Anda di halaman 1dari 5

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

Oleh:

Oleh:

Zulcarnaim
A 04 2222 008

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER KEUANGAN DAERAH
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
A. PENGERTIAN MANAJEMEN STRATEGI
Manajemen strategi terdiri atas dua suku kata, yaitu kata “manajemen” dan
“strategi”. Definisi
manajemen sebagaimana diungkapkan oleh Nawawi (2000:52), yaitu sebagai berikut:
“Manajemen merupakan serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating),
pengawasan (controlling), dan penganggaran (budgeting)”.
Dari definisi diatas diketahui bahwa unsur-unsur yang ada dalam manajemen
tersebut apabila dijabarkan dalam penjelasan adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan kegiatan persiapan yang dilakukan melalui perumusan
dan penetapan keputusan, yang berisi langkah-langkah penyelesaian suatu
masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Merupakan sistem kerja sama sekelompok orang, yang dilakukan dengan
pembidangan dan pembagia seluruh pekerjaan atau tugas dengan membentuk
sejumlah satuan atau unit kerja, yang menghimpun pekerjaan sejenis dalam
satu satuan kerja. Kemudian dilanjutkan dengan menetapkan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing diikuti dengan mengatur hubungan kerja baik
secara vertikal maupun horizontal.
3. Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan atau penggerakan dilakukan organisasi setelah sebuah organisasi
memiliki perencanaan dan melakukan pengorganisasian dengan memiliki struktur
organisasi termasuk tersedianya personel sebagai pelaksana sesuai dengan
kebutuhan unit atau satuan kerja yang dibentuk.
4. Penganggaran (Budgeting)
Kegiatan anggaran dalam organisasi sektor publik menekankan pada
pertanggungjawaban dan penggunaan sejumlah dana secara efektif dan efisien.
Hal ini disebbkan karena dana yang dikelola tersebut merupakan dana masyarakat
yang dipercayakan kepada organisasi sektor publik.
5. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan merupakan proses mengukur (measurement) dan menilai
(evaluation) tingkat efektivitas kerja personel dan tingkat efisiensi penggunaan
sarana kerja dalam memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi.
Sedangkan kata kedua yaitu “strategi”, Hamel dan Prahalad dalam Umar (2002)
mendefenisikan sebagai berikut:
“Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan
terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang
diharapkan oleh para pelangan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu
dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya
kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan
kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di
dalam bisnis yang dilakukan”.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa manajemen strategi adalah proses manajerial yang
berisi serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang diterapkan oleh manajemen
puncak yang berisi visi, misi, sasaran, dan target organisasi yang dilaksanakan oleh
seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi tersebut.
Manajemen strategik adalah suatu proses untuk selalu menempatkan posisi organisasi pada
titik yang strategik sehingga di dalam perkembangan selanjutnya organisasi akan terus
memperoleh prospek strategik. Manajemen strategik mengintegrasikan antara perencanaan
strategik dengan upaya yang bersifat selalu meningkatkan kualitas organisasi, efisiensi
anggaran, optimalisasi penggunaan sumberdaya organisasi, evaluasi program, pemantauan
dan penilaian kinerja serta pelaporan kinerja.

B. KONSEP MANAJEMEN STRATEGIK SEKTOR PUBLIK


Untoro (2010) menyatakan bahwa efektivitas penerapan manajemen strategi pada
suatu organisasi dipengaruhi oleh konteks yang melingkupi organisasi tersebut. Konteks
antara organisasi sektor privat dan sektor publik berhubungan dengan ketidak pastian
lingkungan yang dipengaruhi oleh besarnya peranan oversight body, banyak dan
bervariasinya pihak yang berkepentingan, dan samarnya sasaran organisasi.
Menurut Untoro (2010) lingkungan organisasi sektor publik dipengaruhi oleh tiga faktor
yaitu :
1. Pasar
Pasar pada organisasi sektor publik ditentukan oleh oversight body. Hal ini
dikarenakan organisasi sektor publik memiliki motif tidak mencari keuntungan, namun
lebih berorientasi pada pelayanan publik. Sumber pendanaan pada organisasi sektor
publik lebih banyak bersumber dari pajak yang merupakan bentuk dari subsidi publik.
Bentuk ketergantungan pada subsidi publik inilah yang menjadikan organisasi sektor
publik memiliki ketergantungan yang tinggi pada oversight body. Oversight body
yang dimaksud adalah masyarakat (publik) dan pada organisasi pemerintahan
adalah lembaga parlemen yaitu DPR/DPRD, sebagai bentuk perwakilan dari masyarakat
(publik). Ketergantungan atas subsidi publik tersebut akan menciptakan kebutuhan
untuk mentaati dan memelihara dukungan dan akhirnya harus selalu dipertimbangkan
pada setiap strateginya.
2. Pengaruh politik
Kebutuhan untuk mentaati dan memelihara dukungan berakibat pada tingginya
pengaruh dan tekanan poliik yang dihadapi oleh organisasi sektor publik. Pandangan dan
pendapat pimpinan, kewenangan oleh legislator untuk mencegah penyalahgunaan
kekuasaan dan kelompok yang berkepentingan sering kali mendominasi pertimbangan
efisiensi dan ekonomi dalam proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu, perlu
melibatkan pihak-pihak tersebut dalam penyusunan strategi agar dapat meningkatkan
komitmen organisasi dan nantinya akan meningkatkan kinerja organisasi secara
keseluruhan. Hal ini mengindikasikan bahwa penyusunan strategi yang sesuai dengan
organisasi sektor publik adalah dilakukan secara partisipatif.
3. Kendala yang dihadapi
Tingginya tekanan dan pengaruh politik karena ketergantungan yang tinggi pada
eversight body, menyebabkan organisasi sektor publik mengalami banyak kendala.
Kendala ini muncul karena ketergantungan organisasi sektor publik terhadap satu
sponsor yaitu oversight body, sehingga otonomi dan fleksibilitas terbatasi. Otonomi dan
fleksibilitas yang terbatas disebabkan setiap program dan kegiatan (yang akan
berdampak pada dana publik yang dikelola atau anggaran) harus mendapat
persetujuan dari oversigh body. Untuk mengatasi hal tersebut, agar kontinuitas organisasi
dapat berjalan maka manajemen organisasi menyiapkan skenario pengelolaan organisasi
yang fleksibel (Ring dan Perry. 1985; dalam Untoro, 2010).
Pertimbangan atas konteks, sifat dan karakteristik serta faktor-faktor dalam
lingkungan organisasi sektor publik akan memengaruhi penerapan manajemen strateginya.
Berikut ini beberapa aspek yang harus diperhatikan / dipertimbangkan dalam
penyusunan strategi:
 Aspek formalitas
 Aspek fleksibilitas
 Aspek partisipasi

Anda mungkin juga menyukai