Anda di halaman 1dari 4

TUGAS AKUNTABILITAS

SIFAT TUGAS: Kelompok


Pembimbing dan pemateri : Dr. Esti Sri Rahayu, SP, MP
Anggota :
1. Esa Annisa Devia Firlana, S.Kesos/ NIP. 199605312020122021
2. dr. Harsya Yuli Rachmanto / NIP.198807252020121013
3. Ahmad Rizqi Andi, S.Sos. / NIP. 199409102020121013
4. Merielle Yuditha Canary, S.Pd, M.Kesos./ NIP. 198707162020122010
5. Marietta Kristyarini Prabowo, S.I.P./ NIP. 199603022020122024
Angkatan : IX
Kelompok : IV
Group : II

Tugas :

1)Identifikasi dan ulaslah nilai-nilai akuntabilitas yang ada pada film tersebut

Sebagai calon ASN saudara Jaya mendengar dari teman teman terdekatnya tentang
stigma ASN di Indonesia yang sebagian besar melakukan hal hal yang kurang baik
dan tidak menjalankan tugas sebagaimana mestinya.
Karena hal itu saudara Jaya berjanji akan melakukan perubahan apabila sudah
menjadi ASN. Dan saat saudara Jaya sudah menjadi ASN, beliau melakukan nilai
akuntabilitas secara baik seperti :
 Melayani masyarakat secara baik dengan tidak mempersulit dan tidak memungut
pungutan liar dalam hal pengurusan surat pindah warga yang merupakan cermin
menghidari fraud dan perilaku korup.
 Bersedia membuat laporan pertanggung jawaban pembangunan jalan desa secara
transparan serta memberikan akses informasi yang mudah bagi masyarakat.
Dari Film tersebut juga memperlihatkan ada korban jatuh di jalan berlubang,
dimana kejadian tersebut merupakan cerminan kinerja ASN tidak melakukan
akuntabilitas secara baik sehingga jalan berlubang terlambat di perbaiki dan
menimbulkan korban.
2) Apa saja faktor yang mendorong dan menghambat terwujudnya nilai-nilai
akuntabilitas, jelaskan !
A. Faktor faktor pendorong terwujudnya nilai nilai akuntabilitas
 Faktor Kesadaran Aparatur

Faktor kesadaran aparatur menjadi sumber akuntabilitas, dedikasi dan disiplin dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai pelayan masyarakat, sehingga hasil
yang diharapkan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dapat memenuhi standar
pelaksanaan pelayanan maupun standar operasional penyelenggaraan pelayanan
publik.. Hal ini dapat dilkaukan dengan evaluasi dan pembinaan secara rutin aparatur
sehingga mengetahui tugas yang harus dikerjakan. Bahkan dengan adanya evaluasi
tersebut, aparatur termotivasi untuk melakukan pekerjaan dengan sungguh-sungguh
dan setiap permasalahan dalam pelaksanaan pelayanan dapat ditemukan solusinya.

 Faktor Aturan
Faktor aturan menjadi pendorong kedua dalam nilai nilai akuntabilitas seorang
aparatur. Aturan adalah perangkat penting dalam segala tindakan dan perbuatan dari
aparatur sebagai petugas pelayanan masyarakat. Aturan juga menjadi indikator maju
atau tidaknya individu maupun kelompok di lingkungan aparatur berkerja . Didalam
berkerja , aparatur harus memahami dan melaksanakan aturan-aturan yang sudah
ditetapkan dalam standar operasional prosedur (SOP) dan standar pelayanan (SP)
sehingga mencegah terjadinya perilaku fraud dan korup.

 Faktor Organisasi
Meningkatkan nilai nilai akuntabilitas dengan cara pembagian organisasi dalam
pelaksanaan setiap jenis pelayanan publik sangat penting sehingga ada kerjasama dan
koordinasi antara aparatur untuk menjalankan setiap jenis pelayanan publik sesuai
dengan porsinya masing-masing.

 .Faktor Kemampuan dan Keterampilan


Pada bidang pelayanan, suatu hal yang paling menonjol dan paling cepat dirasakan
oleh orang-orang yang menerima layanan adalah keterampilan pelaksanaannya.
Dalam standar pelayanan (SP) sudah dijelaskan bahwa hal utama yang harus dimiliki
oleh aparatur dalam memberikan pelayanan adalah petugas pelayanan memiliki
kemampuan mengoperasionalkan computer/ perangkat lunak dan memiliki
kemampuan dalam mengolah data. Aparatur saat ini dituntut memiliki kemampuan
dan keterampilan dibidang teknologi terkini dalam memberikan pelayanan, agar dapat
meningkatkan akuntabiltas dalam berkerja melayani masyarakat secara cepat dan
efisien.

 Faktor Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana yang dimaksud disini ialah segala jenis peralatan, perlengkapan
kerja dan fasilitas lainnya yang berfungsi sebagai alat utama dalam pelaksanaan
pekerjaan, dan juga berfungsi sebagai alat utama dalam pelaksanaan pekerjaan. Hal
ini sangat mendorong akuntabilitas aparatur karena dengan adanyanya sarana dan
prasarana yang lengkap akan mempercepat kinerja dan pelayanan ke masyarakat.

 Faktor Transparansi akses informasi

Dengan adanya transparansi dan akses informasi kepada masyarakat, akuntabilitas


aparatur dapat meningkat sehingga tugas dapat dikerjaan secara baik, tepat,effisien
dan terhindar dari perbuatan fraud dan korup. Masyarakat dalam hal ini dapat
mengetahui dan memantau secara langsung hasil dari kinerja aparatur.

B. Faktor faktor penghambat terwujudnya nilai nilai akuntabilitas


Bebrapa faktor penghambat terwujudnya nilai nilai akuntabilitas diantaranya:

 Faktor kurangnya Transparansi akses informasi

Tidak adanya transparansi akses informasi tentang pengelolaan dana untuk


masyarakat dan pembangunan selain mengakibatkan terhambatnya akuntabilitas
seorang aparatur juga dapat menimbulkan stigma kurang baik dan penurunan
kepercayaan dari masyarakat

 Faktor Perilaku Fraud dan korup

Oknum aparatur di Indonesia masih banyak melakukan tindakan fraud dan korup.
Dapat dilihat dari tahun ketahun masih dijumpai pelaku fraud dan korup yang
tertangkap. Hal ini sangat disayangkan karena dapat menghambat akuntabilitas
aparatur, sehingga masyarakat banyak dirugikan dan tidak mendapatkan pelayanan
dengan baik.

 Faktor Penyalahgunaan Sumber Daya Milik Negara


Faktor ini masih terjadi di linngkungan aparatur, dimana sumber daya milik negara
digunakan tidak sebagaimana mestinya. Seperti contoh banyak aparatur yang
menggunakan kendaraan dinas untuk kepentingan pribadi, serta penggunaan sarana
prasarana milik negara diluar kepentingan.

 Faktor kurangnya menjaga data informasi pemerintah


Penyalahgunaan data rahasia dan informasi negara untuk kepentingan pribadi dalam
hal ini sangat berbahaya, dikarenakan data dan informasi tersebut dapat beredar luas
tidak hanya dimasyarakat tetapi bisa dicuri oleh negara lain.

 Faktor Konflik kepentingan


Konflik kepentingan dapat mendorong seorang aparatur mengalami kondisi dimana
pertimbangan pribadi mempengaruhi , medominasi, bahkan menyingkirkan
profesionalitasnya dalam mengemban tugas. Dampak terjadinya konflik kepentingan
adalah maraknya KKN yang dilakukan oleh banyak aparatur saat ini.

Anda mungkin juga menyukai