Anda di halaman 1dari 19

Nama Anggota : Yuda Jaya Permana (20210420206)

M. Faiz Nazhif Amrullah (20210420208)


Naufal Abisarwan (20210420216)
Moch. Abiyan Th. ( 20210420217)

PENUGASAN AUDIT 4

1. PERENCANAAN AUDIT
PT, DC Indonesia Tbk berdiri pada tahun dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun
2013. Kantor pusat DCI Indonesia Tbk berlokasi di Equity Tower, Lantai 17 Unit F, SCBD Lot.
9, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52 – 53, Jakarta 12190 – Indonesia. Pemilik manfaat sebenarnya
(ultimate beneficial owner) dari kepemilikan saham DCI Indonesia Tbk adalah Otto Toto
Sugiri, Marina Budiman dan Han Arming Hanafia.
Berdasarkan analisis common size dan increase/decrease pada Laporan Keuangan
Konsolidasian PT DCI Indonesia untuk tahun 2021 muncul akun-akun yang signifikan.
Menurut kami akun-akun yang sigifikan diantaranya :
a. Metode Increase/Decrease
1. Laporan Posisi Keuangan
• Kas dan Setara Kas -36%
• Piutang Usaha, neto (Pihak yang Berelasi) 108,7%
• Persediaan 25,9%
• Utang Bank Jangka Pendek -55,9 %
• Utang Usaha, neto (Pihak yang Berelasi) 152%
2. Laporan Laba Rugi
• Pendapatan 147%
• Beban Pokok Pendapatan 201,5%
• Beban umum dan administrasi 200,2%
• Rugi Selisih Kurs 150,11%
b. Metode Common Size
• Persediaan 53%
• Utang Bank Jangka Pendek 72,57%
Beban Pokok Pendapatan -114,6%
2. Business Model Canvas, Analisa Value Chain, PEST ( POLITIK, EKONOMI, SOSIAL,
TEKNOLOGI )
- Business Model Canvas

Model bisnis adalah cara bagaimana organisasi berinteraksi dengan lingkungannya dalam
upaya memutuskan strategi tertentu yang unik, menggunakan sumberdaya untuk membangun
kemampuan organisasi guna menjalankan strategi itu yang akhirnya menghasilkan value yang
memuaskan bagi stakeholder.

Johnson, Christensen dan Kagerman (2008) dalam majalah Harvard Business Review
mengatakan bahwa sebuah model bisnis terdiri dari empat komponen: proposisi nilai bagi
konsumen, formula laba, sumber daya kunci dan kegiatan-kegiatan atau proses-proses kunci.
Sedangkan Osterwalder (2010) memperkenalkan kanvas model bisnisnya yang terdiri dari
sembilan komponen: customer segments, channels, customer relationships, value proposition,
key activities, key resources, partnership networks, cost structures, dan revenue streams.

Strategi organisasi menemu kenali posisi perusahaan saat ini, dan harus memasukkan tindakan
yang diperlukan untuk menggerakkan perusahaan ke depan menuju terwujudnya visi
perusahaan. Organisasi tidak dapat beroperasi dalam ruang hampa, harus ada model bisnis yang
menjadi landasannya yang mengartikulasikan apa yang harus dilakukan organisasi, bagaimana
hal itu dilakukan, bagaimana organisasi membuat uang, dan apa yang dilakukan untuk
memuaskan pelanggan. Untuk menjadi sukses perusahaan harus memiliki rencana tindakan
untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Osterwalder & Pigneur (2010),
memperkenalkan 9 komponen dari business models perusahaan:

1. Key Activities: Kegiatan yang diperlukan untuk menjalankan model bisnis perusahaan.
Operasi jasa (pelayanan) penyiapan layanan yang dibutuhkan pelanggan (program wisata),
penyampaian kepada pelanggan (service), hingga menjaga hubungan baik dengan para
pelanggannya.

2. Key Resources: Sumber daya yang diperlukan untuk menciptakan nilai bagi pelanggan.
Sumber daya manusia, Sumber daya alam, Sumber daya fisik,berupa fasilitas.

3. Partner Network: Aliansi bisnis yang melengkapi aspek-aspek lain dari model bisnis.

4. Value Proposition: Produk dan jasa yang ditawarkan oleh bisnis perusahaan. Mengutip
Osterwalder (2004) , sebuah nilai proposisi adalah pandangan keseluruhan terhadap produk
dan jasa yang bersama-sama mewakili nilai untuk segmen pelanggan tertentu. Ini
menggambarkan cara suatu perusahaan membedakan dirinya dari para pesaingnya dan
merupakan alasan mengapa pelanggan membeli dari perusahaan tertentu dan bukan dari yang
lain. Memberikan wahana-wahana yang modern. Theme park indoor terbesar. Quality service;
kebersihan, keamanan, kenyamanan, keramahan, dan kesopanan pegawai.

5. Customer Segments: Target pelanggan untuk produk dan jasa bisnis. Semua kalangan; anak-
anak, remaja, hingga dewasa. Para pelajar, keluarga, umum.
6. Channels: Sarana yang digunakan perusahaan untuk memberikan produk dan layanan
kepada pelanggan. Ini termasuk pemasaran perusahaan dan strategi distribusi. Social media,
Website, Informasi dari mulutke mulut.

7.Customer Relationship: Hubungan pelanggan dimana perusahaan menetapkan antara dirinya


dengan berbagai segmen pelanggan yang berbeda. Proses pengelolaan hubungan pelanggan
disebut sebagai manajemen hubungan pelanggan. Bantuan personal: komunikasi secara
langsung, feedback, telephone contact, alamat email. Promo discount.

8. Cost Structure: Konsekuensi moneter terhadap praktik yang digunakan dalam model bisnis.
Sumber daya manusia: gaji pegawai, training. Biaya operasional.

9. Revenue Streams: Cara perusahaan menghasilkan uang melalui berbagai pendapatan


(pendapatan perusahaan).
- Analisa Value Chain

Value chain analysis dapat menjadi alat analisa untuk melihat peranan IS/IT dalam proses
bisnis perusahaan. Dalam value chain analysis dianalisa kembali aktifitas kunci dalam proses
bisnis yang berkaitan dengan entitas lain yang berada diluar perusahaan, seperti supplier dan
pelanggan (external value chain) dan relasi antar entitas di dalam perusahaan itu sendiri
(internal value chain).
Value chain atau yang dikenal dengan value chain analysis adalah sebuah konsep dari
manajemen bisnis yang pertamakali dikemukakan dan dipopulerkan oleh Michael Porter pata
tahun 1985 melalui bukunya yang berjudul competitive advantage: creating and sustaining
superior performance.

Konsep dari value chain yang diperkenalkan oleh Michael Porter adalah rangkaian kegiatan
untuk operasional dari sebuah perusahaan. Produk melewati setiap rantai nilai dan setiap tahap
dalam rantai nilai, produk tersebut mendapatkan pertambahan nilai.

Seperti yang dapat kita lihat dalam gambar diatas, dalam value chain tercakup semua aktivitas
dalam perusahaan dengan tujuan agar setiap rantai nilai dilaksanakan secara efektif dan
efisien. Dengan melakukan penilaian IS/IT pada setiap rantai nilai diatas akan memudahkan
perusahaan untuk menemukan nilai yang diberikan IS/IT bagi perusahaan.

Dalam jurnalnya, Paul P. Tallon yang berjudul: Executives’ Perceptions of the Business Value
of Information Technology: A Process-Oriented Approach memberikan konseptual model yang
menjabarkan bahwa Strategic intent for IS/IT dan Management practices mempunyai pengaruh
secara langsung terhadap value chain yang berujung pada kinerja perusahaan
Melalui konseptual model diatas kita dapat melihat bahwa penerapan IS/IT memberikan
dampak langsung terhadap value chain, jadi akan lebih mudah dalam melakukan penilaian
IS/IT melalui analisa keuntungan maupun pengaruh yang ditimbulkan oleh IS/IT dalam
masing-masing rantai nilai tersebut .

• Primary Activies
Kegiatan utama berhubungan langsung dengan penciptaan fisik, penjualan, pemeliharaan dan
dukungan dari suatu produk atau jasa. Mereka terdiri dari:

• Inbound Logistic – semua proses yang terkait dengan menerima, menyimpan, dan
mendistribusikan input internal.
• Operations – kegiatan transformasi yang mengubah input menjadi output yang akan
dijual kepada pelanggan.
• Outbond Logistic – kegiatan ini memberikan produk atau layanan kepada pelanggan.
• Marketing & Sales – proses yang digunakan untuk membujuk pelanggan untuk
membeli produk yang dijual.
• Service – kegiatan yang berkaitan dengan mempertahankan nilai dari produk atau
layanan kepada pelanggan setelah membeli produk.

• Support Activites

Kegiatan ini mendukung fungsi utama di atas. Dalam diagram kita, garis putus-putus
menunjukkan bahwa setiap dukungan, atau sekunder, aktivitas dapat berperan dalam setiap
kegiatan utama. Misalnya, pengadaan mendukung operasi dengan kegiatan tertentu, tetapi juga
mendukung pemasaran dan penjualan dengan kegiatan lain.

• Procurement (Purchasing) – kegiatan organisasi untuk mendapatkan sumber daya


yang dibutuhkan untuk beroperasi.
• Human Resource Management – seberapa baik sebuah perusahaan merekrut,
melatih, memotivasi, memberi penghargaan, dan mempertahankan para pekerjanya.
• Technological Development – kegiatan ini berhubungan dengan pengelolaan dan
pengolahan informasi, serta melindungi basis pengetahuan perusahaan.
• Infrastructure – sistem dukungan perusahaan, dan fungsi-fungsi yang
memungkinkan untuk mempertahankan operasi sehari-hari seperti akuntansi, hukum,
administrasi, dan manajemen.
Berikut adalah langkah – langkah yang harus dilalui oleh perusahaan untuk mendapatkan
Keuntungan (Cost Advantages) :
1. Mengidentifikasi kegiatan utama dan dukungan perusahaan. Semua kegiatan
(menerima dan menyimpan bahan-bahan untuk pemasaran, penjualan dan dukungan
purna jual) yang dilakukan untuk menghasilkan barang atau jasa harus diidentifikasi
secara jelas dan terpisah satu sama lain. Ini membutuhkan pengetahuan yang
memadai tentang operasi perusahaan karena kegiatan rantai nilai tidak diatur dalam
cara yang sama seperti perusahaan itu sendiri.
2. Menetapkan kepentingan relatif dari setiap kegiatan dalam total biaya produk. Total
biaya produksi suatu produk atau jasa harus dipecah dan ditugaskan untuk setiap
kegiatan.
3. Mengidentifikasi biaya -biaya untuk setiap kegiatan.
4. Mengidentifikasi hubungan antara kegiatan. Pengurangan biaya dalam satu kegiatan
dapat menyebabkan pengurangan biaya lebih lanjut dalam kegiatan berikutnya.
Misalnya, lebih sedikit komponen dalam desain produk dapat menyebabkan bagian
yang rusak kurang dan biaya jasa lebih rendah.
5. Mengidentifikasi peluang untuk mengurangi biaya.
Berikut langkah jika Value Chain Analysis yang dilakukan oleh perusahaan dengan
mengandalkan diferensiasi produk/jasa. Hal ini dikarenakan fitur yang lebih banyak dan
pelanggan lebih puas dengan produk/jasa yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan mereka
sehingga tingkat peminat lebih tinggi.
3. Mengidentifikasi kegiatan penciptaan nilai pelanggan. Setelah mengidentifikasi
semua kegiatan, manajer harus fokus pada kegiatan-kegiatan yang paling
berkontribusi untuk menciptakan nilai pelanggan.
4. Mengevaluasi strategi diferensiasi untuk meningkatkan nilai pelanggan. Manajer
dapat menggunakan strategi berikut untuk meningkatkan diferensiasi produk dan nilai
pelanggan :
o Menambahkan fitur produk yang lebih;
o Fokus pada layanan pelanggan dan responsif;
o Meningkatkan kustomisasi;
o Menawarkan produk komplementer.
3. Mengidentifikasi diferensiasi terbaik yang berkelanjutan. Biasanya, keunggulan
diferensiasi dan nilai pelanggan akan menjadi hasil dari banyak kegiatan yang saling
terkait dan strategi yang digunakan. Kombinasi terbaik dari mereka harus digunakan
untuk mengejar keuntungan diferensiasi yang berkelanjutan.
- PEST ( POLITIK, EKONOMI, SOSIAL, TEKNOLOGI )

POLITIK • masalah ekologi/lingkungan


• badan dan proses peraturan perundang-
undangan internasional
• kebijakan pemerintah
• pemerintah dan mengubah kebijakan
perdagangan
• kelompok lobi/penekan
• perang dan konflik kelompok penekan
internasional
EKONOMI • situasi ekonomi rumah
• ekonomi dan tren luar negeri
• masalah perpajakan umum perpajakan
khusus untuk produk / jasa
• masalah musim/cuaca
• pengemudi pelanggan/pengguna akhir
• minat dan pertukaran tarif
SOSIAL • tren gaya hidup
• demografi
• sikap konsumen dan pendapat
• faktor perusahaan
• acara dan pengaruh besar
• faktor etnis/agama
• iklan dan publisitas
• masalah etika
TEKNOLOGI • bersaing teknologi
• pengembangan pendanaan penelitian
• teknologi/solusi
• kematangan teknologi
• kematangan kapasitas
• informasi dan komunikasi pembelian
konsumen
• mekanisme
• undang-undang teknologi
• masalah komunikasi global
3. ANALISIS RISIKO PT DCI Indonesia, Tbk
Perusahaan PT DCI Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang menyediakan layanan
infrastruktur cloud dan carrier-neutral data center. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap
perusahan pasti memiliki beberapa risiko, begitupun PT DCI Indonesia. Risiko yang mungkin
terjadi diantaranya ;
1. Kerentanan data dapat diakases atau disalin oleh orang yang tidak berhak
2. Ancaman privacy data dapat berasal dari pihak internal (penyedia layanan, pengguna
dalam perusahaan)
3. Lonjakan volume penyimpanan data
4. kebocoran data akibat kegagalan hak akses keamanan di beberapa domain
Badan Tata Kelola Tertinggi yang bertanggung jawab terhadap terselenggaranya
manajemen keberlanjutan di DCI adalah Presiden Direktur [OJK – E.3]. Tugas utamanya
adalah mengelola dampak ekonomi, lingkungan dan sosial yang timbul akibat operasi
Perseroan di samping melakukan tinjauan dan identifikasi risiko lingkungan dan sosial secara
berkala, termasuk melakukan analisis potensi peluang atas dampak ekonomi, lingkungan dan
sosial. Dalam melakukan fungsi ini, perseroan memperhatikan suara dari pemangku
kepentingan terutama investor dan masyarakat yang terdampak melalui saluran yang tersedia,
seperti rapat dengan investor, temu masyarakat, email, dan mailbox. Dalam penyusunan
Laporan Keberlanjutan ini, Direksi melimpahkan tanggung jawab penyusunan laporan pada
Sekretaris Perseroan untuk memastikan bahwa seluruh topik material sudah tercakup dalam
laporan. Sebelum laporan diterbitkan, dilakukan sirkulasi laporan kepada Dewan Komisaris
dan Direksi untuk minta tanggapan dan pesertujuan.
- SISTEM PENGENDALIAN
Kelancaran operasional sebuah perusahaan pasti terdapat beragam risiko yang ada dan
mungkin akan terjadi. Dalam meminimalisir risiko risiko yang telah diidentifikasikan diatas
maka, perusahaan melakukan beberapa strategi dalam mengatasinya, diantaranya dengan :
1. melakukan pengujian terhadap sejumlah ancaman untuk menemukan kerentanan-
kerentanan yang baru
2. pada saat melakukan proses back-up pada jaringan cloud, Informasi yang
diperbolehkan diakses di cloud harus diidentifikasi dan diklasifikasikan secara tepat.
Dalam rangka menjaga reputasi Perusahaan, sejalan dengan penyempurnaan kebijakan anti
suap dan anti korupsi serta pilar deteksi dari Anti Fraud Strategy, yang telah diterapkan
semenjak DCI berdiri, diperlukan sarana dan sistem pengendalian risiko melalui penerapan
Whistleblowing System. Perusahaan telah memiliki Kebijakan Whistle Blowing dan
sistem/prosedur pelaksanaannya. Dewan Komisaris telah diminta untuk mengevaluasi
kebijakan dan prosedur pelaksanaan Whistleblowing serta memberikan masukanmasukan yang
diperlukan. Sosialisasi Kebijakan dan Prosedur kepada stakeholder yang lebih luas merupakan
pekerjaan rumah yang masih harus terus dilakukan, dan selanjutnya pembuatan sistem
pengingat untuk mengingatkan kembali seluruh stakeholder atas keberadaan kebijakan tersebut
serta tugas dan tanggungjawab mereka terkait pelaksanaannya perlu diinstitusikan menjadi
kegiatan rutin tahunan.
3. PENJELASAN AKUN SIGNIFIKAN
1. Kas dan Setara Kas
Menurut Metode Increase/Decrease turun sebesar -36%. Di bawah ini menampilkan
Kas dan Setara Kas dalam Catatan Atas Laporan Keuangan :
2. Piutang Usaha, neto (Pihak yang Berelasi)
Menurut Metode Increase/Decrease naik sebesar 108,7 %, di bawah ini menampilkan
Piutang Usaha, neto (Pihak yang Berelasi) dalam Catatan Atas Laporan Keuangan :
3. Persediaan
Menurut Metode Increase/Decrease Persediaan naik sebesar 25,9% dan menurut
Metode Common Size juga naik sebesar 53%. Di bawah ini menampilkan Persediaan
dalam Catatan Atas Laporan Keuangan :
4. Utang Bank Jangka Pendek
Menurut Metode Increase/Decrease Utang Bank Jangka Pendek turun -55,9% dan
menurut Metode Common Size juga menglami kenaikan sebesar 72,57% terhadap
total liabilitas. Di bawah ini menampilkan Utang Bank Jangka Pendek, neto dalam
Catatan Atas Laporan Keuangan:
5. Beban Pokok Pendapatan
Menurut Metode Increase/Decrease naik 201,5% dan menurut Metode Common Size
juga mengalami penurunan -114,6% terhadap Total Penjualan. Di bawah ini
menampilkan Beban Pokok Penjualan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan :
6. Beban Umum dan Administrasi
Menurut Metode Increase/Decrease naik 200,2%. Di bawah ini menampilkan Beban
Umum dan Administrasi dalam Catatan Atas Laporan Keuangan :
Link Laporan Keuangan PT DCI Indonesia Tbk,
file:///C:/Users/acer/Downloads/DCII_Laporan%20Keuangan%2031%20Dec%202021%20(1
).pdf

Anda mungkin juga menyukai