PENUGASAN AUDIT 4
1. PERENCANAAN AUDIT
PT, DC Indonesia Tbk berdiri pada tahun dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun
2013. Kantor pusat DCI Indonesia Tbk berlokasi di Equity Tower, Lantai 17 Unit F, SCBD Lot.
9, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52 – 53, Jakarta 12190 – Indonesia. Pemilik manfaat sebenarnya
(ultimate beneficial owner) dari kepemilikan saham DCI Indonesia Tbk adalah Otto Toto
Sugiri, Marina Budiman dan Han Arming Hanafia.
Berdasarkan analisis common size dan increase/decrease pada Laporan Keuangan
Konsolidasian PT DCI Indonesia untuk tahun 2021 muncul akun-akun yang signifikan.
Menurut kami akun-akun yang sigifikan diantaranya :
a. Metode Increase/Decrease
1. Laporan Posisi Keuangan
• Kas dan Setara Kas -36%
• Piutang Usaha, neto (Pihak yang Berelasi) 108,7%
• Persediaan 25,9%
• Utang Bank Jangka Pendek -55,9 %
• Utang Usaha, neto (Pihak yang Berelasi) 152%
2. Laporan Laba Rugi
• Pendapatan 147%
• Beban Pokok Pendapatan 201,5%
• Beban umum dan administrasi 200,2%
• Rugi Selisih Kurs 150,11%
b. Metode Common Size
• Persediaan 53%
• Utang Bank Jangka Pendek 72,57%
Beban Pokok Pendapatan -114,6%
2. Business Model Canvas, Analisa Value Chain, PEST ( POLITIK, EKONOMI, SOSIAL,
TEKNOLOGI )
- Business Model Canvas
Model bisnis adalah cara bagaimana organisasi berinteraksi dengan lingkungannya dalam
upaya memutuskan strategi tertentu yang unik, menggunakan sumberdaya untuk membangun
kemampuan organisasi guna menjalankan strategi itu yang akhirnya menghasilkan value yang
memuaskan bagi stakeholder.
Johnson, Christensen dan Kagerman (2008) dalam majalah Harvard Business Review
mengatakan bahwa sebuah model bisnis terdiri dari empat komponen: proposisi nilai bagi
konsumen, formula laba, sumber daya kunci dan kegiatan-kegiatan atau proses-proses kunci.
Sedangkan Osterwalder (2010) memperkenalkan kanvas model bisnisnya yang terdiri dari
sembilan komponen: customer segments, channels, customer relationships, value proposition,
key activities, key resources, partnership networks, cost structures, dan revenue streams.
Strategi organisasi menemu kenali posisi perusahaan saat ini, dan harus memasukkan tindakan
yang diperlukan untuk menggerakkan perusahaan ke depan menuju terwujudnya visi
perusahaan. Organisasi tidak dapat beroperasi dalam ruang hampa, harus ada model bisnis yang
menjadi landasannya yang mengartikulasikan apa yang harus dilakukan organisasi, bagaimana
hal itu dilakukan, bagaimana organisasi membuat uang, dan apa yang dilakukan untuk
memuaskan pelanggan. Untuk menjadi sukses perusahaan harus memiliki rencana tindakan
untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Osterwalder & Pigneur (2010),
memperkenalkan 9 komponen dari business models perusahaan:
1. Key Activities: Kegiatan yang diperlukan untuk menjalankan model bisnis perusahaan.
Operasi jasa (pelayanan) penyiapan layanan yang dibutuhkan pelanggan (program wisata),
penyampaian kepada pelanggan (service), hingga menjaga hubungan baik dengan para
pelanggannya.
2. Key Resources: Sumber daya yang diperlukan untuk menciptakan nilai bagi pelanggan.
Sumber daya manusia, Sumber daya alam, Sumber daya fisik,berupa fasilitas.
3. Partner Network: Aliansi bisnis yang melengkapi aspek-aspek lain dari model bisnis.
4. Value Proposition: Produk dan jasa yang ditawarkan oleh bisnis perusahaan. Mengutip
Osterwalder (2004) , sebuah nilai proposisi adalah pandangan keseluruhan terhadap produk
dan jasa yang bersama-sama mewakili nilai untuk segmen pelanggan tertentu. Ini
menggambarkan cara suatu perusahaan membedakan dirinya dari para pesaingnya dan
merupakan alasan mengapa pelanggan membeli dari perusahaan tertentu dan bukan dari yang
lain. Memberikan wahana-wahana yang modern. Theme park indoor terbesar. Quality service;
kebersihan, keamanan, kenyamanan, keramahan, dan kesopanan pegawai.
5. Customer Segments: Target pelanggan untuk produk dan jasa bisnis. Semua kalangan; anak-
anak, remaja, hingga dewasa. Para pelajar, keluarga, umum.
6. Channels: Sarana yang digunakan perusahaan untuk memberikan produk dan layanan
kepada pelanggan. Ini termasuk pemasaran perusahaan dan strategi distribusi. Social media,
Website, Informasi dari mulutke mulut.
8. Cost Structure: Konsekuensi moneter terhadap praktik yang digunakan dalam model bisnis.
Sumber daya manusia: gaji pegawai, training. Biaya operasional.
Value chain analysis dapat menjadi alat analisa untuk melihat peranan IS/IT dalam proses
bisnis perusahaan. Dalam value chain analysis dianalisa kembali aktifitas kunci dalam proses
bisnis yang berkaitan dengan entitas lain yang berada diluar perusahaan, seperti supplier dan
pelanggan (external value chain) dan relasi antar entitas di dalam perusahaan itu sendiri
(internal value chain).
Value chain atau yang dikenal dengan value chain analysis adalah sebuah konsep dari
manajemen bisnis yang pertamakali dikemukakan dan dipopulerkan oleh Michael Porter pata
tahun 1985 melalui bukunya yang berjudul competitive advantage: creating and sustaining
superior performance.
Konsep dari value chain yang diperkenalkan oleh Michael Porter adalah rangkaian kegiatan
untuk operasional dari sebuah perusahaan. Produk melewati setiap rantai nilai dan setiap tahap
dalam rantai nilai, produk tersebut mendapatkan pertambahan nilai.
Seperti yang dapat kita lihat dalam gambar diatas, dalam value chain tercakup semua aktivitas
dalam perusahaan dengan tujuan agar setiap rantai nilai dilaksanakan secara efektif dan
efisien. Dengan melakukan penilaian IS/IT pada setiap rantai nilai diatas akan memudahkan
perusahaan untuk menemukan nilai yang diberikan IS/IT bagi perusahaan.
Dalam jurnalnya, Paul P. Tallon yang berjudul: Executives’ Perceptions of the Business Value
of Information Technology: A Process-Oriented Approach memberikan konseptual model yang
menjabarkan bahwa Strategic intent for IS/IT dan Management practices mempunyai pengaruh
secara langsung terhadap value chain yang berujung pada kinerja perusahaan
Melalui konseptual model diatas kita dapat melihat bahwa penerapan IS/IT memberikan
dampak langsung terhadap value chain, jadi akan lebih mudah dalam melakukan penilaian
IS/IT melalui analisa keuntungan maupun pengaruh yang ditimbulkan oleh IS/IT dalam
masing-masing rantai nilai tersebut .
• Primary Activies
Kegiatan utama berhubungan langsung dengan penciptaan fisik, penjualan, pemeliharaan dan
dukungan dari suatu produk atau jasa. Mereka terdiri dari:
• Inbound Logistic – semua proses yang terkait dengan menerima, menyimpan, dan
mendistribusikan input internal.
• Operations – kegiatan transformasi yang mengubah input menjadi output yang akan
dijual kepada pelanggan.
• Outbond Logistic – kegiatan ini memberikan produk atau layanan kepada pelanggan.
• Marketing & Sales – proses yang digunakan untuk membujuk pelanggan untuk
membeli produk yang dijual.
• Service – kegiatan yang berkaitan dengan mempertahankan nilai dari produk atau
layanan kepada pelanggan setelah membeli produk.
• Support Activites
Kegiatan ini mendukung fungsi utama di atas. Dalam diagram kita, garis putus-putus
menunjukkan bahwa setiap dukungan, atau sekunder, aktivitas dapat berperan dalam setiap
kegiatan utama. Misalnya, pengadaan mendukung operasi dengan kegiatan tertentu, tetapi juga
mendukung pemasaran dan penjualan dengan kegiatan lain.