Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL KE DUA

Nama:Yayuk Daru Hapsari


Nim :041176187
Prodi :S1.Administrasi Negara/Semester 6

1. Bagaimanakah Langkah Langkah dalam Menyusun visi dan misi tersebut


Jawab: Langkah-langkah dalam menyusun visi misi instansi/organisasi pemerintahan:
• Melibatkan seluruh anggota satuan organisasi dan satuan kerja untuk memberikan
partisipasi (sharing) secara maksimal sesuai dengan kemampuannya
• Menumbuhkan sikap rasa memiliki (melu handarbeni atau sense of belongingness)
mengenai visi&misi yang akan dirumuskan bersama.
• Mengakomodasi cita-cita dan keinginan seluruh instansi organisasi dengan
pendekatan seperti ini (bottom up) akan menstimulasi segenapkomponen yang
ada dalam satuan organisasi untuk memberikan kontribusi terbaiknya bagi
pencapaian visi yang akan disepakati.
• Rumusan visi&misi yang berasal dari pimpinan (top down) perlu disosialisasikan
kepada seluruh anggota organisasi dengan pendekatan yang demokratis dan
terbuka untuk penyempurnaan dan memperoleh masukan atau partisipasi dari
bawah
2. Pada setiap Instansi / organisasi baik Pemerintah maupun swasta pasti ada seseorang yang
merasa dirinya berkuasa selain pemimpin. Bagaimanakah sikap anda terhadap orang tersebut.
Jawab:Pada dasarnya, perilaku manusia dimotivasi oleh hasrat untuk mencapai suatu
Pada dasarnya, perilaku manusia dimotivasi oleh hasrat untuk mencapai suatu tujuan, yang
mana seseorang seringkali mempunyai motif dalam pencapaian tujuan tersebut. Motif
merupakan ikhwal penyebab perilaku yang timbul dan mempertahankan kegiatan serta
menetapkan arah umum perilaku manusia.Menyikapi seseorang yang merasa berkuasa
padahal yang bersangkutan bukanlah seorang pemimpin, kita berusaha bersikap sewajarnya
saja. Bilamana yang bersangkutan bersikap atau bertindak sudah sangat melampaui batas,
barulah kita berupaya menegur atau mengingatkan bahwa kedudukan kita itu sama. Kita
sesama karyawan, harus saling menghormati. Ada pimpinan yang lebih berkuasa di tempat
kita bekerja. Dan seandainya setelah diperingatkan, yang bersangkutan masih berperilaku
seolah-olah sebagai pimpinan, barulah tindakan yang bersangkutan kita laporkan kepada
bidang yang berwewenang menegur yang bersangkutan secara struktural
3. Jelaskan mengapa bila sudah menduduki kursi pemimpin, pemimpin tersebut
mengedepankan egonya kekuasaannya, bukan mengedepankan intelektual emosinya.
Jawab:Ego merupakan istilah yang sering berkonotasi negatif meskipun sesungguhnya tidak
selalu bermakna demikian. Namun, istilah yang negatif-lah yang sering kali dipahami oleh
orang-orang sekitar kita. Istilah ego diartikan sebagai sosok yang sombong, hanya
mementingkan diri sendiri, tertutup, ataupun defensif. Arti ini dapat memberikan dampak
yang tidak baik bagi orang-orang yang ada di lingkungannnya. Hal itu dapat menimbulkan
kesalahpahaman dalam memberikan persepsi terhadap tugas-tugas yang dia akan berikan.
Perbedaan persepsi tersebut tidak akan memberikan hasil yang optimal.Oleh karena itu
sebagai pemimpin perlu untuk lebih “mendengarkan”. Artinya tidak hanya dari apa yang
diucapkan, tapi juga dari apa yang „tampak‟ seperti bahasa nonverbal dari orang-orang di
sekitarnya. Hal itu dapat menimbulkan kesalahpahaman dalam memberikan persepsi
terhadap tugas-tugas yang dia akan berikan. Perbedaan persepsi tersebut tidak akan
memberikan hasil yang optimal. Oleh karena itu sebagai pemimpin perlu untuk lebih
“mendengarkan”. Artinya tidak hanya dari apa yang diucapkan, tapi juga dari apa yang
„tampak‟ seperti bahasa nonverbal dari orang-orang di sekitarnya.Pemimpin yang hanya
berfokus pada apa yang ingin dia raih, akan menemukan banyak kendala. Kendala dalam
menghadapi orang-orang yang dipimpinnya. Selain itu, juga akan dapat menjadikan institusi
yang dipimpinnya akan terbengkalai. Institusi yang dipimpin sosok ego dengan tipe ini dapat
menjadikan dirinya bahkan institusinya tidak dapat bertahan atau survive. Persepsi ini akan
membawa pemimpin tersebut melakukan sesuatu yang semena-mena dan mengabaikan ide-
ide dari orang-orang yang dipimpinnya. Untuk itu, satu hal penting bagi pemimpin yang
seperti ini adalah introspeksi terhadap dirinya sendiri. Setiap orang yang dipimpinnya pasti
memiliki ide-ide atau strategi yang mungkin saja jauh lebih efektif dari yang dimilikinya.
Pemimpin ini tidak menyadari bahwa kesalahan yang dilakukan oleh seseorang merupakan
hal yang wajar. Namun, yang terpenting adalah bagaimana mengantisipasi jika hal tersebut
terjadi, dan juga bagaimana menyikapinya bila kesalahan dan menindaklanjuti akibat yang
ditimbulkan. Bukannya menghindari kesalahan dan menyalahkan orang lain atas tindakan
yang dilakukannya. Untuk itu,Seorang pemimpin perlu mengerti arti dari ego secara dalam
dan mencerna setiap perbuatannya kepada orang lain sehingga dia dapat menyadari dan
dapat membuat keputusan dan solusi yang bijak. Terkait dengan fenomena di atas, dapat
dipahami bahwa untuk menjadi sosok yang dapat memberikan kesuksesan dan perfoma yang
baik diperlukan karakter yang mampu “menekan‟ egonya. Tidak selamanya ke-ego-an
pemimpin itu memberikan sisi yang negatif, tetapi dapat juga menjadi aset bagi suatu institusi
yang dipimpinnya. Setiap pemimpin tentu memiliki ego. Meskipun dari satu sisi seorang
pemimpin dapat menjadikan dirinya cenderung dinilai tidak baik akibat dari ego yang
dimilikinya. Akan tetapi sosok pemimpin dapat juga memiliki kontribusi yang penting dalam
meraih kesuksesan. Kontribusi tersebut diantaranya adalah dapat meningkatkan kepercayaan
diri, Optimistis dan mendorong pemimpin untuk berhasil dalam menjalankan tugasnya.
Keegoaan pemimpin dapat menjadikan dirinya lebih percaya pada dirinya. Hal ini tampak dari
cara dia untuk menunjukkan bahwa apa yang dilakukannya merupakan usaha yang memang
pantas baginya. Agar ke-ego-an pemimpin dapat menularkan sisi positif bagi dirinya dan orang
lain maka pemimpin perlu memiliki rasa keingintahuan dan kerendahan hati. Seorang
pemimpin dengan keegoaan yang dimilikinya dapat meningkatkan rasa ingin tahunya
terhadap apa yang akan dilakukannya dan juga bagaimana dia mampu mengantisipasi segala
kemungkinan yang akan terjadi pada orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin yang egonya
akan dapat mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya apabila dia juga menyadari betapa
pentingnya menggunakan cara yang tepat. Sesuatu hal yang lumrah jika pemimpin memiliki
ego dan menggunakan kekuatan dalam menjalankan tugasnya. Namun, ada hal penting juga
dalam menggunakan kekuatan dan Ego kepemimpinannya, yaitu cara pemimpin
memperlakukan orang-orang yang yang tulus. Bila hal tersebut dapat dilakukan oleh seorang
pemimpin maka keegoan yang dimilikinya sebagai pemimpin akan dapat menjadikan dia
sebagai pemimpin yang disegani sekaligus di‟sayang‟ oleh orang-orang yang
dipimpinnya.Dipimpinnya. Cara tersebut harus diselaraskan dengan menunjukkan
kerendahan hati
4. Bagaimana karakteristik kepemimpinan yang ber gaya Resmi/Demokratis
Jawab:Gaya kepemimpinan demokratis sedikit banyak mirip dengan paham politik
demokrasi.Gaya kepemimpinan demokratis sedikit banyak mirip dengan paham politik
demokrasi.Kepemimpinan demokratis menuntut pembagian kekuasaan yang setara. Artinya,
tidak ada satu pihak yang lebih mendominasi dari lainnya dalam proses pengambilan
keputusan (decision making).Gaya demokratis tidak menunjukkan hierarki. Pemimpin yang
menganut gaya ini membuka kesempatan sama besar bagi para anggota timnya untuk
berpartisipasi lebih aktif untuk mengambil keputusan.Suara dari tiap-tiap anggota juga
diperlakukan sama penting.Di sini, ide boleh ditukar secara bebas tanpa dihakimi karena
diskusi sangat dianjurkan. Peran pemimpin adalah untuk menawarkan bimbingan dan kendali
atas jalannya musyawarah.Pemimpin juga ditugasi untuk memutuskan siapa di dalam grup
yang dapat berkontribusi pada keputusan yang dibuat.Namun, ini bukan berarti bahwa setiap
keputusan harus selalu dibuat dalam grup. Bergantung pada peran dan tanggung jawab
perorangan, keputusan final mungkin hanya ada di tangan pemimpin.Seorang pemimpin
mungkin dilimpahkan kekuasaan lebih dengan persetujuan dari anggota tim mereka untuk
membuat keputusan tertentu.

Karakteristik Kepemimpinan Bergaya Resmi/ Demokratis:

• Pemimpin mengharapkan bawahan untuk melapor mengenai progres tugas.


• Leader mengharapkan bawahan menunjukkan kepercayaan diri dan kemampuan
maksimalnya untuk menyelesaikan sesuatu tanpa pengawasan terus-menerus.
• Pemimpin mengharapkan bawahan melibatkan orang lain dalam proses pengambilan
keputusan dan tidak bertindak sendiri.
• Anggota kelompok didorong untuk berbagi gagasan dan pendapat, meski pemimpin tetap
yang ketok palu atas keputusan akhir.
• Anggota kelompok merasa lebih terlibat dalam proses pengambilan keputusan sehingga
mereka lebih cenderung peduli dengan hasil akhirnya.

5.Jelaskan perbedaan antara kekuasaan dan Otoritas

Jawab:Keduanya digunakan untuk membuat orang merespons dengan cara yang diarahkan.
Kekuasaan disebut sebagai kapasitas individu untuk memengaruhi kehendak atau perilaku orang lain.
Sebaliknya, otoritas disebut sebagai hak yang dimiliki oleh seseorang untuk memberikan perintah
kepada orang lain.Kekuasaan istilah power, adalah kemampuan pribadi seseorang untuk
memengaruhi orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan. Sifatnya independen
dan informal yang berasal dari karisma dan status. Ini adalah kemampuan yang diperoleh yang berasal
dari pengetahuan dan keahlian. Ini adalah hak untuk mengendalikan tindakan, keputusan, dan kinerja
pihak lain.Kekuasaan tidak hierarkis, yaitu dapat mengalir ke segala arah seperti itu dapat mengalir
dari atasan ke bawahan (ke bawah) atau junior ke senior (ke atas), atau antara orang-orang yang
bekerja di tingkat yang sama, tetapi departemen yang berbeda dari organisasi yang sama (horisontal)
), atau antara orang yang bekerja di berbagai tingkat dan departemen dari organisasi yang sama
(diagonal). Dengan cara ini, tidak terbatas pada batasan apa pun. Apalagi elemen politik biasanya
melekat padanya.Otoritas adalah hak legal dan formal bagi seseorang, yang dapat mengambil
keputusan, memberikan perintah dan perintah kepada orang lain untuk melakukan tugas tertentu. Itu
diberikan kepada pejabat tinggi, untuk mencapai tujuan organisasi. Sifatnya hirarkis, mengalir ke
bawah, yaitu didelegasikan dari atasan ke bawahan.

Perbedaan antara kekuasaan dan otoritas:

• Kekuasaan didefinisikan sebagai kemampuan atau potensi seseorang untuk mempengaruhi


orang lain dan mengendalikan tindakan mereka. Otoritas adalah hak hukum dan formal untuk
memberikan perintah dan perintah, dan mengambil keputusan.
• Kekuasaan adalah sifat pribadi, yaitu kemampuan yang diperoleh, sedangkan otoritas adalah
hak formal, yang berada di tangan pejabat tinggi atau personel manajemen.
• Sumber utama kekuasaan adalah pengetahuan dan keahlian. Di sisi lain, posisi dan jabatan
menentukan otoritas seseorang.
• Kekuasaan mengalir ke segala arah, yaitu bisa ke atas, ke bawah, menyilang atau diagonal,
lateral. Berbeda dengan otoritas, yang mengalir hanya dalam satu arah, yaitu ke bawah (dari
atasan ke bawahan).
• Kekuasaan terletak pada orang, pada dasarnya, seseorang memperolehnya, tetapi otoritas
terletak pada penunjukan, yaitu siapa pun yang mendapatkan penunjukan, dapatkan otoritas
yang melekat padanya.
• Kekuasaannya tidak sah sedangkan otoritas sah.

6..Dalam kelompok kehidupan harus ada pemimpin

Jawab:Dalam kelompok kehidupan harus ada pemimpin karena Apapun organisasinya, formal atau
informal, pasti mempunyai tujuan atau cita-cita yang ingin dicapai terlepas baik atau buruknya
organisasi itu. Untuk mencapai tujuan tersebut maka organisasi membutuhkan seseorang yang
memiliki kecerdasan dan kemampuan untuk mengelola dan menggerakan sumber daya organisasi
yang serba terbatas yaitu 5-M: man (manusia), machine (mesin atau alat kerja), material (bahan utama
dam pendukung); method (metode atau sistim) dan money (keuangan / biaya), dengan WAKTU yang
terbatas tetapi mampu menghasilkan sesuatu hal yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan
perkembangan organisasi dimasa kini dan dimasa akan datang. Seseorang itu namanya disebut
PEMIMPIN. Jadi itulah alasannya mengapa pemimpin harus ada disuatu organisasi. Supaya ada yang
mengatur &mengarahkan para bawahannya. Tanpa adanya orang yang mengatur&mengarahkan
suatu organisasi niscaya organisasi tersebut tidak dapat mencapai tujuannya sesuai dengan visi dan
misinya. Oleh sebab itu, diperlukan figur seorang pemimpin untuk dapat mengelola dan mengatur
organisasi untuk mencapai tujuan-tujuannya.

Anda mungkin juga menyukai