Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1 ( INDIVIDU)

ANALISA REVELANSI DUA VIDEO


MAIN HP SAAT BEKERJA DAN MANAJEMEN ASN

NAMA : DARWIN DAMAI ZEBUA, S.Kep., Ns


NIP : 199412222022031008
JABATAN : AHLI PERTAMA – PERAWAT
NDH : 04
PENGAMPU : Drs. MUHAMMAD KAHFI, M.Si

A. PENDAHULUAN
Manajemen ASN (Aparatur Sipil Negara) adalah sebuah disiplin yang berkaitan
dengan pengelolaan dan administrasi pegawai negeri atau aparatur sipil negara dalam suatu
pemerintahan. ASN adalah bagian penting dari mesin pemerintahan yang memiliki tanggung
jawab untuk melaksanakan kebijakan pemerintah, memberikan layanan publik, dan
memastikan berjalannya roda pemerintahan dengan baik. Dalam manajemen ASN, terdapat
berbagai aspek yang perlu diperhatikan, termasuk perekrutan, pengembangan, pengawasan,
evaluasi kinerja, dan pengembangan karier para pegawai negeri. Tujuan utama manajemen
ASN adalah meningkatkan kinerja dan efisiensi pemerintahan serta memberikan pelayanan
yang berkualitas kepada masyarakat. Manajemen ASN mencakup berbagai hal, seperti
perencanaan sumber daya manusia, pengaturan aturan dan kebijakan, pengawasan,
pengembangan kompetensi pegawai, serta penilaian kinerja. Hal ini mencakup berbagai
tingkatan pemerintahan, dari pusat hingga daerah, dan melibatkan beragam sektor pelayanan
publik
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan profesi yang dituntut untuk bekerja
secara profesional dan produktif. ASN terdiri dari dua yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Dalam beberapa tahun terakhir, sering
terjadi kasus ASN yang bermain handphone saat bekerja. Hal ini tentu menjadi permasalahan
tersendiri, karena dapat mengganggu kinerja ASN dan pelayanan publik.
Seiring dengan perkembangan teknologi, peran handphone atau perangkat seluler
dalam kehidupan sehari-hari semakin penting. Handphone tidak hanya digunakan untuk
komunikasi, tetapi juga sebagai alat produktivitas, hiburan, dan informasi. Namun,
penggunaan handphone di tempat kerja menjadi perdebatan yang kompleks. Penggunaan
handphone di tempat kerja bisa memiliki beberapa dampak, baik positif maupun negatif. Di
satu sisi, handphone dapat membantu pekerja untuk mengakses informasi penting,
menjadwalkan tugas, atau bahkan bekerja dari jarak jauh. Namun, di sisi lain, penggunaan
handphone yang berlebihan atau tidak tepat bisa mengganggu produktivitas, memicu
pelanggaran kebijakan perusahaan, dan menimbulkan ketidakprofesionalan. Dalam konteks
ASN (Aparatur Sipil Negara), penggunaan handphone di tempat kerja harus diatur sesuai
dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku. ASN memiliki tanggung jawab untuk
menjalankan tugas-tugas pemerintahan dengan penuh dedikasi dan profesionalisme. Oleh
karena itu, penting untuk memahami dan menghormati aturan terkait penggunaan handphone
di tempat kerja.

B. PEMBAHASAN
Manajemen ASN (Aparatur Sipil Negara) merupakan sebuah disiplin yang
berkaitan dengan pengelolaan dan administrasi pegawai negeri atau aparatur sipil negara
dalam suatu pemerintahan. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ASN
memilik kedudukan, peran, hak dan kewajiban, serta kode etik ASN.

1. Kedudukan ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur
sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Kedudukan atau status jabatan
ASN dalam sistem birokrasi selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan
birokrasi yang profesional. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep
yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara, berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas :
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS).
b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat
sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki
jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK
adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
2. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi
sebagai berikut :
a. Pelaksana kebijakan publik.
b. Pelayan publik.
c. Perekat dan pemersatu bangsa.
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas :
a. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas.
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selanjutnya peran dari Pegawai ASN yaitu perencana, pelaksana, dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan
kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

3. Hak dan Kewajiban ASN


Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum, suatu
kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat diartikan bahwa
hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan
ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam
UU ASN sebagai berikut :
1. PNS berhak memperoleh :
a. Gaji, tunjangan, dan fasilitas.
b. Cuti.
c. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua.
d. Perlindungan.
e. Pengembangan kompetensi.
2. PPPK berhak memperoleh :
a. Gaji dan tunjangan.
b. Cuti.
c. Perlindungan.
d. Pengembangan kompetensi.
4. Kode Etik dan Perilaku ASN
Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode
etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat
dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai
ASN :
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi.
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
d. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh
tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan.
f. Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara.
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab, efektif, dan
efisien.
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya
untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagidiri sendiri atau untuk orang
lain.
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN.
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundangun dangan disiplin Pegawai ASN.

5. Relevansi Manajemen ASN dengan ASN yang bermain HP berdasarkan Video


ASN bermain handphone saat bekerja merupakan hal yang sering terjadi di
Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari berbagai pemberitaan di media massa, salah satunya
dalam video pertama.. Fenomena ini tentu menimbulkan berbagai permasalahan, baik bagi
ASN itu sendiri, instansi tempat bekerja, maupun masyarakat yang membutuhkan pelayanan
dari ASN. Dampak negatif bagi ASN sendiri adalah dapat menurunkan produktivitas kerja.
ASN yang bermain handphone saat bekerja akan lebih sering terdistraksi dan sulit untuk fokus
pada pekerjaannya. Hal ini dapat menyebabkan pekerjaannya menjadi tidak selesai tepat
waktu atau bahkan tidak selesai sama sekali. Hal seperti ini memberikan dampak negatif
dalam pelayanan dan citra ASN di mata masyarakat. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
hal tersebut salah satunya adalah ketidakdisiplinan pegawai. Penggunaan smartphone atau
perangkat elektronik pribadi saat jam kerja dapat mengganggu produktivitas dan kinerja ASN,
serta merugikan pelayanan publik. Ini berkaitan dengan peran ASN sebagai Pelayanan Publik
dan tidak berpedoman dengan Core Values ASN yang berAKHLAT. Dampak yang
diakibatkan dari kasus seperti ini bagi instansi pemerintah seperti Penurunan Kualitas
Pelayanan, Kerugian Finansial, serta Citra Pelayanan Pemerintah kurang baik. Hal ini juga
berdampak pada Kepuasan masyrakat atas pelayanan instansi dan menimbulkan kecurigaan
masyarakat yang mengakibatkan citra pelayan pemerintah semakin buruk.

C. KESIMPULAN/PENUTUP
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam Pelaksanaannya Peraturan ASN di tuangkan
dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memuat berbagai hal
tentang ASN seperti Kedudukan ASN, Peran ASN, Fungsi dan Tugas ASN, Hak dan
Kewajiban, Kode Etik dan Pedoman Perilaku, dan lain sebagainya.
Perilaku ASN bermain handphone saat bekerja merupakan suatu tindakan yang
tidak profesional dan tidak mencerminkan core values ASN BerAKHLAT. Perilaku ini dapat
menimbulkan berbagai dampak negatif baik kepada diri sendiri, intstansi kerja, maupun
masyrakat. Dampak negatif tersebut antara lain :
1. Penurunan produktivitas kerja. ASN yang bermain handphone saat bekerja akan lebih
banyak menghabiskan waktunya untuk bermain handphone daripada untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya. Hal ini tentu akan berdampak pada penurunan
produktivitas kerja mereka.
2. Ketidakpuasan masyarakat. Masyarakat yang membutuhkan pelayanan dari ASN akan
merasa kecewa jika mendapati ASN tersebut sedang bermain handphone. Hal ini dapat
menimbulkan ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja ASN.
3. Dampak negatif terhadap citra pemerintah. Perilaku ASN bermain handphone saat
bekerja dapat memberikan citra yang buruk bagi pemerintah. Masyarakat akan
memandang bahwa pemerintah tidak serius dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai