SKRIPSI
Oleh:
MUHAMMAD MALIKI ASY’ARI
NIM : 10317022
KENDAL
2022
HALAMAN PERSETUJUAN
Kepada Yth.
Bapak/lbu Ketua Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknik dan Rekayasa Uniss
Di Kendal.
Dengan hormat.
Yang bertanda tangan di bawah ini saya :
NIM : 10317022
Nama : Muhammad Maliki Asy’ari
Judul : Analisis Peningkatan Kualitas Produk Melalui Perancangan
Produk Unggulan Kursi Rotan Dengan Pendekatan Quality Function Deployment
(Qfd) Di Pt. Inizio
Mengajukan proposal skripsi yang telah saya buat dan telah dilakukan perbaikan.
Mohon kepada Kaprodi Teknik Industri mempertimbangkan untuk dapat disetujui
sebagai skripsi. Terima kasih.
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah dipertahankan di depan tim dosen penguji Skripsi Program Studi S-1
Teknik Industri Fakultas Teknik dan Rekayasa Universitas Selamat Sri
Kendal dan diterima sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan Jenjang
Program Strata 1 Program Studi Teknik Industri.
Ketua,
( ……………..………… )
Sekretaris,
( ……………..………… )
Anggota,
( ……………..………… )
Mengetahui,
Dekan
( ……………..………… )
iv
KATA PENGANTAR
v
Penulis,
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
dimulai dari merancang produk, proses manufaktur, sampai produk tersebut ke
tangan konsumen, dimana pengembangan produk berdasarkan keinginan
konsumen.
Metode Quality Function Deployment (QFD) di gunakan untuk
mempertemukan apa yang konsumen inginkan kemudian apa yang dapat
dilakukan produsen untuk memenuhi keinginan konsumen. Penelitian
pengembangan desain produk ini menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data. Data tersebut didapat dari konsumen kemudian diolah. Setelah
mengetahui hasil olah data dari data yang telah dikumpulkan kemudian dibuat
rumah mutu atau House of Quality. Setelah dilakukan analisa diketahui bahwa
diperlukan pengembangan variasi bahan baku guna memacu pengembangan
desain produk, sehingga konsumen memiliki banyak pilihan menentukan jenis
produk yang akan di beli. Dengan demikian memperbesar peluang memenuhi
kepuasan pelanggan
Mengacu pada urian diatas dapat diketahui masalah perancangan merupakan
suatu hal sangat penting dan membutuhkan kajian yang lebih mendalam. Oleh
karena itu, peneliti menganggap penelitian dibidang perancangan dan
pengembangan produk ini sangat penting dalam mendukung perusahaan untuk
memiliki daya saing dengan produk perusahaan lain.
2
2. Menyusun perencanaan untuk mengetahui tindakan apa saja yang
dilakukan PT. Inizio guna meningkatkan kualitas produk.
3
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan ini mengikuti standar
baku penulisan laporan kerja praktek. Penulisan laporan ini, dibuat dalam enam
bab yang memberikan gambaran sistematis sejak awal penulisan hingga
tercapainya tujuan. Adapun penjabaran kelima bab tersebut adalah sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan
Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
serta sistematika penulisan laporan kerja praktek. Dalam bab ini dibahas tentang
masalah yang dihadapi dan tujuan diadakannya penelitian ini.
Bab V Penutup
Berisi kesimpulan tentang analisis data dan pembahasan serta saran yang dapat
diberikan kepada pembaca dan perusahaan.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
perancangan. Dalam tahap perancangan ini terdapat banyak keputusan yang
mempengaruhi tahap kegiatan lainnya. Diantara banyak keputusan tersebut, akan
ada keputusan yang membawa pengaruh dalam industri dalam negeri apakah
dapat berpartisipasi atau tidak dalam suatu pembangunan proyek. Hal tersebut
menandakan bahwa keahlian merancang sangat diperlukan. (Harsokoesoemo,
2004)
6
Produk perancang menggabungkan seni, ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk menciptakan barang-barang tiga dimensi. Peran yang berubah ini telah
difasilitasi oleh perangkat digital yang memungkinkan para desainer untuk
berkomunikasi, memvisualisasikan dan menganalisa ide-ide dalam suatu cara
yang akan diambil tenaga kerja lebih besar di masa lalu.
Desainer produk dilengkapi dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk
membawa produk dari konsepsi ke pasar. Mereka harus memiliki kemampuan
untuk mengelola proyek desain, dan subkontrak daerah untuk sektor lain dalam
industri desain. Estetika dianggap penting dalam Desain Produk tapi desainer juga
menangani aspek-aspek penting termasuk teknologi, ergonomi, kegunaan, stres
bahan analisis dan rekayasa. Seperti sebagian besar bidang desain ide untuk
desain produk muncul dari suatu kebutuhan dan memiliki fungsi. Ini mengikuti
metode tertentu dan terkadang dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang lebih
kompleks seperti asosiasi dan Telesis. Juga digunakan untuk menggambarkan
produk yang kompeten secara teknis perancang atau desainer industri adalah
istilah Industrial Design Engineer. The Cyclone vacuum cleaner penemu James
Dyson misalnya dapat dianggap dalam kategori ini.
Beberapa perusahaan atau individu yang memiliki perasaan yang kuat
terutama untuk mengembangkan produk-produk baru daripada yang lain. Dalam
dunia modern ini termasuk teknologi terutama perusahaan-perusahaan seperti
iRobot, Google atau Nokia. Banyak desainer produk aset strategis kepada
perusahaan-perusahaan yang perlu untuk mempertahankan keunggulan kompetitif
dalam inovasi.
7
2.6 Metode QFD (Quality Function Deployment)
QFD adalah metode untuk mengembangkan kualitas desain yang bertujuan
untuk memuaskan konsumen dan kemudian menerjemahkan permintaan
konsumen menjadi target desain dan poin utama kualitas jaminan untuk
digunakan di seluruh tahap produksi. QFD adalah cara untuk menjamin kualitas
desain sedangkan produk yang masih dalam tahap desain merupakan sisi yang
sangat penting. Manfaat produk ditunjukan ketika tepat diterapkannya QFD yang
telah menunjukkan pengurangan pembangunan waktu dengan satu-setengah
sampai sepertiga. (Akao, 1990) Fungsi QFD antara lain:
a. Meningkatkan keandalan produk.
b. Meningkatkan kualitas produk.
c. Meningkatkan kepuasan konsumen.
d. Memperpendek time to market.
e. Mereduksi biaya perancangan.
f. Meningkatkan komunikasi.
g. Meningkatkan produktivitas.
h. Meningkatkan keuntungan perusahaan.
Tujuan dari prinsip QFD adalah untuk memastikan bahwa kebutuhan
dan keinginan pelanggan dapat terpenuhi dalam proses penurunan suatu produk.
Karena itulah dikatakan mengapa QFD bermula dari suara pelanggan (VOC =
voice of customer) dan sering dalam bahasa Inggris QFD disebut sebagai
customer-driven product development atau customer-fucosed design. Sasaran
pertama dari QFD adalah selalu menghindari marketing misses produk jatuh
dipasarkan akibat kalah bersaing. Sasaran kedua QFD adalah untuk meningkatkan
laju dan effisiensi dan proses pengembangan produk. Beberapa penelitian
sebelumnya misalnya, “Mengembangkan fungsi kualitas dengan pendekatan (E-
QFD) dari perencanaan produk ke part deployment. Metode clustering diusulkan
untuk mengklasifikasikan berbagai hambatan (atau kepentingan) kelompok part
characteristics ke part deployment” (Zhai et al., 2009). “Pendekatan optimasi
QFD yang dikombinasikan dengan model MILP (Mix Integer Linear
Programming) dan model Kano untuk memperoleh maximize customer
satisfaction” (Kilic dan Gungor, 2009).
8
Perancangan dari pengembangan produk yaitu adalah HOQ, pembuatan
HOQ terdiri dari beberapa proses. Pengolahan dari hasil observasi yang akan
dijabarkan dalam pembahasan, wawancara beberapa konsumen dan karyawan,
dan penyebaran kuisioner merupakan data yang dibutuhkan untuk membangun
matris House of Quality (HOQ). Observasi dilakukan dengan mengamati perilaku
pengguna dapur dan wawancara pada pengguna dapur merupakan sebuah
kerangka untuk membangun atribut HOQ. Proses untuk membangun HOQ dapat
membantu perancangan meja dapur sesuai dengan kebutuhan pengguna dapur.
Hasil dari pengolahan merupakan target spesifikasi produk yang akan menjadi
dasar dalam perancangan produk meja dapur. Berikut langkah-langkah pengisian
house of Quality (HOQ). (Damayanti, 2002).
Menurut Cohen (1995) QFD adalah metode terstruktur yang digunakan
dalam proses perencanaan dan pengembangan produk untuk menetapkan
spesifikasi kebutuhan suatu produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen. Implementasi QFD mempunyai beberapa fase, dimana
seluruh kegiatan yang dilakukan pada masing-masing fase dapat diterapkan
seperti layaknya suatu proyek, yaitu: 1) Fase Pengumpulan Voice of Custumer, 2)
Fase pembuatan Rumah Kualitas (House of Quality), dan 3) Fase perancangan dan
pengembangan produk). Dalam fase ke 3 adalah fase yang dianggap memiliki
pengaruh yang sangat besar untuk obyek yang akan diteliti.
9
proses perencanaan sebuah produk. Metode House of Quality (HoQ) ini
menggunakan format matriks untuk menangkap sejumlah isu yang sangat penting
untuk proses perencanaan. Format umum HoQ terdiri dari enam komponen utama,
yaitu sebagai berikut :
10
Bagian kedua dari HOQ adalah planning matrix. Bagian ini merupakan
tempat penentuan sasaran/tujuan produk, didasarkan pada hasil interpretasi
tim terhadap data riset pasar. Riset pasar merupakan tahapan penting
dalam perencanaan sebuah produk. Data riset pasar diperoleh dari
gabungan antara prioritas-prioritas bisnis perusahaan dengan prioritas-
prioritas kebutuhan pelanggan. Setelah menentukan setiap item prioritas
apa yang paling penting bagi pelanggan, perusahaan harus menentukan
setiap aspek dari item yang dibutuhkan. Perusahaan dapat menggunakan
data yang diketahui dari riset pasar tersebut untuk mengetahui posisi relatif
produk terhadap produk pesaing. Perencanaan matrix ini mensyaratkan
perusahaan untuk mendapatkan tiga tipe informasi sebagai berikut:
Data kuantitatif pangsa pasar meliputi tingkat permintaan, penawaran,
posisi perusahaan dalam persaingan dan program pemasaran
perusahaan.
Pengaturan capaian (Goal setting) untuk poduk atau jasa yang akan
diluncurkan.
Perhitungan untuk pengurutan keinginan dan kebutuhan pelanggan.
3. Technical Response.
Bagian ketiga dari HOQ adalah technical response, sering juga disebut
Substitute Quality Characteristic (SQCs). Pada bagian ini terjadi proses
penerjemahan dari kebutuhan pelanggan (voice of customer) ke dalam
bahasa pengembang (voice of developer). Proses technical response ini
akan mencari jawaban dari pertanyaan how (bagaimana) kebutuhan
pelanggan dapat dipenuhi. Karyawan melakukan brainstorming, yaitu
dengan mencari cara-cara yang perlu dilakukan oleh pihak perusahaan
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Tools yang biasa digunakan dalam
proses ini diantaranya adalah afinity diagram, fish bone diagram, dan tree
diagram.
4. Relationship Matrix.
Bagian keempat dari HoQ adalah pengisian bagian matrik hubungan
(relationships matrix). Dengan menempatkan keinginan pelanggan
(customer needs and benefits) pada badan kiri dan karakteristik teknis
11
pada bagian atas dari HoQ, maka dapat dievaluasi hubungan keduanya
secara sistematis.
Fungsi utama dari relationship matrix adalah untuk membangun hubungan
antara pelanggan dan ukuran kinerja yang dirancang untuk meningkatkan
produk. Pada bagian ini akan dicari hubungan sebab akibat (impact) yang
ditimbulkan oleh masing-masing karakteristik teknis terhadap kebutuhan
pelanggan dari produk tertentu. Tahapan ini dilakukan untuk menentukan
aspek apa yang perlu diperbaiki untuk melampaui kompetitor. Dengan
gambaran pelanggan, perusahaan dapat mulai merumuskan strategi untuk
meningkatkan produk mereka.
5. Technical Correlations.
Bagian kelima dari HoQ adalah technical correlations, matriks yang
terletak paling atas dan bentuknya menyerupai atap. Tahapan ini dilakukan
untuk membantu tim dalam menentukan desain yang
mengalami bottleneck, dan menentukan kunci komunikasi diantara para
perencana. Selain itu, matriks ini juga menggambarkan hubungan dan
ketergantungan antar karakteristik teknik yang satu dengan karakteristik
teknik yang lainnya. Antar elemen karakterisik teknik tersebut, mungkin
saling mempengaruhi, baik positif (saling mendukung) ataupun negatif
(saling bertentangan). Dengan melihat direction of improvement dan tiap
karakteristik teknis, kemudian didiskusikan dan ditetapkan bersama tim
pengembang mengenai tingkat hubungan dari setiap karakteristik teknis.
6. Technical Matrix.
Bagian terakhir ini adalah technical matrix dimana perusahaan
mengumpulkan tiga jenis data, yaitu sebagai berikut:
Technical response priorities, yaitu tingkat kepentingan (ranking)
persyaratan teknis.
Competitive technical benchmarks, yaitu technical benchmarking
yang menguraikan informasi mengenai keunggulan technical
response dari competitor.
Technical targets, yaitu target kinerja karakteristik teknis dari
produk yang dikembangkan.
12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
13
dokumen, dan rekaman seperti surat kabar, buku harian, naskah pribadi,
foto-foto, catatan kasus, dan lain sebagainya” (Arifin, 1994). Melalui
teknik dokumentasi ini peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan
yang ada di tempat atau lokasi penelitian.
14
Satisfaction performance Customer Satisfaction performance Goal Improvement
Ratio Sales point Raw Weight Normalized Raw Weight Prioritas Target:
1. Importance To Customer
Menyatakan seberapa besar tingkat kepentingan bagi setiap atribut yang
ada bagi konsumen.
2. Customer Satisfaction performance
Merupakan suatu penilaian dari konsumen tentang seberapa baik
pelayanan yang diberikan perusahaan. Ke(tidak)puasan didefinisikan
sebagai sikap atau respon keseluruhan konsumen terhadap suatu barang
atau jasa setelah merekan mendapat dan menggunakannya (Kristianto et
al., 2012)
3. Competitive Satisfaction Performance
Merupakan penilaian kepuasan kinerja pesaing yang akan dibandingkan
dengan kepuasan kinerja perusahaan.
4. Goal
Menyatakan seberapa besar tingkat kinerja kepuasan yang diharapkan
dapat dicapai oleh perusahaan untuk memenuhi setiap keinginan
konsumen. Goal ditetapkan dari nilai terbaik antara Competitive
Satisfaction Performance dan Customer Satisfaction performance.
5. Improvement Ratio
Merupakan suatu ukuran seberapa besar yang harus dilakukan oleh pihak
perusahaan dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan. Semakin
tinggi Improvement Ratio, semakin keras usaha yang harus dilakukan oleh
perusahaan untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Diperoleh dari
perbandingan antara tingkat performansi yang dicapai (goal) dengan
tingkat performansi yang dirasakan saat ini.
6. Sales Point
Mengubah kemampuan perusahaan untuk memenuhi atribut pelayanan
yang diinginkan oleh pelanggan. Dalam menentukan sales point
berdasarkan pada Importance To Customer.
7. Raw Weight dan Normalized Raw Weight
15
Merupakan bagian dari keseluruhan teknik dalam HOQ ini berisi
perhitungan dari data dan keputusan yang dibuat selama matrik
perencanaan, yang akan menyatakan bobot pada masing-masing atribut
pelayanan sehingga dapat digunakan untuk mengisi HOQ.
Studi Pendahuluan
↓
Rumusan Masalah
16
Studi Pustaka Tujuan Penelitian
↓
Kesimpulan dan saran
17
Gambar 1. Alur Penelitian
3.7 Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif dimana metode ini dilakukan dengan deskripsi dan analisis
permasalahan dari keadaan nyata untuk mendapatkan solusi permasalahan dan
usulan perbaikan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah QFD
dengan fokus penelitian adalah perancangan ulang kursi rotan yang merupakan
produk unggulan dari PT. INIZIO yang diamati.
18
investigasi kebutuhan konsumen untuk desain industri dari segi ergonomi
dan estetika. Pemodelan dan prototyping dari desain produk
6) Pengujian desain produk dilakukan untuk mengetahui apakah keinginan
dan kebutuhan pelanggan sudah terpenuhi, serta mengetahui kelemahan
dari produk agar dapat diperbaiki untuk pengembangan berkelanjutan.
19
BAB IV
PENGOLAHAN DAN PENGUMPULAN DATA
20
2. Memiliki bentuk yang bagus Kursi rotan memiliki bentuk yang bagus
3. Memiliki Warna Yang bagus Kursi rotan memiliki warna yang bagus
4. Memiliki bentuk sederhana Kursi rotan memiliki bentuk yang
sederhana
5. Kursi Ringan Kursi rotan terbuat dari material yang
ringan
6. Terbuat dari material yang kuat Kursi rotan terbuat dari material yang
kuat
7. Kursi Tahan Lama Kursi rotan memiliki umur pakai yang
lama
8. Terbuat dari bahan yang lunak Kursi rotan terbuat dari material yang
lunak
9. Kursi mudah diperbaiki Kursi rotan mudah untuk diperbaiki
10. Bentuk ergonomis Kursi rotan memiliki bentuk yang
ergonomis
11. Nyaman untuk digunakan Kursi rotan nyaman untuk digunakan
12. Kursi diberi bantal Kursi rotan memiliki bantalan
13. Tekstur kursi halus Kursi rotan memiliki tekstur permukaan
yang halus
14. Kursi aman untuk digunakan Kursi rotan aman untuk digunakan
15. Material Kerangka dibuat dari Kursi rotan terbuat dari besi untuk bagian
besi kerangka
16. Rotan dicampur dengan material Kursi rotan terbuat dari material
lain campuran antara rotan dengan bahan lain
17. Mudah dipindahkan Kursi rotan mudah untuk dipindahkan
18. Kursi bisa diputar Kursi rotan bisa diputar
19. Kursi ramah lingkungan Kursi rotan ramah lingkungan
20. Kursi memiliki harga terjangkau Kursi rotan memiliki harga yang
terjangkau
21
4.2 Penetapan Spesifikasi Produk
Pada tahap penetapan spesifikasi produk dibuat house of quality (HOQ)
untuk mengkonversikan voice of customer menjadi spesifikasi teknis, sehingga
dapat menjelaskan detail yang terukur dan tepat tentang apa yang seharusnya
dilakukan untuk mendesain suatu produk. Gambar 3 menunjukkan HOQ secara
keseluruhan untuk produk kursi rotan, sedangkan untuk analisis HOQ dijelaskan
sebagai berikut:
22
Gambar 2. HoQ untuk produk kursi rotan
23
1) Room 1: Voice of Customer. Room 1 berisi informasi yang diperoleh dari
hasil penelitian tentang kebutuhan dan keinginan konsumen melalui
kuesioner tertutup. Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa terdapat 20
pernyataan pelanggan yang merupakan kebutuhan dan keinginan dari
konsumen seperti yang telah ditampilkan sebelumnya pada Tabel 1.
2) Room 2: Technical Response. Room 2 berisi respon teknis yang menjawab
pernyataan kebutuhan dari room 1. Dalam setiap technical response harus
mengandung metrik dan satuan. Sesuai dengan Gambar 2, terdapat 14 respon
teknis, yaitu material kerangka, material bantalan, bentuk bantalan, tinggi
kaki, lebar kursi, massa kursi, panjang kursi, material jenis rotan, beban
maksimum, desain bantalan, warna bantalan, ukuran bantalan, dan tinggi
senderan kursi rotan. Sebagai contoh, pada respon teknis yang pertama dapat
diketahui jika metriknya adalah material kerangka kursi rotan dan satuannya
adalah jenis material. Material kerangka kursi rotan sendiri digunakan sebagai
respon teknis untuk menjawab pernyataan kebutuhan pelanggan 5, 6, 7, 8, 10,
11, 14, 15, 16, 17, 18, 19, dan 20.
3) Room 3: Relationship Matrix. Room 3 menjelaskan hubungan antara atribut
keinginan yang dianggap penting oleh responden dengan respon teknis yang
telah ditentukan. Hubungan tersebut digambarkan dengan menggunakan
simbol atau relationship symbol dan masing- masing mempunyai nilai. Kuat
dengan nilai 9, cukup dengan nilai 3, dan lemah dengan nilai 1. Sebagai
contoh respon teknis kebutuhan pelanggan kursi rotan memiliki bantalan
berhubungan kuat dengan respon teknis material bantalan kursi rotan, bentuk
bantalan kursi rotan, dan ukuran bantalan kursi rotan.
4) Room 4: Benchmarking. Room 4 merupakan perbandingan produk yang
didesain (nilai harapan) dengan desain produk kompetitor berdasarkan hasil
kuesioner tertutup. Pada produk kursi rotan terdapat tiga kompetitor, yaitu
Sakura Indah Furniture, TEQ Production, dan Gehee Rotan. Pada
perbandingan tersebut produk baru hanya unggul dari 2 kompetitor, yaitu
Sakura Indah Furniture dan Gehee Rotan, sedangkan TEQ Production masih
unggul diatas produk baru karena harganya yang lebih rendah.
24
5) Room 5: Technical Correlation. Room 5 menggambarkan hubungan antar
karakteristik atribut produk yang dikembangkan berdasarkan room 1.
Hubungan digambarkan dengan tanda positif (+) dan negatif (-). Sebagai
contoh, material kerangka kursi rotan memiliki korelasi positif dengan massa
kursi rotan.
6) Room 6: Technical Matrix. Room 6 terdiri atas kolom technical
benchmarking, importance of technical, dan performance standar/technical
targets. Technical benchmarking digunakan untuk menentukan spesifikasi
target dengan melakukan perbandingan terhadap produk kompetitor. Pada
kolom importance of technical dilakukan perhitungan untuk mengetahui
respon teknis yang menjadi prioritas untuk dikembangkan selanjutnya. Hasil
analisis menunjukan tingkat kepentingan produk mempunyai tiga hal
terpenting, yaitu material kerangka, material jenis rotan, dan beban
maksimum kursi rotan. Sedangkan untuk performance standard diambil dari
technical benchmarking. Contohnya untuk material kerangka kursi rotan
memiliki performance standard rotan alami dan kayu mahoni.
25
2) Alternatif konsep merupakan sebuah alternatif yang dimunculkan dari setiap
fungsi yang dibuat sebelumnya. Dalam alternatif konsep digunakan tabel
TINGGI
KAKI KURSI
TINGGI
KURSI
TINGGI
LEBAR SENDERAN
UKURAN YANG
ERGONOMIS AGAR KUSI
DIMENSI KURSI
KURSI
NYAMAN SAAT DI
ROTAN PANJANG
GUNAKAN UNTUK DUDUK
KURSI
BEBAN
MAKSIMAL
MATERIAL
KERANGKA
KURSI
MATERIAL
KURSI
KURSI YANG MATERIAL
DI MATERIAL KURSI UNTUK
KURSI JENIS ROTAN
GUNAKAN KETAHANAN KURSI
ROTAN ROTAN
UNTUK
DUDUK BANTALAN MATERIAL
KURSI BANTALAN
BENTUK
BANTALAN
UKURAN
BANTALAN
DESAIN
BANTALAN
WARNA
KURSI
ROTAN
26
27
Tabel 2. Alternatif Konsep Kursi Rotan yang Dibuat
28
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
29
yang dipilih adalah rotan sintetis. Kursi rotan menggunakan bantalan dari bahan
dasar kapuk dikarenakan kapuk memiliki tekstur yang empuk sehinggan
diharapkan akan lebih memberikan kenyamanan. Bentuk dari bantalan kursi rotan
adalah kotak diharapkan akan menammbahkan nilai keunikan dari kursi rotan
tersebut. Bantalan tersebut memiliki ukuran yang menyesuaikan dengan ukuran
kursi juga diharapkan akan menambahkan kenyamanan saat duduk dengan
menggunakan bantalan. Tidak hanya itu, bantalan juga menggunakan pola
malang dikarenakan ingin menambahkan kesan nilai estetika yang tinggi pada
kursi rotan dan memiliki ciri khas tersendiri bagi produk kursi rotan. Kursi rotan
juga diberikan warna agar memberikan nilai estetika dan juga memberikan
ketahanan kursi rotan agar lebih lama karena ada pelapisan kursi rotan dengan
menggunakan cat.
Tabel 3. Pugh Matrix untuk Screening Stage Produk Kursi Rotan
30
Estetika Kursi 20,4% 5 1,02 5 1,02
KURSI ROTAN
2
1
Bagian Bawah
Bagian Atas (1)
(1)
2.1
1.1 1.2 2.2
Kaki Kursi
Sandaran (1) Alas Duduk (1) Bantalan (1)
Rotan (1)
Sedangkan pada desain industri dibuat analisis dari aspek ergonomi dan
estetika (Nurmianto, 2003). Investigasi kebutuhan konsumen diaplikasikan pada
konsep produk yang sedang dikembangkan dan memperbaiki hingga mencapai
konsep akhir yang digunakan sebagai desain usulan. Tabel 5 adalah desain
industri untuk produk kursi rotan yang diusulkan, sedangkan Gambar 5
merupakan desain dari konsep terpilih.
Tabel 5. Desain Industri Produk Kursi Rotan Berdasarkan Aspek Ergonomis dan
Estetika
Aspek Penjelasan
31
Aspek Ergonomis
Visual Diberikan nilai 8 (tinggi) karena kursi rotan pada umumnya
ergonomis banyak yang menarik perhatian
dengan warnanya.
Cultural Diberikan nilai 8 (tinggi) karena selain sebagai tempat untuk
Ergonomis duduk, juga digunakan untuk mengenalkan budaya kearifan
lokal melalui atribut yang dimiliki.
Postur Kerja dan Diberikan nilai 8 (tinggi) dengan antropometri yang digunakan
Antropometri adalah D16 (tinggi kursi rotan), D19 (panjang kursi rotan), D14
(lebar kursi rotan), D10 (sandaran kursi rotan), dan
D22 (tinggi sisi bahu sampai bagian atas pegangan).
Coupling Diberikan nilai 2 (Fair) karena pegangan tidak terlalu
dibutuhkan.
Keselamatan dan Diberikan nilai 9 (tinggi), karena penggunaan posisi duduk dari
Kesehatan kursi yang dilakukan terus
Penggunaan menerus dan berulang-ulang akan mempengaruhi tingkat
kesehatan pengguna.
Aspek Estetika
Diferensial Diberikan nilai 9 karena kursi rotan dibuat agar produk lebih
Produk dikenal dan memiliki ciri kas dibandingkan dengan produk yang
lain dengan pola malang pada bantalannya.
Mode/Kesan Diberikan nilai 8 karena nilai estetika yang terkandung dalam
kursi rotan dan juga tingkat kenyamanan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan produk kursi rotan yang lain.
32
Gambar 5. Desain Kursi Rotan Berdasarkan Konsep Terpilih
33
Gambar 6. Perbandingan Kemungkinan Membeli Produk Eksisting dan Produk
Usulan Kursi Rotan.
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dengan menggunakan pendekatan QFD diketahui hasil identifikasi
kebutuhan pelanggan untuk produk kursi rotan yang merupakan produk unggulan
PT. INIZIO sebanyak 20 kebutuhan dan untuk menjawabnya disusun 14 respon
teknis. Hasil analisis HOQ menyebutkan bahwa material kerangka, material jenis
rotan, dan beban maksimum kursi rotan menjadi prioritas dalam pengembangan
desain kursi rotan.
Pada tahapan pengembangan konsep didapatkan 5 konsep yang konsep
terpilih adalah dengan kriteria tinggi kaki 45 cm, lebar kursi 50 cm, panjang kursi
65 cm, beban maksimum 120 kg, tinggi senderan 40 cm, material rotan alami dan
kayu mahoni, material jenis rotan yaitu rotan sintetis, material bantalan dengan
bahan dasar kapuk, bentuk bantalan kotak, bantalan sesuai ukuran kursi, bantalan
dengan warna, bantalan dengan pola malang, dan kursi rotan diwarna dengan cat.
Dengan konsep tersebut selanjutnya dikembangkan arsitektur produk dan desain
industrinya sebagai masukkan untuk pembuatan desain. Hasil pengujian desain
menunjukkan bahwa produk kursi rotan usulan lebih diminati dibandingkan kursi
rotan PT. Inizio yang saat ini, sehingga PT. Inizio diharapkan dapat
mengembangkan desain kursi rotan lebih lanjut.
34
DAFTAR PUSTAKA
35
LAMPIRAN
6.1 Dokumentasi
36
Figure 4. proses anyam
37