Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS AKTIVITAS BERNILAI TAMBAH BONGKAR MUAT PETI KEMAS

IMPOR DI BELAWAN INTERNATIONAL CONTAINNER TERMINAL (BICT) PADA


PT PELINDO 1 (PERSERO)
M.NI’MAL MUTA’AL, DINY SEPTIANA, DEDI HERMANTO LUMBAN BATU
Email : m.nikmal96@gmail.com, septianadiny@gmail.com, hermantodedi39@gmail.com
Abstract
This study entitled Analysis of Loading and Unloading Activities of Value Added Activity Analysis of
Loading Unloading of Imported Containers at PT Pelabuhan Indonesia 1 Belawan International
Container Terminal (BICT). The purpose of this research is to find out whether the loading and
unloading activity of imported containers at PT Pelabuhan Indonesia 1 Belawan International Container
Terminal (BICT) has added value. The method used by the authors in this study is the method of
interview and observation metoe. The data used comes from direct interviews with financial and
operational divisions conducted at PT Pelabuhan Indonesia 1 Belawan International Container Terminal
(BICT). The results obtained from this research of loading and unloading activities of imported
containers have added value. However, improvements must be made to congestion at the main exit during
rush hour and adding cargodoring as part of the loading and unloading procedures applied.

Keywords: Value-added activities, Discharge and loading of Containers, Import

Pendahuluan

Pelabuhan merupakan simpul perpindahan intra dan antar moda


transportasi laut yang menjadi fasilitas transportasi.
penghubung dengan daerah lain untuk
melakukan aktivitas perdagangan. Dalam era perdagangan bebas saat ini,
Pelabuhan memiliki peranan penting dalam Persaingan bisnis khususnya melalui jalur
perekonomian negara untuk menciptakan laut menuntut untuk menciptakan kepuasan
pertumbuhan ekonominya. Menurut Pasal 1 pelanggan dengan memberikan jasa yang
angka 1 Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun berkualitas sebagai faktor penunjang
2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan keberhasilan perusahaan dalam
adalah tempat yang terdiri dari daratan dan meningkatkan keunggulan bersaing. Untuk
perairan disekitarnya dengan batas tertentu menciptakan keunggulan dalam bersaing
sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan pelabuhan harus mampu mengidentifikasi
kegiatan ekonomi yang dipergunakan aktivitas bongkar muat yang dapat
sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, menunjang perusahaan dalam menciptakan
naik turun penumpang dan/atau bongkar keunggulan bersaing. Untuk menciptakan
muat barang yang dilengkapi dengan keunggulan dalam bersaing pelabuhan
fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan harus mampu mengidentifikasi aktivitas
penunjang pelabuhan serta sebagai tempat bongkar muat yang dapat menunjang
perpindahan intra dan antar moda perusahaan dalam menciptakan keunggulan
bongkar muat adalah “pemindahan muatan dari primer. Data primer yang dikumpulkan dari
dan keatas kapal untuk ditimbun ke dalam atau perusahaan berupa wawancara langsung dan
langsung diangkut ke tempat pemilik barang obsevasi dengan Bagian Akuntansi, Bagian
dengan melalui dermaga pelabuhan dengan Operasional, dan pengguna jasa yang ada di
mempergunakan alat pelengkap bongkar muat,
BICT Pada PT Pelindo 1 (Persero).
baik yang berada di dermaga maupun yang
berada di kapal itu sendiri”. Dengan mengetahui Teknik pengumpulan data yang digunakan
aktivitas-aktivitas yang mendukung perusahaan dalam penulisan Artikel ini adalah
untuk mencapai keunggulan bersaing dapat wawancara dan observasi di PT Pelindo 1
memicu manajemen untuk mengolah aktivitas Belawan International Container Terminal
bongkar muat sehingga lebih efektif dan efisien.
(BICT). Wawancara adalah salah satu
Melakukan perbaikan terhadap aktivitas bongkar instrumen yang digunakan untuk menggali
muat yang bernilai tambah dan senantiasa data secara lisan (Sujarweni, 2015:94).
mengeliminasi aktivitas yang tidak bernilai Sedangkan observasi adalah pengamatan
tambah dapat diterapkan dan pencatatan secara sistematik terhadap
perusahaan untuk mencapai efisiensi dan gejala yang tampak pada objek penelitian
efektifitas. Salah satu cara yang dapat (Sujarweni, 2015:94).
membantu perusahaan untuk menganalisis
Teknik pengolahan data yang digunakan
aktivitas boongkar muat adalah dengan
menggunakan analisis aktivitas. Hansen dan adalah metode deskriptif yaitu :
Mowen (2007:176) mendefinisikan analisis Dengan membandingkan teori dengan
aktivitas adalah “proses identifikasi, penjabaran, kenyataan yang ada diperusahaan, membuat
dan evaluasi aktivitas yang dilakukan oleh
analisa serta evaluasi berdasarkan data dan
organisasi”. Aktivitas dapat diklasifikasikan
informasi yang dikumpulkan tersebut. Moh
sebagai bernilai tambah (value added activity)
dan tidak bernilai tambah (nonvalue added Nazir (2017:43), metode deskriptif adalah
activity). Dengan demikian diharapkan suatu metode dalam meneliti status
penggunaan analisis aktivitas ini dapat sekelompok manusia, suatu objek, suatu set
memberikan solusi untuk perbaikan aktivitas kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun
bongkar muat pada PT Pelindo 1 Belawan suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
International Container Terminal (BICT).

Metode Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini dilakukan di Belawan
International Container Terminal (BICT) Menurut konsep yang berlaku bahwa
Pada PT Pelabuhan Indonesia 1 (Persero) analisis aktivitas adalah proses identifikasi,
berada di Jalan Raya Pelabuhan Gabion penjabaran, dan evaluasi aktivitas yang
Belawan, Sumatera Utara. dilakukan oleh perusahaan. Analisis
aktivitas akan menghasilkan empat hal yaitu
Jenis data yang digunakan dalam : aktivitas apa yang di lakukan, berapa
penyusunan artikel ini adalah data primer. banyak orang yang melakukan aktivitas,
Data primer yang dikumpulkan dari waktu dan sumber daya yang diperlukan,
perusahaan berupa wawancara langsung dan dan
menentukan nilai aktivitas bagi organisasi. f. Proses pembongkaran peti kemas dari
Aktivitas dapat diklasifikasikan sebagai kapal ke atas Head Truck (HT) serta
bernilai tambah dan tidak berniai tambah petugas Tally dermaga memeriksa
kondisi fisik dari peti kemas kemudian
1. Identifikasi Aktivitas
menginput nomor alat bongkar,
Berdasarkan proses bongkar yang
prefiks, nomor peti kemas dan nomor
dimulai dari kapal hingga diterima oleh
Head Truck yang mengangkut untuk
pengguna jasa, maka aktivitas yang
diproses melalui menu Hand Held
terjadi di BICT adalah :
Terminal (HHT). Dan apabila ada
a. Aktivitas yang dibutuhkan demi
ketidaksesuaian nomor peti kemas
hukum (required activity)
dengan perenncanaan bongkar maka
Aktivitas ini merupakan suatu
peti kemas itu tidak diturunkan
aktivitas yang wajib untuk dilakukan
g. Proses pemindahan dari Head Truck
atas dasar kepatuhan hukum. Contoh
ke wilayah penimbunan peti kemas
dari aktivitas ini adalah :
berdasarkan jenis peti kemas, khusus
a) pemeriksaan karantina yang
untuk peti kemas yang kategori
dilakukan oleh kementrian
berbahaya maka akan ditimbun di
pertanian terhadap hewan atau
lokasi khusus dan bisa juga langsung
tanaman yang diimpor
dijemput oleh pengguna jasa /
b) pemeriksaan dokumen kapal dan
h. Aktivitas yang dilakukan oleh Tally
peti kemas serta kesesuainnya
lapangan untuk kode/nomor alat,
dengan isi dari peti kemas yang
nomor peti kemas, serta posisi peti
dilakukan oleh pihak bea cukai
kemas di lapangan penumpukan yang
c) proses pembayaran bea masuk dan
kemudian dimasukkan kedalam Hand
pajak yang harus dibayarkan
Held Terminal (HHT).
pengguna jasa kepada pemerintah
i. Pengguna jasa mengajukan
d) proses pelengkapan serta
permohonan pengambilan peti kemas
penyerahan dokumen kepada BICT
dengan melampirkan dokumen-
sebagai syarat agar peti kemas
dokumen yang kemudian diperiksa
dapat keluar.
oleh front office, kemudian front
b. Aktivitas penjadwalan kapal sandar /
office menyerahkan proforma yang
c. Melakukan perencanaan operasi
kemudian harus dilakukan pelunasan
dengan mencetak daftar peti kemas
oleh pengguna jasa guna menerbitkan
yang akan di bongkar (Discharging
SP2
List)
j. Supir Head Truck pengguna jasa
d. Aktivitas Penjemputan kapal dari
menyerahkan SP2 kepada petugas
lampu satu dan penuntunan oleh kapal
Gate in untuk diberikan izin masuk,
tambat hingga kapal pembawa peti
dan petugas memberikan kembali SP
kemas bersandar.
2 dan Gate Pass kepada Head Truck
e. Pelepasan lashing dan twistlock oleh
pengguna jasa.
Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM)
k. Supir Head Truck pengguna jasa atau tidak bernilai tambah. Berdasarkan
menyerahkan SP2 kepada petugas identifikasi dan penjabaran dari proses
Gate in untuk diberikan izin masuk, bongkar muat peti kemas hingga diterima
dan petugas memberikan kembali SP oleh pengguna jasa maka akan dilakukan
2 dan Gate Pass kepada Head Truck evaluasi sebagai berikut :
pengguna jasa. a. Aktivitas Bernilai Tambah (Value
l. Supir Head Truck pengguna jasa Added Activity)
menuju lapangan penumpukan peti Aktivitas bernilai tambah merupakan
kemas sesuai dengan blok yang tertera aktivitas yang dibutuhkan agar dapat
di Gate Pass serta menyerahkannya bertahan dalam bisnis. Secara garis
beserta SP 2 kepada petugas Tally besar aktivitas bernilai tambah terdiri
lapangan dari dua aktivitas, yaitu :
m. Petugas Tally Lapangan memparaf 1) Aktivitas yang diperlukan
Gate Pass dan SP2 dan (required activity)
menyerahkannya kembali kepada Aktivitas ini bersifat harus
supir Head Truck, kemudian petugas dilakukan karena ada unsur
Tally berkordinasi dengan operator kepatuhan terhadap hukum. Yang
RTG untuk menaikkan peti kemas ke termasuk dari aktivitas ini adalah :
Head Truck pengguna jasa dan a) pemeriksaan karantina yang
mengunstack peti kemas dilakukan oleh kementrian
menggunakan HHT pertanian terhadap hewan atau
n. Supir Head Truck membawa peti tanaman yang diimpor
kemas ke pos Gate out dan b) pemeriksaan dokumen kapal
menyerahkan kembali SP2 dan Gate dan peti kemas serta
Pass, kemudian petugas Gate kesesuainnya dengan isi dari
melakukan Gate out peti kemas pada peti kemas yang dilakukan oleh
sistem CTOS dan menyerahkan pihak bea cukai
kembali SP2 kepada supir dan c) proses pembayaran bea masuk
menyimpan Gate Pass sebagai arsip. dan pajak yang harus
dibayarkan pengguna jasa
2. Penjabaran Aktivitas kepada pemerintah
Penjabaran aktivitas merupakan langkah d) proses pelengkapan serta
kedua dalam analisis aktivitas. Di dalam penyerahan dokumen kepada
proses ini aktivitas akan dijabarkan BICT sebagai syarat agar peti
berdasarkan sumber daya dan waktu yang kemas dapat keluar.
diperlukan untuk melakukan aktivitas. 2) Aktivitasdiskresioner
3. Evaluasi Aktivitas (discretionary activity)
Evaluasi aktivitas merupakan tahapan Aktivitas jenis ini diklasifikasikan
yang penting atau puncak dari analsis bernilai tambah jika memenuhi tiga
aktivitas. Karena pada tahap ini akan kondisi, yaitu : aktivitas yang
ditentukan suatu aktivitas bernilai tambah
menghasilkan perubahan, yaitu dengan mengganti
Perubahan itu tidak dapat dicapai penjadwalan dengan sistem
oleh aktivitas sebelumnya, dan kedatangan kapal yang telah
aktivitas itu memungkinkan tersistem proses bongkar dapat
aktivitas lainnya dapat dilakukan. lebih efisien.

b. Aktivitas Tidak Bernilai Tambah (Non 1) Waktu tunggu hingga kapal


Value Added Activity) dibongkar
Aktivitas tidak bernilai tambah Waktu tunggu juga merupakan
merupakan aktivitas yang tidak salah satu contoh aktivitas yang
diperlukan yaitu, semua aktivitas tidak bernilai tambah.
selain dari aktivitas yang penting Keterlambatan proses pemeriksaan
dilakukan untuk bertahan dalam baik itu oleh pihak karantina
bisnis. Aktivitas ini dapat maupun Bea Cukai menyebabkan
diidentifikasikan dari petugas bongkar peti kemas harus
ketidakmampuan untuk memenuhi menunggu sampai proses selesai
satu dari 3 kondisi yang disebutkan barulah bisa untuk melaksanakan
pada aktivitas bernilai tambah. bongkar peti kemas. Metode
Berdasarkan konsep yang berlaku perbaikan yang dilakukan adalah
dijelaskan bahwa ada 5 aktivitas tidak pengurangan aktivitas dengan cara
bernilai tambah, yaitu : penjadwalan. melakukan penekanan terhadap
Pemindahan, waktu tunggu, pihak yang menyebabkan
pemeriksaan, dan penyimpanan. keterlambatan agar dapat lebih
Berdasarkan identifikasi di atas maka cepat lagi dalam proses
aktivitas yang tergolong tidak bernilai pemeriksaan sehingga waktu
tambah adalah : tunggu dapat berkurang.
3) Penjadwalan kapal sandar 2) Rusaknya peti kemas dikarenakan
Penjadwalan menurut Hansen & kesalahan dalam proses bongkar
Mowen merupakan contoh aktivitas dan peletakan
yang tidak bernilai tamabah. Rusaknya peti kemas pengguna
Penjadwalan kapal untuk kapal jasa banyak dijumpai di BICT yang
sandar seharusnya dilakukan secara menyebabkan klaim dari pengguna
tersistem tanpa harus ada jasa kepada BICT untuk melakukan
penjadwalan, disamping itu perbaikan baik melalui perbaikan
penjadwalan yang dilakukan pun langsung ataupun dengan sejumlah
terkadang suka lari dari perkiraan uang. Ketidaksepakatan mengenai
yang mengakibatkan jadwal kapal harga klaim antara BICT dengan
dapat lebih lama dari jadwal yang pengguna jasa juga menjadi
telah ditetapkan. Metode perbaikan persitiwa yang sering terjadi.
yang dilakukan ialah eliminasi Bahkan dapat menyebabkan
pengguna jasa tidak mengambil Antara lain :
peti kemas yang mereka miliki.
Metode perbaikan yang dilakukan a. Aktivitas yang diperlukan (required
adalah pengurangan aktivitas activity)
dengan cara meningkatkan 1) pemeriksaan karantina yang
sosialisasi K3 untuk dapat dilakukan oleh kementrian
mengurangi intensitas kerusakan pertanian terhadap hewan atau
peti kemas. tanaman yang diimpor.
4) Penumpukan Peti kemas 2) pemeriksaan dokumen kapal dan
Penumpukan peti kemas dapat peti kemas serta kesesuainnya
terjadi akibat dua hal, pertama dengan isi dari peti kemas yang
karena surat persetujuan dilakukan oleh pihak bea cukai.
pengeluaran barang (SPPB) belum 3) proses pembayaran bea masuk dan
keluar yang mengakibatkan pajak yang harus dibayarkan
pengguna jasa tidak dapat pengguna jasa kepada pemerintah .
mengambil peti kemas dan yang 4) proses pelengkapan serta
kedua adalah pengguna jasa sendiri penyerahan dokumen kepada BICT
yang belum mengambil peti kemas. sebagai syarat agar peti kemas
Penumpukan peti kemas jika dilihat dapat keluar.
dari segi pendapatan maka akan b. Aktivitas diskresioner (discretionary
menambah pendapatan tetapi itu activity)
tidak bagus untuk nama baik BICT 1) Perencanaan operasi (discharging
dan kinerja bongkar peti kemas. list).
Hal terbaik yang dilakukan adalah 2) Aktivitas penjemputan dan
begitu peti kemas dibongkar dari penuntunan kapal dari lampu satu
kapal maka pengguna jasa langsung ke dermaga.
mengambil peti kemas. Metode 3) Pelepasan lashing dan twistlock
perbaikan yang dilakukan adalah oleh TKBM.
pengurangan aktivitas dengan cara 4) Proses pembongkaran peti kemas
meningakatkan lagi tarif progresif dari kapal ke Head truck.
supaya memberikan efek jera 5) Pengecekan peti kemas oleh
kepada pengguna jasa. petugas Tally.
6) Kegiatan mengajukan permohonan
pengambilan peti kemas.
Kesimpulan 7) Kegiatan pengambilan peti kemas
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh pengguna jasa.
dan hasil pengolahan data, serta 1. Aktivitas yang tidak bernilai tambah
pembahasan yang telah dilakukan. Maka dalam proses bongkar peti kemas impor
dibuat kesimpulan sebagai berikut. antara lain :
a. Penjadwalan kapal sandar.
2. Aktivitas yang bernilai tambah dalam b. Waktu tunggu hingga kapal
proses bongkar peti kemas impor dibongkar.
c. Aktivitas yang diperlukan (required c. Rusaknya peti kemas dikarenakan
activity) kesalahan dalam proses bongkar dan
5) pemeriksaan karantina yang peletakan.
dilakukan oleh kementrian
pertanian terhadap hewan atau
Indrayati. 2017. Akuntansi Manajemen.
c. Rusaknya peti kemas dikarenakan
Malang: Media Nusa Creative.
kesalahan dalam proses bongkar dan
peletakan. Kementrian Keuangan RI. 2003.
d. Aktivitas yang bernilai tambah akan Tatalaksana Kepabeanan Impor. Jakarta:
tetapi harus diefisienkan lagi Kemenkeu RI
Aktivitas ini adalah penumpukan peti
Kementrian Perdagangan RI. 2018.
kemas, penumpukan peti kemas
Ketentuan Impor Mutiara. Jakarta:
sebenarnya adalah kegiatan yang
Kemendag RI
dapat meningkatkan pendapatan tapi
itu bukan hal yang baik Nazir, Moh. 2017. Metode Penelitian.
perekonomian, sehingga aktivitas ini Bogor: Ghalia Indonesia.
perlu dibuat peningkatan tarif lagi
Mowen, dan Hansen.2007. Managerial
agar terjadi pengurangan dalam
accounting. USA: Thomson
penumpukan peti kemas sehingga
Learning Academic recources.
perekonomian semakin maju.
Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen.
Daftar Acuan Jakarta: Erlangga.

Badan Pusat Statistik. 2014. Laporan Pilot Sudjatmiko, F.D.J. 2007. Pokok-pokok
Dwelling Time. Jakarta Pelayaran Niaga.
http://makalahpelaut.com. Diakses
Departemen Perhubungan RI. 2001.
pada 30 Juli 2018.
Reformasi perhubungan dalam
rangka otonomi daerah. Jakarta: Sujarweni, Wiratna. 2015. Metode
Dephub RI Penelitian Bisnis & Ekonomi.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia, dan Presiden Republik Sutedi, Adrian. 2014. Hukum Ekspor Impor.
Indonesia. 2006. Kepabeanan. Jakarta: Raih Asa Sukses.
Jakarta: Dewan Perwakilan Rakyat
Suyono, R. P. 2007. Shipping. Edisi
Republik Indonesia
Keempat. Jakarta: PPM.
Direktorat Jendral Bea dan Cukai. 2003.
Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana
Kepabeanan di Bidang Impor.
Jakarta: DJBC RI
Feriyanto, Adri. 2015. Perdagangan
Internasional. Yogyakarta: Mediatera.
Haikal, dan Haikal. 2012. Seluk Beluk
Perdagangan Ekspor Impor. Jakarta:
Bushindo

Anda mungkin juga menyukai