Anda di halaman 1dari 13

TUGAS ETIKA PUBLIK

SIFAT TUGAS: Kelompok

Pembimbing dan pemateri : Dr. Esti Sri Rahayu, SP, MP

Ketua : dr. Harsya Yuli Rachmanto / NIP.198807252020121013

Anggota :

1. Langgeng Winarno, S.Sos. / NIP. 199312032020121015


2. Ahmad Rizqi Andi, S.Sos. / NIP. 199409102020121013
3. Muhammad Ahsanuddin Firdaus, S.Sos./ NIP. 199507212020121015
4. Esa Annisa Devia Firlana, S.Kesos/ NIP. 199605312020122021

Angkatan : IX

Kelompok : IV

Group : I

Simak film tentang etika publik yang ada pada link berikut : https://www.youtube.com/watch?
v=GJqUrDEBGoM
Tugas :
1) Identifikasi dan ulaslah nilai-nilai etika publik yang ada pada film tersebut
2) Apa saja faktor yang mendorong dan menghambat terwujudnya nilai-nilai etika publik,
jelaskan!
I. PENDAHULUAN

Sebagai aparatur sipil negara, sudah layaknya dalam melaksanakan kewajiban


pelayanan kepada masyarakat berlandaskan pada Etika publik. Dalam kaitannya dengan
pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang setandart atau norma yang menentukan
baik atau buruk, benar atau salah prilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab publik1.

Prilaku Aparatur Sispil Negara disingkat (ASN), akan menjadi sorotan publik. Karena
sejatinya iya telah menjadi bagian dari kekuasaan, dengan segala tindakannya akan
berimplikasi pada masyarakat umum. Sehingga kondisi prilaku yang buruk, akan merusak citra
penjabat publik dimasyarakat. Secara implementasinya, Nilai-nilai dasar kode etik
sebagaimana tercantum dalam undang-undang ASN sebagaimana berikut2 :

1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.


2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945.
3. Mengabdi kepada Negara dan Rakyat Indonesia.
4. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
5. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
6. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
7. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
8. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
9. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
10. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun.
11. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
12. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
13. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
14. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
15. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karir.

1
Lembaga Administrasi Negara. Modul Diklat Prajabatan: Etika Publik. Jakarta: LAN-RI. Hal.6.
2
Ibid.hal.10.
Dari Nilai-nilai dasar Etika Publik yang diatur kedalam UU ASN, diharapkan mampu
termanifestasi dalam diri setiap aparatur sipil negara dan mampu mengamalkannya sebagai
kode etik. Sebagai gambaran prilaku dan sikap dalam mengimplementasikan nilai-nilai dasar
kode etik sebagai aparatur sipil negara, akan disajikan ulasan dari alur cerita film pendek yang
berjudul “Sebuah Pilihan”. Diceritakan karakter kuat yang disapa p.budi, seorang ASN di suatu
instasi dengan sebuah tantangan dan kemudahan dalam melaksanakan tugas sehari-hari dalam
memberikan pelayanan publik. Diharapkan kita sebagai pelayan publik, lebih memahami
bagaimana bersikap dalam memberikan pelayanan terbaik.
II. PEMBAHASAN

Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/ buruk, benar/salah yang harus
dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada
kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya
dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Sebagai ASN bapak
Budi dituntut integritasnya untuk memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan
keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi pribadi, dan kebijaksanaan di
dalam pelayanan publik. Berdasarkan film tersebut bapak Budi sebagai ASN telah berkerja
sesaui etika yang seharusnya dimiliki seluruh ASN di indonesia yakni sebagai berikut:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi.
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang sejauh
tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan.
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara. Menggunakan kekayaan dan
barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien.
7. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.
8. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
9. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya
untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang
lain.
10. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN.
11. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN.
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang ASN juga
tercermin dalam diri bapak Budi yakni sebagai berikut:
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
1945.
3. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia
4. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
5. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
6. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
7. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
8. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
9. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan.
10. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun.
11. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
12. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
13. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
14. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
15. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem
karir.

Tabel 1. Identifikasi Nilai-Nilai Etika Publik yang ada pada film

N NILAI-NILAI ETIKA PUBLIK ULASAN


O

1 Memegang teguh nilai-nilai Pada film tersebut Pak Budi sebagai


dalam ideologi Negara aparatur sipil negara bekerja secara
Pancasila. profesional, cepat dan tuntas. Pak Budi
mengatakan kepada teman-temannya
bahwa ASN adalah tulang punggung
negara. ASN yang profesional akan
membuat negara lebih maju

2 Setia dan mempertahankan UUD 1945 mengamanatkan bahwa tiap


Undang-Undang Dasar Negara warga negara Indonesia harus siap
Kesatuan Republik Indonesia mempertahankan dan memajukan
1945. bangsa. Pak Budi menjadi contoh dalam
memajukan bangsa dengan profesinya
sebagai ASN yang memberi pelayanan
professional sesuai tugas pokok dan
fungsinya.

3 Mengabdi kepada negara dan Pak Budi sebagai ASN berusaha sebaik
rakyat Indonesia mungkin untuk bekerja dengan tuntas
dan cepat merespon kebutuhan pemerlu
pelayanan. Pak Budi juga harus rela
berpisah dengan ibunya karena harus
mengabdi sebagai ASN.

4 Menjalankan tugas secara Pak Budi menjalankan tugas dengan


profesional dan tidak berpihak. professional dan tidak memihak. Hal ini
terbukti saat ada adegan konflik antara
Lurah dengan pemerlu pelayanan. Pak
Budi mencari jalan tengah dengan segera
mungkin membuatkan surat keterangan
tidak mampu.

5 Membuat keputusan berdasarkan Pak Budi menjalankan tugas secara


prinsip keahlian. professional sesuai tugas pokok dan
fungsi.

6 Menciptakan lingkungan kerja Pak Budi melayani pemerlu pelayanan


yang non diskriminatif. dengan baik tanpa membeda-bedakan
kelas sosial ekonomi, suku dan agama

7 Memelihara dan menjunjung Pak Budi menasehati teman-temannya


tinggi standar etika luhur. untuk bekerja professional dengan cara
yang santun, tanpa menggurui dan sesuai
dengan kapasitasnya.

8 Mempertanggungjawabkan Pak Budi berbicara kepada rekan-


tindakan dan kinerjanya kepada rekannya untuk bekerja secara optimal
publik. karena ASN digaji dari pajak rakyat.
Maka ASN harus bekerja dengan baik
dan mempertanggungjawabkan
pekerjaannya kepada publik

9 Memiliki kemampuan dalam Pak Budi memiliki kemampuan dan


melaksanakan kebijakan. mengimplementasikan kebijakan
sehingga karirnya bisa naik dan
menduduki jabatan sebagai Lurah

10 Memberikan layanan kepada Pak Budi tanggap dengan situasi pemerlu


publik secara jujur, tanggap, pelayanan yang mengular dan ASN yang
cepat, tepat, akurat, berdaya bertanggung jawab atas pekerjaan
guna, berhasil guna, dan santun. tersebut belum datang. Maka Pak Budi
berinisiatif untuk membantu memberi
pelayanan selama rekan kerjanya belum
datang

11 Mengutamakan kepemimpinan Sikap-sikap yang dirunjukkan Pak Budi


berkualitas tinggi. pada film merupakan wujud
kepemimpinan berkualitas tinggi.
Perwujudannya adalah datang tepat
waktu, mengerjakan tugas sesuai
deadline , mengajak rekan kerjanya
untuk bekerja profesioanl, menghormati
rekan kerja dan pemerlu pelayanan dll

12 Menghargai komunikasi, Pada film tersebut Pak Budi aktif


konsultasi, dan kerjasama. berkomunikasi dengan rekan kerja, suka
menyapa, mampu bekerjasama dengan
rekan kerja dan mampu konsultasi
kepada pimpinan.

13 Mengutamakan pencapaian hasil Pak Budi berkomitmen menuntaskan


dan mendorong kinerja pegawai. pekerjaannya walaupun ibunya sedang
sakit. Namun Pak Budi mencari jalan
tengah agar pekerjaannya tetap
terselesaikan.

14 Mendorong kesetaraan dalam Pak Budi menasehati teman-temannya


pekerjaan. untuk bekerja dengan baik, tidak
membolos, bekerja dengan sepat dan
segera merespon keluhan pemerlu
pelayanan.

15 Meningkatkan efektivitas sistem Pak Budi menjalankan kinerjanya dengan


pemerintahan yang demokratis efektif dan professional. Hal ini akan
sebagai perangkat sistem karir. dapat mempengaruhi lingkungan kerja.
Pada film tersebut karena Pak Budi
bekerja secara professional maka karir
ASN nya pun naik menjadi Lurah.
III. Faktor pendukung yang meningkatkan nilai nilai etika publik

Faktor-faktor pendukung  etika publik dalam proses pelayanan yang semestinya selalu
mendapatkan perhatian seksama, diantaranya adalah :

1. Faktor kesadaran para pejabat serta petugas yang berkecimpung dalam pelayanan faktor
aturan yang menjadi landasan kerja pelayanan.

2. faktor organisasi yang merupakan alat serta sistem yang memungkinkan berjalannya
mekanisme kegiatan pelayanan

3. faktor pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum

4. faktor ketrampilan petugas

5. faktor sarana dan prasarana pelaksanaan tugas pelayanan

Apabila faktor faktor tersebut dapat terpenuhi dengan baik dapat menghasilkan etika publik
aparatur dan masyarakat yang saling menguntungkan, contoh dari efek bila etika publik
dijalankan :

1. Kemudahan dalam pengurusan kepentingan masyarakat


2. Mendapatkan pelayanan yang wajar
3. Mendapatkan perlakuan yang sama tanpa pilih kasih;
4. Mendapatkan perlakuan yang jujur dan terus terang
5. Masyarakat menghargai korps pegawai;
6. Masyarakat patuh terhadap aturan-aturan pelayanan
7. Masyarakat bangga terhadap korps pegawai
8. Ada kegairahan usaha dalam masyarakat
9. Ada peningkatan dan pengembangan dalam masyarakat menuju segera tercapainya
masyarakat adil dan makmur
IV. Faktor penghambat terwujudnya nilai-nilai etika publik

Berdasarkan film yang telah ditonton, terdapat beberapa faktor penghambat


terwujudnya nilai-nilai etika publik, antara lain;

1. Perilaku pimpinan yang kurang professional


Pada film terlihat sikap Pak Lurah menunjukkan bahwa ia tidak
menerapkan nilai akuntabilitas dalam menjalankan tugas. Pak Lurah malah
menegur stafnya untuk tidak terlalu memanjakan masyarakat dengan cara
melakukan pelayanan dengan cepat. Pada scene ini jelas terlihat bahwa Pak
Lurah tidak menamkan pemahaman bahwa tugas ASN adalah untuk melayani
masyarakat. Padahal, pelayanan publik yang professional membutuhkan
kompetensi etika, disamping kompetensi teknik dan leadership. Tanpa
kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli dan
deskriminatif, terutama pada masyarakat kalangan bawah3.
Sikap pimpinan yang seperti ini bukan merupakan contoh yang baik
dan kemungkinan dapat ditiru oleh bawahannya. Sebagai pimpinan, Pak Lurah
sudah sepatutnya dapat menjalankan tugas dengan baik dan dapat
menanamkan mindset yang baik dalam diri sendiri serta staf-stafnya. Mindset
yang dimaksud disini dapat mencakup tiga aspek, yakni : Pertama, berubah
dari penguasa menjadi pelayan; kedua, merubah wewenang menjadi peranan;
ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah yang dapat
dipertanggung jawabkan di dunia dan di akhirat4. Mindset tersebut harus selalu
diterapkan dalam melaksanakan tugas sehari-hari sebagai ASN yang dalam hal
ini harus selalu paham akan keinginan dan harapan masyarakat yang akan
dilayaninya.

2. Adanya kebudayaan indrawi yang materialistik dan sekularistik.


Kebudayaan ini muncul dikarenakan perkembangan moral atau
spiritual tidak berkembang di lingkungan masyarakat/pegawai, dan kalah
dengan perkembangan yang bersifat fisik, materi dan rasio. Akibatnya,
seseorang cenderung untuk mau melakukan pekerjaan apabila ada imbalan
3
Lembaga Administrasi Negara. Modul Diklat Prajabatan: Etika Publik. Jakarta LAN-RI. hal.15
4
Lembaga Administrasi Negara. Modul Diklat Prajabatan: Etika Publik. Jakarta LAN-RI. hal.17
yang dirasa setara dengan beban tugasnya. Fenomena ini dapat terlihat pada
salah satu cuplikan film, dimana beberapa aktor berdebat soal pemberian
layanan dan salah satu aktornya berkata, “untuk apa kerja cepat dan rajin,
sedangkan gaji kita hanya sedikit”. Kebiasaan dan pemikiran inilah yang dapat
menghambat terwujudnya nilai etika di kalangan ASN.

3. Tidak adanya sanksi sosial yang berlaku di organisasi


Sanksi sosial bukan merupakan sanksi yang bersifat mengikat dan
biasanya merupakan kesepakatan bersama yang secara langsung atau tidak
langsung terbentuk karena tujuan dan semangat yang sama dalam organisasi.
Pada lingkungan kerja yang terdapat di film, terlihat bahwa tidak ada sanksi
sosial yang kuat dan tegas saat ada petugas yang melakukan penyelewengan.
Salah satu scene di cuplikan film memperlihatkan salah satu petugas yang ijin
keluar kantor seenaknya padahal belum masuk waktu istirahat. Lebih parahnya
lagi, petugas yang lain diam saja dan cenderung membiarkan serta tidak
menegur. Tindakan ini telah dilakukan secara berulang-ulang dilingkungan
tersebut, oleh karena itu telah menjadi kebiasaan negatif yang susah
dihilangkan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

Pelayanan Publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi teknis dan
leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh karena itu perlu dipahami etika dan
kode etik pejabat publik. Tanpa memiliki kompetensi etika, pejabat cenderung
menjadi tidak peka, tidak peduli dan bahkan seringkali diskriminatif, terutama pada
masyarakat kalangan bawah yang tidak beruntung. Etika publik merupakan refleksi
kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan,
kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian
terhadap kesejahteraan masyarakat. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk
mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok
profesional tertentu.

Dalam film “Sebuah Pilihan” kita bisa melihat bagaimana tokoh utama mencoba
menerapkan nilai-nilai dasar etika public, diantaranya : 1) Memegang teguh nilai-nilai
dalam ideologi Negara Pancasila., 2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang
Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945. 3) Mengabdi kepada negara dan
rakyat Indonesia. 4) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak. 5)
Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian. 6) Menciptakan lingkungan kerja
yang non diskriminatif. 7) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur. 8)
Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik. 9) Memiliki
kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah. 10)
Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun. 11) Mengutamakan kepemimpinan
berkualitas tinggi. 12) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama. 13)
Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai. 14) Mendorong
kesetaraan dalam pekerjaan. 15) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.

Terdapat faktor pendukung yang meningkatkan nilai nilai etika public, diantaranya :1)
Faktor kesadaran para pejabat serta petugas yang berkecimpung dalam pelayanan
faktor aturan yang menjadi landasan kerja pelayanan. 2) faktor organisasi yang
merupakan alat serta sistem yang memungkinkan berjalannya mekanisme kegiatan
pelayanan. 3) faktor pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum. 4)
faktor ketrampilan petugas. 5) faktor sarana dan prasarana pelaksanaan tugas
pelayanan. Sedangkan faktor penghambat terwujudnya nilai-nilai etika publik, antara
lain; 1) Perilaku pimpinan yang kurang professional, 2) Adanya kebudayaan indrawi
yang materialistik dan sekularistik. 3) Tidak adanya sanksi sosial yang berlaku di
organisasi

Dengan diterapkannya kode etik Aparatur Sipil Negara, perilaku pejabat publik harus
berubah, Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan; Kedua, berubah dari
’wewenang’ menjadi ’peranan’; Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah
amanah, yang harus dipertanggung jawabkan bukan hanya di dunia tapi juga di
akhirat.

Sebagai Aparatur Sipil Negara maupun sebagai anggota masyarakat selalu melekat di
dalamnya nilai-nilai etika. Oleh karena itu, seperti yang telah dipaparkan sebelumnya
maka setiap Aparatur Sipil Negara dalam setiap kegiatan dan aktifitasnya harus selalu
berhati-hati dan agar tidak bertentangan dengan nilai-nilai etika yang harus selalu
dijunjung dan ditegakkan.

Anda mungkin juga menyukai