Anda di halaman 1dari 6

MODUL 4

Pengelolaan keuangan daerah

A. Konsep penganggaran daerah


Davey (1989) menyatakan bahwa kemampuan keuangan daerah ditentukan
oleh adanya sumber pendapatan daerah dan tingkat lukratifnya. Tingkat
lukratif tidaknya sumber pendapatan daerah ditentukan oleh sejauh mana
dasar pengenaan pajak responsif terhadap inflasi, pertumbuhan penduduk,
Dan pertumbuhan ekonomi.
Sumber keuangan daerah selalu terkait dengan hubungan keuangan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dalam hal daerah harus mampu
menyelenggarakan kewenangan yang dimiliki, harus ada perimbangan
keuangan yang adil dan transparan antara pusat dan daerah. Untuk
mencapai kondisi ini, tiga aspek harus dipertimbangkan yaitu 1) sejauh mana
daerah diberi sumber sumber keuangan yang cukup, terutama dari pajak
daerah dan retribusi daerah; 2) Sejauh mana daerah memperoleh akses dan
pendapatan pendapatan yang bersumber dari bagi hasil pajak serta; 3)
sejauh mana daerah telah mendapatkan subsidi yang adil dan efektif dari
pemerintah pusat.
Hubungan keuangan antara pusat dan daerah merupakan cermin dan cara
pandang suatu negara terhadap pemerintah daerahnya. Dalam hal ini,
terdapat dua pandangan. Pertama, pandangan yang menyatakan bahwa
pemerintah daerah merupakan formalisasi dan legalisasi dari keberadaan
masyarakat yang sudah ada sebelumnya dalam struktur negara bangsa. Ada
dua pandangan yang menganggap pemerintah daerah sebagai bagian dan
alat pemerintah pusat untuk menjalankan kekuasaannya. Karena itu,
penyelenggaraan pemerintah daerah di Denay seluruhnya oleh pemerintah
pusat. Pemerintah daerah sebelumnya tidak ada, lalu pemerintah pusat
membentuk yang melalui undang undang.

1. Analisis penerimaan
Analisis penerimaan adalah analisisnya mengenai kemampuan daerah
dalam menggali sumber sumber pendapatan yang potensial dan biaya
biaya yang dikeluarkan untuk meningkatkan pendapatan tersebut.
Keuangan daerah yang sehat adalah keuangan daerah yang mampu
meningkatkan penerimaan daerah secara ber Kesinambungan seiring
dengan perkembangan perekonomian tanpa memperburuk alokasi faktor
faktor produksi dan keadilan serta dengan sejumlah biaya
administrasi tertentu. Kondisi ini dapat dilihat dari empat indikator yaitu
1) daya pajak( tax effort ), 2) efektivitas ( effectiveness ), 3) efisiensi
( efficiency ), 4) elastisitas ( elasticity ).

2. Analisa pengeluaran
Analisis pengeluaran adalah analisis mengenai seberapa besar biaya
biaya dari suatu pelayanan publik dan faktor faktor yang menyebabkan
biaya biaya tersebut meningkat. Pengeluaran daerah terdiri atas belanja
rutin, belanja pembangunan, Dan pengeluaran tak tersangka.
Belanja investasi / pembangunan / Moda terdiri atas berikut ini :
a. Belanja publik, Yaitu mudahnya yang manfaatnya dapat dinikmati
secara langsung oleh masyarakat.
b. Belanja aparatur, satu bulannya yang manfaatnya tidak secara
langsung dapat dinikmati oleh masyarakat, tetapi dirasakan secara
langsung oleh aparatur.
c. Pengeluaran transfer, yaitu pemilihan uang dari pemerintah daerah
dengan kriteria berikut.
1) Tidak menerima secara langsung imbalan barang dan jasa seperti
layaknya terjadi transaksi pembelian dan penjualan.
2) Tidak mengharapkan dibayarnya kembali pada masa yang akan
datang seperti yang diharapkan pada suatu pinjaman.
3) Tidak mengharapkan adanya hasil pendapatan seperti layaknya
yang dihadapkan pada suatu investasi.

3. Analisis Anggaran
Analisis anggaran adalah analisisnya mengenai hubungan antara
pendapatan dan pengeluaran serta kecenderungan yang diproyeksikan
untuk masa depan. Terdapat prinsip prinsip anggaran yang harus dilihat,
Yaitu transparansi dan akuntabilitas ; prinsip disiplin ( penyusunan
anggaran harus berdasarkan Asas efisiensi ) ; prinsip keadilan
( penggunaan anggaran harus dapat. Mati oleh semua anggota
masyarakat dalam bentuk pelayanan publik secara adil ); serta prinsip
efektif dan efisien ( anggaran harus dimanfaatkan untuk sebesar
besarnya kepuasan masyarakat demi meningkatkan kesejahteraan
secara maksimal.
Mengenai pengertian anggaran, Suparmoko (1991) menjelaskan
anggaran adalah suatu daftar atau pernyataan yang terperinci tentang
penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan dalam jangka waktu
tertentu( satu tahun). Adapun menurut Jones&Pendlebury ( 1988 )
anggaran adalah alokasi sumber sumber daya yang dibuat secara
terencana mengenai aktivitas yang akan dilakukan pada masa yang akan
datang, Yang didasarkan pada sejumlah tujuan tertentu dengan
mengaitkan antara penerimaan penerimaan yang diperkirakan dengan
pengeluaran pengeluaran yang direncanakan, serta membentuk dan
mendapatkan suatu dasar untuk mengukur atau mengontrol
pengeluaran dan pendapatan.
Tujuan anggaran suatu organisasi sebagai berikut ;
a. sebagai alat pertanggung jawaban, khususnya pertangungjawaban keluar
( eksternal akauntabiliti )
b. Sebagai alat informasi untuk kebutuhan dalam
organisasi( untuk manajemen)
c. Sebagai alat bantu bagi terselenggaranya program dan proyek agar lebih
berhasil ( efektif)
d. Sebagai alat untuk mengendalikan, mengatur, Dan mengelola
perekonomian nasional.

B. PENGERTIAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH


Keuangan daerah dapat diartikan sebagai semua hak dan kewajiban daerah
yang dapat dinilai dengan uang dan segala sesuatu berupa uang dan barang
yang akan dijadikan milik daerah yang berhubungan dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban tersebut. Keuangan daerah tersebut haruslah dikelola secara
tertib, taat pada peraturan perundang undangan, efektif, efesien, ekonomis,
transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan keadilan,
kepatutan, Dan manfaat untuk masyarakat.
Ketentuan tentang pokok pokok pengelolaan keuangan daerah sebenarnya
diatur dengan peraturan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan . Berdasarkan peraturan daerah tersebut, kepala
daerah menetapkan peraturan kepala dan telah tentang sistem prosedur
pengelolaan keuangan daerah. Sistem dan prosedur pengelolaan keuangan
daerah tersebut mencakup tata cara penyusunan, pelaksanaan, penata
usahaan dan Akutansi, pelaporan, pengawasan, Dan pertanggung jawaban
keuangan daerah.

C. PERENCANAAN KEUANGAN DAERAH


1. Fungsi anggaran daerah.
2. Prinsip prinsip pokok dalam penganggaran daerah.
3. Struktur anggaran daerah
4. Proses penyusunan anggaran daerah ( APBD )
5. Bagaimana proses penyusunan APBD

Modul 5 (kb2)

Perangkat daerah ( committee)

Pemerintah daerah memerlukan sumber daya manusia untuk menyelenggarakan kegiatan


pemerintahannya. Dalam literatur Barat. Sumber daya manusia menyelenggarakan kegiatan
pemerintah tersebut di bawah council dan mayor. Council membentuk commitee dan
subcommittee Yang diisi oleh tenaga tenaga ahli yang profesional.

Sesuai dengan undang undang nomor 23/2014 perangkat daerah terdiri atas perangkat
daerah provinsi dan perangkat daerah kabupaten atau kota. Perangkat daerah provinsi
terdiri atas hal berikut :

1) Sekertariat daerah ;
2) Sekertariat DPRD;
3) Inspektorat
4) Dinas; dan
5) Badan

Sementara itu, perangkat daerah kabupaten/kota terdiri atas hal berikut:


1. Sekertariat daerah ;
2. Sekertariat DPRD;
3. Inspektorat
4. Dinas; dan
5. Badan
6. Kecamatan
A. PEMERINTAH DAERAH
Pemerintah daerah mempunyai perangkat daerah. Perangkat daerah adalah
organisasi atau lembaga pada pemerintah daerah yang bertanggung jawab kepada
kepala daerah dan membantu kepala daerah dalam
menyelenggarakan pemerintahan.
1. Sekertarian Daerah Provinsi
Sekretariat daerah provinsi merupakan unsur staf pemerintah provinsi dan
dipimpin oleh seorang sekertaris daerah yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada gubernur.
2. Sekertariat daerah kabupaten/kota
Sekretariat daerah kabupaten atau kota merupakan unsur staf pemerintah
kabupaten atau kota dipimpin oleh seorang sekertaris daerah yang berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati atau walikota

B. Sekertariat DPRD
Baik di provinsi maupun kabupaten atau kota mempunyai sekretariat DPRD.
Sekretariat DPRD atau unsur staf pelayanan DPRD. Sekretariat DPRD merupakan
unsur pelayanan terhadap DPRD, dipimpin oleh seorang sekertaris yang
bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD. Dan secara administratif dibina oleh
sekertaris daerah.

C. Inspektorat Daerah
Di provinsi dan kabupaten atau kota, dibentuk Inspektorat, inspektorat adalah
perangkat daerah yang merupakan unsur pengawasan atau penyelenggaraan
pemerintah daerah. Baik yang berupa urusan yang di desentralisasi kan maupun
yang di tugas pembentukan. Inspektur mempunyai tugas melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan urusan pemerintah dan tugas pembantuan di daerah.

D. Dinas Daerah
a. Dinas Provinsi
Dinas daerah adalah unsur pelaksana otonomi daerah. Dinas provinsi
merupakan unsur pelaksana pemerintah provinsi dipimpin oleh seorang kepala
yang berada di bawah bertanggungjawab kepada gubernur Melalui
sekertaris daerah.
b. Dinas kabupaten atau kota merupakan unsur pelaksana pemerintah kabupaten
atau kota dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati atau walikota melalui sekertaris deh.

E. Badan
Badan dibentuk di provinsi dan kabupaten atau kota. Badan adalah bagian dari
perangkat daerah yang mempunyai fungsi Penunjang pelaksanaan otonomi.
1) Perencanaan
2) Keuangan
3) Kepegawaian serta Pendidikan dan pelatihan
4) Penelitian dan pengembangan, dan
5) Fungsi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

F. Kecamatan
Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah kabupaten atau
kota. Camat adalah kepala kecamatan. Status kecamatan sesuai dengan UU Nomor
22 Tahun 1999 juncto UU Nomor 32/2004 juncto UU Nomor 23/2014 bukan lagi
sebagai wilayah administrasi, tetapi sebagai wilayah kerja Camat sebagai perangkat
daerah kabupaten atau kota.

Anda mungkin juga menyukai