Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tahu merupakan makanan yang masih banyak dikonsumsi oleh masyarakat


Indonesia, karena kualitas ekonomi dan gizinya. Tahu merupakan produk kedelai
non-fermentasi yang disukai dan digemari di Indonesia seperti halnya tempe, kecap,
dan tauco. Tahu adalah salah satu produk olahan kedelai yang berasal dari daratan
Cina. Pembuatan tahu dan susu kedelai ditemukan oleh Liu An pada zaman
pemerintahan Dinasti Han, kira-kira 164 tahun sebelum Masehi. Tahu mempunyai
kadar protein sebesar 8-12%, sedangkan mutu proteinnya yang dinyatakan sebagai
NPU sebesar 65%. Tahu juga mempunyai daya cerna yang sangat tinggi karena serat
dan karbohidrat yang bersifat larut dalam air sebagian besar terbuang pada proses
pembuatannya. Tahu terbuat dari kedelai dan dapat diolah menjadi berbagai macam
olahan, antara lain bakso tahu, pangsit, pelengkap bakso, bakso tahu, sop, keripik
tahu, tahu bacem, tahu isi, dan aneka lauk pauk.

Munculnya berbagai macam produk olahan tahu membangkitkan industri tahu


di Indonesia. Setiap daerah di Indonesia terdapat masyarakat yang mengusahakan
industri tahu. Proses pembuatan tahu banyak dilakukan di Industri kecil seperti Usaha
Kecil dan Menengah (UKM). Agar UKM tetap bertahan perlu dilakukan perbaikan
terus-menerus mulai dari proses sampai rancangan sistem kerja. Sistem kerja yang
baik merupakan salah satu faktor terpenting dalam kemajuan UKM, dan merupakan
kunci utama keberhasilan dalam rangka meningkatkan produktivitas dan efisiensi
UKM serta dapat mengurangi risiko cidera. Usaha Di era industri, dengan kemajuan
zaman, usaha kecil dan menengah (UKM) produksi tahu di Indonesia telah
berkembang pesat, dan banyak UKM sekarang menggunakan mesin tahu untuk
memproduksi tahu. Sementara kemajuan teknologi saat ini di UMKM atau industri

[Type text] [Type text] [Type text]


rumahan semakin cepat, tidak semua pekerjaan dapat dilakukan dengan mesin dan
beberapa tugas perlu dilakukan secara manual.

Tahu biasanya diproduksi dalam industri skala kecil menengah, teknologi


yang digunakan dalam proses produksi tahu yang ada masih sangat sederhana, masih
menggunakan tenaga manusia, dan proses kurang optimal. Mulai dari proses
pencucian, penggilingan, dan pengepresan dilakukan oleh manusia. Pembuatan tahu
skala rumahan umumya masih dilakukan dengan cara manual terutama pada proses
pemerasan atau pengepresan sari kedelai. Alat yang digunakan masih berbahan kayu
sehingga faktor kehigienisan kurang mendapat perhatian. faktor kehiginesian menjadi
faktor utama mengapa dibutuhkan pembuatan sebuah alat teknologi tepat guna.
Proses pemerasan atau pengepresan sari kedelai dari ampas tahu ini membutuhkan
tenaga yang besar dan juga proses yang lama. Proses pengepresan tahu yang selama
ini dilakukan yaitu bubur tahu yang sudah dituang di tempat cetakan beralaskan
kain saring tahu, setelah ditutup dan diberi papan penutup kemudian ditindih
dengan beban batu atau cor beton yang beratnya bervariasi antara 10-20kg
dengan jumlah antara 1-3buah. Pengepresan dengan cara seperti ini ada beberapa
kelemahan, di antaranya adalah masalah keamanan dan keselamatan kerja.

Demikian halnya proses pembuatan tahu di beberapa tempat produksi tahu di


kota Kupang, yaitu masih menggunakan alat tradisional, dan tidak memperhatikan
tingkat keamanan dan keselamatan kerja. Demi menunjang hal tersebut diatas maka
akan dilakukan penelitian tentang Perancangan Alat Pengepresan Tahu
Menggunakan Pompa Hidrolik.

I.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang diambil penulis yaitu, bagaimana merancang
Alat Pengepresan Tahu Menggunakan Pompa Hidrolik.

I.3 Batasan Masalah

[Type text] [Type text] [Type text]


Untuk mendapatkan hasil penelitian dari permasalahan yang telah di tentukan,
maka diperlukan pembatasan masalah dari peneliti. Adapun batasan masalah dalam
penelitian ini adalah:

1. Desain Alat Pengepresan Tahu Dengan Menggunakan Pompa Hidrolik


2. Biji tanaman kedelai yang digunakan adalah dari biji kedelai yang siap di
gunakan

1.4 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah alat Pengepresan Tahu
Menggunakan Pompa Hidrolik.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Bagi mahasiswa
Dari penelitian ini, diharapkan agar mendapatkan hasil penelitian yang
bermanfaat baik secara bidang ilmu maupun praktek lapangan
2. Untuk masyarakat
Bagi masyarakat diharapkan dari penelitian ini dapat bermanfaat oleh
masyarakat dalam mengatasi masalah mereka dalam proses pembuatan tahu
dengan alat pengepresan tahu menggunakan pompa hidrolik.

[Type text] [Type text] [Type text]


BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1. Tinjauan Pustaka Terdahulu

Pengepresan tahu merupakan langkah yang sangat penting dalam proses


memproduksi tahu. Namun alat yang digunakan untuk masih sangat tradisional, dan
dianggap kurang efisien, sehingga para peneliti mulai berpikir untuk merancang alat
pengepresan tahu untuk membantu proses produksi tahu yang lebih efektif.

Penelitian yang dilakukan oleh dkk, terkait Desain Pencetak Dan Pengepres
Tahu Pada Ukm Tahu Menggunakan Metode Macroergonomic Analysis And Design
(Mead), mendapatkan hasil penelitian menggunakan MEAD didapat rancangan
pencetak dan pengepres tahu dengan panjang alat menjadi 1,40 m, lebar alat 58,33
cm, tinggi alat 158,64 cm, tinggi tuas 98,09 cm, lebar cetakan 45,1 cm, panjang
cetakan 50 cm dan tinggi cetakan 7,5 cm.

Penelitian yang dilakukan oleh dkk, terkait Proses Manufaktur Alat


Pengepres Dan Pemotong Tahu Dengan Sistem Pneumatik, mendapatkan hasil hasil
proses pembuatan rangka, cetakan tahu, dan pisau pemotong tahu. Dengan dimensi
rangka Panjang 600 mm, lebar 600 mm, dan tinggi 1497,67 mm. Cetakan tahu d
engan panjang 450 mm, lebar 450 mm, dan tinggi 104 mm. Plat pengepres dengan
dimensi 450 mm x 450mm. Plat penekan dengan dimensi 150 mm x 150 mm. Pisau
pemotong dengan panjang 450 mm, lebar 450 mm, dan tinggi 50 mm. Dalam uji
kinerja alat pengepres dan pemotong tahu dengan sistem pneumatik, alat diuji coba
dengan dua tahap pengujian. Hasil dari pengujian tidak sempurnanya dalam
pengepresan, karena banyak kekurangan pada alat pengepres tahu tersebut yang
disebabkan komponen pengepres, yaitu plat pengepres yang cekung, dan kurangnya
lubang pada cetakan tahu, serta tidak ada lubang pada laci cetakannya, sehingga air
tidak keluar.

[Type text] [Type text] [Type text]


Penelitian yang dilakukan oleh dkk, terkait Usulan Rancangan Alat Penyaring
Tahu Yang Ergonomis Dengan Metode Ergonomic Function Deployment (Efd)
(Studi Kasus : Ikm Tahu Pak Tasmin), mendapatkan hasil rancangan alat penyaring
tahu yang lebih ergonomis, dengan usulan alat penyaring tahu menggunakan sistem
penggerak motor, dapat mengatur kecepatan sesuai kebutuhan, menggunakan bahan
yang kuat dan ringan, alat penyaring dapat dipindahkan serta dimensi alat sesuai
dengan dimensi tubuh. Untuk tinggi alat 89 cm sesuai tinggi pinggang, lebar alat 53
cm sesuai lebar bahu pekerja, tinggi saringan 62 cm sesuai panjang tangan pekerja,
dan tebal genggaman 3 cm sesuai diameter genggaman pekerja. Usulan ini secara
biaya menguntungkan karena waktu modal kembali hanya 4,7 bulan saja atau 124,5
hari dan lebih efisien karena adanya penghematan Rp 1.000.000 dari penggunaan alat
yang lama.

Penelitian yang dilakukan oleh dkk, terkait Redesain Alat Bantu Pres Tahu
Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Qfd) Dan Teorija
Rezhenija Izobretatelskih Zadach (Triz) (Studi Kasus: Cv. Sumber Rejeki ,
Lampung), mendapatkan hasil rancangan alat bantu pres tahu dengan tinggi meja pres
tahu 886 cm, panjang alat pres tahu 650 mm, lebar alat pres tahu 785 mm.

Penelitian yang dilakukan oleh, terkait Rancang Bangun Alat Pengepres Tahu
Dengan Sistem Kerja Secara Hidrolik Pada Industri Rumah Tangga, di dapat hasil
penelitian efisiensi alat pengepres untuk pembuatan tahu pada tekanan (T1, 50 psi) 3
kg dengan waktu 3 menit, hasil produksi 0,233 kg, efisiensi alat yaitu 92.20 %. Pada
tekanan (T2, 100 psi ) 3 kg dengan waktu 3 menit, hasil produksi 1.333 kg, efisiensi
alat yaitu 66.60 %. ada tekanan (T3, 150 psi) 3 kg dengan waktu 3 menit, hasil
produksi 1.366 kg, efisiensi alat yaitu 54.43 %. Tekanan (T4, 200 psi) 3 kg dengan
waktu 3 menit, hasil produksi 1.600 kg, Efisiensi alat yaitu 46.43 %.

[Type text] [Type text] [Type text]


2.2. Landasan Teori
2.2.1 Tanaman Kedelai
Tanaman kedelai terdiri atas dua macam organ utama, yaitu organ vegetatif
dan organ generatif. Organ vegetatif meliputi akar, batang dan daun yang berfungsi
sebagai alat pengambil, pengangkut, pengolah, pengedar dan penyimpan makanan,
sehingga disebut alat hara (organ nutrivum). Organ generatif meliputi bunga, buah
dan biji yang fungsinya sebagai alat berkembangbiak (organ reproduktivum). Kedelai
termasuk familia legumi-noseae, sub familia papilionoidae, genus glycine, spesies
max dan termasuk tanaman berkeping dua.

a. Klasifikasi tanaman kedelai:

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermathophyta
Sub- divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Polypetales
Familia : Leguminosae (Papilionaceae)
Subfamili : Papilionoideae
Genus : Glycine
Species : Glycine max (L.) Merill.
b. Morfologi biji kedelai

Biji kedelai termasuk tipe biji berkeping dua yang terbungkus oleh kulit biji. Biji
kedelai memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam, tergantung pada jenis
varietasnya. Bentuknya terdiri dari bulat lonjong, bulat, dan bulat agak pipih.
Warnanya kulitada yang putih, krem, kuning, hijau, cokelat, hitam, dan sebagainya.
Warna-warna tersebut adalah warna dari kulit bijinya. Ukuran biji ada yang
berukuran kecil, sedang, dan besar. Biji kedelai memiliki kandungan gizi yang tinggi
yaitu 35 gram protein, 53 gram karbohidrat, 18 gram lemak dan 8 gram air dalam 100

[Type text] [Type text] [Type text]


gram bahan makanan, bahkan untuk varietas unggul tertentu kandungan protein bisa
mencapai 40-43 gram.

Gambar : Kedelai

2.1.3 Tahu
Tahu adalah ekstrak protein dari kacang kedelai. Tahu merupakan makanan
yang digemari masyarakat karena memiliki harga yang murah dan bergizi. Tahu
berasal dari China, kata tahu dari bahasa China yaitu ''tao hu'' atau ''takwa''. Kata ''tao''
berarti kacang, karena tahu terbuat dari bahan kacang kedelai dan ''hu'' atau ''kwa''
yang artinya hancur menjadi bubur. Jadi pngertin tahu menurut etiomologi adalah
makanan yang terbuat dari kacang kedelai dengan prose penghancuran menjai bubur

Gambar : Tahu
( Sumber : Peribadi )

[Type text] [Type text] [Type text]


2.1.4 Pengepres Tahu
Proses pengepresan dalam pengolahan tahu bertujuan untuk memisahkan air
yang diperoleh dari proses pengambilan sari kedelai setelah diblender. Dalam
proses pengepresan yang sekaligus bertujuan memberikan bentuk tahu ini sudah
mereka lakukan secara turun temurun pula dengan cara menindihkan batu atau cor
beton. Dengan cara seperti. ini secara ergonomika akan menimbulkan resiko cidera
atau pegal yang menetap pada operator. Selain itu proses pengepresan secara
manual memakan waktu yang relatif lama yaitu sekitar 30 menit dengan tahu yang
dihasilkan memiliki kandungan air yang masih tinggi dan kepadatannya rendah.
Menurut Suprapti (2005) tingkat kepadatan merupakan salah satu hal yang
mempengaruhi kualitas tahu.

Gambar Pengepres tahu manual(Sumber : Suprapti 2005)

2.1.5.1 Mesin press Hidrolik


Mesi pres hidroik merupajan mesin prs yang bekerja denan berdasarkan dasar hukum
paskal yaitu memanfaatkan tekanan yang di berikan pada cairan hidroli dan aada tuas
yang di gunakan untk menekan kembali ke sisi yang lain sehingga terjadilah sebuah
pergerakan yang di sebut dengan pres. Komponen utama untuk mesin pres itu sendiri
yaitu piston, silinder, pipa, cairan oli, hidrolik dan beberapa komponen lainnya. Pada
mesin ini terdapa dua buah silinder yaitu silinder kecil dan silnder master atau biasa
disebut dengan silinder besar. Mekanisme cairan hidrolik dimasukan kedalam silinder
kecil, kemudian piston di dorong untuk memampatkan cairan ol tersebut dan kemudian
megalir ke silinder master atatu silinder besar melalui selang maupun pipa. Kemudian
untuk menekan kembali supaya silinder menekan sebuah objek maka di butuhkan
tekanan pompa oli dari silinder kecil mednrorong silinder besar. Namun untuk
menstabilkan silinder maka di butuhkan banyaknya valve atau katup seperti check
[Type text] [Type text] [Type text]
Valve, relief dan untuk pengontrol dari oli tersebut dibutuhkan solenoid sehingga
tekanan yang dihasilkan pada silinder besr dapat terkontrol tanpa mengembalikan cairan
ke silinder secara cepat.

Komponen mesin press hidrolik :


1. Dongkrak hidrolik
Merupakan suatu alat utama yang digunakan pada mesin press hidrolik untuk mem
beri tekanan pada bahan pada piston penekan.

2. Tabung penegepresan
Merupakan bagian dri msin press yang berfungsi utuk menampung bahan biji pada
saat proses pengepresan yang berbentuk silnder dengan ketingggian tertentu dan di
lengkaoi lubang penyaring dengan diameter lubang kurang ebih 3 mm pada sisi
tabung.
3. Plat penekan
Merupakan sumber gesre yang terpasang persis dalam tabung pengepres plat
penenkan ini berfungsi untuk menubah volume dari tabung pengepresan menekan
bahan di dalam tabung.

4. Handle (ulir)

Merupakan bagian mesi press hidrolik yang di gunakan untuk mengatur batas
maksimal bagian bawah.

Merupakan bagian mesin press hidrolik yang digunakan untuk mengatur batas bagi
an bawah.

[Type text] [Type text] [Type text]


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.4 Tempat dan Waktu Penelitian


3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pabrik Tahu Beta Jln. Pulau Indah Kecamatan
Kupang Tengah Nusa Tenggara Timur.

3.1.2 Waktu Penelitian

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian


Bulan
No Agenda 1 2 3
I II III IV I II III IV I II III
1 Proposal
2 Perencanaan
pembuatan
alat
3 Persiapan alat
dan bahan
4 Pembuatan
alat
5 Pembahasan
hasil
pengujian dan
kesimpulan
6 Seminar hasil

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1. Alat
1. Gergaji
2. Mesin bor
3. Gurinda potong
4. Meter ukur
5. Mesin las

[Type text] [Type text] [Type text]


3.2.2. Bahan
1. Papan kayu jati
2. Paku 5 cm
3. Besi Hollow
4. Pompa Hidrolik

3.3 Model Alat

Keterangan :
1. Pompa hidrolik
2. Pengepres cetakan
3. Cetakan tahu
4. Besi hallow ukuran 4X4 dan 2X2

[Type text] [Type text] [Type text]


3.4 Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah suatu cara yang digunakan dalam penelitian, sehingga
pelaksanaan dan hasil penelitian bisa untuk dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian jenis pengujian kinerja alat daneksperimen.
Pengujian adalah penelitian dengan melakukan uji coba terhadap suatu alat untuk
mendapatkan data. Penelitian yang dilakukan dengan membuat perancanga alat produksi
tahu menggunakan Pompa hidrolik. Metode penelitian ini menggunakan metode
operasional.

3.5 Prosedur pembuatan


Adapun prosedur perancangan alat pengepresan tahu menggunakan Pompa hidrolik).
sebagai berikut
3.5.1 Tahap persiapan dan perancangan
Desain gambar kerja menggunakan aplikasi solidwork, kemudian dicetak sebagai
acuan perancangan alat pengepresan tahu menggunakan Pompa hidrolik dan rangka
pengujian dengan dimensi sebagaiberikut:
a. Panjang cetakan 50 cm
b. Tinggi cetakan 54 cm
c. Lebar cetakan 9 cm
d. Panjang pengepres 50 cm
e. Tinggi pengepres 50
f. Lebar pengepres 20

[Type text] [Type text] [Type text]


3.5.2 Tahap pembuatan alat
1. Pemotongan papan kayu jati, sesuai dengan ukuraan yang sudah didesain
sebelumnya. Selanjutnya papan dirakit mejadi dua bagian yaitu cetakan
tahu dengan pengepres tahu menggunakan paku sesuai desain yg telah di
tentukan
2. Pembuatan rangka menggunakan besi hollow dengan ukuran 4x4 dan 2x2
3. Setelah komponen di buat dan di rakit selanjutnya di lakukan pengujian
3.6 Pengujian Alat
Pengujian alat pada penelitian ini dilakukan sesuai kali
1.
2.
3.

3.7 Analisis Data


Dalam penelitian ini pengambilan data dilakukan pada saat proses penelitian
yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.2 Pengambilan Data

No.
1
2
3

[Type text] [Type text] [Type text]


3.8 Diagram Alir Penelitian
Untuk memperoleh suatu alat yang baik, maka perlu dilakukam sebuah tahapan
perancangan alat pengering yang diperlihatkan dalam flowchartberikut :

Mulai

Studi Literatur

Perancangan dan penentuan komponen

Membuat alat pengepres tahu Membuat alat batako

Pengujian

Tidak
Analisis data

Ya
Pembahasan
Ya

Kesimpulan

Selesai

Ketika pada tahap pengujian sistem belum layak (TIDAK) maka akan kembali
ke proses sebelumnya seperti yang tertera di flowchart diatas. Apabila pada tahap
pengujian sudah layak (YA) maka lanjut ke tahap selanjutnya hingga selesai

[Type text] [Type text] [Type text]


Daftar Pustaka
[1] F. R. Tandian and M. Praptiningsih, “Pengelolaan Dan Pengembangan Usaha
Produksi Tahu Pada Perusahaan Keluarga Ud.Pabrik Tahu Saudara Di
Surabaya,” Agora, vol. 1, no. 2, pp. 1–6, 2013.
[2] B. H. Perangin-angin, T. Karo-karo, and H. Rusmarilin, “PENGARUH
KONSENTRASI LARUTAN KITOSAN JERUK NIPIS DAN LAMA
PENYIMPANAN TERHADAP MUTU TAHU SEGAR ( The Effect of Lime
Chitosan Concentration And Storage time on the Quality of Fresh Tofu ),” J.
Rekayasa Pertan., vol. 1, no. 4, pp. 1–7, 2013.
[3] Diyah Ayu Ratnasanti, “PERANCANGAN ALAT PENYARING TAHU
DENGAN PENDEKATAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)
DAN ATHROPOMETRI,” Inst. Teknol. Sepuluh Nop., vol. 01, pp. 1–97,
2017.
[4] T. Aprianto and H. Purnomo, “Desain Pencetak Dan Pengepres Tahu Pada
Ukm Tahu Menggunakan Metode Macroergonomic Analysis and Design
(Mead),” Semin. Nas. IENACO, vol. 2012, pp. 22–28, 2014, [Online].
Available:
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/4702/IENACO-
003.pdf?sequence=1&isAllowed=y
[5] T. Lesmana and M. Silalahi, “Jurnal Comasie,” Comasie, vol. 3, no. 3, pp. 21–
30, 2020.
[6] Y. Nadya and N. Handayani, “Analisis Produksi Bersih Di Ukm Pengolahan
Tahu Di Gampong Alue Nyamok Kec. Birem Bayeun Kab. Aceh Timur,” J.
Teknol., vol. 12, no. 2, pp. 133–140, 2020, [Online]. Available:
https://dx.doi.org/10.24853/jurtek.12.2.133-140
[7] D. S. Pneumatik, “PROSES MANUFAKTUR ALAT PENGEPRES DAN
PEMOTONG TAHU DENGAN SISTEM PNEUMATIK Adhan,” vol. 2, pp.
15–29, 2021.
[8] A. Priyati, S. H. Abdullah, S. A. Muttalib, A. F. Hidayat, N. Apriandi, and Z.
W. Baskara, “Metode Pengepresan Untuk Meningkatkan Kualitas,” J. Abdi
Mas TPB, vol. 2, no. 1, pp. 43–51, 2020.
[9] R. Dermawan, S. Budi Utomo, and B. Deva Bernadhi, “Usulan Rancangan
Alat Penyaring Tahu Yang Ergonomis Dengan Metode Ergonomic Function
Deployment (EFD) (Studi Kasus : IKM Tahu Pak Tasmin),” Pros. Konstelasi
Ilm. Mhs. Unissula Klaster Eng., vol. 0, no. 0, pp. 169–180, 2020, [Online].
Available: http://lppm-
unissula.com/jurnal.unissula.ac.id/index.php/kimueng/article/view/10211

[Type text] [Type text] [Type text]


[10] G. K. Sidanta, W. Budiawan, and S. Sriyanto, “Redesain Alat Bantu Pres Tahu
dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Qfd) dan Teorija
Rezhenija Izobretatelskih Zadach (Triz)(Studi Kasus: CV. Sumber Rejeki,
Lampung),” Ind. Eng. Online J., vol. 5, no. 3, 2016.
[11] T. Pertanaian and J. T. Pertanian, “Rancang bangun alat pengepres tahu dengan
sistem kerja secara hidrolik pada industri rumah tangga,” Ranc. bangun alat
pengepres tahu dengan Sist. kerja secara hidrolik pada Ind. rumah tangga,
2019.
[12] U. States et al., “PENGARUH PENGAPURAN DAN PEMUPUKAN P
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI
(Glycine max, L.) PADA TANAH LATOSOL,” J. Hum. Dev., vol. 6, no. 1,
pp. 1–22, 2009, [Online]. Available: http://www.keepeek.com/Digital-Asset-
Management/oecd/development/the-world-economy_9789264022621-
en#.WQjA_1Xyu70%23page3%0Ahttp://www.sciencemag.org/cgi/doi/10.112
6/science.1191273%0Ahttps://greatergood.berkeley.edu/images/application_u
ploads/Diener-Subje
[13] S. Meirani et al., “PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (
Glycine max L .) PADA DOSIS PUPUK KOMPOS PERTUMBUHAN DAN
HASIL TANAMAN KEDELAI ( Glycine max L .) PADA DOSIS PUPUK
KOMPOS,” 2019.
[14] HATTA MAULANA, “EVALUASI KERAGAMAN KUALITAS
KECAMBAH SEBAGAI KRITERIA SELEKSI VARIETAS KEDELAI
(Glycine max L. Merr.) UNTUK BAHAN BAKU TAUGE,” 2018.
[15] Suprapti, L., 2005. Pembuatan Tahu. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

[Type text] [Type text] [Type text]


[Type text] [Type text] [Type text]

Anda mungkin juga menyukai