Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Transportasi merupakan bidang kegiatan yang sangat penting


untuk mem-perlancar roda pembangunan dan perekonomian. Transportasi
yang di kenal bukan hanya angkutan darat dan angkutan laut tetapi ada
juga transportasi udara.Transportasi udara sekarang ini mengalami
perkembangan pesat, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya perusahaan
atau maskapai penerbangan yang me-layani jasa penerbangan ke berbagai
rute baik dosmetik maupun internasional. Sa-rana transportasi udara
merupakan transportasi yang efektif, efisien, cepat, selamat dan nyaman.
Peranan transportasi udara khususnya penerbangan komersial sangat
penting dalam pengembangan ekonomi dan sosial yang ditunjukkan oleh
peningkatan jumlah permintaan jasa penerbangan yang diukur dari
pertumbuhan penumpang udara. Akan tetapi, sejak merebaknya Covid-19
di Wuhan pada awal tahun 2020, kehebohan mulai menyeruak secara
berangsur yang bahkan menjangkau seluruh dunia. Kehebohan ini dipicu
oleh banyaknya jumlah korban dalam waktu relatif singkat disertai
keamanan semua pihak menghadapi Covid19. Penularan COVID-19 sudah
terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Berbagai upaya sudah dilakukan
pemerintah untuk memutus penularan penyakit ini, antara lain dengan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), termasuk pembatasan trans-
portasi udara.

Dengan pembukaan kembali penerbangan untuk memulihkan


perekonomian, produktivitas dan kehidupan sosial masyarakat, dibutuhkan
standar kesehatan di pesawat udara dan prasarana transportasi udara untuk
memastikan penerbangan berlangsung dengan aman. Pembukaan kembali
penerbangan dilakukan dengan menerapkan standar kesehatan untuk awak
pesawat udara, pesawat udara, bandara, pekerja bandara dan penumpang.
Untuk penerbangan internasional sama seperti kebijakan yang diterapkan
di negara lain, maka diperlukan uji PCR, dokumen kesehatan pendukung
lain dan karantina/isolasi selama 14 hari di negara tujuan. Untuk
penerbangan domestik, mengacu pada International Air Transport
Association (IATA), tidak perlu mensyaratkan pemeriksaan RT-PCR
ataupun Rapid Test (antibodi ataupun antigen) sampai alat uji-diagnostik
telah memenuhi persyaratan speed, scale, accurate dan cost - effec-tive .
Tidak juga mensyaratkan pemeriksaan surat keterangan dokter bahwa
calon penumpang bebas dari penyakit COVID-19. Bagi penerbangan
internasional, per-syaratan keberangkatan dari bandara di Indonesia
mengikuti peraturan yang diber-lakukan di bandara negara tujuan.
Sebaliknya, persyaratan penumpang dengan kedatangan di bandara
Indonesia, mewajibkan Health Certificate dan hasil PCR negatif. Dalam
hal ini penulis tertarik untuk mengambil judul “Pengelolaan Ter-minal
Service Dalam Memberikan Pelayanan Penumpang Pada Masa Pandemi
Covid 19 Angkasa Pura Di Bandara Pattimura Ambon.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut adapun


rumusan masa-lah yang akan di bahas dalam penulisan Laporan Tugas
Akhir (LTA) ini adalah :

1. Bagaimana layanan pemeriksaan penumpang domestik di bandara


pattimura ambon dalam masa pandemi covid-19?
2. Bagaimana sistem pengelolaan jasa dalam pelayanan penumpang di
terminal ?

C. Batasan Masalah

Permasalahan tersebut agar dapat diselesaikan dengan baik dan


pembahasan men-jadi terarah, batasan masalahnya sebagai berikut :
1. Proses pelayanan di bagian check in,boarding gate yang dikelola oleh
PT Angkasa Pura .
2. Proses pelayanan dan penanganan penerapan Sosisal Distancing yang
dikelola oleh PT Angkasa Pura.
C. Tujuan penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :

 untuk mengetahui proses pelayanan di bagian check-in boarding


gate Sesuai dengan standar operasional prosedur ( SOP ) yang
dikelola oleh PT Angkasa Pura.
 Untuk mengetahui proses pelayanan dan penanganan penerapan
social distance yang dikelola oleh PT Angkasa Pura.

D. Manfaat penulisan

Adapun manfaat penulisan ini adalah

 Bagi instansi
a. dapat lebih menyempurnakan pengembangan dalam
meningkatkan kualitas kinerja dan pelayanan pada ada
karyawan di PT Angkasa Pura terhadap kepuasan dan
kenyamanan penumpang.
b. agar dapat memberikan upaya upaya pelayanan maksimal
kepada para penumpang sesuai kebutuhan.
c. menjadikan informasi si dari hasil penelitian penulis sebagai
referensi peningkatan pelayanan karyawan PT Angkasa Pura.
 Bagi ama Yogyakarta
a. kampus dapat mempererat tali persaudaraan dengan an tempat
Mahasiswa praktek.
b. sebagai tempat memperkenalkan kampus ke dunia luar
c. dapat menyalurkan para mahasiswanya Untuk bekerja di
tempat Mahasiswa praktek
 bagi mahasiswa
a. Mahasiswa dapat mengetahui secara langsung proses pekerjaan
di suatu perusahaan.
b. Mahasiswa dapat mencari gambaran tentang dunia usaha
yang paling tepat.
c. menumpuk kerja keras dan semangat untuk mencari peluang
usaha.
d. mahasiswa akan lebih bersungguh-sungguh dalam belajar
karena dunia usaha tidaklah mudah.
e. Mahasiswa dapat mengajukan berbagai pertanyaan dan
mendapatkan jawaban secara langsung dari perusahaan.

E. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan merupakan uraian singkat setiap bab tentang


materi yang akan ditulis dalam laporan tugas akhir (LTA) sesuai dengan
permasalahan yang diambil. sistematika penulisan dalam laporan tugas
akhir (LTA) ini adalah sebagai berikut:

 BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah rumusan
masalah,batasan masalah, tujuanpenulisan, manfaat penulisan,
sistematika penulisan.
 BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi kajian teori-teori tentang pengertian pelayanan,
pengertian jasa, pengertian trans-portasi, pengertian check in,
pengertian boarding gate, bandar udara cara dan penulisan yang
terdahulu.
 BAB III METODE PENULISAN
berisi tentang jenis penulisan, subjek dan objek penulisan, lokasi
dan waktu pengumpulan data, Sumber data, teknik pengumpulan
data, metode analisis data.
 BAB IV PEMBAHASAN
pada bab ini berisi tentang gambaran umum objek penulisan dan
pembahasan
 BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran.
 DAFTAR PUSTAKA
 LAMPIRAN
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pelayanan
Pelayanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
sebagai suatu usaha untuk membantu menyiapkan atau mengurus apa
yang diperlukan orang lain. Sedangkan menurut Moenir (2010:26)
pelayanan adalah kegiatan yang dil-akukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan landasan factor materi me-lalui sistem,
prosedur dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepent-
ingan orang lain dengan haknya. Pelayanan hakikatnya adalah
serangkaian kegiatan, karena itu pelayanan merupakan sebuah proses.
Sebagai proses, pela-yanan berlangsung secara rutin dan
berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan orang dalam
masyarakat.
Sedangkan menurut Groonros dalam Ratminto dan Atik (2005:2)
pelayanan ada-lah suatu aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak
dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara
konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh
perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkam un-tuk memecahkan
permasalahan konsumen atau pelanggan.
Berbeda dengan Supranto dalam Sartika (2019:10) mengatakan bahwa
pelayanan atau jasa merupakan suatu kinerja penampilan, tidak
terwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan dari pada dimiliki,
serta pelamggan lebh dapat berpartisipasi akhir dalam proses
mengonsumsi jasa.
2. Jasa
Menurut Kotler dan Keller (2012:214). Jasa merupakan setiap
aktivitas, manfaat atau performance yang ditawarkan oleh satu pihak ke
pihak lain yang bersifat in-tangible dan tidak menyebabkan perpindahan
kepemilikan apapun dimana dalam produksinya dapat terikat maupun
tidak dengan produk fisik.
Menurut Chistoper and Lurent, dalam Sartika (2019:12) “Jasa
adalah kegiatan ekonomi yang ditawarkan oleh salah satu pihak kepada
pihak lain, paling sering menggunakan berbasis waktu pertunjukan
untuk membawa hasil yang diinginkan pada penerima sendiri atau
dalam benda atau asset lainnya yang memiliki tanggung jawab
pembeli.” Sedangkan menurut Zeithaml dan Bitner dalam Sartika
(2019:12) “Jasa pada dasarnya adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan
output selain produk dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi
pada saat bersa-maan , memberikan nilai tambah dan secara prinsip
tidak berwujud (intangible) bagi pembeli pertamanya.”
Menurut Djaslim Saladin (2004:134), jasa adalah setiap aktivitas
atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain yang mana
pada dasarnya kasat mata atau tidak berwujud, serta tidak menyebabkan
kepemilikan sesuatu yang mana proses produksinya mungkin &
mungkin juga tidak terikat dengan produk fisik.

3. Transportasi
Menurut Nasution (2004:15), transportasi diartikan sebagai
pemindahan barang manusia dan manusia dari tempat asal ke tempat
tujuan. Proses pengangkutan merupakan gerakan dari tempat asal, dari
mana kegiatan angkatan dimulai, ke tempat tujuan, kemana kegiatan
pengangkutan diakhiri. Sedangkan menurut Rustian Kamaludin
(2003:3), transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan
penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Unsur-unsur transportasi
meliputi:
Manusia yang membutuhkan Barang yang dibutuhkan Kendaraan
sebagai alat/sarana.Jalan dan terminal sebagai prasarana transportasi
Organisasi (pengelola Transportasi)
Transportasi sebagai dasar untuk pembangunan ekonomi dan
perkembangan masyarakat serta pertumbuhan industrilisasi. Dengan
adanya transportasi me-nyebabkan adanya spesialisasi atau pembagian
perkerjaan menurut keahlian sesuai dengan budaya suatu bangsa dan
daerah kebutuhan akan angkutan tergantungan fungsi bagi kegunaan
seseorang (Peronal Place Utility).

4. Check in Counter
Menurut Wulandari (2010). check-in counter merupakan
prosespendataan dan proscs screening lerhadap calon penumpang
beserta bagasiyang akan melakukan penerbangan sesuai data-data pada
ticket.Check-incounter merupakan tempat di-mana penumpang bisa
mendapatkanboarding pass dari staf check-in. ketika di check in counter
penumpangdiperiksa mengenai kelengkapan dokumen perjalanan dan
bagasi sebelumon board.
Menurut Majid dan Warpani (2009:52) Check in Counter
di.Bandara adalah tem-pat pendanaran atau pelaporan bagi para
(calon)penumpang yang akan berangkatl/naik pesawat di Bandar Udara.
DiBandara/gedung terminal check in counter berlokasi di wilayah
restrictedpublic area.

5. Boarding Gate
Boarding gate adalah tempat dimana penumpang menunggu
keberangkatan pe-sawat dan sebagai filter terbaik dari
proseskeberangkatan penumpang (Wulandari, 2010).
6. Bandar Udara
Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation
Organization) Bandar Udara adalah area tertentu di daratan atau
perairan (termasuk bangunan, instansi dan peralatan) yang diperuntukan
baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan,keberangkatan
dan pergerakan pe-sawat.
Menurut Atmaji dalam Sartika (2019:16) Bandar Udara atau
Bandara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas
landas dan mendarat.Bandara yang paling sederhana minimal memiliki
sebuah landasan pacu namun bandara-bandara besar biasanya
dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan
penerangan maupunbagi penggunanya.
Perundang-undangan Bandar Udara Landasan teori yang cukup
kuat dalam pe-layanan di Bandar udara untuk memecahkan permasalahn
dalam rumusan masalah terdapat pada Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tentang penerbangan antara lain:
1. Penerbangan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pemanfaatan
wilayah udara, pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, navigasi
penerbangan, keselamatan dan keamanan, lingkungan hidup, serta
fasilitas penunjang dan fasili-tas umum lainnya.Kebandarudaraan
adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan bandar
udara dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan fungsi keselamatan,
keamanan, kelancaran, dan ketertiban arus lalu lintas pesawat udara,
penumpang, kargo dan/atau pos, tempat perpindahan intra dan/atau
antarmoda serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan
daerah.
2. Tatanan Kebandarudaraan Nasional adalah sistem kebandar udaraan
secara na-sional yang menggambarkan perencanaan bandar udara
berdasarkan rencana tata ruang, pertumbuhan ekonomi, keunggulan
komparatif wilayah, kondisi alam dan geografi, keterpaduan intra dan
antarmoda transportasi, kelestarian lingkungan, keselamatan dan
keamanan penerbangan, serta keterpaduan dengan sektor pem-bangunan
lainnya.
3. Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan
batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara
mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat
barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan kea-manan penerbangan,
serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.
4. Bandar Udara Umum adalah bandar udara yang digunakan untuk
melayani kepentingan umum.
5. Bandar Udara Khusus adalah bandar udara yang hanya digunakan untuk
mela-yani kepentingan sendiri untuk menunjang kegiatan usaha
pokoknya.
6. Bandar Udara Domestik adalah bandar udara yang ditetapkan sebagai
bandar udara yang melayani rute penerbangan dalam negeri.
7. Bandar Udara Internasional adalah bandar udara yangditetapkan sebagai
bandar udara yang melayani rute penerbangan dalam negeri dan rute
penerbangan dari dan ke luar negeri.
8. Bandar Udara Pengumpul (hub) adalah bandar udara yang mempunyai
cakupan pelayanan yang luas dari berbagai bandar udara yang melayani
penumpang dan/atau kargo dalam jumlah besar dan mempengaruhi
perkembangan ekonomi secara nasional atau berbagai provinsi.
BAB III

METODE PENULISAN

A. Jenis penulisan

Menurut Denzin & Linclon menguraikan penenlitian kualitatif


merupakan fokus perhatian dengan beragam metode yang mencangkup
pendekatan interperetif dan naturalistik terhadap objek kajiannya.
(2013:62).

Menurut sugiyono (2011:13) Metode Kualitatif adalah metode


yang berlandasan pada filasafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti
pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai
instrument kuncil,pengambilan sampel sumber data dilakukan secara
purposive, teknik pengumpulan dengan triangulasi, anlisis data bersifat
induktif/kualitatif,dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi. Penelitian kualitatif bertumpu pada latar belakang
alamiah secara holisitik,memposisikan manusia sebagai alat penelitian,
melakukan analisis data secara induktif, lebih memntingkan proses
daripada hasil serta penelitian yang dilakukan disepakati oleh peneliti dan
subyek peneliti.

Menurut Stauss and Corbin mendefinisikan pengertian penelitian


kualitatif sebagai suatu jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak
diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Peneliti
dalam Penelitian kualitatif mencari jawaban atas pertanyan mengapa dan
bagiamana suatu keputusan diambil oleh subjek, bukan sekedar apa,
dimana dan bilamana.(sastroasmoro,2011:287)
Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir, dijelaskan jenis penulisan
anlisasi deskripsi kualitatif. Alasan penulis mengunakan metode kualitatif
adalah karena metode penelitian kualitatif merupakan proses yang
mengasilkan data deskritif. Data deskritif berupa kata-kata tertulis, lisan
maupun gambar dari sumber yang diamati,bukan angka-angka. Penelitian
ini digunakan untuk mendeskripsikan tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan pengelolaan terminal service. PT Angkasa Pura dalam
pelayanan penumpang pada masa pandemic covid-19 di Bandar Udara
Pattimura Ambon.

B. Subyek dan Objek penulisan

1. Subyek
Menurut (siswantoro,2005:125) subyek penelitian adalah hal yang
dikaji,di dalamnya terangkum gejala atau variable yang menjadi problem
peneliti. Dalam Laporan Tugas Akhir (LTA) ini penulis mengambil
beberapa orang karyawan atau staf Terminal Service PT Angkasa Pura 1
Ambon.

2. Objek
Objek penelitian adalah sebagaian atau wakil dari subyek yang
diteliti. Dengan kata lain objek penelitan merupakan anggota-anggota dari
subjek peneliti (Siswantoro,2005:125).Dalam Laporan Tugas Akhir (LTA)
ini objek yang di ambil yaitu di Bandar Udara Internasional Pattimura
Ambon pada bagian check in, boarding gate yang dilaksanakan sejak 1
Februari sampai 27 Maret 2021.

C. Lokasi dan Waktu Pengumpulan Data


Lokasi penelitian di lakukan di terminal Bandar Udara
Internasional Pattimura Ambon yang beralamat di Jalan .Dr.Leimena –
Laha,Laha Ambon, Kota Ambon, Maluku 97236. Adapun waktu
pelaksanan penelitian tersebut yaitu dari tanggal 1 Februari sampai 27
Maret 2021.

D. Sumber Data

1. Data primer
Menurut saryono,dalam (sartika 2019:25) Data primer disebut juga
data tangan pertama, data primer diperoleh langsung dari subyek
penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat penagmbilan
data, langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari.
Kelebihan data primer adalah akurasinya lebih tinggi sedangkan
kelemahannya adalah tidak efisien,untuk memperolehnya memerlukan
sumber daya yang lebih besar seperti hasil observasi dan wawancara
terhadap karyawan atau staf terminal bagian check in, boarding gate serta
pengelolan social distancing data yang didapatkan meliputi data proses
pelayanan di bagian check in,boarding gate dan penerapan sosial
distancing.

2. Data Sekunder
Menurut Saryono,dalam (sartika 2019:25) mengemukakan bahwa
data sekunder adalah data yang di peroleh lewat pihak lain tidak langsung
diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitianya. Biasanya berupa data
dokumentasi atas laporan yang tersedia.Penulis mendapatkan data
sekunder melalui jurnal-jurnal office PT Angkasa Pura dan studi
kepustakaan.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu
pengumpulan data yang bersifat mengabungkan dari berbagi data dan
sumber data yang telah ada mengenai pelayanan di check in boarding gate
penerapan social distancing di Bandar Udara Pattimura Ambon Teknik
Pengumpulan datanya yaitu metode :

1. Metode Wawancara
Menurut Sugiyono (2015:137) wawancara digunakan sebagai
teknis pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menentukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga
apbila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
Wawancara merupakan suatu cara untuk memperoleh data dengan
mengadakan Tanya jawab secara langsung oleh penulis. Memperoleh data
dengan mengajukan pertanyan dari pihak-pihak yang terkait.penulis
melakukan wawancara langsung dengan staf bagian check in,boarding gate
dan kantor kesehatan pelabuan PT Angkasa pura di Bandar Udara
Internasional Pattimura Ambon.

2. Metode Pengamatan (Observasi)


Menurut Sugiyono (2011:226) metode observasi adalah dasar
semua ilmu pengetahuan.para ilmuan hanya dapat bekerja berdasrkan data,
yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
Pengamatan merupakan suatu cara memperoleh data dengan mengadakan
pengamatan lngsung terhadap objek yang diteliti. Penulis mengmati secara
langsung terhadap pelaksnan pelayanan di bagian check in,boarding gate
dan penerpan social distancing. PT Angkasa pura 1 Ambon di Bandar
Udara Pattimura Ambon.

3. Dokumentasi
Dalam (sugiyono,2010:422) Metode Dokumentasi merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan
gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang
berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan,biografi,
peraturan kebijakan. Dokumentasi yang berbentuk gambar misalnya foto
gambar kehidupan,sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya
misalnya, seni yang dapat berupa gambar, patung film dan lain-lain.
Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penguna metode observasi
dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

4. Studi pustaka
Menurut Notoatmojo(2007:31)studi pustaka adalah mengumpulkan
data dengan mempelajari data dari buku-buku literature, laporan-laporan
dan dokumen lainnya yang telah ada di perpustakaan.
Studi pustaka adalah segala usaha yang telah dilakukan oleh
peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topic atau
masalah yang akan atau sedang diteliti. Studi kepustakaan merupakan
suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Teoro-
teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan di teliti dapat di
temukan dengan melakukan studi kepustakaan. Selain itu seorang peneliti
dapat memperoleh informasi tentang penelitian-penelitian sejenis atau
yang ada kaitannya dengan penelitiannya dan penelitian-penelitian yang
telah di lakukan sebelumnya. Dengan melakukan studi kepustakaan
peneliti dapat memanfaatkan semua informasi dari pemikiran-pemikiran
yang relevan dengan penelitiannya.

F. Metode analisis data

Menurut Miles and Huberman, dalam (Sugiyono, 2011:246)


metode analisis dalam penelitian adalah pendekatan analisis
deskriftif/kualitatif dengan menggunakan metode analisis di lapangan.
Miles and Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitatif di lakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jauh.
Dalam penelitian kualitatif, kedalaman penghayatan terhadap interaksi
antarkonsep yang sedang dikaji secara empiris adalah hal utama dalam
penelitian. Lima ciri utama dalam penelitian kualitatif adalah sebagai
berikut.

1. Latar alamiah (natural setting) sebagai sumber data dan peneliti


merupakan instrumen kunci. Peneliti kualitatif berusaha untuk
melakukan observasi langsung ke lapangan, karena dalam
penelitian kualitatif data yang berupa rekaman saja tidak memadai.
2. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Dalam penelitian kualitatif
pelaporan dengan bahasa verbal yang cermat sangat dipentingkan
karena semua interpretasi dan kesimpulan yang diambil
disampaikan secara verbal.
3. Lebih mengutamakan proses, bukan hasil. Bentuk atau wujud hasil
penelitian sangat ditentukan oleh proses penelitian.
4. Analisis data cenderung secara induktif. Dalam penelitian
kualitatif, peneliti mengontruksi konsep secara lebih jelas di tengah
perjalanan kegiatan penelitian setelah mengumpulkan berbagai
fenomena dan memeriksa bagianbagiannya.
5. “Makna” merupakan sesuatu yang esensial bagi pendekatan
kualitatif. Peneliti kualitatif merasa perlu menangkap perspektif-
perspektif subjek penelitiannya secara akurat serta memerhatikan

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran umum PT Angkasa Pura I


1. Sejarah PT.Angkasa Pura I
A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Corona Virus Disease 2019 (Covid19)
telah dinyatakan oleh WHO sebagai pandemic dan pemerintah Republik
Indonesia telah menyatakan Covid-19 sebagai bencana non alam berupa wabah
penyakit yang wajib dilakukan penanggulangan sehingga tidak terjadi
peningkatan kasus. Adanya peningkatan penularan Covid-19 di beberapa negara
bagian mendorong diberlakukannya lockdown secara ketat dan berulang.
Imbasnya permintaan untuk perjalanan udara menjadi turun drastis. Kesiapan
bandara-bandara PT Angkasa Pura I dapat tetap menjaga konvektivitas
transportasi udara untuk mendukung upaya mengatasi Covid-19. Selain memang
untuk menyangga konektifitas transportasi udara, peran Bandara juga
disiagakan untuk melayani keadaan khusus. Seperti penerbangan logistik
bantuan, pengiriman sampel uji/test terkait Covid-19 dan lainnya. PT (Persero)
Angkasa Pura I memastikan bandara yang dikelola selalu mengedepankan aspek
keamanan, keselamatan, pelayanan dan kepatuhan terhadap peraturan
penerbangan nasional. Dampak pandemi pada industri dalam negeri Indonesia
cukup parah. Ratusan pesawat tidak beroperasi atau hanya parkir di bandar
udara dikarenakan tidak ada jadwal penerbangan. Namun, pada pertengahan
Juli 2020 nampak ada gerakan perlahan pada penerbangan Indonesia yang mulai
kembali pulih. Adanya peningkatan pergerakan penumpang menunjukkan
kenaikan pada jumlah penerbangan. Dari sumber yang ada, menyatakan bahwa
PT Angkasa Pura I telah mencatat terdapat 700 pergerakan penerbangan
pesawat di 19 bandara kelolaan. 54 PT (Persero) Angkasa Pura I sebagai
pengelola bandar udara tetap memberikan pelayanan yang baik dengan
menomorsatukan aspek keamanan, keselamatan, dan kepatuhan terhadap
peraturan penerbangan nasional. Prosedur pertama yang dilalui setelah bagasi
adalah pemeriksaan surat rapid test yang menunjukkan hasil tes nonreaktif SARS
CoV 2 (virus yang menyebabkan sakit Covid-19). Kemudian, petugas
menanyakan tujuan dan gejala yang dirasakan penumpang. Setelah dirasa aman,
petugas akan membubuhkan cap dan tanda tangan persetujuan pernerbangan.
Ketika pemeriksaan di bandara tujuan, penumpang harus lebih sabar menunggu
penumpang di kursi paling depan yang turun lebih dulu. Satu penumpang diberi
waktu 30 detik, sebelum penumpang lainnya keluar dari kursinya agar jaga jarak
tetap berjalan. Ketika masuk ke dalam terminal kedatangan, akan langsung
diperiksa Health Alert Card atau jika dalam bentuk digital dikenal dengan eHAC.
Hal ini perlu untuk melacak pelancong yang berasal dari zona merah Covid-19.
Mengacu Surat Edaran Satgas Penanganan COVID-19 Nomor 1 Tahun 2021
tanggal 9 Januari 2021 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri dalam
Masa Pandemi Covid-19 dan Surat Edaran Kemenhub Nomor 3 Tahun 2021
tanggal 9 Januari 2021 tentang Petunjuk Pelaksana Perjalanan Orang Dalam
Negeri dengan Transportasi Udara dalam Masa Pandemi Covid-19, tes COVID-19
yang wajib ditunjukkan saat naik pesawat pada tanggal 9- 25 Januari 2021:
Untuk Bali, tes swab PCR 2x24 jam atau rapid test antigen 1x24 jam sebelum
keberangkatan. Sementara itu, untuk Jawa dan daerah selain Bali, tes swab PCR
3x24 jam atau rapid test antigen 2x24 jam sebelum keberangkatan. Di samping
itu, mengisi e-HAC Indonesia, untuk ditunjukkan pada petugas kesehatan pada
bandar udara tujuan. 2. Rumusan Masalah Layanan pemeriksaan penumpang
domestik di bandar udara Halim Perdanakusuma sebagai upaya implementasi
ketentuan perjalanan orang dalam negeri dengan transportasi udara dalam
masa pandemi Covid-19. 3. Tujuan Penulisan Untuk mengetahui bagaimana
implementasi pemeriksaan penumpang pesawat udara di Terminal Bandara
Halim Perdanakusuma dalam masa pandemik Covid19. 4. Manfaat Bahasan
Memberikan informasi kepada masyarakat yang akan bepergian menggunakan
pesawat udara mengenai penyesuaian layanan penumpang di bandara untuk
memutuskan mata rantai penyebaran Covid19. B. Tinjauan Pustaka
1. Terminal menjadi tempat berkumpulnya aktivitas dan orang yang akan
melaksanakan perjalanan maupun para petugas untuk mengurus perjalanan
penumpang, hal ini memungkinkan orang banyak melakukan kontak. Terminal
merupakan bangunan yang ada di bandar udara baik untuk kegiatan pengurusan
penumpang maupun barang (kargo). Fungsi terminal ialah menyediakan
kebutuhan dalam peralihan moda angkutan permukaan dengan angkutan udara
yaitu melaksanakan proses permindahan, penyediaan area untuk berpindah,
fasilitas, dan layanan (IG. P. Mastra/2016). 2. Di dalam terminal penumpang
terdapat fasilitas untuk jalan dan penghubung sisi darat, pemrosesan, tempat
menunggu, sirkulasi internal dan penghubung dengan sisi udara, dan kegiatan
perusahaan angkutan udara dan pendukung. Selain itu, di dalam terminal 55
terdapat area untuk kegiatan aliran penumpang dan bagasi (IG. P. Mastra/2013).
3. Berdasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019
(Covid-19), menetapkan pertama, Corona Virus Disease 2019 (COVID19) sebagai
jenis penyakit yang menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat. Kedua,
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di
Indonesia yang wajib dilakukan upaya penanggulangan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
4. Melihat kedaruratan ini, pemerintah segera mengambil kebijakan untuk
melakukan tindakan social distancing yang ditetapkan melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020, yang dimaksud dengan Pembatasan Sosial
Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu
wilayah yang diduga terinfeksi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran Corona Virus
Disease 2019 (COVID19).
5. Pembatasan ini diberlakukan untuk semua kegiatan termasuk transportasi.
Hal ini berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam
Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) .Pasal 13
ayat 10: “Moda transpotasi penumpang baik umum atau pribadi dengan
memperhatikan jumlah penumpang dan menjaga jarak antar penumpang”.
6. Kegiatan pengangkutan penumpang pun mengikuti peraturan yang berlaku
seperti yang tertulisa dalam Peraturan Menteri Perhubungan R.I. Nomor PM 41
Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
PM 18 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi dalam Rangka
Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), Pasal 14:
Pengendalian kegiatan transportasi sebagaimana dalam Pasal 10 ayat (1) untuk
trenasportasi udara meliputi
: a. Penyesuaian kapasitas (slot time) bandar udara berdasarkan evaluasi; dan
b. Pembatasan jumlah penumpang dari jumlah kapasitas tempat duduk dengan
penerapan jaga jarak fisik (physical distancing). 7. Dalam rangka mencegah dan
memutuskan rantai penyebaran Covid-19 yang terus meningkat, maka
dikeluarkan Surat Edaran dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 yaitu Surat
Edaran Nomor 1 Tahun 2021 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri
dalam Masa Pandemi Covid-19, dan kemudian dikeluarkan Surat Edaran dari
Kementarian Perhubungan Nomor: SE-3 Tahun 2021 tentang Petunjuk Pelaksana
Perjalanan Orang dalam Negeri dengan Transportasi Udara dalam masa
Pandemi Covid-19.
C. Analisis Hasil Pengamatan 1. Pemeriksaan penumpang berdasarkan
International Air Transport Association (IATA). Terdapat tiga tahap utama dalam
pelayanan penerbangan, yaitu:
a. Pre flight service, artinya kegiatan penanganan terhadap penumpang dan
pesawat sebelum keberangkatan (di bandara asal / origin station).
b. In flight service, berarti kegiatan pelayanan terhadap penumpang selama
didalam pesawat.
c. Post flight service, adalah kegiatan penanganan terhadap penumpang, kargo,
dan pesawat setelah pener- 56 bangan atau kedatangan (di Bandara
tujuan/destination) Penanganan penumpang (passenger handling) adalah proses
penanganan dan pelayanan terhadap penumpang pada saat di terminal bandar
udara keberangkatan maupun kedatangan. Kegiatan passenger handling terdiri
dari beberapa unit yaitu check-in counter, boarding gate, customer service, dan
lost and found. Check-in counter merupakan tempat dimana penumpang
memperoleh boarding pass dan menimbang bagasinya untuk diberi label dan
dimasukan ke dalam pesawat. Pada saat check-in, penumpang tersebut harus
menyerahkan tiket dan identitas dirinya kepada petugas checkin counter untuk
diperiksa. Setelah check-in dan memperoleh boarding pass, penumpang
tersebut diperbolehkan untuk masuk ruang tunggu (boarding gate). Pada saat
masuk ke boarding gate, boarding pass penumpang akan diperiksa oleh petugas
boarding gate. Pemeriksaan dilakukan agar petugas bisa mendata kembali
berapa banyak penumpang yang sudah masuk ke boarding gate. Jika pesawat
sudah boarding, petugas boarding gate akan mengarahkan penumpang untuk
masuk ke dalam pesawat sesuai urutan. Sebelum penumpang melakukan
pelaporan (check-in), terlebih dahulu penumpang akan diperiksa oleh petugas
Aviation Security (Avsec) di pintu Terminal Keberangkatan.
a. Pemeriksaan dokumen penumpang seperti KTP dan tiket yang tujuannya
untuk mengetahui identitas penumpang dan tujuan penerbangan.
b. Pemeriksaan penumpang dan bagasi menggunakan mesin X-ray untuk bagasi
dan penumpang menggunakan Walk Through Metal Detector (WTMD), dan
Hand Held Metal Detector (HHMD) di area Security Check Point 1 (SCP1) dan
setelah melakukan check-in penumpang akan diperiksa lagi oleh petuga Avsec di
SCP2 yang tujuannya untuk memastikan penumpang sudah terbebas dari barang
bawaan yang dilarang naik ke dalam pesawat.
2. Pemeriksaan penumpang berdasarkan Ketentuan Perjalanan Orang Dalam
Negeri pada Masa Pandemik Covid-19. Di bandara telah disiapkan Satuan Tugas
Kesehatan yang ditempatkan di area khusus untuk memeriksa kesehatan
penumpang beserta dokumen kesehatan yang dipersyaratkan. Mengacu dari
Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor PM 18 Tahun 2020 tentang
Pengendalian Transportasi dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19,
bahwa penumpang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a harus: a. Mengikuti prosedur dan arahan petugas saat tiba di
bandara tujuan atau kedatangan;
b. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh sesuai dengan protokol kesehatan
Covid-19 di terminal, stasiun, bandara, serta pelabuhan tujuan atau kedatangan;
c. Menyerahkan Kartu Kewaspadaan Kesehatan (Health Alert Card), untuk
transportasi udara;
d. Menerapkan jaga jarak fisik (physical distancing) dan mengenakan masker;
dan
e. Melapor kepada petugas posko kesehatan jika merasakan gejala Covid-19. 3.
Ketentuan perjalanan orang/penumpang dalam negeri dengan transportasi
udara dalam masa pandemi Corona 57 Virus Disease 2019 (COVID-19), sebagai
berikut: a. Wajib menerapkan dan mematuhi protokol kesehatan (3M), yaitu
memakai masker (sesuai standar penerbangan), menjaga jarak dan mencuci
tangan dengan sabun atau menggunakan handsanitizer;
b. Tidak diperkenankan untuk berbicara satu arah maupun dua arah melalui
telepon ataupun secara langsung sepanjang perjalanan;
c. Tidak diperkenankan untuk makan dan minum sepanjang perjalanan yang
kurang dari 2 (dua) jam, terkecuali bagi individu yang wajib mengkonsumsi obat-
obatan dalam rangka pengobatan yang jika tidak dilakukan dapat
membahayakan keselamatan dan kesehatan orang tersebut.
d. Wajib memenuhi persyaratan kesehatan, berupa:
1) Menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR yang sampelnya
diambil dalam kurun waktu maksimal 2 x 24 jam atau hasil negatif rapid test
antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 1 x 24 jam
sebelum keberangkatan, untuk penerbangan menuju Bandar Udara I Gusti
Ngurah Rai, Denpasar; dan
2) Menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR yang sampelnya
diambil dalam kurun waktu maksimal 3 x 24 jam atau hasil negatif rapid test
antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 2 x 24 jam
sebelum keberangkatan, untuk penerbangan dari dan ke daerah selain
sebagaimana diatur pada butir 1).
3) Surat Edaran ini berlaku sejak tanggal 9 Januari sampai dengan tanggal 25
Januari dan dapat dievaluasi sewaktuwaktu. 3. Selama pemberlakuan Surat
Edaran ini, ketentuan mengenai penerapan prinsip jaga jarak (physical
distancing) di dalam pesawat udara kategori jet transport narrow body dan wide
body yang digunakan untuk kegiatan angkutan udara niaga berjadwal dalam
negeri sesuai dengan konfigurasi tempat duduk dan pengaturan kursi
penumpang (seating arrangement) berdasarkan karakteristik penumpang
maksimal 70% (tujuh puluh persen) kapasitas angkut (load factor) sebagaimana
diatur dalam Surat Edaran Menteri Perhubungan Nomor SE 13 Tahun 2020
angka 4, huruf a, butir 12), tidak diberlakukan, dengan tetap menyediakan 3
(tiga) baris kursi (3 (three) seat row) yang diperuntukan sebagai area karantina
bagi penumpang yang terindikasi bergejala COVID-19. 4. Protokol kesehatan di
dalam pesawat
a. Pemandangan pertama saat memasuki pesawat adalah petugas yang
mengenakan masker dan face shield. Penumpang yang masuk juga diberi jeda
30 detik antar penumpang untuk masuk pesawat. Agar tidak terjadi
penumpukkan, antrean masuk pesawat bakal diklasifikasikan berdasarkan
tempat duduk. Mereka yang duduk di bagian dalam dekat jendela akan
dipersilahkan masuk lebih dulu. Setelahnya baru mereka dengan posisi duduk
dekat koridor akan menyusul.
b. Pesawat hanya boleh mengangkut maksimal 75 persen dari kapasitas,
sehingga bagian kursi tengah dari 3 kursi di pesawat dikosongkan untuk jaga
jarak.
c. Selama perjalanan penumpang sama sekali tidak diperbolehkan 58 melepas
masker, kecuali untuk makan dan minum. 5. Pemeriksaan di bandara tujuan.
Penumpang mengantre di koridor pesawat menunggu turun. Penumpang di
kursi paling depan yang turun lebih dulu. Satu penumpang diberi waktu 30 detik,
sebelum penumpang lainnya keluar dari kursinya agar jaga jarak tetap berjalan.
(Risna Halidi | Dini Afrianti Efendi/2020)
D. Penutup Sebelum orang akan melakukan perjalanan udara harus mengikuti
peraturan yang telah dikeluarkan oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19,
Kementerian Kesehatan, Kementerian Perhubungan untuk mencegah
penyebaran Covid-19. Protokol kesehatan tetap diikuti oleh penumpang baik
pada kegiatan pre-flight, in-flight, maupun post-flight. Namun demikian,
prosedur secara umum berdasarkan IATA tetap harus dilaksanakan untuk
mewujudkan keselamatan dan keamanan penerbangan. Sehubungan dengan
pemrosesan kesehatan penumpang pada masa pandemik ini, disarakan kepada
penumpang untuk melakukan pemrosesan 4 jam sebelum keberangkatan.
Ketentuan untuk perjalanan orang yang berlaku saat ini dan Surat Edaran
sifatnya dapat berubah sewaktuwaktu mengikuti perkembangan fakta di
masyarakat dan suatu negara, oleh karena itu calon penumpang hendaknya
selalu up date atau menanyakan kepada pihak maskapai atas ketentuan yang
diberlakukan. Daftar Pustaka IG. P. Mastra, Manajemen Kebandarudaraan,
Pokok-Pokok Pengelolaan Jasa Kebandaraudaraan, Jakarta: Mitra Wacana
Media, Tahun 2013. IG. P. Mastra, Manajemen Transportasi Udara, Pokok-Pokok
Penyelenggaraan Bisnis Jasa Angkutan Udara, Jakarta: Mitra Wacana Media,
Tahun 2016. Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Penetapan
Bencana Non Alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Sebagai
Bencana Nasional Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang
Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19); Peraturan Menteri Perhubungan
Republik Indonesia Nomor PM 18 Tahun 2020 tentang Pengendalian
Transportasi Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 41 Tahun 2020; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar
Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
59 Surat Edaran Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Nomor 1 Tahun
2021 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dalam Masa Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Surat Edaran Menteri Perhubungan
Nomor SE 13 Tahun 2020 tentang Operasional Transportasi Udara dalam Masa
Kegiatan Masyarakat Produktif dan Aman dari Corona Virus Disease 2019
(COVID-19); Risna Halidi dan Dini Afrianti Efendi, Simak Ulasan Perjalanan di
Bandara dan Pesawat Saat New Normal Covid-19,
https://www.suara.com/lifestyle/2020/08/31/091000/simak-ulasan-perjalanan-
dibandara-dan-pesawat-saat-new-normal-covid-19 (diunduh tanggal 18 Januari
2021

Pemeriksaan penumpang berdasarkan Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri pada


Masa Pandemik Covid-19. Di bandara telah disiapkan Satuan Tugas Kesehatan yang
ditempatkan di area khusus untuk memeriksa kesehatan penumpang beserta dokumen
kesehatan yang dipersyaratkan. Mengacu dari Peraturan Menteri Perhubungan RI
Nomor PM 18 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi dalam Rangka
Pencegahan Penyebaran Covid-19, bahwa penumpang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a harus: a. Mengikuti prosedur dan arahan petugas saat tiba di bandara tujuan
atau kedatangan; b. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh sesuai dengan protokol
kesehatan Covid-19 di terminal, stasiun, bandara, serta pelabuhan tujuan atau
kedatangan; c. Menyerahkan Kartu Kewaspadaan Kesehatan (Health Alert Card), untuk
transportasi udara; d. Menerapkan jaga jarak fisik (physical distancing) dan mengenakan
masker; dan e. Melapor kepada petugas posko kesehatan jika merasakan gejala Covid-
19. 3. Ketentuan perjalanan orang/penumpang dalam negeri dengan transportasi udara
dalam masa pandemi Corona 57 Virus Disease 2019 (COVID-19), sebagai berikut: a.
Wajib menerapkan dan mematuhi protokol kesehatan (3M), yaitu memakai masker
(sesuai standar penerbangan), menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun atau
menggunakan handsanitizer; b. Tidak diperkenankan untuk berbicara satu arah maupun
dua arah melalui telepon ataupun secara langsung sepanjang perjalanan; c. Tidak
diperkenankan untuk makan dan minum sepanjang perjalanan yang kurang dari 2 (dua)
jam, terkecuali bagi individu yang wajib mengkonsumsi obat-obatan dalam rangka
pengobatan yang jika tidak dilakukan dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan
orang tersebut. d.

Wajib memenuhi persyaratan kesehatan, berupa:

1) Menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR yang sampelnya diambil
dalam kurun waktu maksimal 2 x 24 jam atau hasil negatif rapid test antigen yang
sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 1 x 24 jam sebelum keberangkatan,
untuk penerbangan menuju Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar; dan

2) Menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR yang sampelnya diambil
dalam kurun waktu maksimal 3 x 24 jam atau hasil negatif rapid test antigen yang
sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 2 x 24 jam sebelum keberangkatan,
untuk penerbangan dari dan ke daerah selain sebagaimana diatur pada butir 1).

a. Menurut keputusan Direksi no. KEP. 11/KU. 10.2/2007 Pelayanan jasa penumpang
pesawat udara ( PJP2U ) adalah jasa pelayanan yang diberikan kepada setiap
penumpang di Bandar udara yang dikelola oleh PT. (PERSERO) Angkasa Pura. PJP2U
merupakan Pajak bandara yang dibebankan hanya kepada para calon penumpang
pesawat udara, ini merupakan pendapatan bandara yang sangat besar dimana hasil dari
PJP2U tersebut digunakan untuk menyediakan sarana dan prasarana bagi para calon
penumpang pesawat udara, sehingga para calon penumpang pesawat udara akan
merasa nyaman selama berada di bandara. Setiap pembayaran PJP2U akan diberikan
kupon PJP2U sebagai bukti telah memenuhi kewajiban membayar PJP2U. Bagi
penumpang yang mengalami pembatalan penerbangan dapat menguangkan kembali, di
counter PJP2U dengan menunjukan boarding pass dan sobekan kupon PJP2U. Jadi dapat
disimpulkan bahwa PJP2U adalah pelayanan jasa penumpang pesawat udara yang
dibebankan hanya kepada para calon penumpang pesawat udara yang dikelola oleh PT.
(PERSERO) Angkasa Pura.

Anda mungkin juga menyukai