Anda di halaman 1dari 29

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

PROPOSAL CAPSTONE DESIGN PROJECT

“USULAN INOVASI PRODUK KURSI KERAMAS”

Oleh:
Azhar Sahir
Muhammad Raihan Firdausy Alfakhairullah
Raihan Akmal

UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penulisan : Usulan Inovasi Produk Kursi Keramas


.
Nama / NPM : Azhar Sahir / 31416260
Muhammad Raihan Firdausy A./ 35416028
Raihan Akmal / 38416245
Tanggal Sidang :
Tanggal Lulus :

Menyetujui,

Pembimbing Capstone Design Project

Dr. Rossi Septy Wahyuni, ST., MT.

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Buku Kerja Capstone Design Project yang berjudul “USULAN INOVASI

PRODUK KURSI KERAMAS”. Penulisan ilmiah ini bertujuan sebagai


persyaratan untuk melakukan penyusunan tugas akhir mencapai jenjang D IV atau
setara sarjana muda . Tujuan dari capstone design project adalah mendapatkan
inovasi untuk produk kursi keramas. Lebih dari pada itu, tujuan penulisan laporan
ini untuk memanfaatkan dan menunjukkan pengetahuan dan pengalaman yang
diperoleh setelah mengikuti kuliah-kuliah pada tahun I, II dan III.
Pembuatan capstone design project ini tidak lepas dari berbagai pihak
yang telah memberikan bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dari berbagai pihak dalam penulisan ilmiah kepada :
1. Prof. Dr. E. S. Margianti, S.E., M.M., selaku Rektor Universitas Gunadarma.
2. Prof. Dr. Ir. Bambang Suryawan, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi
Industri.
3. Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Industri
Universitas Gunadarma.
4. Dr. Rossi Septy Wahyuni, ST., MT., selaku Dosen Pembimbing Capstone
Design Project yang selalu memberikan bimbingan dan masukan yang sangat
bermanfaat.
5. Ratih Wulandari, ST., MT., selaku Koordinator Capstone Design Projec
Teknik Industri.
6. Ibu dan Ayah tim yang selalu memberikan doa dan memberi dukungan baik
semangat maupun materil sehingga tim mampu menyelesaikan capstone
design project.
7. Sahabat dan teman seperjuangan yang tiada henti memberikan dukungan dan
motivasi kepada tim.
8. Perpusatakaan Universitas Gunadarma yang telah menyediakan referensi

ii
untuk tim sehingga mampu menyelesaikan penulisan ilmiah ini.
9. Teman-teman Jurusan Teknik Industri angkatan 2016 yang tidak dapat penulis
sebutkan namanya satu persatu.
10. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan ilmiah
ini.

Penulis sadar bahwa penyusunan penulisan ilmiah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dan penyempurnaan penulisan berikutnya agar dapat
menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas
perhatian dan dukungannya semoga penulisan ilmiah ini bisa bermanfaat.

Depok, April 2020

Tim Capstone Design Project

iii
DAFTAR` ISI

LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii

DAFTAR` ISI..................................................................................................................iv

BAB I................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2

1.3 Tujuan Capstone Design Project.....................................................................2

1.4 Pembatasan Masalah.......................................................................................2

BAB II...............................................................................................................................4

TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................4

2.1 Landasan Teori.................................................................................................4

2.1.1 Definisi Quality Function Deployment (QFD)............................................4

2.1.2 Manfaat Quality Function Deployment (QFD)..........................................4

2.1.3 Bagian-bagian House of Quality (HOQ).....................................................5

2.1.4 Fase Tingkatan Quality Function Deployment (QFD)..............................7

2.1.5 Pengertian Kuesioner...................................................................................8

2.1.6 CATIA...........................................................................................................9

2.1.7 RULA............................................................................................................9

2.1.8 Postur Kerja................................................................................................10

2.1.9 Pemilihan Konsep.......................................................................................10

2.1.10 Metode Pemilihan Konsep.........................................................................11

iv
2.1.11 Matriks Pugh atau Keputusan..................................................................11

2.1.12 Keuntungan Metode Seleksi Konsep yang Terstruktur..........................12

BAB III...........................................................................................................................14

PERENCANAAN CAPSTONE DESIGN PROJECT.................................................14

3.1 Tahapan Perencanaan...................................................................................14

3.2 Perencanaan Solusi.........................................................................................15

3.3 Alternatif Solusi..............................................................................................15

3.4 Capaian Keluaran (Expected Outcomes).......................................................17

3.5 Jadwal Pelaksanaan (Gantt Chart)................................................................17

BAB IV............................................................................................................................18

KESIMPULAN..............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................19

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persaingan bisnis yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk
menerapkan strategi bisnis yang tepat dalam menghadapi lingkungan bisnis yang
dinamis, yang diindikasikan oleh proses inovasi secara terus menerus
dan  tingginya tingkat perubahan selera konsumen. Salah satu kunci sukses
perusahaan dalam persaingan bisnis adalah memiliki dan mempertahankan
keunggulan kompetitif yang terletak pada kemampuan perusahaan untuk
membedakan diri dengan pesaingnya dan kemampuan produksi dengan biaya
yang lebih rendah. Perusahaan harus memiliki sistem persediaan yang baik dan
efisien dalam persaingan global.
Sehubungan dengan meningkatnya persaingan dalam pasar global,
permintaan pelanggan yang semakin komplek dan semakin banyaknya produk
baru yang bermunculan, maka setiap perusahaan harus mampu bersaing untuk
menciptakan produk yang inovatif dengan cepat agar perusahaan tersebut dapat
meningkatkan keunggulan kompetitifnya. kuesioner digunakan untuk mengetahui
kebutuhan dan keinginan konsumen dengan cara menyebar kuesioner terbuka dan
kuesioner tertutu yang nanti akan diolah menjadi HOQ. HOQ (House Of Quality)
digunakan untuk mengetahui karakteristik dominan dan prioritas terhadap
perencanaan produk yang akan dibuat. Terdapat banyak metode untuk menilai
postur keja, antara lain OWAS (Ovako Working Postural Analysis System),
REBA (Rapid Entire Body Assessment), dan RULA (Rappid Upper Limb
Assessment). Metode ini dapat menampilkan postur pada bagian tubuh manakah
yang berbahaya untuk pekerjaan tersebut. Penurusan konsep digunakan untuk
mengetahui cara menurunkan konsep menggunakan pohon klasifikasi dan tabel
kombinasi. Pemilihan konsep digunakan untuk mendapatkan konsep terpilih.

1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang tersebut adalah masalah
yang berhubungan dengan kuesioner, House of Quality, Rapid Upper Limb
Assessment (RULA), penurunan konsep, pemilihan konsep. Rumusan masalah
yang diangkat yaitu bagaimana menentukan konsep yang diinginkan oleh
pelanggan, konsep yang akan diturunkan, dan postur tubuh yang baik dalam
menggunakan produk.

1.3 Tujuan Capstone Design Project


Berdasarkan rumus1an masalah di atas, mengenai pembuatan inovasi kursi
keramas, maka tujuan dari penelitian ini adalah membuat rancangan perbaikan
kursi keramas yang selanjutnya dirinci sebagai berikut :
1. Mengetahui karakteristik dominan dan tingkat priortias dalam perbaikan kursi
keramas berdasarkan metode QFD
2. Menganalisa postur tubuh pada pengguna kursi keramas dengan menggunakan
metode RULA
3. Mengetahui konsep terpilih dan alternatif terbaik dalam perbaikan kursi
keramas berdasarkan matriks pugh.

1.4 Pembatasan Masalah


Pembatasan masalah yang dilakukan dalam penelitian ini agar pembahasan
tidak keluar dari permasalahan. Hal-hal yang menjadi batasan dalam penulisan
ilmiah ini adalah sebagai berikut
1. Produk yang diteliti adalah produk kursi keramas.
2. Inovasi yang dilakukan ialah pengembangan dari produk yang sudah ada.
3. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner online yang
disebar kepada responden yang dianggap memenuhi persyaratan.

2
4. Metode yang digunakan untuk mengolah data kuesioner adalah SPSS 16.0
sedangkan metode yang digunakan untuk pengembangan produk adalah QFD
Designer Versi 5 hanya pada tahapan HOQ 1.
5. Pengambilan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner nordic
bodymap dan data postur kerja operator.
6. Penyelesaian masalah menggunakan metode Rapid Upper Limb Assesment
(RULA).
7. Pengolahan data menggunakan CATIA V5R20.
8. Penentuan tingkat kepentingan (prioritas kebutuhan) dengan menggunakan
metode Matriks Pugh.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


Landasan teori merupakan pembahasan teori yang digunakan sebagai ilmu
dalam penyelesaian penulisan yang akan membahas tentang uraian pemecahan
masalah. Teori-teori yang dikemukakan merupakan dasar-dasar penulis untuk
meneliti permasalahan dalam penelitian.

2.1.1 Definisi Quality Function Deployment (QFD)


Menurut Yoji Akao, QFD adalah suatu metodologi untuk menterjemahkan
kebutuhan dan keinginan konsumen ke dalam suatu rancangan produk yang
memiliki persyaratan teknik dan karakteristik kualitas tertentu, sedangkan
menurut Oakland J. S, QFD adalah suatu sistem untuk mendesain sebuah produk
atau jasa yang berdasarkan permintaan pelanggan, dengan melibatkan partisipasi
fungsi-fungsi yang terdapat dalam organisasi tertentu. (Jaelani, 2012)
Secara umum definisi Quality Function Deployment (QFD) adalah
metodologi yang digunakan untuk membuat perencanaan serta pengembangan
produk dengan cara sistematis mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan
konsumen serta kemampuan teknis perusahaan, sekaligus mengevaluasi usaha-
usaha untuk mencapai tujuan tersebut (Jaelani, 2012).

4
2.1.2 Manfaat Quality Function Deployment (QFD)
QFD digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan persaingan secara
terus menerus serta memperbaiki kualitas dan produktifitas suatu perusahaan.
Penggunaan QFD pada bidang teknik menimbulkan manfaat bagi organisasi
maupun perusahaan yang menggunakannya. Berikut ini merupakan manfaat dari
QFD, antara lain (Wijaya, 2011).
1. Hasil konsep perancangan produk dan jasa baru memuaskan kebutuhan
pelanggan.
2. Fokus pada efisiensi waktu, sehingga akan mengurangi lamanya waktu yang
diperlukan untuk mengolah ulang konsep secara keseluruhan sehingga dapat
mengurangi waktu untuk memasarkan produk-produk baru.
3. Mendorong terselenggaranya kerjasama tim. Setiap keputusan dalam proses
diambil berdasarkan ketepatan bersama dalam diskusi seluruh departemen.
Masing-masing anggota tim kerja mempunyai kedudukan yang sama
pentingnya dan memiliki sesuatu untuk disumbangkan kepada proses.
QFD digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan persaingan secara
terus menerus serta memperbaiki kualitas dan produktifitas suatu perusahaan.
Penggunaan QFD pada bidang teknik menimbulkan manfaat bagi organisasi
maupun perusahaan yang menggunakannya. Berikut ini merupakan manfaat dari
QFD, antara lain (Wijaya, 2011).
1. Hasil konsep perancangan produk dan jasa baru memuaskan kebutuhan
pelanggan.
2. Fokus pada efisiensi waktu, sehingga akan mengurangi lamanya waktu yang
diperlukan untuk mengolah ulang konsep secara keseluruhan sehingga dapat
mengurangi waktu untuk memasarkan produk-produk baru.
3. Mendorong terselenggaranya kerjasama tim. Setiap keputusan dalam proses
diambil berdasarkan ketepatan bersama dalam diskusi seluruh departemen.
Masing-masing anggota tim kerja mempunyai kedudukan yang sama
pentingnya dan memiliki sesuatu untuk disumbangkan kepada proses.

5
2.1.3 Bagian-bagian House of Quality (HOQ)
Perancangan dan pengembangan produk menggunakan metode QFD,
dengan data yang dimasukkan diambil dengan cara mengidentifikasi suara
konsumen atau kebutuhan serta keinginan konsumen. Kebutuhan konsumen
menjadi input data yang disusun pada House of Quality. Bagian-bagian dari HOQ
ditunjukkan dalam gambar 9.2 sebagai berikut (Nasution, 2008).

Gambar 9.2 Bagian-bagian House of Quality


1. Bagian A (Customer Needs and Benefits)
Bagian pertama dari HOQ yaitu suara konsumen (Voice of Customer), bagian
ini berisi daftar kebutuhan dan keinginan konsumen.
2. Bagian B (Planning Matrix)

6
Bagian kedua dari HOQ yaitu planning matrix, bagian ini merupakan tempat
penentuan sasaran/tujuan produk, didasarkan pada hasil interpretasi tim
terhadap data riset pemasaran. Penetapan sasaran merupakan gabungan antara
prioritas-prioritas bisnis perusahaan dengan prioritas-prioritas kebutuhan
konsumen. Hal ini merupakan tahapan penting dalam perencanaan produk.

3. Bagian C (Technical Response)


Bagian ketiga dari HOQ yaitu technical response, sering juga disebut
Substitute Quality Characteristic (SQCs). Pada bagian ini terjadi proses
penerjemahan dari kebutuhan konsumen (voice of customer) ke dalam bahasa
pengembang (voice of developer). Proses ini akan mencari jawaban dari
pertanyaan how (bagaimana) kebutuhan konsumen dapat dipenuhi.
Penerjemahan dilakukan melalui proses brainstorming, yaitu dengan mencari
cara-cara yang perlu dilakukan oleh pihak perusahaan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen. Alat yang biasa digunakan dalam proses ini diantaranya
adalah afinity diagram, fish bone diagram, dan tree diagram.
4. Bagian D (Relationship Matrix)
Bagian keempat dari HOQ yaitu pengisian bagian matrik hubungan
(relationships matrix) dengan menempatkan keinginan konsumen pada badan
kiri dan karakteristik teknis pada bagian atas dari HOQ, maka dapat dievaluasi
hubungan keduanya secara sistematis. Langkah pertamanya adalah mencari
hubungan sebab akibat (impact) yang ditimbulkan oleh masing-masing
karakteristik teknis terhadap kebutuhan konsumen.
5. Bagian E (Technical Correlations)
Bagian kelima dari HOQ yaitu technical correlations, matriks yang terletak
paling atas dan bentuknya menyerupai atap. Matriks ini digunakan untuk
membantu tim dalam menentukan desain yang mengalami bottleneck, dan
menentukan kunci komunikasi diantara para desainer. Selain itu, matriks ini
juga menggambarkan hubungan dan ketergantungan antar karakteristik teknis
yang satu dengan karakteristik teknis yang lainnya. Antar elemen karakterisik
teknis tersebut, mungkin saling mempengaruhi, baik positif (saling

7
mendukung) ataupun negatif (saling bertentangan). Dengan melihat direction
of improvement dan tiap karakteristik teknis, kemudian didiskusikan dan
ditetapkan bersama tim pengembang tingkat hubungan dari setiap karakteristik
teknis.
6. Bagian F (Technical Matrix)
Bagian keenam dari HOQ yaitu technical matrix, bagian ini berisi tiga jenis
data, yaitu technical response priorities, competitive technical benchmarks,
dan target technical.

2.1.4 Fase Tingkatan Quality Function Deployment (QFD)


Proses QFD meliputi pembentukan matrik-matrik yang juga biasa disebut
sebagai tabel kualitas yang memuat tahap-tahap penggunaan QFD yang terdiri
dari 4 fasa. Berikut ini merupakan fase tingkatan QFD, yaitu (Jaelani, 2012).
1. Perencanaan Produk (Product Planning), tahap mengenai proses penerjemahan
karakteristik kualitas yang menjadi keinginan pelanggan menajdi karakteristik
tenkis perusahaan. Tahap perencanaan produk biasa disebut dengan The House
of Quality. Tahap ini dilakukannya pengumpulan data-data tentang kebutuhan-
kebutuhan konsumen, keterangan jaminan, peluang dari persaingan, ukuran
produk, ukuran produk pesaing dan kemampuan teknis organisasi untuk
memenuhi setiap kebutuhan pelanggan.
2. Perencanaan Komponen (Part Planning), tahap mengenai proses penerjemahan
dan pengembangan karakteristik teknis perusahaan yang dihasilkan pada fasa
(1) menjadi lebih rinci dan membentuk karakteristik kualitas per bagian.
Konsep produk dibuat pada tahap ini dan membuat spesifikasi bagian yang
telah didokumentasikan.
3. Perencanaan Proses (Process Planning), tahap mengenai proses penerjemahan
karakteristik kualitas pada tiap bagian yang dihasilkan pada fasa (2) untuk
menentukan karakteristik proses masing-masing. Selama perencanaan proses,

8
proses-proses manufacturing dijadikan diagram alir dan parameter proses
(target values) didokumentasikan.
4. Perencanaan Produksi (Production Planning), tahap mengenai proses
pembentukan hubungan dan keselarasan antara karakteristik proses yang
dihasilkan pada fasa (3) dengan karakteristik keinginan bagian produksi. Tahap
perencanaan produksi membuat petunjuk-petunjuk pekerjaan untuk memantau
proses produksi, jadwal pemeliharaan dan pelatihan keterampilan operator-
operator (Jaelani, 2012).

2.1.5 Pengertian Kuesioner


Angket atau kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab (Sugiono, 2008).

Angket adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh


informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia
ketahui (Arikunto, 2006).

9
Model yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model QFD
(Quality Function Deployment) untuk proses perancangan dan perhitungan
material (material casting), dimana pada perhitungan biaya material ini fokus
utama adalah untuk mendapatkan total biaya komponen dari perancangan produk
yang dilakukan. Fokus utama dari QFD adalah melibatkan konsumen pada proses
pengembangan produk sedini mungkin. Filosofi yang mendasarinya adalah bahwa
konsumen tidak akan puas dengan suatu produk meskipun suatu produk yang
telah dihasilkan dengan sempurna bila mereka memang tidak menginginkan dan
membutuhkannya. (Kurniasih, 2013)

2.1.6 CATIA
CATIA merupakan singkatan dari Computer Aided Three dimensional
Interactive Application dan salah satu program yang diperuntukan untuk kalangan
engineer yang banyak dipakai dalam indutri pesawat terbang, otomotif, dan
industri indutri lainnya. CATIA adalah perangkat lunak yang membantu proses
desain, rekayasa, dan manufaktur. Proses pemodelan tidak memerlukan gambar
manual ataupun model fisik dikarenakan dapat dibuat secara digital menggunakan
CATIA, dan Penggunaan software CATIA V5 ini tergolong mudah, mulai dari
pemodelan hingga analisis komponen atau kontruksi dapat dilakukan (Pinem,
2009).

2.1.7 RULA
RULA adalah metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi yang
menginvestigasi dan menilai posisi kerja yang dilakukan oleh tubuh bagian atas.
Metode ini tidak membutuhkan piranti khusus dalam memberikan penilaian dalam
postur leher, punggung dan tubuh bagian atas (Meliana, 2009)

10
RULA adalah metode survei yang dikembangkan untuk melakukan
investigasi tempat kerja serta memeriksa adanya pembebanan biomekanik dan
postur (Prawiranegara, 2011)

2.1.8 Postur Kerja


Postur kerja seseorang akan ditentukan (setidaknya sebagian) oleh
hubungan antara dimensi tubuhnya dan tempat kerjanya. Postur dapat
didefinisikan sebagai orientasi relatif dari bagian-bagian tubuh (Pheasent, 2003)
Postur kerja adalah sikap tubuh saat bekerja. Sikap kerja yang berlainan
akan menghasilkan kekuatan yang berbeda. Pada saat bekerja postur dilakukan
dirancang agar terjadi alamiyah sehingga dapat mengurangi timbulnya cedera
muscoluskeletal (Masitoh, 2016)

2.1.9 Pemilihan Konsep


Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai
dengan analisa persepsi dan peluang. Pengembangan produk merupakan aktivitas
lintas disiplin yang membutuhkan kontribusi dari hampir semua fungsi yang ada,
namun tiga fungsi yang penting bagi proyek pengembangan produk. Berikut
pengembangan produk beserta fase-fasenya (Cross, 1994).
Pemilihan konsep atau seleksi konsep merupakan proses menilai konsep
dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan dan kriteria lain, membandingkan
kekuatan dan kelemahan relatif dari konsep, dan memilih satu atau lebih konsep
untuk penyelidikan, pengujian, dan pengembangan selanjutnya. Banyak tahapan
proses pengembangan diuntungkan oleh kreativitas yang tak terbatas dan
pemikiran yang menyebar (Ulrich, 2001).
Seleksi konsep merupakan proses penyempitan serangkaian alternatif
konsep yang sedang dipertimbangkan. Meskipun seleksi konsep merupakan
proses yang menyempit (konvergen), namun seringkali berulang dan mungkin

11
tidak segera menghasilkan sebuah konsep yang dominan. Sejumlah besar konsep
pada awalnya disaring menjadi jumlah yang lebih kecil, tetapi jumlah kecil ini lalu
dapat digabungkan atau diperbaiki sehingga memperluas kembali konsep-konsep
yang sedang dipertimbangkan. Melalui beberapa iterasi akhirnya dipilih sebuah
konsep yang dominan (Ulrich, 2001).

2.1.10 Metode Pemilihan Konsep


Pemilihan konsep terdapat beberapa metode, metode ini digunakan untuk
memilih beberapa konsep diantara konsep-konsep alternatif. Metode pemilihan
konsep sangat bervariasi yang dilihat dari efektivitasnya. Beberapa metode
tersebut adalah (Ulrich, 2001).
1. Keputusan Eksternal

Keputusan eksternal merupakan konsep-konsep yang dikembalikan kepada


pelanggan, klien, atau beberapa lingkup eksternal lainnya untuk diseleksi.

2. Produk Juara

Seorang anggota yang berpengaruh dari tim pengembang produk memilih


sebuah konsep atas dasar pilihan pribadi.

12
3. Intuisi

Konsep dipilih atas dasar perasaan. Kriteria eksplisit atau analisis


pertentangan tidak digunakan. Konsep yang dipilih semata-mata yang
kelihatan lebih baik.

4. Multivoting

Tiap anggota tim memilih beberapa konsep. Konsep yang paling banyak
dipilih adalah konsep yang akan digunakan.

5. Pro dan Kontra

Tim mendaftar kekuatan dan kelemahan dari tiap konsep dan membuat
sebuah pilihan berdasarkan pendapat kelompok.

13
6. Prototipe dan Pengujian

Organisasi membuat dan menguji prototipe dari tiap konsep, lalu menyeleksi
berdasarkan data pengujian.

7. Matriks Keputusan

Tim menilai masing-masing konsep berdasarkan kriteria penyeleksian yang


telah ditetapkan sebelum yang dapat diberi bobot.

2.1.11 Matriks Pugh atau Keputusan


Matriks keputusan atau matriks pugh pemilihan konsep yang mempunyai
pengertian yaitu tim menilai masing-masing konsep berdasarkan kriteria
penyeleksian yang telah ditetapkan sebelum yang dapat diberi bobot. Metode
seleksi konsep ini didasarkan pada penggunaan matriks keputusan untuk
mengevaluasi masing-masing konsep dengan mempertimbangkan serangkaian
kriteria seleksi. Seleksi terhadap beberapa konsep dengan acuan produk referensi
mendapatkan konsep terpilih sebagai hasil dari matriks pugh (Ulrich, 2001).

2.1.12 Keuntungan Metode Seleksi Konsep yang Terstruktur


Proses seleksi konsep yang terstruktur akan membantu mempertahankan
objektivitas keseluruhan fase konsep dari proses pengembangan dan menuntut tim

14
pengembang produk melalui proses yang kritis, sulit dan kadangkala emosional.
Secara khusus, metode seleksi konsep yang terstruktur memberikan keuntungan
potensial sebagai berikut (Ulrich, 2001).
1. Produk terfokus pada pelanggan
Konsep secara eksplisit dievaluasi berdasarkan kriteria pelanggan, seleksi
konsep kemungkinan besar difokuskan pada pelanggan.
2. Rancangan yang kompetitif
Rancangan uang kompetitif dilakukan dengan membandingkan
(benchmarking) konsep dengan rancangan yang sudah ada, desainer akan
mengusahakan rancangan agar menyamai atau melebihi penampilan
pesaingnya pada beberapa dimensi kunci.
3. Mengurangi waktu untuk pengenalan produk
Sebuah metode yang terstruktur akan menjadi sebuah bahasa umum diantara
insinyur manufaktur, perancangan industri, pemasaran dan manajer proyek.
Hal ini mengakibatkan berkurangnya ambiguitas dalam komunikasi sehingga
komunikasi yang lebih cepat dan kesalahan awal dapat diminimalisasi.
4. Pengambilan keputusan kelompok yang efektif
Tim pengembang filosofi dan garis pedoman organisasi, kemauan anggota
untuk berpartisipasi, dan pengalaman anggota tim dapat menghambat proses
seleksi konsep. Metode yang terstruktur akan mendorong pengambilan
keputusan berdasarkan kriteria objektif dan memperkecil kemungkinan
keputusan yang sewenang-wenang atau faktor personal yang mempengaruhi
pemilihan konsep produk.
5. Dokumentasi proses keputusan

Metode struktur akan menghasilkan catatan yang akan membantu memahami


alasan yang rasional, yang berada dibelakang keputusan konsep. Catatan ini
bermanfaat untuk membantu proses belajar (asimilasi) anggota tim baru dan

15
untuk menilai dengan cepat pengaruh perubahan kebutuhan konsumen pada
alternative yang tersedia.

16
BAB III

PERENCANAAN CAPSTONE DESIGN PROJECT

3.1 Tahapan Perencanaan


Tahapan perencanaan sangat diperlukan untuk menentukan seluruh
langkah dalam pengerjaan capstone project ini. Setiap langkah perencanaan harus
dijalankan sesuai urutan agar tidak terjadi mengalami suatu yang fatal. Tahap
perencanaan akan terlihat dalam bentuk flowchart agar lebih mudah untuk
dipahami.

Kajian Pustaka Identifikasi Masalah

Perumusan Masalah

Tujuan Penulisan

Perencanaan Produk

Penilian Tingkat Ergonomis

Pemilihan Konsep Produk

Kesimpulan

Gambar 3.1 Flowchart Penulisan Capstone Project


Gambar 3.1 Flowchart Penulisan Capstone Project merupakan gambaran
secara singkat tahapan dalam pengerjaan Capstone Project ini. Flowchart ini
menjadi garis besar bagaimana pengerjaan capstone project akan dilakukan.

17
3.2 Perencanaan Solusi
Berdasarkan flowchart tersebut dapat kita lihat tahapan pertama dengan
melakukan kajuan pustaka dan mengidentifikasi masalah. Sebelum memulai
apstone Project maka akan dilakukan pencarian referensi yang akan digunakan
untuk melakukan Capstone Project dari berbagai jenis referensi seperti buku,
jurnal, skripsi, tesis, dan lain-lain. Langkah berikutnya dengan mengidentifikasi
masalah yang akan dibahas dalam Capstone Project ini untuk memperjelas
masalah yang akan dihadapi dari pembahasan Capstone Project tersebut
Tahapan berikutnya adalah perumusan masalah. Perumusan masalah
digunakan untuk menginfromasikan alat dan metode apa saja yang akan
digunakan selaama Capstone Project ini. Capstone Project kali ini menggunakan
kuesioner, House of Quality, RULA, penurunan konsep, pemilihan konsep.
Tahapan berikutnya adalah menentukan tujuan penulisan. Tujuan penulisan
Capstone Project bertujuan untuk memberi informasi apa saja hasil akhir yang
akan dituju dalam penulisan Capstone Design Project.
Tahapan berikutnya melakukan perencanaan produk dengan menyebarkan
kuesioner kepada responden dan mengolah data tersebut dalam bentuk House Of
Quality. Tahap berikutnya melakukan penilian tingkat ergonomi dengan
menggunakan RULA terhadap postur tubuh pekerja dalam menggunakan kursi
keramas. Setelah mendapatkan hasil dari QFD dan penilian ergonomis dengan
RULA maka produk akan mulai dirancang dengan menurunkan konsep dan
dipilih konsep konsep apa saja yang terpilih untuk dijadikan kursi keramas.
Tahapan terakhir membuat kesimpulan. Kesimpulan digunakan untuk
memberikan suatu kesempatan serta informasi kepada para pembaca guna
mengetahui secara cepat tentang apa hasil akhir yang diperoleh dari penelitian
yang telah dilakukan

3.3 Alternatif Solusi


Alternative solusi akan menjelaskan metode yang digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan atau membantu dalam proses pengumpulan data

18
maupun proses pengolahan data yang akan dilakukan dalam pengerjaan capstone
project ini.
1. Penyusunan Kuesioner
Langkah pertama dalam perancangan kursi keramas yaitu, menyusun
kuesioner terbuka maupun tertutup untuk mendapatkan keinginan
konsumen
2. Penyebaran Kuesioner
Penyebaran kuesioner yang telah dirancang bertujuan mendapatkan suara
konsumen untuk mendapatkan apa keinginan konsumen
3. Membuat House of Quality (HOQ)
Setelah mendapatkan karakteristik teknis dalam respon kuesioner,
kemudian merancang HOQ sesuai jawaban kuesioner untuk mendapatkan
weighted importance atau karakteristik dominan untuk menjadi focus
perancangan kursi keramas
4. Penyebaran Kuesioner Nordic Bodymap
Kuesioner nordic body maps memiliki 28 item pertanyaan yang berupa
keluhan atau resiko cedera pada seluruh bagian tubuh. Kuesioner ini
disebarkan kepada seluruh pekerja yang menggunakan kursi keramas.
5. Mengidentifikasi Postur Kerja
Setelah mendapatkan keluhan yang dialami oleh para pekerja maka akan
dilakukan identifikasi pustur kerja dengan menggunakan Rapid Upper
Limb Assessment (RULA)
6. Melakukan Penurunan Konsep
Penurunan konsep meggunakan pohon klasifikasi yang membantu untuk
memberikan cabang berupa pilihan yang kemudian dibuat tabel kombinasi
untuk mengetahui kombinasi konsep yang ada.
7. Melakukan Pemilihan Konsep
Setelah mendapatkan penurunan konsep yang berupa tabel kombinasi dari
konsep yang ada kemudian dibuatlah matriks pugh untuk menentukan
konsep yang terpilih yang akan digunakan pada produk kursi keramas.

19
3.4 Capaian Keluaran (Expected Outcomes)
Tentunya dalam proses pengerjaan capstone project ini diharapkan untuk
mendapatkan hasil yang nantinya berguna dalam dunia akademik dan produk
yang dihasilkan bisa digunakan juga.
1. Buku kerja Capstone Design Project
Buku kerja ini memuat langkah-langkah untuk proses pembuatan kursi
keramas.
2. Log Book
Log book merupakan keluaran yang digunakan untuk menjelaskan secara
rinci penulisan capstone project ini.
3. Poster
Poster ini akan berisi informasi singkat tentang produk, sehingga orang-
orang dapat tau mengenai produk tersebut.

3.5 Jadwal Pelaksanaan (Gantt Chart)


Jadwal pelaksanaan (Gantt Chart) adalah jadwal yang memuat tahapan
pengerjaan yang akan dilakukan penulis selama melakukan penulisan capstone
project desaign. Berikut ini merupakan jadwal secara terperinci yang dibuat oleh
penulis dalam proses pengerjaan capstone project desaign.
Tabel 3.1 Jadwal pelaksanaan (Gantt Chart)
Minggu ke-
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8
Penyusunan Proposal
Penentuan Material
Penentuan Biaya
Pembuatan Disain
Prototype
Pelaporan Project dan
Penulisan

20
BAB IV

KESIMPULAN

Kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan pada proposal capstone


design project atau inti dari penyelesaian suatu masalah yang dibahas.Berikut
merupakan kesimpulan dari proposal capstone design project.
1. Berdasarkan nilai weighted importance tertinggi yang merupakan
karakteristik dominan yang di inginkan oleh konsumen, yaitu inovasi laci
tempat minum untuk kursi keramas.
2. Setelah melakukan perhitungan Rapid Upper Limb Assessment (RULA)
didapatkan hasil bahwa pekerja yang menggunakan kursi keramas mengalami
beberapa risiko cidere berdasarkan postur kerja yang mereka gunakan. Dalam
kasus ini postur kerja yang digunakan berada dalam kategori High Risk yang
artinya harus diadakannya perbaikan postur kerja secepatnya.
3. Konsep terpilih yang didapatkan berdasarkan hasil dari matriks pugh yaitu
konsep C1, yang memiliki skor dengan urutan ranking pertama. Konsep C1
terdiri dari bahan busa royal, penyanggah busa pada leher, dan kursi keramas
dengan warna cream, terdapat laci tempat minum dan tempat handphone pada
handrest, dan pada kemiringan kursi yang sesuai.

21
DAFTAR PUSTAKA

Artayasa I N. 2010. Ergonomi dengan Pendekatan Menyeluruh dari Awal Sampai


Kini. Bali: Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana.

Jaelani, Evan. 2012. Perencanaan dan Pengembangan Produk Menggunakan


Quality Function Deploypment. STAN.

Masitoh, D. (2016). Analisis Postur Tubuh dengan Metode Rula Pada Pekerja
Welding di Area Sub Assy PT. Fuji Technica Indonesia Karawang. Tugas Akhir
Universitas Sebelas Maret

Meliana, D. P. (2009). Aanlisis Postur Kerja dengan Metode RULA pada Bagian
Pelayanan Perpustekaan USU Medan. Tugas Akhir Universitas Sumatra Utara.

Nasution, Ir. AH. 2008. Manajemen Industri. Yogyakarta: Andi.

Pheasant, Stephen. 2003. Bodyspace: Antropometry, Ergonomics and the Design


of Work 2nd Edition. USA: Taylor & Francis.

Pinem, Mhd. Daud. 2009. Catia Si Jago Design Tiga Dimensi. Surabaya:
LinguaKata.

Ulrich, Kort dan Eppinger Steven. 2001. Perancangan dan Pengembangan


Produk Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Teknik.

Wijaya, Tony. 2011. Manajemen Kualitas Jasa. Yogyakarta: PT. Index.

22
23

Anda mungkin juga menyukai