Anda di halaman 1dari 39

TUGAS TEORI AKUNTANSI

DETERMINANT RISK MANAGEMENT DISCLOSURE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN


PADA PERBANKAN YANG TERDAPAT DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2017-2019

Disusun oleh :
AGUNG SUPRIYADI
C2D019016

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN BUDAYA


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MAGISTER AKUNTANSI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di Asia. Perkembangannya dipantau
oleh banyak investor dari seluruh dunia. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki pengaruh besar
terhadap perekonomian dunia, salah satunya dari sektor perbankan. Perusahaan perbankan
merupakan perusahaan yang sangat penting di dalam sebuah negara. Dalam kegiatan
operasionalnya, perusahaan perbankan yang bergerak di sektor keuangan memiliki tujuan yang
sama dengan perusahaan–perusahaan lain yang bergerak di bidang jasa maupun manufaktur
yaitu memperoleh profit yang tinggi.
Selain itu perusahaan perbankan perlu menjaga kepercayaan stakeholder dan calon
investor dengan mendaftarkan perusahaanya ke Bursa Efek Indonesia. Perusahaan yang sudah go
public atau terdaftar di BEI tersebut memiliki kewajiban dalam penyampaian mengenai
informasi dari kegiatan yang telah dilakukannya secara public dengan wujud laporan keuangan
tahunan. Laporan tahunan perusahaan merupakan bentuk akuntabilitas (pertanggung jawaban)
dari pihak yang diberi wewenang untuk menjalankan operasi perusahaan atau mengelola sumber
daya perusahaan (pihak manajemen) terhadap pemilik perusahaan (pemegang saham). Laporan
keuangan tahunan dibuat sebagai pedoman untuk lebih meyakinkan pemegang saham dan calon
investor. Informasi yang tercantum dalam laporan keuangan terdiri atas aspek finansial dan non
finansial.
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia Otoritas Jasa terdapat 115 bank umum di
Indonesia, per Januari 2019. Jumlah tersebut terdiri atas 4 Bank Persero, 42 Bank Umum Swasta
Nasional (BUSN) Devisa dan 21 BUSN Non Devisa. Kemudian 27 Bank Pembangunan Daerah,
12 Bank Asing Campuran dan 9 Bank Asing. Terjadinya aksi dan merger pasca krisis membuat
jumlah bank di Indonesia semakin berkurang. Hal ini mencerminkan bahwa nilai perusahaan
sangatlah penting karena mengukur tingkat kepercayaan bagi investor.
[ CITATION Fam78 \l 1033 ] menyatakan bahwa nilai sebuah perusahaan dapat dilihat dari
harga saham. Harga pasar saham yang meningkat mencerminkan kepercayaaan masyarakat yang
tinggi terhadap perusahaan. Mereka mau membayar lebih tinggi dengan harapan return yang
lebih tinggi pula. Sehingga penting bagi perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan,
karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran
pemegang saham [ CITATION Bri10 \l 1033 ].
Salah satu cara memaksimalkan nilai perusahaan adalah dengan mengelola risiko
perusahaan dengan baik yang kemudian diungkapkan pada pelaporan keuangan. Menurut
[ CITATION War13 \l 1033 ] ,“pengungkapan risiko atau corporate risk disclosure (CRD) sendiri
merupakan salah satu praktik Good Corporate Governance”. Perusahaan perlu mengungkapkan
informasi manajemen risiko untuk menunjukkan praktik Good Corporate Gorvernance yang
dilakukannya. Dalam praktiknya, perusahaan harus menjelaskan tentang risiko-risiko perusahaan
yang muncul beserta dengan tindakan untuk mengelola risiko yang diperhitungkan.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 18 tahun 2016 tentang Penerapan Manajemen
Risiko Bagi Bank Umum merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam kebijakan,
pemantauan dan pengendalian risiko bank. Penerapan manajemen risiko itu meliputi 8 risiko
yaitu, Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko
Stratejik, Risiko Kepatuhan dan Risiko Reputasi. Biasanya perusahaan mengungkapkan
informasi risiko-risiko tersebut didalam laporan tahunan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan risiko sangat banyak diantaranya
likuiditas, leverage, profitabitas, ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris, ukuran komite
audit dan sebagainya. Disini saya ingin meneliti hanya beberapa faktor saja variabel yang baik
secara langsung akan mempengaruhi nilai perusahaan maupun secara tidak langsung melalui
pengungkapan risiko atau risk management disclosure. Nampaknya likuiditas dan leverage
kurang tepat jika digunakan pada industri perbankan dikarenakan liabilities adalah sebagian
besar dana pihak ketiga yang merupakan kewajiban/hutang bank. Disamping itu dewan komite,
dewan komisaris serta dewan independen kurang cocok untuk mempengaruhi nilai perusahaan,
karena tidak ada kaitannya susunan di papan tersebut sebagai dasar pengambilan nilai suatu
perusahaan.
Terdapat ketidakkonsistenan penelitian terdahulu seperti Adiyanto (2015) dan Janah
(2016) yang menyatakan profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan risiko. Berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh Wicaksono dan Adiwibowo (2017) dan Sarwono et al
(2018) hasil penelitiannya tidak ada pengaruhnya profitabilitas terhadap pengungkapan risiko.
Akan tetapi penelitian tentang ukuran perusahaan Gunawan dan Zakiyah (2017), Adiyanto
(2015), Sarwono et al (2018) berpengaruh positif terhadap pengungkapan risiko.
Hasil lain ditunjukkan Dewi dan Suartha (2017) ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Memang hal tersebut memiliki berbagai macam situasi dan kondisi
sehingga profitabilitas dan ukuran perusahaan ada yang berpengaruh terhadap pengungkapan
risiko dan nilai perusahaan, begitu juga sebaliknya yang keduanya tidak memiliki pengaruh. Hal
ini membuat peneliti ingin meneliti pengaruh profitabilitas dan ukuran bank terhadap nilai
perusahaan, baik secara langsung maupun secara tidak langsung melalui pengungkapan risiko
pada industri perbankan di Indonesia khususnya di tahun 2018.

1.2 Rumusan Masalah


Sebagaimana telah diuraikan dalam latar belakang diatas, maka permasalahan yang perlu
diidentifikasikan adalah sebagai berikut :
1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap risk management disclosure ?
2. Apakah ukuran bank berpengaruh terhadap risk management disclosure ?
3. Apakah risk management disclosure berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?
4. Apakah profitabilitas berpengaruh langsung terhadap nilai perusahaan ?
5. Apakah ukuran bank berpengaruh langsung terhadap nilai perusahaan ?
6. Apakah profitabilitas berpengaruh tidak langsung terhadap nilai perusahaan melalui risk
management disclosure sebagai variable intervening ?
7. Apakah ukuran bank berpengaruh tidak langsung terhadap nilai perusahaan melalui risk
management disclosure sebagai variable intervening ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui apakah
profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan baik
secara langsung maupun tidak langsung melalui risk management disclosure pada industri
perbankan yang ada di Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Stakeholder, diharapkan dapat digunakan sebagai indikator yang menunjukkan faktor-
faktor yang penting yang berpengaruh dalam pengungkapan risiko perusahaan terhadap nilai
perusahaan. Sehingga membantu stakeholder (pemangku kepentingan) dalam mendapatkan
informasi yang diperlukan untuk memahami profil risiko, bagaimana manajemen mengelola
risiko dan untuk memonitor risiko serta mendeteksi potensi masalah sehingga dapat
melakukan tindakan lebih awal agar masalah tersebut tidak terjadi dan tentunya akan
meningkatkan nilai perusahaan perbankan tersebut.
2. Perusahaan, dapat digunakan sebagai salah satu indikator yang menunjukkan faktor-faktor
yang penting yang berpengaruh dalam pengungkapan risiko terhadap nilai perusahaan.
Sehingga manajemen bank, dalam hal ini dewan direksi dan senior manajemen memiliki
acuan untuk menyusun laporan tahunan yang secara transparan memuat setiap aktivitas bank
kepada pihak terkait dengan perusahaan/pemangku kepentingan (stakeholder).
3. Bank Indonesia/OJK, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun
ketentuan, regulasi atau peraturan terkait pengungkapan risiko perusahaan. Sehingga dapat
secara lebih efektif mengatur perusahaan dalam menyajikan laporan tahunan sebagai bentuk
pengungkapan risiko dan menjamin stakeholder mendapatkan informasi yang akurat terkait
risiko perusahaan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)
Teori signaling menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja
akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan
perusahaan yang berkualitas baik dan buruk (Hartono, 2008). Teori sinyal juga menekankan pada
pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan bagi keputusan investasi pihak di luar
perusahaan.
Teori signaling menggambarkan bagaimana semestinya suatu perusahaan memberikan
indikasi kepada para pengguna laporan keuangan. Penerapan risk management dan
pengungkapannya dalam laporan tahunan perbankan merupakan salah satu sinyal yang diberikan
dalam pelaksanaan good corporate governance. Pengungkapan yang lebih luas memberikan
informasi bahwa perusahaan tersebut lebih baik dibandingkan perusahaan lain karena telah
menerapkan prinsip transparansi.
Selain itu nilai perusahaan yang baik merupakan sinyal juga untuk para investor agar
melirik serta menanamkan modalnya kepada perusahaan tersebut dengan tujuan untuk
mendapatkan deviden ataupun tujuan lainnya. Agar sinyal tersebut dapat tertangkap oleh investor
pengungkapan risiko tersebut haruslah diungkapkan dengan rinci agar investor mengetahui
kelemahan perusahaan tersebut sehingga dapat mengambil keputusan investasi atau tidak.
Verecchia (1983) menyatakan bahwa dari sudut pandang ekonomi, perusahaan akan
mengungkapkan suatu informasi jika informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan.

2.2 Teori Stakeholder (Stakeholder Theory)


Stakeholder Theory menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya
beroperasi untuk kepentingan perusahaan, namun juga harus memberikan manfaat bagi
stakeholder (pemegang saham, kreditor, konsumen, pemasok, analis, karyawan, pemerintah, dan
pihak lain seperti masyarakat yang merupakan bagian dari lingkungan sosial) (Ghozali dan
Chariri 2007).
Asumsi dari Stakeholder Theory yakni perusahaan tidak dapat melepaskan diri dengan
lingkungan social (social setting) sekitarnya. Dalam teori ini menjelaskan pentingnya perusahaan
untuk memuaskan keinginan para stakeholder dan para stakeholder memiliki hak untuk
memperoleh informasi mengenai aktivitas-aktivitas perusahaan tersebut yang juga berpengaruh
pada stakeholder itu sendiri. Kelompok stakeholder inilah yang menjadi pertimbangan utama
bagi perusahaan dalam mengungkapkan atau tidak mengungkapkan suatu informasi di dalam
laporan keuangan (Ulum et al, 2008).
Teori stakeholder berpendapat bahwa perusahaan harus menyediakan berbagai macam
informasi untuk memenuhi kebutuhan berbagai kelompok stakeholder. Perusahaan harus
menjaga hubungan dengan stakeholdernya dengan mengakomodasi keinginan dan kebutuhan
stakeholder, terutama stakeholder yang mempunyai kekuatan terhadap ketersediaan sumber daya
yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan, misal tenaga kerja, pasar atas produk
perusahaan dan lain-lain.
Esensi teori stakeholder tersebut adalah untuk membantu manajemen perusahaan dalam
meningkatkan penciptaan nilai sebagai dampak dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan dan
meminimalkan kerugian yang mungkin muncul bagi stakeholder. Untuk itu perusahaan
hendaknya menjaga reputasinya yaitu dengan cara menjaga serta meningkatkan nilai perusahaan.

2.3 Pengungkapan Manajemen Risiko (Risk Management Disclosure)


Berapa banyak informasi yang harus diungkapkan tidak hanya tergantung pada keahlian
pembaca, akan tetapi juga standar yang dibutuhkan. Laporan keuangan bukan satu-satunya
sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan, informasi dan gambaran mengenai tata
kelola perusahaan juga penting dalam pengambilan keputusan bagi seorang investor, oleh karena
itu perusahaan-perusahaan harus mengungkapkan informasi secara luas dan lengkap.
Di Indonesia, ketentuan pengungkapan wajib (mandatory disclosure) ditetapkan oleh
pembuat kebijakan akuntansi yaitu IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) dan OJK (Otoritas Jasa
Keuangan). Salah satunya peraturan yang dibuat oleh OJK adalah peraturan no 32 tahun 2016
tentang transparansi dan publikasi laporan bank. Sedangkan IAI membuat peraturan mengenai
pengungkapan diatur dalam PSAK No. 60 (revisi 2013). PSAK 60 (2013) Instrumen Keuangan:
Pengungkapan menggantikan PSAK 60 (2010) Instrumen Keuangan: Pengungkapan yang telah
disesuaikan pada bulan November 2013. PSAK 60 ini merupakan adopsi IFRS 7 Financial
Instrument: Disclosure.
Dalam peraturan OJK no 18 tahun 2016 tentang penerapan manajemen risiko bagi bank
umum ada 8, yaitu:
1. Risiko Kredit adalah risiko akibat kegagalan pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada
Bank, termasuk risiko kredit akibat kegagalan debitur, risiko konsentrasi kredit, counterparty
credit risk, dan settlement risk.
2. Risiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif, termasuk transaksi
derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan
harga option.
3. Risiko Likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban
yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi
yang dapat diagunakan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank.
4. Risiko Operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses
internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal
yangmempengaruhi operasional Bank.
5. Risiko Kepatuhan adalah risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan
peraturan perundang-undangan dan ketentuan.
6. Risiko Hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis.
7. Risiko Reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan pemangku kepentingan
(stakeholder) yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank.
8. Risiko Stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan
suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

Peraturan tersebut ada dikarenakan situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan
mengalami perkembangan pesat yang akan diikuti oleh semakin kompleksnya risiko bagi
kegiatan usaha perbankan tersebut akan meningkatkan kebutuhan praktek tata kelola yang baik
(good governance).

2.4 Pengembangan Hipotesis


2.4.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Risk Management Disclosure
Kinerja perusahaan dapat diukur dari kinerja keuangannya, salah satunya profitabilitas.
Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk menghitung atau mengukur kemampuan
perusahaan dalam hal menghasilkan profit atau laba dari aset yang dimiliki, modal, dan juga
penjualan. Profitabilitas digunakan oleh manajemen agar lebih fleksibel dalam mengungkapkan
tanggung jawabnya kepada pemegang saham. Perusahaan dapat dikatakan baik apabila tingkat
profitabilitasnya tinggi, begitu pula sebaliknya.
Teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan
memberikan sinyal pada pasar, perusahaan dengan laba yang tinggi justru akan mengungkapkan
informasinya secara detail karena sesuai dengan peraturan OJK dan PSAK no 60 tentang
transparansi dan pengungkapan risiko. Semakin baik penerapan manajemen risiko dan
pengungkapan yang dilakukan perusahaan, maka para stakeholder akan melihatnya dengan baik
pula karena stakeholder melihat nilai tambah bagi perusahaan dan itu merupakan salah satu
sinyal perusahaan. Hal tersebut sejalan dengan teori sinyal dan penelitian yang dilakukan oleh
Adiyanto (2015) dan Janah (2016) yaitu profitabilitas yang tinggi akan meningkatkan risk
management disclosure. Dari uraian diatas maka peneliti mengajukan hipotesis yang pertama
sebagai berikut :
H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap risk management disclosure

2.4.2 Pengaruh Ukuran Bank Terhadap risk management disclosure


Besar ukuran perusahaan (bank) dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan
kapitalisasi pasar. Perusahaan besar memiliki banyak pemegang kepentingan, oleh karena itu
semakin besar perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi untuk memenuhi
kebutuhan para pemegang kepentingan (Amran et al. 2009).
Dalam teori stakeholder yang menjadi sorotan utama adalah para pemangku kepentingan
(stakeholder) tersebut yakni penerapan dan pengungkapan risiko dengan jelas dan terbuka.
Perusahaan besar biasanya akan mengungkapkan risiko lebih banyak dibandingkan dengan
perusahaan kecil. Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki public demand
akan informasi yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang berukuran kecil.
Ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap pengungkapan risiko. Hal ini sejalan
dengan penelitian Gunawan dan Zakiyah (2017), Adiyanto (2015), Sarwono et al (2018) yang
menemukan hubungan positif antar ukuran perusahaan dengan pengungkapan risiko. Yakni
semakin besar ukuran perusahaan tersebut maka perusahaan tersebut akan mengungkapkan risiko
dengan rinci. Dari uraian diatas peneliti mengajukan hipotesis yang kedua sebagai berikut:
H2 : Ukuran Bank berpengaruh positif terhadap risk management disclosure
2.4.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
Asumsi teori stakeholder adalah perusahaan tidak bisa lepas dari berbagai kepentingan
baik itu pihak internal maupun eksternal perusahaan. Investor merupakan salah satu pihak yang
penting dalam keberlanjutan perusahaan. Investor biasanya melihat suatu perusahaan dalam hal
ini perbankan yaitu profitabilitasnya. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba. Semakin tinggi tingkat profitabilitas yang dimiliki perusahaan dapat
mencerminkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kondisi yang baik, sehingga dapat
menarik minat investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut dan harga saham pun akan
menjadi meningkat kemudian nilai perusahaan pun akan menjadi tinggi.
Dalam teori sinyal nilai perusahaan yang baik akan memberikan dampak yang positif
bagi perusahaan yaitu meningkatnya harga saham. Dampak positif tersebut salah satunya dari
laporan keuangan perusahaan yang terus meningkat laba/profitnya. Semakin baik pertumbuhan
profitabilitas berarti prospek perusahaan di masa depan dinilai semakin baik juga, artinya
semakin baik pula nilai perusahaan dimata investor. Apabila kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba meningkat, maka harga saham juga akan meningkat (Husnan, 2001).
Penelitian yang dilakukan Noor (2015) dan Dewi dan Suardiartha (2017) menemukan
bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, apabila profitabilitas
meningkat maka akan selalu diikuti dengan kenaikan nilai perusahaan dan begitu juga
sebaliknya. Berdasarkan uraian diatas peneliti mengajukan hipotesis yang ke tiga sebagai
berikut:
H3 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan

2.4.4 Pengaruh Ukuran Bank terhadap Nilai Perusahaan


Teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan
memberikan sinyal pada pasar. Nilai perusahaan merupakan salah satu pemberian sinyal kepada
investor dimana investor dapat melihat informasi mengenai perusahaan pada laporan keuangan.
Pada laporan keuangan kita dapat melihat aset yang dimiliki oleh bank tersebut. Dalam
penelitian ini ukuran bank merupakan cerminan besar kecilnya perusahaan yang nampak dalam
nilai total aktiva perusahaan.
Semakin besar aset perusahaan, umumnya akan semakin menarik minat investor untuk
memiliki saham perusahaan tersebut. Perusahaan dengan aset yang besar umumnya merupakan
perusahaan yang leading di industrinya (Fakhruddin, 2008). Penelitian Wahyudi et al (2016) dan
Yanti dan Darmayanti (2019) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Dikarena dalam penelitian ini industri perbankan maka hipotesis ke empat yang saya
ajukan sebagai berikut:
H4 : Ukuran Bank berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan

2.4.5 Pengaruh risk management disclosure terhadap Nilai Perusahaan


Teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan
memberikan sinyal pada pasar. Pengungkapan manajemen risiko merupakan informasi yang
penting dalam memprediksi masa depan perusahaan, maka dari itu informasi tersebut dapat
dijadikan sinyal positif untuk para investor. Dalam penerapannya manajemen risiko terdiri dari 8
risiko yaitu, risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko kepatuhan,
risiko hukum, risiko reputasi dan risiko stratejik.
Semakin bank tersebut mengungkapkan dengan rinci risk management maka nilai
perusahaan tersebut meningkat. Hal ini didasarkan dari informasi yang disajikan lebih rinci akan
membuat pihak internal maupun eksternal optimal dalam pengambilan keputusan. Penelitian
yang dilakukan oleh Pratiwi et al (2018) dan Ardianto dan Rivandi (2018) menemukan bahwa
risk management disclosure berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian diatas
maka hipotesis yang ke lima sebagai berikut:
H5 : Risk management disclosure berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan

2.4.6 Pengaruh Tidak Langsung Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan melalui Risk
management disclosure
Teori signaling menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja
akan memberikan sinyal pada pasar. Tentunya profitabilitas yang baik akan mengundang para
investor dalam melakukan pembelian saham, hal tersebut tidak hanya menitik beratkan antara
profitabilitas dan nilai perusahaan saja melainkan melalui risiko-risiko yang dihadapi
perusahaan. Dengan melihat profitabilitas perusahaan dan perusahaan tersebut berhasil dalam
menerapkan dan mengungkapkan risiko yang ada maka otomatis perusahaan (Bank) tersebut
akan mendapatkan nilai yang baik dimata stakeholder.
Jika Bank dengan profitabilitas tinggi mereka mengungkapkan manajemen risikonya
dengan rinci Adiyanto (2015) dan jika Bank menerapkan serta mengungkapkan risiko-risiko
tersebut dengan rinci tentunya akan meningkatkan nilai perusahaan Angg (1997). Berdasarkan
hal tersebut diatas maka diajukan hipotesis keenam sebagai berikut:
H6 : Profitabilitas berpengaruh tidak langsung terhadap Nilai Perusahaan melalui Risk
management disclosure

2.4.7 Pengaruh Tidak Langsung Ukuran Bank terhadap Nilai Perusahaan melalui Risk
management disclosure
Adiyanto (2015) dan Sarwono et al (2018) menyatakan bahwa semakin besar total aset
yang dimiliki maka akan semakin baik skor tingkat pengungkapan risikonya kepada publik dan
hal tersebut dapat meningkatkan image suatu perusahaan. Dengan kata lain nilai perusahaan
meningkat sebagai akibat dari skor tingkat pengungkapan risikonya. Sebaliknya jika ukuran bank
yang kecil tingkat pengungkapan risikonya belum rinci dan tentunya membuat nilai perusahaan
tersebut rendah. Karena berdasarkan hal tersebut diatas maka diajukan hipotesis terakhir sebagai
berikut:
H7 : Ukuran Bank berpengaruh tidak langsung terhadap Nilai Perusahaan melalui Risk
management disclosure

2.5 Kerangka Pemikiran

Profitabilitas

Risk Management Nilai


Disclosure Perusahaan

Ukuran Bank
BAB III
Metodologi Penelitian

3.1 Populasi dan Sampel


Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh bank umum yang telah go
public (terbuka) di Indonesia yang terdaftar Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia, serta
telah menerbitkan Annual Report pada tahun 2018. Jumlah bank umum di Indonesia yang
terdaftar di Bank Indonesia hingga Desember 2019 adalah 115 Bank, terdiri dari 4 Bank Persero,
42 Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa dan 21 BUSN Non Devisa. Kemudian 27
Bank Pembangunan Daerah, 12 Bank Asing Campuran dan 9 Bank Asing.
Tabel 3.1
Jumlah Bank Sebagai Objek Penelitian
No Keterangan Objek Penelitian
1 Jumlah Bank di Indonesia yang telah Tbk 47
2 Jumlah Bank yang tidak lengkap Annual Report 2018 (7)
3 Jumlah akhir sampel penelitian 40

Penentuan sampel sample dalam penelitian menggunakan metode purposive sampling.


Diperoleh sampel sebanyak 40 bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan
menerbitkan data Annual Report tahun 2018.

3.2 Metode Pengumpulan Data


Data yang digunakan dalam penelitian adalah jenis data sekunder yang pengumpulannya
diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.com) dan Pusat Data Ekonomi dan Bisnis
Universitas Indonesia.

3.3 Model Penelitian


Adapun model penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1.RMD = β0 + βY1X1PROF + β Y1X2 SIZE + et
2.NP = β0 + β Y2X1 PROF+β Y2X2 SIZE + β Y2Y1 RMD +et
Keterangan:
RMD= Risk Management Disclosure
NP = Nilai Perusahaan
PROF = Profitabilitas
SIZE = Ukuran Perusahaan
βY1X1= koefisien jalur X1 ke Y1
β Y1X2= koefisien jalur X2 ke Y1
β Y2X1= koefisien jalur X1 ke Y2

Analisis Jalur
Perhitungan pengaruh tidak langsung untuk pengujian hipotesis ke enam dan ketujuh (melalui
variabel intervening):
 Pengaruh tidak langsung (indirect effect) profitabilitas terhadap nilai perusahaan melalui risk
management disclosure = βY1X1 x β Y2Y1
 Pengaruh tidak langsung (indirect effect) ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan melalui
risk management disclosure = βY1X2 x β Y2Y1

3.4 Operasional Variabel


3.4.1 Variabel Dependen
Nilai perusahaan diukur dengan menggunakan metode Tobin’s Q yang dikembangkan
oleh James Tobin. Dalam perhitungan Tobin’s Q,semua unsur hutang dan modal saham
perusahaan dihitung sehingga rasio ini dinilai dapat memberikan informasi paling baik. Seluruh
aset perusahaan digunakan dalam perhitungan Tobin’s Q yang berarti bahwa perusahaan juga
berfokus pada kreditur karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari
ekuitasnya saja, tetapi juga dari pinjaman dari kreditur (Sukamulja, 2004).
Rumus Tobin’s Q
Tobin’s Q = (Total Market Value + Total Book Value of Liabilities) / Total Book Value of Assets.

3.4.2 Variabel Independen


3.4.2.1 Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, yang didapat dari
penjualan, aset yang dimiliki, maupun ekuitas. Profitabilitas dihitung menggunakan beberapa
rasio dan dianalisis menggunakan aspek tertentu dalam laporan keuangan perusahaan. Hasil
penghitungan profitabilitas menjadi gambaran atau tolak ukur dari efektivitas kinerja manajemen
yang ditinjau dari perbandingan antara keuntungan dengan hasil penjualan maupun investasi.
Pengukuran profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan ROA. Formula yang digunakan
untuk menghitung ROA adalah jumlah laba bersih terhadap jumlah aset.

3.4.2.2 Ukuran Bank


Pengukuran Besar ukuran perusahaan (bank) dapat dinyatakan dalam total aktiva,
penjualan dan kapitalisasi pasar. Perusahaan besar memiliki banyak pemegang kepentingan, oleh
karena itu semakin besar perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi untuk
memenuhi kebutuhan para pemegang kepentingan (Amran et al. 2009). Dalam penelitian ini
karena sektor industri yang akan diteliti adalah perbankan di Indonesia maka dalam menentukan
ukuran bank sampel diukur atau direpresentasikan dengan logaritma natural dari total aktiva.

3.4.3 Variabel Intervening


Risk management disclosure dapat diartikan sebagai pengungkapan atas risiko-risiko
yang telah dikelola perusahaan atau pengungkapan atas bagaimana perusahaan dalam
mengendalikan risiko yang berkaitan di masa mendatang Sehingga risiko yang dikelola
diungkapakan pada laporan tahunan. Pengungkapan risiko ini dikelompokkan kedalam 8
(delapan) jenis risiko yang diungkapkan oleh manajemen risiko dan kemudian di dalam tabel
pengelompokkan risiko akan diberikan nilai 1 (satu) jika perusahaan tersebut melakukan
pengungkapan risiko, dan jika tidak melakukan pengungkapan risiko diberikan nilai 0 (nol).
Metode yang digunakkan untuk menganalisis pengungkapan risiko adalah content
analysis. Metode ini dipilih karena penelitian ini berfokus pada luas dan jumlah pengungkapan
bukan pada kualitas pengungkapan. Content analysis adalah metode penelitian dengan
menggunakan suatu prosedur untuk membuat kesimpulan yang valid berdasarkan text (Amran et
al, 2009).
Pengukuran tingkat pengungkapan risiko dilakukan dengan menghitung jumlah kalimat
yang memberikan informasi mengenai risiko dalam laporan tahunan. Penggunaankalimat sebagai
dasar pengukuran atau perhitungan memiliki kelebihan yakni menyediakan data yang lengkap,
handal, dan bermakna untuk analisis lebih lanjut, Linsley dan Shrives (2006).
Jenis-jenis pengungkapan risiko yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Risiko Kredit
2. Risiko Pasar
3. Risiko Likuiditas
4. Risiko Operasional
5. Risiko Kepatuhan
6. Risiko Hukum
7. Risiko Reputasi
8. Risiko Stratejik

Rumusnya sebagai berikut:


Risk Management Disclosure = Jumlah Risiko Disclosure
Total Jenis Risiko

Terdapat batasan-batasan dalam pengungkapan risiko yang dilaporkan dalam


perusahaaan. Tidak semua risiko yang dialami perusahaan dilaporkan secara terang-terangan
karena pelaporan risiko ini menimbulkan kekhawatiran bagi perusahaan terhadap ancaman para
pesaing yang akan mengetahui kelemahan tersebut (Anisa, 2012).
1. Kalimat yang dianggap sebagai pengungkapan risiko adalah jika pembaca diberi informasi
tentang kesempatan atau prospek, atau tentang risiko, bahaya, kerugian dan hambatan yang
telah atau akan berdampak pada perusahaan di masa depan.
2. Definisi risiko tersebut dapat ditafsirkan sebagai risiko baik, risiko buruk dan
ketidakpastian.
3. Pengungkapan harus secara eksplisit dinyatakan, tidak dapat ditandakan.
4. Pengungkapan yang diulangi akan dicatat sebagai kalimat pengungkapan risiko setiap kali
hal tersebut didiskusikan.
5. Jika pengungkapan terlalu samar untuk diidentifikasi, maka tidak akan dicatat sebagai
pengungkapan risiko.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan dengan menggunakan SPSS dapat memberikan penduga
koefisien regresi yang baik atau bersifat BLUE (Blue Linier Unbiased Estimate) dengan
didasarkan pada asumsi-asumsi yang tidak boleh dilanggar (Gozali, 2014). Uji asumsi klasik
yang telah dilakukan dan hasilnya adalah sebagai berikut :

4.1.1 Uji Normalitas


Berikut disajikan hasil uji normalitas pada tabel 4.1

Tabel 4.1
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz
ed Residual
N 40
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. .16478067
Deviation
Most Extreme Absolute .086
Differences Positive .084
Negative -.086
Test Statistic .086
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test, jika nilai signifikansi


lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal. Pada tabel diatas, nilai kolmogorov smirnov
sebesar 0,086 dengan signifikansi 0,200 dan nilai signifikansi diatas 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
4.1.2 Uji Multikolinearitas
Berikut disajikan hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.2
Tabel 4.1
Nilai Collinearity Statistics
Coefficientsa
Collinearity
Statistics
Model Tolerance VIF
1 Risk Management .784 1.276
Disclosure
Profitabilitas .691 1.447
Ukuran Bank .854 1.171
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai tolerance Risk Management Disclosure sebesar
0,784, profitabilitas sebesar 0,691 dan ukuran bank sebesar 0,854, nilai tolerance tersebut lebih
besar dari 0,10 sehingga tidak terjadi multikolinearitas. Nilai VIF dari variabel Risk Management
Disclosure sebesar 1,276, profitabilitas sebesar 1,447 dan ukuran bank sebesar 1,171, nilai VIF
tersebut lebih kecil dari 10 sehingga tidak terjadi multikolinearitas.

4.1.3 Uji Multikolonearitas


Berikut disajikan hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.3
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1.429E-16 .552 .000 1.000
Risk Management .000 .242 .000 .000 1.000
Disclosure
Profitabilitas .000 .074 .000 .000 1.000
Ukuran Bank .000 .037 .000 .000 1.000
a. Dependent Variable: ABS_RES

Pada tabel 4.3 nilai signifikansi Risk Management Disclosure, profitabilitas dan ukuran
bank sebesar 1,000 nilai tersebut diatas 0,05 maka disimpulkan tidak terjadi heterokedasitas.
Dengan kata lain variabel independen dalam penelitian ini memiliki sebaran varian yang sama.

4.1.4 Uji Autokorelasi


Berikut disajikan hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.4
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
a
1 .565 .319 .263 .171509 1.675
a. Predictors: (Constant), Ukuran Bank, Risk Management Disclosure ,
Profitabilitas
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Tabel 4.4 memperlihatkan bahwa nilai DW sebesar 1,675. Nilai ini akan dibandingkan

dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai sinifikansi 5%, dengan jumlah sampel sebanyak 40

(n) dan jumlah variabel independen 3 (k=3) sebagai berikut:

Tabel 4.5
Tabel Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi

Kesimpulan Keputusan Jika


Ada autokorelasi positif Tolak Kurang dari 1,338

Tanpa Kesimpulan No disicision 1,338 s/d 1,659

Tidak ada autokorelasi Tidak Tolak 1,659 s/d 2,341

Tanpa Kesimpulan No disicision 2,341 s/d 2,662

Ada autokorelasinegatif Tolak Lebih dari 2,662


Sumber : Ghozali

(2014)
Nilai DW 1,681 lebih besar daripada batas atas (du) 1,675 dan kurang dari 2,341(4 - du) ,
maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi positif atau negatif. Dengan demikian dapat
disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.

4.2 Hasil Pengujian Hipotesis


4.2.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Tabel 4.6
Hasil Deskriptif Statistik

Descriptive Statistics
Minimu Maximu Std.
N m m Mean Deviation
Nilai Perusahaan 40 .447 1.580 1.06670 .199739
Risk Management 40 .625 1.000 .89463 .127954
Disclosure
Profitabilitas 40 -1.407 .571 .09665 .444555
Ukuran Bank 40 12.355 15.091 13.64210 .793051
Valid N (listwise) 40

Dari tabel 4.6 menunjukkan mean, median, maksimum, minimum, dan standar deviasi
pada perbankan yang diteliti di Indonesia tahun 2018.

4.2.2 Uji Signifikansi Serentak (Uji-F)


Tabel 4.7
Model 1

ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .138 2 .069 5.102 .011b
Residual .501 37 .014
Total .639 39
a. Dependent Variable: Risk Management Disclosure
b. Predictors: (Constant), Ukuran Bank, Profitabilitas

Tabel 4.8
Model 2

ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .497 3 .166 5.632 .003b
Residual 1.059 36 .029
Total 1.556 39
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
b. Predictors: (Constant), Ukuran Bank, Risk Management Disclosure ,
Profitabilitas

Pada tabel 4.7 dan 4.8 terlihat uji-F dari model pertama dan kedua pada perbankan
menunjukkan p-value kurang dari α. Hal ini berarti bahwa variabel independen pada model
pertama dan model kedua yang digunakan baik, secara bersama-sama mempengaruhi variabel
dependen dalam penelitian ini.

4.3 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis


4.3.1 Pengaruh profitabilitas terhadap risk management disclosure
Tabel 4.9
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Model 1
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .880 .346 2.547 .015
Profitabilitas .134 .045 .465 2.949 .005
Ukuran .000 .025 .001 .004 .996
Bank
a. Dependent Variable: Risk Management Disclosure
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap risk
management disclosure. Dapat dilihat dari koefisien regresi 0,880 dengan signifikansi 0,005. Hal
ini berarti bahwa H1 diterima. Yang berarti setiap adanya kenaikan profitabilitas maka akan
meningkat pula risk management disclosure. Hal membuktikan bahwa bank dengan profitabilitas
tinggi akan lebih meningkatkan dalam penerapan maupun pengungkapan manajemen risiko.
Hasil temuan tersebut sejalan dengan temuan Adiyanto (2015) dan Janah (2016) yang
menyatakan bahwa profitabilitas yang tinggi akan meningkatkan risk management disclosure.

4.3.2 Pengaruh ukuran bank terhadap risk management disclosure


Tabel 4.9 menunjukkan bahwa hipotesis 2 ditolak. Ukuran bank tidak berpengaruh
terhadap risk management disclosure. Dapat dilihat dari tingkat signifikansi 0,996. Hasil ini
berbeda dari penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap risk management disclosure .

Tabel 4.10
Hasil Analisis Koefisien Determinan Model 1

Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .465 .216 .174 .116306
a. Predictors: (Constant), Ukuran Bank, Profitabilitas

Koefisien determinan (R Square) adalah 0,216. Hal ini menunjukkan sumbangan


pengaruh profitabilitas dan ukuran bank terhadap risk management disclosure adalah 21,6%.
Sisanya 78,4% merupakan kontribusi dari variable-variabel lain yang tidak dimasukan kedalam
penelitian. Sementara itu, untuk nilai e1 dapat dicari dengan rumus e1 = √(1-0,216) = 0,885.
Dengan demikian diperoleh koefisien jalur model struktur 1 pada gambar 1.

Profitabilitas e1 = 0,885.

0,134*
Risk Management
Disclosure
0,000

Ukuran Bank

Gambar Koefisien Jalur 4.1


4.3.3 Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan
Tabel 4.11
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Model 1
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .410 .552 .742 .463
Risk Management .991 .242 .635 4.088 .000
Disclosure
Profitabilitas -.121 .074 -.270 -1.635 .111
Ukuran Bank -.016 .037 -.064 -.427 .672
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa hipotesis 3 ditolak. Profitabilitas tidak berpengaruh


terhadap nilai perusahaan. Dapat dilihat dari tingkat signifikansi 0,111. Hal ini berbeda dengan
penelitian Noor (2015) dan Dewi dan Suardiartha (2017) menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Akan tetapi penelitian ini sejalan dengan yang
dilakukan oleh Wicaksono dan Adiwibowo (2017) dan Sarwono et al (2018) yang menyatakan
bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Asumsinya bahwa nilai
perusahaan tidak hanya dapat dilihat dari labanya saja akan tetapi keseluruhan elemen dari
laporan keuangan tersebut.

4.3.4 Pengaruh ukuran bank terhadap nilai perusahaan


Tabel 4.11 menunjukkan bahwa hipotesis 4 ditolak. Ukuran Bank tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Dapat dilihat dari tingkat signifikansi 0,672. Hal ini berbeda dengan
penelitian Wahyudi et al (2016) dan Yanti dan Darmayanti (2019) yang menemukan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

4.3.5 Pengaruh risk management disclosure terhadap nilai perusahaan


Tabel 4.11 menunjukkan bahwa risk management disclosure berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Dapat dilihat dari koefisien regresi 0,991 dengan signifikansi 0,000.
Hal ini berarti bahwa H5 diterima. Yang berarti setiap adanya kenaikan risk management
disclosure akan meningkatkan pula nilai perusahaan. Hal membuktikan bahwa bank dengan
penerapan serta pengungkapan manajemen risiko yang rinci akan lebih meningkatkan nilai
perusahaan dikarenakan investor dapat melihat risiko yang dihadapi bank tersebut dengan
demikian investor akan tepat dalam pengambilan keputusannya.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Pratiwi et al (2018) dan Ardianto dan
Rivandi (2018) menemukan bahwa risk management disclosure berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan. Semakin bank tersebut mengungkapkan dengan rinci risk management maka
nilai perusahaan tersebut meningkat. Hal ini didasarkan dari informasi yang disajikan lebih rinci
akan membuat pihak internal maupun eksternal optimal dalam pengambilan keputusan.
Tabel 4.12
Hasil Analisis Koefisien Determinan Model 2

Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .565 .319 .263 .171509
a. Predictors: (Constant), Risk Management Disclosure , Ukuran
Bank, Profitabilitas

Koefisien determinan (R Square) adalah 0,319. Hal ini menunjukkan sumbangan


pengaruh profitabilitas, ukuran bank, risk management disclosure terhadap nilai perusahaan
adalah 31,9%. Sisanya 68,1% merupakan kontribusi dari variable-variabel lain yang tidak
dimasukan kedalam penelitian. Sementara itu, untuk nilai e2 dapat dicari dengan rumus e2 = √(1-
0,319) = 0,825. Dengan demikian diperoleh analisis jalur model struktur 2 pada gambar 2.

Profitabilitas
e1 = 0,885
e2 = 0,825
-0,121
0,134*
Risk Management 0,991* Nilai
Disclosure Perusahaan

0,000
0,000

Ukuran Bank
4.3.6 Pengaruh tidak langsung profitabilitas terhadap nilai perusahaan melalui risk management
disclosure
Gambar Koefisien Jalur 4.2
Dari hasil pengujian model pada gambar 4.2, tabel 4.9 dan tabel 4.11 , nilai koefisien dari
variabel profitabilitas terhadap risk management disclosure sebesar 0,134 dengan p- value 0,005
(p- value< α). Hal ini berarti bahwa hipotesis diterima. Nilai koefisien yang dihasilkan oleh
profitabilitas terhadap nilai perusahaan adalah sebesar -0,121 dengan p- value 0,111 (p-value>
α). Hal ini berarti bahwa hipotesis ditolak. Dan nilai koefisien yang dihasilkan oleh variabel risk
management disclosure terhadap nilai perusahaan adalah sebesar 0,991 dengan p- value 0,000
(p- value< α). Hal ini berarti bahwa hipotesis diterima.
Berdasar tabel 4.9 dan tabel 4.11 dilihat dari p-value diketahui bahwa variabel risk
management disclosure berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan, profitabilitas
terhadap risk management disclosure berpengaruh secara signifikan, dan profitabilitas terhadap
nilai perusahaan berpengaruh secara signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat
pengaruh tidak langsung antara profitabilitas melalui risk management disclosure.

4.3.6 Pengaruh tidak langsung ukuran bank terhadap nilai perusahaan melalui risk management
disclosure
Dari hasil pengujian model pada gambar 4.2, tabel 4.9 dan tabel 4.11 , nilai koefisien dari
variabel profitabilitas terhadap risk management disclosure sebesar 0,134 dengan p- value 0,005
(p- value< α). Hal ini berarti bahwa hipotesis diterima. Nilai koefisien yang dihasilkan oleh
profitabilitas terhadap nilai perusahaan adalah sebesar -0,121 dengan p- value 0,111 (p-value>
α). Hal ini berarti bahwa hipotesis ditolak. Dan nilai koefisien yang dihasilkan oleh variabel risk
management disclosure terhadap nilai perusahaan adalah sebesar 0,991 dengan p- value 0,000
(p- value< α). Hal ini berarti bahwa hipotesis diterima.
Berdasar tabel 4.9 dan tabel 4.11 dilihat dari p-value diketahui bahwa variabel risk
management disclosure berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan, ukuran bank
terhadap risk management disclosure tidak berpengaruh secara signifikan, dan ukuran bank
terhadap nilai perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa
tidak terdapat pengaruh tidak langsung antara ukuran bank melalui risk management disclosure.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas dan
ukuran perusahaan terhadap nilai peruasahaan melalui risk management disclosure sebagai
variabel intervening pada bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018. Dan
hasilnya profitabilitas berpengaruh positif terhadap risk management disclosure. Hal
membuktikan bahwa bank dengan profitabilitas tinggi akan lebih meningkatkan dalam penerapan
maupun pengungkapan manajemen risiko dan diharapkan stakeholder dapat melihatnya dengan
sinyal positif.
Risk management disclosure berpengaruh positif terhadap niali perusahaan. Hal ini
membuktikan bahwa jika perusahaan (bank) menerapkan dan mengungkapkan manajemen risiko
dengan baik maka akan meningkatkan pula nilai perusahaan tersebut. Hal ini senada dengan teori
stakeholder yang berasumsi perusahaan tidak lepas dari lingkungan sosial. Dan hal tersebut
membuat perusahaan mengungkapkan manajemen risiko demi pihak-pihak yang
berkepentingan/pemangku kepentingan seperti pemerintah, investor dan lainnya. Akan tetapi
dalam penelitian ini tidak terdapat pengaruh tidak langsung dari profitabilitas dan ukuran
perusahaan melalui risk management disclosure.

5.2 Saran
Terkait dengan beberapa keterbatasan penelitian di atas, maka saran penulis bagi penelitian-
penelitian selanjutnya adalah:
1. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan sektor yang akan menjadi populasi sasaran dan
memperpanjang tahun penelitian, sehingga hasilnya dapat digeneralisasi.
2. Penelitian selanjutnya dapat lebih fokus pada perusahaan yang benar-benar sehat karena
dalam penelitian ini semua bank yang terdaftar di BEI tidak melihat baik yang mengalami
keuntungan maupun kerugian ditahun tersebut.
5.3 Implikasi Hasil Penelitian
1. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan
Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu wawasan dan pembuktian
terbaru mengenai hubungan risk management disclosure dan nilai perusahaan. Dari hasil
penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui berpengaruh tidaknya
profitabilitas, ukuran perusahaan, dan risk management disclosure terhadap nilai perusahaan.

2. Kegunaan Praktisi
a. Bagi Regulator
Berdasarkan penelitian ini, adanya pengaruh risk management disclosure . Sehingga
diharapkan adanya regulator yang dapat meningkatkan pengawasan terhadap risk
management disclosure. Hal ini bermaksud agar tindakan dan kebijakan yang diambil
sesuai dengan regulasi dan kebijakan yang ada.
b. Bagi Investor
Bagi investor dan calon investor sebaiknya berinvestasi pada perusahaan yang rinci dalam
penerapan serta pengungkapan manajemen risiko. Selain itu, perusahaan tersebut lebih
merefleksikan tingkat kesejahteraan di masa mendatang karena bisa melihat risiko-risiko
yang ada didepan sehingga dapat mengambil keputusan yang baik.
Lampiran
Pengukuran Profitabilitas
No Bank Umum Laba Bersih Aset ROA
PT. BANK RAKYAT
1 INDONESIA 32,418,486,000,000 1,296,898,292,000,000 0.025
(PERSERO), Tbk
PT. BANK MANDIRI
2 25,851,937,000,000 1,202,252,094,000,000 0.022
(PERSERO), Tbk
PT. BANK NEGARA
3 INDONESIA 14,236,252,000,000 808,572,011,000,000 0.018
(PERSERO), Tbk
PT. BANK TABUNGAN
4 NEGARA (PERSERO), 2,782,507,000,000 306,436,194,000,000 0.009
Tbk
PT. BANK DANAMON
5 3,938,887,000,000 159,589,094,000,000 0.025
INDONESIA, Tbk
PT. BANK PERMATA,
6 901,252,000,000 152,892,866,000,000 0.006
Tbk
PT. BANK CENTRAL
7 25,851,660,000,000 824,787,944,000,000 0.031
ASIA, Tbk
PT. BANK MAYBANK
8 2,262,245,000,000 117,532,858,000,000 0.019
INDONESIA, Tbk
PT. PAN INDONESIA
9 3,187,157,000,000 207,204,418,000,000 0.015
BANK, Tbk
PT. BANK CIMB
10 3,482,428,000,000 266,781,496,000,000 0.013
NIAGA, Tbk
PT. BANK OCBC NISP,
11 2,638,064,000,000 173,582,894,000,000 0.015
Tbk
PT. BANK ARTHA
12 GRAHA 79,199,000,000 26,025,188,000,000 0.003
INTERNASIONAL, Tbk
PT. BANK BUMI ARTA,
13 155,025,202,673 7,297,273,467,260 0.021
Tbk
PT. BANK JTRUST
14 (550,796,000,000) 17,823,669,000,000 (0.031)
INDONESIA, Tbk
PT. BANK MAYAPADA
15 517,896,000,000 86,971,893,000,000 0.006
INTERNATIONAL, Tbk
PT. BANK OF INDIA
16 9,360,809,998 3,896,760,492,444 0.002
INDONESIA, Tbk
PT. BANK MESTIKA
17 265,862,564,725 12,093,079,368,934 0.022
DHARMA, Tbk
PT. BANK SINARMAS,
18 12,236,000,000 30,748,742,000,000 0.000
Tbk
PT. BANK MASPION
19 74,130,899,000 6,694,023,677,000 0.011
INDONESIA, Tbk
20 PT. BANK GANESHA 7,839,000,000 4,497,122,000,000 0.002
PT. BANK QNB
21 28,253,000,000 20,486,926,000,000 0.001
INDONESIA, Tbk
PT. BANK WOORI
22 SAUDARA INDONESIA 542,184,000,000 29,631,693,000,000 0.018
1906, Tbk
23 PT. BANK MEGA, Tbk 1,368,057,000,000 83,761,946,000,000 0.016
PT. BANK BUKOPIN,
24 378,936,000,000 95,643,923,000,000 0.004
Tbk
PT BANK MNC
25 43,084,000,000 10,854,855,000,000 0.004
INTERNASIONAL, Tbk
PT. BANK RAKYAT
26 INDONESIA 142,660,203,000 23,313,671,252,000 0.006
AGRONIAGA, Tbk
PT BANK CHINA
27 CONSTRUCTION BANK 72,363,000,000 15,992,475,000,000 0.005
INDONESIA, Tbk
PT. BANK CAPITAL
28 73,514,000,000 18,019,614,000,000 0.004
INDONESIA, Tbk
29 PT. BANK BTPN, Tbk 2,257,884,000,000 101,919,301,000,000 0.022
PT. BANK
30 107,114,000,000 37,915,084,000,000 0.003
BRISYARIAH, Tbk
PT. BANK YUDHA
31 (136,988,450,929) 4,533,729,146,622 (0.030)
BHAKTI, Tbk
PT. BANK
32 (16,750,725,775) 2,313,367,509,608 (0.007)
MITRANIAGA, Tbk
PT. BANK
33 44,748,000,000 11,793,981,000,000 0.004
NATIONALNOBU, Tbk
PT BANK PANIN
34 3,187,157,000,000 207,204,418,000,000 0.015
DUBAI SYARIAH, Tbk
PT. BANK ARTOS
35 (23,491,080,397,000) 664,673,471,410,000 (0.035)
INDONESIA
PT. BANK TABUNGAN
PENSIUNAN
36 1,003,747,000,000 12,039,275,000,000 0.083
NASIONAL SYARIAH,
Tbk
PT. BANK HARDA
38 (123,143,307,730) 2,264,172,563,518 (0.054)
INTERNASIONAL
PT. BPD JAWA BARAT
39 1,552,396,000,000 120,191,387,000,000 0.013
DAN BANTEN, Tbk
PT. BPD JAWA TIMUR,
40 1,314,422,000,000 62,689,118,000,000 0.021
Tbk
Lampiran
Pengukuran Ukuran Bank
No Bank Umum Total Aset Log Natural
1 PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), Tbk 1,296,898,292,000,000 15.091
2 PT. BANK MANDIRI (PERSERO), Tbk 1,202,252,094,000,000 15.080
3 PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO), Tbk 808,572,011,000,000 14.908
4 PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk 306,436,194,000,000 14.486
5 PT. BANK DANAMON INDONESIA, Tbk 159,589,094,000,000 14.203
6 PT. BANK PERMATA, Tbk 152,892,866,000,000 14.184
7 PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk 824,787,944,000,000 14.916
8 PT. BANK MAYBANK INDONESIA, Tbk 117,532,858,000,000 14.070
9 PT. PAN INDONESIA BANK, Tbk 207,204,418,000,000 14.316
10 PT. BANK CIMB NIAGA, Tbk 266,781,496,000,000 14.426
11 PT. BANK OCBC NISP, Tbk 173,582,894,000,000 14.240
PT. BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL,
12 26,025,188,000,000 13.415
Tbk
13 PT. BANK BUMI ARTA, Tbk 7,297,273,467,260 12.863
14 PT. BANK JTRUST INDONESIA, Tbk 17,823,669,000,000 13.251
15 PT. BANK MAYAPADA INTERNATIONAL, Tbk 86,971,893,000,000 13.939
16 PT. BANK OF INDIA INDONESIA, Tbk 3,896,760,492,444 12.591
17 PT. BANK MESTIKA DHARMA, Tbk 12,093,079,368,934 13.083
18 PT. BANK SINARMAS, Tbk 30,748,742,000,000 13.488
19 PT. BANK MASPION INDONESIA, Tbk 6,694,023,677,000 12.826
20 PT. BANK GANESHA 4,497,122,000,000 12.653
21 PT. BANK QNB INDONESIA, Tbk 20,486,926,000,000 13.311
PT. BANK WOORI SAUDARA INDONESIA 1906,
22 29,631,693,000,000 13.472
Tbk
23 PT. BANK MEGA, Tbk 83,761,946,000,000 13.923
24 PT. BANK BUKOPIN, Tbk 95,643,923,000,000 13.981
Rp
25 13.036
PT BANK MNC INTERNASIONAL, Tbk 10,854,855,000,000
PT. BANK RAKYAT INDONESIA AGRONIAGA,
26 23,313,671,252,000 12.364
Tbk
PT BANK CHINA CONSTRUCTION BANK
27 15,992,475,000,000 13.204
INDONESIA, Tbk
28 PT. BANK CAPITAL INDONESIA, Tbk 18,019,614,000,000 13.256
29 PT. BANK BTPN, Tbk 101,919,301,000,000 14.008
30 PT. BANK BRISYARIAH, Tbk 37,915,084,000,000 13.579
31 PT. BANK YUDHA BHAKTI, Tbk 4,533,729,146,622 12.656
32 PT. BANK MITRANIAGA, Tbk 2,313,367,509,608 12.364
33 PT. BANK NATIONALNOBU, Tbk 11,793,981,000,000 13.072
34 PT BANK PANIN DUBAI SYARIAH, Tbk 207,204,418,000,000 14.316
35 PT. BANK ARTOS INDONESIA 664,673,471,410,000 14.823
36 PT. BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL 12,039,275,000,000 13.081
SYARIAH, Tbk
38 PT. BANK HARDA INTERNASIONAL 2,264,172,563,518 12.355
39 PT. BPD JAWA BARAT DAN BANTEN, Tbk 120,191,387,000,000 14.080
40 PT. BPD JAWA TIMUR, Tbk 62,689,118,000,000 13.797
Pengukuran Risk Management Disclosure
No Bank Umum RMD
1 PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), Tbk 1
2 PT. BANK MANDIRI (PERSERO), Tbk 1
3 PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO), Tbk 1
4 PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk 0.875
5 PT. BANK DANAMON INDONESIA, Tbk 1
6 PT. BANK PERMATA, Tbk 0.875
7 PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk 1
8 PT. BANK MAYBANK INDONESIA, Tbk 1
9 PT. PAN INDONESIA BANK, Tbk 1
10 PT. BANK CIMB NIAGA, Tbk 0.75
11 PT. BANK OCBC NISP, Tbk 0.75
12 PT. BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL, Tbk 0.625
13 PT. BANK BUMI ARTA, Tbk 0.75
14 PT. BANK JTRUST INDONESIA, Tbk 0.625
15 PT. BANK MAYAPADA INTERNATIONAL, Tbk 1
16 PT. BANK OF INDIA INDONESIA, Tbk 1
17 PT. BANK MESTIKA DHARMA, Tbk 1
18 PT. BANK SINARMAS, Tbk 0.75
19 PT. BANK MASPION INDONESIA, Tbk 0.75
20 PT. BANK GANESHA 0.75
21 PT. BANK QNB INDONESIA, Tbk 0.88
22 PT. BANK WOORI SAUDARA INDONESIA 1906, Tbk 0.75
23 PT. BANK MEGA, Tbk 1
24 PT. BANK BUKOPIN, Tbk 0.75
25 PT BANK MNC INTERNASIONAL, Tbk 0.88
26 PT. BANK RAKYAT INDONESIA AGRONIAGA, Tbk 0.88
PT BANK CHINA CONSTRUCTION BANK
27
INDONESIA, Tbk 0.75
28 PT. BANK CAPITAL INDONESIA, Tbk 1
29 PT. BANK BTPN, Tbk 1
30 PT. BANK BRISYARIAH, Tbk 0.75
31 PT. BANK YUDHA BHAKTI, Tbk 0.88
32 PT. BANK MITRANIAGA, Tbk 1
33 PT. BANK NATIONALNOBU, Tbk 1
34 PT BANK PANIN DUBAI SYARIAH, Tbk 0.75
35 PT. BANK ARTOS INDONESIA 0.63
PT. BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL
36
SYARIAH, Tbk 1
38 PT. BANK HARDA INTERNASIONAL 0.88
39 PT. BPD JAWA BARAT DAN BANTEN, Tbk 1
40 PT. BPD JAWA TIMUR, Tbk 1
Pengukuran Nilai Perusahaan (dalam jutaan rupiah)
No Bank Umum Kapitalisasi
Total Liabilities Total Aset NP
Pasar
PT. BANK RAKYAT
Rp Rp Rp
1 INDONESIA 1.202
446,931,208 1,111,622,961 1,296,898,292
(PERSERO), Tbk
PT. BANK MANDIRI Rp Rp Rp
2 1.067
(PERSERO), Tbk 340,725,000 941,953,100 1,202,252,094
PT. BANK NEGARA
Rp Rp Rp
3 INDONESIA 1.031
162,467,095 671,237,546 808,572,011
(PERSERO), Tbk
PT. BANK TABUNGAN
Rp Rp Rp
4 NEGARA (PERSERO), 0.948
26,629,614 263,784,017 306,436,194
Tbk
PT. BANK DANAMON Rp Rp Rp
5 1.193
INDONESIA, Tbk 72,114,857 118,278,488 159,589,094
PT. BANK PERMATA, Rp Rp Rp
6 0.967
Tbk 17,351,445 130,440,930 152,892,866
PT. BANK CENTRAL Rp Rp Rp
7 1.580
ASIA, Tbk 634,619,937 668,438,779 824,787,944
PT. BANK MAYBANK Rp Rp Rp
8 1.429
INDONESIA, Tbk 15,523,631 152,478,451 117,532,858
PT. PAN INDONESIA Rp Rp Rp
9 0.935
BANK, Tbk 27,294,105 166,457,301 207,204,418
PT. BANK CIMB Rp Rp Rp
10 0.937
NIAGA, Tbk 22,765,466 227,200,919 266,781,496
PT. BANK OCBC NISP, Rp Rp Rp
11 0.971
Tbk 19,421,989 149,154,640 173,582,894
PT. BANK ARTHA
Rp Rp Rp
12 GRAHA 0.861
969,570 21,438,077 26,025,188
INTERNASIONAL, Tbk
PT. BANK BUMI ARTA,Rp Rp Rp
13 0.882
Tbk 635,758 5,802,519 7,297,273
PT. BANK JTRUST
Rp Rp Rp
14 1.176
INDONESIA, Tbk 4,460,401 16,508,766 17,823,669
PT. BANK MAYAPADA Rp Rp Rp
15 1.386
INTERNATIONAL, Tbk 44,349,861 76,183,319 86,971,893
PT. BANK OF INDIA Rp Rp Rp
16 1.327
INDONESIA, Tbk 2,406,096 2,766,528 3,896,760
PT. BANK MESTIKA Rp Rp Rp
17 1.207
DHARMA, Tbk 5,587,881 9,005,066 12,093,079
PT. BANK SINARMAS, Rp Rp Rp
18 1.037
Tbk 8,351,142 23,532,846 30,748,742
PT. BANK MASPION Rp Rp Rp
19 1.062
INDONESIA, Tbk 1,618,842 5,493,283 6,694,024
Rp Rp Rp
20 0.951
PT. BANK GANESHA 907,191 3,370,923 4,497,122
PT. BANK QNB Rp Rp Rp
21 0.952
INDONESIA, Tbk 3,682,282 15,814,866 20,486,926
PT. BANK WOORI
Rp Rp Rp
22 SAUDARA INDONESIA 0.968
5,603,001 23,081,225 29,631,693
1906, Tbk
Rp Rp Rp
23 1.239
PT. BANK MEGA, Tbk 33,781,277 69,979,273 83,761,946
PT. BANK BUKOPIN, Rp Rp Rp
24 0.943
Tbk 3,137,626 87,049,486 95,643,923
PT BANK MNC Rp Rp Rp
25 0.968
INTERNASIONAL, Tbk 1,078,160 9,424,865 10,854,855
PT. BANK RAKYAT
Rp Rp Rp
26 INDONESIA 1.091
6,550,256 18,889,385 23,313,671
AGRONIAGA, Tbk
PT BANK CHINA
Rp Rp Rp
27 CONSTRUCTION BANK 0.989
2,338,051 13,476,317 15,992,475
INDONESIA, Tbk
PT. BANK CAPITAL Rp Rp Rp
28 1.034
INDONESIA, Tbk 2,099,927 16,534,651 18,019,614
Rp Rp Rp
29 0.947
PT. BANK BTPN, Tbk 19,922,978 76,544,999 101,919,301
PT. BANK Rp Rp Rp
30 0.447
BRISYARIAH, Tbk 5,049,950 11,894,916 37,915,084
PT. BANK YUDHA Rp Rp Rp
31 1.190
BHAKTI, Tbk 1,462,069 3,933,344 4,533,729
PT. BANK Rp Rp Rp
32 1.073
MITRANIAGA, Tbk 380,600 2,100,868 2,313,368
PT. BANK Rp Rp Rp
33 1.253
NATIONALNOBU, Tbk 4,393,533 10,379,604 11,793,981
PT BANK PANIN Rp Rp Rp
34 0.809
DUBAI SYARIAH, Tbk 1,185,972 166,457,301 207,204,418
PT. BANK ARTOS Rp Rp Rp
35 0.826
INDONESIA 219,731 549,114,021 664,673,471
PT. BANK TABUNGAN
PENSIUNAN Rp Rp Rp
36 1.307
NASIONAL SYARIAH, 13,689,860 2,049,483 12,039,275
Tbk
PT. BANK HARDA Rp Rp Rp
38 1.164
INTERNASIONAL 708,382 1,927,690 2,264,173
PT. BPD JAWA BARAT Rp Rp Rp
39 1.029
DAN BANTEN, Tbk 19,678,623 104,035,920 120,191,387
PT. BPD JAWA TIMUR, Rp Rp Rp
40 1.028
Tbk 10,231,564 54,217,182 62,689,118
Bibliography
Abdullah, M. D. (2018). Pengaruh Pengungkapan Risiko Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan
pada Perusahaan yang Terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI): Review Konseptual.
IRONS , 531-536.

Adiyanto, H. B. (2015). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT. Tesis .

Amran, A., A, M. R., & B. C, H. M. (2009). Risk Reporting: An Exploratory Study On Risk
Management Disclosure In Malaysian Annual Report. Managerial Auditing Journal vol 24 no 1 ,
39-57.

Ang, R. (1997). Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide to Indonesian
Capital Market). Jakarta: Mediasoft Indonesia.

Anisa, G. W. (2012). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Manajemen Risiko


(Studi Empiris pada Laporan Tahunan Perusahaan-Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar Di
BEI Tahun 2010. Skripsi .

Ardianto, D., & Rivandi, M. (2018). PENGARUH ENTERPRISE RISK MANAGEMENT


DISCLOSURE, INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE DAN STRUKTUR
PENGELOLAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN. Profita : Komunikasi Ilmiah dan
Perpajakan Vol 11 No 2 .

Bringham, & Daves. (2010). Intermediate Financial Management. Tenth Edition. South
Western: Cengage Learning.

Chariri, A., & Ghozali, I. (2007). Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.

Darmadji, T., & Fakhrudin, H. M. (2008). Pasar Modal Indonesia : Pendekatan Tanya Jawab
Edisi Empat. Jakarta: Salemba Empat.

Devi, S., Budiasih, I. G., & Badera, I. D. (2017). PENGARUH PENGUNGKAPAN


ENTERPRISE RISK MANAGEMENT DAN PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL
CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia vol
14 no 1 , 20-45.

Dewi, D. A., & Sudiartha, G. M. (2017). PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN


PERUSAHAAN, DAN PERTUMBUHAN ASET TERHADAP STRUKTUR MODAL DAN
NILAI PERUSAHAAN. E-Jurnal Manajemen Unud vol 6 no 4 , 2222-2252.

Fama, E. F. (1978). The Effect of a Firm’s Investment and Financing Decision on the Welfare of
its Security Holders. American Economic Review 68 , 272-280.
Ghozali, I. (2014). Ekonometrika teori, konsep dan aplikasi dengan IBM SPSS 22. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gunawan, B., & Zakiyah, Y. N. (2017). PENGARUH MEKANISME CORPORATE


GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP RISK
MANAGEMENT DISCLOSURE. Ekspansi Vol 9 No 1 , 1-8.

Husnan, S. (2001). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta:


AMPYPKN.

IAI, DSAK. (2013). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 60 tentang Instrumen
Keuangan:Pengungkapan. Jakarta: IAI.

Jogiyanto, H. (2008). TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI. YOGYAKARTA.


Yogyakarta: bpfe-ugm.

Linsley, P. M., & Shrives, P. M. (2006). Risk Reporting: A Study of Risk Disclosures in the
Annual Reports of UK Companies. The Bristish Accounting Review Vol 38 , 387-404.

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /POJK.03/2016 TENTANG


PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.03/2016. TENTANG


TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK

Pratiwi, R., Masito, E., & Hendra, K. T. (2018). PERUSAHAAN, PENGARUH


PENGUNGKAPAN MANAJEMEN RISIKO TERHADAP NILAI Di, (Studi Empiris Pada
Perusahaan Transportasi yang Terdaftar Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016). ISSN 2337-
4349 , 641-647.

Sarwono, A. A., Hapsari, D. W., & A. N. (2018). PENGARUH PROFITABILITAS,


LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN
MANAJEMEN RISIKO. e-proceeding of management vol 5 nomor 1 , 769.

Ulum, I., Ghozali, I., & Chariri, A. (2008). INTELLECTUAL CAPITAL DAN KINERJA
KEUANGAN PERUSAHAAN; SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN PARTIAL
LEAST SQUARES (PLS). SNA 11 , 23-24.

Verrechia, R. E. (1983). Discretionary Disclosure. Journal of Accounting and Economics


Volume 5 , 179-194.

Wahyudi, H. D., Chuzaimah, & Sugiarti, D. (2016). PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,


PROFITABILITAS, KEBIJAKAN DEVIDEN, DAN KEPUTUSAN INVESTASI TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN. BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol 1 Nomor 2 , 156-164.
Wardhana, & Anindyarta, A. (2013). Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tingkat
Pengungkapan Risiko. Diponegoro Journal of Accounting Vol 2 , 1-14.

Wicaksono, S. A., & Adiwibowo, A. S. (2017). ANALISIS DETERMINAN


PENGUNGKAPAN RISIKO (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013 – 2015). Diponegoro Journal of
Accounting Vol 6 Nomor 4 , 1-14.

Yanti, I. G., & Darmayanti, N. P. (2019). PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN


PERUSAHAAN, STRUKTUR MODAL, DAN LIKUIDITAS TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN. E-Jurnal Manajemen Vol 8 Nomor 4 , 2297-
2320.

Anda mungkin juga menyukai