Anda di halaman 1dari 3

3

a. atauorang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan Negaraatau
perkonomian Negara. (Pasal 2 ayat 1)
b. Pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu)tahun dan/atau
denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima puluh jutarupiah) dan paling banyak satu Rp.
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)bagi setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan
diri sendiri atauorang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan,kesempatan,
atau sarana yang ada padanya karena jabatan ataukedudukan yang dapat merugikan
keuangan Negara atau perekonomianNegara (Pasal 3)
c. Pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 12 (duabelas) tahun dan/atau
denda paling sedikit Rp.150.000.000,00 (seratuslima puluh juta rupiah) dan paling banyak
Rp. 600.000.000,00 (enamratus juta) bagi setiap orang yang dengan sengaja mencegah,
merintangiatau menggagalkan secara langsung atau tidak langsung penyidikan,penuntutan,
dan pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap tersangka atau terdakwa ataupun para saksi
dalam perkara korupsi. (Pasal 21) Pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling
lama 12 (duabelas) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp. 150.000.000,00 (seratus lima
puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 600.000.000,00 (enamratus juta rupiah) bagi
setiap orang sebagaimana dimaksud dalam pasal28, pasal 29, pasal 35, dan pasal 36.

1. Pidana Tambahan
a. Perampasan barang bergerak yang berwujud atau yang tidak berwujudatau barang tidak
bergerak yang digunakan untuk atau yang diperolehdari tindak pidana korupsi, termasuk
perusahaan milik terpidana dimanatindak pidana korupsi dilakukan, begitu pula dari
barang yangmenggantikan barang-barang tersebut
b. Pembayaran uang pengganti yang jumlahnya sebanyak-banyaknya samadengan harta
yang diperoleh dari tindak pidana korupsi.
c. Penutupan seluruh atau sebagian perusahaan untuk waktu paling lama 1(satu) tahun.
d. Pencabutan seluruh atau sebagian hak-hak tertentu atau penghapusanseluruh atau
sebagian keuntungan tertentu yang telah atau dapatdiberikan oleh pemerintah kepada
terpidana.
e. Jika terpidana tidak membayar uang pengganti paling lama dalam waktu1 (satu) bulan
sesudah putusan pengadilan yang telah memperolehkekuatan hukum tetap maka harta
bendanya dapat disita oleh jaksa dandilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut.
f. .Dalam hal terpidana tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar
uang pengganti maka terpidana dengan pidana penjarayang lamanya tidak memenuhi
ancaman maksimum dari pidana pokoknyasesuai ketentuan undang-undang nomor 31
tahun 1999 jo undang-undangnomor 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak
pidana korupsi danlamanya pidana tersebut sudah ditentukan dalam putusan pengadilan.
4

2. Pro dan kontra dalam pelaksanaan hukuman mati bagi koruptor di indonesia
Wacana ini banyak menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat, antara pro dan kontra
mereka mempunyai argument masing-masing.

a) Kontra pelaksanaan hukuman mati

Bagaimana pun koruptor adalah manusia yang juga mempunyai hak asasi manusia,hak untuk
hidup. Memang koruptor melakukan kesalahan yang merugikan banyak orang. Tapi semua orang
melakukan kesalahan, dan semua orang dapat memperbaikinya. Manusia bisa melakukan
kekhilafan, begitu juga dengan orang yangmelakukan korupsi. Berikut beberapa alasan
hukuman mati itu tidak boleh:

 Bertentangan dengan HAM

para aktivis di bidang penegakan HAM menentang hukuman mati, termasuk terhadap para
koruptor kakap sekalipun. Mereka berpendapat bahwa hukuman mati bertentangan dengan
HAM, UUD 1945, dan Pancasila.

 Sulit dilaksanakan

Indonesia belum akan menerapkan hukuman mati bagi para koruptor. Selain komitmen
pemerintah yang rendah dalam penegakan hukum, aparat penegak hukum juga masih setengah
hati dalam menindak para koruptor.

 Tidak ada korelasi

Belum terbukti, negara yang menerapkan hukuman mati, paling sedikit korupsinya. Tidak ada
itu korelasinya. Korelasinya adalah pada pengawasan dan pertanggungjawaban

b) Pro pelaksanaan hukuman mati

UU No 31/1999, yang diperbarui dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 mengenai Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi, mengatur hukuman mati dapat dijatuhkan antara lain pada pelaku
korupsi saat negara sedang dilanda krisis, saat bencana alam, atau dalam keadaan tertentu.
Undang-Undang Korupsi sendiri sebagaimana yang telah dijelaskan dalam pembahasan di atas
memperbolehkan seorang pelaku tindak pidana korupsi untuk dihukum mati. Akan tetapi dalam
kenyataannya di Indonesia sendiri hukuman mati bagi koruptor belum pernah diterapkan. Hal
tersebut sangat disayangkan mengingat dampak korupsi yang sangat membahayakan bagi
kepentingan nasional. Pengenaan pidana mati bagi koruptor itu sendiri dapat menjadi efek jera
bagi masyarakat. Masyarakat akan berpikir ulang apabila hendak berbuat korupsi. Oleh sebab
itu, pidana mati perlu dijatuhkan kepada para koruptor terutama kepada koruptor yang
melakukan tindak pidana korupsi dalam keadaan tertentu dan koruptor kelas kakap untuk
mengurangi jumlah tindak pidana korupsi yang merajalela dalam rangka mewujudkan Indonesia
5

yang lebih bersih. Masih adanya perbedaan pendapat dari berbagai kalangan masyarakat
Indonesia mengenai hukuman mati bagi para koruptor, hal ini berdampak pada pengambilan
putusan hakim bagi sebagian orang di anggap tidak serius dalam memberantas korupsi. Saya
merupakan salah satu yang pro terhadap pelaksanaan hukuman mati bagi koruptor karena
menurut saya alasan-alasan yang di kemukakan oleh pihak yang kontra agak kurang berdasar dan
kurang logis, adapun alasan tersebut adalah:

 Melanggar HAM

Tidak berdasar karena disini orang akan menyinggung masalah keadilan, dan jika di singgung
keadilan apakah tidak pantas seseorang yang telah korupsi sekian triliun sama dengan
membunuh ratusan jiwa, untuk di bunuh guna mempertanggung jawabkan perbuatanya.

 Sulit dilaksanakan

Menurut kami tidak ada yang sulit dilaksanakan jika ada komitmen dan tekad yang kuat.

 Tidak ada korelasi

Hal ini tidak logis karena orang pasti akan berpikir dua kali untuk melakukan korupsi jika di
hukum hukuman mati. Memang dampaknya tidak instan, tapi di sini kita berbicara soal masa
depan. Dan bukti riil nya ada yaitu hongkong yang berhasil menekan angka korupsinya setelah
memberlakukan hukuman mati.

Anda mungkin juga menyukai