuk akreditasi. survei penyuluhan Menyelenggarakan dan pelatihantentangakreditasi. Memilih dan melatihtenaga surveiorakreditasi. Mengangkatdai memberhentikan tenagasurveior. Memberikanbimbinganmanajemen. Mengajukansar?ndan rekomendasi tentangpenetapan statusakreditasi.

(l) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

I r i +

3 t

DEPARTEMENKESEHATAN R.I.

DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN MBDIK


TELEPON : 5201s90{HUNTING) JL. H.Fl.RASUNASAID BLOK Xs KAV.NO. 4-9 - PO. BOX :3097, 1196JAKARTA12950 FAKSIMfL : 5261814. 52O3a72

Pasal 4 tugas pokok dan fungsinya,Komisi dibantu oteh 3 (tiga) Untuk melaksanakan Bidang, yaitu:
(a)

' dengantugasdan fungsi : Bidang Standarisasi, standarpelayananrumah sakit dan sarana I . Menyusundan mengcvaluasi 2. 3. kesehatan lainnya. standarsaranadan standarketenagaan, Menyusun dan mengevaluasi i prasarana. profesikesehatan menyusunstandarprofesi. Bersamadengan organisasi

(b)

dengantugasdan fungsi : BidangAkreditasi, akreditasi. buku pedomandarrtata laksana | . Menyusundan mengevaluasi instrumenakreditasi. 2. Menyusundan mengevaluasi 3. 4. 5. Merniiih tim surveioruntuk akreditasi. Melakukan survei akreditasi. penetapan statusakreditasi. Memberikansarandan rekomendasi

(c)

Bidang Komunikasi,Informasidan Edukasi,dengantugasdan fungsi : dan penyuluhan tentangakreditasi. l. Melakukanpelatihan pelatihan calon surveiorakreditasi. 2. Melaktrkau 3. Memberikansertifikattanda telah mengikuti pelatihanbagi calon 4. 5. surveior. sebagai isurveior. Mengusulkan nama-narna untuk ditetapkan bimbinganmanajenten Melakukankoordinasipelaksanaan

DEPARTDMENKESEHATANR.I.

DIREKTORAT .IBNDERAL PEI,AYANAN MEDIK


TELEPON : 520159O{HUNT|NG) B L OK X5 KAV.NO.4- 9- PO. BOX:3097,1196JA KABT A1295O J L . H.R . RA S U NA S A ID F AKSIM IL : 5261814,5203872

BAT}ttl SUSUNANORGANISASIDAN KEANGGOTAAN


Pasal5

:,

Jawab,Pengarah,Ketua, SusunanOrganisasiKornisi terdiri dari Penanggung dan Anggota. Sekretaris Pasal6 dimaksuddalam Pasal 5. ditetapkansebagai Susunanorganisasisebagaimana berikut: Jawatr Perranggung Pengarah Pelayanan DirekturJenderal Medik MPH. l. Dr. H. Soejoga. 2. Dr. HidayatHardjoprawito. 3 Dr. A. W Boediarso,SKM, MBA. Dr. H. BagusMulyadi. DSM. MSc. Dr. Luwiharsilr, Dr. H. BagusMulyadi.DSM. l. Dr. H. Aclrrnad Hardiman. DAJ. MARS, 2. Dr. HadiSoed.iono S., DSM. SjaafMaarifat,lvIPH. 3. Dr. Januar 4. Dr. RatnaRosita,MPHM. MN. 5. Tien Gartinalr. MHA. Dr. H. Boedihartono, l. 2. 3. 4. 5. Dr. TyasP. Katamsi,MHA. MSc. Dr. LLrwiharsih. Dr. RobbyTandiari,DSR. Dr. Benotonro Rurnondor. DSB. MariaI Wiiaya.SKM.

Ketua, merangkapanggota anggota merangkap Sekretaris, KetuaBidangStandarisasi Anggota

Ketua Bidang Akreditasi Anggota

DEPARTEMEN KESEHATANR.I.

DIREKTO RAT .IENDERAL PELAI'ANAN MEDIK


TELEPON : 520159O(HUNTING) 12950 JAKAF i T A J L . H .F . F A S U NAS A IDB L OK x5 KAV.NO.4- 9 - PO BOX :3097, 1196 FAKSIMIL : 5261814.5203872

Ketua BidangKornunikasi. Edukasi Intbrmasidan Anggota

: :

Dr. Nico A. Lumenta.MM. l. 2. 3. 4. Dr. Lies D.jakiah, MPH. Dr. Snnrarsono. MHA. Dr. SumiatiSuhartono. Dra. M. Arnatyah, B.Ac 5. Dr. R. Ritiryantini,MHA.

Pasa! 7 (l) Keanggotaan dari unsur-unsur : Komisi terdiridari perorangan, A. B. C. D. OryanisasiProfesi Kesehatan. (PERSI). Perhimpunan RumahSakitSeluruh lndcnesia Adrninistrator RurnahSakit. DepartemenKesehat'rn.

(2)

Keanggotailn Konlisi rebagaimana dirnaksuddalam Pasal7 ayat I di atas (dua puluh lirla) orang. sebanyak-banyaknya beriumlah 2-5 Keanggotaarr Komisi diangkatdan diberhentikanoleh Direktur -lenderal Pelayanan Medik untuk masabakti 5 (lirna) ta,hun. Konrisi dapat dilakuk:rn apabila anggotayang kcanggotaan Penggantiarr nreninggal duniaataukarenasesuatu hal rnerryebabkan bersangkutan tidak tugasdan t'ungsinya. mampumelaksanakan

( 3)

(4)

#ffi

DEPARTEMEN.KESEHATANR.I.

DIREKTORAT .IENDERAL PELAYANAN MEDIK


(HUNTING) TELEPON : 520159O JL. H.R. RASUNASAID BLOK X5 KAV.NO 4.9 - PO. BOX :30e7. 1196JAKABTA12950 FAKSIMIL : 5261814,5203872

Pasal 8 dan h:rl-hal lairr yang berkaitan Uraian Tugas,Tata Kerja. PetunjukPelaksana progranr akreditasi akandiaturdan denganpengelolaan Komisi sertapelaksanaan ditetapkanlebih lan-iut oleh KetuaKcmisi .

BAB IV TANGGUNG JAWAB Pasal 9

(t) . (2 )

Pelayanan Medik. Komisi bertanggung.iawab kepadaDirekturJenderal Setiap 6 (enam) bulan atau pada setiapwaktu sesuaikebutuhanKomisi wajib memberikanlaporankegiatan Komisi.

BAII V T'['h{BIAYAAN Pasal l0 pelaksanaan tugas Komisi clibebankan Pembiayaan untuk mendukung dan f'ungsi pernbiayaarr surnber lain yang Kesehatarr dan atau kepadaanggaranDepafiemen darratmendukungkenrandiriarr Kornisi. . BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal lI ini berlakuse.iak dan akandiperbaikikembali SurafKeputusan tanggal ditetapkan kekeliruan. apabiladikemudianhari ternyata terdapat

7.

DEPARTEMBNKESEHATAN R.I.

DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN MEDIK


TELEPON : s2olsgOiHUNTtNGI JL. H.R. RASUNASAIDBLOK XS KAV.NO.4-9 - PO. BOX: 3097. 1196JAKAFTA12950
!

FAKSIMIL

s2618i4, 5203872

Pasal 12 Keputusan ini, rnakaSurat KeputusanDirektur Jenderal Denganditetapkannya Medik nornorHK.00.06.3.5.00788 tanggal l6 Pebruari 1995tentang Pelayanan AkreditasiRumahSakitdinyatakan Komisi Gabungan tidak berlakulagi.

D it e t a p k a n: DI J A K A RT A . Tanggal : 8 APRIL 1998 DEPARTEMEN KESEHATANRI Direktur Jerrderal Pelayanan Medik


ttd.
.E t
f

Dr. H. Soe.ioga. MPH NIP.r40024 t48

d t
I a 5 -+

fr
;
4 fr

.i .

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOIVIOR : 434/MEN. KES/SK/X/1983 TENTANG BERLAKUNYA KODE ETIK KBDOKTERAN INDONESIA BAGI PARA DOKTER DI INDONESIA MENTERI KESEIIATAN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang : a: bahwa agar para dokter dapat lebih nyata mewujudkan dan keluhuranpenerapan ilmu kedokteran kesungguhan baik secara perorangan maupun kelompok dalarn pengabdianprofesinya untuk memberikan pelayanan diperlukan adanyaKode Etik KedokteranInkesehatan, donesia; b: bahwa keputusanMusyawarah kerja Nasional Etik KedokteranII Tahun l98l di Jakartamenyatakanbahwa yangdihasilkan olehMusyawarah Kode Etik Kedokteran NasionalTahun 1969tidak sesuai Kerja SusilaKedokteran pada dewasaini dan perlu lagi denganperkembangan disempurnakan; denganhuruf a dan b di atas,maka c: bahwa sehubungan yangditetapkan Indonesia dengan Kode Etik Kedokteran F\eputusan. Republik IndonesiaNo. 80/DPK/I/K/ Menteri Kesehatan KodeEtik Kedokteran Pernyataan Berlakunya 69 tentang perludiganti; Indonesia, d: bahwa untuk maksud tersebut huruf a, b rlan c perlu ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Berlakunya Kode Etik Indonesia Bagi Par-a Doktcr di Indonesia. Kedokteran No. 9 Tahun | 964 tentangPokok-pokok Undang-undang Kesehatan(Lembaran Negara Tahun 1960 No l3l, TambahanLembaranNegara No. 2068); 4 z- Undang-undangNo. 6 Tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan(Lembaran Negara Tahun 1963 No 79, LembaranNegaraNo 2576); Tambahan Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 1964 tentang - t. Pendaftaranljazah dan Pemberian Ijin Menjalankan PekerjaanDokter/Dokter Gigi/Apoteker (l-embaran NegaraTahun 1964No. 98, Tambahan LembaranNegara No.269l): ran Mcnteri Keseh 4. Peratu atanNo. 560/l\4en. Kes/Per/ I 98 I TentangpemberianIjin MenjalankanPekerjaandan Ijin PraktekBagi Dopkter Umum. 56ii Men.Kes/PerDOl PeraturanMenteri Kesehatan 98 | Pekerjaan ijin Menjalankan, tentangPemberran dan Ijin Praktek DokterSpesialis.
4

MenetaPkan: Pertama:

MencabutKeputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 80/DPKlllK/1969tentangPernyataan kodeEtik Kedokteran Berlakunya Indonesia

Kedua:

KEPUTUSANMENTERI KESEHA'TAN REPUBLIK INDONESIATENTANGBERLAKIINYA KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA BAGI PARA DOKTER

Ketiga:

Di INDONESIA. Menyatakan K od e E t ik K e d o k t e ra n I n d o n e s ia terlampir dalam sebagaimana keputusan ini berlaku bagi dokterdi Indonesia. semua ini mulaiberlaku Keputusan sejaktanggal ditetapkan. Agar setiaporang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Keputusan MenteriKesehatan ini dengan penempatannya dalamBeritaNegara Republik Iudonesia

Keempat:

Jakarta. 28 Oktober1983. MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA ttd.

Dr. SIIWARDJONOSURJANINGRAT.

t0

I
:; {

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 983/MENKESISKfiVL99? TENTANG PEDOMAN ORGANISASIRUMAH SAKIT UMUM. MBNTBRI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.
Menimbang : peningkatan a. bahwadalamrangkamenjaminkeberhasilan rumahsakitseiringdengan mutu danjangkauanpelal,anan tuntutankebutuhan masyarakat, rumahsakitperludikelola dan berhasilguna; secara berdayaguna b. bahwa untuk melaksanakanbutir a tersebut di atas, perlu menetapkan Pedoman dipandang Crganisasi Rumah SakitUmum. Mengingat f . Undang-UndangNomor Z3Tah:un1992. 2. Peraturan Pemerintah Nornor 7 Tahun 1987. Pemerintah Nomor 45 Tahun 1992. 3. Peraturan 4. Keputusan Presiden RepublikIndonesia Nomor44Tahun 1914. 5. KeputusanPresiden Republik IndonesiaNomor l5 Tahun 1984, sebagaimanatelah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden RepublikIndonesia Nomor 35 Tahun

t9 9 2 .
Presiden RepublikIndonesia 6. Keputusan Nomor 38 Tahun

t9 9 t.
7. Keputusan Menteri Kesehatar: RepublikIndonesiaNomor 558 Thhun 1984. Mempcrhatikan: Persetujuan Menteri NegaraPendayagunaan AparaturNegara denganSuratnomcr B- I l35ll/92 Tanggal5 Oktober 1992.

MEMUTUSKAN
Menetapkan
: F

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMA H S A K IT UMUM.

I
I

?.

tl

BAB T
KETENTUAN UMUM
Pasal I ini yang dimaksuddengan: Dalam keputusan (l) Rumah Sakit Umum adalah Runrah Sakit yang memberikanpelayanan yang bersifatdasa-r, kesehatan spesialistik dan subspesialistik. Rumah Sakit Umum Pemerintahadalah Rumah Sakit Umum milik Pemerintah baik Pusat, Daerah, DepartemenPertahanandan Keamanan maupunBadan UsahaMilik Negara. Rumah Sakit PendidikanadalahRumahSakit Umum Pemerintah kelasA tempatpendidikantenagamedis dan kelas B yang dipergunakan sebagai oleh Fakultas Kedokteran. pengelompokan Klasifikasi Rumah Sakit Umum adalah RumahSakit Umum pembeCaan tingkatanmenurutkemampuar, pelayanankesehaberdasarkan tan yang dapatdisediakan. PelayananMedis SpesialistikDasaradalahpelayananmedis spesialistik penyakit dalam, kebidanan dan penyakitkandungan, bedahdan kesehatan anak. Luas adalah pelayanan Medis Spesialistik Pelayanan medis spesialistik dasar spesialistik telinga,hidrrngdan tenggorokan, ditambahdenganpelayanan mata, syaraf,jiwa, kulit dan kelamin,jantung, paru, radiologi, anestesi, rehabilitasi medis, patologi klinis, patologi anatomi dan pelayanan lain sesuai dengankebutuhan. spesialistik Medis Spesialistik Luas adalahpelayanan medissubspesialistik Pelayanan yang ada. di setiapspesialisasi yang diberi Rumah Sakit SwadanaadalahRumahSakit milik Pemerintah penerimaan wewenanguntuk menggunalgan fungsionalnyasecara langsung.

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7>

(8)

tsABII TUGAS, DAN KLASIFIKASI FUNGSI MISI, KEDUDUKAN,


Pasal 2 (l) kesehatan Rumah Sakit Umum mempunyaimisi memberikanpelayanan yang bermutu dan terjangkauoleh masyarakat dalam rangkameningkatkan derajat kesehatanmasyarakat. yang ditetapkan aspirasi Misi khususRumahSakit Umum adalah dan ingin dicapaioleh pemilik rumahszrkit.

(2)

l2

Pasal 3

(t ) KedudukanRumah Sakit Umum ditentukanpadawaktu penetapan organisasi


dari masing-masing dan tatakerja rumahsakityangbersangkutan dengan sesuai perundang-undangan peraturan yang berlaku.

(2) Rumah Sakit Umum dipimpin oleh seorangKepaladengansebutanDirektur.


Pasal 4 Rumah Sakit Umunl mempunyaitugasmeiaksanakan upayakesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna denganmengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakansecaraserasidan terpadu dengan upaya peningkatandan pencegahan sertamelaksanakan upaya rujukan. :, Pasals

Untuk menyelenggarakan tuga'stersebut pada Pasal 4, Rumah Sakit Umum mempunyaifungsi: pelayanan a. menyelenggarakan medis; pelayanan penunjang b. menyelenggarakan medisdan nonmedis; pelayanandan asuhankeperawatan; c. menyelenggarakan d. menyelenggarakanpelayanan rujukan; pendidikandan pelatihan: e. menyelenggarakan penelitiandan pengembangan; f. menyelenggarakan g. menyelenggarakan administrasiumum dan keuangan. Pasal 6 ( l) Rumah Sakit Umum Pemerintah Pusatdan Daerahdiklasifikasikan menjadi Rumah Sakit Umum KelasA. B. C. dan Kelas D.

(2) Klasifikasi RumahSakit Lrmumsebagaimana padaayat(1) didasarkan tersebut


padaunsurpelayanan, ketenagaan, fisik dan peralatan sebagaimana terlampir ini. dalam keputusan

(3) Rumah Sakit Umum KelasA adalahRumah Sakit Umum yang mempunyai
pelayanan fasilitasdan kemampuan medisspesialistik luasdan subspesialistik luas. (4) Rumah Sakit Umum Kelas B adalahRumah Sakit Umum yang mempunyai pelayanan fasilitasdankemampuan medissekurang-kurangnya I I spesialistik dan subspesialistik terbatas.

(5) Rumah Sakit Umum Kelas C adalahRumah Sakit Umum yang mempunyai
pelayanan fasilitasdan kemampuan medis spesialistik dasar. (6) Rumah Sakit Unrum Kelas D adalahRumah Sakit Umum yang mempunyai pelayanan fasilitasdan kemampuan medisdasar.

t3

BAB III SUSUNAN ORGANISASI BagianPertama RumahSakit Umum KelasA


Pasal 7 SusunanOrganisasi Rumah Sakit Umum KelasA terdiri dari : L Direktur yang dibantuoleh sebanyak-banyaknya 4 (empat)wakil Direktur; 2. Wakil Direktur PelayananMedis; 3. Wakil Direktur Penunjang Medis; 4. Wakil Direktur Penciidikan dan Penelitian: 5. Wakil Direktur Umum dan Keuangan; 6. Komite Medis dan Staf Medis Fungsional; 7. Dewan Penyantun; 8. SatuanPengawasan Intern. Pasal 8 Direktur mempunyai tugas memimpin, menyusunkebijaksanaan pelaksanaan, membina pelaksanaan, mengkoordinasikan dan mengawasipelaksanaan tugas rumah sakit sesuai denganperaturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 9

( t ) v/akil Direktur Pelayanan Medis membawahkan sekurang-kurangnya 6 (enam)


Instalasidan I (saru)Bidang Pelayanan Medis.

(2) Bidang membawahkan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) seksi.


Pasal 10 (l) Tugas wakil Direktur pelayananMedis sekurang-kurangnya meliputi pelayanan rawat .ialan, rawat inap, rarvat darurat, bedah sentral, perawatan intensifdan kegiatanbidangpelayanan meclis sertaurusanKetatausahaan dan kerumahtanggaan.

(2) Tugas Bidang Pelayanan Medis mengkoordinasikan semuakebutuhan pelayananmedis, melaksanakan pemarrtauan dan pengawasan penggunaan fasilitasdan kegiatanpelayanan medis sertapengawasan dan pengendalian penerimaan dan pemulangan pasien.

t4

Pasal 1l

(l )

8 wakil Direklur Penunjang Medis membawahkan sekurang-kurangnya Medis' Penunjang dan 1 (satu)Bidang (delapan) Instalasi 3 (tiga) Seksi' sebanyak-banyaknya Bidang membawahkan Pasal 12

(2)

(1)

Tugas wakil Direktur Penunjang medis sekurang-kurangnya meliputi medis,patologiklinis, patologi p"ilyunun radiologi,farmasi,gizi, rehabilitasi sarana rumah sakit dan jenazah, pemeliharaan anatorni, pemulaiaraan dan kegialan bidang penunjang medis serta urusan ketatausahaan kerumahtanggaan. Tugas Bidang Penunjang Medis mengkoordinasikan semua kebutuhan pemantauandan pengawasan p"luyonon penunjangmedis, melaksanakan p"nggunuun fasilitas dan kegiatan pelayanan penunjang medis serta pasien. dan pengendalian pengawasan

:,

(/)

Pasal13
(l)
G

Wakil Direktur Pendidikandan Penelitian membawahkansekuramgdan 3 (tiga) bidangyang meliputi Bidang Pen2 (dua)Instatasi kurangnya sertaRidang dan Pengembangan Bidang Penelitian didikan dan Pelatihan, Keperawatan.

(2)

3 (tiga) seksi' Bidang membawahkansebanyak-banyaknya Pasal 14

(I)

pendidimelipuli kegiatan dan Penelitian TugasWakil DirekturPendidikan pelayanan dan asuhan pengembangan, penelitian, kan, pelatihan, dan kerumahtanggaan. keperawatan serta uru san ketatausahaan semuakebuTugas Bidang Pendidikandan Pelatihanmengkoordinasikan - tuhin kegiatan pendidikan dan pelatihan serta bimbingan pelaksanaan' kegiatanpendidikan pengawasan dan penilaianpelaksanaan pemanrauan, dan pelatihan. semua rnengkoordinasikan Tugas Bidang Penelitiandan Pengembangan bimbingan serta pengembangan dan penelitian kebutuhan kegiatan kegiatan dan penilaian pelaksanaan pengawasan pemantauan, pelaksanaan, penelitiandan pengembangan' dan asuhan melakukanbimbingan pelaksanaan TugasBidang Keperawatan keperawatan' etika dan mutu pelayanankeperawatan,

(2)

(3)

(4)

r5

Pasal t5

(t )

waki| Direktur umum dan Keuangan membawahkan sebanyak-banyaknya 4 (empat) Bagian yang meriputi kegiatan kesekretaria,un, p"r"n"unaan dan rekam medis, penyusunananggaran dan perbendaharaan, akuntansiserta mobilisasi dana. Bagian membawahkan sebanyak_banyakny4.4 (empat)Subbagian. wakil Direktur umum.dan Keuangan dimungkinkan dapatmembawahkan sebanyak-banyaknya 4 (empat) ti'starasi untuk menampung beban kerja Whki I Direktur penunjang Medis.

(2)
(3)

,
(l)

pasal 16

T u g a s w akir Direktur umum dan K e u a n g a nme rip u t i k e g ia t a n kesekretariatan, perencanaan dan rekammedis, penyusunan anggaran r --l -ver's" 4' dan perbendaharaan, akuntasi
sertamobilisasidana. Tugas kegiatan kesekretariatan meriputi fietatausahaan. kepegawaian, kerumahtanggaan dan perlengkapan. Tirgas-kegiatan perencanaan dan rekam medis meriputipenyusunan program Canlaporan,rekam medis,hukum, perpustakaan, publikasi,pemasaran sosialdan informasirumah sakit. Tugas kegiatan penyusunananggaran dan perbendaharaan meriputi penyusunan anggaran, perbendaharaan dan uerifikasi. Tugas kegiatan aku-ntansimeriputi akuntansi keuangan, akuntansi manajemen dan mobilisasidana. Bagian Kedua Rumah Sakit Umum Kclas B pasal 17

(2) (3)

(4)

(5)

Rumahsakit Umrm Keras B dibedakan daramduajenistrerd.r;.rrka;i adanya fungsi ;ebagaitempatpendidikantenaga medis orehFakuftast<eootie.an yaitu Rumah lakit Umum pendidikandan Rrinrah sat<iiumum Nonp"noicir,on. pasat lg iusunan organisasi Rumahsakit umum KerasB pendidikan terdiridari: Direktur yang dibantuoreh sebanyak-b_anyaknya ' (tiga) 3 , wakir Direktur; ;. Wakil Direktur pelayanan -l\4edisdan Keperawaran;'

t6

4. 5. 6. 7.

Wakil Direktur PenunjangMeclisdan pendidikan: Wakil Direktur Umum dan Keuangan; Komite Medis dan Staf Medis fungsional; Dewan Penyantun; SatuanPengawasan Intern. Pasal 19

' .

Direktur mempunyai tugas memimpin, menyusunkebijaksanaan petaksanaan membina pelaksanaan, mengkoordinasikandan m"nguwasi pelaksanaant;;;; rumah sakit sesuaidenganperaturanperundang-undangan yang berraku. Pasal 20 (1) wakil Direktur pelayanan Medis dan Keperhwatan membawahkan sekurangkurangnya 6 (enam)Instarasi,2 (dua) bidang yang meriputi Bidang PelayananMedis dan Bidang keperawatan. Bidang membawahkansebanyak_banyaknya 3 (tiga) Seksi. Pasal 2l

(2)

(1)

Tugas wakil Direktur pelayanan Me<Iis dan Keperawatan sekurangkurangnya meriputi perayananrawat jatan. rawat inap, rawat darrrrat,bedah sentral,perawatanintensif dan kegiatan bidang p"luyunun medis, bidang keperawatan serta urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan. Tugas Bidang PelayananMedis mengkoordinasikansemua kebutuhan pelayananmedis, melakukanpemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitasdan kegiatan pelayanan medissertapenga*uiun oan pengendalia' penerimaan dan pemulangan pasien. Tugas Bidang Keperawatan meliputi bimbingan pelaksanaan asuhandan pelayanan keperawatan. etika dan mutu keperu*uiun.

(2)

(3) ----

Pasal22
waki I Di rektur Penu nj angMed i s dan pendidi kan membawahkansekurangkurangnya l0 (sepuluh) Insrarasi dan 2 (dua)BidangyangmeriputiBidang Penunjang Medis dan Bidang pendidikandan peneliiian. Bidang membawahkan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) Seksi. Pasal 23

(t)

(2)

(I)

TugasWakil Direktur Pcnunjang Medis clanPendidikansekurang-kurangnya meliputipelayanan radiologi. farmasi, gizi, rehabiIitasi medis, patotogi t ipis,

t7

jenazah, pemeliharaansaranarumah sakit, patologi anatomi, pemulasaraan pendidikan, pelatihan,penelitian,pengembangan sertaurusan dan kegiatan dan kerumahtanggaan. ketatausahaan

(2',) Tugas Bidang PenunjangMedis mengkoordinasikan semua kebutuhan


pelayananpenunjang medis, melaksanakan pemantauandan pengawasan penggunaan fasilitas dan kegiatan pelayanan penunjang medis serta pengawasan pasien. dan pengendalian (3) Tugas Bidang Pendidikandan Penelitianmengkoordinasikan semuakebutuhan kegiatan pendidikan,pelatihan,penelitian dan pengembangan serta melakukanbinrbinganpelaksanaan, pemantauan, pengawasan dan lrni laian pelaksanaan kegiatarrpendidikan,pelatihan,penelitiandan pengembangan. Pasal 24

(t)

Wakil Direktur Umum dan Keuanganmembawahkan sebanyak-banyaknya 4 (empat) Bagian yang meliputi kegiatan kesekretariatan,perencanaan dan rekam medis,penyusunan anggaran dan perbendaharaan, akuntansi serta mobilisasidana. Bagian membawahkansebanyak-banyaknya 3 (tiga) Subbagian. Wakil Direktur Umum dan Keuangan dimungkinkan dapat membawahkasebanyak-banyaknya 4 (empat) Instalasi untuk menampung bebankerja Wakil direktur PenunjangMedis dan Pendidikan. Pasal 25

(2)
(3)

(t)

Tugas Wakil Direktur Umum dan Keuangan meliputi kegiatan perencanaan kesekretariatan, dan rekam medis, penyusunananggarandan perbendaharaan, akuntansi sertamobilisasidana. Tugas kegiatan kesekretariatan meliputi ketatausahaan. kepegawaian. kerumahtangga dan perlengkapan. Tugas kegiatanperencanaan dan rekam medis meliprrtipenyusunan program dan laporan,rekam medis,hukum, perpustakaan, putrlika:.,pcrnas<rran sosialdan informasirumah sakit. Tugas kegiatan penyusunananggarandan perbendaharaan metiputi penyusunan perbendaharaan anggaran, dan verifikasi. Tugas kegiatan akuntansi meliputi akuntansi keuangan, akuntansi manajemen dan mobilisasidana.

(2)

:3)

4)

s)

t8

pasal26

danKeuangan; 4. KomiteMedisdanStafMeai, nun-!.*ionul, penyantun; 5. Dewan pengawasan 6. Satuan Intern. pasal27

o -u'"v zrou ur'wuiji bi."r,u,, fi,Xiii'il: llffi. r:.ili:fff""t' "t"v" i 3 Wakil DirekturUmum

susnnalr organisasi Rurnah Sakitumum Keras B Non pendidikan terdiridari:

ny u,u n keb ijak sanaa n peraksanaan, 3fitti:: ffi[Hl"?,,: f,::, f;:T,#Xj:i1l'" ru mah sak it sesu a i J gun ran *," ll J# "Tff"T;T;ff fji1* ;;;;: "n peraru
pasal2g (l) I2(duaberas) 2 (dua) Bidang vung ii:r:;ldan Bidang '"ripuiliffiJi;ufu"un dan
(2) Bidang membawahkan sebanyak_banl,aknya 3 (tiga) Seksi. pasal 29 (l) Tugas Wakil Direktur p"luvu.lT^1?ky1n8;kurangnY.a metiprrti pelayanan rawat jaran, rarvat inap, rawat darurat, bedah a"nL,, perawatan intensif, radiologi,tarmasi, gizi, rehabilnori *"jii p"i.f f.,,"ir, patologianatomi, pemulasaraan jenazah,pemeliharaan "!j sarana ru*oh sakit dan kegiatanbidang perayanan, keperarvatan sertaurusanketatausahaan dan kerumahtanggan, TugasBidang perayanan mengkoordinasikan sen-rua kebutuhanperayanan medis dan penunjang medis, ireraksa-nakr" p"."""r"uan dan pengawasan penggunaan fasiritas senakegiatan perayanan medisdan penunjangmedis, pengawasarr dan pengendarian penerimaan oon p"mutunganpasien. TugasBidang Kepei:iwatan merakukan bimbinganperaksanaan asuhan pelayaanan dan keperawatan, etika can mutu keperawatan. pasal 30 ( r) wakir Direktur umunrdan Keuangan membawahkan sebanyak_banyaknya 3 (tiga) Bagian yang rneriputi keg;atank";;k*;;ran, perencanaan rekam medissertakeuangan. dan Bagian membawahkan sebanyak.banyaknya 3 (tiga) Subbagian.

wakirDirektrrperayanan membawall,T.*:ng-kurangnya

(2)

(3)

(2)

t9

(3)

Wakil Direktur Umum dan Keuangandimungkinkan d6patmembawahkan kerjaWakil beban untuk menampung 3 (tiga)Instalasi sebanyak-banyaknya Direktur Pelayanan. Pasal 31

(1)

Tugas Wakil Direktur Umum dan Keuangan meliputi kegiatan kesekretariatan, dan rekam medis, penyusunananggarandan perencanaan perbendaharaan, dan mobilisasidana. akuntansi verifikasi, meliputi ketatausahaan, kepegawaian, Tugas kegiatan kesekretariatan kerumahtanggaan dan perlengkapan. dan rekam rnedis meliputi penyusunanproTugas kegiatan perencanaan publikasi,pemasaran gram dan laporan,rekammedis,hukttm, perpusiakaan, sosial dan informasi rumah sakit. perbendaharaan, anggaran, Tugaskegiatankeuanganmeliputi penyusunan, verifikasi. akuntansidan mobilisasi dana. Bagian Ketiga Rumah Sakit Umum Kelas C

(2)

(3)

(4)

Pasal32 RumahSakitUmurr,KelasC terdiridari : Organisasi Susunan


Direktur; Seksi Keperawatan; SeksiPelayanan; dan Rekam Medis; SubbagianKesekretariatan SubbagianKeuangandan Program; Instalasi; Komite Medisdan Staf Medis Funssional; Dewan Penyantun; Intern. SatuanPengawasan Pasal 33 pelaksanaan, kebijaksanaan Direktur mempunyaitugasmemimpin, menyustrn pelaksanaan tugas dan mengawasi mengkoordinasikan pelaksanaan, membina perundang-undangan yang berlaku. denganperaturan rumah sakit sesuai

i
i

t I
i

l$
I

- tI
lr

1(!
l.; ,- t.
t.

Pasal34 (t) 3 (tiga)Subseksi. sebanyak-banyaknya Seksimembawahkan

h t{i

20

(2) (3)

Subbagian membawahkan sebanyak-banyaknya 4 (erhpat) Urusan. Instalasi (sembilan) sekurang-kurangnya 9 Instalasi.


Pasal 35

(l )

Tugas Seksi Keperawatan meliputi bimbingan pelaksanaan asuhandan pelayanankeperawatan, etika dan mutu keperawatansertakegiatanpendidikan, pelatihandan penyriluhankesehatan. Tugas seksi Pelayananmengkoordinasikansemua kebutuhan pelayanan medis dan pcnunjangmedis, melakukan perrantauandan pengawasan penggunaan fasilitas sertakegiaian pelayanan nredisdan penunjang medis, melakukanpengawasan daan pengendalian penerimaandan pemurangan pasien. TugasSubbagian Kesekretariatan dan RekamMedis meliputi ketatausahaan, kepegawaian,kerumahtanggaan, perlengkapan,rekam medis, laporan, hukum,perpustakaan, publikasi,pemasaran sosialdan informasi. TugasSubbagian Keuangan dan Programmeliputi penyusunan anggaran, kegiatan perbendaharaan, verifikasi, akuntansi. mobilisasi dana dan penyusunan program. Instalasi meliputi pelayananrawat jalan, rawat inap, rawat darurat, bedah sentral, perawatan intensif, radiologi, farmasi, gizi, patologi dan perneliharaan sarana rumahsakit. Pasal 36

(2>

(3)

(4)

(5)

fl)

Berdasark an beban kerja Direkrur Rumah Sakit Umum Kelas C dimungkinkandapatdibantuoleh I (saru)wakil Direktur sesuai pereturan perundang-undangan yang berlaku, Pembagiarr tugasdan wewenangwakil Direktur Rumah Sakit umum Keras C ditetapkan oleh Direktur, Bagian Keempat Rumah Sakit Umum Kelas D Pasal 37

(2)

,
!,

+
$

Susunan Organisasi RumahSakit Umum KelasD terdiri dari l. Direktur; 2. SeksiPelayanan; 3. SubbagianKesekretariatan dan Rekam Medis;

&

2l

4. 5. 6.

SubbagianKeuangandan Program; Instalasi; Komite Medis dan Staf Medis Fungsional. Pasal 38

pelaksanaan, Direktur mempunyaitugas memimpin, menyusunkebijaksanaan pelaksanaan pelaksanaan, dan mengawasi tugasmembina mengkoordinasikan yang berlaku. tugas runrah sakit sesuaidenganperaturanperundang-undangan ' Pasal 39

(1 ) (2) (3)

Seksimembawahkan 3 (tiga) Subseksi. sebanyak-banyaknya 4 (empat) Urusan. Subbagianmembawahkansebanyak-banyaknya (tujuh) Instalasisekurang-kurangnya 7 Instalasi. Pasal 40

(l )

Tugas Seksi Pelayananmengkoordinasikansemua kebutuhan pelayanan medis, penur,jangmedis, kegiatan pendidikan dan pelatihan, melakukan pemantauan,pengawasanpenggunaanfasilitas serta kegiatan Delayanan medisdan penunjangmedis,kegiatanpendidikandan latihan,melakukan pengawasandan pengendalianpenerimaandan pemulanganpasien, melakukanbimbinganpelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan, etika dan mutu keperawatan. kegiatanpendidikan,pelatihanserta penvuluhan kesehatan. Kesekretariatan dan RekamMedis meliputi ketatausahaan, TugasSubbagian perlengkapan, kepegawaian, kerumahtanggan, rekam medis, laporan, publikasi,pemasaran hukum,perpustakaan, sosialdan informasi. Tugas SubbagianKeuangandan Program meliputi penyusunananggaran, verifikasi, akuntansi, mobilica.i dana dan kegiatan perhendaharaan, progranl. penyusunan rawatjalan, rawat inap, gawatdarurat,kamar Instalasimeliputi pelayanan bedah,radiologi,farmasi,patologi klinis, gizi dan pemeliharaan sarana rumah sakit.
.

li l l--

i
I I

:
I

(2)

i,

I
I

(3)

.i

]
5
t.

tt

(4)

I
I

I I i .(

22

t
h
fi;

: ::

BAB IV INSTALASI Pasal 41 (I)

...

pelayananmedis, pelayanan fasilitaspenyelenggaraan Instalasimerupakan pendidikan,pelatihan penelitian, pengembangan, penunjang medis,kegiatan rumah sakit. dan pemeliharaan sarana Instalasidipimpin oleh seorang Kepala dalam jabatan nonstruktural. JenisInstalasidisesuaikan dengankelasdan kemampuanRumah Sakit sena kebutuhan masyarakat. jumlah danjenis Instalasi Penrbahan ditetapkan oleh Direktur sesuai dengan yang berlaku. peraturanperundang-undangan BAB V KOMITE MEDIS Pasal 42

(2) (3)

(4>

(l )

Komi te Med i s adalahkelompok ten^gamedis yang keanggotaannya dipi I ih dari anggotaStaf Medis fungsional. Komite Medis beradadi bawah dan bertanggungjawab kepadaDirektur. Komite Medis rnempunyai tugas membantuDirektur menyusunstandar pelayanan dan rrremantau pelaksanaannya, pembinaan sertamelaksanakan etika profesi,mengatur profesianggata kewenangan Staf Medis Fungsional progmm pelayanan, pendidikandan pelatihanserta sertamengembangkan penelitian dan pengembangan. Dalam rrrelaksanakan tugasKomite Medis dapatdibanruoleh Panitia-Panitia yang anggotanya terdiridari StafMedis Fungsional profesilaindan tenaga ex-officio. nya secara Panitiaadalahkelompokkerjakhususdi dalam Komite Medis yang dibentuk masalah untuk mengatasi khusus. Panitiaditetapkan Pembentukan oleh Direktur.

(2) (3)

iil iil
ilt lq

,i$

iii

;i

(4)

(s)
(6)

(7',) PembentukanKomite Medis padaRumahSakit milik DepartemenKesehatan ditetapkandenganKeputusanDirektur JenderalPelayananMedik atas usul Direktur untuk masakerja 3 (tiga) tahun.

(8)
I

PembentukanKomite Medis pada Rumah Sokit bukan milik Departemen ditctapkandenganKeputusanPemilik Rumah Sakit atas usul Kesehatan Direktur.

E E

&'

23

BAB VI STAF MEDIS FUNGSIONAL Pasal 43 (l) Stat Medis Fungsional adalahkelompok Dokter yang bekerjadi Instalasi dalamjabatanfungsional. staf Medis Fungsional mempunyai tugas melaksanakandiagnosis, pergobatan, pencegahan akibat penyakit,peningkatan dan pemuliian kesehatan, penyuluhan kesehatan, pendidikandan pelatihanserrapenelitian dan pengembangan. Dalam melaksanakan tugasStaff Medis Fungsionatdikelompokkan sesuai dengankeahliannya. Kelompok dipimpin oleh seorang Ketua yang dipirih oleh anggota kelompoknya untuk masabakti tertentu. untuk Rumah Sakit KelasA dan B pendidikanKetua Kelompok diangkat oleh Direktur JenderalPelayanan Medik DepartemenKesehatan. untuk Rumahsakit KelasB nonpendidikan, C dan KerasD KetuaKelompok diangkatoleh,Direktur. BAB VII PARA MEDIS FUNGSIONAL DAN TENAGA NONMEDIS Pasal 44 (l) Paramedis Fungsional paramedis perawatandan nonperawatan yang .adalah bertugas padaInstalasi dalamjabatanfungsional. Dalam melaksanakan tugasnya Pararnedis Fungsional berada di bawahdan ggun gjawabIangsun bertan g kepadaKepalaIn stalasi. Penempatan Pa,ramed i s Perawatand i raksanakan oleh Kepala B i dang/Seksi Keperawatan atasusul KepalaBidang/Seksi terkait. Penempatan Paramedis Non;rerawatan di laksanakan oleh lvakil Direktur umum dan Keuangan/Direktur atasusulanKeparaBidang/Seksi terkait. Pasal 45
!

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

\ : ..

(2) (3)
(4)

(1) (2)

Tenaga Nonmedisadalahtenaga yangbertugas di bidangpelayanan khusus dan tidak berkaitan langsung denganpelayanan terhadap pasien. Dalam melaksanakan tugasnya Tenaga Nonmedisyang bekerjadi Instalasi bertanggungjawabkepada Kepala Instalasi dan secara fungsional beftanggungjawab kepadaKepala Bagian/Subbagian terkait.

24
il;:

(3)

Penempatan TenagaNonmedisdilaksanakan oleh Wbtit piret<turumum dan Keuangan/Direktur atasusulanKepalaBidang/Seksi terkait. BAB VIII DEWAN PENYANTUN Pasal 46

(l)

Dewan Penyantun adalah Kelompok Pengarah/Penasehatyang keanggotaannya terdiridari unsurPemilik RumahSakit,unsurPemerintah dan Tokoh Masyarakat. Dewan Penyantunrnengarahkan Direktur dalam melaksanakan Misi Ruyang ditetapkan oleh mah Sakit dengan memperhatikan kebijaksanaan Pemerintah. Dewan Penyantundapatdibentuk padaRumah Sakit yang ditetapkansebagai Unit Swadana. Dewan Penyantun ditetapkan oleh Pemilik Rumah Sakit untuk masakefa 3 (tiga) tahun. BAB IX SATUAN PENGAWASAN INTERN Pasal 47

(2)

(3)

(4)

j :ii

(r)
(2)

1li
.i tl

Pengawasan Internadalahkelompokfungsionalyang bertugas me-Satuan pengawasan pengelolaan laksauakan terhadap surnberdaya Rumah Sakit. Pengawasan padaRumahSakitKelasA, Kelas Satuan Interndapatdibentuk B dan Rumah Sakit 1,ang ditetapkan sebagai Unit Swadana. Internditetapkan SatuanPengaw,asan oleh Direktur.

(3)

iii ,jl

rarT*Jnra
Pasal 48

Dalam melaksanakan tugasnya setiappinlpinan .satuan organisasi di lingkungan prirrsip RumahSdkitwajib merrerapkan kooldinasi, integras;i da sinkronisiisi, bzrik dalam lingkunganmasiltg-masing nraupun denganinstansilain di luar Rumah dengan Sakit Umum sesuai tugasnya masing-mesing. Pasat 49 lingkunganRunrahSakit Umum wajib Setiappimpinan SatuanOrganisasidalam mengawasibawahannya masing-masing penyimpangan dan bila tcr.jadi agar yangdiperlukan mengambillangkah-langkah dengan peraturan perundangsesuai yang berlaku. undangan

25

Pasal 50 Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Rumah Sakit Umum memimpindan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing berthnggungjawab petunjukbagi pelaksanaan tugasbawahan. dan memberikan Pasal 51 Setiap pimpinan satuanorganisasiwajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan awab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan bertanggungf pada waktunya. berkala tepat Pasal 52 Setiaplaporanyahg diterima oleh pimpinan satuanorganisasidari bawahanwajib laporanlebih lanjut dan untuk sebagai bahanpenyusunan diolah dan dipergunakan memberikan petunjuk-petunjukkepadabawahan. Pasal 53 kepada atasan,tembusanlaporan Dalam menyampaikanlaporan masing-masing wajib disampaikanpula kepadasatuanorganisasilain yang secarafungsional kerja. mempunyaihubungan Pasal 54 tugasnyasetiappimpinan satuanorganisasidibantu oleh Dalam rnelaksanakan di bawahnyadan dalam rangka pemberianbimbingan kepala satuanorganisasi bawahan wajib mengadakan rapatberkala. kepada masing-masing dan pembinaan Pasal 55 Rumah Sakit Umum KelasA, B. C dan Kelas D mempunyai hubungandengan Kesehatan Provinsi/Dinas Kesehatan Daerahi-ingkat KantorWilayah Departemen Kesehatan Kabupaten/Kotamadya/Dinas Kesehatan I/ Kantor-Departemen Daerah sesuai dengan tugasdan fungsinyaberdasarkan peraturan Tingkat lI di wilayahnya yang berlaku. perundang-undangan BAB XI KETENTUAN LAIN Pasal56 Tatakeria nrasing-masing RumahSakit Umum milik organisasidan Pembentukan ditetapkan Kesehatan olehMenteri Kesehatan setelah terlebihdahulu Departemen yang persetujuan tertuli.s dari Menteri bertanggungjawab mendapat di bidang pendayagunaan aparaturnegara.

26

Pasal 57

Organisasidan Tatakerjamasing-masing RumahSakit Umum PemerintahDaerah dan instansilain ditetapkanberdasarkan Pedoman OrganisasiRumah Sakit Umum diatur dalam keputusanini. sebagaimana Pasal 58 Organisasi dan Tatakerja Rumah Sakit Umum Swasta dapat mengacu pada PedomanOrganisasiRumah Sakit Umum. Pasal 59 organisasidan tatakerjaRumahSakit Umum berdasarkan Setiappenyusunan hasil analisisjabatan. ' Pasal 60

Bagan Organasi Rumah Sakit Umum Kelas A, B. C, dan D sebagaimana tercanyang tum dalam lampiran ini merupakan bagian tidak terpisahkandari Keputusarr ini.

BAB XII PENUTUP Pasal61


Dengan berlakunyaKeputusanini, maka KeputusanMenteri KesehatanRepublik IndonesiaNomor 134Tahun 1978dinvatakan tidak berlaku lasi Pasal 62 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggalditetapkan. DITETAPKAN DI : JAKARTA PADA TANCGAL : l2 NOVEMBER 1992 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDOI.{ESIA ttd. DT.ADHYATMA, MPH

: g : i. & *
Ft lA

F_

27

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIIG.INDONESIA NOMOR: 436/MBNKES/S K/VVI993 TENTANG BERLAKUNYA STANDARPELAYANANRUMAH SAKIT DAN STANDAR PELAYANANMEDIS DI RUMAH SAKIT MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA.
Menimbang dibidangperumahsakitan bahwapembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan mutu, cakupan dan pelayanan efisiensi kesehatan; mutu, cakupandan efisiensi b. bahwauntuk meningkatkan pelayanan kesehatan di rumali sakil perlu diupayakan pemantapan manajemen rumah sakit; dan peningkatan c. bahwauntuk itu telah disusunStandarPelayananRumah Sakit oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Medik R.l dan Standar Departemen Kesehatan Pelayanan Medis oleh Ikatan Dokter Indonesia,sebagaisaiah satu upaya penertibandan peningkatan manajemen rumah sakit pendayagunaan denganmemanfaatkan segala sumber yang guna daya ada di rumah sakit mencapai hasil seoptimal mungkin;
d . bahwa sehubungandengan hal-hal tersebut diatas

diperlukan keputusan diberlakukannya Standar Pelayanan Rumah Sakit dan StandarPelayananMedis sebagai penyelenggaraan pelayanan rumah sakit. Mengingat : l. Undang-Undang RepublikIndonesiano. 23 Tahun | 992 Tentang Kesehatan.

2. Keputusan Menteri Kesehatan Rl. no.558/MENKES/ SIV IIl1984, Organisasi Tentang Susunan dan Tatakerja Departemen Republik Kesehatan Indouesia, R.l No.983A4ENKES/ 3. Keputusan Menteri Keseharan XV 1992 tentang Pedoman Organisasi RumahsakitUmum; . MBMUTUSKAN MENETAPKAN: KEPUTUSANMENTERI KESEHATANRI TENTANG BERLAKUNYA STANDAR PELAYANAN RUMAH S A K IT DA N S TA NDA R P E L A Y A NA N ME DI S DI RUMAH SAKIT:

Pertama

StandarPelayananRumah Sakit dafi StandarPelayanan Medis yang diberlakukan, telah disusrrn dalam bentuk buku : RumahSakit No. 351.841. Pelayanan - Standar Ind. S Tahun 1992 Direktorat JenderalPelavananMedik. Jakarta; Medis, bulan April 1992 oleh - StandarPelayanan DepartemenKesehatan Jakarta; penerapan Pelaksanaan standarsebagaimana tercantum tersebut dapat ditenrpuh secara dalam buku per-tama bertahap. Direktur Jenderal Pelayanan Medik akan mengatur, pelaksanaan mengawasidan mengendalikan sertatindak RumahSakit dan lanjut dari penerapan Standar Pelayanan Pelayanan Medis Stanciar Surat Keputusanini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuanapabila dikemudian hari terdapat kekeliruandalamkeputusan ini akandiadakanpembetulan sebagairnana mestinya DITETAPKAN DI : JAKARTA PADATANGGAL : 3 JUNI 1993 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Kedua

?:

Ketiga

Keempat

rrd
Prof. Dr. SUJUDI

, :: I *
t

r
5'

s x,:
F

29
. i

DEPARTEMENKESEHATANR.I.

DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN NIEDIK


J L . H . R . F A S UN A S A IDB L OK XSKAVNO.4- 9- PO.BOX:3097, 1196JAKAR T A12950 TELEPON : s20159o(HUNflNG) F AKSIM IL: - q261314,5203872

KEPUTUSAN DIRBKTUR JENDERAL PELAYANAN MEDIK 3. 5. 2414 NOMOR : YM.02.04. TENTANG BERLAKUI{YA STANDAR PELAYANAN PRA KTB K B ERKEI-ONIPOK DOKTER SPESIALIS DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN MEDIK Me n i m ba n g kesehatan b e rt u ju a nu n t u k : a. bahwa pembangunan mutu,cakupan dan efisiensipelayanan meningkatkan
kesehatan:

b. bahwauntuk meningkatkanmutu, cakupan dan efisiensi pelayanankesehatan di Praktek Berkelompok Dokter Spesialis(PBDS) perlu diupayakanpemantapan dan peningkatan manajemen Praktek Berkolompok Dokter Spesialis. c. bahwauntuk itu telahdrsusunStandarPelayaranPral<tek BerkelompokDokter Spesialis dan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik DepartemenKesehatanR.I. sebagai dan peningkatan manajemen salahsatuupayapenertibztn Praktek Berkelompok l)okter Spesialis derrgan pendayagunaan memanfaatkan segalasumberdaya ada yang di PraktekBerkelompokDokter Spesialisguna hasil seoptimal mungkin; mencapai d. bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas diperlukankeputusan dilakukannyaStandarPelayanan PraktekBerkelompok Dokter Spesial is. Mengingat : l. Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Thhun 1992 TentangKesehatan. 2. KeputusanMenteri KesehatanNo. 5S8AvIenkes/SK/IIl 1984, tentang susunan organisasi dan tata kerja - Departemen RepublikIndonesia; Kesehatan 3. Peraturan MenteriKesehatan No.920/1986 tentang Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta. MEMUTUSKAN

t{

MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN


MEDIK TENTANG BERLAKUNYA STANDAR PBLAYANAN PRAKTEK BERKELOMPOK DOKTER SPESIALIS. Pertama : StandarPelayanan PraktekBerkelompokDokter Spesialis yang berlaku seperti tercantum dalam lampiran surat keputusan irri.

DEPARTEMEN KESEHATAN R.I.


't i I

DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN MEDIK


JL. H.R. RASUNASAID 8LOK X5 KAV.NO. 4-9 - PO. BOX : 3097, 1196 JAKAFTTA 129s0 IELEPON : 520159O(HUNTING) FAKSIMIL : 5261814, 5?03872

Kedua

Dengan dikeluarkannya standar pelayanan Praktek Berkelontpok Dokter Spesialis maka institusi Praktek Berkelompok Dokter Spesialisdiwajibkan menerapkan ini. standar penerapanstandarakan dilakukan Evaluasi Pelaksanaan melalui program akreditasiPraktek Berkelompok Dokter Spesialis. ini berlakusejaktanggal ditetapkan SuratKeputusan dengan ketentuan apabiladi kemudianhari terdapat kekeliruandalam keputusanini akan diadakanpembetulansebagaimana mestinya.

Ketiga

Ketiga

DITETAPKANDI:JAKARTA PADATANGGAL : 30 MARET 1998 DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN MEDIK rtd. Drs. H. Soejoga,MPH NIP. 140024148

3t

Direktur Jenderal Pelayanan Medik' Lampiran : Keputusan :YM .02.04.3.5.2414 N o mo r Tanggal : 30 MARE'I l99B Tentang STANDAR PELAYANAN PRAKTEK BERKELOMPOK DOKTBR SPESIALIS (PBDS) STANDAR 1. ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN
Pirnpinzrnbertanggungjawab bahwa penyelenggaraan Praktek Berkelompok (PBDS) sesuai Dokter Spesialis denganperaturan parundangan yang berlzrku. 1.1. Penyetenggaraan PraktekBerkelompok DokterSpesialis wajib mempunyai ijin penyelenggaraan.
ir i, I T

| . 2. Perryelenggaraan PraktekBerkelompokDokter Spesialis dalam menrberikan pela,vanannya selalumemperti mbangkan fungsisosi alnya terutama kepada pasienyang tak mampu.

- t'
!i

$
!

r. 3.

Struktur organisasi PraktekBerkelompokDokter Spesialisterdiri dari unsur pimpinan dan penrbantu pimpinansertaunsurpelaksana. PimpinanPraktekBelkelornpok DokterSpesialis acialah dokterumum atau yangmempunyai dokterspesialis suratijin prakteksesuai dengan ketentuan yang berlaku.

i
t

t.4

.{.
.t I I i
t !

l . 5 . PraktekBerkelompokDokter Spesialis paling sedikit mempunyai3 (tiga)


yangtelahmempunyai dokter spesialis ijin prakteksesuai denganketentuan yang berlaku.

t . 6 . PraktekBerkelompokDokterSpesialis yangbuka24.iamwajib mempunyai


dokterjaga.

32

1.7. Praktek Berkelompok Dokter Spesialiswajib menyiidiakan obat-obatan gawatdaruratsesuai dengankebutuhan.


! I

I
I
tr

l. 8. Ruang observasipascatindakan bedahminor atau tindakanmedis lainnya maksimum 2 (dua) tempat tidur. I . 9. PraktekBerkelompokDokter Spesialis wajib menyelenggarakan pencatatan dan pelaporanyang mengacukepadapencatatan dan pelaporanrawatjalan runrahsakit. 1.10. Praktek Berkelompok Dokter Spesialiswaiib menyelenggarakan rekam medis yang mengacu kepadarekam medisrawatjalan rumahsakit. l I l. Penyelenggaraan pelayananpenunjangmedik dan penunjangdiagnosis dalam Praktek BerkelompokDokter Spesialisharus mengikutiketentuan yang berlaku. STANDAR2. KEBI.IAKAN DAN PROSEDUR.

I
I

I
I
I I .l

, :

Pemberianpelayananmedis kepadapasienharus sesuaidenganstandarprofesi dan perkenrbangan ilmu dan teknotogikedokteransertaharusdapatmemanfaatkan kemampuan fasilitasPraktekBerkelompokDokter Spesialis secara optima.. 2. | . Pelayanan medisdan tindakanmedisdiberikanberdasarkan profesi standar yang telah ditetapkan oieh Perhimplrnari Profesi.

2.2.

Praktek BerkelompokDokter Spesialismempunyaiprosedurtetap untuk pemeriksaan penunjang medis ( Laboratorium dan Radiologi). Praktek BerkelompokDokter Spesialis mempunyaikebijakan/ ketentuan yang terttrlis mengatur tentang tatacarapemeriksaan (medistatus kesehatan cal check-up).

2.3.

:
tl 1. k

{
i I

b
I

b'
g

&.

&

33

wajib mempunyaisistem I tatacara 2. 4. PraktekBerkelompokDokter Spesialis hasil medical check-upsehingga Kesehatan menerbitkanSurat Keterangan tidak memungkinkan terjadi pemalsuansurat keterangankesehatanoleh orang yang tidak berhak. 2.5. Praktek Berkelompok Dokter Spesialismempunyai prosedur rujukan sesuai denganketentuanyang berlaku.

7 6. Praktek Berkelompok Dokter Spesialismempunyai kebijakan / ketentuan upaya peningkatanmutu pelayanankesehatan. STANDAR 3. FASILITAS DAN PERALATAN jawab tersedianya Pemilik bertanggung sarana dan prasarana untuk rhendukung fungsi Praktek Berkelompok Dokter Spesialis. 3.1. Peralatan,ruang dan tenagamengacukepadastandarperalatan,ruang dan tenagarumah sakit kelasC untuk poliklinik. Ada kebijakan dan-prosedurtertulis tentang program pemeliharaandan perbaikan dari sarana,prasarana dan alat.

3.2.

Ditetapkandi : Jakarta Padatanggal : 30 Maret 1998 Direktur JenderalPelayananMedik


ffd.

Drs. H. Soejoga,MPH NIP. 14002418

:
I

34

r
E

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN I\{EDIK .5.A227 O NOMOR : YM.02.04.3 TENTANG PEDOMAN TUGAS POKOK, PBRAN DAN FUNGSI ANTARA PEMILIK, DBWAN PENYANTUN GADAN PEMBINA) DAN PENGELOLA PADA RUMAH SAKIT SWASTA DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN MEDIK
Menimbang: dan swastadalam penyelenggaraan bahwaperanmasyarakat dan berkembang ; rumah sakit semakinrneningkat rumah penyelenggaraan setiap dan b. bahwa agar manajemen maka perlu adanya proposional sakit dapat berjalan secara pejelasan hukum tentangperan dan fungsi antarapemilik, (badanpembina)dan pengelola, dewanpenyantun tugaspokok. b) makaperlu disusunpedoman ad. c, Berdasarkan (badan penyantun pemilik dewan, Perandan fungsi antara pembina) dan pengelolapada rumah sakit swasta,yang ditetapkan dengan suat keputusan Direktur Jenderal Medik. Pelayanan : no.23 tahun 1992ientangKesehatar; l. Undang-undang

Mengingat

2 . PeraturanMenteri KesehatanRI No. 920/86 tentangupaya


di bidangmedik. kesehatan swasta pelayanan MEMUTUSKAN Menetapkan Kedua Pedoman tugas pokok, peran dan fungsi antara pemilik, dewan penyantun (badan pembina) dan pengelolayang berlakubagi setiaprumah sakit swasta. tersebut Hal-hal yang bertaliandenganketentuan-ketentuan dalam diktum PERTAMA adalah sepertitercantumdalam Medik ini. Pelayanan DirekturJenderal lampiransuratkeputusan dengan tanggal ditetapkan sejak SuratKeputusanini berlaku ketentuanakan diadakan perbaikan seperlunyaapabia kekeliruan. dikemudianhari terdapat

Kedua

Ketiga

D I T E T A P K A NDI : J A K A RT A PADATANGGGAL: 5 JUNI 1996 DIREKTURJENDERAL PELAYANANMF,DIK ttd. MPH Dr. H.Soe.ioga. NIP. 140024148

35

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN MEDIK : YM. 02'04.3'5.02210 NOMOR TANGGAL:5JUNI1996 TENTANG PEDOMAN TUGAS POKOK, PERAN DAN FUNGSI ANTARA PEMILIK, DEWAN PENYANTUN (BADAN PEMBINA) DAN PENGELOLA PADA RUMAH SAKIT SWASTA IENDAHIILUAN Pelayananrumah sakit khususnyarumah sakit swastacenderungbergeser "social welfarcoriented'kearah"bussiness lari pola yang sen-rula oriented"yang maka akan dapatmenjauhkan rpabilatidak diantisipasi diri dari pemerataan dan pelayanan. .eterjangkuan Perubahan orientasitersebutseringterjadi padapemilik rumahsakit, namun .adang-kadang tidak demikian dengan pengelolanyasehinggamenyebabkan danya perbedaanpersepsiantarapernilik dan pemilik, pengeloladan dewan enyantun(badanpembina) Berdasarkanhal tersebut diatas maka kejelasan tugas, peran dan fungsi (badanpembina)padarumahsakit swasta emilik, pengeloladandewan penyantun angatlahpenting. 'ENGERTIAN . . . pemilik adalahbadanhukum (yayasan Yang dimaksudderrgan atau badan yang memiliki runrah hukum lainnya) sakittersebut. adalahdirekrurrumahsakitdanjajarannya. Yang dimaksuddenganpengelola (badanpembina)adalalr Yang dimaksuddengandewanpenyantun kelornpok yang keanggotaannya terdiri dari unsurpemilik rumah pengarah/penasehat unsurprofesidan tokoh rnasyarakat. sakit,unsur pemerintah,

T x
a

t d

i:

UGAS POKOK,PERAN DAN FUNGSI (badanpembina) dan dewanpenyantun ubunganantarapemilik, pengelola bagai berikut :

36

PEMILIK

'l
DEWANPENYANTUN (BADANPEMBINA) ---J I I DIREKTUR a. Pemilik rumah sakit. ThgasPokok : - Menetapkan Misi, Falsafah danTujuanRumahSakit Peran Fungsi : pemilik rumahsakit Sebagai

: - Menentukan "mission'tujuan Idiil rumahsakit(AD ART) Bertanggungawab pelaksanaan terhadap Peraturan -

ffil?"HiJJ::1"iiJH:?i:ff ?'#;:ilT'llfJ,T;
(dewan penyantun) Mengangkat dan memberhentikan Direksi, terlebih dahulu denganmengajukan.rencana pengangkatan dan pemberhentianDireksi kepada Ka. Kanwil Dep Kes setempat

_ i:ilff'1Xff'o*oaharaan
Penjamin kredit

_iil'.?il:l"ffi:i
Mengagunkankekayaan

- ilfi::Hiffi;ff1l"*un

penyantun)Badan

Pembinadan Direksi Merencanakandan melaksanakan pembangunan/ pengembangan rumah sakit. b. Dewan Penyantun (Badan Pembina) Thgas Pokok : MenetapkanstarategiPenjabaran Misi, Falsafahdan Tujuan Rumah Sakit

37

peran Fungsi

: :

Mewakili pemilik/badanhukum. - Memberisaran/nasehat pemilikdanDirekturrukepada mahsakitdalam penyelenggaraan pengelolaan rumahsakit. - Bersama-sama dengan direksimerumuskan "strategi"dan "Rencana Induk Pengembangan" dalammelaksanakan "Mission" yang ditentukanpemilik dan pemerintah. Mengesahkan programkerja dan anggaran tahunan yang diajukan direksi. laporanpertanggungjawaban - Mengesahkan pelaksanaan program jika diperlukan. direksidengan koreksilpenyesuaian Bila perlumengundang akuntan publikuntukmelakukan audit eksternterhadap rumahsakitdanmempelajari hasil audit itu untuk diusulkantindakanperbaikan - Menyetujui kontrak pembelianinvestasidi atasjumlah tertentu direkturrumahsakitdalammelaksanakan - Mengarahkan missi rumahsakitdengan memperhatikan kebijaksanaan yangtelahditetapkan.

c. Direktur Rumah sakit.


T[gas Pokok : - Melaksanakanupaya kesehatan secaraberdayaguna dan berhasilguna denganmengutamakan upayapenyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadudenganpeningkatandan pencegahan sertamelaksanakanupaya rujukan. - Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen rumah sakit secaraterpaduefisien, efektifdan kreatif. Administrator/pimpinan ru:nah sakit. - Menyusunkebijaksanan pelaksanaan kegiatan dirumahsakit - Membina pelaksanaan kegiatan di rumah sakit

I I

P-eran Fungsi

: :

undanganyang berlaku. - Menyusun rencanakerja dan rencanaanggarantahunan. - Melaksanakanprogram kerja dan anggarantahunanyang telahdisetujui - Mengusulkan rencanapembangunandan pengembangan saranadan prasarana rumah sakit yang diperlukan sejalan dengan kebutuhansaat ini pengembangan dimasa depan.

HI-*,': TJJ*1XH,ff :::' ffiT:IJff :; Tilil

38

Bersama dengan dewan penyantun (badan pembina) merumuskanstrategidan rencanainduk pengembangan rumah sakit. rumah sakit rneliputi Melaporkankegiatanpenyelenggaraan dan keuangan. laporanpelayanan,ketenagaan Memeliharahubunganbaik denganpemerintah.organisasi organisasiprofesi dan masyarakat. perumahsakitan,

PENUTT'P.
manajemenrumah sakit dasarpembinaan Pedomanini digunakansebagai swastadalam rangka peningkatanmutu pelayanan. Dengan adanyakejelasantugas pokok, peran dan fungsi antarapemilik, dewan penyantun(badanpembina)dan pengeloladiharapkanpengelolaanrumah sakit secaraprofesionaldapatlebih ditingkatkan.

DIT E T A P K A NDI : J A K A RT A PADATANGGAL :5 JUNI 1996 DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN MEDIK


ttd. Dr. H. Soejoga,MPH NIP. 140024148
1: li,:

..: it

ti
:1

39

DEPARTEMEN KESEHATAN R.I.

\(uU

DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN MEDIK


TELEPON :520159O(HUNT|NG) F AKSIM IL 15261814.5203872

ii {

J t H.R.R A S UN A S A IOB LOKX5KAV.NO.4- 9- P.O.BOX:3@7.1196JAKAR T A12950

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN MEDIK NOMOR : YM/ 02.04.3.5.2504


TENTANG PEDOMAN HAK DAN KEWAJIBAN PASMN, DOKTBR DAN RUMAH SAKIT I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Pernbangunan Kesehatandiselenggarakan perikemanusiaan berasaskan yang berdasarkanKetuhanan Yang Maha Esa, manfaat, usahabersama dan kekeluargaan, adil dan merata,perikehidupan dalam keseirnbangan serta kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan sendiri, dimana kepentingan masyarakat lebih diutamakan dari pada kepentingan individu atau golongan. b. Dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sesuai dengan tujuan Pernbangunan Kesehatan, maka perlu diselenggarakan yang antaralain adalahrumah sakit. saranakesehatan c. Di dalam nrmah sakit, hubunganantarapasien,dokter dan rumah sakit merupakan hubungan yang sangat kompleks dan terus berkembang sesuai dengan berubahnya tata nilai dan nornra dalam masyarakat. Dengan semakinmeningkatnyapendidikandan kesadaran masyarakat terhadap hukum, maka tertib hukum dalam PelayananKesehatan yang pada intinya akan memberikankepastianhukum kepadapasien dokter dan rumah sakit perlu dikembangkan.Kepastian hukum dan perlindunganhukum berlakuuntuk pasien, dokterdanmmah sakitsesuai denganhak dan kewajibannya masing-masing.

40

d.

Pada dasarnyahak dan kewajiban pasien, dokter dan rumah sakit seimbang dalam arti hak dan kewajiban hamslahdilaksanakan secara tersebutberlaku secaratimbal balik (hak pihak kesatuterhadappihak kedua merupakankewajiban pihak kedua terhadappihak kesatudan sebaliknya,hak pihak kedua terhadap pihak kesatu merupakan Apabila satupihak tidak mekewajibannya dan demikianseterusnya). laksanakan kewajibannyamaka ia tj.dak dapat menuntut hak yang menjadi imbangankewajiban tersebutkepadapihak yang lain.

e.

hubunganyang serasidan harmonisantaradoktet Untuk meningkatkan di rumah sakit maka pasiendan rumahsakitdalam pelayanankesehatan dipandang perlu adanya surat edaran tentang keJelasanhak dan kewajibanpasien, dokterdanrumah sakit yang dalam hal ini telahdiatur dalam berbagaitingkat peraturan.Namun kita menyadari,tidaklah mudahuntuk merinci hak dan kewajibanmasing-masing, satu terhadapyang lain,tetapitetapdiperlukanadanyasuatupedomanmeskipun yangdiharapkan acuan tidak selengkap agardapatdipergunakarr sebagai bagi rumah sakit dalam menyusunhak dan kewajibanpasien,dokter masing-masing. dan rumah sakitdi lingkungannya

2. DASAR

Sebagaidasar dikeluarkannyaedaran ini adalah ketentuandalam bidang kesehatanterutama yang menyangkut hak dan kewajiban pasien,dokter dan rumahsakityaitu : l. 2. 3. KUHAP pasal 170; Nomor 23 tahun | 992 tentang Kesehatan; Undang-undang PeraturanPemerintahNomor l0 tahun 1966 tentang Wajib Simpan RahasiaKedokteran:

:
f::

t r

&

&

4l

tentang Bedah MayatKlinis Pemerintah NomorI 8 tahun1981 4. Peraturan Transplantasi Alat danatauJaringan MayatAnatomis serta danBedah TubuhManusia; PemerintahNomor 32 tahun 1996 tentangTenaga 5. Peraturan Kesehatan: 6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor l59b/Menkes/Per/IU 1988 tentang Sakit; Rumah 7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 575/Menkes/Per/DV 1989 tentang Persetujuan Tindakan Medik; 8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor T49alMenkes[Per/ XIVI989 tentang Medis/Medical Record; Rekam
9. . Keputusan Menteri KesehatanRI Nomor 434lMenkes/SK/X/ 1983 tentangBerlakunyaKode Etik KedokteranIndonesiaBagi ParaDokter di Indonesia; 10. KeputusanMenteri KesehatanRI Nomor g24lMenkes/SKD(V 1986 tentangberlakunya kode etik rumah sakit Indonesiabagi rumah sakit di seluruhIndonesia: Declaration of HumanRighttahunt 948yairu: I I . UnitedNationsUniversal kesehatan. - Hak ataspemeliharaan nasibsendiri. - Hak untuk inenentukan , : i

12. Declaration of Lisboa on the Right of the Patients(Tahun f gAf l. 3. TUJUAN Edaranini adalahsebagai acuanbagi seluruhrumah sakit di Indonesia dalam menyusunhak dan kewajibanpasien,dokter dan rumah sakit yang perlu di lingkungannnya masing-masing. diterapkan :

42

4. PENGERTIAN 1. H ak:
Kekuasaan/kewenangan yang dimiliki oleh seseorang atausuatubadan hukumuntukmendapatkanataumemutuskanuntukberbuatSeSuatu. 2. Kewajiban : Sesuatuyang harusdiperbuat atau yang harus dilakukan oleh seseomng atau suatubadanhukum. 3. Pasien : Penerimajasa pelayanan kesehatan di rumah sakit baik daramkeadaan sehatmaupunsakit. 4. Dokter: Tenagamedis yang memberikanpelayanankesehatandi rumah sakit, rnencakup dokter dan dokter gigi. ii 5. Rumah Sakit :

ii

saranaupayakesehatan yangmenyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untukpendidikan tenaga kesehatandanpenelitian. II. PASIEN a. HAK PASIEN
F

Hak pasienadalahhak-hakpribadiyang dimiliki manusiasebagai pasien.

43

l.

Pasienberhakmemperolehinformasi mengenaitataitertibdan peraturan yang berlakudi rumahsakit.

2. Pasienberhakataspelayananyang manusiawi, adil dan jujur. 3. Pasienberhakmemperoleh pelayanan medis yang bermutusesuai denganstandarprofesi kedokteran / kedokterangigi dan tanpa diskriminasi. 4" Pasienberhakmemperolehasuhankeperawatansesuaidengan standar
profesi keperawatan

5. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan


keinginannya dan sesuai denganperaturanyang berlakudi rumah sakit.

6. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan


pendapat etisnyatanpacampur tangandari pihak klinis dan pendapat luar. 7. Pasien berhakmemintakonsultasikepada dokter lain yang terdaftar di (second rumah sakit tersebut opinion) terhadap penyakit yang dideritanya,sepengetahuan dokter yang merawat. Pasienberhak atas "privacy" dan kerahasiaanpenyakit yang diderita termasukdata-datamedisnya,

8.

9. Pasienberhak mendapatinformasi yang meliputi :


penyakityang diderita. tindakanmedik apayang hendakdilakukan. kemungkinanpenyulit sebagaiakibattindakantersebut dan tindakan untuk mengatasinya. alternatifterapi lainnya. prognosanya. perkiraan biayapengobatan.

t 0 . Pasien berhak menyetuiui/memberikanizin atas tindakan yang akan


dilakukanoleh dokter sehubungan denganpenyakityang dideritanya. ll. Pasien berhakmenolaktindakanyang hendakdilakukanterhadap dirijawab nya dan mengakhiripengobatan sertaperaw,atan atastanggung sendirisesudah memperoleh informasiyangjelas tentang penyakitnya. 12. Pasien berhakdidampingikeluarganya dalam keadaan kritis.

44

13. Pasien berhakmenjarankan ibadahsesuaiog^^ir kepercayaan yang dianutnya selama halitu ticlak nrengganggu pasien lainnya. 14 . Pasienberhakataskeamanan dan keselamatan dirinya
perawatandi rumah sakit. serama daram

t 5 . Pasienberhak mengajukanusul, saran,perbaikan atas perlakuan


mah sakit terhadap dirinya.

ru_

16. Pasien berhakmenerirna ataumenorak birnbingan moril maupunspiritual. b. KEWAJIBAN PASIEN.

t.

2.

Pasiendan keluarganya berkewajibanuntuk mentaatisegara peraturan dan tata- tertib rumahsakit. Pasien berkewajibanuntuk mematuhi segarainstruksi dokter dan perawatdalam pengobatannya.

selengkapnya tentangpenyakit yang diderita kepadadokter yang merawat. 4. Pasiendan ataupenanggungnya berkewajiban untuk merunasisemua imbalanatasjasa pelayanan rumah sakit/dokter. 5. Pasien dan ataupenanggungnya berkewajiban memenuhihal_hal yang telahd isepakati/perj anjian yang teIah dibuarnya.

3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan

III.

DOKTER. a. HAK, DOKTER.


L Dokter berhak mendapat perrindungan hukum daram meraksanakan tugassesuai denganprofesinya. Dokter berhakuntuk bekerjamenurutstandar profesi sertaberdasarkan hak otonomi. (seorang dokter,walaupunia berstatus hukum sebagai karyawanrumah sakit,namunpemilik ataudireksi rumah

2.

45

Sakit tidak dapat memerintahkanuntuk melakukan sesuatuiindakan yang menyimpangdari standarprofesi atau keyakinannya).

3 . Dokter berhak untuk menolak keinginan pasien yang bertentangan


perundangundangan,profesi dan etika, denganperaturan
+.
A

jasa profesionalnya kepadapasienapabila Dokter berhakmenghentikan misalnya hubungandengan pasien sudah berkembang begitu buruk sehinggakerjasamayang baik tidak mungkin diteruskan lagi, kecuali untuk pasien gawat darurat dan wajib menyerahkan pasien kepada dokter lain.

5 . Dokter berhakatasprivacy.
(Berhakmenuntut apabilanamabaiknyadicemarkanoleh pasiendengan ucapanatautindakan yang melecehkenatau memalukan). inforrnasilengkapdari pasienyang dirawatnya 6. Dokter berhakmendapat atau dari keluarganya.

7 . Dokter berhak atas informasi atau pemberitahuanpertama dalam


menghadapipasienyang tidak puas terhadappelayanannya.

8 . Dokter berhakuntuk diperlakukanadil danjujur, baik oleh rumah sakit


maupunolehpasien. 9. Dokter berhak untuk mendapat irnbalan atas jasa profesi yang yang perjanjiandan atauketentuan/peraturan diberikannyaberdasarkan berlaku di rumah sakit tersebut.

b. KEWAJIBAN DOKTER l. Dokter wajib mematuhiperaturan rumah sakit sesuaidenganhubungan hukum antaradokter tersebutdenganrumah sakit. Dokter wajib memberikanpelayananniedis sesuaidengan standar profesi dan menghormatihak-hak pasien. Dokter wajib merujuk pasien ke dokter lain/rumah sakit lain yang yang lebih baik, apabila ia tidak mempunyai keahlian/kemampuan mampu melakukansuatupemeriksaan atau pengobatan.

2.

3.

46

kepadapasienagar senantiasa 4. Dokter wajib memberikankesempatan dapat berhubungandengan keluargadan dapat tnenjalankanibadah sesuaikeyakinannya. yang diketahuinya sesuatu tentang segala 5 . Dokter wajib merahasiakan juga setelah itu meninggaldunia. penderita penderita, bahkan seorang

6. Dokter wajib melakukan pertolorrgandarurat sebagai suatu tugas


perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersediadan mampu memberikannya.

7 . Dokter wajib memberikan informasi yang aCekwattentangperlunya


tindakan medik yang bersangkutan serta risiko yang dapat ditimbulkannya.

8 . Dokter wajib membuat rekam medis yang baik secara


pasien. dengankeadaan berkaitan berkesinambungan menambah ilmu pengetahuandan 9 . Dokter wajib terus-menerus gigi . ilmu kedokteran/kedokteran mengikuti perkembangan 10" Dokter wajib mcmenuhi hal-halyang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya. 1l. Dokter wajib beke{a samadenganprofesidan pihak lain yang terkait pelayanan kepadapasien. secaratimbal-balikdalam memberikan perjanjiantertulisdenganpihak rumah sakit. 12. Dokter wajib mengadakan IV. RUMAH SAKIT a. HAK RUMAH SAKIT l. yang berlaku di ruRumah sakit berhak membuatperaturan-peraruran yang ada di nrmah sakit dengankondisi/keadaan mah sakitnyasesuai (hospital by laws). tersebut

47

bahwa pasienharusmentaatisegala 2. Rumahsakitberhakmensyaratkan rumahsakit. peraturan bahwa pasienharusmentaatisegala 3. Rumahsakit berhakmensyaratkan instruksiyang diberikandokterkepadanya. 4. Rumah sakit berhak memilih tenagadokter yang akan bekerja di rumah sakitmelaluipanitiakredensial. Runrah sakit berhak menuntut pihak-pihak yang telah melakukan (termasuk wanprestasi pasien, pihak ketiga,dan lain-lain). perlindungan hukum. Rumahsakit berhakmendapat

5.

6.

b. KEWAJIBAN RUMAH SAKIT L Rumah sakit wajib mematuhi perundangan dan peraturan yang dikeluarkanoleh Pemerintah.

2. Rumah sakit wajib niemberikan pelayanan kepada pasien tanpa


membedakan suku, ras, agama,seksdan statussosial pasien. dengan tidak 3. Rumah sakit wajib merawat pasien sebaik-baiknya membedakan kelasperawatan(duty of care). 4. dengantidak membedakan Rumah sakit wajib menjagamutu perawatan (quality of care). kelasperawatan

5. Rurrrahsakit wajib memberikanpertolonganpengobatandi unit gawat


darurattanpamemintajaminan materiterlebihdahulu.

6. Rumah sakit wajib menyediakansaranadan peralatanumum yang


dibutuhkan.

7. Rumah sakit wajib menyediakansaranadan peralatanmedik (medical


equipment)sesuaidenganstandaryang berlaku dan oeralatan 8. Rumah sakit wajib menjagaagarsemuasarana senantiasa dalam keadaarr siap pakai (ready for use).

9. Rumah sakit wajib merujuk pasienkepadarumah sakit lain apabila


prasaranaperalatan dan tenagayang diperlukan. tidak merniliki sarana,

48

10. Rumah sakit wajib mengusahakanadanya,sistem,sarana dan prasaranapencegahankecelakaandan penanggulangan bencana. I l. Rumah sakit wajib melindungi dokter dan memberikanbantuan administrasi dan hukum bilamana dalam melaksanakan tugas dokter tersebut mendapat perlakuan tidak wajar atau tuntutan hukum dari pasienatau keluarganya. pe4aijian tertulis denganpara dokter | 2. Rumah sakit wajib mengadakan yang bekerja di rumah sakit tersebut. 13. Rumah sakit wajib membuat standardan prosedur tetap baik untuk pelayanan medik, penunjang medik, non medik. V. PBNUTUP | . Dengan dikeluarkannyaedaranini maka setiaprumah sakit agar menyusun dan menetapkanhak dan kervajibanpasien,dokter dan rumah sakit sebagai pedomandi rumah sakitnyamasing-masing. 2. Apabila dalam melaksanakan suratedaranini dijumpai kesulitan-kesulitan agar menghubungiDirektorat JenderalPelayanan Medik. 3. Suratedaranini agardijalankansebaik-baiknya.

: ;;f

i. , . I

iri $l rI iii

$H lq !il
ffi

ff
I
I I
I
I

I
I

Dikeluarkan di : J A K A RT A P adatanggal: l0 J u n i 1 9 9 7 DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN MEDIK rtd.

I
I

Drs.H. Soeioea, MPH NIP. 140024 r48

49
rii j lR__-_

LEMBARAN. NEGARA REPUBLIK INDONESIA


N o .4 9 ,1 995
Kesehatan. Tenaga.Pelatihan.Masa Bakti. (Penjelasan dalam TambahanLembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3637 ).

D. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang: Bahwa sebagaipelaksana ketentuan Undang-undang Nomor 23 Thhun 1995 tenaga Kesehatan, dipandangperlu menetapkan Peraturan PemerintahtentangTenaga Kesehatan. I\{engingat :

l. 2.

Pasal 5 ayatgzUndang-tlndang dasar 1945 Undang-undang No. 23 Tahun1992tentang Kesehatan Lembaran Negara Tahun1992Nomor 100Thmbahan Lembaran Negara Nomor 3a9il;

MEMUTUSKAN
Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TENA GA KESEIIATAN

50

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal I Dalam PeraturanPemerintahini yang dimaksuddengan: I. TenagaKesehatan adalahsetiaporangyang mengabdikan diri dalam bidang Kesehatansertamemiliki pengetahuan dan/atauketerampilanmelalui pendidikan di bidang kesehatanyang untuk jenis tertentu memerlukan kewenanganuntuk melakukanupaya kesehatan. 2. SaranaKesehatan adalahtempatyany digunakanuntuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatanadalah setiap upaya kegiatan untnk memelihara dan 3. meningkatkankesehatan yany dilakukanoleh Pemerintah dan/atau oleh masvarakat. BAB II JENIS TENAGA KESEHATAN Pasal 2 (1) TenagaKesehatan dari : a. tenagaMedis: b. tenagakeperawatan; c. tenagakefarmasian; d. tenagakesehatan masyarakat; e. tenagagizi; f. tenagaketerapian fisik y. tenagaketeknisian medis Tenaganredis meliputi dokter dan dokter gigi Tenagakeperawatanmeliputi perawatdan bidan. Tenagakefarmasianmeliputi apotekeranalis farmasi dan asistenapoteker Tenagakesehatan masyarakat meliputi epidemiologkesehatan, entomology kesehatan, microbiologkesehatan, penyuluhkesehatan, administrator kesehatandan sanitarian. Tenagagizi meliputi nutrisionidan dietisien Tenaga keterampilan fisik meliputi radiografer,radioterapis,teknisi gizi. teknisi elektromedis, analisis kesehatan, refraksionisoptisien, oterik protestik, teknisi transfusidan perekammedis. BAB III PERSYARATAN Pasal 3 Tenagakesehatan wajib memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidangkesehatanyang dinyatakandenganijazahdari lembaga pendidikan.

, ltrt
i :i ri l

.,.i

:.i ::t:

Iiil

: '.:' iii

titri
t,il

tic

(2) (3) (4) (5)

(6) (7)

5l

I tii

Pasal 4 setelahtenagakesehatanyang melalui upaya kesehatan Tenagakesehatan memiliki din dari Menteri. bersangkutan dimaksud dalam ayat ( | ) Dikecualikan dari pemilikan ijin sebagaimana dari tenaga kesehatanmasyarakat. dimaksud dalam Ketentuan lebih lanjut mengenaiperijinan sebagaimana ayat (l) diatur oleh Menteri. Pasal 5

(l)

(2) :3)

r)

Selain ijin sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat ( | ) tenagamedis dan tenagakefarmasian lulusandari lembagapendidikandiluar negerihanya dapat melakukannyakesehatansetelahyang bersangkutanmelakukan adaptasi.

2)

Ketentuan lebih lanjut mengenaiadaptasisebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh Menteri. BAB IV PERENCANAA N. PENGADAAN DAN PENEMPATAN Bagian Kesatu Perencanaan Pasal6
tI

/.
g

'i

r)

Pengadaanpenempatantenagakesehatandilaksanakanuntuk memenuhi yang meratabagi seluruh masyarakat. kebutuhan tenagakesehatan dan penempatan dilaksanakansesuaidengan Pengadaan tenagakesehatan perencanaan nasionaltenagakesehaten. nasionaltenagakesehatan disusun dengan memperhatikarr Perencanaan faktor: yang dibutuhkan oleh masyarakat. a. jenis pelayanankesehatan b. c. saranakesehatan. jenis dan jumlah tenagakesehatan yang sesuaidengan kebutuhan pelayanankesehatan.
I lr

z)
3)

t.

I
i.

t:

4)

Perencanaan nasionaltenagakesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan oleh Menteri.

52

I
;

Bagian Kedua Pengadaan Pasal 7 Penggadaan tenaga kesehatan dilakukanmelaluipendidikandan pelatihan dibidang kesehatan. Pasal 8 (l) (2) Pendidikan dibidang kesehatandilaksanakandilembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintahatau masyarakat. Penyelenggaraan pendidikan dibidang kesehatansebagaimana dimaksud dalam ayat (l) dilaksanakan berdasarkanijin sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku. Pasal 9 (l) ' (2) dibidangkesehatan Petatihan diarahkan untuk meningkatkan keterampilan pengetahuan atau penguasaan dibidang teknis kesehatan. Pelatihan dibidang kesehatandapat dilakukan secara berjenjang sesuai yang bersangkutan. denganjenis tenagakesehatan Pasal 10 (1) (2) yang samauntuk mengikuti Setiaptenagakesehatan memiliki kesempatan pelatihandibidangkesehatan sesuai denganbidangtugasnya. jawab pimpinan Penyelenggaraan dar/atau saranakesehatanbertanggung yang ditempatkandan ataspemberiankesempatan kepadatenagakesehatan yang bersangkutan atau bekerjapadasarana kesehatan untuk meningkatkan keterampilan atau pengetahuanmelalui pelatihan d i bidang kesehatan.

(l) (2)

Pelatihandibidang kesehatan dilaksanakan tenagakesedibalai pelatihan hatan atau tempat pelatihanlainnya. Pelatihandibidang kesehatan dapatdiselenggarakan oleh Pemerintah dan/ atau oleh masyarakat

Pasal12 (I)
I

yangdiselenggarakan olehpemerintah dibidangkesehatan Pelatihan

t, Fii,' t':

53

(2) (3)

dilaksanakandengan memperhatikanketentuan peraturan perundang. undanganyang berlaku. Pelatihan di bidang kesehatanyang diselenggarakan oleh masyarakat dilaksanakanatasdasarijin Menteri. Ketentuan lebih lanjut mengenaiperijinan sebagaimana dimaksud dalam (2) ayat diatur oleh Menteri. Pasal 13

il
6

I
a

(l )

(2)

wajib memenuhipersyaratan Pelatihandibidang kesehatan tersedianya: a. calon pesertalatihan: b. tenagapelatihan; c. kurikulum; d. sumber yang dana yang tetap untuk menjamin kelangsungan penyelenggaraan pelatihan e. saranadan prasarana Ketentuan lebih lanjut mengenaipersyaratan perijinan di bidang kesehatan (l dimaksuddalam ayat ) diatur oleh Menteri. sebagaimana Pasal 14

(1)

(2) (3)

pelatihan la pelaksanaan pelatihandibidang Menteri dapat.memberikan apabi kesehatanyang diselenggarakan oleh masyarakat ternyata : a. tidak sesuaiciengan dimaksuddalam pasal arahpelatihansebagaimana 9ayat(l) b. tidak memenuhipersyaratan sebagaimana dinraksuddalam pasal l3 ayat ( | ); pelatihan Penghentian sebagaimana dimaksuddalamayat karena ketentuan (i) dapatmengakibatkan cabutnya ijin pelatihan. pelatihandan pencabunn ijin Ketentuanlebih lanjut mengenaipenghentian pelatihan sebagaimana dimaksud dalam ayat (l) dan ayat (2) diatur oleh Menteri. Bagian Ketiga Penempatan Pasal L5

(l)

(2)

pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Dalam rangkirpernyataan untuk ditempatkanpada tenagakesehatan Pemerintahdapat mewajibkan. jangka waktu tertentu. saranakesehatantertentuuntuk dirnaksuddalam ayat (l) Penempatan sebagaimana tenagakesehatan dilakukandengancaramasabakti.

54

(3)

penempatan Pelaksanaan tenagakesehatansebagaimana dimaksud dalam ayat (l) dan ayat (2) dilaksanakandengan memperhatikanketenruan peraturanperundang-undangan yang berlaku. Pasal 16

Penempatan tenagakesehatan dimaksuddalam pasal 15 ayat (1) dan sebagaimana jawab Menteri. ayat(2) dilaksanakan oleh dan menjaditanggung Pasal L7 Penempatantenaga kesehatandengan cara masa bakti dilaksanakandengan .memperhatikan: a. kondisi wilayah dimana tenagakesehatan yang bersangkutan ditempatkan b. lamanya penempatan c; jenis pelayanankesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat d. prioritas saranakesehatan Pasal 18 (l) Penempatan.tenaga kesehatan dengancara masa bakti dilaksanakanpada: a. sarana kesehatan yany diselenggarakan oleh pemerintah b. saranakesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakatatauditunjuk oleh pemerintah. c. lingkungan perguruantinggi sebagaistaf pengajar d. lingkunganAngkatanBersenjata RepublikIndonesia Pelaksanaan ketentuan huruf c dan huruf d sebagaimana dimaksuddalam ayat (l) diatur lebih lanjut oleh Menteri setelahmendengar pertimbangan dari instalasiterkait. Pasal 19 (l)
!:, i

(2)

Tenagakesehatanyang telah melaksanakan masa bakti diberikan surat keterangandari menteri. Surat keterangansebagaimana dimaksud dalam ayat (t) merupakan persyaratan bagi tenagakesehatan untuk memperolehijin penyelenggaraan upaya kesehatanpada saranakesehatan Ketentuanlebih lanjut mengenaipemberiansurat keterangan sebagaimana dimaksuddalam ayat ( | ) diatur oleh Menteri.

(2)

t,

r
F g l. f,

(3)

Pasal20

55

status Tenagakesehatan darampenempatantenagakesehatan,fl apat benrpa: PegawaiNegeri; a. atau Pegawaitidak tetap. b.


I

BAB V STANDAR PROFESI DAN PERLINDUNGAN HUKUM BagianKesatu Standar Profesi


Pasal21 (l ) setiap tenaga kesehatandaram merakukantugasnya berkewajiban untuk mematuhi standarprofesi tenagakesehatan. standar profesi tenaga kesehatansebagaimana dimaksud daram ayat fi) ditetapkanoleh Menteri. ' (l) Pasal22

(2)

(2)

Bagi tenagakesehatan jenis tertentudalam melaksanakan tugasprofesinya berkewajiban untuk: a. menghormati hak pasien; b. menjagakerahasiaan identitas dan data kesehatan pribadi pasien; c. memberikaniirformasiyangberkaitan dengan kondisidan tindakanyang akan dilakukan; d- meminta persetujuanterhadap tindakan yang akan ctitakukan; e. membuatdan memelihara rekammedis; Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksuddaramayat (r) diatur iebih lanjut oleh Menteri.
1

Pasal 23 (l) Pasien berhak atas ganti rugi apabiradaram perayanan kesehatan yang diberikan oleh tenagakesehatan sebagairnana dimaksuddaram pasar22 mengakibatkan terganggunya kesehatan. cacatataukematianyang ter.ladi karenakesalahan atau kelalaian.

(2)

Ganti rugi sebagaimana dimaksud ayat ( | ) dilaksanakan sesuaidensan peraturanperundang-undangan yang berlaku

56

pagian Kedua Perlindungan Hukum


Pasal24 (l) (2) Perlindunganhukum diberikan kepadatenagakesehatanyang melakukan tugasnyasesuaidenganstandarprofesi tenagakesehatan. Pelaksanaan kesehatan dimaksud dalam ayat (l ) diatur lebih sebagaimana lanjut oleh Menteri. BAB VI PENGHARGAAN Pasal 25 (l) yang bertugaspada saranakesehatan Kepada tenagakesehatan atasdasar prestasikerja, pengabdian, kesetiaan,berjasapada negaraatau meninggal dunia dalam melaksanakan tugasdiberikan penghargaan. sebagaimana Penghargaan dimaksuddalam ayat (l) dapatdiberikanoleh pemerintahdan/ataumasyarakat. Bentuk penghargaan dapatberupa kenaikanpangkat,tandajasa, uang atau bentuklain. BAB VII IKATAN PROFESI Pasal 26 (l) :

(2\ (3)

(2)

Tenaga kesehatandapat membentuk ikatan profesi sebagaiwadah untuk pengetahuan meningkatkandan/ataumengembangkan dan keterampilan martabatkesehatan dan kesejahteraan tenagakesehatan. Pembentukanikatan profesi sebagaimana dimaksud dalam ayat (l) yang sesuai denganketentuan peraturan perundang dilaksanakan - undangan berlaku .

BAB VIII TENAGA KESEHATAN WARGA NEGARA ASING


Pasal2T ' (l ) (2) warga negaraasing hanya dapat melakukanupaya keseTenagakesehatan hatanatasdasarijin dari Menteri. perijinan sebagaimana dimaksuddalam Ketentuanlebih lan.iutrnengenai (l) diatur oleh Menteri denganmemperhatikan ketentuanperaturan ayat yang berlakudibidangtenagakerja asing. perundang-undangan

57

BAB IX PEMBINAANDAN PENGAWASAN


Bagian Kesatu Pembinaan Pasal 28
t

(l) (2)

Pembinaan tenaga kesehatan diarahkan untuk meningkatkan mutu pengabdianprofesi tenagakesehatan Pembinaan sebagaimanadimaksud dalam ayat (l) dilakukan melalui pembinaankarier, disiplin dan teknis profesi tenagakesehatan. Pasal 29

(l ) (2)

jabatan dan Pembinaankarier tenagakesehatan metiputi kenaikanpangkat, pemberianpenghargaan. Pembinaankarier tenagakesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (l) peraturanperundang-undan gan yang dilaksanakansesuaidenganketentuan berlaku.

Pasal30
( 1) (2) jawab penyelenggara disiplin tenaga kesehatan Pembinaan menjaditanggung yang bersangkutan. dan/ataupimpinan saranakesehatan Pembinaandisipiin tenagakesehatan dimaksuddalam ayat sebagaimana (l) dilaksanakandengan memperhatikanketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 31 Menteri melakukan pembinaanteknis profesi tenagakesehatan Pembinaanteknis Profesi tenagakesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (l) Dilaksanakan melalui : a. bimbingan; b. pelatihandibidangkesehatan; c. penetapanstandarprofesi tenagakesehatan; Bagian Kedua Pengawasan Pasal 32 Menteri melakukartpengawasan terhadaptenagakesehatan dan melaksanakan tugas profesinya 58

(f ) (2)

-F &.
I

-t
rll r

t
[.

t
f l
t

Pasal 33

(t )

Dalam rangkapengawasan Menteri mendaparmengambil tindakandisiplin terhadaptenaga kesehatan yang tidak melaksanakantugas sesuaidengan standarprofesi tenagakesehatan yang bersangkutan Tindakandisiplin sebagaimana dimaksuddaramayat (l) dapatberupa: a. teguran; b. pencabutan ijin untuk melakukan upaya kesehatan Pengambilantindakan disiplin terhadaptenaga kesehatansebagaimana dimaksuddalam ayat (l ) dan ayat (2) dilaksanakandenganmemperhatikan ketentuanperaturanperundang-undangan yang berlaku.

(2)

(3)

BAB X KETENTUAN PIDANA


Pasal 34 Barangsiapadengansengaja menyelenggarakan pelatihandibidangkesehatan tanpa ijin sebagaimana maksuddalampasarI 2ayat(2) dipidana sesuaidengankerentuan pasal 84 Urrdang-undang dasarNo. 23 1992 tentanskesehatan. Pasal 35 Berdasarkan ketentuanpasal86 Undang-r:ndang no 23 Tahun 1992tentangKesehatanbarangsiapadengansengaja.. a. b. c' Melakukanupayakesehatan sebagaimana dimaksuddalam pasal4 ayar( l); Melakukan upaya kesehatan ranpa melakukanadaptasisebagaimana d i maksuddalam pasal5 ayar( I ); Melakukanupayakesalahan tidak sesuai denganstandar profesitenaga kesehatanyang bersangkutan sebagaimana yang dimaksud dalam pasa!2l ayat ( I I ); ridak melaksanakan kewajibansebagaimana dimaksuddalam pasal22 ayat ( I ) dipidanadendapaling banyakRp. t0.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

BAB XI KETENTUAN PENUTUP


Pasal 36 Dengan berlakunya peraturanpemerintah ini, maka semua ketentuanperaturan perundang-undangan yang behubungan dengantenagakesehatan yang telah

59

ada masih tetap berlaku sepanjangtidak bertentangandan/{tau belum diganti PeraturanPemerintahini. berdasarkan

Pasal37 Pemerintah ini mulai berlakupadatanggaldi undangkan Peraturan pengundangan Peraturan memerintahkkan Agar setiap orang mengetahuinya RepublikIndodalamLembaran Negara penempatannya ini dengan Pemerintah nesia
DitetapkandiJakarta Padatanggal22Mei 1996 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SOEHARTO

Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 22 Nlei i996 MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA ttd.

MOERDIONO

-1
I -1

1 li
tl ii

60

TAMBAHAN LBMBARAN. NEGARA R.I.


No ,49 .36 3 7
Kesehatan. Tenaga.Pelatihan. Masa Bakti. ( Penjelasan atasLembaran Negara Republik Indonesia Tahun I996 Nomor 49 )

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA KESEHATAN UMUM Pernbangunan kesehatan sebagai bagianintegral dari Pernbangunan Nasionalpada adalahpenyelenggaraan, hakekatnya upayakesehatan untuk merrcapai kemampuan hidup sehatbagi setiappenduduk agardapatmewujudkanderajatkeseharan vang optirnal yang besarartinya nyata bagi pengembangan pembinaansurnberdaya Manusia sebagaimodal pembangunan Nasional. Pembangunankesehatan diarahkanuntuk meningkatkan kesejahteraan keluargadan masyarakat dengan kebiasaan nrenanamkalr hidup sehat. Untuk mewujudkanhal tersebutdiatasdiselenggarakan berbagaiupayakesehatan yangdidukungantara lainolehsumberdaya yangmemadai tenaga kesehatan sesuai denganyang dibutuhkandalam Pembangunan Kesehatan. Oleh karenaitu pola pengembangan sumbel'daya perlu disusunsecara tenagakesehatan cermatyang ineliputi perencanaan. Pengadaan dan penempatan tenagakesehatan yang berskala nasional. kebutuhantenagakesehatansecaraNasional disesuikandengan Perencanaan kemampuan masalahkesehatan, daya serapdan kebutuhanpengembangon pro: gram pembangunan kesehatan. Pengadaan tenagakesehatansesuaidengan perencanaan kebutuhan tersebut diselenggarakan melaluipendidikan dan pelatihan dan/atau oleh masvarakat termasukswastasedanekan baik oleh Pemerintah

6l
;:a.,,-, I

diselenggarakansecaraefektif dan merata. Dalam rangka pendayagunaannya penempatanterhadapjenis tenaga kesehatantertentu ditetapkan melalui pelaksanaanmasa bakti terutama bagi tenaga kesehatanyang sangat potensial penyelengaraan didalamkebutuhan upayakesehatan. Disamping itu tenagakesehatan yang tertentuyang beftugassebagaipelaksana atau pemberi pelayanankesehatandiberi wewenang sesuaidengan kompetensi pendidikanyang diperolehnya, sehingga terkaiteratdenganhak dan kewajibannya. Kompetisi dan kewenangan tersebutmenunjukkankenrampuan profesionotyang baku dan merupakan standar profesi untuk tenaga kesehatantersebut.Tenaga kesehatanyang dilaksanakantugas sesuai denga' standar profesinya tetap diperlukanijin. Tenaga kesehatansebagaipendukung upaya kesehatandalam menjalankan tugasnya harus selalu dibina dan diawasi. pembinaan dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkankemampu;rnnya, sehinggaselarutanggap terhadappermasalahan kesehatan yang menjadi tanggungjawabnya. se.iangtan pengawasan dilakukan terhadap kegiatannya agar tenagakesehatan tersebutdapat dilaksanakan tugasnya sesuai dengankebijaksanaan peraturan perundang-undanjan dan sistemyang telah ditetapkan. Setiappenyimpangan pelaksanaan tugasoleh tenagakesehatan mengakibatkan konsekuensi dalam bentuksanksi. PASAL DEN,II PASAL Pasal I CukuP'Ig12' Pasal2 Ayat (l) CukupJelas Ayat(2) Cukup Jelas Ayat (3) Cukup Jelas Ayat (4) Cukup Jelas

i
t

I
i

I,

62

f
ai fi
?

Ayat (5) CukupJelas Ayat (7) CukupJelas (g) ,a^yat CukupJelas

Pasal3 Persyaratanpengetahuan dan keterampilandi bidang kesehatanbagi tenaga kesehatan hamssesuai jenis danjenjang pendidikannya. dengan Pasal4 Ayat (l) Pengertian ijin dalamayat ini misalnya: - surat penugasan bagi tenagakesehatan - surat iiin praktek atauijin kerja bagi tenagakesehatanterrentu Ayat (2) Cukup Jelas Ayat (3) CukupJelas Pasal5 Ayat (l) Bagi tenagakesehatan untukjenis tenagamedisdan tenagakefarmasian lulusan dari lembagapendidikan diluar negeridisyaratkan melakukanaclaptasi untuk dapat nrelakukan tindakankesehatan atauupayakesehatan. Adaptasi dilakukandenganmaksudtenagakesehatan untuk jenis tenagamedis dan tenaga kefarmasian yangdiperoleh penyesuaian ilmu pengetahuan yangsesuai untuk melakukan tugaspromosidibidangkesehatan di Indonesia. Adaptasiperlu dilakukansebabkarakterdan tingkat kesehatan sertalingkungan masyarakat Indonesia berbeda dengan diluarnegeri.Sehingga jenis penyakit suatu tertentu diluar negeri akan memerlukananalisa dan pendekatan,serta upaya pengobatan yangberbeda dengan di Indonesia. Dengandemikiandiharapkan ilmu pengetahuan jenis tenagamedis dan tenagakefarmasian tenagakesehatan yang diperoleh dari diluar negeridapatditerapkansesuaidengansituasidan kondisi masyarakat lndonesia.

63

AYat(2) Cukup jelas Pasat6 Ayat (l) Cukup Jelas Ayat(2) Cukup Jelas

Ayat (3) Cukup Jelas Ayat (4) Cukup Jelas

Pasal7 Cukup Jelas Pasal8 Cukup Jelas Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) pendidikandibidang kesehatan adalahijin dari Menteri Kepenyelenggaraan Ijin bagi pendidikanprofesionaldibidang dan MenteriPendidikanKebudayaan sehatan kesehatan,misalnya: Akademi Perawatan,Akademi KesehatanLingkungan, Akademi Gizi, dan Akademi dibidang Kesehatanmisalnya: FakultasKedokteran, Fakultas KedokteranGigi dan FakultasFarmasi yang berlaku adalah sesuai dengan peraturan Peraturan perundang-urrdangan dibidang PendidikanNasional perundang-undangan Pasal9 Ayat ( l) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas
!

Pasal l0 Ayat (l) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Pasal I I Tempatpelatihankesehatan lainnyaadalahtempatpelatihanyang memenuhi persyaratan sebagai tempatpelatihankesehatan yang ditunjuk oleh Menteri atau pejabatkesehatan yang berwena_ng. Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 12 Ayat (l) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Ayat (3) Cukup Jelas Pasal13 Ayat (l)

Cukup Jelas
Ayat (2)

CukupJelas
Pasal 14 Ayat (l)

Cukup Jelas
Ayat (2)

CukupJelas
Ayat (3)

Cukup Jelas
Pasal15

65

Ayat (1)

Cukup Jelas
Ayat (2)

CukupJelas
Ayat (3)

CukupJelas
Pasal 16

CukupJelas
Pasal17

CukupJelas
Pasal 18 Ayat (l) Cukup Jelas Ayat(2) Cukup Jelas Pasal19 Ayat (l ) Pemberian surat keteranganmerupakansuatu bentuk penghargaanyang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehaianbahwa tenaga kesehatanyang telah mengabdikandirinya kepadaNegara melalui masabakti. bersangkutan Ayat (2) Cukup Jelas ' Ayat (3) Cukup Jelas Pasal20 pegawaitidak tetapantaralain pegawaibulanan. starus Termasukdalam pengertian pegawai harian. pegawai honorer sesuaidengan peraturanperundang-undangan yang berlaku ataupegawaitidak tetapsesuaidenganperaturanPemerintahNomor presiden 4l tahun 1990tentangmasabakti dan masaIjin Kerja Apoteker,kepuhrsan dokter sebagaiPegawai tidak tetap Nomor 37 tahun l99l tentangpengangkatan Nomor 23 tahun 1994 Pengangkatan Presiden dan keputusan bakti, selamamasa Bidang SebagaiPegawaiTidak Tetap.
f,i

66

t i

2l Pasal Ayat 1l)


Yring dimaksud dengan standarprofesi tenagakesehatanadalah pedoman yang sebagaipetunjuk dalam menjalankan harus dipergunakanoleh tenagakesehatan profesinya secarabaik. Ayat (2) jenis tenagakesehatan. profesiuntuk masing-masing Dalam menetrpkanstandar kesehatandan/atau dibidang para ahli dari Menteri dapat meminta pertimbangan mewakili ikatan profesi tenagakesehatan. Pasal22 Ayat (l) tertentu dalam ayat ini adalah tenaga Yang dimaksud dengan tenagakesehatan pasienmisalnyadokter,dokter gigi' dengan langsung yang berhubungan kesehatan perawat. Huruf a yang dimaksudhak pasiendalam hunrf ini antaralain atas informasi. hak untuk persetujuan, hak ataspendapatkedua. memberikan/rnenolak Huruf b Cukup Jelas

Huruf c CukupJelas Huruf d CukupJelas Huruf e CukupJefas Aya t( 2) CukupJelas Pasal23 Ayat(l) Cukup'Jelas Ayat(2) CukupJelas

6:t
...1

Pasal24 Ayat (l) Perlindunganhukum disini misarnyarasa aman daram menjarankan tugas profesinya,perrindungan terhadap keadaan yang membahayakan yang dapat mengancamkeselamatan atau jiwa baik karena alam maupun perbuatan manusia. Ayat (2)

Cukup Jelas
Pasal 25 Ayar (l)

Cukup Jelas
Ayat (2)

CukupJelas
Ayat (3)

Cukup Jelas
Pasal26 Ayat (l)

CukupJelas
Ayat (2)

Cukup Jelas
Pasal27 Ayat (l)

CukupJelas
Ayat (2)

Cukup Jelas
Pasal28 Ayat (l)

Cukup Jelas
Ayat (2)

Cukup Jelas
Pasal29 Ayat (l )
t

Cukup JelaS

68

E. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 T{AHUN1996 TENTANG WAJIB SIMPAN RAHASIA KBDOKTERAN

I
T . t;:
l

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
Menimbang Mengingat Bahwa perlu ditetapkanperaturantentangwajib simpan rahasiakedokteran. 1. Pasal5 ayat(4) tlndang-undangdasar 1945 tentangpokok-pokok 2. Pasal10 ayat(4) Undang-undang ( Lembaran NegaraTahun 1960No. 131) Kesehatan PresidiumKabinet Dwikora yang disempurnakan. MEMUTUSKAN Menetapkan :

c .t

&r

'r
l

t
F

n i L

Mendengar

r F
F

t
I

" Peraturan tentangWajib Simpan Rahasia Pemerintah Kedokteran". Pasal 1

h $ ! t

f.
l

F
,50

Yang dimaksud dengan rahasiakedokteranialah segala sesuatuyang diketahui oleh orang-orang tersebut dalanr pasal 3 pada waktu atau selama melakukan pekerjaandalam lapangankedokteran. Pasal 2 oleh orang-orangyang tersebut Pengetahuantersebutpasal I harusdirahasiakan lain yang sederajat atau lebih tinggi dalam pasal 3 kectrali,apabilasuatuperaturan dari pada peraturanPemerintahini menentukanlain. Pasal 3

b.

Yang diwajibkan menyimpanrahasiayang dimaksud dalam pasal I ialah : Tenaga Kesehatan Tenaga kesehatanmenurut pasal 2 Undang-undang (LembaranNegaratahun 1963No. 78) pemeriksaan. dalamlapangan Mahasiswakedokteran, menurutyangbertugas oleh Menteri pengobatan perawatan, dan oranglain yang ditetapkan dan/atau Kesehatan.

Pasal 4
Terhadappelanggaran ketentuanmengenaiwajib simpanrahasiakedokteranyang dapat melakukantindakan tidak atau tidak dapat dipidana.Menteri Kesehatan Tenaga Kesehatan. pasal II Undang-Undang administratif berdasarkan

69

pasal 5 Apabila pelanggaran yang dimaksudcraram pasar4 dirakukan oreh mereka yang disebut dalam pasal 3 huruf b. maka Menteri kesehatandapa.tmengambil tindakanberdasarkan wewenang dan kebijaksanaannya. pasal 6 peraturanini Menteri Kesehatan Dalam pelaksanaan dapatmendengarDewan PerlindunganSusiraKedokterandan/ataubadan-badan tain uita mana perru. pasal 7 Peraturan ini dapatdisebut"peraturan pemerintah tentangwajib simpanrahasia . kedokteran". pasal g Peraturanini dimurai berrakupada hari diundangkannya. Agar setiaporang dapat mengetahuinya, memerintahkan peraturanpemerintah pengundangan ini denganpenempatannya daramLembaranNegaraRepubrikIncionesia. DitetapkandiJakarta Padatanggal2t Mei 1966 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -

trd.

SOEKARNO
Diundangkandi Jakarta Padatanggal2l Mei 1966 SEKRETRIAT NEGARA

ttd.

MOCH.ICHSAN L NTa h u n1 9 6 6 No.2l

-t

70

Penjelasan Peraturan pemerintah Nomor 10 tahun 1966 Tentang wajib simpan Rahasia kedokteran

UMUI\{
Setiaporang harusdapatmemintapertolongankedokteran denganperasaan aman dan bebas.Ia harusmenceritakan denganhati terbukasegalakeluhan yang menganggungnya,baik bersifatjasmaniahmaupun rohaniah,dengankeyakinan bahwa hak itu bergunauntuk menyembuhkan dirinya. Ia tidak boleh merasakawatir bahwa segalasesustumengenaikeadaannya akan disampaikankepadaorang lain baik oleh dokter maupunpetugas kedr:kteran bekerjasamadengandoktertersebut. Ini adalahsyamtutamauntuk hubungan penderita. baik antaradokterdengan Padawaktu menerimaljazah seorang dokterbersurnpah : "sayaakanmerahasiakan yang sayaketahuikarenapekerjaansayadan karenakeilmuan saya segalasesuatu sebagaidokter". Dan sebagaipemangku suatujabatan ia wajib merahasiakan apa yang diketahuinya karenajabatannya,merrurutpasal322 KUHP yang berbunyi : "Barang siapa dengan sengajamembukarahasiayang ia wajib menyimpan oleh karena jabatan atau pekerjaannyabaik yang sekarangmaupun yang dahulu, dihukum dengan penjara selama-lamanya sembilan bulan atau denda sebanyakbanyaknya enam ratusjuta rupiah. "Jika kejahatanini dilakukan terhadapseseorang yang tertentumaka ia hanya dituntut ataspengaduanorang itu ". PeraturanPemerintahini diperlukanuntuk merekayang melakukanperbupelanggaran atan-perbuatan rahasiakedokteranyang tidak dapat dipidanakan menurutpasal322 KUHP tersebut ataupasalI 12 KUHP tentangpengerahasiaan yang bersifatumum. sesuatu Penjelasan Pasal demi Pasal Pasal 1 "Segalasesuatu Dengan kata-kata yang diketahui:, dimaksud: Segalafakta yang di dapatdalam oemeriksaan penderita, interprestasinya jasmaniah, untuk menegakkan diagnose : darianamnese, pemeriksaan pemeriksaan denganalat-alatkedokteran dansebagainya. Jugatermasuk fakta yangdikumpulkan oleh pembantu-pembantunya. Seorang ahli obat dan mereka yang bekerjadalam Apotik haruspula rnerahasiakan yang diberikanoleh dokter obat dan khasiatnya kepada pasiennya.Merahasiakanresepdokter adalah sesuatuyang penting dari etik pejabatyang bekerjadalamApotik. Pasal} pasalini orang (selaindari padatenagakesehatan) Berdasarkan yang dalam ' : ,'ii:
.,ill

'

';,

r,iii 'I

7l

keadaansisakit denganorang sakit atau mengetah{ri pekerjaannyaberurusan jabatan, berkewajiban sumpah {Uuit ; yang tidak maupunyangbelummengucapkan sisakit. keadaan rahasia mengenai tinggi menjunjung gigi. Altli farmasi,ahli kedokteran kedokteran, Dengandemikianparamahasiswa para para medis dan sebagainya pegawai, murid ahli sinar,bidan, laboratorium, menjunjung tinggi rahasiamengenaikeadaansisakit. Menteri kesehatandapat umuln, rnaupunsecarainsidentil, orang-orangyang wamenetapkan,baik secara jib menyimpan rahasiakedokteran,misalnya peggwai tata usaha rumah-rumah sakit Can laboratorium Pasal 3 Cukup Jelas Pasal 4 BerdasarkanPasal322 KLIHP maka pembocoranrahasiajabatan, dalam hal ini ralrasiakedokteran,adalah suatu tindak pidana yang dituntut atas pengaduan (kachdelict), apabila kejahatanitu ditujukan pada seseorangtertentu. Demi kepentingan umum Menterr Kesehatandapat bertindak terhadap pembocoran rahasiakedokteran,meskipuntidak ada suatupengaduan Sebagaicontoh: Seorang pejabat kedokteranberulangkali mengobrolkandidepan orang banyak tentangkeadaandan tingkah laku pasienyang diobatinya.Dengan demikian ia merendahkanmartabatjabatan kedokterandan mengurangi kepercayaanorang kedokteran. kepada pejabat-pejabat Pasal 5 Berdasarkan pasal ini Menteri Kesehatandapat meminta kepada instansi yang kepada DepartemenPTIP dan berwenang (umparnauntuk urusan mahasiswa yangwajarbilamana dilanggar administratif agarmengambil tindakan sebagainya) kedokteran ini. wajib simpanrahasia Pasal 6 membentuk Dewan PerlindunganSosial Kedokteran justru Kesehatan Menteri nasehat dalam soal-soal susilakedokteran. untuk mendapat Pasal 7 dan 8 Cukupjelas Mengetahui SekretarisNegara. trd. Moch.Ichsan

72

PERATURAN N{ENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA N OMOR : 920/MENKESiPERDilVS6 TENTANG UPAYAPELAYANAN KESEHATAN SWASTADI BIDANG MEDIK MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.
Menimbang : a. bahwa peran serta masyarakatdalam penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatanswasta secara merata, terjangkau dan dapat diterima oleh- masyarakatsesuai Sistem KesehatanNasional semakin meningkatdan berkembang; tersebut perlu b. bahwa peningkatan dan pengembangan diatur,diawasidan dibina untuk melindungimasyarakat swastabermanfaatbagi agar upaya pelayanankesehatan masyarakat; RepublikIndonesia Menteri Kesehatan c. bahwaPeraturan Nomor: 523lMenkes/ Per/XI/1983 dipandang tidak memadailagi untuk menampunghal-hal tersebutdi atas, oleh karenaitu perlu diganti. Mengingat : | . Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1960 tentangPokok(LembaranNegaraTahun 1960Nomor pokok Kesehatan l3l, Thmbahan LembranNegaraNomor 2068); Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2. Keputusan Departemen; 1974tentangPokok Pokok Organisasi Presiden l5 Tahun 3. Keputusan RepublikIndonesiaNomor Organisasi Departemen. 1984tentangSusunan MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN RBPUBLIK INDONESIA TENTANG UPAYA PELAYANAN KESEHATAN SWASTA DI BIDANG MEDIK. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 ini dengan: Yang dimaksuddalam Pera'trran a. bagian Swastadi Bidang Medik adalahmerupakan PelayananKesehatan oleh medik yang diselenggarakan integral dari j aringan pe.layanan perorangan, kelornpok atau yayasan yang meliputi terutama upaya (kuratif) dan pemulihan(rehabilitatif); penyembuhan medik terhadapindividu atau PelayananMedik Dasar adalahpelayanan yang dilaksanakan oleh tenagakesehatan keluarga dalam masyarakat maksimaldokter umum ataudokter gigil medik terhadapindividu PelayananMedik Spesialistikadalahpelayanan oleh dokter spesialis yang dilaksanakan atau keluargadalam masyarakat ataukelornpokdokter spesialis; atau dokter gigi spesialis

b.

c.

d.

m.edik dengan fungri r*iuGdalah mencerminkanupaya pelayanan masyarakat oleh dijangkau jasa dapat yang imbalan ."tip".ti.bangkan untuk ornginap rawat pelayanan dari fasilitas sebagian dan menyediakan peraturan dengan sesuai membayar angyangkurangdan atautidak mampu yang berlaku ; perundang-undangan Rumah Sakit Umum adalah tempat pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar dan spesialistik,pelayanan penunjang medik, perawatansecararawat jalan dan rawat petayananinstalasidan pelayanan nginaP;: Rurnah Sakit Khusus adalah tempat pelayanan yang menyelenggarakan medik, pelayanan penunjang pelayanan tertentu, pelayanmedik spesialistik jalan rawat nginap; dan rawat secara perawatan intaiasidan pelayanan pelayanankebidanan Rumah Bersalin adalahtempatyang menyelenggarakan termasukpelayanan fisiologik masa nifas dan bersalin hamil, bagi wanita lahir; baru bayi perawatan serta Keluarga Berencana pelayananmedik oleh seorang Praktek Peloranganadalahpenyelenggaraan dengan ataudoktergigi spesialis dokterumum, doktergigi, dokterspesialis medik; atau menggunakanPenunjang pelayananmedik secara Praktek Berkelompok adalahpenyelenggaraan atau dokter gigi spesialis gigi, dokter dokter umum, dokter oleh bersama medik; penunjang menggunakan tanpa atau dengan spesialis Ibu danAnak (BKIA) adalahtempaluntuk memberikan Balai Kesejahteraan pelayananmedik dasarkepadawaniia hamil, bayi dan anak prasekolah. pelayananKeluargaBerencana; pelayanan medik dasar tempatuntuk memberikan adalah Balai Pengobatan secararawatjalan. BAB II PELAYA NAN KESEHATAN SWASTA DI BIDANG MBDTK Pasal 2

e.

f.

g.

h.

J.

k.

Swastadi BidangMedik terdiri dari: PelayananKesehatan Medik Dasar; a. Pelayanan Medik Spesialistik b. Pelayanan BAB III BENTUK PELAYANAN KESEHATAN SWASTA DI BIDANG MEDIK Pasal 3 Bentuk PelayananMeclik Dasaradalah: a. b. c. d. e. f. Praktek PeroranganDokter Umum; Praktek PeroranganDokter Gigi; PraktekBerkelompokDokter Umum; Praktek BerkelompokDoktcr Gigi; Balai Pengobatan; lbu dan Anak; Balai Keseiahteraan

74

g. h.

RumahBersalin; Pelayanan Medik Dasarlain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Pasal 4

nentut< Pelayanan Medik Spesialistik adalah: a. Praktek Perorangan Dokter Spesialis; b. Praktek Perorangan Dokter Gigi Spesialis; c. Praktek Berkelompok Dokter Spesialis; d. PraktekBerkelompokDokler Gigi Spesialis; e. Rumah Sakit Umum; f. Rumah Sakit Khusus; .g.Pe|ayananMedikSpesialistikT;;.'tetapkanol ehMenteriKesehatan. : PERSYARATAN Bagian Pertama Lokasi Pasal 5 TempatPelayanan Medik DasardanPelayanan Medik Spesialistikharusdi tempat yang sesuai denganfungsinya. Bagian Kedua Persyaratan Upaya Pelayanan Medik Dasar Pasal 6 |

(1)

PraktekPerorangan Dokter umum dilaksanakan oleh seorang dokterumum denganpersyaratansebagaiberikut: a. b. c. Mempunyai Surat Izin Dokter dan Surat lzin praktek sesuaidengan peraturanperundang,undangan yang berlaku; Mempunyai satu tempat praktek yang menetapdan terdiri dari ruang periksa,ruangtunggu,dan ruangkamar mandiAVC); Mempunyaiperalatan diagnostik danterapidokterumumdanperalatan gawat darurat sederhana.

(2)

Dalam pelaksanaan sebagaimana dimaksudayat ( l) dapatdibantuorehtenaga para medis perawatandan atau tenagaadministrasi. Pasal 7 prattet PeroranganDokter Gigi dilaksanakan oleh seorangdokter gigi denganpersyaratansebagaiberikut: a. b. c. Mempunyai Surat Izin Dokter dan Surat Izin Praktek sesuaidengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Mempunyai satu tempatpraktekyang menerap dan terdiri dari ruang periksa,ruangtunggu,dan ruang kamar mandi/WC; Mempunyai peralatandiagnostikdan terapi standardokter gigi dan peralatangawat darurat sederhana.

(l)

(2)

Dalarn pelaksanaan sebagaimana dimaksuC ayat (l) dapatdibantuoleh pararnedis tenaga perawatan dan atautenagaadlninistrasi.

75

Pasal 8

(r)

oleh yayasanatau Praktek Berkelompok Dokter Umum diselenggarakan denganpersyaratan perorangan berikut : sebagai jawab; Dipimpin oleh seorang penanggung dokterumum sebagai Dilaksanakan orangdokterumum; oleh beberapa Masing-masingmempunyaiSurat izin Praktek (SIP) sesuaidengan peraturanperundang-undangan yang beflaku; d. Mempunyai satutempatpraktek yangmenetap dan terdiri dari beberapa ruang periksa,ruang tunggu.dan ruang kamar mandiAVC; e. Mempunyai peialatandiagnostikdan terapidokter umum dan peralatan - garvatdarurat sederhana. Dalanr pelaksanaan dimaksudayat (l) dapat dibantu oleh sebagaimana beberapa tenagapadamedisperawatan dan atautenagaadministrasi. a. b. c. Pasal9

(2)

(1)

Praktek Berkelompok Dokter Gigi diselenggarakan oleh yayasan atau perorangandenganpersyaratan sebagaiberikut : jawab ; penanggung a. Dipimpin oleh seorang doktergigi sebagai b. Dilaksanakan orangdoktergigi oleh beberapa c. Masing-masingmempunyaiSurat Izin Praktek (SIP) sesuaidengan yang berlaku; peraturan Perundang-undangan d. Mempunyai satutempatpraktekyang menetap dan terdiri dari beberapa ruang periksa,ruang tunggu,dan ruang kamar mandi/WC; e. Mempunyai peralatan diagnostikdan terapi standardokter gigi dan peralatangawat daruratsederhana. Dalam pelaksanaan sebagaimana dimaksudayat (l) dapat dibantu oleh tenagaparamedisperawatan dan atautenagaadministrasi. beberapa Pasal l0

(2)

(l)

Balai Pengobatan diselenggarakan oleh yayasanatauperorangan, dengan persyaratansebagaiberikut : a. Dipimpin minimal oleh seorang parameCis perawatan yang berpengalaman di bawah pengawasan, bimbingan,dan pembinaan seorangdokter yang mempunyai Surat Izin Praktek (SIP) sebagai jawab ; penanggung b. Mempunyai satu tempat praktek yang menetapdan terdiri dari ruang periksa,ruangtunggu,dan ruangkamarmandi/lVC; diagnostik dan terapisederhana c. Memprrnyai fasilitasperalatan sesuai kewenanganperalvatdan peralatangawat darurat sederhanaserta pelayanan untuk keperluan medik dasar. menyediakan obat-obatan Dalam pelaksanaan dimaksudayat (l) dapat dibantu oleh sebagaimana beberapatenagapara medis perawatandan atau tenagaadministrasi.

(2)

76

Pasal 1l (l)

',

Balai Kesejahteraanlbu dan Anak diselenggarakan olch yayasan atau perorangandengan persyaratansebagaiberikut: a. Dipimpin minimal oleh seorang paramedis kebidanan yang berpengalaman di bawah pengawasanseorangdokteryang mempunyai jawab; Surat Izin Praktek (SIP) sebagaipenanggung Mempunyai satu tempat praktek yang menetap dan terdiri dari ruang periksa, ruang tunggu, dan ruang kamhr mandiAVC; Mempunyai fasilitas peralatan standar praktek bidan sesuaidengan peraturanperundang-undangan yang berlaku;

b. c.

(2)

Dalam pelaksanaan dimaksud ayat ( | ) dapat dibantu oleh sebagalmana beberapa tenaga paramedis perawatan/kebidanandan atau tenaga administrasi. Pasal 12

(l )

Rumah Bersalin diselenggarakanoleh yayasan atau perorangandengan persyaratansebagaiberikut: a. Dipimpin oleh seorangparamediskebidananyang berpengalaman di dokter yang mempunyaiSuratIzin Praktek bawahpengawasan seorang jawab; (SIP) sebagaipenanggung yang menetapdan terdiri dari ruang praktek Mempunyai satu tempat periksa,ruang persalinan dan ruangrawat nginap minimal l0 (sepuluh) tempat tidur dan maksimal 25 (dua puluh lima) tempat tidur. peralatan Mempunyai fasilitasperalatan diagnostikbidan sederhanadan gawat daruratsederhana sertamenyediakanobat-obatan untuk keperluan pelayananmedik dasar.

b. c.

(2)

dimaksudayat ( | ) dapatdibantuoleh miniDalam pelaksanaan sebagaimana mal 2 (dua) orang paramediskebidanandan minimal 2 (dua) orang tenaga perawatan, dan tenagalainnyasesuai paramedis dengan tenagaadministrasi, kebutuhan. Bagian Ketiga Persyaratan Upaya Pelayanan Medik Spesialistik Pasal 13

(l )

Praktek Perorangan Dokter Spesialis dilaksanakan oleh seorangdokter sebagaiberikut: spesialisdenganDersyaratan a. b. c. Mempunyai Surat Izin Praktek Spesialis sesuaidengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Mempunyai satu tempat praktek yang rnenetapdan terdiri dari ruang periksa, ruang tunggu, dan ruang kamar mandi/lVC; Mempunyai peralatankedokteranspesialistikdan peralatangawat darurat sederhana.

(2)

dimaksud ayat (l) dapat dibantu oleh Dalam pelaksanaan Sebagaimana tenagaparamedisperawatandan atau tenagaadministrasi. 77

.1.,";.,

Pasal 14 Praktek Perorangan DokterGigi spesialis dilaksanakan oleh seorangdokter ' gigi spesialisdengan persyaratan berikut: sebagai Mempunyai a. Surat Izin Praktek dokterspesialis sesuaidenganperatumn . perundang-undanganyang berlaku; b. Mempunyai satu tempat praktek yang menetap dan terdiri dari ruang periksa, ruang tunggu, dan ruang kamar mandi/IVC; c. Mempunyai peralatan kedokteran kedokteran gigi spesialistik dan peralatan gawat darurat sederhana (2\ Dalam pelaksanaansebagaimana dimaksud ayat (l) dapat dibantu oleh tenaga pararnedisperawatan dan atau tenagaadministrasi . (l) ' (|) Pasal 15

Praktek Berkelornpok Dokter Spesialisdiselenggarakanoleh yayasan atau orangan dengan persy,lftfan sebagaiberikut: a. Dipimpin oleh seorang dokter umum atau dokter spesialis yang rnempunyai Surat Izin Dokter (SID) sebagaipenanggungjawab; b- Dilaksanakan oleh beberapadokter spesialis yang mempunyai Surat izin Praktek Spesialis sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. Mempunyai satu tempat praktek yang menetapdan terdiri dari. beberapa ruang periksa, ruang tunggu, dan ruang kamar mandi/WC; d. Mempunyai peralatan kedokteran spesialistik sesuai dengan standar dan peralatan gawat damrat sederhanasesuai bidang spesialisasinyaa

j. l

(2) (3)

Persyaratankhususuntuk bidang spesialistertentu ditetapkan oleh Direknrr Jenderal Pelayanan MedikDalam pelaksanaarrsebagaimana dirnaksud ayat ( | ) dapat didampingi oleh beberapa dokter urnum dan dibantu oleh beberapa tenaga paramedis perawatan dan atau tenaga administrasi. Pasal 16

I
'l-i '-

(l)

Praktek Berkelompok Dokter Gigi spesialis diselenggarakanoleh yayasan atafr perorangan dengan persyaratansebagaiberikut: a- Dipimpin oleh seorang dokter gigi atau dokter gigi spesialis yang rnempunyai Surat Izin Dokter (SID) sebagaipcnaggung jawab; b. Dilaksanakan oleh beberapa dokter gigi spesialisyang rpmpunyai surat lzin praktek Spesialis sesuai dengan peraruran perundang-undangan yang berlaku; c- Mempunyai satu tempat prdktek yang menerapdan terdiri dari bebera ruang periksa, ruang tunggu, dan ruang kamar mandi/WC; d. Mempunyai peralatankedokterangigi spesialistikdan peralatanEawat dan sederhana. Dalam pelaksanaan sebagaimana dimaksudayar( l) dapatdidampingioleh beberapadokter gigi dan dibantu oleh beberapatenagaparamedisperawatan dan atau tenagaadministrasi.

(2)

78

Pasal l7 ,,] seoleh yayasandenganpersyaratan Rumah Sakit Umum diselenggarakan berikut: bagai a. Dipimpin oleh seorangdokter yang bekerja penuh-(tidt meranglap pada unit keda lain) dan telah mempunyai Surat Izin Dokter (SID) jawab; sebagaipenanggung b. Harus mempunyaigedungyang terdiri dari : I . bangunanatau ruangan untuk rawat jalan dan gawat darurat; 2. bangunaninstalasipenunjangmedik yaitu laboratorium, radiologi, dan sebagainya; rumah sakit yaitu gudang,bengkel,dan pcmbinasarana 3. bangunan sebagainya; 4. bangunairrawat nginap minimal 50 (lima puluh) tempat tidur; 5. banlunan administrasi,ruang tenagamedis dan paramedis; 6. banlunan instalasi nonmedis yaitu ruang dapur, ruang cuci dan sebagainya; 7. taman dan temPatParkir; lain yang diperlukan. 8. bangunan-bangunan c. Luas bangunan sebagaimanadimaksud huruf (b) adalah dengan minimal 50 m2(lima puluh meter persegi)untuk I (satu) perbandingan tempat tidur; tidak bertingkatminimal I rn(satusetengah) d. Luas tanahunnrk bangunan kali luas bangunanyang direncanakan; e. Luas tairahuntuk bangunanbertingkat minimal 2 (dua) kali luas tanah untuk bangunanlantai dasar; f. Mempunyai tenaga medis, paramedis perawatan, paramedis non perawatan dan non medis yang berpedoman pada standarisasi RunrahSakit Pemerintah; ketenagaan Mempunyai peralatanmedis, penunjang medis, normedis dan obatRumah Sakit; pada standarisasi obatan yang berpedoman pada Mempunyai susunanorganisasidan tata kerja yang berpedornan RumahSakit; standarisasi

kl ,{l

g. h. i.

(2)

dimaksud dalam huruf g dan h, ditetapkan oleh Direktur Standarisasi JenderalPelayananMedik. Semua renagamedis yang bekerja di Rumah Sakit Umum tersebut harus mempunyai Surat lzin Praktek sesuaidenganperaturanperundang-undangan Yangberlaku' Pasarlg Rumah Sakit Khusirs diselenggarakanoleh yayasan dengan persyaratan sebagaiberikut : sesuai dengan dokterumum ataudokter spesialis a. Dipimpin oleh seorang padaunit kerja lain) dan bidang-py3yang bekerjapermh(tidak merangkap jawab; telahhempunyai Surat ijin Dokter (SID) sebagaipenanggung b. Harus mempunyaigedungyang terdiri dari : I . bangunanrawatjalan dan gawat darurat;

(t )

79

2. 3. 4. 5. 6. 78-

instalasipenunjangmedik yaitu laborator{rrm, radiologi,dan bangunan sebagainya; bangunan pembina sarana runrah sakit yairu gudang, bengkel, dan sebagainya. bangunanrawat nginap minimal 50 (lima puluh) tempat tidur; bangunan administrasi, ruang tenagamedis dan pararrredis; bangunan instalasi nonmedis yaitu ruang dapur, ruang cuci, dan sebagainya taman dan ternpat parkir; bangunan-bangunanlain yang diperlukan sesuaidenganfirngsinya.

Luas bangunan sebagaimana dimaksud huruf (b) adalah dengan perbandinganminimal50 m2(limapuluh meter persegi)untuk | (satu)tempat tidun d. e, Luas tanah untuk bangunan tidak bertingkat rninimal I ln (saru setengah kali luas bangunan yang direncanakan Luas tanah untuk bangunanbertingkat minimal 2 (dua) kali luas tanahuntuk bangunanlantai dasar; Mempunyai tenagamedis, pararnedis,perawatan,paramedisnon perawatan nonmedis, dan tenagamedis spesialistiksesuai dengankekhususannya yang berpedornan pada standarisasiRumah Sakit; h.
l.

Mempunyai susunan organisasi dan tata kerja yang berpedoman pada standarisasi Rumah Sakit: Standarisasi dimaksud dalarn huruf G dan h, ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Medik. Semua tenagamedis yang bekerja pada Rumah Sakit khusus tersebutharus rnempunyai Surat Izin Praktek sesuai dengan peraturan-undanganyang berlaku. Pasal 19

(2)

Persyaratan dalam Bab IV oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan dapat diadalian ketentuankhusussesuaidengankeadaanwilayah yang bersangkutan dengan persetujuan Menteri Kesehatan.

*"*ff'Jo" Pasal 20
Unnrk nnndirikan dan rnenyelenggarakan Pelayanan Medik dan Medik Spesialistik sebagairnanadimaksud dalam Pasal 3 hunrf (a) dan huruf (b) serta Pasal 4 huruf (a) dan hunrf (b) harus memenuhi ketentuanyang diaturdalam PeraturanMenteri KesehatanRepublik IndonesiaNomor559/Menke.s/Per/xfl98lNomor560llvlenkes/ PerDff I 98 I, dan Nornor 56 I /lVfenkes/PerDil I 98 I . ' Pasal 2I (l) Untuk mendirikan dan menyelenggarakan PelayananMedik Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf (c) sampai dengan (h) harus yangdidelegasikan memperolehizin dari Mbnteri Kesehatan kepadaKepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatansetempat.

80

l .l

(2)

Tata cara untuk memperolehizin sebagaimana dimEksuddalam ayat (l) Pembinaan Kesehatan diatur oleh Direklur Jenderal Masyarakat. Pasal22

(l )

Pelayanan Medik SpesialistikseUntuk mendirikandan menyelenggarakan bagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf (c) sampai dengan (g) harus memperolehizin dari Menteri Kesehatanyang di delegasikankepada DirekturJenderal Medik. Pelayanan dimaksud dalam ayat (l) Tata cara untuk memperoleh izin sebagaimana diqtur oleh Direktur JenderalPelayananMedik. Pasal 23

(2)

Izin untuk menyelenggarakan Upaya PelayananKesehatanSwastadi Bidang Medik berlaku untuk 5 (lima) tahun dan dapat diperbaharui dengan mengajukan permohonanbaru.
rl

BAB VI PENYELENGGARAAN Pasal 24

ii
il
tf
tl
t{ }T

(t)
(2)

Upaya PelayananKesehatanSwasta di Bidang Medik diselenggarakan prinsip kelayakan. fungsi sosialdenganmemperhatikan berdasarkan

.ll
il

il

Swastadi Bidang Medik harus memberikan Upaya Pelayanan Kesehatan pertama pencierita gawat darurat tanpamemungutuang pertolongan kepada muka terle bih dahulu.

fil
ir I

ri I

iit

(3)

Swasta di BidangMedik yangdilengkapi sarana Kesehatan UpayaPelayanan dari jumlah 25Vo(dua puluh lima persen) rawat nginapharusmenyediakan untuk orangyang kurangdan atautidak mampu tempattidur yang tersedia membayar. Pasal 25

it
iit

(l)

Swastadi Bidang Medik Wajib melaksanakan Kesehatan Upaya Pelayanan pencatatan dan pelaporan. dan pelaporan sebagaimana dimaksuddalam ayat (l) Thtacarapencatatan yang dengan ketentuanperaturanperundang-undangan sesuai di laksanakan berlaku. Pasal 26

iiiil
rrilill
,irllli r ' ,iliiliil

, ill

(2)

(t)

proSwasta di BidangMedik wajib membantu Kesehatan UpayaPelayanan gram Pemerintahdi bidang pelayanankesehatankepadamasyarakat,program kependudukan dan Keluarga Berencana. Upaya PelayananKesehatanSwastadi Bidang Medik wajib bekerja sama Kesehatan Pemerintahdi bidang medik dalam denganUpaya Pelayanan tenagamedis dan pendayagunaan rangkarujukan medik, pendayagunaan peralatan medik canggih. 8l

lili irili

iill

(2)

,:iiilili
ir;riiilill

BAB VII TA RIF Pasal27 tarif Upaya di BidangMedik berpedoman Pelayanan Swasta Kesehatan Besarnya Menteri komponen yang oleh Kesehatan dengan biaya ditetapkan kepada mempertimbangan i sasiProfesisetempat. perhatikan dari Organ
BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 28 Pembinaan dan pengawasanUpaya PelayananMedik Dasar menjadi tanggung jawab DirekturJenderal Kesehatan Masyarakat, Pembinaan dilakukansecara berjen jawab jang sesuai wilayah. dengantingkat tanggung Pasal 29 Mcdik Spesialismenjaditanggung Upaya Pelayanan Pembinaandan pengawasan jawab Direktur JenderalPelayananMedik. BAB IX TINDAKAN ADMINISTRATIF Pasal 30 atasnamaketentuan Pasal20, 21,22,23,24,25 danPasal 26 dikenakan Pelanggaran izin sementara berupatindakanadministratif sampaidenganpencabutan tindal<an atau pencabutanizin tetap.

BAB X KETENTUAN PERALIHAN


Pasal 31 l * * r '* +
!

Menteri Kesehatanini, maka sernuapenyelenggaraan Padasaaiberlaku Peraturan Kesehatan di Bidang Medik yang telahadadisesuaikan Swasta Upaya Pelayanan Menteri Kesehatan ini dalamjangka waktu selambat-lambatnya denganPeraturan (tiga) tahun. 3 BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 32 PeraturanMenteri Kesehatanini ditetapkanoleh Direktur Petunjuk Pelaksanaan Kesehatan JenderalPembinaan Masyarakatdan DirekturJenderalpelayanan medik denganbidangtugasnya. sesuai

i
t
t

il I

' :i;'

I vF. !'

i
s, fr
ii,

82

'I

I ,l l

t $

pasal 33 Dengan berlakunyaperaturanMenteri Kesehatan ini, rnaka : a. KeputusanMenteri KesehatanRepubliklndonesiaNomor6TTgl/RSTahun pokok Mengenai Rumah Sakit 1963 tenrangSyarat-syarat Swasta: b' Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 5231N{enkes/pcr/ XU lgSztenrang Upaya pelayananMedik Swasta; Kepurusan DirekturJenderalPelayanan Kesehatan, Departernen Keschatan Republik IndonesiaNomor 895Menkes/PPL/81 tentangpelayanan KesehatanSwasta

c'

dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 34 PeraturanMenteri Kesehatan ini murai berrakupada tanggarditetapkan Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundanganperaturan ^ Menteri ini denganpenempatannya Dalam Berita NegaraRepublik Indonesia. Ditetapkandi :JAKARTA Padatanggai : 17 Desember19g6. j

'l
$ ji ;j ,l

1;

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.

ttd.

Dr. Suwardjono Surjaningrat

fi ',,1

83

I:! .ii, Li fl

lil Jl

MENTBRIKESEHATAN REPUBLI#iNNONcsu PERATURAN I 1990 NOMOR : 84/MENKES/PERAI


TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH INDONESIA TENTANG NO. 92OA4BNKES/PER/XIV1986 UPAYA PELAYANAN KESEHATAN SWASYA DIBIDANG MEDIK MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang : a bahwa untuk meningkatkan peran serta swasta dalam penyelenggaran upaya pelayanankesehatandibidang medik perlu memberikan kesempatankepada badan hukum tertentu lainnya untuk berperan dalam memberikanpelayanankesehatan kepadanrasy arakat. b. bahwa sehubungandengan huruf tersebut diatas perlu diadakan perubahanatas PeraturanMenteri Kesehatan Nomor 92OlMenkes/Per/XIVI986 denean Peraturan Menteri Keselratan Mengingat : | . Undang-undangan Nomor 9 tahun | 960 tentangPokok pokok Kesehatan 2. Undang-undang Nomor 4 tahun 1984 tentangwabah Penyakit N4enular. 3. Peraturan Menteri KesehatanNomor 920/Menkes/Per/ XII/1986 tentang Upaya PelayananKesehatanSwasta dibidangMedik

MEMUTUSKAN
Mcnetapkan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI IXIII I 986 KESEHATAN NCMOR/920IMENKES/PER TENTANGUPAYAPELAYANAN KESEH ATAN SWA STA DIBIDANG MEDIK

84

Pasal I ketentuan pasal I huruf a sehinggaberbunyi sebagai Mengubahdan nrenambah berikut : l. Pasal I huruf a Yang dimaksud dalam Peraturanini dengan: Pelayanan kesehatan swastadibidang medik adalahmerupakanbagian integral dari jaringan pelayananmedik yang diselenggarakan oleh perorangan,kelompok, yayasan,atau badan hukum Iainnya yang meliputi upaya penyembuhan(kuratifl dan pemulihan (rehabilitatif; (preventif); disamping upayapeningkatan(promotif) dan pencegahan b. Untuk selanjutnyasemuaamar yang berbunyi perorangau,kelompok atau yayasandalam PeraturanMenteri KesehatanRI nomor 920/ Menkes/Per/XII/1986 harusditambahdenganBadan Hukum lainnya. Pasal II PeraturanMenteri Kesehatanini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan peraturan pengundangan Agar setiaporang mengetahuinya memerintahkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Menteri ini denganpenempatannya

:.

il
. l{
:i

,i

;ti i'i
.i .:.1 i
!

Ditetapkan di : JAKARTA padatanggal: 9 Februari 1990 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA trd.
'

;i 'il
. :r l

:i ri
::I

il

:ll : il,

it

,::;l
,l

:illr;ll
I

,l l l

i ,i l l
ri I if tl ,'i tl
::! ! ItI r[[ :i tl

,i l

DT.ADHYATMA, MPH

,]ti ,illl iiil


i tI

t,'

:t li

I tti

ti tl ,rl i :i i ;l i

,iiii :itI

l:il ;,. ,llil

'i'L;

i ;i i . . : i:ll: " i .r '

85

.. ilil1 "lilll

ililli

..Il i i l l

l1l .itrl ll

DEPARTEMEN KESEHATAN R.I.

DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN MEDIK


TELEPON : 5201590(HUNTING) JL. H.F. BASUNA SAID BLOK X5 KAV NO. 4-9. PO. BOX : 3097, 1196 JAKAHTA 129s0 FAKSIMII : s261814,s20387A

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN MEDIK DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK. 00.06.3.5.5797 TEN'TANG PETUNJUK PELAKSANAA N UPAYAPELAYANAN KESEHATAN SWASTA DIBIDANG MEDIK SPESIALIS DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN MEDIK Menimbang : a. bahwa Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan
Medik Nomor 098/Yanmed/P.S KS/ 1986 tentangPetunjuk Pelaksanaan PeraturanMenteri KesehatanNomor 920/ Menkes/Per/XlU | 986 tentang Upaya Pelayanan Kesehatan Swastadi bidangMedik, khususnyabentukpelayanan medik spesialistiksudahtidak sesuailagi, oleh karenaitu perlu ditinjau kembali. denganbutir a tersebutdi atas,perlu b. bahwa sehubungan ditetapkanSurat KeputusanDirektur JenderalPelayanan Medik tentang Petunjuk PelaksanaanLtpaya Pelayanan Ir4edik Spesialistik. Mengingat : l. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992tentang Kesehatan (LembaranNegaraThhun 1992Nomor 100, Thmbahan Lembaran Negara Nomor 3195);

2. PeraturanPemerintahNomor 32 Thhun 1992tentangTenaga Kesehatan(Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, ThmbahanLembaran Negara Nomor 3637);

3. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1974 tent.ang


Pokok-pokok Organisasi Departemen;

4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 558/lvlenkes/Sl0


1984 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan;

5. Peraturan Menteri Kesehatan Numor 92O/lvlenkeslPerl


XIVl986 tentangUpaya PelayananKesehatanSwastadi Bidang Medik;

6. KeputusanMenteri KesehatanRI Nomor O735/Tvlenkes/


SK/I995 tentang PenyerahanSecara Nyata Sebagian Urusan Pemerintahan Dalam Bidang KesehatanKepada PemerintahPropinsi Daerah Tingkat I dan Pemerintah Daerah Tingkat Il . Kabupaten/Kotamadya

86

DEPARTBMEN KESEHATAN R.I.

DIREKTORAT PELAYANAN MBDIK JENDERAL


TELEPON : 5201590{HUNTING)

tzg|n JL H.R. BASUNASAIOBLOKX5 KAv.NO.4-9 - P.O.BOx : 3097.1196JAI(ABTA

FAKSIMIL : 526181a. 5203872

MEMUTUSKAN
Menetapkan Pertama
PelayananMedik Departemen Direktur Jenderal Keputusan RI Tentang Petunjuk Pelaksanaan Upaya Ke.sehatan Swnsta Dibidang Medik Spesialistik. Kesehatan Pelayanan Ketentuantata cara dan persyaratanupaya pelayanankesehatan swastadi bidang medik spesialistiksebagaimana Ini. dalamlampimn keputusan tercantum Dengan ditetapkannya Keputusarr Direktur Jenderal Pelayanan Medik tentang Upaya Pelayanan Medik DirekturJenderal ini. makaKeputusan Pelayanan Spesialistik tentangPetuniuk Pelaksanaan PerMedik Nomor 09811987 aturan Menteri KesehatanNomor 92O/MenkeVPer/XII/ | 986 Swastadi Bidang Medik tentangUpayaPelayanan Kesehatan dicabut dan dinyatakantidak berlaku lagi. Keputusanini mulai berlaku sejak tan-egalditetapkan.

Kedua

Ketiga

Keempat

DITE TA P K ANDI: J A K A RT A PADATANGCAL: ITAPRIL 1998 DIREKTURJENDERALPELAYANAN MEDIK


ttd.

r ii
i ,i

. lil

i: ! r

,]il
iil
i! ;ii ii li

r:l l

Dr. H. Soejoga.IvIPH.

,ill

:tli

iiii
,,lliil
l ;|i

itti
i;ii
!i'il

,iilil
;iil iitl i'iil

87

: liill iiitl ',rliil

i.'ii

- fLampiran Keputusan DirekturJenderal Pelayanan Medik Nomor: HK.00.06.3.5.5797 tanggal : l7 APRIL 1998 Tentang Petunjuk Pclaksanaan Srvasta UpayaPelayanan Kesehatan dibidangmedik spesialistik I. PENDAHULUAN. l . Um u m
a.
;i f I

rS

-r

r t

. $I
't

;
t

t *,
t ,*

Dalarn Undang-undang Nomor 23 Talrun 1992 tentang Kesehatan, antaralain bahwauntuk penyelenggaraan disebutkan upavakesehatan perlu didukung oleh sumber daya kesehatan yang berupa tenaga kesehatan. saraua dan perbekalan; peiaksanaan Sebagai Undang-undang Nomor 23 tahun 1992tersebut, telahdikeluarkan Peraturan Pcmerintah nomor 32 tahun 1996tentang TenitgaKesehatan yang antaralain mengaturpc-rizinan bagi tenaga kesehatan tertentuyarrgakan melakukanupayakesehatan; Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992tentangKesehatan.iuga nrenyatakan lenggaraan saran bahwa penye :r kesehatan haru.s rnerniI i ki ij in; perryelenggaraan Untuk tnenjaminkeseragaman dzrlampelaksanaan upaya pelayanan kesehat:rn khrrsusnya dibidang rnedik spesialistik dipandangperlu petunluk pelaksanaan baik yang berkaitandengan persyaratanyang harus bentuk upaya penyelenggaraannyu r-rlaupun dipenuhibagi setiapperryelenggara upayatersebut.
r tr

*' * i
F

$
t

i t
I

b.

i z *
.;r ri,
1!

c.

; t
!
*r -

d.

2. Dasar l\Iengingat : (Lembaran Kesehatan er. Undang-undang Nonror23'Tirhun1992tentan-e l-embitranNe-9ura Negarirtalrun 199? Nornor 100.tambahart Nomor 349.5). b. KesehuPcraturln Perncrintalr Nornor 3r tahun 1996tcntangT'en:rga (l-c'rrbaran 49. Ncgarir Tirhurr 1996 Nomor titrrtbithan l-embaran tan NegaraNouror 36.j7):

88

't

c.

Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1974 tdntang Pokok-pokok OrganisasiDepartemen ; KeputusanPresidenRI Nomor 558 tahun | 984 tentangOrganisasidan Tata Kerja DepartemenKesehatan RI; PeraturanMenteri KesehatanRI Nomor 920 Tahun I 986 tentangUpaya PelayananKesehatan Swastadi Bidang Medik. KeputusanMenteri Kesehatan RI Nomor 0735/Menkes/SK./VIVl995, tentangPenyerahan urusanpemerintahan dalam secaranyatasebagian bidang kesehatankepada pemerintah propinsi daerah tingkat I dan pemerintahkabupaten/kotamadya daerahtingkat iI.

d.

e.

f.

3. Maksud dan'Ibjuan.
Petunjuk pelaksanaanini dimaksudkan agar setiap penyelenggaraanupaya kesehatan dan para pejabat yang terkait dapat memahami peraturan perudang-undangan yang berlaku dengantujuan sebagaipedomandalam pelaksanaanpenyelenggaraan upaya pelayananmedik spesialistik.

4. Pengertian.
a. PelayananKesehatanSwastatlibidang Medik adalahpelayananyang merupakan bagian integral dari jal'ingan pelayananmedik yang ataubadanhukum kelompok,yayasan diselenggarakan oleh perorangan, Iainnya yang meliputi terutamaupaya penyembuhan(kuratif) dan pemulihan(rehabilitatifl ; medik terhadapindividu Pelayanan Medik Spesialitikadalahpelayanan yangdilaksanakan oleb dokter spesialis ataukeluargadalammasyarakat ataukelompokdokterspesialis. ataudokter gigi spesialis pelayanan yangmenyelenggarakan tempat Rumah SakitUmum adalah pelayananmedik dasardan spesialistik,pelayananpenunjang medik, pelayanan instalasidan pelayananperawatansecararawat jalan dan rawat inap. Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang menyelenggarakan pelayananmedik spesialistiktertentu,peiayananperrunjangmedik, pelayanan instalasi dan pelayananperawatansecararawat jalan dan rawat inap. pelayanan adalahpenyelenggaraan dokter spesialis Praktekperorangan atau dokter gigi spesialis oleh dokter spesialistik medik spesialistik penunjang medik. denganatautanpamenggunakan Praktek berkelompok dokter spesialisadalah penyelenggaraan oleh dokterspesialis bersama atau secara pelayanan medik spesialistik penunjang medik. dengan atautanpamenggunakan doktergigi spesialis

b.

'I

c.

,;i

:l

,il
'.1| Ji

I 'i !t [| ti

d.

' ll
:t li lll
'! ll

e.

til ,t{
I;:l

'iil lil

flj

f.

iiji :rl
ilt

iiri
i l ;l

ili
'l l l l

iiil

89

]illl

I ilii

g.

' .

Fungsi sosial adalah fungsi institusi pelayanan medik yang mencerminkan upaya pelayananmedik dengan mempertimbangkan imbalanjasa yang dapatdijangkau oleh masyarakatdan menyediakan sebagian dari fasilitaspelayanan, termasukpelayananrawat inap, untuk orangyangkurangdan atautidak mampu membayar,sesuaidengan peraturanperundang-undangan yang berlaku.

If. Bentuk Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Medik Speasialistik. Saranakesehatan swastadi bidang medik spesialistikdapat berbentuk a. b. c. d. e. f. g. m. praktek perorangandokter spesialis. praktek perorangan dokter gigi spesialis. praktek berkelompokdokter spcsialis. praktek berkelompokdokter gigi spesialis. rumah sakit umum. rumahsakit khusus. pelayananrnedik spesialislain yang ditetapkanoleh Menteri Kesehatan.

PersyaratanPenyelenggaraan. I. Praktek Perorangan.Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis. a. b. c. Mempunyai surat ijin praktek spesialis sesuai dengan peraturan yang berlaku ; perundang-undangan Mempunyai peralatan kedokteran dan peralatan gawat daruratsederhana. Dapat dibantu oleh tenagaparamedisdan atau tenagaadminsitrasi.

2. Praktek BerkelompokDokter Spesialis/DokterGigi Spesialis. a. b. Diselenggarakan oleh perorangan,yayasan atau badan hukum. Dipimpin oleh seorang dokterumum, doktergigi, dokterspesialis, atau doktergigi spesialis yang mempunyaisuratijin praktek (SIP) sebagai penanggunglawab; Dilaksanakan oleh minimal 3 (tiga) orangdokter spesialis yang masingmaging mempunyaisuratijin praktekspesialissesuaidenganperaturan perundang-undangan yang berlaku; Mempunyai satu tempat praktek yang menetap yang telah memiliki ijin penyelenggaraan sesuai dengan peraturan pe.rundang.undangan yang berlaku; Mempunyai peralatankedokteran/kedokteran gigi spesialistik sesuai dengan standardan peralatangawat darurat sederbanasasuaibidang spesialisasinya; Dalam pelaksanaan pelayanan Sebagaimana dimaksud di atas,dapat didampingi oleh dokter umum dan dibantu oleh tenagaparamedisdan atautenaga administrasi ; Praktek berkelompokdokter spesialisharusdiberi nama tertentu,yang dapat diambil dari nama orang yang berjasadalam bidang kesehatan yang telah meninggal dunia atau nama lain yang sesuai dengan fungsinya;

c.

d.

e.

f.

g o'

90

''l E ? -'

h.

i. j

Pelayanan praktekberkelompokdokterspesialis merupakan konsultasi, diagnostik,terapi,tindakanmedik tanpaanestesi umum dan tanparawat inap. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medik irus mengikuti ketentuan yang berlaku; Bagi praktek yang dibuka untuk 24 jam harus : - mempunyai dokterjaga yang setiapsaatberadadi tempat; - mempunyaidokter spesialis"on call" (dapatdipanggil sewaktuwaktu sesuaidenganjadwal). - mempunyai paramedisminimal satu orang yang setiapsaatberada di tempat. Thta ruang bangunansarhnapenyelenggaraan upaya meliputi : - minimal mempunyai dua ruang periksa, satu ruang administrasi, saturuang tunggu,saturuangpenunjang sesuai kebutuhan,dan satu kamar mandiAVC; - setiapruang periksamempunyailuas minimal 3 x 4 m2; - semua ruangan memenuhi persyaratan khususnyaventilasi dan penerangan yang cukup. Memiliki peralatan : - setiap ruang periksa mempunyai minimal satu set peralatan . kedokteran; - peralatan penunjang medis dan non medis sesuaikebutuhan dan ketentuanyang berlaku; penyediaanalat canggih harus berdasarkan - pengadaan analisakebutuhandan berkonsultasi dahuludenganKepala Kantor V/ilayah Departemen Kesehatan setempat. Untuk aiatcanggilrtefientuKantor Wilayah DepartemenKesehatanseternpat konsultasi dengan Direktur Jenderal Pelayanan Medik.

k.

l.

m. Menyediakan obat gawat daruratdan obat suntik yang diperlukan seyang diberikan. suai denganpelayairan spesialisasi n. Bersediadilakukan akreditasi. IV. Tata laksana perizinan. l. Prosedur menyelenggarakanpraktek berkelompok dokter spesialislatau dokter gigi spesialis; a. b. Permohonan ijin penyelenggaraan dapatdiajukanapabilabangunan dan peralatanyang dipersyaratkan telah tersedia; Pemohon ditujukan kepada Kepala Kantor Wilayah DepartemenKesehatansetempat,denganmelampirkan: identitaslengkappemohon/salinan syahaktapendirianbadanhukum pemohon; salinansahpersetujuan lokasidari Pemerintah Daerahsetempat; tanahdan bangunan, salinansahbukti hak pemilikan/penggunaan DaerahTk. I, yang didasarkan rekomenda-si dari Dinas Kesehatan atas:
tl

rl

il

ii

]i i l

l,il

iilli

i{;

lil ifi
i;i

i!

ii

9l

,iit

riiiil ilril

ilil

1riil

'r adanya persetujuan dari Dinas Kesehatan Daertihrk. II setempat; surat pernyataanpemohon (bermateraicukup) yang menyatakan akan tunduk serta patuh pada ketentuan-ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku.

c.

Kepala Kanwil DepartemenKesehatanPropinsi setempatdaram waktu 25 hari kerja, mengeluarkan : 1 surat ijin penyelenggaraan sarana keqehatan; 2. suratpenolakan,besertaalasannya; 3. surat pemberitahu an agarmemperbaiki/merubah permohonannya.

V. Jenis dan masa berlakunya ijin penyelenggaraan. I . Ijin penyelenggaraan praktekberkelompokdokter spesialisataudokter gigi spesialis berlaku 5 tahun dan dapat diperpanjangdengan mengajukan permohonan3 bulan sebelumhabis masaberlakunya ijin. 2. Ijinpenyelenggaraaniidak berlaku atau berakhir apabila : a. masaberlakunyatelah habis; b. permohonanpenyelenggara untuk menutup kegiatanpraktek; c. dicabut oleh Kepala Kanwil DepartemenKesehatansetempatbagi praktek berkelompokyang tidak lagi melaksanakan kegiatan selama l tahun atau tidak lagi menjalankan kegiatansesuaidengantugas dan fungsinya atau ada pelanggaran etik dan profesi yang berat sesuai ketentuanyang berlaku. VI. Persyaratan PenyelenggaraanRumah Sakit. l. Nama rumah sakit : a. tidak boleh memakainamaorangyang masih hidup; b. Penamaanrumah sakit sesuaidengan misi tugas dan fungsinya dan telah disetujui oleh Kepala Kanror Wilayah Propinsi setempat. 2. Lokasi. Lokasi rumah sakit harus sesuaidengananailisa kebutuhanpelayanankesehatandan rencanaUmum Tata Ruang Kota/Daerahsetempat. 3. Organisasi. a. mempunyai pengaturankedudukan, tugas, fungsi, tanggung jawab, susunan orgsnisasi, tatakerja dan tatalaksana rumah sakit yang sesuai kelas rumah sakit dan peraturanperundang-undangan yang berlaku; b. Struktur organisasiterdiri dari unsur pimpinan, unsur bantuan administrasi danbantuan medisteknisyang berpedoman padaorganisasi rumah sakit pemerintah; pemilik rurnahsakitbertanggung jawab terhadap: c. badanhukumselaku

lr I

I
s
i,

92

* * $
F

d.

pelaksanaan peraturanperundang-undangan yang berh'bungan denganperumahsakitan; - penggunaan dana./bantuan yang diterirnauntuk rumahsakit. Rumahsakitdiharuskan menririki Dewanpenyantun Rumahsakityang mempunyai tugas memberikan sarar/nasehat kepada pemilik *rnuh sakit dan direktur rumah sakitdalam penyelenggaraan dan pengelolaan rumah sakit. Anggota Dewan penyantun Rumah sakit dipilih dan diangkatoleh BadanHukum pemilik rumahSakit. -

4. Bangunan.
Jumlahtempattidur minimal: - rumah sakit umum milik badanhukum sosial : 50 tt - rumah sakit umum milik badanhukum lain : 100 tt - rumah sakit khusus : 25 tt b. Iuas bangunan minimal 50m2 setiappenyediaan I tempattidur. c. Iuas tanah : - bangunantidak bertingkat - luas tanahminirnal 1,5kali luasbangunan; = luastanahminimal 2 (dua) kali luas - bangunan bertingkat bangunanlantai dasar. d. tanah di luar bangunandipergunakan untuk lapanganparkir, taman dan jalan. e. bangunan/ruangan rumahsakit minimal terdiri dari : jurnlah tempattidur sesuai - ruanganrawat inap dengan ketentuan; - ruanganrawatjalan; - ruanganrawat darurat; - kamar operasi; - ruangan instalasipenunjang medikminimalmempunyai laboratorium, radiologi dan pelayanan obat; - ruanganpenunjang sarana rumahsakit yaitu: gudang, dapur,tempat cuci, bengkelsederhana dan kamarjenazah; - ruanganadministrasi, ruangtenagamedis,ruangan paramedis dan ruang pertemuanstaf. f. seluruhbangunan berpedoman padastandarisasi bangunan rumah sakit pemerintah yang disesuaikan dengankelasnya. g.seluruhruanganmemenuhi persyaratan minimal untuk kebersihan, bebas polusi,fentilasi, penerangan, tenaga, dan sistem pemadarn kebakaran yang akurat. h.Diwajibkan mempunyai sistemkeselamatan kerja, kebakarandan kewaspadaan, bencana. . i. Tersedianyafasilitas listrik dan penyediaan air minum setiaphari selama 24 jam yang memenuhi persyaratan kesehatan. j. Tenedianyapengolahan air limbahdan pembuangan sampah sesuai dengan peraturanyang berlaku. a.

,:
i :1 . i

.i

ji
"i

5. Peralatan/kelengkapan. 93
iil
T

gkapanmedik danpenunjang peralatan/kelen nredikdisesuai kan dengan kelasrumahsakitdan pelayanan yangdiselenggarakan dan berpedoman pada standarpelayananmedik/penunjang medik yang berlaku. peralatan analisakebutuhandan b. pengadaan canggihharusberdasarkan kelas rumah sakit sertaterlebih dahulu melakukan konsultasi dengan KantorWilayah Departemen Propinsi setempat.Untuk alat Kesehatan canggih tertentu Kantor Wilayah Departemen Kesehatan setempat konsultasidenganDirektur Jenderal PelayananMedik c. persediaanobat-obatanberpedomanpada DOEN tan formularium ru. mah sakit yang kelasnyasetingkatdenganrumah sakit pemerintah. non medisyang harus disediakan: d. Peralatan/kelengkapan kebutuhanrawat inap, rawat darurat dan rawatjalan; - perlengkapan kebutuhandapur dan cuci (kitchen dan laundry); - perlengkapan kebutuhanperkantoran; - perlengkapan - perlengkapanperbengkelansederhanadan pemadam kebakaran sesuaikebutuhan: pengelolaan limbah dan sampah; - perlengkapan/peralatan pasien,elevator/lift dan ram untuk gedung-gedung - alat transportasi bertingkat. a. 6. Ketenagaan dokter (dokter umum atau dokter a. Direktur rumah sakit adalahseorang dan keterampilanmanajemen spesialis)yang lnempunyaipengetahuan Indonesia rurnah sakit, bekerja purnawaktudan berkewarganegaraan (tujuh puluh) tahun. dengan batasumur maksimal 70 b. Direktur rumah sakit diangkatdan diberhentikancleh Badan Hukum serta Pemilik Rumah Sakit dengansuratkeputusandan sepengetahuan tidak ada keberatandari Kepala Kantor Wilayah DepartemenKesehatan setempat. medis,paramedis dan non medisyang dipekerjakan sec. Jumlahtenaga pada kebutuhan dan berpedoman kelas rumah sakit cian suai dengan peraturanketenagaan rumah sakit yang berlaku. Jumlah tenagamedis purna waktu sesuai dengankelasrumah sakit minimal 2 (dua) orang. dannon medispurnawaktu mempunyaisurat medis,paramedis d. Tenaga pengangkatan dari direktur rumah sakit. paruh waktu mempunyai ijin atasan e. Tenagamedis yang bekerjasecara langsungdari instansinya. (SP)yang dikeluarkan medismempunyaisuratpenugasan f. Semuatenaga dan surat ijin praktek (SIP) sesuaidengan oleh DepartemenKesehatan yang berlaku. ketentuan g hanyadiperbolehkan konsultan, sebagai Penggunaantenaga medis asin persyaratan yang berlaku tidak memberi pelayananserta memenuhi bagi tenagamedis asing yang bekerjadi Indonesiasesuaiketentuan yang berlaku. tenagamedis asingdalam rangka pelayananyang bersifat h. Penggunaan denganfakultaskedokterandan ikatan profesi/ sosialharusbekerjasama organisasiprofesi setempatdan mendapat ijin dari Direktur Jenderal Pelavanan Medik.
g b'

94

7. Tarip. a. Ketentuan tarif ditetapkan oleh BadanHukum PemilikRumahSakit dengan mempertimbangkan kemampuan biayasatuan, rumahsakitdan peraturan kemampuan membayar darimasyarakat, serta polatarif unnrk rumahsakitswasta yangberlaku/Keputusan MenteriKesehatan RI No. Z8ZlMenkes/S K/IIV I 993 tentang Pola Tarip RumahSakit Swasta. padapagutarip b. Penetapan besaran tarip untuk kelasIII berpedoman dari KepalaKantorWilayahDepartemen Kesehatan setempat.
8. Kegiatan pelayanan a. memberikan pelayanankesehatan di rumah sakit sesuaidengan standar pelayanan rumah sakit, standarpelayanan medik dan prosedur tetapl b. melaksanakan kegiatan rekam medik serta pencatatandan pelaporan sesuaidengan ketentuan yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan. c. menyelenggarakan administrasikeuangansebagaikegiatanadministrasi direktur rumah sakit kepada rumah sakit yang dipertanggungawabkan pemilik rumah sakit. mempunyai buku keuanganyang dapatCiperlihatkanapabila suatuhal tertentu diperlukan pemeriksaan. bersediadilakukan akreditasirumah sakit. telah memiliki ijin penyelenggafturn.

d. e. f.

VII. Perijinan Penyelenggaraan Rumah Sakit.

1. Jenis ljin:
a. Ijin mendirikanrumah sakit: rumah sakit. - rjin ini diberikan untuk mendirikan/membangun - lama berlakunyaijin 2 (dua) tahun dan dapatdiperpanjangI (satu) kali dengan lama berlaku I (satu) tahun. rjin mendirikanrumah sakitditerbitkanoleh KepalaKantorWilayah rekomendasi Departemen KesehatanPropinsi setempat,berdasarkan dari Kepala Dinas Kesehatan Daerah tingkat I. modal asing dan dalam Untuk rumah sakit dalam rangkapenanaman peraturan tersendiri. negeri akan diatur dalam

ti

b.

rumahsakit : Ijin menyelenggarakan rumah sakit atau melak- tjin ini diberikan untuk menyelenggarakan (operasional rumah sakit), diberikan sanakankegiatanrumah sakit dan memenuhi kegiatannya selamarumah sakit dapatmelaksanakan persyaratanyang ditetapkan.

95

ke-pa-da Direktur JenderalPelaianan Medik oleh Urn=draJuk-an pemchonsetelah berikut : memenuhi persyaratan sebagai o telah selesainya bangunan rawatjalan, rawat inap, rawat darurat, kamaroperasi, mang farmasi,ruangradiologi ruanglaboratorium, deirgankelasdan persyaratan dan ruangperkantoran yang sesuai bangunanrumah sakit. o telah adanya direktur rumah sakit yang purna waktu, tenaga medis, paramedisdan non medis sesuai dengan kelas dan persyaratan rumah sakit. ketenagaan o Telah adanyaperalatan/perlengkapan medik, penunjang medik dan non medik untuk rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, kanrar operasi, laboratorium, farmasi dan perkantoran sesuai dengankelas dan persyaratan rumah sakit. ijin menyelenggarakanrumah sakit diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Medik berdasarkan hasil benta acara pameriksaandari Kantor Wilayah DepartemenKesehatanPropinsi setempat bahwa rumah sakit swasta tersebut telah memenuhi persyaratan operasional. pemberianijin menyelenggarakan rumah sakit dilakukan secara kelengkapan: bertahapsesuaidenganpemenuhan a. ijin berlaku selama5 (lirna) tahun uniuk yang sudah lengkap (memenuhi semuapersyaratan), dan dapat diperpanjanglagi setiaphabis masaberlakunya. minimal operasional b. rumahsakityangbam memenuhiperyaratan diberi ijin uji coba menyelenggarakart selama2 (dua) tahun.

2. Tata laksana permohonan ijin : a. Ijin mendirikan rumah sakit l. Permohonan ijin diajukan oleh calon pemiiik rumah sakit dan ditujukan kepada Kepala Kantor Wilayah DepartemenKesehatan disampaikankepadaDinas KePropinsi setempat dengantembusan Medik. sehatanDaerahTingkat I dan Direktorat JenderalPelayanan 2. Berkas/data-datayang harus dilampirkan dalam pengajuan permohonanijin mendirikanrumah sakit adalah: DaerahTingkat I setempat. a. Rekomendasidari Dinas Kesehatan b. Studi kelayakandan masterplan yang meliputi : o analisa kebutuhan pelayanandan rencana pengembangan; o analisakeuangan; o program fungsi; r kebutuhanruang; o kebutuhanperalatan; : o kebutuhantenagadan rencanamendapatkannya; o rencanakelas rumah sakit.

96

c. Salinan/fotocopyyang sah akte notaris pefidirian yayasanatau badanhukum pemohon. yang sahsertifikattanahatausurarpenunjukan d. Salinan/fbtocopy penggunaanlokasi atas nama pernohon dari instasi yang tanahdan bangunan berwenangatau akte notarispenggunaan di atasnya dari pemiliknya. e. Ijin lokasi dari Pemdasetempat. f. Surat pernyataandi ataskertasbermateraicukup dari pemohon bahwa pemohon akan tunduk serta patuh pada peraturan perundang-undangan yang berlaku daiam bidang penyelenggaraan rumah sakit. (' Upaya pemantauan/pengelolaan limbah sesuaidenganketentuan yang berlaku.
J.

Kepala Kantor Wilayah Departemen KesehatanPropinsi setempat di wilayahnya, harus analisakebutuhanpelayanankesehatan berdasarkan permohonantersebutditolak atau dikabulkan paling sudah menetapkan diterimanyasuratpermohonan lambat 25 (dua puluh lima) hari kerja setelah dari calon pemilik rumah sakit,yang ditembuskankepadaDirektur Jenderal PelayananMedik. I (satu) tahun Rumah sakit harus mulai dibangun, selambat-lambatnl'a setelahijin mendirikan diterima.

ijin, rumah sakit telah memenuhi _5. Apabila sebelumhabismasaber!akunya kegiatal)nya, makapemilik rumahsakit persyaratan untuk dapatmelaksakan nrmah sakit kepada dapat mengajukanpermohonanijin menyelenggarakan Medik disertaihasil beritaacarapemeriksaan Pelayanan Direktur Jenderal Propinsisetempat. Kesehatan dari Kantor Wilayah Departemen b. : Ijin penyelenggaraan rumah sakit diajukan oleh l. permohonan ijin menyelenggarakan Medik pemilik, ditujukan kepadaDirektur JenderalPelayanan Prophsi Kesehatan Departemen Wilayah melalui Kepala Kantor setempatdengantembusanKepala Dinas KesehatanDaerahTK. I setempat. berikut : 2. Berkas/data-data vang harusdilampirkansebagai a. isian data rumahsakit. dari KantorWilayah Departemen b. hasil berita acarapemeriksaan KesehatanPropin.sisetempat. dari Pemilik. c. suratpermohonan pernyataan di atas kertasbermateraicukup dari pemohon d. surat bahwa pemohon akan tunduk serta patuh pada peraturan yang berlakudalam bidangpenyelenggaperundang-undangan raan rumah sakit. e. xsalinan yang sah akte pendirian yayasan atau badan hukum Pemilik.

97

f. salinan/fotocopy yang sahsertifikattanahatausuratpenunjukkan penggunaanlokasi atas nama pemohon dari instansi yans berwenangatauakte notarispenggunaan tanahdan bangunandf atasnyadari pemiliknya. g. struktur organisasi rumah sakit. h. data ketenagaan direktur rumah sakit: . fotocopy-/salinan yang sah suratpenugasan dan SIP; . fotocopy/salinan yang sahlolos butuh/surat penempatan dari DepartemenKesehatan /SK Pensiun. r suratpengangkatan direktur rumah sakit oleh pemilik rumah sakit. . kesediaan yang bersangkutan untuk menjadi direktur rumah sakit yang dinyatakandengansuratpernyataan di ataskertas bermateraicukup. : i. Daftar dan dataketenagaan tenagamedis rumah sakit : e Salinanyang sah suratpenugasan (SP) dan (SIP); o ijin atasanlangsunguntuk tenagaparuh waktu; o untuk cioktertetap (purna waktu) ada SK penempatandari Departemen Kesehatanatau surat lolos butuh atau SK Pensiirn; o suratpengangkatan dari direkturrumah sakit bagi dokter yang bekerja purna waktu; . o surat ikatankerja antaratenagamedisdenganCirekturrumah sakit untuk dokter yang bekerjaparuh waktu. j. Data ketenagaan paramedis-salinan yang sah ijazah. k. Data peralatan medis,penunjang meciis dan non medis. jaringan iistrik, air dan limbah denganskala l. Denah bangunan, l: 200. m. Hasil pemeriksaan air minum 6 bulanterakhir. n. Daftar tarif rumah sakit yang berlaku,ditandatangani oleh direktur rumah sakit dan badan hukum pemiliknya, serta diketahui oleh Kepala Kantor Wilayah DepaftemenKesehatan Propinsi setempat.

c.

Pelpanjangan ijin penyelenggaraan: l) Permohonanperpanjangan ijin menyelenggarakan rumah sakit diajukan oleh pemilik rumah sakit ditujukan kepadaDirektur Jender al PelayananMedik melalui Kepala Kantor Wilayah DepartemenKesehatan Propinsisetempat dengantembusanKepala Dinas Kesehatan DaerahTingkatI setempat -2) Perrrrohonan diajukan 6 (enam) bulan sebelum ijin menyelenggarakanrumah. sakit yang terdahulu habis masa berlakunya; perubahan yangadadalam kurun dengan mencantumkan 5 (lima) tahunterakhir. 3) Berkas/data-data yang harusdilampirkan sebagaiberikut: a) isian datarumahsakit; b) suratpermohonan dari pemilik; c) salinan yang sah akte pendirian yayasanatau badan hukum pemilik.

98

"t
yang sahsertifikat tanah atau suratpenunjukan d) salinan/fotocopy penggunaan lokasi atas nama pemohon dari instansi yang tanahdan bangunan berwenang atauakte notarispenggunaan di atasnyadari pemiliknya. e) struktur organisasirumah sakit. l) data ketenagaan direktur rumah sakit. * fotocopy/salinanyang sah surat penugasan dan SIP. * fotocopy/salinan penempatan butuh/surat lolos yang sahsurat /SK Pensiun. dari DepartemenKesehatan * suratpengangkatan direktur rumalr sakit oleh pemilik rumah sakit. ' * kesediaan yang belsangkutanuntuk menjadi direktur rumah sakit yang dinyatakandengansurat pernyataandi ataskertas bermateraicukup. tenagamedis rumah sakit: g) daftar dan data ketenagaan (SP) dan SIP. 'i' salinanyang sah surat penugasan * rjin atasanlangsunguntuk tenagaparuh waktu. * untuk dokter tetap ada SK penempatan dari DepartemenKesehatanatau surat lolos butuh atau SK Pensiun. * suratpengangkatan dari direktur rumah sakit,bagi dokteryang purna waktu. bekerja * suratikatan kerja antaratenagamedis dengairdire.kturrumah sakit untuk dokter yang bekerja paruh waktu. paramedis. h) data ketenagaan * salir,anyang sah ijazah. i) data peralatanmedis, penunjang medis dan non medis. Denah jaringan listrik, air dan limbah denganskala l: 200 bangunan, j) hasil pemeriksaan air minum. k) daftartarif rumairsakit yang berlaku,ditandatanganioleh direktur rumah sakit dan badanhukum pemiliknya, sertadiketahuioleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan.Propinsi setempat. D sertifikat akreditasirumah sakit 4). Berdasarkan hasil berita acara pemeriksaan dari Kepala Kantor maka dalam waktu 75 (tujuh puluh Wilayah DepartemenKesehatan lima) hari kerja setelahditerimanya berkas permohonanijin secara lengkap, Direktur JenderalPelayananMedik menyatakanmenolak ijin menyelenggarakan perpanjangan permohonan ataumengabulkan rumah sakit. rumah sakit menyelenggarakan 5). Lama berlakunyaijin perpanjangan adalah 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal berakhirnya ijin terakhir. menyelenggarakan

99

3. Berakhirnyaijin rumahsakit. a) Ijin mendirikan rumah sakit. Ijin mendirikan rumah sakit akan berakhir/tidak berlaku lagi apabila: l. masaberlakunyaijin telah berakhir. 2. ijin dicabut oleh Kepala Kantor Wilayah DepartemenKesehatanPropinsi setempat denganalasan: a. pembangunan rumah sakit dalam waktu satutahun belum dilaksanakan. b. pembangunan rumah sakit tidak ada kemajuamya walaupun telah berjalan2 (dua) tahun. J. Permohon menyatakantidak meneruskan proses pendirian rumah sakit. 4. Badan Hukum Pemilik bubar atau dibubarkan. b). Ijin menyelenggarakan rumah sakit. Ijin menyelenggarakan rumah sakit akan berakhir/tidakberlaku lagi apabila: l. masaberlakunya ijin telahberakhir. 2. permintaansendiri menghentikan kegiatanpelayanannya. 3. Ijin dicabut oleh Direktur JenderalPelayarran \4edik dengan . alasan: * adakeputusan yangtelahmempunyaikekuatan pengadilan hukum yang menetapkan melarang rumah sakit menjalankankegiatannya. & rumah sakit tidak lagi menjalankan kegiatansesuai dengan jangka (satu) tugas dan fungsi rumah sakit dalam waktu I , tahun. * rumah sakit melakukanpelanggaran etik dan profesi yang berat sesuaidenganketentuanyang berlaku. VIII. Perluasan/Pengembangan RumahSakitdanPembukaan RumahSakit. Cabang

1. Perluasanbangunanmmah sakit di dalam lokasi rumah sakit yang telah mempunyai ijin menyelenggarakan dan tidak terkait denganpeningkatan kelas rumah sakit,tidak memerlukan ijin mendirikanrumah sakit atauijin menyelenggarakanbaru, tetapi harusterlebih dahulu ada persetujuandari Kepala Kantor Wilayah DepartemenKesehatan setempat2. Perluasan bangunan rumah sakit (cabang) di luar lokasi rumah sakit walaupunmasih dalam kota yang samaharusmengajukan ijin mendirikan dan menyelenggarakan yang baru. 3. Penambahancabang di luar lokasi rumah sakit harus mengajukanijin mendirikan dan menyelenggarakan seperti rumah sakit yang baru sesuai ketentuan.

r00

4. Pengembangan rumah sakit khusus menjadi rumahrsakit khusus lainya (misalnyaRumahSakit BersalinmenjadiRumahSakitAnak dan Bersalin/ Rurnah Sakit Ibu dan Anak) atau rumah sakit khusus menjadi rumah sakit umum harus mengajukanpermohonanijin menyelenggarakan yang baru kepadaDirektur JenderalPelayananMedik yang dilampiri berkassebagai ' berikut: o Rekomendasidan berita acara pem.eriksaan dari Kantor Wilayah DepartemenKesehatan Propinsi setempat. o Fotoccpy surat ijin menyelenggarakan yang masih berlaku. c Hasil keputusan rapat pengurus badan hukum atau rapat umum pemegangsaham yang menunjuk tentang pengembanganpelayanan rumah sakityang dituangkan dalam akte notaris.

' '

Ijin yang diterbitkan oleh Direktur JenderalPelayananMedik berlaku untuk jangka waktu sisamasaberlakunya ijin yang ada. IX. Pengalihan Kepemilikan Rumah SakitlPerubahan Status Pemilik. Pengalihankepemilikan rumah sakit atau perubahanstatusdari badan sosial k" badanhukum lainnya,ataudari suatubadanhukum ke badanhukum yang lain, harus memenuhipersyaratan/ketentuan sebagaiberikut : l. Memenuhi ketentuan hukum tentangperubahan statusbadanhukum pemilik rumah sakit, atau bila terjadi pengalihanpemilikan harus memenuhi pengalihan pemilikan yang terjadi. ketentuan hukum tentangproses permohonanijin perubahan 2 . Pemilik baru rumah sakit, mengajukan status Pelayanan Medi k melalui Kepala KantorWilayah kepadaDi rekturJenderal DepartemenKesehatan setempat. yang perlu dilampirkan adalah : 3 . Berkas/data-data a. b. c. d. pengalihan/perubahan Rekomendasi status kepemilikanrumahsakitdari Kepala Kantor Wilayah DepartemenKesehatanPropinsi setempat Salinan yang sah akte notarispemilik baru dan akte notarispemilik lama. dari pemilik lama pengalihan keperrrilikan Salinanyangsalraktenotaris yang berlaku, ke pemilik barusesuaiketentuan pemilik/perubahan staData yang berubahdenganadanyaperubahan tus pemilik rumah sakit mengenai perubahansarana,prasarana, peralatandan kegiatanpelayananrumah sakit. Hasil keputusanrapat pengurusbadan hukum/rapatumum pemegang statuskepemilikan. sahamyang menunjuktentangperubahan

e.

r0 l

4. Dalam waktu 75 (tujuh puluh lima) hari kerja setelah berkas diterima, Direktur JenderalPelayananMedik sudah harus menerapkan persetujuan . atau penolakanperubahan kepemilikan tersebut.

5. Denganperalihankepemilikanmakaijin menyelenggarakan rurnahsakit jangka berpindah ke pemilik baruuntuk waktu sisamasaberlakunya ijin tersebut. X. Ketentuanlain. 1. Fungsi sosial.

a) Upaya pelayanan kesehatan swasta dibidangmedik spesialistik diselenggarakan fungsi sosialdenganmcmperhatikan berdasarkan prinsipkelayakan.
b) Upaya pelayanankesehatan swastadibidang medik spesialistikharus memberikanpertolonganpertamakepadapenderitagawatdarurattanpa memungut uang muka terlebih dahulu. Upaya pelayanan kesehatan swasta dibidang perumahsakitan pelaksanaanfungsi sosial sesuaidengan ketentuanyang berlaku/Peraturan Menteri KesehatanNomor 678193 tentangPelaksanaan Funesi Sosial Rumah Sakit Swasta.

c)

2. Pencatatan dan Pelaporan. a) Upaya pelayanankesehatan swastadibidang medik spesialistikwajib melaksanakan pencatatandan pelaporan serta rekam medik sesuai ketentuanyang berlaku. Tata cara pencatatan pelaporansebagaimana dimaksud dalam huruf a, dilaksanakansesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan yang berlaku.

b)

3. Kewajiban Membantu Program Pemerintah.


i

a)

Upaya pelayanankesehatan swastadibidang medik spesialistikwajib membantu program pemerintahdibidang pelayanankesohatan kepada masyarakat,program kependudukan dan keluarga berencana. pemerintah bekerjasama denganupayapelayanan kesehatan dibidang medik dalam rangkarujukanmedik, pendayagunaan tenaga medisdan pendayagunaan peralatan canggih.

.i
.l

I -t
I

I
I
I I

dibidangmedik spesialistik b) Upaya pelayanan kesehatan swasta wajib

102

xI.

Pembinaan dan Pengawasan.

L Pembinaan danpengawasan pelayanan upaya nredikspesialistik menjadi jawab DirekturJenderal tanggung Pelayanan Medik, dirakukan secara jawabwilayahnya. berjenjang sesuai tingkat tanggung

2 . setiaptahun pada akhirtahun kalender, Kepala KantorwilayahDeparternen


Kesehatan Propinsisetempat mclaporkankepada Direktur Jenderat Pelayanan Medik mengenaijumlah upayapelayanan kesehatan swasra dan rencana kebutuhan upayapelayanan kesehatan swastadan tempattidur diwilayahnya. P e nutup .
i 'i ; :i t1

'l

t.

Petunjuk pelaksanaan upayapelayanankesehatan swasta ini tidak berlaku untuk upaya pelayanankesehatanswasta yang diselenggarakandalam rangka penanaman modaldalamnegeridan penanaman modal asing.

t"
'! i

2. Hal-halyang belum/belum cukupdiaturdalam petunjuk pelaksanaan ini. akan


diaturatauakanditetapkan lebihlanjutolehDirekturJenderal Pelayanan Medik.

DITE TA P K A N : DI J A K A RT A PADATANGGAL : 17APRIL 1998

DIREKTURJENDERALPELAYANAN MEDiK rtd.

Dr. H. Soejoga, MPH.

l, i

,iil,
:t, i ti., rl 'i . i l :I
tl .ii
r l 'l

,i iii i

r03

'ttl

riiii iill1 'iit


ll

lllr lill

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMO R : S60biMENKES/S K/X lll 1987 TENTANG KLASIFIKASI RUMAH SAKIT UMUM SWASTA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
:4.

bahwa untuk meningkatkanpelayananrujukan medik. perlu ditetapkan klasifikasiRurnahSakit Umum Swasra; b, Klasifikasi sebagaimana dimaksudhuruf (a) tersebut diatas sebagai pembagian kelas atas dasar derajat kemampuan pelayanan bagiRunrahSakitUmurn,swasta; c. Sehubungan klasifikasi dengan hal tersebut, lxrlu nierrgatur RurnahSakit Urnum, Swastayang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesiit

Mengingat

l. Undang-Undang Nomor 9 Tahun I960 tentangPokok(LerlbaranNegaraTahun 1960Nomor pokok Kesehatan l3 | ; Tarnbahan LembaranNegaraNomor 2068);

2 . Peraturan Menteri Nomor 7 Tahun 1987 tentarig


Penyeralran Sebagian UrusanPemerintah Dalam Bidang Ke.sehatan Kepada Daerah; Keputusan Presiden RepublikIndonesia Nomor44Tahun 1974 tentangPckok-pokokOryanisasi Departernen; 4. Keputusan Presiden RepublikIrrdonesil Nornor l-5Tahun 1984tentangSusunan Organisasi Departemen:

5. Keputusan MenteriKesehiltan Republi k h rdonesia Nomor


558/Menkes/SK/XII/ 1984tentangOrganisasi darr?rta Kerja Departemen Kesehatan Republik lr:donesia. 6. Peraturan Menteri Kesehatan RepublikIndonesia Nomor 920/Ivlenkes/Per/XII 1986tentangtlpaya Pelayanan KesehrtanSwastadi Bidans ]!Iedik. Memperhatikan l. Hasil dan rekomendasi RapatKonsultasi Rumah Sakit Khusus. Swasta. dan Rurrrah SakitBUMN Seluruh IndonesiaIV tanggal4 s/d 8 Nopember !984 di Sernarang. 2. Hasil dan rekonrendasi Rapat KbnsultasiRLrnrah Sakit Kltusus. swasta. dun Rumlh Sakit BUN4NSeluruh IndonesiaV tanggall2 s/d l(r Januari1986 di Bandung. i. Hasil clan Rekomendasi Rapat KonsultasiRumalrsakit Swastadan Rurr'ilh Sakit BUMN seluruhlrrdonesia Vi tarr.ggal 30 Nopernhers/d 3 Dcsernberi986 di Puncak p:lss.

MEIVTUTUSKAN
l\'Icnetapkan

KEPT}TUSANMENTERI KESEHATAN REPUI}I,IK INDONE S IA TE NTA NG K I , A S I F I K A S I RT } I \ I A H SAKIT UMUM S\1ASTA. t0.1

BABI KETBNTUAN UMUM Pasal I

Yang dimaksuddalanrkeputusanini dengan: Klasifikasi Rumah Sakit adalahpengelompokanrumah sakit berdasarkan a. pembedaan bertingkatdan kemampuanpelayanannya; b. Rumah Sakit Umum Swastaadalahrumah s.1kitumum yang diselenggarakan ' oleh pihak swasta; PelayananPenunjangUmum adalah seluruh kegiatan administrasidan untuk menunjangkelancaran kegiatannon-medikyang diselenggarakan pelayanan rnedik; Medik adalahkegiatanyang mendukungpelaksanaan Penunjang Pelayanan pelayananmedik. BAB II KLASIFIKASI Pasal 2

c.

d.

kelas: Klasifikasi Rumah Sakit Umum Swastaditetapkandenganpembagiarr medik pelayanan yang memberikan Pratama, Rumah Sakit Umum Swasta a. bersifatuntum; b. medik RurnahSakit Umum SwastaMadya, yang memberikanpelayanan dalam 4 (empat)cabang: bersifatumum dan spesialistik Rumah Sakit Umum SwastaUtama, yang memberikanpelayananmedik k. dan subspesialisti bersifatumum, spesialistik Pasal 3 (l) dimaksud kelassuatuRumahSakit Umum Swastasebagaimana Penentuan Medik. Pelayanan Jenderal Direktur oleh dalanrpasal2 ditetapkan Medik dalam menetapkankelas sebagaimana Direktur JenderalPelayanan dimaksudayat (l ) harusmemperhatikan: RumahSakit; a. Manajemen Medik Pasien; b. Pelayanan c. Penunjang: - pelayananpenunjangmedik penurtjangumrrm - pelayanarr dan Latihan' d. Pendidikan BAB III KETENTUAN PENUTUP Pasal 4 kelasnya yang telah ada harusmenyesuaikan SemuaRumah sakit umum Swasta (lima) tahun se5 ini dalarnwaktu selambat-lambatnya Keputusan berdasarkan suai dengankelasrumahsakitnYa.

c.

(?\

10 5

P asal5 pelaksanaan teknisdanperunjuk dalamKeputusan Hal-halyangbersifat Menteri olehDirekturJenderal Medik. Pelayanan ini ditetapkan . Pasal6

Keputusan Menteriini mulai berlakusejaktanggal ditetapkan , Ditetapkan ii : JAKARTA Pada tanggal : 11Desember 1987 MENTERI KESEI{ATAN REPUBLIK INDONESIA

ttd,

DT. SUWARDJONO SURJANINGRAT.

r
!
1

106

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PBLAYANAN MEDIK I SKTIV192 NO1VIOR.O3O8/YANMED/RSKS/PA Tentang PEDOMAN TEKNIS UPAYAKESEHATAN SWASTA DI BIDANG RUMAH SAKIT DALAM RANGKA PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI DAN PENANAMAN MODAL ASING (RS PMDN/PMA) DIREKTUR JENDBRAL PELAYANAN I\{EDIK,
Menimbang melalui rumah upaya kesehatan bahwapenyelenggaraan sakit memerlukanmodal dan biaya operasionalyang danayang disediakanpemerintah sedangkan cukupbesar, Oleh karena itu, peran serta masyarakat sangatterbatas. termasukswastaperlu ditingkatkan dan dikembangkan b. bahwa peran serta masyarakat termasuk swasta dapat modal di bidang perumahsakitan baik berupapenanaman maupun sebagai asing yang bersumber dari dalam negeri PMDNiPMA. c. bahwa sebagaitindak lanjut keputusanMenteri Kesehatan Ri Nomor 246lMenkes/SKlXll977 tentang PemberianIzin Usaha di Bidang Pelimpahanwe\rvenang Kesehatan,Dalam Rangka Penanaman modal kepada di Bidang Rumah Sakit, perlu KetuaBKPM, khususnya pedomanteknispelaksanaannya. ditindaklanjuti dengan
d . sehubungan dengan huruf a, b, dan c, perlu ditetapkan

di Bidang Rumah Sakit TeknisUpayaKesehatan Pedoman Dalam RangkaPMDN/PMA.

Mengingat

l. Undang-undangNomor 9 tahun 1960 tentang Pokokpokok Kesehatan. Nomor I tahun 1967jo Undang-undang 2. Undang-undang ModalAsing Nomor ll tahun 1970tentangPenanaman
a

Nomor 6 tahun 1968jo Undang-undang Undang-undang Modal Dalam Nomor l2 tahun | 970 tentangPenanaman Negeri PenyerahanSebagianUrusan pemerintahan Dalam kepadaDaerah. Bidang Kesehatan

4. Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1987 tentang

Republik IndonesiaNomor 44 tahun. 5. KeputusanPresiden | 974 tentangpokok- pokok O rganisasi Departemen.

107

Nomor 35 tahun RepublikIndone$ia Presiden Keputusan 1985 tentangkedudukan,Tugas, Fungsi, dan Susunan Organisasi Badan Koordinasi PenanamanModal, jo Keputusan Presiden Nomor 29 Tahun 1987, tentang KeputusanPresidenNomor 35 Thhun 1985. Perubahan Perl 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 92OlNtlenkes/ Swastadi XIV1986 tentangUpaya PelayananKesehatan Nomor Kesehatan 84/ jo Menteri bidangMedik Peraturan Menkes/Per/IVl990 tentang Perubahan atas Peraturan Nomor 920 tahun 1986tentangUpaya Menteri Kesehaian PelawananKesehatanSwastadi bidang medik'

ME MU T U S K A N
Pertama
PedomanTeknis Upaya KesehatanDi Bidang Rumah Sak:t dalam rangkaPMDN/PMA. dimaksud dalam amar sebagaimana KetentuanPelaksanaan ini. penamaterlampirdalam keputusan Teknis ini berlaku sejak tanggalditetapkandengan Pedoman akan ditinjau kembali apabiladi kemudian hari ketentuan ternyata terdapatkekeliruan. Ditetapkandi:Jakarta Fadatanggal : 9 APril 1992. DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN MEDIK

Kedua

Ketiga

trd. MPH Dr. Broto Wasisto, NIP.140422724

r08

-,L

Lampiran : KeputusanDiiektur Jenderal Pelayanan Medik : 0308/Yanmed/RSKS/PA/SIgW/92 Nomor Tanggal : 9April 1992

PEDOMAN TEKNIS PBNYE,LENGGARAANRUMAH SAKIT DALAM RANGKA PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI DAN PENANAMAN MODAL ASING

r09

BAB I PENDAHULUAN
A. I,ATAR BELAKANG
termasukswastabertanggung Padahakekatnya, pemerintah dan masyarakat jawab dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatanmasyarakat Penyelenggaraan upaya kesehatan diatur oleh pemerintahdan dilakukan secara dan pemerintah serasi seimbangoleh dan masyarakattermasuk swasta. dan teknologi kedokteran Sejalandenganperkembangan ilmu pengetahuan upayapelayanan kesehatan di rumah polapenyakitPenyelenggaraan dan perubahan yang cukup besar. Sedangkan memerlukan investasi modal operasional sakit dan sehinggaperanmasyarakat sangatterbatas, dana yang disediakan oleh pemerintah termasukswastaperlu lebih ditingkatkandan dikembangkan. Salah satu alternatif adalah membuka penanamanmodal di bidang dari luar negeri maupun dari dalam perumahasakitan, baik modal yang bersunber rumah sakit swastamelalui penananan negeri. Doronganuntuk mengembangkan ini bukantanparesiko modal harusdiarahkan dengancermat,karenakebijaksanaan pelayanankesehatan. dan dapatmenjauhkan diri dari keinginanuntuk pemerataan Sehubungan dengan hal tersebut, perlu disusun pedoman teknis penyelenggaraan rumah sakit dalam rangka penanamannodai dalam negeri dan penanaman pedomanteknistersebutdiharapkan modal asing.Denganadanya dapat modalnyadi bidang lebih merangsang minatpenanam modaldalammenanamkan perumahsakitan. Sedangkan untuk pengambil keputusandi bidang kesehatan, pedomanteknis ini dapatdipakai sebagaiacuan dalam pengambilankeputusan ciandasarpembinaan. B. DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT DALAM PENANAMAN RANGKA MODAL DALAH NEGERI DAN PBNANAMAN MODALASING. Nomor 9 tahun 1960 tentangPokok-pokok Kesdhatan. . l. Undang-undang Nomor I I tahun 2. Undang-undang Nomor I Tahun 1967jo Undang-undang 1970tentangPenanaman Modal Asing. Nomor l2 tahun Nomor 6 tahun 1968jo Undang-undang 3. Undang-undang 1970tentangPenananan Modal Daiam Negeri. 4. PeraturanPemerintahNomor 7 tahun 1987 tentangPenyerahanSebagian Urusanpemerintahan kepada'Daerah. Dalam Bidang Kesehatan 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 tahun 1974 tentang Pokok-pokokOrganisasi Departemen. il0

t
il

$ $

6. KeputusanPresidenRepublik IndonesiaNomor 35 tahun 1985tentangKedudukan. Tugas, Fungsi, dan SusunanOrganisasiBadan Koordinasi Nomor 29 Tahun 1987 tentang Presiden Penananan Modal, jo Keputusan 1985. Tahun Presiden Nomor 35 Keputusan Perubahan

7 . Perafuran Menteri KesehatanNomor 920/Menkes/Per/XII/1986tentang


Menteri Upaya PelayananKesehatan Swastadi bidangMedik Jo Peraturan g tan Perubah an atas ten PeraturKe sehatanNomor 84ltv1en kes/Per/II/ | 990 an Menteri KesehatanNomor 920 tahun 1986 tentang Upaya Pelayanan KesehatanSwastadi bidang medik. C. PENGERTIAN UI\TUM l. Runrahsakit adalah: yang menyelenggarakan kegiatanpelayanankeseSaranaUpaya kesehatan dan penelitian. untuk pendidikankesehatan hatanserta,dapatdirnanfaatkan modal asing 2. Rumah sakitmilik penanam modaldalamnegeridan penanam (RS PMDN/PMA) adalah: berbentukbadan hukum (PT) yang Rumah sakit yang kepernilikannya penanaman f'asilitas mendapatkan modaldalamnegeridan penanaman modal asing.
J.

Modal dalam negeriadalah Bagian dari pada kekayaanmasyarakatIndonesia,termasuk hak-ha.kdan benda-benda, baik yang dimilik oleh negaramaupunswastanasionalatau yangdisisihkan/disediakan guna swasta asingyangberdomisili di Indonesia, menjalankan sesuatuusaha sepanjangmodal tersebut tidak diatur oleh pasal 2 Undang-Undang ketentuan-ketentuan No I tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (Llndang-undang Ncmor 6 tahun 1968).

4. Modal Asing adalah: a. alat pembayaran luarnegeriyangtidak merupakan bagiandari kekayaan pemerintah devisaIndonesia, yangdenganpersetujuan digunakanuntuk pembiayaan perusahaan di Indonesia; alat-alatuntuk perusahaan, termasukpenemuan-penemuan baru milik orang asing dan bahan-bahan, yang dimasukkandari luar ke dalam wilayah Indonesia, tersebut tidak dibiayaidari kekayaan selamaalat-alat devisaIndonesia.

b.

Iu

c.

bagian dari hasil perusahaan asing yang berdasarkpnundang-undang diperkenankan ditransfer,tetapi dipergunakanuntuk membiayai perusahaan di Indonesia. (Undang-Undang No. I tahun 1967).

5. Pemilik RS PMDNIPMA adalah: Badan hukum yang berbentukPerseroanTerbatas(PT) yang bergerak di bidang perumahsekitan dan tunduk pada UU No.6 Tahun 1968 (PMDN) dan UU No. l Tahun 1967(PMA).

BABII BENTUKPENANAMAN MODALDALAM NEGERIDAN PENANAMAN MODALASING DI BIDANG PERUMAHSAKITAN.


t.

Penanamanmodal dalam negeri dan penanaman modal asing di bidang perumahsakitan dilakukan oleh suatu badan hukum. (PT) yang didirikan berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia dan berusahadi bidans perumahsakitan.

2. Rumah sakit milik penanaman modal dalam negeridan penanaman modal asing mempakan pendirianrumah sakit swastabaru. 3. Rumah sakit milik penanam modaldalam negeridanpenanaman modal tidak diperbolehkan rnerupakan cabangdari rumah sakit di luar negeri. 4. Penanamanmodal dibidang rumah sakit tidak boleh merupakan penanaman modal dari sebagian unitnya.(misalnya: unit penunjangmedik saja). WILAYAH/DAERAH BAB III YANG TBRBUKA T]NTUK PBNDIRIAN RS PMDN/ PMA :

1. Pendirian upaya pelayananRS PMA terbuka untuk wilayah DKI Jakartadan wilayah lain yang ditetapkan oleh lvlenteriKesehatan.

2 . Perubahanketentuanpada butir I di atas, ditetapkan oleh Direktur Jenderal


PelayananMedik atas dasarrencanatahunan kebutuhanrumah sakit yang disusunoleh Kanwil Depkessetempat.

BAB IV SYARATPERMOHONAN RS PMDN/PMA ataumasterplan l. DilengkapiDaftarIsianAnalisaPendirian rumahsakit.


persetujuan prinsip mendirikan 2. DirekturJenderalPelayanan Medik menerbitkan rumah sakit berdasarkan'penilaian teknis Dattar Isian Pendidikan atau Masterplan, padabutir I di atas.

fi2

. i. BABV PERSYARATANPENDIRIAN DAN PENYELENGGARAANRUMAH SAKIT DALAM RANGKA PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI DAN PENANAMAN MODAL ASING kegiatan sesuaidengan fungsi ruRS PMDN/PMA harus melaksanakan mah sakit. pada Permenkes RI Nomor 159.bThhun 1980,yaitu : L Menyediakan dan menyelenggarakan: - pelayananmedik, - pelayananpenunjangmedik, - pelayanairperawatan, rehabilitasi, - pelayanan pencegahan dan peningkatankesehatan. 2. Sebagaitempat pendidikandan ataupelatihantenagaparamedis. ilmu dan teknologi bidangkese3. Sebagaitempatpenelitiandan pengembangan hatan. Persvaratan vans dioerlukan A. Persyaratanmendirikan RS PMDN/PMA : di dalamtempat-tempat umum, seperti: 1). Lokasi rumah sakit tidak dibenarkan pusatberbelanjaan, restauran, hotel, dll. tempathiburan, : 2). Saranadan Prasarana a). Luas bangunan mininal 42 m2untuk satutempattidur. b). Luas tanah: kali bangunantidak bertingkatluas tanah minimal satu setengah luas bangunan lantaidasar. bangunan bertingkatluastanahminimal dua kali luas tanahuntuk bangunanlantai dasar..

c). Lapangan parkir, taman,dan tanahkosong seluas5O7odari luas lantai bangunantidak bertingkatatau samadenganluas lantai dasaruntuk parkir mobil tiap 5 tenrpat rumah sakit, bertingkatdua. Untuk tenrpat tidur minimal I tempatparkir yang terdiri dari : d). Mempunyai bangunan/ruangan - Ruangan tidur. rawatnginapminimal 100tempat Ruanganrawatjalan, gawatdaruratdan kamar operasi. - Ruangan instalasi penunjang medik mininal mempunyai laboratorium, radiologi,farmasi.CSSD. bengkel, penunjang kamar rumahsakityaitugudang. - Ruangan sarana jenazah. medisdan pararnedis. ruangtenaga - Ruanganadministrasi, il3

minimal ufr-tukventilasi, e). Seluruhruanganmemenuhipersyaratan


penerangan, ketenagan dan sistempemadamkebakaranyang memadai.

o. Mempunyai pintu darurat.


fasilitas listrik dan penyediaanair minun setiap hari selama 8), Tersedianya 24 jam, pengelolaanair limbah dan pembuangan sampah.

3). Nama RS PMDNIPMA : a). Tidak boleh memakai nama orang'yang masih hidup' jenis badanhukun (misalnva : RS PT. Kerta rb). Tidak boleh menyebutkan ' Usada). l1r'fuocara permohonan Izin Mendirikan RS PMA/PMDN berpedoman ke',. padaPermenkes tentang Upaya pelayanan RI No. 920Avlenkes/Per/XIU1986 r, KesehatanSwastadi Bidang Medik. RS PMDNiPMA. PersyaratanPenyelenggaraan l). Organisasi: RS PMDN/PMA mempunyai pengaturankedudukan, fungsi, tugas, tanggungjawab, susunanorganisasi,tata kerja dan tata pelaksanarumah sakit yang dapat berpedoman pada perahrran perundang-undangan yang berlaku. 2). Keterragaan: a). Direktur RS PMDN/PMA adalahseorangdokter (umum atau spesialis) yang bekerja purna waktu dan berkewarganegaraan Indonesia. b). Direktur RS PMDN/PMA diangkat dan diberhentikan oleh pemilik rumah sakit. Rencana pegangkatandan pemberhentian diberitahukan kepadaDirektur Jenderal PelayananMedik. c). Jumlah tenagamedis, paramedis,dan non medis di RS PMDN/PMA berdasarkankebutuhan dan berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku (pada saat ini PermenkesRI No. 262lMenkestPer/Yll| 1979). d). Semuatenagaparamedisdan non medis RS PMDA/PMA bekcrje purna waktu, dengan surat pengangkatan dari Direktur Rumah Sakit. Sedangkanuntuk tenagamedis minimal 4 (empat) spesialisdasar (bedah,anak,penyakitdalam,kebidanan dan kandungan)bekerjapurna + waktu. e). Semuatenagamedis rumah sakit mempunyai Surat lzin Praktek (SIP) yang masih berlaku. f). Penggunaan tenagakerja WargaNegaraAsing harus tl4
a'

I t
t

i I r 'i .
i

l t
F

t !

,:.

I
F

E.
D

! I

berpedomankepadaKeputusanMenteri TenagaKerjadan Transmigrasi No. Kep-249lMen/82 tentang Pelaksanaan Pembatasan Penggunaan TenagaKerja Asing Pendatang SubSektorPelayananKesehatan dan Permenkes PadaSektor Kesehatan 1979. RI No. 44 I /Menkes/Perllll : 3). Peralatan/Perlengkapan . dengan medik dan penunjangmedik disesuaikan a). Peralatan/perlengkapan pada standar peralatan ggarakan d berpedoman an pelayananyang di selen b). Obat-obatan berpedoman pada fornrularium rumah sakit pemerintah KelasA, B. C, dan D. c). Pengadaanperalatancanggih didasarkanpada analisakebutuhan dan terlebih dahulu mendapat pertetujuan Direktur Jenderal Pelayanan Medik. (Misal: MRI). non-medis: d). Peralatan/perlengkapan kebutuhanrawat nginap dan rawat jalan. - Perlengkapan kebutuhanperkantoran. - Perlengkapan denganpemadamkebakaran. Perlengkapanperbengkelansederhana 4). Tarif : penetapan tarif ditentukanoleh Pemitik Runah Sakit, sedangkan Penetapan besar tarif untuk Kelas III berpedomanpada pagu tarif dari Departemen Kesehatan. : dan pelaporan 5). Rekam Medik. pencatatan kegiatanrekam medik serta RS PMDN/PMA berkewajibanmelaksanakan pencatatandan pelaporan sesuai der:gan peraturan yang drkeluarkan Kesehatan. Departemen 6). Fungsi sosialrumairsakit : fungsi sosialrumah sakit, antaRS PMDN/PMA diwajibkan melaksanakan lain : ra menyediakan 25To dari kapasitastempat tidur untuk pasien kurang/ tidzrkrnampu, pelayanangawat darurat bagi pasienkurangitidak menyelenggarakan mampu, program pemerintahdi bidang kesehatan ikut membantu pelaksanaan gizi, dll). (rnisalnya : ProgramKB, Imunisasi, masyarakat rumah sakit tersebutdituangkan penyelenggaraan 7). Kelengkapanpersyaratan formulir terlampir. menggunakan dengan dalam BeritaAcara Pemeriksaan tehnisdari Berita medik menilai kebenaran 8). a. Direktur Jenderal: Pelayanan

l15

A"uruPeffiz
rumah sakit diterbitkan.

IziirPenyetenggaraan seuetum

b. Sebelumizin penyelenggaraan rumahsakitditerbitkan,nrmah sakit tidak diperbolehkanmenyelenggarakan pelayanankesehatan. c. Masa berlakunyaizin penyelenggaraan rumah sakit 5 (lima) tahun dan 3 (tiga) bulan sebelum habis masa berlakunya agar mengajukan permohonanperpanjangan.

BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN danpengawasan olehDirektur Pembinaan RSPMDN/PMAdilaksanakan lenderal Medik. Pelavanan
BAB VII PENUTUP Pedonranteknis ini dapat diubah/ditambahbila diperlukan dan apabila Keputusanini, dapat meminta nasih terdapatkekurangjelasandalam penetapan renjelasankepadaDirektur JenderalPelayanan Medik.

il6

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO MOR : 595A4ENKES/SK/VIV1993 TENTANG STANDAR PE,LAYANANMEDIS MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
a. bahwa dalam rangka rpewujudkan derajat kesehatan

yang optimal perlu dilakukanberbagaiupaya masyarakat untuk meningkatkanmutu pelayanankesehatan;

b. bahwa uniuk meningkatkan mutu pelayanankesehatan


yang diberikan sarana pelayanan kesehatan perlu mutu pelayanan dilakukanpeningkatan medissecara tems menenrs; c. bahwa dalam rangkaupayapeningkatanmutu pelayanan pelayanan medis diperlukanadanyastandar medisyang berlaku bagi setiapjenis saranapelayanankesehatarr;
d . bahwauntuk memenuhimaksudsebagaimana tersebut di-

atas perlu ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentangStandar Pelayanarr Medis. Mengingat Undang-UndangNomor 23 tahun 1992tentangKesehatan ( Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100. Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495). MBMUTUSKAN: Menetapkan Pertama KepurusanMenteri Kesehatan Republik Indonesia tentang StandarPelayanan Medis. Setiap sarana pelayanankesehatanyang memberikan pelayanan pelayanan mediswajib memberikan medissesuai pelayanan yang berlaku. dengankebutuhan dan standar Pemberian pelayanan nredis pada setiap saralrapelayanan kesehatan scsuaidengan dilakukan oleh tenagakesehatan bidangtugasnya. Standar pelayanan medis yang berlaku bagi setiap saranapelayanan ketentuan sebagaimakesehatan harusrnengikuti na terlampir dalam lampiran keputusan ini, yang berkala. pemutahirannya secara akandilaksanakan ll7

Kedua

Ketiga

Keempat

Er*i*{e*;#i

Kelima

Saranapelayanankesehatan harus memantauagar standar pelayanan medissebagaimana dimaksuddalamdiktum ketiga dipenuhi. Sarana pelayanan kesehatan yang telah ada harus menyesuaikanstandar pelayanan medis sebagaimana dimaksuddalam keputusan ini selambat-lambatnya I (satu) tahun setelahberlakunyakeputusanini.

Keenam

Ketujuh

Keputusan ini mulaiberlaku ditetapkan. sejaktanggal

penempatan Keputusan Agar semuaorang mengetahuinya mernerintahkan Menteri Kesehatanini dalam Berita NegaraRepublik Indonesia. Ditetapkandi Jakarta Padatanggal:l7 Juli 1993 MENTERI KESEHATAN RI. ttd. Prof. Dr. SUJUDI

n8

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA anlXll990 Nomor: 478/MENKES/Peratur TE NTA NG TIPAYAKESEHATAN DI BIDANG TRANFUSI DARAH MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.
Menimbang di bidang tranfusi-darah bahwa upaya kesehatan sebagai pelaksanaannyaperlu bagiandzri upayakesehatan di daya gunakan agar dapat memenuhi kebutuhanmasyarakat yangoptimal sesuai dalammewujudkanderajatkesehatan Nasional; dengantujuansistemKesehatan

b. bahwa Palang Merah Indonesiasebagaipihak yang


dipercayaoleh pemer-intah uniuk menyelenggarakan upaya kesehatantranfusi darah sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor : l8 tahun 1980, perlu tugasdan tungsinya dibantu supayadapatmenjalankan dengan baik. denganhuruf a dan b tersebut bahwasehubungan diatas. di Bidang Tranfusi Darah perlu maka upaya kesehatan ditetapkandalam PeraturanMenteri Kesehatan. Mengingat : l. Undang-undangnomor 9 tahun | 960 tentang Pokokpokok Kesehatan(LembaranNegara tahun 1960Nomor I embaran NegaraNomor 2058); l3l tambahan

2. Undang-undang Nomor 6 tahun 1963tentangTenagaKesehatan (Lembaran Negara tahun 1963 Nomor 79, TambahanLembaran NegaraNomor 2567) Nomor l8 Tahun 1980 tentang 3. PeraturanPemerintah Tranfusi Darah (LembaranNegaratahun 1980Nomor 27 LembalanNegaraNomor 3165). Thmbahan Nomor Republik Indonesia 4. PeraturanMenteri Kesehatan

il9

O23lBir-hubl1972tentangKegiatanklang lvlerahIndonesiadi bidang Kesehatan.

5. Keputusan MenteriKesehatan RepublikIndonesia Nomor 558llvlen. Kes/S IV I 984 tentangOrganisasiTata Kerj a Departernen Kesehatan. MAMUTUSKAN Menetapkan PERATTIRANMENTERI KESEHAATAN REPUBLIK INDONESIATENIANG TiPAYA KESEHATANDI BIDANG TRANFUSI DARAH. BAB I KETENTUAN UMUM PasalI YangdimaksuddalamPeraturan ini dengan: MenteriKesehatan
a.

Upaya Kesehatan Tranfusi Darah adalah upaya kesehatanberupa segala tindakan yang dilakukan denantujuan untuk memungkinkanpenggunaan yang mencakup darah bagi keperluanpengobatan dan pernulihankesehatan kegiatan-kegiatan pengerahan penyumbang darah, pengambilan, pengamanan, pengolahan, penyimpanan darahkepadapasienrneialui sarana pelayanankesehatan. yang diambil dan diolah Darah adalah darah manusia atau bagian-bagian secarakhususuntuk tujuan pengobatan dan pemulihankesehatan.

c.

Tranfusi darah adalah tindakan medis memberikan darah kepada penderita yang darahnyatelah tersediadalam kemasanyang memenuhisyarat kesehatan, secaralangsungataupuntidak |angsung. Penyumbang darah adalahorang yang secarasukarela memberi darah untuk maksud dan tujuan tranfusi darah. Unit Tranfusi Darah Palang Merah Indonesia yang selanjutnyadisebut PMI adalah unit penyeleng[araTranfusi Darah padaPalangMerah Indonesia. milik pemerintah Instansi lain adalah adalah saranapelayanankesehatan upaya keseatau yang mempunyai kemampuanuntuk menyelenggarakan hatan tranfusi darah.

d.

e.

f.

t20

;l, l--t,..l

g. h. i.

Ka' Kanwil adarah Kepara KantorwirayahDepartemen propinsi. Kesehatan DirekturJenderal adalah pelayanan DirekturJenderal Medik. Menteriadalah MenteriKesehatan RepublikIndonesia. tsAI} II PENYELENGGARAAN pasal2

(l) .

Penye leg-eama n Lrpaya kese hatan tranfusi damhterutama di laksan akan oleh UTD PMI.

(2). upaya kesehatan tranfusi darah dapatdisere'ggarakan

orehInstansi rain yangditunjuk olehKa. Kanwirapabira pada suaru daerah berurradaUTD PMI yangmampu ntenyelenggarakan upayaKesehatirn Tr.antusi Darah.

(3). Instansi lainseb:rgaimana dirnak.sud (2) harus ayar kegiatan 'renghentikan upayakesehatan trarrf'usi darah apa6ira Rrrang MerahIndonesia serempat telahmernilikiUTD pMI.
(4). Pemyaratan tekni.s bagi Instansirain untuk dapat upayakeseha_ 'rerakukan tan tranfusidarahditetapkan oleh Direktur Jenderal. pasal 3 UTD PMI dan Instansilain sebagaimana dirnaksud pasal(2) rnernpunyai kegiatan yang meliputi : a. b. . .
I

Kegiatannon rnecJik, yaitu pengerahan penyumbang darah. Kegiatanmedik yaitu: l. 2. 3. 4pengarnbilan pengamanan pengolrhan , ,

t .: -!

penyirnpanan dan -5. penyanrpaian/pendistribusian damh_

darah penyumbang Dalam rnelaksanakan ;rengerahan, sur etis dartnonnit yang berlakudalam rtrasyarakat. Pasal 5

rnemperhatikan un-

.,':1

'

:tfr'
:.t{

(|)

penyumbang keselanratatr Dalam pengarnbilan darahharusmernperhatikarr jangka jumlah yang rvaktu diambil, darah yang menyangkut darah.terutama pengambilan. darahsukarela. Pengambil:tn darahharusdari penyuntbang juga. dulih apapun den,qan Darah tidak boleh diperjual-belikan Pasal 6

,q
il.

(2) (3)

.E: &
.:E

f,

(l)

pasien keselamatan untuk rnenjuga darahharusdilaksattrkan Pengamanan penyakitakibattrantusidarah. penularan nrencegah dimaksud ayat ( I ) juga nrenyangkut sebagaimana Kegiatan penganlanan golongan darahditn pemberian label,penentuan pemeriksaan laboratorium, daralr. pengamanart hasil pettreriksaan keiahasiaan Pasal 7

t #
i* i.$ ;*
..,i
:i{

Q)

(t) (2)

yang berlaku. denganstandard Pengolahan darahhanrsdi takukansesutri dilakukanuntuk ayat( I ) terutanra dinraksud darahsebagaimana Pengolahan darahyangamandan siappakaiuntuktranfusiataupengolahan rnenyiapkarr tranfusi. dengan kebutuhan sesuai darah. lain menjadikomponen-komponen

(3)

syarat sesuai hasilpengolahan darahyangtidak rnemenhi Dalarnhalterdapa( dinraksudayat (l) dan (2) harus dilaktrkan dengan standarseba-eaimana li ngkungan. kan ke-sehatan pengamaniurdengitn menrperhati Pasal 8

baik suhtt. persyaratan Penyimpunan teknispenyimpanan. darahharusmernenuhi mutu lain untuk terpeliharanya tempat. larna penyin'lpiutan maupunpersyilratan dirrah.

Pasal 9

(1)

UTD PMI menyampaikandarah yang telah siap pakai kepada sarana pelayanan kesehatan yang memerlukan,untuk kepentinganpengobatan dan pasien. pemulihan kesehatan dimaksud ayat (l) harus memperhatikan Penyampaian darah sebagaimana pelayanansesuaidengankebutuhan. prioritas dan pemerataan Pasal 10

(2)

pengolahan teknis,kegiatanpengambilan,pengamanan, Tata caradanpersyaratan dirnaksuddalam pasal5, dan penyimpanansertapenyampaian darahsebagaimana 9 ditetapkanoleh Direktur Jenderal. Pasal 11 (1) kesehatantranfusi darah sebagaimanadimaksud Penyelenggaraan.upaya yang sesuaidengantugas pasal 3 harusdilakukan oleh tenagakesehatan tranfusi darah. pekerjaanupaya kesehatan up-ayakesehatantranfusi darah sebagaimanadimaksud Penyelenggaraan seorangdckter. ayat (1) hams dibawah pengawasan sibagaimanadimaksud ayat (l) ditetapkanoleh Jenis tenagakesehatan Direktur Jenderal. BAB III PERIZINAN Pasal 12 (l) Pemberian UTD PMI, harus.berpedoman pacia kebutuhan darah dan penyumbangdarah diwilayah serta hanrs suclah kemampuantersedianya dan tenagapengelolayang memenuhisyarat memiliki bangunan,peralaian leknis tertentu. dimaksud ayat (l) harusdapat Untuk pendirianUTD PMI, sebagaimana izin dari Kanwil setempai. Kanwil dalam memberikan izin, berpedomanpada peraturanteknis yang telah ditetaokanoleh Direktur Jenderal.

(Z)

rlil

, (3)

',2)

.:3)

123

Pasal 13

(1)

Pengiriman atau penerimaandarah dari dan ke Indonesiahanya dapat dilakukan untuk keperluanpenelitian ilmiah dan pengembangan atau dalam rangkakerja samaantaraPerhimpunan PalangMerah Indonesia dengan PerhimpunanPalangMerah lain atau Badan-Badanlain yang tidak bersifat komersial. Izin sebagaimana dimaksud ayat ( l) diberikan oleh Direktur Jenderal, atau permintaan tertulisdisertaipenJelasan yang menyangkut a. Jenisdan jumlah darah b. Tirjuan pengirimanatau penerimaan. c. Negara tujuan atau negaraasal. Tata cara pelaksanaan sebagaimana dimaksud ayat (l) ditetapkanoleh Direktur Jenderal. Pasal 14

(2)

(3)

(l)

{2)

UTD PMI dan Instansilain hanyadapatmenerinra dari luar negeri, produkproduk plasma darah yang belum dapat diproduksi di Indonesia,yang dipergunakan untuk kepentingan pengobatan dan penyembuhan pasien. izin dan persyaratan teknispenerimaan produk-prodak plasmasebagaima dimaksudayat(I ) ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. BAB IV SUBSIDI DAN KETENAGAAN Pasal 15

(l)

Kepada Um PMI akan diberikan subsidi berupabahan,peralatan, dana ataufasilitaslainnyayang dibebankan melalui angaran Departemen Kesehatan. Besarnyasubsidi sebagaimana dimaksud ayat (l) disesuaikan dengan anggarall yang tersed ia. Permohonan subsidisebagaimana dirnaksud ayat( l) diajukanolehpengurus pusatPalangMerah Indonesia yangberasal dari usulanUTD PMI dan UTD PMI Cabang, kepadaMenteri. Tatacara pemohonan dair pemberian subsidi ditetapkan oleh Direktur Jenderal

(2)

(3)

(4) :;,

124

Pasal16
(I)

Kepada UTD PMI akan diberikan bantuantenagakesehatanmedik dan para medik yangjumlahnya disesuaikan dengankebutuhan,dan memperhatikan kepentinganpengadaan tenagakesehatanuntuk saranapelayanan kesehatan lainnva.

(2)

Tenagakesehatansebagaimana dimaksud ayat (l) berkedudukansebagai Pegawai Negeri Sipil yang dipekerjakan atau diperbantukan dan berkedudukansebagaitenagafungsional. Permintaantenagakesehatansebagaimanadimaksud ayat ( I ) diajukan oleh Pengurusus PusatPalang Merah Indonesiayang berasaldari permohonan UTD PMI daerah dan UTD PMI Cabang kepada Menteri.

iiiii

(3)

(4)

tenag kesehatan Menteridapatmempekerjakan ataumemperbantukan sedirnaksud ayat(l ) kepada bagaimana UTD PMI melaluiKa. Kanwil sesuai dengan usulanKetuaPalang MerahIndonesia setempat.
Pengembalian Tenaga Kesehatan dari UTD PMI kepada Menteri disampaikanmelalui Ka. Kanwil atasusul Ketua Palang Merah Indenesia setempat. Masa Kerja selamamelaksanakan tugasdi UTD PMI dihitung penuh masa Kerja aktif pegawai. Pasal 17

::iii ::ilil

,:!;ii

i ., i :

,li::il
I

:t"
(6)

Pendidikan dan Latihan untuk tenagapelaksanatranfusi darah selaintenagayang ditentukan, dapat diselenggarakanoleh Palang Merah tndonesia mendapat persetujuanDepaftemenKesehatan.

BAB V BIAYA PENGGANTIAN PENGGUNAAN DARAH


Pasal 18

(1)

Biaya penggantianpenggunaan darah dapat diperoleh dari pasien dengan tidak mencari keuntunean. sesuai sebagaimana Biaya penggantian dimaksudayat (l), diperhitungkan dengan biaya yang diperlukanuntrrk komponen kegiatan yang meliputi i cetak pendistribusianlpenyampaian darah,pembinaan donor, admini stras

(2)

t25

dan pemakaianbahan/alathabis pakai.

(3)

sebagaimana Biaya penggantian dimaksud ayat (2) ditetapkanberdasarkan pola perhitunganyang ditetapkanoleh Direktur Jenderal. dimaksudayat (l ) ditetapkanKa. Besarnyabiayapenggantian sebagaimana Kanwil setempatatas usul dari UTD PMI yang berpedomanpada pola perhitungan seperti ayat (3) serta dengan memperhatikan kemampuan setempat. masyarakat

(4)

BAB VI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


Pasal 19 upaya keseUTD PMI dapat melakukankegiatan penelitian dan pengembangan hatan tranfusi darah sesuaidengankebutuhandan kemampuan.

BAB VII TANDA PENGHARGAAN Pasal20 (1)


dari pengurus Kepadapenyumbangdarahdapatdiberikan tandapenghargaan pusatPalangMerah Indonesia berupa: a. Piagampenghargaan b. Peniti c. Medali PenguruspusatPalangMerah Indonesiadapat melimpahkanwewenang pemberian tandapenghargaan dimaksudayat( I ) padaPengurus sebagaimana Daerah PalangMerah Indonesia.

(2)

BAB VIII PENCATATANDAN PELAPORAN


Pasal 21

(r)

dan pelaporanyang UTD PMI dan instansilain harusmelainkanpencatatan

t26

p penye mencaku lenggaraan upay a keseh atantranfusi darah.

(z)
(3)
(4)

Pencatatan dan pelaporansebagaimana dimaksud ayat (l) juga meliputi kegiatan pengiriman, penerimaandan pendistribusiandarah, maupun produk-produkplasmadarahdari dan ke Indonesia. Pelaporan sebagaimana dimaksudayat(l ) dan (9) dikirimkan secara berkala ada Menteri. Thta cara pencatatandan pelaporansebagaimanadimaksud ayat (l ) ditetap oleh Direktur Jenderal.

BAB IX BIMIBINGAN DAN PENGAWASAN


Pasal22 (l) Bimbingan dan pengawasan terhadapupaya kesehatantranfusi darah dilakukan oleh Direktur -Ienderal. Bimbingan cianpengawasan di lingkungan palang Merah Indonesia diselenggarakan sesuaidengan yang berrakupadapalang Merah tatalaksarra lndonesia.

(2)

BAB X DEWAN TRANFUSI DARAH


Pasal 23 Menteri dapat membentuk Dewan Tranfusi Darah yang keanggotaannya terdiri wakil-wakil DepartemenKesehatan,Penguruspusat palang Merah indonesia, Organisasiprofesi dan Departemenlain yang terkait, untuk membantu Menteri dalam merumuskankebijaksanaan, membinadan mengembangkan segalasesuaru dan berhubungandenganupaya kesehatan tranfusi darah.

tsAB XI S A NK S I sal 24 Dengantidak mengurangi ketentuan pidanaberdasarkan peraturan perundangyang berlaku, undangan MenteriatauPejabat yang ditunjLrk dapatmengenakan sanksi administratif terhadap pelanggaran ketentuan-ketentuan ini. 127
!;

BAB XII KETENTUAN PERALIHAN


Pasal 25 IITD PMI yang telah menyelenggarakan upaya kesehatantranfusi darah harus menyesuaikandiri dengan ketentuan-ketentuan ini selambat-lambatnya I (satu) tahun sejak berlakunyaperaturanini.

BAB XIII KBTBNTUAN PBNUTUP


Pasal 26 Dengan berlakunyaPeraturanMenten ini, maka PeraturanMenteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 024lBirhubl1912tentang, UsahaPalangMerah Indonesiadi Bidang TranfusiDarahdinyatakan tidak berlakulagi. Pasal27 PeraturanMenteri ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan Agar setiap orang mengetahuinya,memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini denganpenbmpatannya dalam Berita NegaraKepublik Indonesia.

DITETAPKANDI : JAKARTA PADATANGGAL : 5 OKTOBER1990 ' MENTERI KESEHATAN REPUBLIKINDONESIA

rrd ADHYATMA,MPH DT.

t28

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLft INDONESIA NOMOR : 749aIMENKES/PER/X IU 1989 TBNTANG REKAM MBDIS/MEDICAL RECORDS MENTERI KBSEHATAN REPUETIK INDONESIA, Menimbang : a bahwadalamrangkamewujudkanderajatkesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat perlu adanya peningkatan mutu pelayanan kesehatan; b. bahwa peningkatanmutu pelayanan kesehatanharus disertai adanyasaranapenunjangyang memadai antara laln melalui penyelenggaraan rekam medis pada setiap pelayan sarana kesehatan; :. bahwauntuk mencapai tu juan huruf a dan b tersebutdi peraturanMenteri Ke_ atasdipandangperlu menetapkan sehatan tentang RekamMedis. l. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1960tentang pokokpokok Kesehatan (LembaranNegaraTahun 1960 Nomor I3l, Tambahan LembaranNegaraNomor 2068);
il;ir::
:,1 irt;; iiirili

l,:i;,:

. Mengingat :

2. Undang-Undang Nornor 6 Tahun 1963 tentangTenaga


(LembaranNegara Tahun 1963 Nomor 79, Kesehatan Tambahan LembaranNegara Nomor 2576);

3. Undang-Undang Nonror7 Tahunl97l tentang KetenruanKetentuanPokok Kearsipan(Lembaran Negara Tahun l97l Nomor 32,Tambahan Lembai-an Negara Nomor 2964);
i ;i i i
ri.

4. Peraturan Pemerintah Nomor l0 Tahun 1966tentangWajib SimpanRahasia (LembaranNegaraTahun Kedokreran 1966 Nomor 21, TambahanLembaran Negara Nomor 2803):

5. Peraturan PemerintahNomor 7 Tahun 1987 tentang


Penyerahan SebagianUrusan PemerintahanDalam Bidang KesehatanKepada Daerah (Lembaran Negara Tahun 1987 Nomor 9, TambahanLembaran Negara Nomor 3347)

MB MUTUS K A N
Menetapkan

PERATURAN MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIATENTANGREKAM MEDIS. t29

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal1 Dalam Peraturan ini yangdimaksud dengan :


Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan, dan dokumen tentang identitaspasien,pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayananlain ke] pada pasienpada sarana pelayanankesehatan. b sarana pelayanan kesehatanadalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan baik untuk rawat jalan maupun rawat nginap yang dikelola oleh Pemerintahatau swasta. Dokter adalah dokter umum/dokter spesialis dan dokter gigi/dokter spesialis. Tenaga Kesehatanlain adalwr tenaga kesehatan yang ikut memberikan pelayanankesehatan secaratangsungkepadapasien. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal pelayanan Medik dan atau Di rektur JenderalPembinaanKesehatan Masyarakat. BAB TI TATA CARA PENYELENGGARAAN Pasal Setiapsarana pelayanan kesehatan yang melakukanpelayananrawatjalan maupun rawat nginap wajib rnembuatrekam medis. Pasal 3 Rekam medis sebagaimana dimaksud pasal 2 dibuat oleh dokter dan atau tenaga kesehatanlain yang memberi pelayananlangsungkepada pasien.

c.

d.

Pasal4 Rekammedis harusdibuatsegera dan direngkapi seluruhnya setelah menerima pelayanan


Pasal5 Setiap pencatatanke dalam rekam medis harus dibubuhi nama dan ianda tangan petugasyang memberikanpelayananatau tindakan. pasal 6 (l ) Pembetulan kesalahan catatandilakukan pada tulisan yang salahdan di beri paraf oleh petugasyang bersangkutan. Penghapusan tulisandengancaraapapuntidak diperbolehkan

(2)

130

Pasal 7 (1) Lama penyimpanan rekammedissekurang-kurangnya untukjangka waktu 5 - (lima) tahun terhitungdari tanggalterakhir pasienberobat (2) Lama penyimpanan rekam medisyang berkaitandenganhal-hal yang bersifat khusus dapatditetapkantersendiri Pasal8 (1) Selelah batas waktu sebagaimana dimaksud pada pasal 7 dilampaui, rekam medis dapatdimusnahkan. (2\ Tatacarapemusnahan dimaksudayat (l) ditetapkanoleh Direktur sebagaimana Jenderal. Pasal 9 Rekam medis harus disimpan oleh petugasyang ditunjuk oleh pimpinan sarana pelayanankesehatan BAB III PEMILIKAN DAN PEI\{ANFAATAN Pasal 10 pelayanankesehatan ' (l ) Berkas rekam rnedismilik sarana (2) Isi rekammedisrnilik pasicn. Pasal 11 Rekam nredis merupakanberkasyang wajib clijagakerahasiaannya. Pasal 12 (1) Pemaparan isi rekammedishanyabotehdilakukanoleh dokteryang merawat pasiendenganizin tertulispasien. (2) Pimpinan saranapelayanankesehatan dapat memaparkanisi rekam medis yang berlaku peraturanperundang-undangan tanpa izin pasienberdasarkan
Pas al 13 ..r;i! :

jawab atas : beftanggung Pimpinan saranapelayanankesehatan ataupemalsuan rekam medis a. hilangnya,nrsaknya, yang tidak berhak b. penggunaanoleh orang/Badan Pasal 14 Rekam medis dapat dipakai sebagair pasien; dan pengobatan a. dasarpemeliharaankesehatan hukum; b. bahanpembuktiandalam perkara penelitian dan pendidikan; c. bahanuntuk keperluan ,

r3t

BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 21 semua sarana pelayanan kesehatanharus menyesuaikan diri dengan ketentuan_ ketentuandalam peraturanini paling lama I (satu)tahun,sejakberlakunyaperaturan ini. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal22 Hal-hal teknis yang belum diatur dan petunjuk pelaksanaan peraturanini akan ditetapkan oleh Direktur Jenderar sesuaidenganbidang tugas masing-masing. Pasal 23 Peraturan Menteri Inl berlaku sejak tanggal ditetapkan Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengunrJangan peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita NegaraRepubrik Indonesia

I I
,,iill

:f

f
i

iiiiil
.:.

Ditetapkan di : Jakarta Padatanggal : 2 Desemberl9g9 MENTERI KESEHA'IAN REPUBLIK INDONESIA.

cap& nd.

DT.ADHYATMA, MPH.

133

KEPUTUSAN DIREKTIIR JENDERAL PELAYANAN MEDIK Nomor : 78/Yan.Med/RS. Um. Dik/YMU Ngl TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS/ MEDICAL RBCORD DI RUMAH SAKIT DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN MEDIK
Menimbang bahwa untuk keseragaman dalam pelaksanan

penyelenggaraan rekam medis/medical record Ci rumah lebih lanjut ketentuan perlu rnenjabarkan sakit dipandang pelaksanaan rekam medis sebagai teknispenyelenggaraan KeputusanMenteri KesehatanRl No. 749aIMENKES/ PER/XII/I989; dengan butir a perlu ditetapkan b. bahwa sehubungan Rekam Medis di Penyelenggaraan PetunjukPelaksanaan rumah sakit de.nganKeputusan I)irektur Jenderal Pelayani,n Medik: Mengingat :L 9 tahun 1960 tentangPokok-Pokok KeUnCang-undang (LembaranNegaraTahun nomor 131, 'lambahan sehatan Lembaran Negara Nomor 2068) .No.l0 tahun 1966tentangWajib Pemerintah 2 . Peraturan Simpan RahasiaKedokteran ( Lembaran Negara Tahun 1966 nomor 21, TambahanLembaran Negara 2964)

3 . Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. O34lBirhupt


1972 Tentang Perencanaandan Pemeliharaan Rumah Sakit

4. Surat KeputusanMenteri KesehatanNo 558/


Men.Kes/SI?84 tentang,Organisasidan Thta Kerja Republik Indonesia Kesehatan Departemen

134

+ i;ll'?

MEMUTUSKAN

i, il

Menetapkan: Pertama

KeputusanDirekturJenderalPelayananMediktentangPetunjuk Pelaksanaan Rekam Medis/Medical Record Penyelenggaraan di Rumah Sakit dimaksuddalam diktum perKetentuan-ketentuan sebagaimana tama adalahsebagaimana tercantumdalam lampiran kepurusan ini akan Keputusan ini berlakusejakditetapkan denganketentuan apabiladikemudianhari terdapat diadakanperbaikan seperlunya kekeliruan I i

.- Kedua

Ketiga

DITETAPKAN DI : JAKARTA PADATANGGAL: 3l JANUARI l99l

DEPARTEMENKESEHATANRI DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN MEDIK ttd. Dr. BROTOWASISTO, MPH NrP 140022724

t35

iill
iill

---

'famprran: Medik Keputusan DirjenPelayanan UmdiklYMUll/g| Nomor : 78/Yanmed/RS I99l Tanggal :31 Januari

PETUNJUK PELAKSANAAN PENYBLENGGARAAN REKAM MEDISATEDICAL RECORDSDI RUMAH SAKIT I. PENDAHULUAN


mutu sertaefisiensipelayanan upayaperringkatan I . Bahwa dalamrangka keperlu dukungan dari yang adanya berbagai faktor sehatandirumah sakit, terkait.

2. Bahwa sebagaisalahsatufaktor yang ikut nrendukungkeberhasilanupaya


penyelenggaraan rekam medis yang sesuai tersebut adalahterlaksananya dengan standaryang berlaku Adanya Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1966 tentangWajib Simpan Negara Tahun 1966 No 2l Tambahan Rahasia Kedokteran/Lembaran Rekam dasarmenjaminterlaksananya LembaranNegaraNo 2803;sebagai di RumahSakit IVIedis

4 . Adanya keputrrsan Menteri KesehatanNo. 034/8irhup/1912 tentang


RumahSakitdimanaantaralain disebutkan Perencanaan danPemeliharaan induk yang baik, maka setiap Rencana bahwa menunjang terselengggaranya rumah sakit diwajibkan: a. Mempunyai dan merawatstatistikyang up-to-date. yang ketentuan-ketentuan b. Membina medicalrecordyang berdasarkan telah ditetapkan tentangStmktirr Organisasi No. 134/1978 5 . KeputusanMenteri Kesehatan dan Tata Kerja RumahSakit Umum dimanaantaralain disebutkanbahwa Medis. Pencacatan salahsatuSub Bagianadalah yang ada, rekam medis belum dapat dikelola 6 . Dalam perundang-trndangan tersebut diterbitkanPeraturan masalah denganmemuaskan. Untuk mengatasi Menteri KesehatanNo. 749alMenkes/per/Xll/89 tentang Rekam Medis/ Medical Record.

t36

7. Peraturan Menteri KesehatanNo. 749alMenkes/per/Xll/89 mengatur pengelolaanrekam medis di semuasaranapelayanankesehatan karena itp perlu ditetapkan petunjuk pelaksanaan penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit. 8. PetunjukPelaksanaan sebagai : ini dimaksudkan a. Pedomanbagi rumah sakit dalam menyelenggarakan rekam medis, $. Dasar untuk menjamin kesamaan pengertiandalam hal penyelenggaraan rekam medis. II. PENGER'TIAN L Rekam Medis di Rumah Sakit adalah berkas yang berisikan catatandan pemeriksaan. Ciagnosis dokumen tentangidentitasanamnesis pengobatan pasienselama tindakan dan pelay anan lain yang diberikan kepadaseorang dirawat di rumah sakit yang dilakukan di unit-unit rawat jalan termasuk unit gawat daruratdan unit rawat nginap.

I '-

2. Rumah Sakit yang dimaksud adalahRumah Sakit Umum dan Rumah Sakit
PemerintahDaerah,ABP.I, Khusus, baik rnilik DepartemenKesehatan, BUMN maupunSwasta.

3 . Dokter adalahdokter umu[n, dokter spesialis,dokter gigi, dan dokter gigi


spesialis.
A .+-

bukan sebagaidokter, Dokter Tamu adalah seorangdokter yang statusnya tetapdi suatuRumah sakit.

mengikutispesialisasi. 5. Residens adalahdokter umum yang sedang 6. Tenaga kesehatanlain adalah tenagaparamedisperawatandan paramedis yang ikut memberikan pelayanan kesehatan secara langsung non perawatan kepadapasien.

III. TATA CARA PENYELENGGARAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT denganpetunjuk L SetiapRumah Sakit wajib membuatRekammedis,sesuai Medik. Peiayanan teknis dari DirekttrrJenderal 2. Tenagayang berhak membuat Rekam medis di Rumah Sakit adalah a. Dokter Umum, Dokter Spesialis,Dokter Gigi dan Dokter Gigi yang bekerjadi rumah sakit tersebut. spesialis

137

b. c. d.

Dokter tamu padarumah sakit tersebut. klinik. kepaniteraan Residensyang sedang melaksanakan Tenaga paramedisperawatandan paramedis non perawatan yang langsung terlibat di dalam pelayanankepada pasien di rumah sakit gigi, bidan,tenaga laboratorium perawat meliputi antaralain:perawat, penatarontgen, rehabilitas medik, dan lain klinik, gizi. anestesia, sebagainya.

e.

alih teknologikedokteranyang Dalam hal dokter luar negerimelakukan ber.rpa Tindakan/Konsultasikepada pasien, yang mentbuat Rekam Medis adalahdokter yang ditunjuk oleh Direktur Rumah Sakit.

3. Kelengkapanisi rekam medis : a. pasien,selambatyang dilakukanterhadap Setiaptindakan/Konsulatasi lembaranrekam lambatnyadalam waktu lx24 jam harusCitulis da-lam medis. b. harusditandatanganioleh dokter tenagakesehatan Semuapenczitatan dan ditulis nama terangnya serta lainnya sesuaidengankewenangan diberi tangggal. c. yangdibuatoieh mahasiswa kedokteran dan mahasiswa lainPencatatarr nya ditandatanganidan menjaditanggungjawab dokter yang merawat ataudokter pembimbingnya. d. e. f. yang dibuat oleh residens harus diketahui oleh dokter Pencatatan pembimbingnya Dokter yang merawat,dapatmemperbaikikesalahanpenulisandan melakukannyapada saatitu juga sertadibubuhi paraf tulisandengan caraapapuntidak diperbolehk-an. Penghapusan

RekamMedis. 4. Penyimpanan a. Penyimpananrekam medis dapatdilakukan dengancara sentralisasi dan desentralisasi.Yang dimaksud dengan sentralisasi adalah di satu tempat di unit rekam penyimpananrekam medis dipusatkan medis/medical record. Yang dimaksud desentralisasi adalah penyimpanan unit pelayanan. rekammedisdi masing-masing Rumah sakit yang belum mampu melakukanpenyimpananrekam

138

,:i
medisdengansistemsentralisasi, dapatmenggunakan sistem desentralisasi. . b. c. d. Rekam Medis Rumah Sakit disimpan sekurang-kurangnya 5 tahun, dihitung dari tanggal terakhir berobat. Dalam ha.l rekam medis yang berkaitan dengan kasus-kasustertentu dapatdisimpan lebih dari 5 tahun. r. Penyimpanan rekam medis dapat dilakukan sesuai dengan , perkembangan teknologi penyimpanan,antaralain denganmicrofilm. 5. Tata Cara MemusnahkanRekam Medis : a. b. c. d. Rekam Medis yang sudah memenuhi syarat untuk dimusnahkan dilaporkan kepadaDirektur Rumah Sakit. Direktur Rumah sakit membuat surat keputusantentangpemusnahan Rekam Medis dan menunjuk Tim PemusnahRekam Medis. dan rlemTim PemusnahRekam Medis melaksanakanpemusnahan buatBeritaAcaraPemusnahanyangdisyahkanDirekturRumahSakit. Berita Acara dikirim kepadaPemilik Rumah Sakit dengantembusan Medik. kepadaDirektur ienderalPelayanan IV. PEMILIKAN DAN PEMANFAATAN R"EKAM MEDIS ;. a

i '' j '

r t '

l. Berkasrekarnmedis adalahmilik-rumah sakit. jawab atas; Direktur Rumah Sakit bertanggung a. b. rekam medis. Hilangnya.rusaknyaataupemalsuan Penggunaan oleh Badan/orangyang tidak berhak.

kerahasiaannya. 2. Isi rekam medis adalahmilik pasienyang wajib d'rjaga seba3. Untuk melindungi kerahasiaantersebutdibuat ketentuan-ketentuan gai berikut : ab. Hanyapetugas rekammedisyangdiiizinkanmasukruangpenyirnpanan berkasrekammedis. Dilarangmengutipsebagian atauseluruhisi rekammedisuntuk badanbadan atau perorangan.kecuali yang telah ditentukan oleh peraturan yang berlaku. perundang-undangan I " Selama penderitadirawat, rekam meCisrnelni:Citanggrrnqizvu6

.l I

139

ii

li I

rJl

perawat ruangandan menjagakerahasiannya.

3 . PeminjamanRekam medis :
a. Peminjamanrekam medis untuk keperluanpembuatanmakalah,riset dan lain-lain oleh seorangdokter/tenaga kesehatan lainnya sebaiknya dikerjakan di kantor rekam medis. b. c. Mahasiswa kedokterandapat meminjam rekam medis jika dapat menunjukkan suratpengantar dari dokter ruangan. perawatan Dalam hal pasienmendapat lanjutandi rumah sakiVinstitusi lain, berkas rekam medis tidak boleh dikirimlian, akan tetapi cukup diberikan resumeakhir pelayanan.

4 . Rekam Medis dapatdipakai sebagai:


a. Sumber informasi medisdari pasienyang berobatke rumah sakit yang berguna untuk keperluan pengobatandan pemeliharaan kesehatan pasien. b. Alat komunikasi antara dokter dengan dokter lainnya aniara dokter dengan para rnedis dalam usaha memberikanpelayananpengobatan dari perawatan. c. d. e. f.
o b'

Bukti tertulis (documentaryevidence)tentang pelayananyang telah diberikan oleh rumah sakit dan keperluanlainnya. Alat untuk analisa dan evaluasiterhadapkualitas pelayananyang diberikan oleh rumah sakit. Alat untuk melindungikepentingan hukum bagi pasien, doktertenaga kesehatanlainnya dan rumah sakit. Untuk penelitian dan pendidikan. sumberdaya. Untuk perencanaan dan pemanfaatan Untuk keperluanlain yang ada kaitannyadenganrekam medis.

h.

v. ISI

REKAM RUMAH SAKIT Rekam medis memuat informasi pasienantaralain ; Identitaspasien.. Anamnesi : - keluhanutama.

pasiengawat dan:rat l. Untuk PasienRawatJalantermasuk

I
* 'i

t40

I E

- riwayat sekarang. _ riwayatpenyakit yangpernah diderita. - riwayat keluargatentangpenyakit yang mungkin di turunkanlkontak. - Pemeriksaan: fisik, laboratorium khususnyalainnya - Diagnosiskerja/diferensialdiagnosis -5 - Persetujuan pengobatan/tindakan - Pengobatan/tindakan. 2. Untuk Pasienrawat Nginap RekarnMedis memuatinformasipasien antaralain Identitaspasien Anamnesis: - keluhanutama - riwayat sekarang. _ riwayatpenyakityang pernah diderita. _ riwayat keluargatenrang penyakityang mungkin ditunrnkan/kontak. Perneriksaan : fisik, laboratorium,khusus lainnya Diagnosis kerja,/differensial diagnosis/diagnosis akhir Persetujuan pengobatan/tindakan Pengobatan/tindakan Catatankonsultasi Catatanperawatdan tenagakesehatanlain Catatanobservasi klinik dan hasil pengobatan. Resumeakhir dan evaluasi pengobatan :

VI. PENGORGANISASIAN l ' Dalam penyerenggaraan rekam medis di rumah sakit, terdapat kegiatankegiatansebagai berikut : a. Penerimaan pasien b. Pencatatan c. Pengelolaan data medis d. Penyimpanan rekam medis

l4l

e.

(retrival) rekammedis medis(retrival) Pengambilankembali rekam

2. Pembinaandan pengawasan a. Direktur Rumah Sakit wajib melakukan pembinaanterhadappetugas . yang berkaitandenganrekam medis sertapengetahuan dan keterampilan b. c. ' Direktur Rumah Sakit wajib membuat prosedur kerja tetap penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit masing-masing. Didalam melakukanpembinaan danpengawasan Direktur Rumah Sakit dapat membentukdan atau dibantu Kcmite Rekam Medis.
-t
il

VII:

SANKSI L Direktur Jenderal PelayananMedik dapat memberikan sanksi yang berlzku administrasisesuaidenganketentuanperundang-undangan terhadapPimpinan Rumah Sakit yang tidak melaksanakan ketentuan yang tercantumdalam Peraturan No. 749alMenkeV Menteri Kesehatan 2. Per/XIlll989. Direktur Rumah sakit dapat memberikan sanksi administratif sesuai yang berlaku terhadengan ketentuan peraturan perundang-undangan petugas yang dap senrua Rumah Sakit tidak melaksanakan ketentuan yang tercantumdalam KeputusanDirektur JenderalPelayanan Medik ini.

$
!D

.s. a

I
3

VIII. PENUTUP Hal-hal teknis yang belum diatur dalam petunjuk pelaksanaan ini akan d itetapkan dalam Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam lvledisdi Rumah Sakit.

DITETAPKAN DI : JAKARTA PADATANGGAL : 3l Januari l99l ,DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN MEDIK


ttd.

on. gnoro wAsIsTo, MPH


NIP.140022724

142

DBPARTEMEN KESEHATAN RI. DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN MEDIK JAKARTA


Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5 KAV.No. 4-9 - P.O. BOX : 3097. 1196Jakerla 12950

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN MEDIK 6 Nomor: YM. 00.03.2.2.129 Tentang REVI$ PEDOMAN PENGELOLAAN REKAM MEDIS RUMAH SAKIT DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN MEDIK
Menimbang
I

bahwa dalam rangka peningkatanpelayananrumah sakit, perlu didukung dengansistempengelolaan rekam medis 1'angbaik dan benar. untuk dapatrnengelola rekam medis yang baik dan b. bah'..va benar, dibunrhkanpedomanteknissebagai panduandalam penyelenggaraannya. c. bahwa pedoman teknis penyelenggaraanrekam medis yang ada perlu disempurnakan sesuai dengan perkembangan ilnru dan teknologi kesehatan. d . bahwa untuk menyempui'nakan pedoman teknis penyelenggaraan rekam medis perlu dibentuk panitia yang penyelenggaraan ditetapkandengansuratKeputusan Direktur JenderalPelayananmedik.

Mengingat

l. Undang-undang RI No. 32 Thhun 1996tentangkesehatan. 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. j49alMenKes/PERi XIYI 989 tentang/Medical Record. 3. Keputusan RI. No.983/I4enKes/SIV Menteri Kesehatan IV/1992 tentangOrganisasidan Tata Kerja Rumah Sakit Umum. 4. KeputusanMenteri KesehatanRI No. 558/lVIenKes/SK/ 1984 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja DepartemenKesehatanRI.

t43

DEPARTEMBN KESEHATAN RI. DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN MEDIK JAKARTA


Jl. H.F. RasunaSaid Blok X5 KAV No. 4'9' P.O. BOX : 3097, 1196 Jakarta12950

VI Ditjen SakitRepelita RujukanRumah Kesehatan Memperhatikan: I . Program Yanmedik 199611997 Anggaran tahun 2. Dik. DitjenYanmedik MEMUTUSKAN: Menetapkan: petap Penyelenggaraan prosedur penyusunan : Melaksanakan Perlama RekamMedis. Kedua : Membentuk Tim Penyusunan prosedur Tetap sebagai susunan rekamMedis,dengan penyelenggaraan berikut:
l. Penanggungjawab Dr. Adji Muslihuddin Kadit RS Umum dan Pendidikan Dr. NurulAiny Sidik 2. Ketua Kasubdit YanmedikUmum Medik Kasi Pencatatan 3. Sekretaris l. Drs. Diyardi Nugroho 4. Anggota 2. Dr. SumiatiS. Kamil 3. Drg. Entzar Noerdin 4. Fitriah,SKM 5. Dra. Sri SuwartiBSc 6. Drs. Bardjo Taruna l. M. Taufik Kahu l,use 5. Sekretariat (a)' 2. Sumarno 3.'ljasman 4. Tries Mustikasari Gtiga : bertugas: Tim Penyusunan L Mengumpulkan data dan bahan

I
I Cl

lry+

2. Menyusun rencana penyempurnazinpedoman teknis perryelenggaraan rekam medis melalui rapat anggota dan penemuan intensif. hasil pertemuanintensif anggotatim penyusun 3. lvlerumuskan 4. Mempertanggung jawabkan dan melaporkan hasil penyusunan rancanganpedoman teknis penyelenggaraan rekam medis. Keempat tugasnyatim penyusun bertanggung Dalam melaksanakan jawab kepada Dirjen pelayananMedik dan laporkan hasil satubulan setelahseluruh selambat-lambatnya kegiatannya, prosedurtetappenyelenggaraan rekam kegiatanpenyusunan medisselesai. Biaya penyusunanprosedur tetap penyelenggaraan rekam kepadaDlKDiden Pelayanan medisdibebankan Medik tahun anggaran199611997. Masa tugas tim penyusun terhitung sejak tanggal ditetapkannya keputusanini dan apabila dikemudian hari ternyata terdapatkekeliruan dalam penempatannya akan diperbaikisebagaimana mestinya. Ditetapkan : Di Jakarta PadaTanggal :27 Nopember1996 Pelavanan Direktur Jenderal Medik.. ttd.

Kelima

Keenam

Dr. Soejoga,MPH Nip. 140024148

kepadaYth : Tembusan Sekretaris 1. Jenderal DepkesRI 2. Inspektur JendeialDepkesRl 3. Badan PemeriksaKeuanganDan Perrrbangunan diJakana. 4. KepalaDirektoratdi LingkunganDitjen Yanmedik 5. KepalaPusdiknakes DepkesRl 6. Kepala Pusdiklat PegawaiDepkes Rl 7. Anggota Panitia yang bersangkutan 8. Pertinggalan

145

Lampiran: Medik KeputusanDirjen PelaYanan Nomor : YM.00.03.2.2.1296 Tanggal:27 November 1996

REVISI PEDOMAN PENGELOLAAN REKAM MEDIS/IVIEDICALRECORDSDI RUMAH SAKIT T.PEI\DAHULUAN

t . Bahwa dalam rangkaupayapeningkatanrnunr sertaefisiensipelayanan kesehatandi rumah sakit, perlu adanyadukungan dari berbagaitaktor yang terkait.

2 . Bahwa sebagaisalahsatufaktor yang ikut mendukungkeberhasilan upaya


tersebut adalah terlaksananyapeyelenggaraanrekam medis yang sesuai denganstandaryang berlaku.

3 . Adanya PeraturanPemerintahNo.034/8 irhupl | 992 tentang Perencanaan


dan Pemeliharaan Rumah Sakit dimana antaralain disebutkanbahwa guna terselenggaranya menunjang RencanaInduk yang baik, maka setiaprumah sakit diwajibkan : a. Mempunyai dan merawat statistikyang up-todate b. Membina medicalrecordyang berdasarkan yang ketentuan-ketentuan telah ditetapkan.

5 . KeputusanMenteri Kesehatan No. 134/t978 tentangStruktur Organisasi


dan f'ata Kerja Rumah Sakit Umum dimanaantaralain disebutkan bahwa salahsatuSub bagianadalahPencatatan Medik. yang ada,rekam medis belum dapatdikelola 6. Dalam perundang-undangan denganmemuaskan. Untuk mengatasi masalah tersebut Peraturan Menteri KesehatanNo. 749alMenKes/Per/XII/89 tentane Rekam Medis/Medical Record.

7 . Peraturan Menteri KesehatanNo. 479allVlenKes/PerlXII/Sg mengarur


pengelo,laan rekam medis disemuasarana pelayanan kesehatan karenaitu perlu ditetapkan petunjuk pelaksanaanpenyelenggaraan rekam medis di rumah sakit.

8 . Petunjukpelaksanaan ini dimaksudkan sebagai :


a. b. Pedomanbagi rumahsakit dalam menyelenggarakan rekammedis. pengertian Dasaruntuk penjaminkesamaan dalam hal penyelenggaraan rekam medis.

146

II. PENGERTIAN l. Rekam Medis di Rumah Sakit adalahberkasyang berisikancaratandan dokumententang identitas anamnes i si, pemeriksaan, diagnosi s pengobatan tindakandan pelayananlain yang diberikan kepada seorangpasienselama dirawat di rumah sakit yang dilakukandi Unit-unit rawat jalan termasuk unit gawat daruratdan unit rawat nginap. 2. RumalrSakityang dimaksudadalahRumahSakit Umum dan RumahSakit Khusus,baikmilik DepatemenKesehatan,Pemerintah Daerah, ABRI, BUMN maupunswasta. 3. Dokter adalahdokter umum, dokter spesialis,dokter gigi, dan dokter gigi spesialis. 4. Dokter Tamu adalahseorangdokter yang statusnyabukan sebagaidokter tetap disuaturumah sakit. 5. Residensadalahdokter umum yang sedangmengikuti spesialisasi. 6. Tenagakesehatan lain adalahtenagaparamedisperawatandan paramedis yang ikut memberikanpelavanankesehatan non perawatan secaralangsung kepadapasien III, TATA CARA PENYEI-ENGGARAAN SAKIT REKAM MEDIS DI RUMAH

l. Setiaprumahsakit wajib memuatRekam Medis, sesuaidenganpetunjuk teknis dari Direktur JendralPelayananMedik. 2. Tenagayang berhakmembuatRekamMedis di Rumah Sakit adalah: a. DokterUmum. DokterSpesiatis. DokterGigi dan Dokter Gigi Spesialis yang bekerjadi rumah sakit tersebut. b. Residensyang sedangmelaksanakan kepaniteraanklinik c. Tenagaparamedisperawatandan paramedis non perawatan yang langsungtelibat didalam pelayanan-pelayanan kepadapasiendi rumah sakit meliputi antara lain ; perawat, perawat gigi. bidan, tenaga laboratoriumklinik, gizi, anestesia, penatarontgen, rehabilitasimedik. dan lain sebagainya. d. Dalam hal dokter luar negerimelakukanalih teknologi kedokteranyang berupaTindakan/Konsultasi kepada pasien, yang membuat Rekam Medis aclalah dokteryang ditunjuk oleh Direktur Rumah Sakit. 3. Kelengkapan isi rekammedis : a. SetiapTindakan/Konsultasi yangdilakukan terhadappasien,selambatlambatnyadalam waktu I x24iam harusditulis dalam lembaranrekam medis.

147

5.

c.

d. e. f.

Semuapencatatan harusditanda tangani oleh dofiter/tenaga kesehatan yang ditulis nama terangnya lainnya,sesuaidengankewenangannya sertadiberi tanggal. Pencatatan yangdibuatoleh mahasiswa dan mahasiswa kedokteran lainnya ditandatanganidan menjadi tanggungjawab dokter yang merawat atau oleh dokter pembimbingnya. Pencatatanyang dibuat oleh Residens harus diketahui oleh dokter pembimbingnya. Dokter yang merawat, dapat memperbaiki kesalahanpenulisan dan melakukannyapada saat itu juga sertadibubuhi paraf. Penghapusan tulisan dengancara apapuntidak diperbolehkan

3 f

4. PenyimpananRekam Medis: a. PenyimpananRekam Medis dapatdilakukan dengancara sentralisasi dan desentralisasi.Yang dimaksud dengan sentralisasiadalah PenyimpananRekam Medis dipusatkan disatu tempat/di unit rekam medis/medical record. Yang dimaksud desentralisasi adalah penyimpanan unit pelayanan. Rumah rekam medis dimasing-masing rekam Sakityang belum mampumelakukanpenyimpanan medisdengan desentralisasi. sistemsentralisasi, dapatrnengguDakan.sistem 5 tahun, b. Rekam Medis Rumah sakit disimpan sekurang-kuranganya dihitung dari tanggal terakhir berobat. tertentu c. Dalam hal rekam medis yang berkaitan dengan kasus-kasus dapatdisimpanlebih dari 5 tahun. d. Penyimpanan rekam medis dapat dilakukan sesuai dengan perkembangan antaralain denganmicrofilm. teknologipenyirnpanan, Rekam Medis : 5. Tata Cara Pemusnahan a. Rekam Medis yang sudah memenuhi syarat untuk ciimusnahkan dilaporkankepadaDirektur Rumah Sakit. tentsngPemusnahan b. Direktur RumahSakit membuatSuratkeputusan RekamMedis. RekamMedis dan menunjukTim Pemusnah pemusnahan Rekam Medis melaksanakan dan memc. Tim Pemusnah yang di syahkan DirekturRumehSakit. buatBeritaAcaraPemusnahan milik Rumahsakitdengantembusan d. BeritaAcaradikirim keiradap kepadaDirektur Jenderal Medik , Pelayanan IV. PEIVILIKAN DAN PBMANFAATAN REKAM MEDIS l. BerkasRekam Medis adalahmilik rumah sakit

".

'

t48

jawab atasi Direktur Rumah Sakit bertanggung a. b. Hilangnya,rusaknya ataupemalsuan rekam medis Penggunaan yang tidak berhak oleh badan/orang

2. Isi Rekam Medis adalahmilik pasienyang wajib dijaga kerahasiaannya.


Untuk melindungikerahasiaan tersebutdibuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut : a. Hanya petugas rekammedisyang diizinkan masukruangpenyimpanan b. berkasrekam medis. Dilarang mengutipsebagian atauseluruh isi rekam medis untuk badan -badan atau perorangan, kecuali bila telah ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selama penderitadirawat, rekam medis menjadi tanggung jawab perawatruangandan menjagakerahasiaannya.

c.

Perninjaman RekamMedis: a. Peminjarnan RekamMeciisuntuk keperluan pembuatarr makalah,riset dan lain-lainoleh seorang dokter/tenaga kesehatan lainnya sebaiknya b. c. dikerjakandi kantorrekammedis. Mahasiswa kerJokteran dapat nieminjam rekanr medis jika dapat menunjukkan suratpengantar dari dokter ntangan. , Dalam hal pasien mendapat perawatan lanjutandi rumahsakit/institusi lain, berkasrekam medis tidak boleh dikirimkan, akan tetapi cukup diberikanresume akhir pelayanan.

4. RekamMedis dapatdipakaisebagai : a. Sumberinformasimedisdari pasienyang berobatke rumah sakityang berguna untukkeperluan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan pasien b. Aiat komunikasi antara dokter dengan dokter lainnya, antara dokter denganparamedis dalamusahamemberikanpelayanan pengobatan dan perawatan. c. d. Bukti penulisan ( dokumentary evidence pelayanan yangtelah ) tentang diberikanoleh rurnahsakit dan keperluanlainnya. Alat untuk analisadan evaluasi terhadap kualitas pelayananyang diberikanoleh rumah sakit. Alat untuk melindungikepentingan hukum bagi pasien, dokter tenaga kesehatan lainnyadan rumah sakit. Untuk penelitian dan pendidikan. Untuk perencanaan dan pemanfaatan sumber daya Untuk keperluan lain yang ada kaitannyadenganrekam medis.

f.
o cr'

h.

149

V. l.

ISI REKAM MEDIS RUMAH SAKIT untuk PasienRawat Jalantermasukpasien gawat darurat.Rekam Medis memuat informasi pasienantaralain: - Identitaspasien. : - Anamnesis - keluhanutama - riwayat sekarang - riwayat penyakit yang pernah diderita,

- riwayat keluargatentangpenyakit yang mungkin diturunkan&ontak. Pemeriksaan: fisik, laboratorium, khususlainnya - Diagnosis kerja/diferensial diagnosis - Pengobatan/tindakan 2. Untuk PasienRawat Inap: Rekarn Medis memuat informasi pasien antara lain: - Identitaspasien. - keluhan utama - riwayat sekarang - riwayat penyakit yang pemah diderita - riwayat keluargatentangpenyakit yang mungkin diturunkan/kcntak Pemeriksadn fisik, laboratorium,khusus lainnya - Diagnosiskerja / ditferensialdiagnosis/diagnosisterakhir - Perserujuanpengobatan/ tindakan - Pengobatan / tindakan - Catatankonsultasi - Catatan perawat dan tenaga kesehatanlain - Catatanobservasiklinik dan hasil pengobatan - Resumeakhir dan evaluasipengobatan VI. PENGORGANISASIAN l. Dalam penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit, terdapatkegiatankegiatan sebagaiberikut: a. Penerimaan pasien b. Pencatatan - Anamnesis :

r50
i,

c. d. e.

Pengelolaan datamedis rekam medis Penyimpanan Pengambilankembali rekam medis

2. Pembinaandan Pengawasan a. Direktur Rumah sakit wajib melakukan pembinaan terhadap petugas dan keterampilan yang berkaitandenganrekammedis sertapengetahuan mereka. b. Direktur Rumah sakit wajib membuat prosedur kerja tetap penyelenggaraan rekarn medis di rumah sakit masing-masing c. Di dalam melakukan pembinaan pengawasanDirekrtur Rumah Sakit dapat membentuk dan atau dibantu Komite Rekam Medis. VII. SANKSI l. Direktur JenderalPelayananMedik dapat memberikan sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan perundang-undanganyang berlaku terhadap Pimpinan Rumah Sakit yang tidak melaksanakan ketentuan yang tercanrum dalam PeraturanMenteri KesehatanNo. 479allvlenKeslPer/)(I I/I989 2. Direknrr Rumah sakit dapatmemberikan sanksi administratif sesuaidengan ketentuan ileraturan perundang-undanganyang berlaku terhadap semua petugas Rumah Sakit yang tidak melaksanakanketentuarr yang tercantum dalam keputusan Direktur JenderalPelayananMedik ini.

VIII. PBNUTUP

. i* .

ini akan ditetapkan Hal-hal teknis yang belum diatur dalam petunjuk pelaksanaan Rekam Medis di Rumah Sakit. dalam Petunjuk Teknis Penyelenggaraan

Ditetapkandi:Jakarta Padatanggal : 27 November 1996 DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN MEDIK


ftd.

M Dr. H. SOEJOGA, 148 NIP.140.D24

l5l

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REqUBLIK INDONESIA 989 NOMOR : 585/IVIEN.KES/PER/X/1 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK MENTERI KESEHATAN REPTTBLIK INDONESIA Menimbang : a bahwa dalam menjalankan profesi kedokteran perlu
ditetapkan landasanhukum untuk menjadi pedomanbagi para dokter, baik yairg bekeda dirumah sakit, puskesmas, klinik maupun pada praktek perorangan atau bersama.

b. bahwa pengafuran tentang persetujuan tindakan medild


informed consentmerupakansuatuhal yang berkaitanerat dengan tindakan medik yang dilakukan cleh dokter dan oleh karenanyaperlu diatur dalam suatuPeraturanN{enteri Kesehatan. Mengingat ! l. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang Pokokpokok Kesehatan(Lembaran NegaraTahun 1960 Nomor l3l, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2068);

Tenaga 2. Undang-Undang Nomor/Tahun1963 tentang Ke (Lembaran Negara Tahun 1963 Nomor 79, sehatan NegaraNomor 2576). Lembaran Thmbahan MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURANMENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERSETUJUANTINDAKAN MEDIK.
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal I Dalam Peraturanini yang dimaksuddengan: a. Persetujuan tindakanmedik/informed consentadalahpersetujuanyang diberikan oleh pasienatau keluarganyaatas dasarpenjelasanmengenaitindakan medik yang akan dilakukan terhadappasientersebut; b. Tindakan medik adalahsuatutindakan yang dilakukan terhadappasien berupadiagnostik terapeutik; c. Tindakan invasif adalah tindakan medik yang langsung dapat mempengaruhi keutuhanjaringan tubuh; dan dokter gigi/doktergigi spesialis d. Dokter adalah dokterumum/dokterspesialis yang bekerja di rumah sakit, puskesmas,klinik atau praktek perorangan/ bersama. BAB II PERSETUJUAN Pasal2 (l) Semua tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapatpersetujuan. Persetujuan dapatdiberikan secaratertulis maupun lisan.

(2)

r52

(3) (4)

ayat (l) diberikansetelahpasien dimaksud Persetujuan sebagaimana perlunya yangadekuat tentang tindakan medik yang informasi mendapat resikoyangdapat ditimbullfunnya. serta bersangkutan harus dengan tingkatpendanisi informasi disesuaikan Carapenyampaian pasien. kondisisituasi didikanserta Pasal3 resiko tinggi harus dengan Setiaptindakanmedik yang mengandung tertulis yang ditandatanganioleh yang berhakmemberikan persetujuan persetuJuan. dimaksuddalampasal Tindakanmedik yangtidak termasulsebagaimana lisan. persetujuan tertulis, cukuppersetujuan ini tidakdiperlukan nyatasebagaimana dimaksudayal(2) dapatdiberikansecara Persetujuan diam-diam nyataatausecara
BAB III INFORMASI Pasal 4

(1)

(2) (3)

(l)

Informasi tentang tindakan medik harus diberikan kepada pasien, baik diminta maupuntidak diminta. kecuali bila Dokter harus memberikan informasi selengkap-lengkzrpnya, dokter menilai bahwa informasi tersebutdapat nierugikankepentingankesehatanpasienatau pasienmenolakdiberikan informasi. Dalam hal-hal sebagaimanadimaksud ayat(2) dokter dengan persetujuan pasien dapat memberikan informasi tersebut kepada keluarga terdekat lainya sebagaisaksi. dengandidampingi oleh seorangperawaVparamedik Pasal 5 dan kerugiandari tindakan Informasi yang diberikan mencakup keuntungan medik yang akan diberikan , baik diagnostik maupun terapeutik. Informasi diberikan secaralisan. jujur dan benarkecuali bila dokter menilai Infor.rnasi harusdiberikan secara bahwa hal itu tidak merugikankepentingankesehatan pasien. Dalam hal-hal sebagaimana dimaksudayat (3) dokter denganpersetujuan pasiendapat memberi informasi tersebutkepadakeluargaterdekatpasien. Pasal 6

(2)

(3)

(l)

(2) (3)
(4)

(I) (2>

Dalam hal tindakdnbedah(operasi) atautindakaninvasif lainnya, informasi harus diberikan oleh dokter yang akan melakukanoperasiitu sendiri. dimaksud Dalam keadaantertentu dimana tidak ada dokter sebagaimana ayat (l) informasi harus diberikanoleh dokter lain denganpengetahuan jawab. atau petunjuk dokter yang bertanggung dan tindakanyang tidak Dalam hal tindakanyang bukan bedah(operasi) invasif lainnya, informasi dapatdiberikanoleh dokter lain atau perawat, jawab. atau petunjuk dokter yang bertanggung dengan pengetahuan

(3)

153

(l) Informasijugaharusdiberikanjika adakemungkinan perluasan perruasan operasi. (2) Perluasanoperasiyang tidak dapat diduga sebelumnya,dapat dilakukan unjiwa pasien tuk menyelamatkan (3) Setelahperluasanoperasi sebagaimana dimaksud ayat (2) dilakukan dokter harus memberikaninformasi kepadapasienatau keluarganya. BAB IV YANG BBRHAK MEMBERIKAN PERSETUJUAN Pasal 8 (l) Persetujuan diberikan oleh pasiendewasayang beradadalam keadaansadar dan sehatmental, (2) Pasiendewasasebagaimaradimaksud ayat (l ) adalahyang telah berumur 21 (dua puluh satu) tahun atau telah menikah. Pasal g (1) qlgip-asiendewasa.yangberadadibawahpengampunan(curarele)persetujuan diberikan oleh wali/curator. (2) B-agipasiendewas.a.yang menderitagangguanmental, persetujuan diberikan oleh orang tua,/wali/curator. , pasal l0
t

Dalt pem nyal

Ha dit

Pe

Bagi pasien d.i oawah umur 2l (dua pulu satu) tahuri dan tidak mempunyai olang tua,/walidan atau orang tua./rvaliberhalangan,persetrijuandiberiian oleh keluargaterdekat atau induk sernang(guardian). Pasal 11 Dalam hal pasien tidak.sadar/pingsan serta tidak didampingi oleh keluarga terdekatdan secaramedik beradadalam keadaangawatdin ataudarurat yaig memerlukan tindakan medik segerauntuk kepeniingannya, tidak diperlukai persetujuandari siapapun. BAB V TANGGUNG JAWAB Pasal 12 (l) Dokter-bertanggungjawab atas pelaksanaanketentuan lentang persetujuan tindakanmedik. (2) Pemberianpersetujan tindakanmedik yang dilaksanakan di rumah sakit/klinik, maka rumah sakit/ klinik,yang bersangkutan ikut bertanggung jawab.

BAB VI SANKSI Pasal13

154

BAB VII KETENTUAN LAIN pasal 14 Dalam hal tindakanm:dik yang harusdiraksanakan sesuaidenganprogram pemerintah dimanatindakanmeJik tersebut untuk kepentingan 'D5" masyarakat ba_ 'rrsorq^o! L"rnyak,makapersetujuan tindakan mediktidakdi p"trur'an.
iy

{\

BAB VIII KETENTUAN PENUTUP pasal 15 Har-haryang bersifatteknisyang berumdiarurdaramperaturan Menteri ini, ditetapkan pelayanan olehDirekturJendera! Medik
Fasal 16 Peraturanlvfenteriini berlaku sejak tanggalditetapkan. roFang; Ot.r,::t]:I nengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturanini denganpenempatnya daramBerita NegaraRepublik Inlonesia."

, _

Ditetapkandi : Jakarta Padatanggal :4 September l9g9

MENTERIKESEHATANREPM
ttd. DT. ADHYATMA, MPH.

155

Anda mungkin juga menyukai