Pendahuluan
Metode Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini dilakukan di Belawan
International Container Terminal (BICT) Menurut konsep yang berlaku bahwa
Pada PT Pelabuhan Indonesia 1 (Persero) analisis aktivitas adalah proses identifikasi,
berada di Jalan Raya Pelabuhan Gabion penjabaran, dan evaluasi aktivitas yang
Belawan, Sumatera Utara. dilakukan oleh perusahaan. Analisis
aktivitas akan menghasilkan empat hal yaitu
Jenis data yang digunakan dalam : aktivitas apa yang di lakukan, berapa
penyusunan artikel ini adalah data primer. banyak orang yang melakukan aktivitas,
Data primer yang dikumpulkan dari waktu dan sumber daya yang diperlukan,
perusahaan berupa wawancara langsung dan dan
menentukan nilai aktivitas bagi organisasi. f. Proses pembongkaran peti kemas dari
Aktivitas dapat diklasifikasikan sebagai kapal ke atas Head Truck (HT) serta
bernilai tambah dan tidak berniai tambah petugas Tally dermaga memeriksa
kondisi fisik dari peti kemas kemudian
1. Identifikasi Aktivitas
menginput nomor alat bongkar,
Berdasarkan proses bongkar yang
prefiks, nomor peti kemas dan nomor
dimulai dari kapal hingga diterima oleh
Head Truck yang mengangkut untuk
pengguna jasa, maka aktivitas yang
diproses melalui menu Hand Held
terjadi di BICT adalah :
Terminal (HHT). Dan apabila ada
a. Aktivitas yang dibutuhkan demi
ketidaksesuaian nomor peti kemas
hukum (required activity)
dengan perenncanaan bongkar maka
Aktivitas ini merupakan suatu
peti kemas itu tidak diturunkan
aktivitas yang wajib untuk dilakukan
g. Proses pemindahan dari Head Truck
atas dasar kepatuhan hukum. Contoh
ke wilayah penimbunan peti kemas
dari aktivitas ini adalah :
berdasarkan jenis peti kemas, khusus
a) pemeriksaan karantina yang
untuk peti kemas yang kategori
dilakukan oleh kementrian
berbahaya maka akan ditimbun di
pertanian terhadap hewan atau
lokasi khusus dan bisa juga langsung
tanaman yang diimpor
dijemput oleh pengguna jasa /
b) pemeriksaan dokumen kapal dan
h. Aktivitas yang dilakukan oleh Tally
peti kemas serta kesesuainnya
lapangan untuk kode/nomor alat,
dengan isi dari peti kemas yang
nomor peti kemas, serta posisi peti
dilakukan oleh pihak bea cukai
kemas di lapangan penumpukan yang
c) proses pembayaran bea masuk dan
kemudian dimasukkan kedalam Hand
pajak yang harus dibayarkan
Held Terminal (HHT).
pengguna jasa kepada pemerintah
i. Pengguna jasa mengajukan
d) proses pelengkapan serta
permohonan pengambilan peti kemas
penyerahan dokumen kepada BICT
dengan melampirkan dokumen-
sebagai syarat agar peti kemas
dokumen yang kemudian diperiksa
dapat keluar.
oleh front office, kemudian front
b. Aktivitas penjadwalan kapal sandar /
office menyerahkan proforma yang
c. Melakukan perencanaan operasi
kemudian harus dilakukan pelunasan
dengan mencetak daftar peti kemas
oleh pengguna jasa guna menerbitkan
yang akan di bongkar (Discharging
SP2
List)
j. Supir Head Truck pengguna jasa
d. Aktivitas Penjemputan kapal dari
menyerahkan SP2 kepada petugas
lampu satu dan penuntunan oleh kapal
Gate in untuk diberikan izin masuk,
tambat hingga kapal pembawa peti
dan petugas memberikan kembali SP
kemas bersandar.
2 dan Gate Pass kepada Head Truck
e. Pelepasan lashing dan twistlock oleh
pengguna jasa.
Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM)
k. Supir Head Truck pengguna jasa atau tidak bernilai tambah. Berdasarkan
menyerahkan SP2 kepada petugas identifikasi dan penjabaran dari proses
Gate in untuk diberikan izin masuk, bongkar muat peti kemas hingga diterima
dan petugas memberikan kembali SP oleh pengguna jasa maka akan dilakukan
2 dan Gate Pass kepada Head Truck evaluasi sebagai berikut :
pengguna jasa. a. Aktivitas Bernilai Tambah (Value
l. Supir Head Truck pengguna jasa Added Activity)
menuju lapangan penumpukan peti Aktivitas bernilai tambah merupakan
kemas sesuai dengan blok yang tertera aktivitas yang dibutuhkan agar dapat
di Gate Pass serta menyerahkannya bertahan dalam bisnis. Secara garis
beserta SP 2 kepada petugas Tally besar aktivitas bernilai tambah terdiri
lapangan dari dua aktivitas, yaitu :
m. Petugas Tally Lapangan memparaf 1) Aktivitas yang diperlukan
Gate Pass dan SP2 dan (required activity)
menyerahkannya kembali kepada Aktivitas ini bersifat harus
supir Head Truck, kemudian petugas dilakukan karena ada unsur
Tally berkordinasi dengan operator kepatuhan terhadap hukum. Yang
RTG untuk menaikkan peti kemas ke termasuk dari aktivitas ini adalah :
Head Truck pengguna jasa dan a) pemeriksaan karantina yang
mengunstack peti kemas dilakukan oleh kementrian
menggunakan HHT pertanian terhadap hewan atau
n. Supir Head Truck membawa peti tanaman yang diimpor
kemas ke pos Gate out dan b) pemeriksaan dokumen kapal
menyerahkan kembali SP2 dan Gate dan peti kemas serta
Pass, kemudian petugas Gate kesesuainnya dengan isi dari
melakukan Gate out peti kemas pada peti kemas yang dilakukan oleh
sistem CTOS dan menyerahkan pihak bea cukai
kembali SP2 kepada supir dan c) proses pembayaran bea masuk
menyimpan Gate Pass sebagai arsip. dan pajak yang harus
dibayarkan pengguna jasa
2. Penjabaran Aktivitas kepada pemerintah
Penjabaran aktivitas merupakan langkah d) proses pelengkapan serta
kedua dalam analisis aktivitas. Di dalam penyerahan dokumen kepada
proses ini aktivitas akan dijabarkan BICT sebagai syarat agar peti
berdasarkan sumber daya dan waktu yang kemas dapat keluar.
diperlukan untuk melakukan aktivitas. 2) Aktivitasdiskresioner
3. Evaluasi Aktivitas (discretionary activity)
Evaluasi aktivitas merupakan tahapan Aktivitas jenis ini diklasifikasikan
yang penting atau puncak dari analsis bernilai tambah jika memenuhi tiga
aktivitas. Karena pada tahap ini akan kondisi, yaitu : aktivitas yang
ditentukan suatu aktivitas bernilai tambah
menghasilkan perubahan, yaitu dengan mengganti
Perubahan itu tidak dapat dicapai penjadwalan dengan sistem
oleh aktivitas sebelumnya, dan kedatangan kapal yang telah
aktivitas itu memungkinkan tersistem proses bongkar dapat
aktivitas lainnya dapat dilakukan. lebih efisien.
Badan Pusat Statistik. 2014. Laporan Pilot Sudjatmiko, F.D.J. 2007. Pokok-pokok
Dwelling Time. Jakarta Pelayaran Niaga.
http://makalahpelaut.com. Diakses
Departemen Perhubungan RI. 2001.
pada 30 Juli 2018.
Reformasi perhubungan dalam
rangka otonomi daerah. Jakarta: Sujarweni, Wiratna. 2015. Metode
Dephub RI Penelitian Bisnis & Ekonomi.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia, dan Presiden Republik Sutedi, Adrian. 2014. Hukum Ekspor Impor.
Indonesia. 2006. Kepabeanan. Jakarta: Raih Asa Sukses.
Jakarta: Dewan Perwakilan Rakyat
Suyono, R. P. 2007. Shipping. Edisi
Republik Indonesia
Keempat. Jakarta: PPM.
Direktorat Jendral Bea dan Cukai. 2003.
Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana
Kepabeanan di Bidang Impor.
Jakarta: DJBC RI
Feriyanto, Adri. 2015. Perdagangan
Internasional. Yogyakarta: Mediatera.
Haikal, dan Haikal. 2012. Seluk Beluk
Perdagangan Ekspor Impor. Jakarta:
Bushindo