Anda di halaman 1dari 113

ANALISIS PRODUKTIVITAS PROSES PRODUKSI

DENGAN METODE OMAX (OBJECTIVE MATRIX)


STUDI KASUS PT. KKM CIKARANG

Oleh
Ernida Hidayanti
014201000331

Dipersembahkan Untuk Fakultas Ekonomi,


President University
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi

Oktober 2014

i
DEWAN PENGUJI
LEMBAR PENGABSAHAN

Berikut Dewan Penguji untuk Skripsi yang berjudul “Analisis Produktivitas


Proses Produksi dengan Metode OMAX (Objective Matrix) Studi Kasus PT.
KKM Cikarang” yang telah di buat oleh Ernida Hidayanti jurusan Manajemen,
Fakultas Ekonomi telah di nilai dan disetujui untuk melakukan pengujian secara
lisan pada 20 Oktober 2014.

…………………………………..
( Dr. Yunita Ismail, M. Si )
Ketua Penguji

…………………………………...
( Liswandi, S. Pd, MM )
Penguji I

……………………………………
( Purwanto, ST. MM )
Penguji II

ii
Pembimbing Skripsi
Surat Rekomendasi

Skripsi ini yang berjudul “Analisis Produktivitas Proses Produksi dengan


Metode OMAX (Objective Matrix) Studi Kasus PT.KKM Cikarang” dibuat
dan diserahkan oleh Ernida Hidayanti untuk memenuhi persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Ekonomi, telah di tinjau dan telah memenuhi persyaratan untuk di
uji secara lisan.

Cikarang, Indonesia, 20 Oktober, 2014

Diketahui, Pembimbing,

Vinsensius Jajat Kristanto,SE., MM.,MBA. Purwanto, ST, MM


Ketua Program Manajemen

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul,
“Analisis Produktivitas Proses Produksi dengan Metode OMAX (Objective
Matrix) Studi Kasus PT.KKM Cikarang” merupakan hasil karya saya sendiri,
tidak terdapat sebagian atau keseluruhan dari tulisan yang memuat kalimat, ide,
gagasan, atau pendapat yang berasal dari sumber lain tanpa memberikan
pengakuan pada penulis aslinya. Adapun bagian-bagian yang bersumber dari
karya orang lain telah mencantumkan sumbernya sesuai dengan norma, etika dan
kaidah penulisan ilmiah. Apabila dikemudian hari ditemukan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang telah
saya peroleh.

Cikarang, Indonesia, Oktober, 2014

Ernida Hidayanti
(014201000331)

iv
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur produktivitas di perusahaan dengan


melibatkan berbagai faktor-faktor yang mempunyai pengaruh baik langsung
maupun tidak langsung terhadap kelancaran proses produksi yang dianggap
penting oleh perusahaan. Studi dilakukan pada perusahaan pembuatan karton box
departemen produksi dalam periode Januari 2012-Desember 2013. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model OMAX (Objective
Matrix). Hasil dari perhitungan tersebut kemudian dianalisa tiap rasio untuk
mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan,
sehingga dapat disusun kesimpulan serta analisa perbaikannya. Dari hasil
penelitian diketahui langkah-langkah proses produksi perusahaan serta didapatkan
tujuh rasio yang berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan. Dari ketujuh
rasio, terdapat empat rasio yang masuk kategori buruk, satu rasio masuk kategori
cukup dan dua masuk kategori baik. Langkah perbaikan produktivitas untuk
perencanaan peningkatan produktivitas di masa yang akan datang adalah dengan
memprioritaskan perbaikan pada rasio yang masuk kategori buruk, sekaligus
mempertahankan nilai rasio yang berkategori baik.

Kata kunci: Produktivitas, rasio produktivitas, OMAX.

v
ABSTRACT

The objective of this research are to measure the index productivity value in that
company involve many factors direct or indirect with continuity production
process that considered important by the management.Studied done in the carton
box company, production department in the period January 2012–December
2013. The research method in this study is a model of OMAX (Objective Matrix).
The result of the calculation of each ratio is then analyzed to determine the
factors that affect the productivity of the company. So that conclusion can be
drawn as well the improvement analysis. The survey results revealed measures
that company’s production process as well as earned seven ratios that affect the
productivity in that company. From the seven ratios, there are four categories of
ratios that go bad, the ratio in the category, and two ratios in the category quite
well. To improve productivity in the future’s plan is to prioritize the improvement
in the ratio are categories as poor, while keeping the ratio of the value of the
good categories.

Key words: productivity, productivity’s ratio, OMAX

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan ke Allah SWT yang telah


memberikan rahmat-NYA serta shalawat salam kepada nabi Muhammad SAW
sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul ‘’Pengukuran
Produktivitas Proses Produksi PT. KKM Cikarang dengan Metode OMAX
(Objective Matrix)’’. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam
menyelesaikan program srata satu di President University jurusan Management
fakultas Ekonomi.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah memberikan bantuan baik berupa bimbingan maupun support
sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih ditujukan
kepada:
1. Bapak Purwanto, ST. MM selaku pembimbing tugas akhir yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan serta support
supaya bisa cepat selesai skripsi ini.
2. Bapak Tommy Gustiawan selaku mill head, Ibu Betta Saraswati selaku
HRD serta semua staff dan karyawan PT. KKM Cikarang yang telah
banyak membantu serta memberi masukan agar terselesaikannya skripsi
ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Orang tua, Abd. Muhajir & Hardiyah yang selalu memberikan doa,
dorongan moril dan nasehat-nasehatnya.
4. Yudi, yang selalu ada ketika penulis butuh bantuan dalam hal apapun.
5. Dan berbagai pihak lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Semua saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan tugas akhir ini
sangat penulis harapkan dari semua pihak yang telah membaca. Selain itu
harapannya semoga tugas akhir ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

Cikarang, September 2014

Ernida Hidayanti

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................... i


LEMBAR REKOMENDASI PEMBIMBING .................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................ iii
LEMBAR PENGABSAHAN PENGUJI ............................................. iv
ABSTRAK ........................................................................................... v
ABSTRACT (ENGLISH) .................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1


1.1 Latar Belakang Masalah................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................... 3
1.3 Rumusan Masalah .......................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................... 3
1.5 Lingkup dan Batasan Masalah ....................................................... 4
1.6 Definisi Istilah ................................................................................ 4
1.7 Signifikansi Penelitian ................................................................... 5
1.7.1 Secara Akademis ................................................................. 5
1.7.2 Secara Praktis ...................................................................... 5
1.8 Manfaat Penelitian ......................................................................... 5
1.8.1 Bagi Perusahaan .................................................................. 5
1.8.2 Bagi Peneliti ........................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 7


2.1. Tinjauan Teori .............................................................................. 7
2.1.1. Manajemen Operasi / Produksi .............................................. 7

viii
2.1.2. Produksi .................................................................................. 8
2.1.3. Faktor-faktor Produksi............................................................ 8
2.1.4. Pola Produksi .......................................................................... 10
2.1.5. Proses Produksi ...................................................................... 10
2.1.6. Produktivitas ........................................................................... 13
2.1.7. Unsur Produktivitas ................................................................ 14
2.1.8. Pengukuran Produktivitas ....................................................... 14
2.1.9. Hubungan Produktivitas dengan Efisiensi dan Efektivitas .... 18
2.1.10. Hubungan Produktivitas dengan Kinerja .............................. 19
2.2. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 20
2.3. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 22

BAB III METODOLOGI ..................................................................... 23


3.1. Metode Penelitian ......................................................................... 23
3.2. Definisi Operasional ..................................................................... 23
3.2.1. Variabel Bebas (Independent Variable) ................................. 24
3.2.2. Variabel Terikat (Dependent Variable) .................................. 24
3.3. Instrument Penelitian .................................................................... 24
3.4. Design Sample Penelitian ............................................................. 25
3.5. Analisa Data ................................................................................. 27
3.5.1. Penetapan Periode Pengukuran dan Pengumpulan Data ........ 27
3.5.2. Penentuan Rasio Produktivitas ............................................... 27
3.5.3. Penentuan Nilai Standar Awal dan Target ............................. 29
3.5.4. Penentuan Nilai Terendah (level 0) ........................................ 30
3.5.5. Penentuan Nilai Realistis (level 1-2 & level 4-9) ................... 30
3.5.6. Penentuan Score, Weight, Value ............................................. 31
3.5.7. Penentuan Produktivitas Total ................................................ 32
3.5.8. Analisis Indeks Produktivitas ................................................. 32

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ....................................... 34


4.1. Profil Perusahaan .......................................................................... 34
4.2. Hasil Analisa Data ........................................................................ 40
ix
4.2.1. Proses Produksi PT. KKM Cikarang ...................................... 41
4.2.1.1. Proses Produksi di Mesin Corrugator ............................ 41
4.2.1.2. Proses Produksi di Mesin Flexo .................................... 42
4.2.1.3. Proses Produksi di Mesin Vega ..................................... 43
4.2.1.4. Proses Produksi di Finishing ......................................... 43
4.2.2. Perhitungan dan Pembuatan Tabel OMAX ............................ 43
4.2.2.1. Penetapan Rasio Produktivitas ...................................... 43
4.2.2.2. Penentuan Nilai Standar Awal (level 3) ........................ 45
4.2.2.3. Penentuan Target dan Nilai Terendah (level 10 dan 0) . 46
4.2.2.4. Penentuan Nilai Realistis (level 1-2 dan 4-9) ................ 47
4.2.2.5. Penentuan Score, Weight, Value .................................... 50
4.2.2.6. Penentuan Produktivitas Total ....................................... 50
4.3. Interpretasi Hasil .......................................................................... 52
4.3.1. Analisis Indeks Produktivitas ................................................. 52
4.3.2. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Produktivitas
................................................................................................ 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 68


5.1. Kesimpulan ................................................................................... 68
5.2. Saran ............................................................................................. 69
REFERENSI ........................................................................................ 72
Buku ..................................................................................................... 72
Jurnal.................................................................................................... 72
Internet ................................................................................................. 73
LAMPIRAN ........................................................................................ 74

x
DAFTAR TABEL

Teks Halaman
3.1 Rasio Produktivitas ........................................................................ 28
3.2 Bobot tiap Rasio ............................................................................. 32
4.1 Daftar Mesin-mesin di PT. KKM Cikarang ................................... 36
4.3 Data Rasio Januari 2012-Desember 2013 ...................................... 44
4.4 Level 3 Rasio 1- Rasio 7 ................................................................ 46
4.5 Nilai tertinggi dan Terendah Rasio 1 – Rasio 7 ............................. 46
4.6 Acuan Penentuan Level dalam OMAX ......................................... 47
4.7 Hasil Perhitungan Level 1-10 tiap Rasio ....................................... 49
4.8 Hasil Perhitungan Total Produktivitas Tahun 2012-2013.............. 51
4.9 Indeks Perubahan Produktivitas Tahun 2012-2013 ....................... 53
4.10 Perubahan Nilai Produktivitas setiap 4 Bulan ............................. 54
4.11 Analisa Rasio 1-Rasio 7 ............................................................... 65

DAFTAR GAMBAR

Teks Halaman
1.1 Grafik Production Volume PT. KKM Cikarang Tahun 2012-2013
........................................................................................................ 2
2.1 OMAX (Objective Matrix)............................................................. 15
2.2 Hubungan Produktivitas dengan Kinerja ....................................... 20
2.3 Kerangka Teori Obejctive Matrix (OMAX) .................................. 22
3.1 Kerangka Teori Analisa dan Penghitungan Produktivitas dengan
Metode OMAX .................................................................................... 26
4.1 Sheet jenis Single Face .................................................................. 37
4.2 Sheet jenis single Wall ................................................................... 37
4.3 Sheet jenis Double Wall ................................................................. 38
4.4 Karton boc tipe A1 ......................................................................... 38

xi
4.5 Karton box tipe top-bottom ............................................................ 38
4.6 Karton box tipe die-cut .................................................................. 39
4.7 Karton box tipe A5......................................................................... 39
4.8 Partisi ............................................................................................. 40
4.9 Layer .............................................................................................. 40
4.10 Proses Pembuatan Carton Box ..................................................... 41
4.11 Hasil Mesin Corrugator ............................................................... 42
4.12 Hasil Mesin Flexo ........................................................................ 42
4.13 Indeks Produktivitas per 4 Bulan ................................................. 54
4.14 Grafik Rasio 1 Periode 2012-2013 .............................................. 57
4.15 Grafik Rasio 2 Periode 2012-2013 .............................................. 59
4.16 Grafik Rasio 3 Periode 2012-2013 .............................................. 60
4.17 Grafik Rasio 4 Periode 2012-2013 .............................................. 61
4.18 Grafik Rasio 5 Periode 2012-2013 .............................................. 62
4.19 Grafik Rasio 6 Periode 2012-2013 .............................................. 63
4.20 Grafik Rasio 7 Periode 2012-2013 .............................................. 64

DAFTAR LAMPIRAN

Teks Halaman
1. Data untuk Perhitungan Produktivitas ........................................... 74
2. Struktur Organisasi PT. KKM Cikarang ........................................ 76
3. Perhitungan Objective Matrix Bulan Januari 2012 ........................ 77
4. Perhitungan Objective Matrix Bulan Februari 2012 ...................... 78
5. Perhitungan Objective Matrix Bulan Maret 2012 .......................... 79
6. Perhitungan Objective Matrix Bulan April 2012 ........................... 80
7. Perhitungan Objective Matrix Bulan Mei 2012 ............................. 81
8. Perhitungan Objective Matrix Bulan Juni 2012 ............................. 82
9. Perhitungan Objective Matrix Bulan Juli 2012 .............................. 83
10. Perhitungan Objective Matrix Bulan Agustus 2012 ...................... 84

xii
11. Perhitungan Objective Matrix Bulan September 2012 .................. 85
12. Perhitungan Objective Matrix Bulan Oktober 2012 ...................... 86
13. Perhitungan Objective Matrix Bulan November 2012................... 87
14. Perhitungan Objective Matrix Bulan Desember 2012 ................... 88
15. Perhitungan Objective Matrix Bulan Januari 2013 ........................ 89
16. Perhitungan Objective Matrix Bulan Februari 2013 ...................... 90
17. Perhitungan Objective Matrix Bulan Maret 2013 .......................... 91
18. Perhitungan Objective Matrix Bulan April 2013 ........................... 92
19. Perhitungan Objective Matrix Bulan Mei 2013 ............................. 93
20. Perhitungan Objective Matrix Bulan Juni 2013 ............................. 94
21. Perhitungan Objective Matrix Bulan Juli 2013 .............................. 95
22. Perhitungan Objective Matrix Bulan Agustus 2013 ...................... 96
23. Perhitungan Objective Matrix Bulan September 2013 .................. 97
24. Perhitungan Objective Matrix Bulan Oktober 2013 ...................... 98
25. Perhitungan Objective Matrix Bulan November 2013................... 99
26. Perhitungan Objective Matrix Bulan Desember 2013 ................... 100

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Persaingan industri yang semakin ketat saat ini menuntut perusahaan
harus bekerja secara profesional, efektif dan efisien. Bukan hal yang
mudah bagi dunia industri manufaktur menghadapi tantangan seperti ini.
Baik itu perusahaan skala besar agar terus bisa berkembang serta
perusahaan skala kecil agar bisa mempertahankan kelangsungan usahanya.
Semua faktor yang terkait dengan hal tersebut tentu akan diberdayakan
semaksimal mungkin. Mulai dari sumber daya manusia (SDM), kualitas
produk, bahan baku, hingga efisiensi produksi yang ditimbulkan.

Tersedianya informasi yang sangat luas dan mudah mengkondisikan


konsumen pada banyak pilihan, sehingga mengakibatkan semakin
meningkatnya harapan–harapan konsumen terhadap kecepatan barang
yang diorder sampai ke tangan mereka. Hal ini tentu berpengaruh kepada
sistem produksi suatu perusahaan yang dituntut untuk meningkatkan
kapasitas produksi dalam waktu seminimal mungkin. Ketika ada masalah
dalam sistem produksinya tentu akan berdampak besar terhadap hasil
akhir (output) suatu perusahaan yang pada akhirnya akan berdampak pada
ketepatan pengiriman barang yang dipesan. Oleh karena itu diperlukan
suatu sistem pengukuran kinerja bagian produksi untuk mengukur
seberapa besar produktivitas perusahaan tersebut secara keseluruhan.

PT. KKM Cikarang adalah salah satu perusahaan manufaktur dengan tipe
industri “make to order” yang bergerak di bidang pembuatan karton box
untuk wilayah Cikarang yang pemasaran produknya sudah mencapai pasar
internasional. Konsumen besar yang bekerja sama dengan perusahaan ini
antara lain Unilever dan Wings grup. Dari data yang dikumpulkan

1
diketahui dari tahun 2011 – 2013 secara rata-rata produksi karton box
perusahaan tidak mampu mencapai targetnya seperti grafik di bawah ini.

Production Volume 2011-2013


Target Aktual
30.000 27.618
26.545
24.460 25.163
25.000 23.169
21.329
19.376
20.000
16.650
15.251
15.000 13.898
13.705
12.609

10.000

5.000

0
Corr'11 Converting'11 Corr'12 Converting'12 Corr'13 Converting'13

Gambar 1.1 Production volume karton box PT.KKM Cikarang tahun


2012–2013
Sumber : data internal perusahaan yang diolah

Grafik di atas memperlihatkan bahwa pencapaian target produksi hanya


bisa dilakukan pada tahun 2013 pada seksi converting. Tentunya dengan
kondisi seperti itu akan berdampak secara langsung terhadap hasil (output)
dalam sistem produksinya.

PT. KKM Cikarang adalah perusahaan yang ingin mendapatkan pasar


yang lebih baik lagi dalam hal pembuatan karton box di dalam negeri dan
juga di luar negeri dengan mengefisienkan dan mengefektifkan
penggunaan sumber daya yang ada tanpa mengurangi output dari proses
yang diharapkan.

Untuk itu pengukuran produktivitas dengan melibatkan faktor-faktor yang


terkait dengan itu haruslah dilakukan. Dengan harapan akan menjadi suatu
tolak ukur bagi perusahaan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan

2
yang dicapai oleh perusahaan. Selain itu juga untuk menciptakan tindakan
dan upaya peningkatan produktivitas secara berkesinambungan di masa
yang akan datang.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat masalah-masalah yang


berkaitan dengan penelitian ini. Masalah tersebut jika diidentifkasikan
antara lain adakah hubungan antara proses produksi karton box dengan
indeks produktivitas departemen produksi PT.KKM Cikarang. Selain itu
ada indikasi bahwa efisiensi, efektivitas dan kualitas mempengaruhi
indeks produktivitas departemen produksi PT.KKM Cikarang.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka dapat


dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana proses produksi karton box pada PT.KKM Cikarang?
2. Bagaimana indeks produktivitas departemen produksi PT. KKM
Cikarang?

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mempunyai


tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Tujuannya adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui proses produksi karton box pada PT. KKM
Cikarang.
2. Untuk mengetahui indeks produktivitas departemen produksi PT.
KKM Cikarang.

3
1.5. Lingkup dan Batasan Penelitian

Agar penulisan dapat berjalan dengan baik dan sesuai alur, dengan ini
diberikan batasan-batasan dalam penelitian, yaitu:
1. Tidak ada perubahan yang berarti pada manajemen perusahaan dan
departemen terkait selama penelitian berlangsung.
2. Penelitian difokuskan pada proses produksi selama tahun 2012-
2013 di PT.KKM Cikarang.

1.6. Definisi Istilah


Beberapa istilah yang digunakan penulis antara lain:
1. Produktivitas adalah perbandingan antara hasil keluaran dan hasil
masukan.
2. Indeks produktivitas adalah perbandingan antara nilai produktivitas
periode berjalan dengan periode sebelumnya.
3. OMAX (Objective Matrix) adalah suatu sistem pengukuran
produktivitas parsial yang dikembangkan untuk memantau
produktivitas di tiap bagian perusahaan dengan melibatkan kriteria-
kriteria produktivitas yang sesuai atau berhubungan dengan
keberadaan bagian-bagian tersebut (objektif).
4. Proses produksi adalah urutan kegiatan yang harus dilaksanakan
untuk menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang atau
jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga
kerja, mesin, bahan baku, dan dana agar lebih bermanfaat bagi
kebutuhan manusia.
5. Seksi converting adalah salah satu seksi dalam departemen
produksi yang ada di PT. KKM Cikarang yang bertugas
melanjutkan proses pembuatan karton box dari seksi sebelumnya
seperti memberi cetakan, membuat lidah box, dan lain-lain.
6. Efisiensi adalah kemampuan menjalankan tugas dengan baik dan
tepat (dengan tidak membuang waktu, tenaga, biaya).

4
7. Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih
tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan
cara.

1.7. Signifikansi Penelitian


1.7.1. Secara Akademis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi akademisi dan masyarakat


umumnya yang mempunyai kepentingan atau berhubungan langsung
dengan proses produksi di suatu perusahaan serta bermanfaat bagi
penulis pribadi sebagai penambah wawasan. Selain itu juga hasil
penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi dalam penelitian
selanjutnya dengan data yang lebih lengkap dan ruang lingkup yang
lebih luas.

1.7.2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi para


pengusaha dan jajaran pengambil keputusan di perusahaan dalam
menerapkan kebijakan terkait produktivitas.

1.8. Manfaat Penelitian


1.8.1. Bagi Perusahaan

Diharapkan hasil penelitian ini bisa memberikan informasi serta


masukan bagi departemen produksi PT. KKM Cikarang ketika
melakukan kebijakan penentuan sistem produksi dalam hal peningkatan
produktivitas.

5
1.8.2. Bagi Peneliti

Selain untuk memenuhi tugas akhir, penelitian ini diharapkan bisa


menjadi pembelajaran serta masukan bagi penulis ketika di kemudian
hari menghadapi permasalahan terkait dengan produktivitas kerja.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori


Dalam bab ini akan dijabarkan beberapa teori yang disusun dalam suatu kajian
dengan menghubungkan beberapa teori yang sudah ada dengan permasalahan
yang diteliti. Tinjauan teori ini diharapkan menjadi landasan penulis dalam
penarikan kesimpulan agar dapat menjawab pokok-pokok permasalahan dalam
penelitian ini.

2.1.1. Manajemen Operasi / Produksi

Manajemen operasi menurut Render & Jay (2001) adalah serangkaian kegiatan
yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi
keluaran.

Menurut Assauri (2004) manajemen produksi adalah kegiatan untuk mengatur


dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya yang merupakan
sumber daya manusia, sumber daya alat dan sumber daya dana serta bahan,
secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan (utility)
suatu barang atau jasa.

Menurut Handoko (1993), manajemen operasi dan produksi merupakan usaha-


usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya
faktor produksi dalam proses transportasi bahan mentah dan tenaga kerja
menjadi berbagai produk atau jasa.

Berdasarkan hal di atas bisa disimpulkan bahwa manajemen produksi/operasi


merupakan usaha-usaha pengelolaan secara maksimal penggunaan faktor-
faktor produksi dalam proses perubahan bahan mentah dan tenaga kerja
7
menjadi suatu produk barang atau jasa yang digunakan sebagai usaha untuk
mencapai tujuan dan sasaran organisasi.

2.1.2. Produksi

Menurut Render & Jay (2000), ‘’production is the creation of goals and
services’’, yang artinya produksi adalah proses pembuatan tujuan dan jasa.

Menurut Miller (2000), produksi adalah sebagai penggunaan atau sumber daya
yang mengubah suatu komoditi lainnya yang sama.

Menurut Sukanto (2004), produksi merupakan penciptaan atau penambahan


faedah bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga lebih
bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia.

Menurut Assauri (2004) produksi adalah kegiatan yang mentransformasikan


masukan (input) menjadi keluaran (output), tercakup semua aktivitas atau
kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa, serta kegiatan-kegitana lain yang
mendukung atau menunjang usaha untuk menghasilkan produk tersebut.

Dari pengertian di atas bisa disimpulkan bahwa produksi adalah suatu kegiatan
yang dilakukan untuk menambah nilai guna faktor-faktor produksi sehingga
lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia.

2.1.3. Faktor-faktor Produksi

Menurut Barata (2005), faktor-faktor produksi antara lain:


1. Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang secara langsung
maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor tenaga
kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Berdasarkan
kualitasnya, tenaga kerja dibagi menjadi:
8
a. Tenaga kerja terdidik, adalah tenaga kerja yang memerlukan
pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di bidangnya.
b. Tenaga kerja terampil, adalah tenaga kerja yang memerlukan
kursus atau latihan bidang-bidang ketrampilan tertentu sehingga
terampil di bidangnya.
c. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih, adalah tenaga kerja
yang tidak membutuhkan pendidikan dan latihan dalam
menjalankan pekerjaannya.

2. Bahan baku
Menurut Mulyadi (2007) bahan baku adalah bahan yang membentuk
bagian integral produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam
perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal,
pembelian impor atau dari pengolahan sendiri.

Jenis bahan baku menurut Adisaputro & Marwan (1982), terdiri dari:
a. Bahan baku langsung (direct material)
Merupakan semua bahan baku bagian dari barang jadi yang
dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan mentah
langsung ini mempunyai hubungan erat dan sebanding dengan
jumlah barang jadi yang dihasilkan.

b. Bahan baku tak langsung (indirect material)


Merupakan bahan baku yang ikut berperan dalam proses produksi,
tetapi tidak secara langsung tampak pada barang jadi yang
dihasilkan. Seandainya barang jadi yang dihasilkan adalah meja,
maka kayu merupakan bahan baku langsung sedangkan paku
merupakan bahan mentah tak langsung.
3. Modal / dana yang tersedia
Modal / dana yang tersedia adalah modal kerja yang digunakan dalam
proses produksi. Misalnya biaya pembelian bahan baku, biaya tenaga
kerja dan biaya pemeliharaan mesin. Modal dapat digolongkan
9
berdasarkan sumbernya, bentuknya, pemilikan dan sifatnya.
Penggunaan modal yang tepat mengisyaratkan pengefektifan semua
sumber daya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.

4. Peralatan / teknologi
Semakin canggih peralatan dan teknologi yang digunakan oleh suatu
perusahaan maka akan semakin cepat pula barang yang dihasilkan dan
biaya produksi akan semakin rendah. Tetapi hal ini harus didukung
oleh teknisi internal perusahaan yang ahli dalam bidangnya. Sehingga
ketika ada kerusakan bisa segera terselesaikan dan dengan biaya yang
lebih murah.

2.1.4. Pola Produksi

Menurut Gitosudarmo (2002), ada tiga jenis pola produksi yaitu:


1. Pola produksi konstan, adalah pola produksi dimana jumlah yang
diproduksi setiap hari / minggu selalu sama.
2. Pola produksi bergelombang, adalah pola produksi dimana jumlah
yang dihasilkan setiap hari / minggu / bulan tidak selalu sama.
3. Pola produksi moderat, hampir sama dengan pola produksi
bergelombang hanya saja diusahakan agar gelombang produksi itu
tidak terlalu tajam sehingga dapat mendekati konstan.

2.1.5. Proses Produksi

Proses produksi menurut Assauri (2004) adalah cara, metode dan teknik untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan
menggunakan sumber-sumber (tenaga, kerja, mesin, bahan baku, dana) yang
ada.
Proses produksi dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Proses produksi yang terus-menerus (continous process)

10
Menurut Assauri (2004) proses produksi terus-menerus adalah proses
produksi yang menggunakan mesin dan peralatan yang dipersiapkan untuk
memproduksi produk dalam jangka waktu yang lama/panjang, tanpa
mengalami perubahan untuk jenis produksi yang sama.

Menurut Handoko (2000) proses produksi yang terus-menerus adalah


proses produksi yang memproduksi kumpulan-kumpulan produk dalam
jumlah yang besar dengan mengikuti serangkaian operasi yang sama
dengan kumpulan produk sebelumnya.

Menurut Subagyo (2000) proses produksi terus-menerus adalah proses


produksi yang tidak pernah berganti macam barang yang dikerjakan.
Biasanya juga disebut sebagai proses produksi yang berfokuskan pada
produk.

Ciri-ciri proses produksi terus-menerus menurut Assauri (2004) antara lain:


a. Produk yang dihasilkan dalam jumlah besar (produksi massa) dengan
variasi sangat kecil dan sudah distandarisasi.
b. Biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan berdasarkan
urutan pengerjaan dari produk yang dihasilkan, yang disebut product
lay out atau departementation by product.
c. Mesin-mesin yang dipakai dalam mesin produksi adalah mesin-mesin
yang bersifat khusus untuk menghasilkan produk tertentu, yang dikenal
dengan nama special purpose machines.
d. Karena mesin-mesinnya khusus dan biasanya otomatis dan semi
otomatis, maka pengaruh individual operator terhadap produk yang
dihasilkan kecil sekali, sehingga operatornya tidak perlu mempunyai
keahlian atau skill tinggi untuk pengerjaan produk tersebut.
e. Bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang tetap yang
menggunakan tenaga mesin seperti conveyor.

11
2. Proses produksi terputus-putus (intermittent processes)
Menurut Assauri (2004) proses produksi yang terputus-putus adalah proses
produksi yang menggunakan waktu yang pendek dalam persiapan peralatan
untuk perubahan yang cepat guna menghadapi variasi produk yang
berganti-ganti.

Menurut Handoko (2000) proses produksi terputus-putus adalah suatu


proses produksi yang mempunyai ciri produk dalam kumpulan-kumpulan /
kelompok-kelompok barang yang sejenis dalam interval waktu yang
terputus-putus.

Dikemukakan oleh Subagyo (2000) bahwa proses produksi terputus-putus


digunakan untuk pabrik yang mengerjakan barang bermacam-macam
dengan jumlah setiap macam hanya sedikit. Dikatakan proses produksi
terputus-putus karena perubahan proses produksi setiap saat terputus
apabila terjadi perubahan macam barang yang dikerjakan.

Ciri-ciri proses produksi terputus-putus menurut Assauri (2004) antara lain:


a. Produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil dengan variasi
yang sangat besar (berbeda) dan didasarkan atas pesanan.
b. Biasanya menggunakan sistem, atau cara penyusunan peralatan
berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi atau peralatan yang
sama dikelompokkan pada tempat yang sama yang disebut dengan
process lay out atau departementation by equipment.
c. Mesin yang dipakai dalam proses produksi seperti ini adalah mesin-
mesin yang bersifat umum.
d. Produk yang dihasilkan sangat besar, sehingga operatornya perlu
mempunyai keahlian atau skill yang tinggi dalam pengerjaan produk.
e. Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang
mudah dipindahkan oleh manusia seperti kereta dorong atau forklift.

12
2.1.6. Produktivitas

Kata produktivitas pertama kali disebutkan dalam artikel oleh Quesnay pada
tahun 1766. Lebih dari seabad kemudian, pada tahun 1883, Littre
mendefinisikan produktivitas sebagai kemampuan untuk memproduksi, yang
berarti keinginan untuk menghasilkan sesuatu.

Menurut Render & Jay (2007), produktivitas adalah perbandingan antara


output (barang dan jasa) dibagi dengan satu atau lebih input (seperti tenaga
kerja, modal, atau manajemen).

Menurut Anoraga & Suyati (1995) produktivitas mengandung pengertian yang


berkenaan dengan konsep ekonomis, filosofis dan sistem. Sebagai konsep
ekonomis, produktivitas berkenaan dengan usaha atau kegiatan manusia untuk
menghasilkan barang dan jasa yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan
manusia dan masyarakat pada umumnya. Sebagai konsep filosofis,
produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu
berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan dimana keadaan hari ini harus
lebih baik dari hari kemarin. Dan sebagai konsep sistem, memberikan
pedoman pemikiran bahwa pencapaian suatu tujuan harus ada kerjasama atau
keterpaduan dari unsur-unsur yang relevan sebagai sistem.

Menurut Wignjosoebroto (2003), pada hakekatnya produktivitas kerja akan


banyak dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
1. Faktor teknis, yaitu berhubungan dengan pemakaian dan penerapan
fasilitas produksi secara lebih baik, penerapan metode kerja yang lebih
efektif serta efisiensi dan penggunaan input yang lebih ekonomis.
2. Faktor manusia, yaitu faktor yang mempunyai pengaruh terhadap
usaha-usaha yang dilakukan manusia dalam menyelesaikan pekerjaan
menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Di sini hal pokok penentu
adalah motivasi kerja yang memerlukan pendorong ke arah kemajuan
dan peningkatan prestasi kerja seseorang.
13
2.1.7. Unsur Produktivitas

Menurut Kadarusman (2001) ada tiga unsur produktivitas yang harus


dipahami, yaitu:
1. Efisiensi
Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan penggunaan
masukan yang direncanakan dengan penggunaan masukan yang
sebenarnya terlaksana. Pengertian efisiensi berorientasi ada masukan
atau ukuran penghematan pemakaian sumber-sumber produksi
ataupun kegiatan organisasi, seperti penghematan dalam pemakaian
bahan, listrik, uang, tenaga kerja, waktu, ruangan, air, dan sebagainya.

2. Efektivitas
Efektivitas menunjukkan sejauh mana target dapat tercapai, baik
secara kuantitas maupun waktu. Makin besar presentase target
tercapai, makin tinggi tingkat efektivitasnya. Konsep ini berorientasi
pada keluaran. Peningkatan efektivitas belum tentu dibarengi dengan
peningkatan efisiensi dan demikian pula sebaliknya.

3. Kualitas
Produktivitas merupakan ukuran kualitas. Kualitas masukan dan
kualitas proses akan meningkatkan kualitas keluaran. Keluaran yang
berkualitas baik akan meningkatkan rasio output per input dalam nilai
atau nilai tambah, berarti meningkatkan daya saing atau produktivitas.

2.1.8. Pengukuran Produktivitas


Pengukuran pada model OMAX (Objective Matrix) dikembangkan oleh James
L. Riggs di Oregon State University. OMAX menggabungkan kriteria-kriteria
produktivitas ke dalam suatu bentuk yang terpadu dan berhubungan satu sama
lain. Diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 90-an. OMAX bisa
dikatakan sebagai suatu sistem pengukuran produktivitas parsial yang
dikembangkan untuk memantau produktivitas di suatu perusahaan atau di tiap
14
bagian saja, dengan rasio produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian
tersebut. Dalam OMAX diharapkan aktivitas seluruh personil perusahaan
untuk turut menilai, memperbaiki dan mempertahankan. Menurut Christopher
(2003) kegunaan OMAX antara lain:

1. Sebagai sarana pengukuran produktivitas.


2. Sebagai alat untuk memecahkan masalah produktivitas.
3. Alat pemantau pertumbuhan produktivitas.

Kebaikan model OMAX dalam pengukuran produktivitas perusahaan antara


lain:
1. Relatif sederhana dan mudah dipahami.
2. Mudah dilaksanakan dan tidak memerlukan keahlian khusus.
3. Datanya mudah diperoleh.
4. Lebih fleksibel tergantung pada masalah yang dihadapi.

Gambar 2.1 Objective Matrix (OMAX)


Sumber: Adisucipto (2004)

Dalam penyusunan matrik OMAX, menurut Parung (1999) ada 3 langkah


utama yang harus dilakukan, antara lain:

15
1. Defining
Langkah ini dilakukan pendefinisian dari kriteria produktivitas yang ingin
diteliti. Kriteria ini sebaiknya independen dan mudah diukur. Ukuran /
dimensi, yang berkaitan dengan volume dan waktu, harus ditetapkan
dengan baik. Cara pengukuran dan pengambilan data juga harus ditetapkan.
Kriteria yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Kriteria produktivitas, adalah kriteria yang menjadi ukuran


produktivitas pada bagian atau departemen yang akan diukur
produktivitasnya, dan kriteria produktivitas sebaiknya lebih dari satu.
Ada enam kategori umum yang menyatakan manusia, unit-unit kerja,
atau kontribusi total organisasi terhadap produktivitas, yaitu:
i. Kuantitas – jumlah item yang diproduksi atau suatu ukuran dari
ketersediaan pelayanan (maksimalisasi output).
ii. Kualitas - ketepatan atau indikator inferensial dari kualitas produk
atau ketersediaan pelayanan.
iii. Ketepatan waktu – sejauh mana aktivitas atau fungsi diselesaikan
menurut rencana atau jadwal (menghilangkan aktivitas
menunggu).
iv. Produksi - tingkat efisiensi dari proses transformasi (minimalisasi
input dan menghindari pemborosan).
v. Pemanfaatan – efektivitas sejauh mana sumber daya kritis
dimanfaatkan (ketersediaan dari orang dan mesin).
vi. Sifat kelompok – sifat individu dan organisasi yang memberikan
sumbangan pada criteria produktif (seperti keselamatan,
pengembalian, dan absensisme).
Dua atau tiga rasio dapat dihitung dalam satu kategori, seperti kualitas,
atau sebuah kategori dapat ditolak jika tidak mempengaruhi
produktivitas dalam situasi yang diberikan.

b. Performansi sekarang, adalah nilai tiap produktivitas sebenarnya


berdasarkan pengukuran selama periode ditetapkan.
16
2. Quantifying
Adalah badan dari matriks yang berisi tentang tingkat pencapaian dari
kriteria produktivitas. Matriks-matriks ini memiliki beberapa skala
penilaian, antara lain:
a. Level 10, berisi tingkat pencapaian realistis optimal yang mungkin
dicapai.
b. Level 3, berisi tingkat performansi pada waktu awal pengukuran.
c. Level 0, berisi tingkat pencapaian terburuk yang mungkin terjadi.
Diantara level 0 sampai level 10 terdapat level 1-9, yang berisi kisaran
pencapaian dari nilai terjelek sampai nilai optimal.
Level 1 dan 2 diperoleh dari interpolasi nilai level 0 dan 3, dan level 4-9
diperoleh dari interpolasi nilai level 3 dan 10.
Anggota dari grup kerja yang dibentuk seharusnya berpartisipasi dalam
penentuan level-level tersebut.

3. Monitoring
Pada dasarnya matriks adalah perhitungan dari performance indicator
(indikasi unjuk kerja), hasil dari perhitungan ini terletak di bagian paling
bawah dari martiks. Pengamatan terdiri dari:
a. Score (skor)
Nilai level dimana nilai pengukuran produktivitas berada. Misalnya,
jika output / jam sama dengan 100 terletak pada level 5, maka skor
untuk pengukuran itu adalah 5. Jika terdapat pengukuran yang tidak
tepat sesuai dengan angka pada matriks, maka harus dilakukan
pembulatan ke bawah.
b. Weight (bobot)
Besarnya bobot dari setiap kriteria mempunyai pengaruh yang berbeda-
beda terhadap tingkat produktivitas yang diukur. Maka dari itu perlu
dicatat prosentase kepentingan total produktivitas.
c. Value (nilai)

17
Nilai yang dihasilkan dari perkalian skor pada kriteria tertentu dengan
bobot kriteria tersebut.
d. Performance Indicators
Pada bagian ini terdapat 3 bagian, yaitu:
i. Current = jumlah nilai semua kriteria pengukuran
ii. Previous = jumlah pengukuran sebelumnya.
iii. Indeks Produktivitas (IP) = perbandingan antara periode yang
diukur dengan periode sebelumnya (untuk mengetahui apakah
terjadi peningkatan atau penurunan produktivitas). Rumusnya
adalah:

Dimana:
IP = indeks produktivitas (productivity index)
Current = nilai kriteria saat pengukuran
Previous = nilai kriteria periode berikutnya

2.1.9. Hubungan produktivitas dengan efisiensi dan efektivitas

Dua hal penting dari produktivitas adalah efisiensi dan efektivitas. Efisiensi
berkaitan dengan seberapa baik berbagai masukan itu dikombinasikan atau
bagaimana pekerjaan itu dilaksanakan. Ini merupakan suatu kemampuan untuk
bagaimana mendapatkan hasil yang lebih banyak dari jumlah masukan yang
paling minimum. Hal ini berarti bagaimana mencapai suatu tingkat volume
produksi tertentu yang berkualitas tinggi, dalam waktu singkat, dengan tingkat
pemborosan yang lebih kecil. Sedangkan efektivitas, berkaitan dengan apakah
hasil-hasil yang diharapkan atau tingkat keluaran itu dapat dicapai atau tidak.
Produktivitas yang tinggi berarti hasil produksi yang tinggi dapat dicapai
dengan ongkos yang rendah. Hal ini sesuai dengan prinsip ekonomi yang
berbunyi,’’memperoleh hasil setinggi-tingginya dengan mengorbankan
sekecil-kecilnya’’. Bahasa operasionalnya berarti bekerja secara ekonomis

18
sama dengan bekerja secara produktif. Hal ini sesuai dengan prinsip
produktivitas menurut Render & Jay (2007), yang jika dirumuskan adalah
sebagai berikut:

2.1.10. Hubungan produktivitas dengan kinerja

Jika produktivitas adalah konsep spesifik yang berhubungan dengan rasio


antara keluaran dan masukan (output & input), maka kinerja merupakan
terminologi yang mencakup hampir semua tujuan dari kompetisi dan proses
produksi yang baik seperti biaya, fleksibilitas, kecepatan, kehandalan, dan
kualitas.
Dalam gambar, berbagai objektif dari kinerja dan memberikan efek besar
terhadap produktivitas dalam sebuah operasi:
1. Operasi berkualitas tinggi, tidak membuang waktu atau melakukan
tindakan yang berulang. Pelanggan juga tidak dikecewakan dengan
pelayanan yang buruk.
2. Operasi yang cepat, mengurangi tingkat inventori dalam proses antar
operasi, dan juga mengurangi biaya administratif.
3. Operasi yang handal, dapat diandalkan untuk mengirim sesuai dengan
rencana.
4. Operasi yang fleksibel, dapat beradaptasi dengan cepat terhadap
perubahan tanpa mengganggu kegiatan operasi yang lainnya.

19
External effect of the five
performance objectives
Low price, high
margin, or both

Short delivery
lead time cost Dependable
delivery

High total
speed Reliable
productivity
operation
dependability

Fast
Internal effect of the five
throughput
performance objectives

Ability to
Error free change
process flexibility

Frequent new products


quality wide product range
volume and delivery
adjustment

On-spesification
product or services

Gambar 2.3 Hubungan Produktivitas dengan Kinerja


Sumber: N. Slack, S. Chambers, R. Johnson, (2001)

2.2. Penelitian Terdahulu

Metode analisis pada penelitian ini merujuk pada penelitian oleh Fitri Agustina
dan Nina Aris Riana yang berjudul ‘’Analisis Produktivitas dengan Metode
Objective Matrix (OMAX) di PT. X’’, dimuat dalam jurnal Teknik dan
Manajemen Industri Vol.6 No.2 Desember 2011. Disimpulkan bahwa
berdasarkan hasil pengukuran produktivitas kerja dengan metode OMAX kriteria
yang perlu ditingkatkan adalah rasio antara total produk yang dihasilkan dengan
jumlah jam kerja yang tersedia. Cara peningkatannya bisa dengan meningkatkan
jumlah produksi, mengurangi produk cacat dengan pengawasan yang baik,
memanfaatkan jam kerja secara optimal, dan melakukan perawatan intensif
terhadap mesin.

20
Rahajeng Mustika W dalam penelitian tugas akhir berjudul ‘’Pengukuran
Produktivitas Tenaga Kerja dengan Metode OMAX (Objective Matrix) di
Industri GNP Snack’’ menyimpulkan bahwa nilai indicator performance
tertinggi ada di bulan Desember 2012 dengan kenaikan tingkat produktivitas
terhadap indikator awal sebesar 68,023% dan terendah terjadi di bulan Agustus
dengan penurunan tingkat produktivitas sebesar -60,465% dari indikator awal.
Usulan perbaikan dalam rangka meningkatkan produktivitas antara lain
meningkatkan jumlah produksi, memanfaatkan jam kerja secara optimal. Selain
itu, dengan peningkatan disiplin kerja dan motivasi pekerja, penetapan standar
kerja, peringatan yang tegas dan pemberian sanksi bagi pekerja yang berturut-
turut absen.

Kemudian penelitian juga dlakukan oleh Qoiril Pinan Dipa, 2012, yang berjudul
‘’Tinjauan Efisiensi dan Efektivitas Proses Produksi terhadap Tingkat
Optimalisasi Produktivitas pada PT. Vinsa Mandiri Utama Sukoharjo’’,
jurusan Manajemen Bisnis Universitas Sebelas Maret. Menuliskan bahwa tingkat
produktivitas selama dua bulan perusahaan mencapai 86,66%, untuk tingkat
efisiensi proses produksi mencapai 91,8%, dan kapasitas optimal perusahaan
mencapai 97,6%. Besarnya hasil pengukuran tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya adalah faktor tenaga kerja, mesin dan bahan baku. Untuk
menjaga konsistensi pencapaian produktivitas tersebut langkah-langkah yang
harus diambil perusahaan diantaranya dengan meningkatkan fungsi pengawasan
terhadap proses produksi meliputi kinerja karyawan dan pemeliharaan terhadap
mesin atau alat pendukung proses produksi.

21
2.3. Kerangka Pemikiran

Efisiensi (X1)
Pemakaian listrik
Output per orang
Penggunaan jam

Efektivitas (X2)
Produk OK
Komplain produk cacat Produktivitas (y)

Inferensial (X3)
Absensi karyawan
Kerusakan mesin

Gambar 2.2 Kerangka Teori Objective Matrix (OMAX)


Sumber: Kadarusman (2011)

Gambar di atas menunjukkan bahwa untuk variabel bebas terdiri dari tujuh item
yang dikelompokkan menjadi tiga kriteria, yaitu efisiensi, efektivitas dan
inferensial. Seluruh item tersebut menjadi penentu nilai produktivitas yang akan
menjadi variabel terikatnya.

22
BAB III
METODOLOGI

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur, teknik, alat, serta desain
penelitian yang digunakan. Desain penelitian harus cocok dengan pendekatan
penelitian yang dipilih. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan metode
deskriptif.

Menurut Sugiono (2009) yang dimaksud dengan metode deskriptif adalah


suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu
kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-
fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang akan diselidiki.

Analisis dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan metode OMAX


sebagai analisa datanya.

3.2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penjabaran masing-masing variabel terhadap


indikator-indikator yang membentuknya. Menurut Sugiono (2009) variabel
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau
ditarik kesimpulannya.

Kegunaan variabel penelitian antara lain:


1. Untuk mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data.
23
2. Untuk mempersiapkan metode analisis/ pengolahaan data.

Dari pengertian di atas, maka variabel-variabel dalam penelitian ini adalah


sebagai berikut:

3.2.1. Variabel bebas (Independent variable)

Menurut Sugiono (2009), variabel bebas adalah variabel yang


mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya
variabel terikat.

Maka dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (independent


variable) adalah pemakaian listrik, output per orang, penggunaan jam,
produk OK, komplain produk rusak, absensi karyawan, dan kerusakan
mesin.

3.2.2. Variabel terikat (Dependent variable)

Menurut Sugiono (2009), variabel terikat merupakan variabel yang


dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (dependent variable)


adalah produktivitas kerja.

3.3. Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dilakukan untuk memperoleh


data dan keterangan-keterangan pendukung penelitian ini. Dalam hal ini
penulis menggunakan jenis data sekunder.

24
1. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang yang digunakan perusahaan yang bukan
pengolahnya. Data yang diperoleh penulis adalah data tentang
perkembangan perusahaan meliputi company profile, struktur organisasi,
aliran koordinasi, data hasil produksi, data produk OK, data produk
cacat, data jumlah karyawan, data pemakaian Kwh listrik, data waktu /
jam tersedia, data waktu / jam lembur, data jumlah absensi karyawan,
data jumlah jam kerusakan mesin, dan data jumlah jam normal.

Sedangkan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:


1. Studi lapangan, yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan
survey langsung ke pabrik yang bertujuan untuk mengidentifikasi
masalah yang dihadapi. Dalam hal ini adalah observasi langsung.
Observasi dilakukan langsung di PT. Kati Kartika Murni Cikarang
untuk melihat aktivitas produksi secara keseluruhan.

Terdapat dua jenis data yang dikumpulkan berdasarkan kedua metode tersebut,
yaitu data umum dan data khusus. Data umum perusahaan yang dikumpulkan
adalah data sejarah perusahaan, data struktur organisasi dan ketenagakerjaan,
serta data sistem kerja bagian pemeliharaan. Sedangkan data khususnya adalah
data produksi tahunan perusahaan (production volume), data produk cacat, data
produk baik, data kehadiran, data karyawan, data jam kerja, data jam lembur,
data kerusakan mesin, dan data jam mesin normal.

3.4. Design Sampel Penelitian

Menurut Sugiono (2004), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dari penelitian ini adalah karyawan dan seluruh hasil produksi
PT.KKM Cikarang.

25
Menurut Supranto (2004), sampling adalah suatu cara pengumpulan data yang
sifatnya tidak menyeluruh, artinya tidak mencakup seluruh objek penelitian
tetapi hanya sebagian dari populasi tersebut. Dan untuk sample-nya adalah
departemen produksi dalam kurun waktu 2012-2013.Untuk lebih jelasnya
tentang design penelitian akan dijelaskan dalam gambar di bawah ini.

Mulai

Observasi Awal dan Identifikasi Masalah

Rumusan Masalah

Studi Pustaka

Menetapkan Tujuan

Pengolahan Data dengan Metode OMAX:


1. Penetapan Periode Pengukuran Data dan Pengumpulan Data
2. Penentuan Rasio Produktivitas
3. Penentuan Nilai Standar Awal & Target (level 3 & level 10)
4. Penentuan Nilai Terendah (level 0)
5. Penentuan Nilai Realistis (level 1-2 dan level 4-9)
6. Penentuan Score, Weight, Value
7. Penentuan Produktivitas Total

Evaluasi Indeks Produktivitas

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Kerangka Teoritis Analisa dan Penghitungan Produktivitas


dengan Metode OMAX
Sumber: Dipa (2012), Tamtomo (2008)

26
3.5. Analisa Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan


metode OMAX, yang langkah-langkahnya sebagai berikut:

3.5.1. Penetapan periode pengukuran dan pengumpulan data

Analisis dengan metode OMAX dilakukan terhadap data yang terkumpul


dari hasil pencatatan yang dilakukan selama 2 tahun, sejak tahun 2012 s/d
2013. Berikut adalah data-data yang telah dikumpulkan:

a. Data hasil produksi f. Data waktu / jam yang tersedia


b. Data produk baik g. Data waktu / jam lembur
c. Data produk cacat h. Data jumlah absensi tenaga kerja
d. Data jumlah tenaga kerja i. Data jumlah jam kerusakan mesin
e. Data pemakaian Kwh listrik j. Data jumlah jam normal

3.5.2. Penentuan rasio produktivitas

Data yang telah dikumpulkan kemudian disusun menjadi kriteria


produktivitas (rasio). Kriteria ditentukan berdasarkan hasil wawancara
dengan manajemen terkait. Kriteria-kriteria yang akan diukur meliputi:
1. Kriteria efisiensi
Menunjukkan bagaimana penggunaan sumber daya perusahaan,
seperti tenaga kerja, energi, material, serta modal yang sehemat
mungkin.

2. Kriteria efektivitas
Menunjukkan bagaimana perusahaan mencapai hasil bila dilihat
dari sudut akurasi dan kualitasnya.

27
3. Kriteria inferensial
Menunjukkan suatu kriteria yang secara tidak langsung
mempengaruhi produktivitas tetapi bila diikutsertakan dalam
matriks dapat membentuk memperhitungkan variabel yang
mempengaruhi faktor-faktor yang mayor.

Rumus dari masing-masing rasio bisa dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Rasio Produktivitas


No Kriteria Rasio Produktivitas
1

2
Efisiensi

Efektivitas
5

Inferensial
7

Sumber: Dipa (2012), Tamtomo (2008), Nopiandi (2013), Sirajudin, Putri, Koko
(2011)

Penjelasan dari masing-masing rasio di atas adalah:


1. Rasio pemakaian listrik. Menunjukkan banyaknya total produk yang
dihasilkan dibandingkan dengan jumlah pemakaian listrik dalam
satuan pcs/kwh. Angka ini akan semakin baik apabila menunjukkan
nilai semakin besar. Untuk perhitungan ini digunakan data jumlah
poduksi yang digunakan dan pemakaian listrik tiap bulan.

28
2. Rasio output per orang. Menggunakan data total produk yang
dihasilkan dan data jumlah tenaga kerja dalam satuan orang/pcs.
Semakin besar nilainya akan semakin baik tingkat efisiensinya.
3. Rasio penggunaan jam lembur. Menggunakan data total jam lembur
dan total jam normal dalam satuan persen (%). Akan semakin baik jika
nilai yang dihasilkan dari perhitungan ini kecil.
4. Rasio produk cacat. Menggunakan data total produk yang diperbaiki
(cacat) dan total produk yang dihasilkan secara keseluruhan (bruto)
dalam satuan persen (%). Jika angka yang dihasikan dari rasio ini kecil
maka akan semakin baik tingkat efektivitasnya.
5. Rasio komplain produk rusak. Menggunakan data total produk yang
diperbaiki (cacat) dan data total produk baik (ok) dalam satuan persen
(%). Efektivitas akan semakin baik jika nilai yang dihasilkan akan
semakin kecil.
6. Rasio absensi karyawan. Menggunakan data jumlah absensi
(kehadiran) pekerja dan total pekerja dalam satuan persen (%). Jika
angka yang dihasilkan kecil maka akan semakin baik.
7. Rasio kerusakan mesin. Menggunakan data total jam kerusakan mesin
dan total jam mesin normal dalam satuan persen (%). Semakin kecil
nilai yang dihasilkan dari perhitungan ini akan semakin baik.

3.5.3. Penentuan nilai standar awal dan target (level 3 & level 10)

Penentuan standar awal (level 3) ini dibuat dengan maksud agar


digunakan sebagai acuan awal dari produktivitas PT. KKM Cikarang.
Perhitungan diambil dari rata-rata rasio selama 6 bulan pertama di
tahun 2012.

29
Target produktivitas (level 10) yang ingin dicapai perusahaan
berdasarkan hasil wawancara dengan pemegang keputusan di
perusahaan adalah sebesar 40%. Target akan ditempatkan pada skor 10
pada tabel perhitungan OMAX. Cara penentuan target adalah sebagai
berikut:
a. Menentukan nilai tertinggi tiap rasio.
b. Memasukkan nilai tertinggi tiap rasio pada rumus.
Rumus untuk target rasio 1 & rasio 2:

( )

Rumus untuk target rasio 3 – 7 :

Dari rumus di atas ada perbedaaan pada perhitungan antara rasio 1,2
dengan rasio 3,4,5,6,7. Hal ini disebabkan rasio 1 & 2 nilai targetnya
berbanding lurus, yaitu semakin besar berarti semakin baik.
Sedangkan rasio 3,4,5,6 nilai targetnya berbanding terbalik, yaitu
semakin kecil nilai akan semakin baik.

3.5.4. Penentuan nilai terendah (level 0)

Level 0 ditentukan berdasarkan nilai paling rendah dari tiap rasio. Bisa
dikatakan sebagai nilai pencapaian terburuk perusahaan dalam kurun
waktu yang telah ditentukan.

3.5.5. Penentuan nilai realistis (level 1-2 & level 4-9)

Perhitungan skala interval 1-2 dan 4-9 dapat dihitung dengan rumus:
( )
( )
( )

30
( )
( )
( )

3.5.6. Penentuan Score, Weight, Value

Skor adalah level yang menunjukkan nilai produktivitas perusahaan pada


saat pengukuran. Menentukan skor aktual pada tabel matriks adalah
dengan cara menentukan nilai yang terdekat antara baris nilai aktual setiap
rasio dengan kolom level.

Bobot tiap rasio ditentukan berdasarkan wawancara dengan pemegang


keputusan di perusahaan ini. hasilnya untuk pembobotan tiap rasio ada
pada tabel 3.2 halaman berikutnya.

31
Tabel 3.2 Bobot Tiap Rasio
Skala Bobot
Rasio Deskripsi
Prioritas (%)

1 7 3,57

2 2 21,43

3 3 17,86

4 6 7,14

5 5 10,71

6 4 14,29

7 1 25,00

Total 100
Sumber: data sekunder yang diolah

3.5.7. Penentuan produktivitas total

Produktivitas total didapatkan dengan menjumlahkan semua nilai


produktivitas tiap rasio. Hasilnya untuk mengetahui sejauh mana
produktivitas perusahaan dalam angka selama kurun waktu tertentu.

Produktivitas total =
nilai produktivitas rasio 1+…..+ nilai produktivitas rasio 7

3.5.8. Analisis indeks produktivitas

Analisis dilakukan dengan membandingkan hasil produktivitas total bulan


pertama dengan bulan berikutnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

32
apakah tiap bulan itu mengalami peningkatan atau penurunan
produktivitas. Selain itu untuk mengevaluasi penyebab menurunnya
produktivitas total periode terburuk.

33
BAB IV
ANALISA DAN INTERPRETASI

4.1. Profil Perusahaan

PT. Kati Kartika Murni adalah salah satu anak perusahaan dari Asia Pulp
and Paper, Sinar Mas yang bergerak di bidang manufaktur karton box.
Berlokasi di Kp. Bangkongreang, RT. 01/01, Ds. Wangunharja, Cikarang
Utara, Bekasi 17520 Indonesia. Merupakan cabang dari PT. KKM
Karawaci sehingga SIUP dengan no. 255/10-04/PB/VI/1993 yang
dipakaipun masih menggunakan alamat Karawaci. Berstatus PMDN atau
Penanaman Modal Dalam Negeri berdiri di atas lahan seluas 20.000 m².

Visi perusahaan ini adalah,’’ menjadi perusahaan terbaik pilihan


pelanggan dengan memberikan solusi yang tepat untuk kebutuhan
kemasan kertas’’. Sedangkan misinya adalah,’’ memenuhi kepuasan
pelanggan dengan terus menyediakan produk berkualitas prima melalui
produktivitas tinggi dengan memperhatikan dampak sosial dan
lingkungan’’. PT. KKM Cikarang mempunyai 4 filosofi, yaitu:

1. Sumber daya manusia merupakan kunci keberhasilan.


2. Kami harus menyeimbangkan kebutuhan lingkungan dan sosial
dengan kebutuhan perusahaan untuk mempertahankan operasi.
3. Kami harus mengembangkan karyawan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan.
4. Kami tidak hanya bertanggung jawab kepada pemegang saham kami,
namun juga untuk masyarakat luas.

Selain itu PT. KKM Cikarang juga mempuyai 5 kekuatan perusahaan,


yaitu:

34
1. Produk berkualitas tinggi.
2. Ketersediaan stok bahan baku.
3. Memiliki mesin corrugator sendiri dengan kapasitas produksi yang
tinggi.
4. Lokasi strategis dengan akses mudah.
5. Sarana transportasi punya sendiri.

Untuk mengelola perusahaan dengan baik dan optimal terutama terhadap


sumber daya manusia, perusahaan menerapkan manajemen yang
dituangkan dalam bentuk struktur organisasi yang terdapat pada halaman
lampiran. Struktur organisasi ini berupa kerangka yang mewujudkan suatu
pola dari hubungan antara kedudukan dan peranan dalam suatu kerjasama.
Setiap kedudukan tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri sehingga
tiap-tiap individu mengetahui tugas, wewenang serta tanggung jawab
sesuai dengan tujuan perusahaan.

Salah satu departemen vital dalam perusahaan ini adalah departemen


produksi yang merupakan pusat dari semua kegiatan produksi di
perusahaan. Dalam departemen produksi, terdapat tiga seksi yang saling
terkait. Yaitu seksi corrugator, seksi converting dan seksi maintenance.
Masing-masing tugas dan wewenangnya adalah:

1. Corrugator & Converting


a. Untuk merencanakan strategi produksi dan mengoptimalkan hasil
yang akan dicapai sehingga dapat mencapai bahkan melebihi target
produksi.
b. Untuk mengembangkan bawahan dan mengoptimalkan sumber
daya manusia (SDM) yang ada.
c. Merencanakan dan meningkatkan kemampuan bawahan untuk
menjamin kerjasama team.
d. Memonitor hasil produksi untuk mengetahui kualitas dan kuantitas
yang dihasilkan.
35
2. Maintenance & Utility
a. Mensinergikan preventif dan korektif maintenance, kekuatan
mesin, daya listrik, dan ketersediaan sparepart.
b. Menjamin, memastikan, dan menjaga agar mesin-mesin dapat
digunakan secara optimal, sehingga menunjang pada produk / hasil
yang berkualitas, berkuantitas, dan bersaing.

Untuk menunjang kelancaran produksinya, perusahaan mempunyai


beberapa mesin seperti dalam tabel berikut.

Tabel 4.1 Daftar Mesin-mesin di PT. KKM Cikarang


Nama Mesin Spesifikasi Jumlah
Corrugator Yu Lei Machinery Co Ltd, lebar 1.8m, 1 unit
kapasitas 2500 MT/month.
Flexo Lian Tiee 4 warna + die cut, kapasitas 1000 1 unit
MT/month.
Lian Tiee 4 warna, kapasitas 1000 1 unit
MT/month 1 unit
TCY 3 warna, kapasitas 500 MT/month
Long Way Chuang Tong, kapasitas 400 MT/month 1 unit
Folding & Vegatronics-Italy, kapasitas 500 MT/month 1 unit
Gluing Chong Yong-Korea, kapasitas 1000 1 unit
MT/month
Semi Auto Mosca-Germany, kapasitas 2000 MT/month 3 unit
Strapping Syspex-Swiss, kapasitas 500 MT/month 1 unit
Slitter Manual Taiwan, kapasitas 500 MT/month 3 unit
Slotter Manual Taiwan, kapasitas 500 MT/month 1 unit
Stiching Taiwan, kapasitas 500 MT/month 6 unit
Sumber: data internal perusahaan

36
Produk yang dihasilkan PT. KKM Cikarang berupa karton box dan sheet
(lembaran) dengan jenis sebagai berikut:

1. Sheet:
a. Single face.
Corrugated single face atau biasa disebut single face adalah lembaran
karton gelombang yang terdiri dari satu lembar liner dan satu lapisan
gelombang (flutting).

Gambar 4.1 Sheet jenis single face


Sumber: www.bambangsetiarasa.blogspot.com

b. Single wall
Jenis ini adalah lembaran karton gelombang yang terdiri dari 2 lembar
liner dan 1 lembar gelombang (flutting).

Gambar 4.2 Sheet jenis single wall


Sumber: www.bambangsetiarasa.blogspot.com

c. Double wall
Yaitu lembaran karton gelombang yang terdiri dari 3 lembar liner dan
lapisan gelombang (flutting).

37
Gambar 4.3 Sheet jenis double wall
Sumber: www.bambangsetiarasa.blogspot.com

2. Carton Box:
a. Tipe A1.
Adalah karton box yang dihasilkan panjangnya bertemu di tengah,
tetapi lebarnya tidak.

Gambar 4.4 Karton box tipe A1


Sumber: www.bambangsetiarasa.blogspot.com

b. Top-bottom.
Karton box yang dibuat sepasang, satu buah untuk alas dan satunya
lagi sebagai tutup.

Gambar 4.5 Karton box tipe top-bottom


Sumber: www.bambangsetiarasa.blogspot.com

38
c. Die-cut.
Adalah box yang berlubang-lubang di permukaannya. Lubang tersebut
digunakan untuk ventilasi atau pegangan tangan.

Gambar 4.6 Karton box tipe die cut


Sumber: www.bambangsetiarasa.blogspot.com

d. Tipe A5.
Karton box yang dihasilkan panjang dan lebarnya full overlap. Tutup
bagian atas dan bawah (flap) tumpang tindih dan ujung flap menutup
sampai box.

Gambar 4.7 Karton box tipe A5


Sumber: www.bambangsetiarasa.blogspot.com

3. Insert:
a. Partisi.
Adalah penyekat antara barang satu dengan yang lain.

39
Gambar 4.8 partisi
Sumber: www.bambangsetiarasa.blogspot.com

b. Layer.
Adalah peyekat antara susunan bawah dengan atasnya.

Gambar 4.9 layer


Sumber: www.bambangsetiarasa.blogspot.com

4.2. Hasil Analisa Data

Penulis mengikuti proses produksi dan melakukan penghitungan


produktivitas pada departemen produksi dengan menggunakan metode
OMAX melalui langkah-langkah yang sudah ditetapkan. Hasilnya adalah
mengetahui proses produksi, sedang hasil penghitungan kemudian akan
dianalisa untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
produktivitas di perusahaan yang dimaksud.

40
4.2.1. Proses produksi PT.KKM Cikarang

Secara global proses pembuatan carton box seperti gambar di bawah.


Dimulai dari mesin corrugator dengan hasil berupa lembaran-lembaran
(sheet), kemudian ke mesin flexo untuk dibentuk, dipola dan diwarna
sesuai design yang diinginkan, kemudian masuk ke vega untuk di-lem
atau dijahit (staples) dan terakhir masuk ke bagian finishing untuk
dipotong, diikat dan dirapikan.

Mesin Mesin Mesin


CORRUGATOR FINISHING
FLEXO VEGA

Gambar 4.10 Proses Pembuatan Karton Box


Sumber: data internal perusahaan

4.2.1.1. Proses mesin Corrugator

MO (manufacturing order) akan dimasukkan ke dalam program


mesin lalu bahan disiapkan. Berawal dari bahan medium yang
dipanaskan (diuapkan) dengan steam kemudian dibentuk menjadi
flute, sebelum direkatkan dengan lem ke kraft liner pada lapisan
atas dan bawahnya. Lem itu sendiri sudah dibuat di mesin lain
tetapi bisa disambungkan langsung ke mesin corrugator. Hasil dari
mesin corrugator ini berupa lembaran-lembaran (sheet) berbagai
ukuran sesuai dengan permintaan konsumen.

41
Gambar 4.11 Hasil mesin corrugator
Sumber: data internal perusahaan

4.2.1.2. Proses mesin Flexo

Setelah keluar dari mesin corrugator dalam bentuk lembaran-


lembaran (sheet), selanjutnya barang tersebut akan dikirim ke
bagian flexo untuk diproses lebih lanjut. Di sini akan dilakukan:

1. Pemberian cetakan (printing).


2. Pembuatan slotter dan lidah box.
3. Pembuatan creasing.
4. Pembuatan sekat / lipatan.

Gambar 4.12 Hasil mesin flexo


Sumber: dari berbagai sumber

42
4.2.1.3. Proses mesin Vega

Fungsi utama mesin vega adalah pengeleman. Jadi sheet yang


sudah dicetak di mesin flexo tadi dimasukkan ke mesin ini untuk
dilakukan pengelemen secara otomatis pada lipatan-lipatan yang
sudah dibuat.

4.2.1.4. Proses finishing

Proses di finishing adalah proses akhir dari pembuatan carton box.


Ada dua jenis mesin yang ada di perusahaan ini. yaitu mesin
stiching yang berfungsi untuk mengikat box yang sudah jadi dan
mesin slitter yang berfungsi untuk merapikan hasil yang sudah
dicetak.

4.2.2. Perhitungan dan pembuatan tabel OMAX

Ada beberapa langkah termasuk perhitungan yang harus dilakukan agar


tabel OMAX bisa tersusun dengan baik dan benar. Berikut adalah
langkah-langkah yang dilakukan.

4.2.2.1. Penetapan rasio produktivitas

Penetapan rasio ini diolah berdasarkan faktor-faktor penunjang


produksi yang telah dikumpulkan (lampiran tabel 4.2). sebagai contoh
untuk perhitungan rasio 1 bulan Januari 2012 adalah:

( )

Hasil di atas berarti dalam sebulan menghasilkan 71,03 pcs untuk


setiap kwh listrik.

43
Untuk rasio-rasio selanjutnya (rasio 2-7) dilakukan perhitungan
dengan cara yang sama seperti di atas cuma beda rumus saja.
Perhitungan untuk bulan berikutnya juga menggunakan cara yang
sama. Hasil dari perhitungan tiap rasio selama periode penelitian
tersaji dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.3 Data Rasio Januari 2012 – Desember 2013


Bulan Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Rasio 6 Rasio 7
Pcs/kwh Pcs/org (%) (%) (%) (%) (%)
Jan’12 71,03 42.335 3,45 2,41 2,47 9,36 1,30
Feb’12 67,60 38.689 10,03 1,51 1,54 8,87 0,94
Mar’12 95,16 52.563 12,54 2,20 2,25 11,33 1,33
Apr’12 76,88 46.104 21,15 1,44 1,46 9,85 1,25
Mei’12 91,86 51.216 20,45 1,41 1,43 12,32 1,27
Jun’12 100,96 64.317 14,54 2,98 3,07 11,22 1,48
Jul’12 83,18 53.916 12,91 1,89 1,92 5,85 1,11
Ags’12 45,97 31.402 11,62 1,91 1,95 9,76 1,68
Sep’12 107,31 51.287 16,21 1,93 1,97 11,22 1,33
Okt’12 80,52 49.675 14,81 2,07 2,12 13,66 1,30
Nov’12 60,83 38.692 20,66 2,91 2,99 9,27 2,16
Des’12 63,85 45.909 18,24 2,64 2,71 5,85 1,38
Jan’13 61,75 45.520 19,70 2,53 2,60 10,34 1,37
Feb’13 78,74 50.369 20,25 1,95 1,99 12,32 1,36
Mar’13 74,62 48.517 31,43 2,10 2,14 10,84 1,25
Apr’13 74,49 52.215 19,45 1,89 1,92 8,37 1,13
Mei’13 76,74 51.477 29,56 2,20 2,25 12,81 1,50
Jun’13 71,28 48.493 33,07 1,89 1,93 11,33 1,48
Jul’13 74,35 54.020 23,50 1,55 1,58 9,85 1,18
Ags’13 76,34 36.572 16,94 1,21 1,22 9,36 1,89
Sep’13 81,25 53.744 24,48 1,20 1,22 11,82 1,42
Okt’13 80,34 54.634 23,15 1,46 1,48 11,33 1,21
Nov’13 75,41 45.780 19,71 1,12 1,13 10,34 1,37
Des’13 78,70 42.918 9,27 1,04 1,05 14,78 1,23
Sumber: data yang diolah penulis

44
Tabel di atas menunjukkan bahwa pada bulan Januari 2012 untuk rasio 1
(pemakaian listrik) bernilai 71,03 pcs/kwh. Berarti pemakaian listrik
dalam bulan Januari menghasilkan 71,03 pcs.
Sedangkan rasio 2 (produktivitas orang) bernilai 42.332 yang berarti
setiap orang dalam bulan Januari 2012 menghasilkan 42.332 pcs.
Rasio 3 (pemakaian jam) bernilai 3,45 yang berarti total jam lembur pada
bulan Januari 2012 adalah 3,45% dari total jam normal.
Rasio 4 (produk cacat) pada bulan Januari 2012 bernilai 2,41 yang berarti
rasio produk cacat terhadap total keseluruhan produk adalah 2,41%.
Rasio 5 (komplain produk cacat) pada bulan Januari 2012 bernilai 2,47
yang berarti rasio klaim produk cacat terhadap produk OK yang
dikirimkan ke konsumen adalah 2,47%.
Rasio 6 (absensi karyawan) bernilai 9,36 yang artinya rasio kehadiran
karyawan terhadap total karyawan pada bulan Januari 2012 sebesar
9,36%.
Rasio 7 (kerusakan mesin) bernilai 1,30 yang artinya rasio kerusakan
mesin terhadap keadaan normal mesin adalah 1,30% pada bulan Januari
2012.

4.2.2.2. Penentuan nilai standar awal (level 3)

Nilai standar awal (level 3) ditentukan dengan cara merata-ratakan


tiap-tiap rasio selama 6 bulan penelitian pertama (Januari 2012 – Juni
2012). Caranya adalah sebagai berikut:

45
Jadi untuk rasio 1 level 3 nilainya adalah 83,92. Cara perhitungan
untuk rasio 2 – rasio 7 sama dengan di atas. Hasil perhitungan level 3
untuk tiap rasio adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 Level 3 Rasio 1 – Rasio 7


Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Rasio 6 Rasio 7
83,92 49.204 13,69 1,99 2,04 10,49 1,26
Sumber: data yang diolah penulis

4.2.2.3. Penentuan target dan nilai terendah (level 10 dan 0)

Nilai target dan nilai terendah didapatkan dengan cara menentukan


nilai tertinggi dan nilai terendah selama periode penelitian, seperti
tabel di bawah ini.

Tabel 4.5 Nilai tertinggi dan Terendah Rasio 1 – Rasio 7


Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Rasio 1 107,31 45,97
Rasio 2 64.317 31.402
Rasio 3 3,45 33,77
Rasio 4 1,04 2,98
Rasio 5 1,05 3,07
Rasio 6 5,85 14,78
Rasio 7 0,94 2,16
Sumber: data yang diolah penulis

Selanjutnya nilai target diperoleh dengan memasukkan nilai tertinggi


tiap rasio pada tabel di atas pada rumus berikut.
Untuk rasio 1 & rasio 2 =
( )
Untuk rasio 3 – rasio 7 =

46
Perhitungan detailnya adalah sebagai berikut:
Target rasio 1 : (107,31 x 0,4) + 107,31 = 150,23
Target rasio 2 : (64.317 x 0,4) + 64.317 = 90.044
Target rasio 3 : 3,45 x 0,4 = 1,38
Target rasio 4 : 1,04 x 0,4 = 0,416
Target rasio 5 : 1,05 x 0,4 = 0,420
Target rasio 6 : 5,85 x 0,4 = 2,34
Perhitungan target rasio 1 dan rasio 2 mempunyai cara perhitungan
yang berbeda dengan rasio 3, 4, 5, 6. Hal ini dikarenakan pada rasio 1
dan 2 nilai targetnya berbanding lurus yaitu semakin besar berarti
semakin baik. Pada rasio 3, 4, 5, 6 nilai teargetnya berbanding terbalik
yaitu semakin kecil nilai maka semakin baik.
Sedangkan level 0 adalah nilai terendah selama periode penelitian
seperti pada tabel di atas.

4.2.2.4. Penentuan nilai realistis (level 1-2 dan 4-9)

Langkah selanjutnya adalah penentuan nilai realistis level 1-2 dan


level 4-9. Untuk mempermudah penentuan nilai level adalah dengan
membuat tabel acuan seperti di bawah ini.
Tabel 4.6 Acuan Penentuan Level dalam OMAX
Nilai Standar Awal Nilai Terendah
Rasio Target (level 10)
(level 3) (level 0)
1 83,92 150,23 45,97
2 49.204 90.044 31.402
3 13,69 1,38 33,07
4 1,99 0,416 2,98
5 2,04 0,420 3,07
6 10,49 2,34 14,78
7 1,26 0,38 2,16
Sumber: data yang diolah penulis

47
Contoh penghitungan untuk rasio 1 & rasio 2:
Skala interval untuk menentukan nilai level 1 & 2 adalah:

Jadi level 1 =level 0 + skala interval = 45,97 + 12,65 = 58,62


Level 2 = level 1 + skala interval = 58,62 + 12,65 = 71,27

Skala interval untuk menentukan nilai level 4 – 9 adalah :

Jadi level 4 = level 3 + skala interval = 83,92 + 9,47 = 93,39


Level 5 = level 4 + skala interval = 93,39 + 9,47 = 102,87

Begitu seterusnya dihitung secara berurutan sampai level 9.


Penghitungan diteruskan untuk bulan berikutnya, selengkapnya pada
tabel 4.6.

Contoh penghitungan untuk rasio 3,4,5,6 & 7:

Skala interval untuk menentukan nilai level 1 & 2 adalah:

Jadi level 1 = level 0 - skala interval = 33,07 - 6,46 = 26,61

Level 2 = level 1 - skala interval = 26,61 – 6,46 = 20,15

Skala interval untuk menentukan nilai level 4 – 9 adalah :

Jadi level 4 = level 3 - skala interval = 13,69 – 1,76 = 11,93

48
Level 5 = level 4 - skala interval = 11,93 – 1,76 = 10,17

Begitu seterusnya dihitung secara berurutan sampai level 9.

Penghitungan diteruskan untuk bulan berikutnya, selengkapnya tersaji

pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Level 1 – 10 tiap Rasio


Level Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio
1 2 3 4 5 6 7
10 150,23 90.044 1,38 0,416 0,420 2,34 0,38
9 140,76 84.210 3,14 0,64 0,65 3,50 0,51
8 131,28 78.375 4,90 0,87 0,88 4,67 0,63
7 121,81 72.541 6,66 1,09 1,11 5,83 0,76
6 112,34 66.707 8,41 1,32 1,35 7,00 0,88
5 102,87 60.873 10,17 1,54 1,58 8,16 1,01
4 93,39 55.038 11,93 1,77 1,81 9,33 1,13
3 83,92 49.204 13,69 1,99 2,04 10,49 1,26
2 71,27 43.270 20,15 2,32 2,38 11,92 1,56
1 58,62 37.336 26,61 2,65 2,73 13,35 1,86
0 45,97 31.402 33,07 2,98 3,07 14,78 2,16
Sumber: data yang diolah penulis

Level 0 pada tabel di atas menenunjukkan pencapaian atau kinerja


terburuk perusahaan. Sedangkan level 3 adalah kinerja standar
perusahaan dan level 10 adalah kinerja terbaik yang seharusnya bisa
dicapai oleh perusahaan. Masing-masing rasio mempunyai nilai
terburuk, standar dan terbaiknya sendiri-sendiri.

49
4.2.2.5. Penentuan score, weight, value

Sesuai dengan yang telah dijelaskan pada bab 2, cara menentukan skor
aktual pada tabel matriks adalah dengan cara menentukan nilai yang
terdekat antara baris aktual setiap rasio dengan kolom level.
Misalnya pada rasio 1, dari data penghitungan akhir bulan Juni 2012
aktualnya adalah 100,96. Nilai yang terdekat dengan aktual tersebut
ada pada level 5, yaitu 102,87. Sehingga untuk rasio 1 bulan Juni 2012
ditetapkan pada level 5.

Bobot juga sudah dijelaskan di bab 2 bahwa penentuan bobot


didapatkan dari hasil wawancara dengan pemegang keputusan di
perusahaan. Nilai bobot menggambarkan skala prioritas masing-
masing rasio. Di perusahaan ini bobot tertinggi ada di rasio 8 yaitu
rasio kerusakan mesin. Artinya bahwa rasio kerusakan mesin adalah
rasio paling penting diantara rasio lainnya.

Nilai produktivitas adalah hasil perkalian antara skor dengan bobot.


Bisa juga dikatakan sebagai pencapaian nilai masing-masing rasio
dalam bulan tersebut.

4.2.2.6. Penentuan produktivitas total

Produktivitas total ditentukan dengan cara menjumlahkan nilai


produktivitas semua rasio dalam satu bulan. Dan jika ketujuh rasio
memperoleh skor 10, maka nilai produktivitas total adalah 1000. Hasil
perhitungan semua step di atas setiap bulan dalam periode penelitian
ada di halaman lampiran. Secara global hasil perhitungan nilai
produktivitas tiap rasio ada di tabel 4.8 halaman berikutnya.

50
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Total Produktivitas Tahun 2012 - 2013
Nilai Produktivitas Nilai
Produkti
Bulan Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio
vitas
1 2 3 4 5 6 7
Total
Jan’12 7,14 42,86 160,74 14,28 21,42 57,16 75,00 378,60
Feb’12 7,14 21,43 98,30 35,70 53,55 71,45 150,0 428,57
Mar’12 14,28 85,72 71,44 14,28 21,42 28,58 75,00 310,72
Apr’12 7,14 42,86 35,72 35,70 64,26 57,16 75,00 317,84
Mei’12 14,28 64,29 35,72 42,84 64,26 28,58 75,00 324,95
Jun’12 17,85 107,15 53,58 0 0 28,58 50,00 257,16
Jul’12 10,71 85,72 53,58 21,42 32,13 100,03 100,0 403,59
Ags’12 0 0 71,44 21,42 32,13 57,16 50,00 232,15
Sep’12 17,85 64,29 53,58 21,42 42,84 28,58 75,00 303,58
Okt’12 10,71 64,29 53,58 21,42 32,13 14,98 75,00 271,42
Nov’12 3,57 21,43 35,72 0 10,71 57,16 0 128,59
Des’12 3,57 42,86 35,72 7,14 10,71 100,03 75,00 275,03
Jan’13 3,57 42,86 35,72 7,14 10,71 42,87 75,00 217,87
Feb’13 10,71 64,29 35,72 21,42 42,84 28,58 75,00 278,56
Mar’13 7,14 64,29 0 21,42 32,13 42,87 75,00 242,85
Apr’13 7,14 85,72 35,72 21,42 42,84 71,45 100,0 364,29
Mei’13 7,14 64,29 17,86 14,28 21,42 28,58 50,00 203,57
Jun’13 7,14 64,29 0 21,42 32,13 28,58 50,00 203,56
Jul’13 7,14 85,72 17,86 35,70 53,55 57,16 100,0 357,13
Ags’13 7,14 21,43 53,58 42,84 64,26 57,16 25,00 271,41
Sep’13 10,71 85,72 17,86 42,84 64,26 28,58 50,00 299,97
Okt’13 10,71 85,72 35,72 35,70 53,55 28,58 75,00 324,98
Nov’13 7,14 42,86 35,72 49,98 74,97 42,87 75,00 328,54
Des’13 10,71 42,86 107,16 49,98 74,97 0 75,00 360,68
Sumber: data yang diolah penulis

Nilai produktivitas total pada tabel di atas adalah hasil penjumlahan dari
nilai semua rasio. Nilai terburuk (0) untuk rasio 1 dan rasio 2 ada di bulan

51
Agustus 2012. Rasio 3 terburuk ada di bulan Maret & Juni 2013, rasio 4
terburuk di bulan Juni & November 2012, rasio 5 terburuk di bulan Juni
2012, rasio 6 terburuk di bulan Desember 2013 dan rasio 7 terburuk di
bulan November 2012.

4.3. Interpretasi Hasil

Dari hasil perhitungan total produktivitas di atas kemudian dianalisis


indeks produktivitasnya selama periode penelitian.

4.3.1. Analisis indeks produktivitas

Rumus untuk menganalisis indeks produktivitas adalah sebagai berikut:

Hasil dari perhitungan dengan rumus di atas ada di tabel 4.9 halaman
berikutnya.

52
Tabel 4.9 Indeks Perubahan Produktivitas Tahun 2012 - 2013
Nilai Indeks Perubahan
terhadap Produktvitas Periode
Overall
Tahun Bulan Sebelumnya
Productivity

Januari 378,60 0,00


Februari 428,57 13,20
Maret 310,72 -27,50
April 317,84 2,29
Mei 324,95 2,24
Juni 257,16 -20,86
2012
Juli 403,59 56,94
Agustus 232,15 -42,48
September 303,58 30,77
Oktober 271,42 -10,59
November 128,59 -53,62
Desember 275,03 53,24
Januari 217,87 -20,78
Februari 278,56 27.86
Maret 242,85 -12,82
April 364,29 50,01
Mei 203,57 -44,12
Juni 203,56 0,00
2013
Juli 357,13 75,44
Agustus 271,41 -24,00
September 299,97 10,52
Oktober 324,98 8,34
November 328,54 1,10
Desember 360,68 9,78
Sumber: data yang diolah penulis

53
Untuk menganalisa hasil nilai indeks di atas, dilakukan dengan
membandingkan total indeks produktivitas setiap 4 bulan sekali. Hasil
dari total indeks produktivitas perusahaan tiap 4 bulan adalah sebagai
berikut:

Tabel 4.10 Perubahan Nilai Produktivitas setiap 4 Bulan


Total Nilai Nilai Perubahan
Bulan
Produktivitas (%)
April 2012 317,84 0,00
Agustus 2012 232,15 -26,96
Desember 2012 275,03 18,47
April 2012 364,29 32,45
Agustus 2012 271,41 -25,50
Desember 2012 360,68 32,89
Sumber: data yang diolah penulis

Jika dibuat dalam bentuk grafik hasilnya adalah seperti berikut:

Indeks Produktivitas per 4 Bulan


400
350 364,29 360,68
300 317,84
275,03 271,41
250 232,15
200
150
100
50
0
April 2012 Agustus Desember April 2013 Agustus Desember
2012 2012 2013 2013

Gambar 4.13 Indeks Produktivitas per 4 Bulan


Sumber: data yang diolah penulis

54
Analisanya adalah sebagai berikut:
a. April 2012
Merupakan nilai perhitungan 4 bulan pertama dan mendapatkan
nilai 317,84. Hal ini akan dijadikan acuan untuk pengukuran indeks
produktivitas di periode selanjutnya.
b. Agustus 2012
Pada bulan ini produktivitas mengalami penurunan, yaitu sebesar
26,96% dengan total nilai produktivitas 232,15. Rasio yang
mempengaruhi penurunan antara lain:

1. Rasio 1 (total produk yang dihasilkan / pemakaian listrik))


2. Rasio 2 (total produk yang dihasilkan / jumlah tenaga kerja)
3. Rasio 4 ( total produk cacat / total produk yang dihasilkan)
4. Rasio 5 (total produk cacat / total produk ok)
5. Rasio 7 (total jam kerusakan mesin / total jam mesin normal)

c. Desember 2012
Ada kenaikan sebesar 18,47% yang berada pada nilai produktivitas
sebesar 275,03. Kenaikan ini dipengaruhi oleh beberapa rasio,
yaitu:

1. Rasio 1 (total produk yang dihasilkan / pemakaian listrik)


2. Rasio 2 (total produk yang dihasilkan / jumlah tenaga kerja)
3. Rasio 6 (jumlah absensi pekerja / total pekerja)
4. Rasio 7 (total jam kerusakan mesin / total jam mesin normal)

d. April 2013
Terjadi kenaikan dari periode sebelumnya, yaitu sebesar 32,45%
dengan nilai produktivitas sebesar 364,29. Periode ini adalah
periode indeks produktivitas paling tinggi dibandingkan dengan

55
periode-periode lain dalam perhitungan 4 bulan. Hal ini dipengaruhi
oleh rasio:
1. Rasio 1 (total produk yang dihasilkan / pemakaian listrik)
2. Rasio 2 (total produk yang dihasilkan / jumlah tenaga kerja)
3. Rasio 4 (total produk cacat / total produk yang dihasilkan)
4. Rasio 5 (total produk cacat / total produk ok)
5. Rasio 7 (total jam kerusakan mesin / total jam mesin normal)

e. Agustus 2013
Ada penurunan sebesar 25,50% dengan nilai produktivitas sebesar
271,41. Rasio yang mempengaruhi penurunan ini adalah:
1. Rasio 2 (total produk yang dihasilkan / jumlah tenaga kerja)
2. Rasio 6 (jumlah absensi pekerja / total pekerja)
3. Rasio 7 (total jam kerusakan mesin / total jam mesin normal)

f. Desember 2013
Ada kenaikan sebesar 32,89% dengan nilai produktivitas sebesar
360,68. Rasio-rasio yang mempengaruhi kenaikan adalah:
1. Rasio 1 (total produk yang dihasilkan / pemakaian listrik)
2. Rasio 2 (total produk yang dihasilkan / jumlah tenaga kerja)
3. Rasio 3 (total jam lembur / total jam kerja normal)
4. Rasio 4 (total produk cacat / total produk yang dihasilkan)
5. Rasio 5 (total produk cacat / total produk baik)
6. Rasio 7 (total jam kerusakan mesin / total jam mesin normal.

4.3.2. Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap


produktivitas

Selanjutnya akan dianalisa lebih lanjut untuk mengetahui faktor-


faktor apa saja yang berpengaruh terhadap produktivitas
perusahaan. Hal ini dilakukan dengan cara menganalisis tiap rasio

56
agar terlihat rasio dan faktor apa saja yang paling berpengaruh
diantara rasio dan faktor yang lain.

1. Analisis Rasio 1

Rasio ini menunjukkan jumlah output (pcs/bulan) dibandingkan


dengan pemakaian listrik (kwh/bulan). Hasil dari perhitungan
ini akan semakin baik jika angkanya semakin besar. Bisa
diartikan jika semakin besar nilainya maka semakin efisien
penggunaan sumber daya energinya. Rasio ini mempunyai
kepentingan paling rendah di perusahaan karena ada rasio lain
yang lebih penting dibandingkan dengan rasio 1 ini. Kondisi
ideal bagi perusahaan adalah ketika pembagi mempunyai nilai
yang sama dengan nilai periode sebelumnya. Grafik untuk rasio
1 dalam periode penelitian adalah sebagai berikut:

Rasio 1 Periode 2012 - 2013


5

Gambar 4.14 Grafik Rasio1 Periode 2012 – 2013


Sumber: data yang diolah penulis

57
Selama tahun 2012 – 2013 ada kenaikan pada bulan Mei 2012,
Juni 2012, September 2012, Februari 2013, September 2013,
Oktober 2013, dan Desember 2013. Tingkat efisiensi tertinggi
untuk rasio ini pada bulan September 2012 di skor 5. Sedang
paling buruk efisiensinya pada bulan Agustus 2012 dengan
skor 0, yang berarti ada pada titik terburuk. Dari analisis
ditemukan bahwa penyebab penurunan rasio sampai pada titik
terburuk adalah karena disaat jumlah produksi menurun
pemakaian listrik justru bertambah. Hal tersebut disebabkan
oleh bertambahnya tempat-tempat yang harus diberi
penerangan di perusahaan tersebut. Hal ini secara tidak
langsung menyimpulkan bahwa manajemen kurang tepat
dalam mengambil keputusan.

2. Analisis Rasio 2

Rasio ini mempunyai tingkat kepentingan kedua dari tujuh


rasio yang berarti mempunyai perhatian khusus di perusahaan.
Kondisi ideal bagi perusahaan agar proses produksi menjadi
efisien adalah ketika jumlah tenaga kerja memproduksi barang
sama dengan jumlah produksi atau lebih kecil dengan jumlah
produksi yang lebih besar. Rasio 2 adalah perbandingan total
produk yang dihasilkan (pcs/bulan) dengan jumlah tenaga kerja
(orang). Jika nilai yang dihasilkan dari perhitungan ini semakin
besar maka tingkat efisiensinya semakin baik. Grafik untuk
rasio 2 selama periode penelitian adalah sebagai berikut:

58
Rasio 2 Periode 2012-2013
5

Agst'12
Jan'12

Mar'12
Apr'12

Okt'12

Des'12

Agst'13
Jan'13

Okt'13

Des'13
Jun'12

Mar'13
Apr'13

Jun'13
Jul'12
Feb'12

Sept'12

Nov'12

Mei'13

Jul'13
Feb'13

Sept'13

Nov'13
Mei'12

Gambar 4.15 Grafik Rasio 2 Periode 2012 – 2013


Sumber: data yang diolah penulis

Rasio 2 dalam perusahaan ini tergolong buruk karena ada 10


bulan berada di bawah nilai standar. Paling buruk ada di bulan
Agustus 2012 yang berada di skor 0. Hasil analisis
menyimpulkan bahwa penyebab dari hal ini adalah
meningkatnya jumlah tenaga kerja yang mengurusi masalah
produk cacat yang disebabkan oleh kurangnya keahlian dari
operator terkait. Secara tidak langsung bisa diartikan bahwa
operator kurang mempunyai skill dalam bidangnya.

3. Analisis Rasio 3

Rasio ini adalah perbandingan antara total jam lembur dengan


total jam kerja normal. Mewakili kriteria efektivitas dalam
proses produksi perusahaan. Kondisi ideal bagi perusahaan
adalah ketika total jam lembur sama atau lebih kecil dengan

59
periode sebelumnya. Angka ini akan semakin baik jika
menunjukkan nilai yang semakin kecil.

Rasio 3 Periode 2012 - 2013


10

Gambar 4.16 Grafik Rasio 3 Periode 2012 - 2013


Sumber: data yang diolah penulis

Secara umum rasio 3 pada periode 2012 – 2013 di perusahaan ini


buruk. Karena rata-rata pencapaian ada di nilai 2, hanya pada
Januari 2012 & Desember 2012 ada di nilai yang cukup baik. Hasil
analisa menyimpulkan bahwa target produksi menjadi faktor angka
lembur meningkat. Yang menyebabkan angka rasio juga ikut naik.

4. Analisis Rasio 4

Rasio ini berada di tingkat kepetingan keenam dari tujuh rasio. Hal
ini dikarenakan ada rasio lain, yaitu rasio 7 yang mempengaruhi
tinggi rendahnya rasio ini. Rasio empat mewakili kriteria efektivitas
dalam proses produksi perusahaan. Kondisi ideal bagi perusahaan
adalah ketika tingkat produk yang diperbaiki (cacat) sama atau
lebih kecil dari periode sebelumnya. Semakin kecil nilai hasil

60
perhitungannya akan semakin baik tingkat efektivitasnya. Grafik
rasio 4 selama periode Januari 2012 – Desember 2013 adalah
sebagai berikut:

Rasio 4 Periode 2012 - 2013


7
6
5
4
3
2
1
0
Agst'12

Okt'12

Agst'13

Okt'13
Mar'12

Mar'13
Jan'12

Apr'12

Jun'12

Nov'12
Des'12
Jan'13

Apr'13

Jun'13

Nov'13
Des'13
Feb'12

Jul'12

Feb'13
Sept'12

Jul'13
Mei'13

Sept'13
Mei'12

Gambar 4.17 Grafik Rasio 4 Periode 2012 - 2013


Sumber: data yang diolah penulis

Skor 0 yang berarti paling buruk ada di bulan Juni 2012 &
November 2012. Sedangkan skor tertinggi yaitu pada level 7, di
bulan November 2013 & Desember 2013. Dari analisa diketahui
bahwa penurunan ke titik terburuk dalam 2 bulan tersebut adalah
dikarenakan meningkatnya total produk cacat dari periode
sebelumnya. Hal ini disebabkan beberapa hal, antara lain karena
kualitas bahan yang kurang baik, kerusakan mesin, dan kesalahan
PPIC dalam memasukkan ukuran pesanan.

5. Analisis Rasio 5

61
Merupakan perbandingan antara total produk yang diperbaiki
(cacat) dengan total produk ok. Menunjukkan efektivitas proses
produksi di perusahaan yang kondisi idealnya adalah saat total
produk cacat sama atau lebih kecil dari periode sebelumnya.
Tingkat efektivitas pada rasio ini akan semakin baik jika hasil dari
perhitungan semakin kecil. Grafik untuk rasio 5 dalam kurun waktu
2012 – 2013 terlihat seperti berikut:

Rasio 5 Periode 2012 - 2013


7
6
5
4
3
2
1
0

Gambar 4.18 Grafik Rasio 5 Periode 2012 - 2013


Sumber: data yang diolah penulis

Secara umum ada peningkatan walau tidak signifikan dari tahun


2012 ke tahun 2013. Nilai terburuk ada di bulan Juni 2012.
Sedangkan skor tertinggi ada di angka 7 yaitu pada bulan
November 2013 & Desember 2013. Faktor-faktor yang
berpengaruh dalam rasio ini yaitu faktor pekerja, bahan dan mesin.
Faktor mesin adalah yang paling utama disusul faktor PPIC
(Planning Product Inventory Control) dan terakhir faktor pekerja.
Faktor mesin yaitu seringnya terjadi kerusakan mesin ketika
produksi sedang berlangsung. Hal ini dikarenakan kurangnya
pemeliharaan mesin. sedangkan faktor bahan yaitu kualitas bahan
yang kurang baik. Untuk faktor pekerja yaitu kurangnya
kemampuan pekerja dalam menghadapi produksi.

62
6. Analisis Rasio 6

Merupakan rasio inferensial yang berarti mempengaruhi


produktivitas tetapi secara tidak langsung. Adalah perbandingan
antara jumlah absensi karyawan dengan total karyawan. Kondisi
ideal bagi perusahaan adalah ketika jumlah absensi pekerja sama
atau lebih kecil dari periode sebelumnya. Rasio ini akan semakin
baik jika hasil dari perhitungan menghasilkan angka yang lebih
kecil. Untuk grafik rasio selama penelitian adalah seperti berikut:

Rasio 6 Periode 2012 - 2013


7
6
5
4
3
2
1
0

Gambar 4.19 Grafik Rasio 6 Periode 2012 - 2013


Sumber: data yang diolah penulis

Bulan Juli 2012 adalah pencapaian terbaik rasio 6, berada di nilai 7.


Sedangkan pencapaian terburuk ada di Desember 2013 di nilai 0.
Setelah dianalisa faktor yang menyebabkan buruknya rasio ini
adalah banyaknya pekerja yang tidak hadir di hari kerja entah itu
ijin, sakit atau tidak masuk tanpa pemberitahuan. Yang
menyebabkan hal itu antara lain karena faktor kebudayaan (culture)

63
perusahaan yang kurang bisa tegas terhadap kesalahan-kesalahn
kecil karyawan, sehingga mengakibatkan karyawan sendiri merasa
semaunya sediri. Selain itu kebosanan terhadap pekerjaan yang
setiap hari dihadapi, serta tekanan pekerjaan yang semakin besar.

7. Analisis Rasio 7

Rasio ini mewakili kriteria inferensial dalam proses produksi


perusahaan. Walaupun inferensial tetapi merupakan urutan pertama
dari keenam rasio dalam tingkat kepentingan produktivitas
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa rasio ini memperoleh
perhatian lebih dibanding rasio lain & menunjukkan bahwa nilai
dari rasio ini secara langsung akan mempengaruhi rasio lain.
Kondisi ideal bagi perusahaan adalah ketika total jam kerusakan
mesin bernilai sama atau lebih kecil dari periode sebelumnya.
Dengan nilai yang kecil berarti perusahaan sudah efektif dan efisien
dalam proses produksinya. Semakin kecil nilai hasil dari
perhitungan ini maka akan semakin baik.

Rasio 7 Periode 2012 - 2013


6
5
4
3
2
1
0

Gambar 4.20 Grafik Rasio 7 Periode 2012 – 2013


Sumber: data yang diolah penulis

64
Grafik di atas memperlihatkan bahwa skor terburuk ada di bulan
November 2012 & terbaik ada di bulan Februari 2012. Secara
umum rasio ini lebih sering berada di tingkat standar. Saat
dilakukan analisis dan wawancara lebih lanjut dapat
diidentifikasikan bahwa penyebab diperolehnya skor rendah adalah
tingkat kerusakan mesin yang tinggi. Adapun faktor-faktor utama
yang menyebabkan terjadinya kerusakan mesin antara lain adalah
kurangnya perawatan terhadap mesin-mesin produksi, seperti
pelumasan, tidak dijalankannya item cek, manajemen pengadaan
spare part yang kurang maksimal dan kurangnya keahlian dari
beberapa personel maintenance.

Ketujuh rasio di atas jika dibuat tabel hasilnya adalah sebagai


berikut:

Tabel 4.11 Analisa Rasio 1 – Rasio 7


Rasio Faktor yang berpengaruh Kategori
1. pemakaian
1. Manajemen perusahaan Kurang
listrik
2. output per
1. Pekerja Kurang
orang
3. penggunaan 1. Target produksi
Kurang
jam lembur
1. PPIC (Planning Product
4. produk cacat Inventory Control) Baik
2. Kualitas bahan
1. Mesin
5. Komplain 2. PPIC (Planning Product
Baik
produk cacat Inventory Control)
3. Pekerja
1. Culture perusahaan
6. absensi
2. Bosan Kurang
karyawan
3. Tekanan pekerjaan
1. Kurangnya perawatan mesin
7. kerusakan 2. Sparepart
Cukup
mesin 3. Keahlian operator
maintenance
Sumber: data yang diolah penulis

65
Rasio 1 masuk dalam kategori kurang. Usaha-usaha yang
dilakukan manajemen untuk mengurangi tingkat pemakaian energi
listrik yang meningkat antara lain dengan memasang pengumuman
di setiap toilet dan semua ruang untuk selalu mematikan listrik dan
AC (Air Conditioner) jika sudah selesai digunakan. Namun hal ini
kurang mendapat perhatian karyawan jadi hasilnya juga kurang
maksimal.
Rasio 2 masuk dalam kategori kurang. Strategi manajemen
dalam meningkatkan output per orang antara lain dengan
memberikan training kepada operator-operator mesin. Namun hal
ini kurang maksimal karena sering tidak dilaksanakan dengan
berbagai sebab.
Rasio 3 masuk dalam kategori kurang. Lembur di satu sisi
menguntungkan karyawan tetapi di sisi lain merugikan perusahaan.
Usaha yang sudah dilakukan manajemen mengenai hal ini antara
lain dengan mengkoordinasikan ulang dengan PPIC (Planning
Product Inventory Control) untuk mengkaji ulang jadwal produksi.
Ada bulan-bulan dimana permintaan konsumen menurun dan pada
waktu itu tingkat produksi akan dimaksimalkan. Selain itu juga
berkoordinasi dengan marketing team agar bernegosiasi dengan
konsumen terkait jadwal pengiriman barang.
Rasio 4 dan rasio 5 masuk dalam kategori baik. Strategi yang
dilakukan manajemen terkait dengan pencapaian ini adalah PPIC
(Planning Product Inventory Control) sebagai koordinator jadwal
produksi, mengkoordinasikan jadwal produksi dengan semua pihak
yang terkait seperti maintenance dan warehouse. Juga dilakukan
penambahan jumlah pekerja untuk menangani produk cacat. Selain
itu manajemen mulai mengorder bahan baku dari mill Perawang
yang sebelumnya dari mill Serang. Hal ini untuk lebih
meningkatkan kualitas bahan baku dengan lebih baik.
Rasio 6 masuk dalam kategori kurang. Usaha yang telah
dilakukan manajemen antara lain dengan mengadakan kompetisi
66
kehadiran 100% antar karyawan dengan hadiah berupa kebutuhan
rumah tangga setiap tahunnya. Karena jangka waktu yang terlalu
lama hal ini tidak terlalu mendapatkan respon yang positif dari
semua karyawan. Selain itu manajemen juga mengadakan outbound
di Jababeka golf untuk mengajak karyawan lebih peduli dan aktif
terhadap perusahaan. Kepedulian karyawan meningkat setelah
mengikuti acara tersebut, tetapi hal itu tidak berlangsung lama.
Beberapa bulan kemudian tingkat kepedulian dan kehadiran
kembali menurun.
Rasio 7 masuk dalam kategori cukup. Strategi yang dilakukan
manajemen antara lain dengan selalu menyediakan waktu satu hari
dalam seminggu untuk perawatan mesin. namun kadang-kadang hal
ini tidak terlaksana karena terbentur jadwal produksi yang terlalu
padat. Selain itu manajemen juga menempatkan satu orang yang
khusus menangani masalah sparepart. Hal ini baru dilakukan jadi
manfaatnya belum begitu terasa.

67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pengukuran produktivitas


proses produksi PT. KKM Cikarang dengan menggunakan metode
OMAX (Objective Matrix), maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Proses produksi karton box pada PT.KKM Cikarang terbagi menjadi
empat tahap. Tahap pertama yaitu proses pada mesin corrugator. Pada
tahap ini dilakukan penguapan bahan menjadi flute, kemudian
direkatkan dengan lem ke kraft liner pada bagian atas dan bawahnya.
Hasilnya berupa lembaran-lembaran karton (sheet). Tahap selanjutnya
adalah di mesin flexo. Pada mesin ini akan dilakukan pemberian
cetakan, pembuatan slotter, pembuatan lidah box, pembuatan
creasing, dan pembuatan sekat/lipatan. Diteruskan pada proses di
mesin vega yang juga dinamakan proses pengeleman otomatis. Tahap
terakhir adalah proses finishing. Pada bagian ini akan dilakukan
pengikatan box dalam satuan tertentu dan perapian baik secara
otomatis maupun manual.
2. Indeks produktivitas departemen produksi PT.KKM Cikarang selama
tahun 2012 – 2013 tidak stabil. Hal ini dipengaruhi oleh tujuh rasio
yang berdasarkan urutan kepentingannya adalah sebagai berikut:
a. Rasio 7 (total jam kerusakan mesin/total jam mesin normal)
b. Rasio 2 (total produk yang dihasilkan/jumlah tenaga kerja)
c. Rasio 3 (total jam lembur/total jam kerja normal)
d. Rasio 6 (jumlah absensi pekerja/total pekerja)
e. Rasio 5 (total produk cacat/total produk OK)
f. Rasio 4 (total produk cacat/total produk yang dihasilkan).
68
g. Rasio 1 (total produk yang dihasilkan/total pemakaian listrik)
3. Nilai indeks produktivitas tertinggi PT. KKM Cikarang ada di bulan
Februari untuk tahun 2012 dengan total nilai 428,57 & di bulan
Februari untuk tahun 2013 dengan total nilai 378,56.
4. Nilai indeks produktivitas terendah PT. KKM Cikarang selama
periode penelitian ada di bulan November untuk tahun 2012 dengan
total nilai 128, 59 & di bulan Juni untuk tahun 2013 dengan total nilai
203, 56.
5. Tingkat pertumbuhan nilai indeks PT. KKM Cikarang tertinggi selama
2 tahun ada di bulan Juli untuk tahun 2012 dengan tingkat
pertumbuhan 56,94% dan bulan April untuk tahun 2013 dengan
tingkat pertumbuhan 50,01%.
6. Tingkat pertumbuhan nilai indeks PT. KKM Cikarang terendah selama
tahun 2012 – 2013 ada di bulan November untuk tahun 2012 dengan
tingkat penurunan sebesar 53,62% dan di bulan Mei untuk tahun 2013
dengan tingkat penurunan sebesar 44,12%.
7. Secara keseluruhan terdapat empat rasio yang masuk dalam kategori
buruk. Rasio 1 yang dipengaruhi oleh kurang tepatnya manajemen
perusahaan dalam penambahan instalasi listrik, rasio 2 yang
dipengaruhi oleh penambahan pekerja, rasio 3 dipengaruhi oleh target
produksi, dan rasio 6 yang dipengaruhi oleh kebudayaan perusahaan,
kebosanan / jenuh dalam bekerja serta tekanan pekerjaan.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, ada


beberapa saran terhadap penggunaan alat ukur dan terhadap perusahaan
untuk perbaikan dan peningkatan produktivitas di masa yang akan datang.
Saran-saran tersebut antara lain:

69
a. Alat ukur OMAX memiliki sifat fleksibel. Oleh karena itu bisa
digunakan di Indonesia walaupun pengembangannya ada di Amerika
Serikat. Yang harus diperhatikan hanya dalam penentuan rasio yang
harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Ada yang penting di
satu perusahaan tetapi belum tentu penting digunakan di perusahaan
lain.

b. Untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih akurat dalam


menggunakan OMAX, disarankan untuk memperpanjang periode
pengamatan. Bisa 5–6 tahun. Selain itu disarankan juga untuk
membandingkan dengan metode pengukuran produktivitas yang lain
supaya hasil lebih konsisten. Juga disarankan untuk memperluas
cakupan objek penelitian. Tidak hanya dalam departemen produksi
atau bidang manufaktur saja.

c. Manajemen disarankan untuk mengkaji ulang tentang keputusan-


keputusan yang akan diambil terkait dengan pemakaian energi listrik.
Dengan harapan agar di masa yang akan datang tidak akan terjadi lagi
pemakaian listrik yang terlalu besar sedangkan hasil produksi
menurun.

d. Untuk dapat meminimalkan penambahan karyawan dalam mengatasi


produk cacat, disarankan perusahaan untuk dapat benar-benar
menjalankan training yang sudah dijadwalkan serta membuat
perencanaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap jalannya cek kualitas
(quality check) dengan lebih baik. Hal tersebut jika dilakukan akan
dapat mengurangi tingkat kerusakan barang yang menjadi sebab
penambahan jumlah karyawan.

e. Disarankan kepada perusahaan untuk lebih meningkatkan koordinasi


antara PPIC (Planning Product Inventory Control) dengan departemen

70
produksi dan marketing team. Kerjasama yang baik akan berdampak
pada kelancaran proses produksi dan tercapainya target produksi.

f. Memberikan perhatian lebih kepada tenaga kerja dengan cara


memberikan reward ketika karyawan hadir 100% disarankan jangka
waktunya lebih didekatkan. Jika sebelumnya setiap tahun untuk ke
depannya bisa dalam tiap semester atau caturwulan, dan untuk
pelanggaran diberikan teguran atau sangsi berupa surat peringatan
(SP). Hal ini bisa mendorong tingkat disiplin dan motivasi karyawan
untuk hadir bekerja.

g. Rasio 4 dan rasio 5 yang sudah dalam kategori baik, serta rasio 7 yang
masuk dalam kategori cukup strateginya harap lebih diperhatikan dan
konsisten untuk dilaksanakan agar ada peningkatan produktivitas
perusahaan.

71
RERERENSI

Buku

Assauri, Sofjan, (2004),’’Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi


2004’’, LembagaPenerbit FE-UI, Jakarta.

Handoko T. Hani (2000),’’Dasar-dasar Manajemen Produksi dan


Operasi’’, BPFE, Yogyakarta.

Heizer, J and Render, B. (2011),’’Operations Management 10th Edition’’,


Prentice Hall Inc.

Miller, D.M (1984),”Profitability ¼ Productivity & Price Recovery”, Vol.


62 No. 3, Harvard Business Review.

Mulyadi, (2007),’’Sistem Perencanaan dan pengendalian Manajemen:


Sistem Pelipatgandaan Kinerja Perusahaan’’, Salemba Empat,
Jakarta.

N. Slack, S. Chamber, R. Johnson (2001),”Operations Management”,


chapter 2, hal 38-62, Pearson Education Limited.

Sukanto, Reksohadiprodjo, (2004),’’ Manajemen Produksi dan Operasi’’,


BPFE, Yogyakarta.

Subagyo, Pangestu, (2000),’’ Manajemen Operasi’’, Edisi Pertama, BPFE,


Yogyakarta.

Jurnal

Agustina, F. Riana, N. A., (2011),’’Analisis Produktivitas dengan Metode


Objective Matrix (OMAX)’’, Jurnal Ilmiah, Universitas Trunojoyo,
Madura.

Dipa, Q. P., (2012),’’Tinjauan Efisiensi dan Efektivitas Proses Produksi


Terhadap Tingkat Optimalisasi Produktivitas pada PT. Vinsa Mandiri
Utama Sukoharjo’’, Tugas Akhir Diploma III, Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.

72
Nopiandi, D., (2013),’’Pengukuran Produktivitas untuk Mengidentifikasi
Pemborosan Sumber Daya Produksi Menggunakan Metode Objective
Matrix (OMAX) pada PT. XYZ’’, Jurnal Ilmiah, Universitas
Tanjungpura, Potianak.

Nurdin, R. Zabidi, Y., (2004),’’Pengukuran dan Analisis Produktivitas


Lini Produksi PT. XYZ dengan Menggunakan Metode Objective
Matrix’’, Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Sekolah Tinggi Tekhnologi
Adisucipto, Yogyakarta.

Sirajuddin, Katili, P. B. Jaya, K. C., (2011),’’Pengukuran Kinerja


Produktivitas Perusahaan dengan Metode Objective Matrix
(OMAX)’’, Jurnal Ilmiah, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,
Banten.

Susanti, L. Fatrias, D. Kalangi, S., (2008),’’Pengukuran Produktivitas


PTP. Nusantara VI Unit Usaha Kayu Aro dengan Metode Objective
Matrix (OMAX)’’, Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Universitas
Andalas.

Tamtomo, A. T., (2008),’’Pengukuran Produktivitas Proses Produksi PT.


Halco dengan Menggunakan Alat Ukur OMAX (Objective Matrix)’’,
Tesis Magister Manajemen, Universitas Indonesia, Jakarta.

Internet

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25071/3/Chapter%20II.pd
f
http://fantastic-note.blogspot.com/2012/02/meningkatkan-mutu-kinerja-
perusahaan.html
http://www.bambangsetiarasa.blogspot.com
http://www.stta.ac.id/jurnal/omaxsinarsemesta.pdf

73
Lampiran 1. Data untuk Perhitungan Produktivitas
Tahun Bulan a ( pcs) b (pcs) c (pcs) d (org) e (kwh) f (jam) g (jam) h (org) i (jam) j (jam)
Januari 8.593.945 8.386.904 207.041 203 120.992 9.576 330,28 19 68,58 5.279,85
Februari 7.853.876 7.734.906 118.970 203 116.176 9.576 960,4 18 50,83 5.430,28
Maret 10.670.334 10.435.761 234.573 203 112.128 9.576 1.200,77 23 72,67 5.467,43
April 9.359.128 9.224.791 134.337 203 121.736 9.120 1.928,44 20 65,67 5.248,67
Mei 10.396.748 10.249.772 146.976 205 113.176 10.032 2.051,87 25 72,83 5.741,62
Juni 12.184.974 12.791.793 393.181 205 130.592 9.576 1.392,32 23 80,45 5.442,82
2012
Juli 11.052.757 10.844.107 208.650 205 132.872 10.032 1.295,23 12 63,13 5.684,53

LAMPIRAN
Agustus 6.437.390 6.314.425 122.965 205 140.040 7.926 847,75 20 69,08 4.113,22
September 10.513.890 10.310.742 203.148 205 97.976 9.120 1.478,08 23 68,72 5.158,42
Oktober 10.183.324 9.972.051 211.273 205 126.472 10.032 1.486,18 28 73,73 5.651,15
November 7.931.880 7.701.352 230.528 205 130.400 9.576 1.978,73 19 116,08 5.382,47
Desember 9.411.285 9.162.835 248.450 205 147.396 9.120 1.663,94 12 73,55 5.344,30
Januari 9.240.592 9.006.526 234.066 203 149.648 9.576 1.886,58 21 76,30 5.565,17
Februari 10.224.918 10.025.138 199.780 203 129.864 9.120 1.847,1 25 72,62 5.337,17
Maret 9.848.918 9.642.505 206.394 203 131.992 8.664 2.723,06 22 63,78 5.104,20
April 10.559.662 10.399.765 199.897 203 142.304 10.032 1.950,9 17 66,18 5.863,07
2013
Mei 10.449.831 10.219.676 230.155 203 136.176 10.032 2.965,27 26 88,60 5.890,08
Juni 9.844.102 9.657.734 186.368 203 138.104 8.664 2.865,33 23 76,05 5.124,95
Juli 10.966.016 10.795.592 170.424 203 147.496 10.488 2.464,28 20 72,55 6.159,23
Agustus 7.424.047 7.334.243 89.804 203 97.248 7.752 1.313,02 19 84,87 4.482,72
74
September 10.910.039 10.778.834 131.205 203 134.272 9.576 2.344,41 24 80,28 5.635,18
Oktober 11.090.770 10.928.511 162.259 203 138.240 8.208 1.900,03 23 59,53 4.911,60
November 9.293.255 9.189.627 103.628 203 123.240 9.120 1.784,61 21 72,83 5.322,73
Desember 8.712.261 8.621.512 90.749 203 110.696 9.576 887,51 30 67,22 5.472,27
Sumber: data internal yang diolah

a = data hasil produksi f = data waktu / jam yang tersedia


b = data produk ok g = data waktu / jam lembur
c = data produk cacat h = data jumlah absensi tenaga kerja
d = data jumlah tenaga kerja i = data jam kerusakan mesin
e = data pemakaian kwh listrik j = data jumlah jam normal (running time)
75
Lampiran 2. Struktur Organisasi PT. KKM Cikarang

Mill Head

MBOS

Quality Assurance Purchasing HR & GA Bussiness Unit Produksi FAD & Mill Service

Quality Check Marketing Corrugator Finance

MR & DCC PPIC Converting Accounting

Logistik Maintenance IT

Sumber: data internal PT. KKM Cikarang


76
Lampiran 3. Perhitungan Objective Matrix Bulan Januari 2012
Efisiensi Efektifitas Inferensial
Kriteria
Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Rasio 6 Rasio 7 Skor Keterangan
Nilai Aktual 71,03 42.335 3,45 2,41 2,47 9,36 1,30
150,23 90.044 1,38 0,42 0,42 2,34 0,38 10 Sangat Baik
140,76 84.210 3,14 0,64 0,65 3,50 0,51 9
131,28 78.375 4,90 0,87 0,88 4,67 0,63 8
Baik
121,81 72.541 6,66 1,09 1,11 5,83 0,76 7
112,34 66.707 8,41 1,32 1,35 7,00 0,88 6
Target 102,87 60.873 10,71 1,54 1,58 8,16 1,01 5
93,39 55.038 11,93 1,77 1,81 9,33 1,13 4 Sedang
83,92 49.204 13,69 1,99 2,04 10,49 1,26 3
71,27 43.270 20,15 2,32 2,38 11,92 1,56 2
Buruk
58,62 37.336 26,61 2,65 2,73 13,35 1,86 1
45,97 31.402 33,07 2,98 3,07 14,78 2,16 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 2 2 9 2 2 4 3

Bobot 3,57 21,43 17,86 7,14 10,71 14,29 25,00


Nilai Produktivitas 7,14 42,86 160,74 14,28 21,42 57,16 75,00

Nilai Indeks Produktivitas


(Productivity Index) 378,60
77
Lampiran 4. Perhitungan Objective Matrix Bulan Februari 2012
Efisiensi Efektifitas Inferensial
Kriteria
Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Rasio 6 Rasio 7 Skor Keterangan
Nilai Aktual 67,60 38.689 10,03 1,51 1,54 8,87 0,94
150,23 90.044 1,38 0,42 0,42 2,34 0,38 10 Sangat Baik
140,76 84.210 3,14 0,64 0,65 3,50 0,51 9
131,28 78.375 4,90 0,87 0,88 4,67 0,63 8
Baik
121,81 72.541 6,66 1,09 1,11 5,83 0,76 7
112,34 66.707 8,41 1,32 1,35 7,00 0,88 6
Target 102,87 60.873 10,71 1,54 1,58 8,16 1,01 5
93,39 55.038 11,93 1,77 1,81 9,33 1,13 4 Sedang
83,92 49.204 13,69 1,99 2,04 10,49 1,26 3
71,27 43.270 20,15 2,32 2,38 11,92 1,56 2
Buruk
58,62 37.336 26,61 2,65 2,73 13,35 1,86 1
45,97 31.402 33,07 2,98 3,07 14,78 2,16 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 2 1 5 5 5 5 6

Bobot 3,57 21,43 17,86 7,14 10,71 14,29 25,00


Nilai Produktivitas 7,14 21,43 89,30 35,70 53,55 71,45 150,00

Nilai Indeks Produktivitas


(Productivity Index) 428,57
78
Lampiran 5. Perhitungan Objective Matrix Bulan Maret 2012
Efisiensi Efektifitas Inferensial
Kriteria
Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Rasio 6 Rasio 7 Skor Keterangan
Nilai Aktual 95,16 52.563 12,54 2,20 2,25 11,33 1,33
150,23 90.044 1,38 0,42 0,42 2,34 0,38 10 Sangat Baik
140,76 84.210 3,14 0,64 0,65 3,50 0,51 9
131,28 78.375 4,90 0,87 0,88 4,67 0,63 8
Baik
121,81 72.541 6,66 1,09 1,11 5,83 0,76 7
112,34 66.707 8,41 1,32 1,35 7,00 0,88 6
Target 102,87 60.873 10,71 1,54 1,58 8,16 1,01 5
93,39 55.038 11,93 1,77 1,81 9,33 1,13 4 Sedang
83,92 49.204 13,69 1,99 2,04 10,49 1,26 3
71,27 43.270 20,15 2,32 2,38 11,92 1,56 2
Buruk
58,62 37.336 26,61 2,65 2,73 13,35 1,86 1
45,97 31.402 33,07 2,98 3,07 14,78 2,16 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 4 4 4 2 2 2 3

Bobot 3,57 21,43 17,86 7,14 10,71 14,29 25,00


Nilai Produktivitas 14,28 85,72 71,44 14,28 21,42 28,58 75,00

Nilai Indeks Produktivitas


(Productivity Index) 310,72
79
Lampiran 6. Perhitungan Objective Matrix Bulan April 2012
Efisiensi Efektifitas Inferensial
Kriteria
Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Rasio 6 Rasio 7 Skor Keterangan
Nilai Aktual 76,88 46.104 21,15 1,44 1,46 9,85 1,25
150,23 90.044 1,38 0,42 0,42 2,34 0,38 10 Sangat Baik
140,76 84.210 3,14 0,64 0,65 3,50 0,51 9
131,28 78.375 4,90 0,87 0,88 4,67 0,63 8
Baik
121,81 72.541 6,66 1,09 1,11 5,83 0,76 7
112,34 66.707 8,41 1,32 1,35 7,00 0,88 6
Target 102,87 60.873 10,71 1,54 1,58 8,16 1,01 5
93,39 55.038 11,93 1,77 1,81 9,33 1,13 4 Sedang
83,92 49.204 13,69 1,99 2,04 10,49 1,26 3
71,27 43.270 20,15 2,32 2,38 11,92 1,56 2
Buruk
58,62 37.336 26,61 2,65 2,73 13,35 1,86 1
45,97 31.402 33,07 2,98 3,07 14,78 2,16 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 2 2 2 5 6 4 3

Bobot 3,57 21,43 17,86 7,14 10,71 14,29 25,00


Nilai Produktivitas 7,14 42,86 35,72 35,70 64,26 57,16 75,00

Nilai Indeks Produktivitas


(Productivity Index) 317,84
80
Lampiran 7. Perhitungan Objective Matrix Bulan Mei 2012
Efisiensi Efektifitas Inferensial
Kriteria
Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Rasio 6 Rasio 7 Skor Keterangan
Nilai Aktual 91,86 51.216 20,45 1,41 1,43 12,32 1,27
150,23 90.044 1,38 0,42 0,42 2,34 0,38 10 Sangat Baik
140,76 84.210 3,14 0,64 0,65 3,50 0,51 9
131,28 78.375 4,90 0,87 0,88 4,67 0,63 8
Baik
121,81 72.541 6,66 1,09 1,11 5,83 0,76 7
112,34 66.707 8,41 1,32 1,35 7,00 0,88 6
Target 102,87 60.873 10,71 1,54 1,58 8,16 1,01 5
93,39 55.038 11,93 1,77 1,81 9,33 1,13 4 Sedang
83,92 49.204 13,69 1,99 2,04 10,49 1,26 3
71,27 43.270 20,15 2,32 2,38 11,92 1,56 2
Buruk
58,62 37.336 26,61 2,65 2,73 13,35 1,86 1
45,97 31.402 33,07 2,98 3,07 14,78 2,16 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 4 3 2 6 6 2 3

Bobot 3,57 21,43 17,86 7,14 10,71 14,29 25,00


Nilai Produktivitas 14,38 64,29 35,72 42,84 64,26 28,58 75,00

Nilai Indeks Produktivitas


(Productivity Index) 324,97
81
Lampiran 8. Perhitungan Objective Matrix Bulan Juni 2012
Efisiensi Efektifitas Inferensial
Kriteria
Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Rasio 6 Rasio 7 Skor Keterangan
Nilai Aktual 100,96 64.317 14,54 2,98 3,07 11,22 1,48
150,23 90.044 1,38 0,42 0,42 2,34 0,38 10 Sangat Baik
140,76 84.210 3,14 0,64 0,65 3,50 0,51 9
131,28 78.375 4,90 0,87 0,88 4,67 0,63 8
Baik
121,81 72.541 6,66 1,09 1,11 5,83 0,76 7
112,34 66.707 8,41 1,32 1,35 7,00 0,88 6
Target 102,87 60.873 10,71 1,54 1,58 8,16 1,01 5
93,39 55.038 11,93 1,77 1,81 9,33 1,13 4 Sedang
83,92 49.204 13,69 1,99 2,04 10,49 1,26 3
71,27 43.270 20,15 2,32 2,38 11,92 1,56 2
Buruk
58,62 37.336 26,61 2,65 2,73 13,35 1,86 1
45,97 31.402 33,07 2,98 3,07 14,78 2,16 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 5 5 3 0 0 2 2

Bobot 3,57 21,43 17,86 7,14 10,71 14,29 25,00


Nilai Produktivitas 17,85 107,15 53,58 0 0 28,58 50,00

Nilai Indeks Produktivitas


(Productivity Index) 257,16
82
Lampiran 9. Perhitungan Objective Matrix Bulan Juli 2012
Efisiensi Efektifitas Inferensial
Kriteria
Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Rasio 6 Rasio 7 Skor Keterangan
Nilai Aktual 83,18 53.916 12,91 1,89 1,92 5,85 1,11
150,23 90.044 1,38 0,42 0,42 2,34 0,38 10 Sangat Baik
140,76 84.210 3,14 0,64 0,65 3,50 0,51 9
131,28 78.375 4,90 0,87 0,88 4,67 0,63 8
Baik
121,81 72.541 6,66 1,09 1,11 5,83 0,76 7
112,34 66.707 8,41 1,32 1,35 7,00 0,88 6
Target 102,87 60.873 10,71 1,54 1,58 8,16 1,01 5
93,39 55.038 11,93 1,77 1,81 9,33 1,13 4 Sedang
83,92 49.204 13,69 1,99 2,04 10,49 1,26 3
71,27 43.270 20,15 2,32 2,38 11,92 1,56 2
Buruk
58,62 37.336 26,61 2,65 2,73 13,35 1,86 1
45,97 31.402 33,07 2,98 3,07 14,78 2,16 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 3 4 3 3 3 7 4

Bobot 3,57 21,43 17,86 7,14 10,71 14,29 25,00


Nilai Produktivitas 10,71 85,72 53,58 21,24 32,13 100,03 100,00

Nilai Indeks Produktivitas


(Productivity Index) 403,59
83
Lampiran 10. Perhitungan Objective Matrix Bulan Agustus 2012
Efisiensi Efektifitas Inferensial
Kriteria
Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Rasio 6 Rasio 7 Skor Keterangan
Nilai Aktual 45,97 31.402 11,62 1,91 1,95 9,76 1,68
150,23 90.044 1,38 0,42 0,42 2,34 0,38 10 Sangat Baik
140,76 84.210 3,14 0,64 0,65 3,50 0,51 9
131,28 78.375 4,90 0,87 0,88 4,67 0,63 8
Baik
121,81 72.541 6,66 1,09 1,11 5,83 0,76 7
112,34 66.707 8,41 1,32 1,35 7,00 0,88 6
Target 102,87 60.873 10,71 1,54 1,58 8,16 1,01 5
93,39 55.038 11,93 1,77 1,81 9,33 1,13 4 Sedang
83,92 49.204 13,69 1,99 2,04 10,49 1,26 3
71,27 43.270 20,15 2,32 2,38 11,92 1,56 2
Buruk
58,62 37.336 26,61 2,65 2,73 13,35 1,86 1
45,97 31.402 33,07 2,98 3,07 14,78 2,16 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 0 0 4 3 3 4 2

Bobot 3,57 21,43 17,86 7,14 10,71 14,29 25,00


Nilai Produktivitas 0 0 71,44 21,42 32,13 57,16 50,00

Nilai Indeks Produktivitas


(Productivity Index) 232,15
84
Lampiran 11. Perhitungan Objective Matrix Bulan September 2012
Efisiensi Efektifitas Inferensial
Kriteria
Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Rasio 6 Rasio 7 Skor Keterangan
Nilai Aktual 107,31 51.287 16,21 1,93 1,97 11,22 1,33
150,23 90.044 1,38 0,42 0,42 2,34 0,38 10 Sangat Baik
140,76 84.210 3,14 0,64 0,65 3,50 0,51 9
131,28 78.375 4,90 0,87 0,88 4,67 0,63 8
Baik
121,81 72.541 6,66 1,09 1,11 5,83 0,76 7
112,34 66.707 8,41 1,32 1,35 7,00 0,88 6
Target 102,87 60.873 10,71 1,54 1,58 8,16 1,01 5
93,39 55.038 11,93 1,77 1,81 9,33 1,13 4 Sedang
83,92 49.204 13,69 1,99 2,04 10,49 1,26 3
71,27 43.270 20,15 2,32 2,38 11,92 1,56 2
Buruk
58,62 37.336 26,61 2,65 2,73 13,35 1,86 1
45,97 31.402 33,07 2,98 3,07 14,78 2,16 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 5 3 3 3 4 2 3

Bobot 3,57 21,43 17,86 7,14 10,71 14,29 25,00


Nilai Produktivitas 17,85 64,29 53,58 21,42 42,84 28,58 75,00

Nilai Indeks Produktivitas


(Productivity Index) 303,56
85
Lampiran 12. Perhitungan Objective Matrix Bulan Oktober 2012
Efisiensi Efektifitas Inferensial
Kriteria
Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Rasio 6 Rasio 7 Skor Keterangan
Nilai Aktual 80,52 49.675 14,81 2,07 2,12 13,66 1,30
150,23 90.044 1,38 0,42 0,42 2,34 0,38 10 Sangat Baik
140,76 84.210 3,14 0,64 0,65 3,50 0,51 9
131,28 78.375 4,90 0,87 0,88 4,67 0,63 8
Baik
121,81 72.541 6,66 1,09 1,11 5,83 0,76 7
112,34 66.707 8,41 1,32 1,35 7,00 0,88 6
Target 102,87 60.873 10,71 1,54 1,58 8,16 1,01 5
93,39 55.038 11,93 1,77 1,81 9,33 1,13 4 Sedang
83,92 49.204 13,69 1,99 2,04 10,49 1,26 3
71,27 43.270 20,15 2,32 2,38 11,92 1,56 2
Buruk
58,62 37.336 26,61 2,65 2,73 13,35 1,86 1
45,97 31.402 33,07 2,98 3,07 14,78 2,16 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 3 3 3 3 3 1 3

Bobot 3,57 21,43 17,86 7,14 10,71 14,29 25,00


Nilai Produktivitas 10,71 64,29 53,58 21,42 32,13 14,29 75,00

Nilai Indeks Produktivitas


(Productivity Index) 271,42
86
Lampiran 13. Perhitungan Objective Matrix Bulan November 2012
Efisiensi Efektifitas Inferensial
Kriteria
Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Rasio 6 Rasio 7 Skor Keterangan
Nilai Aktual 60,83 38.692 20,66 2,91 2,99 9,27 2,16
150,23 90.044 1,38 0,42 0,42 2,34 0,38 10 Sangat Baik
140,76 84.210 3,14 0,64 0,65 3,50 0,51 9
131,28 78.375 4,90 0,87 0,88 4,67 0,63 8
Baik
121,81 72.541 6,66 1,09 1,11 5,83 0,76 7
112,34 66.707 8,41 1,32 1,35 7,00 0,88 6
Target 102,87 60.873 10,71 1,54 1,58 8,16 1,01 5
93,39 55.038 11,93 1,77 1,81 9,33 1,13 4 Sedang
83,92 49.204 13,69 1,99 2,04 10,49 1,26 3
71,27 43.270 20,15 2,32 2,38 11,92 1,56 2
Buruk
58,62 37.336 26,61 2,65 2,73 13,35 1,86 1
45,97 31.402 33,07 2,98 3,07 14,78 2,16 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 1 1 2 0 1 4 0

Bobot 3,57 21,43 17,86 7,14 10,71 14,29 25,00


Nilai Produktivitas 3,57 21,43 35,72 0 10,71 57,16 0

Nilai Indeks Produktivitas


(Productivity Index) 128,59
87
Lampiran 14. Perhitungan Objective Matrix Bulan Desember 2012
Efisiensi Efektifitas Inferensial
Kriteria
Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Rasio 6 Rasio 7 Skor Keterangan
Nilai Aktual 63,85 45.909 18,24 2,64 2,71 5,85 1,38
150,23 90.044 1,38 0,42 0,42 2,34 0,38 10 Sangat Baik
140,76 84.210 3,14 0,64 0,65 3,50 0,51 9
131,28 78.375 4,90 0,87 0,88 4,67 0,63 8
Baik
121,81 72.541 6,66 1,09 1,11 5,83 0,76 7
112,34 66.707 8,41 1,32 1,35 7,00 0,88 6
Target 102,87 60.873 10,71 1,54 1,58 8,16 1,01 5
93,39 55.038 11,93 1,77 1,81 9,33 1,13 4 Sedang
83,92 49.204 13,69 1,99 2,04 10,49 1,26 3
71,27 43.270 20,15 2,32 2,38 11,92 1,56 2
Buruk
58,62 37.336 26,61 2,65 2,73 13,35 1,86 1
45,97 31.402 33,07 2,98 3,07 14,78 2,16 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 1 2 2 1 1 7 3

Bobot 3,57 21,43 17,86 7,14 10,71 14,29 25,00


Nilai Produktivitas 3,57 42,86 35,72 7,14 10,71 100,03 75,00

Nilai Indeks Produktivitas


(Productivity Index) 275,03
88
Lampiran 15. Perhitungan Objective Matrix Bulan Januari 2013
Efisiensi Efektifitas Inferensial
Kriteria
Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Rasio 6 Rasio 7 Skor Keterangan
Nilai Aktual 61,75 45.520 19,70 2,53 2,60 10,34 1,37
150,23 90.044 1,38 0,42 0,42 2,34 0,38 10 Sangat Baik
140,76 84.210 3,14 0,64 0,65 3,50 0,51 9
131,28 78.375 4,90 0,87 0,88 4,67 0,63 8
Baik
121,81 72.541 6,66 1,09 1,11 5,83 0,76 7
112,34 66.707 8,41 1,32 1,35 7,00 0,88 6
Target 102,87 60.873 10,71 1,54 1,58 8,16 1,01 5
93,39 55.038 11,93 1,77 1,81 9,33 1,13 4 Sedang
83,92 49.204 13,69 1,99 2,04 10,49 1,26 3
71,27 43.270 20,15 2,32 2,38 11,92 1,56 2
Buruk
58,62 37.336 26,61 2,65 2,73 13,35 1,86 1
45,97 31.402 33,07 2,98 3,07 14,78 2,16 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 1 2 2 1 1 3 3

Bobot 3,57 21,43 17,86 7,14 10,71 14,29 25,00


Nilai Produktivitas 3,57 42,86 35,72 7,14 10,71 42,87 75,00

Nilai Indeks Produktivitas


(Productivity Index) 217,78
89
Lampiran 16. Perhitungan Objective Matrix Bulan Februari 2013
Efisiensi Efektifitas Inferensial
Kriteria
Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Rasio 6 Rasio 7 Skor Keterangan
Nilai Aktual 78,74 50.369 20,25 1,95 1,99 12,32 1,36
150,23 90.044 1,38 0,42 0,42 2,34 0,38 10 Sangat Baik
140,76 84.210 3,14 0,64 0,65 3,50 0,51 9
131,28 78.375 4,90 0,87 0,88 4,67 0,63 8
Baik
121,81 72.541 6,66 1,09 1,11 5,83 0,76 7
112,34 66.707 8,41 1,32 1,35 7,00 0,88 6
Target 102,87 60.873 10,71 1,54 1,58 8,16 1,01 5
93,39 55.038 11,93 1,77 1,81 9,33 1,13 4 Sedang
83,92 49.204 13,69 1,99 2,04 10,49 1,26 3
71,27 43.270 20,15 2,32 2,38 11,92 1,56 2
Buruk
58,62 37.336 26,61 2,65 2,73 13,35 1,86 1
45,97 31.402 33,07 2,98 3,07 14,78 2,16 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 3 3 2 3 4 2 3

Bobot 3,57 21,43 17,86 7,14 10,71 14,29 25,00


Nilai Produktivitas 10,71 64,29 35,72 21,42 42,84 28,58 75,00

Nilai Indeks Produktivitas


(Productivity Index) 278,56
90
Lampiran 17. Perhitungan Objective Matrix Bulan Maret 2013
Efisiensi Efektifitas Inferensial
Kriteria
Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Rasio 6 Rasio 7 Skor Keterangan
Nilai Aktual 74,62 48.517 31,43 2,10 2,14 10,84 1,25
150,23 90.044 1,38 0,42 0,42 2,34 0,38 10 Sangat Baik
140,76 84.210 3,14 0,64 0,65 3,50 0,51 9
131,28 78.375 4,90 0,87 0,88 4,67 0,63 8
Baik
121,81 72.541 6,66 1,09 1,11 5,83 0,76 7
112,34 66.707 8,41 1,32 1,35 7,00 0,88 6
Target 102,87 60.873 10,71 1,54 1,58 8,16 1,01 5
93,39 55.038 11,93 1,77 1,81 9,33 1,13 4 Sedang
83,92 49.204 13,69 1,99 2,04 10,49 1,26 3
71,27 43.270 20,15 2,32 2,38 11,92 1,56 2
Buruk
58,62 37.336 26,61 2,65 2,73 13,35 1,86 1
45,97 31.402 33,07 2,98 3,07 14,78 2,16 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 2 3 0 3 3 3 3

Bobot 3,57 21,43 17,86 7,14 10,71 14,29 25,00


Nilai Produktivitas 7,14 64,29 0 21,42 32,13 42,87 75,00

Nilai Indeks Produktivitas


(Productivity Index) 242,85
91
Lampiran 18. Perhitungan Objective Matrix Bulan April 2013
Efisiensi Efektifitas Inferensial
Kriteria
Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Rasio 6 Rasio 7 Skor Keterangan
Nilai Aktual 74,69 52.215 19,45 1,89 1,92 8,37 1,13
150,23 90.044 1,38 0,42 0,42 2,34 0,38 10 Sangat Baik
140,76 84.210 3,14 0,64 0,65 3,50 0,51 9
131,28 78.375 4,90 0,87 0,88 4,67 0,63 8
Baik
121,81 72.541 6,66 1,09 1,11 5,83 0,76 7
112,34 66.707 8,41 1,32 1,35 7,00 0,88 6
Target 102,87 60.873 10,71 1,54 1,58 8,16 1,01 5
93,39 55.038 11,93 1,77 1,81 9,33 1,13 4 Sedang
83,92 49.204 13,69 1,99 2,04 10,49 1,26 3
71,27 43.270 20,15 2,32 2,38 11,92 1,56 2
Buruk
58,62 37.336 26,61 2,65 2,73 13,35 1,86 1
45,97 31.402 33,07 2,98 3,07 14,78 2,16 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 2 4 2 3 4 5 4

Bobot 3,57 21,43 17,86 7,14 10,71 14,29 25,00


Nilai Produktivitas 7,14 85,72 35,72 21,42 42,84 71,45 100,00

Nilai Indeks Produktivitas


(Productivity Index) 364,29
92
Lampiran 19. Perhitungan Objective Matrix Bulan Mei 2013
Efisiensi Efektifitas Inferensial
Kriteria
Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Rasio 6 Rasio 7 Skor Keterangan
Nilai Aktual 76,74 51.477 29,56 2,20 2,25 12,81 1,50
150,23 90.044 1,38 0,42 0,42 2,34 0,38 10 Sangat Baik
140,76 84.210 3,14 0,64 0,65 3,50 0,51 9
131,28 78.375 4,90 0,87 0,88 4,67 0,63 8
Baik
121,81 72.541 6,66 1,09 1,11 5,83 0,76 7
112,34 66.707 8,41 1,32 1,35 7,00 0,88 6
Target 102,87 60.873 10,71 1,54 1,58 8,16 1,01 5
93,39 55.038 11,93 1,77 1,81 9,33 1,13 4 Sedang
83,92 49.204 13,69 1,99 2,04 10,49 1,26 3
71,27 43.270 20,15 2,32 2,38 11,92 1,56 2
Buruk
58,62 37.336 26,61 2,65 2,73 13,35 1,86 1
45,97 31.402 33,07 2,98 3,07 14,78 2,16 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 2 3 1 2 2 2 2

Bobot 3,57 21,43 17,86 7,14 10,71 14,29 25,00


Nilai Produktivitas 7,14 64,29 17,86 14,28 21,42 28,58 50,00

Nilai Indeks Produktivitas


(Productivity Index) 203,57
93
Lampiran 20. Perhitungan Objective Matrix Bulan Juni 2013
Efisiensi Efektifitas Inferensial
Kriteria
Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Rasio 6 Rasio 7 Skor Keterangan
Nilai Aktual 71,28 48.493 33,07 1,89 1,93 11,33 1,48
150,23 90.044 1,38 0,42 0,42 2,34 0,38 10 Sangat Baik
140,76 84.210 3,14 0,64 0,65 3,50 0,51 9
131,28 78.375 4,90 0,87 0,88 4,67 0,63 8
Baik
121,81 72.541 6,66 1,09 1,11 5,83 0,76 7
112,34 66.707 8,41 1,32 1,35 7,00 0,88 6
Target 102,87 60.873 10,71 1,54 1,58 8,16 1,01 5
93,39 55.038 11,93 1,77 1,81 9,33 1,13 4 Sedang
83,92 49.204 13,69 1,99 2,04 10,49 1,26 3
71,27 43.270 20,15 2,32 2,38 11,92 1,56 2
Buruk
58,62 37.336 26,61 2,65 2,73 13,35 1,86 1
45,97 31.402 33,07 2,98 3,07 14,78 2,16 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 2 3 0 3 3 2 2

Bobot 3,57 21,43 17,86 7,14 10,71 14,29 25,00


Nilai Produktivitas 7,14 64,29 0 21,42 32,13 28,58 50,00

Nilai Indeks Produktivitas


(Productivity Index) 203,56
94
Lampiran 21. Perhitungan Objective Matrix Bulan Juli 2013
Efisiensi Efektifitas Inferensial
Kriteria
Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Rasio 6 Rasio 7 Skor Keterangan
Nilai Aktual 74,35 54.020 23,50 1,55 1,58 9,85 1,18
150,23 90.044 1,38 0,42 0,42 2,34 0,38 10 Sangat Baik
140,76 84.210 3,14 0,64 0,65 3,50 0,51 9
131,28 78.375 4,90 0,87 0,88 4,67 0,63 8
Baik
121,81 72.541 6,66 1,09 1,11 5,83 0,76 7
112,34 66.707 8,41 1,32 1,35 7,00 0,88 6
Target 102,87 60.873 10,71 1,54 1,58 8,16 1,01 5
93,39 55.038 11,93 1,77 1,81 9,33 1,13 4 Sedang
83,92 49.204 13,69 1,99 2,04 10,49 1,26 3
71,27 43.270 20,15 2,32 2,38 11,92 1,56 2
Buruk
58,62 37.336 26,61 2,65 2,73 13,35 1,86 1
45,97 31.402 33,07 2,98 3,07 14,78 2,16 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 2 4 1 5 5 4 4

Bobot 3,57 21,43 17,86 7,14 10,71 14,29 25,00


Nilai Produktivitas 7,14 85,72 17,86 35,70 53,55 57,16 100,00

Nilai Indeks Produktivitas


(Productivity Index) 357,13
95
Lampiran 22. Perhitungan Objective Matrix Bulan Agustus 2013
Efisiensi Efektifitas Inferensial
Kriteria
Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Rasio 6 Rasio 7 Skor Keterangan
Nilai Aktual 76,34 36.572 16,94 1,21 1,22 9,36 1,89
150,23 90.044 1,38 0,42 0,42 2,34 0,38 10 Sangat Baik
140,76 84.210 3,14 0,64 0,65 3,50 0,51 9
131,28 78.375 4,90 0,87 0,88 4,67 0,63 8
Baik
121,81 72.541 6,66 1,09 1,11 5,83 0,76 7
112,34 66.707 8,41 1,32 1,35 7,00 0,88 6
Target 102,87 60.873 10,71 1,54 1,58 8,16 1,01 5
93,39 55.038 11,93 1,77 1,81 9,33 1,13 4 Sedang
83,92 49.204 13,69 1,99 2,04 10,49 1,26 3
71,27 43.270 20,15 2,32 2,38 11,92 1,56 2
Buruk
58,62 37.336 26,61 2,65 2,73 13,35 1,86 1
45,97 31.402 33,07 2,98 3,07 14,78 2,16 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 2 1 3 6 6 4 1

Bobot 3,57 21,43 17,86 7,14 10,71 14,29 25,00


Nilai Produktivitas 7,14 21,43 53,58 42,84 64,26 57,16 25,00

Nilai Indeks Produktivitas


(Productivity Index) 271,41
96
Lampiran 23. Perhitungan Objective Matrix Bulan September 2013
Efisiensi Efektifitas Inferensial
Kriteria
Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Rasio 6 Rasio 7 Skor Keterangan
Nilai Aktual 81,25 53.744 24,48 1,20 1,22 11,82 1,42
150,23 90.044 1,38 0,42 0,42 2,34 0,38 10 Sangat Baik
140,76 84.210 3,14 0,64 0,65 3,50 0,51 9
131,28 78.375 4,90 0,87 0,88 4,67 0,63 8
Baik
121,81 72.541 6,66 1,09 1,11 5,83 0,76 7
112,34 66.707 8,41 1,32 1,35 7,00 0,88 6
Target 102,87 60.873 10,71 1,54 1,58 8,16 1,01 5
93,39 55.038 11,93 1,77 1,81 9,33 1,13 4 Sedang
83,92 49.204 13,69 1,99 2,04 10,49 1,26 3
71,27 43.270 20,15 2,32 2,38 11,92 1,56 2
Buruk
58,62 37.336 26,61 2,65 2,73 13,35 1,86 1
45,97 31.402 33,07 2,98 3,07 14,78 2,16 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 3 4 1 6 6 2 2

Bobot 3,57 21,43 17,86 7,14 10,71 14,29 25,00


Nilai Produktivitas 10,71 85,72 17,86 42,84 64,26 28,58 50,00

Nilai Indeks Produktivitas


(Productivity Index) 299,97
97
Lampiran 24. Perhitungan Objective Matrix Bulan Oktober 2013
Efisiensi Efektifitas Inferensial
Kriteria
Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Rasio 6 Rasio 7 Skor Keterangan
Nilai Aktual 80,34 54.634 23,15 1,46 1,48 11,33 1,21
150,23 90.044 1,38 0,42 0,42 2,34 0,38 10 Sangat Baik
140,76 84.210 3,14 0,64 0,65 3,50 0,51 9
131,28 78.375 4,90 0,87 0,88 4,67 0,63 8
Baik
121,81 72.541 6,66 1,09 1,11 5,83 0,76 7
112,34 66.707 8,41 1,32 1,35 7,00 0,88 6
Target 102,87 60.873 10,71 1,54 1,58 8,16 1,01 5
93,39 55.038 11,93 1,77 1,81 9,33 1,13 4 Sedang
83,92 49.204 13,69 1,99 2,04 10,49 1,26 3
71,27 43.270 20,15 2,32 2,38 11,92 1,56 2
Buruk
58,62 37.336 26,61 2,65 2,73 13,35 1,86 1
45,97 31.402 33,07 2,98 3,07 14,78 2,16 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 3 4 2 5 5 2 3

Bobot 3,57 21,43 17,86 7,14 10,71 14,29 25,00


Nilai Produktivitas 10,71 85,72 35,72 35,70 53,55 28,58 75,00

Nilai Indeks Produktivitas


(Productivity Index) 324,98
98
Lampiran 25. Perhitungan Objective Matrix Bulan November 2013
Efisiensi Efektifitas Inferensial
Kriteria
Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Rasio 6 Rasio 7 Skor Keterangan
Nilai Aktual 75,41 45.780 19,17 1,12 1,13 10,34 1,37
150,23 90.044 1,38 0,42 0,42 2,34 0,38 10 Sangat Baik
140,76 84.210 3,14 0,64 0,65 3,50 0,51 9
131,28 78.375 4,90 0,87 0,88 4,67 0,63 8
Baik
121,81 72.541 6,66 1,09 1,11 5,83 0,76 7
112,34 66.707 8,41 1,32 1,35 7,00 0,88 6
Target 102,87 60.873 10,71 1,54 1,58 8,16 1,01 5
93,39 55.038 11,93 1,77 1,81 9,33 1,13 4 Sedang
83,92 49.204 13,69 1,99 2,04 10,49 1,26 3
71,27 43.270 20,15 2,32 2,38 11,92 1,56 2
Buruk
58,62 37.336 26,61 2,65 2,73 13,35 1,86 1
45,97 31.402 33,07 2,98 3,07 14,78 2,16 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 2 2 2 7 7 3 3

Bobot 3,57 21,43 17,86 7,14 10,71 14,29 25,00


Nilai Produktivitas 7,14 42,86 35,72 49,98 74,97 42,87 75,00

Nilai Indeks Produktivitas


(Productivity Index) 328,54
99
Lampiran 26. Perhitungan Objective Matrix Bulan Desember 2013
Efisiensi Efektifitas Inferensial
Kriteria
Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Rasio 6 Rasio 7 Skor Keterangan
Nilai Aktual 78,70 42.918 9,27 1,04 1,05 14,78 1,23
150,23 90.044 1,38 0,42 0,42 2,34 0,38 10 Sangat Baik
140,76 84.210 3,14 0,64 0,65 3,50 0,51 9
131,28 78.375 4,90 0,87 0,88 4,67 0,63 8
Baik
121,81 72.541 6,66 1,09 1,11 5,83 0,76 7
112,34 66.707 8,41 1,32 1,35 7,00 0,88 6
Target 102,87 60.873 10,71 1,54 1,58 8,16 1,01 5
93,39 55.038 11,93 1,77 1,81 9,33 1,13 4 Sedang
83,92 49.204 13,69 1,99 2,04 10,49 1,26 3
71,27 43.270 20,15 2,32 2,38 11,92 1,56 2
Buruk
58,62 37.336 26,61 2,65 2,73 13,35 1,86 1
45,97 31.402 33,07 2,98 3,07 14,78 2,16 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 3 2 6 7 7 0 3

Bobot 3,57 21,43 17,86 7,14 10,71 14,29 25,00


Nilai Produktivitas 10,71 42,86 107,16 49,98 74,97 0 75,00

Nilai Indeks Produktivitas


(Productivity Index) 360,68
100

Anda mungkin juga menyukai