Anda di halaman 1dari 4

Notula Materi Komitmen Mutu Pelatihan Dasar CPNS 2017 PUPR Kelas F

A. Waktu dan Tempat


1. Hari, Tanggal : Kamis, 21 Juni 2018
2. Pukul : 08.00 - 20.00
3. Tempat : Kawah Candradimuka 2, Kelas F
B. Pembicara dan Materi
1. Pembicara : Ir. Djoko Murjanto, M.Sc.,
2. Ketua Kelas : Septio Rahman Putra, S.Kom.,
3. Ketua Harian : Yusuf Daniel Kareth, S.T.,
4. Notulen : Mohammad Andriya Gunartono, S.T., dan Muhamad Iqbal Tawakal,
iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiS.T.,
5. Jumlah Peserta : 32 orang
6. Judul Materi : Komitmen Mutu
C. Susunan Acara
1. Laporan kesiapan peserta
2. Sesi pertama
3. Coffee Break
4. Sesi kedua
5. Istirahat, Sholat, dan Makan
6. Sesi ketiga
7. Coffee Break dan Sholat
8. Sesi keempat
9. Istirahat, Sholat dan Makan
10.Sesi kelima
11.Laporan selesai menerima materi

D. Jalannya Pembelajaran di Kelas

1. Laporan kesiapan peserta

2. Sesi pertama
Kelas dibuka dengan berbagi pengalaman tentang lebaran. Siswa diminta menceritakan
mutu pelayanan selama mudik lebaran. Salah satu siswa bercerita mutu pelayanan ketika
mudik lebaran di tempat bapaknya bekerja bahwa air di sana tidak bersih sehingga perlu
mengambil air dari tempat lain untuk kebutuhan sehari-hari. Kemudian, pembicara
melanjutkan dengan membahas kondisi air di pulau-pulau kecil di Indonesia yang umumnya
memang belum tersedia air bersih atau air tawar. Namun, saat ini Kementerian PUPR sudah
memulai memasang perangkat peralatan penyediaan air bersih bertenaga surya misalnya di
NTT, di mana alat tersebut bahkan dipuja oleh masyarakat setempat karena menghasilkan
air bersih bagi lingkungan tempat tinggal mereka.
Setelah itu, pembicara bercerita tentang perjalanan karir beliau selama di Kementerian
PUPR yang dimulai sejak tahun 1983. Beliau pernah menjabat sebagai Direktur Bina Program
Cipta Karya tahun 2005-2007 dan Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR tahun 2010-2015,
kemudian saat ini menjabat sebagai Widyaiswara Utama sejak tahun 2015i. Beliau
mengatakan bahwa kunci kesuksesan berkarir di Kementerian PUPR salah satunya adalah
memahami sistem karir PNS. Saat beliau berkarir, semua urusan karir harus diurus sendiri
jika ingin sukses. Beliau mengatakan berbeda dengan zaman sekarang, sudah ada sistem
yang rapi, excellent dan bagus tentang karir. Oleh karena itu, peserta harus paham betul
sistem berkarir untuk kesuksesan peserta.

Pembicara berdiskusi tentang cita-cita jabatan karir tertinggi yang diharapkan para
peserta. Dari hasil diskusi diketahui ada 7 peserta ingin menjadi menteri, 22 ingin menjadi
Direktur Jenderal, 1 ingin menjadi presiden, 1 ingin menjadi kabalitbang dan 1 minimal ingin
menjadi kepala balai. Beliau menjelaskan pengalaman pribadi ketika di Papua. Selama beliau
berkarir, belum pernah menemukan orang yang bekerja di Papua, baik orang Papua ataupun
non Papua, yang bekerja benar-benar untuk kesejahteraan rakyat Papua. Sebagai contoh,
pengalaman beliau ketika rapat dengan pemerintah Papua termasuk dengan bupati salah
satu kabupaten di Papua. Saat pembentukan anggaran di Papua, pemerintah daerah
tersebut menganggarkan jalan panjang dengan aspal beton. Lalu pembicara memberi
pandangan pada peserta rapat termasuk pemerintah daerah dan mejelaskan bahwa lebih
baik anggaran dialokasikan untuk rumah sakit atau pasar. Pembicara mencurigai ada main
proyek di balik usaha penganggaran jalan tersebut.
Pembicara memutarkan film pendek untuk peserta. Peserta diminta memahami film
tersebut. Film tersebut tentang pengemis buta yang jarang diberi uang oleh orang yang lalu-
lalang, lalu seketika menjadi sering diberi karena bantuan orang yang menuliskan kata-kata
di papan sebelahnya. Dari contoh film tersebut terlihat kepekaan seseorang untuk
membantu pengemis mendapatkan lebih banyak rejeki. Setelah film tersebut pembicara
menjelaskan bahwa inovasi sangat penting untuk mengubah lingkungan menjadi lebih baik.

3. Coffee Break

4. Sesi kedua
Memasuki sesi kedua setelah coffee break, pembicara melanjutkan materi tentang
komitmen. Arti komitmen adalah menggabungkan, menyatukan, mempercayai dan
mengerjakan. Menurut Meyer & Allen komitmen adalah penerimaan yang kuat di individu
terhadap nilai-nilai organisasi. Menurut sekumpulan para ahli mengartikan komitmen adalah
suatu janji yang di ucapkan pada diri sendiri dan orang lain yang harus tercermin dalam
tindakan dan perilaku. Setelah itu peserta, di pimpin ketua harian, diminta mengucapkan
janji pegawai negeri sipil bersama-sama sebagai contoh komitmen jika menjadi PNS
nantinya.
Pembicara melanjtukan dengan materi efektif. Efektif adalah perbandingan antara
kinerja unsur-unsur manajemen dengan tujuan yang ditetapkan. Beliau menjelaskan bahwa
efektifitas dan efisiensi adalah hal yang berbeda. Pembicara lalu mebagi kelompok untuk
membahas tentang efektifitas dan efisien melalui studi kasus berita-berita yang
berhubungan dengan efektif. Beliau membagi peserta menjadi 8 kelompok dengan rincian 4
kelompok membahas efektivitas dan 4 kelompok membahas efisien.

5. Istirahat, Sholat dan Makan


6. Sesi ketiga
Setelah Ishoma, pembicara mempersilahkan kelompok berdiskusi dan mencari bahan
untuk presentasi tentang efektifitas dan efisiensi. Setelah diberikan waktu berdiskusi, setiap
kelompok diminta menjelaskan tentang hasil diskusinya masing-masing. Kelompok 2
diwakilkan peserta Brian Mulrony menjelaskan mengenai berita pejabat yang terbukti
korupsi dan menganggu efektifitas lembaganya. Kelompok 8 diwakilkan oleh Fikri Hanif
menjelaskan mengenai berita 21 orang pegawai negeri tidak bekerja setelah liburan lebaran
sehingga mengganggu efisiensi pelayanan masyarakat. Kelompok 5 diwakilkan oleh Viktor
menjelaskan tentang berita pembuatan jalan di Kalimantan Selatan. Pembuatan jalan
dilakukan secara swadaya oleh masyarakat setempat karena tidak kunjung di kerjakan oleh
pemerintah kota. Lalu kelompok 6 diwakilkan oleh Reina Rivenska menjelaskan tentang
berita pegawai negeri DKI Jakarta yang masuk terlambat setelah liburan tahun baru. Hal
tersebut menyebabkan efisiensi pemerintah DKI Jakarta berkurang.

7. Coffee Break dan Sholat

8. Sesi keempat
Setelah Istirahat sholat ashar pembicara melanjutkan materi tentang inovasi. Inovasi
adalah solusi terhadap tantangan di sektor publik. Tantangan-tantangan tersebut adalah
kesenjangan pembangunan, kinerja makro, gap dan target kinerja. Menurut Schwrsman
inovasi adalah Producting something new, whether services, product or marketing
developed. Menurut Larry Hirst, inovasi adalah turning ideas into money. Menurut Andrew
Wyckoff, inovasi adalah introduction of new process or new product whether in governtment,
business, or philantropic. Lalu berdasarkan UU no.23 tahun 2014 pasal 386 pemerintah
daerah mengatakan bahwa inovasi adalah semua bentuk pembaharuan dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Setelah itu dilanjutkan dengan materi tentang konsep mutu. Pembicara menjelaskan
bahwa mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan. Beliau juga menambahkan bahwa implementasi
mutu dalam layanan publik tergantung kepuasan pelanggan. Untuk setiap organisasi
pelayanan publik harus mampu memenuhi konsistensi layanan jasa yang diberikan.
Berdasarkan keputusan menteri aparatur negara no 63 tahun 2003 menyebutkan bahwa
landasan komitmen mutu dalam pelayanan di tempat kerja terdiri dari kesederhanaan,
kejelasan, kepastian waktu, akurasi dan keamanan.

9. Istirahat, Sholat dan Makan

10.Sesi kelima
Kelas dimulai dengan pembahasan tentang pentingnya pelayanan yang dinamis karena
kebutuhan selalu berubah, harapan kualitas hidup semakin tinggi, pendidikan semakin
membaik, dan kesejahteraan yang meningkat yang menuntut inovasi terus-menerus.
Pembicara memberikan pandangan tentang perbedaan cara pandang swasta dengan
pemerintah dalam hal komitmen mutu. Komitmen mutu bagi swasta adalah sebuah
kebutuhan untuk bertahan dalam melangsungkan bisnisnya yang penuh persaingan,
sedangkan komitmen mutu bagi pemerintah adalah sebuah hak bagi masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang baik. Di akhir sesi, peserta juga diajak berdiskusi seputar
organisasi pemerintah dan organisasi perusahaan swasta. Dari diskusi tersebut dapat
disimpulkan bahwa peserta harus bersikap profesional sebagai pegawai negeri, karena
sebagai ASN harus memiliki karakter profesional dan tidak boleh kalah dengan pegawai
swasta, terutama dalam menjaga komitmen mutu.

11.Laporan selesai menerima materi

Anda mungkin juga menyukai