Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian KLB

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


1501/MENKES/PER/X/2010, Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara
epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan
yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
Selain itu, Mentri Kesehatan RI (2010) membatasi pengertian wabah sebagai
berikut: “Kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang
jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi daripada keadaan yang lazim
pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka”. Istilah wabah
dan KLB memiliki persamaan, yaitu peningkatan kasus yang melebihi situasi yang
lazim atau normal, namun wabah memiliki konotasi keadaan yang sudah kritis, gawat
atau berbahaya, melibatkan populasi yang banyak pada wilayah yang lebih luas

2.2 Pengertian Flu Burung


Avian Influenza (AI) atau flu burung (bird flu) atau sampar unggas (fowl plague)
pertama kali ditemukan menyerang di Italia sekitar 100 tahun yang lalu. Pada
mulanya penyakit ini hanya menyerang unggas mulai dari ayam, merpati, sampai
burung-burung liar. Akan tetapi, laporan terakhir menyebutkan serangan pada babi
dan manusia.
Wabah virus ini menyerang manusia pertama kali di Hongkong pada tahun 1997
dengan 18 korban dan 6 diantaranya meninggal. Di Indonesia, penyakit ini awalnya
diduga sebagai penyakit tetelo atau VVND (Velogenic Viscerotopic Newcastle
Diseae) yang pernah menyerang pada tahun-tahun sebelumnya.
Penyakit ini merupakan penyakit baru (new emerging disease) yang banyak
menarik perhatian berbagai pihak karena penularannya yang sangat cepat dengan
angka kematian yang tinggi. Avian flu juga melibatkan sektor peternakan, khususnya
unggas, yang mempunyai dampak besar terhadap ketersediaan daging (gizi) di
masyarakat, dan sektor ekonomi para peternaknya.
Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu
penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh
unggas. Sejarah dunia telah mencatat tiga pandemi besar yang disebabkan oleh virus
influenza tipe A. Pandemi pertama terjadi pada tahun 1918 berupa flu Spanyol yang
disebabkan oleh subtipe H1N1 dan memakan korban meninggal 40 juta orang.
Pandemi ini sebagian besar terjadi di Eropa dan Amerika Serikat. Pandemi kedua
terjadi pada tahun 1958 berupa flu Asia yang disebabkan oleh H2N2 dengan korban
4juta jiwa. Pandemi terakhir terjadi pada tahun 1968 berupa flu Hongkong yang
disebabkan oleh H3N2 dengan korban 1 juta jiwa.

2.3 Etiologi
Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A. Virus influenza termasuk
famili Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk (Drift,
Shift), dan dapat menyebabkan epidemi dan pandemi. Berdasarkan sub tipenya
terdiri dari Hemaglutinin (H) dan Neuramidase (N). Kedua huruf ini digunakan
sebagai identifikasi kode subtipe flu burung yang banyak jenisnya.
Gejala penyakit flu burung  pada manusia adalah demam, anoreksia, pusing,
gangguan pernafasan (sesak), nyeri otot dan mungkin konjungtivitis yang terdapat
pada penderita dengan riwayat kontak dengan unggas yang terinfeksi semisal
peternak atau pedagagang unggas. Gejalanya tidak khas dan mirip gejala flu lainnya,
tetapi secara cepat gejala menjadi berat dan dapat menyebabkan kematian karena
terjadi peradangan pada paru (pneumonia).

2.4 Tanda dan Gejala


Virus AI dibedakan dalam dua kelompok (berdasarkan patotipe), yaitu highly
pathogenic avian influenza (HPAI) yang bersifat ganas dan low pathogenic avian
influenza (LPAI) yang bersifat kurang ganas. Virus HPAI menunjukkan gejala
kematian yang sangat tinggi, gangguan pernapasan, produksi telur berhenti atau
menurun drastis, batuk, bersin, ngorok, sinusitis odema pada kepala dan muka,
perdarahan jaringan subkutan diikuti sianosis kulit terutama pada kaki, kepala dan
pial, serta diare dan gangguan syaraf. Infeksi akibat LPAI biasanya tidak
menimbulkan gejala klinis, tetapi dapat juga terjadi ovarium mengecil,
pembengkakan ginjal,dan pengendapan asam urat.
Diagnosis AI dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Kasus tersangka (possible cases)
a. Demam lebih dari38 ̊ C, batuk, nyeri tenggorokan
b. Pernah kontak dengan penderita AI
c. Kurang dari satu minggu terkahir pasien pernah mengunjungi peternakan
di daerah HPAI
d. Bekerja di laboratorium dan kontak dengan sampel dari tersangka AI
2. Kasus “mungkin” (probable cases)
a. Possible cases
b. Hasil laboratorium tertentu positif untuk virus AI dengan antiibodi
monoklonal H5,
c. Tidak terbukti adanya penyebab lain
3. Kasus pasti (confirmed cases)
a. Hasil kultur virus H5N1
b. Pemeriksaan PCR influenza H5 positif
c. Peningkatan titer antibodi spesifik H5 sebesar empat kali.
d. Pemeriksaan laboratorium:
 Mengisolasi virus (usap tenggorok, tonsil, faring)
 Tes serologi
 Merujuk ke laboratorium litbangkes
Gejala flu burung dapat dibedakan, yaitu pada unggas dan manusia.
1. Gejala pada unggas
a. Jengger berwarna biru
b. Borok di kaki
c. Kematian mendadak
2. Gejala pada manusia
a. Demam (suhu badan diatas 38 ̊C)
b. Batuk dan nyeri tenggorokan
c. Radang saluran pernapasan atas
d. Pneumonia
e. Infeksi mata
f. Nyeri otot
2.5 Penatalaksanaan
a. Oksigenasi bila terdapat sesak napas.
b. Hidrasi dengan pemberian cairan parenteral (infus).
c. Pemberian obat anti virus oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7 hari.
d. Amantadin diberikan pada awal infeksi, sedapat mungkin dalam waktu 48 jam
pertama selama 3-5 hari dengan dosis 5 mg/kg BB perhari dibagi dalam 2 dosis.
Bila berat badan lebih dari 45 kg diberikan 100 mg 2 kali sehari.
e. Suportif : vitamin, misalnya vitamin C dan B kompleks
f. Simtomatik : analgesik, antitusif, mukolitik
g. Profilaksis : antibiotik
h. Pengobatan antivirus dengan Olsetamivir 75 mg (Tamiflu).

Dosis profilaksis adalah 1 x 75 mg selama 7 hari yang diberikan pada semua kasus
suspek. Dosis terapi adalah 2 x 75 mg selama 5 hari yang diberikan pada semua
kasus suspek yang dirawat. Dosis anak tergantung dari berat badannya. Penggunaan
antivirus sanga membantu, terutama pada 48 jam pertama, karena virus akan
menghilang sekitar 7 hari setelah masuk ke dalam tubuh.

2.6 Pencegahan
A. Kelompok berisiko tinggi (pekerja peternakan dan pedagang)
1. Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja.
2. Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu
burung.
3. Menggunakan alat pelindung diri. (contoh : masker dan pakaian kerja).
4. Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja.
5. Membersihkan kotoran unggas setiap hari.
6. Orang yang kontak dengan unggas (misalnya peternak ayam) harus
menggunakan masker, baju khusus, kaca mata renang.
7. Membatasi lalu lintas orang yang masuk ke peternakan.
8. Mendisinfeksi orang dan kendaraan yang masuk ke peternakan.
9. Mendisinfeksi peralatan peternakan.
10. Mengisolasi kandang dan kotoran dari lokasi peternakan
B. Masyarakat umum
1. Memilih daging yang baik dan segar.
2. Memasak daging ayam minimal 80 ̊C selama 1 menit dan telur minimal 64 ̊ C
selama 5 menit (atau sampai air atau kuahnya mendidih cukup lama).
3. Menjaga kesehatan dan ketahanan umum tubuh dengan makan, olahraga, dan
istirahat yang cukup.
4. Segera ke dokter/puskesmas/rumah sakit bagi masyarakat yang mengalami
gejala-gejala di atas.
5. Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi & istirahat
cukup.
6. Mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu :
 Pilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala-gejala penyakit pada
tubuhnya)
 Memasak daging ayam sampai dengan suhu ± 80 ̊ C selama 1 menit dan
pada telur sampai dengan suhu ±64 ̊ C selama 4,5 menit.

Anda mungkin juga menyukai