Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Perancangan dan Pengembangan Produk..
Laporan ini disusun untuk melengkapi syarat kelulusan mata kuliah
Perancangan dan Pengembangan Produk,Program Studi Teknik Industri, Fakultas
Teknik, Universitas Muhammadiyah Riau.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis tak lepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan terim kasih atas bantuan, dorongan dan masukan yang telah
diberikan kepada :
1. Bapak Satriardi, ST., M.Eng, selaku dosen pengampu mata kuliah
Perancangan dan Pengembangan Produk..
2. Rekan-rekan perjuangan
Penulis menyadari bahwa dalam penuyusunan laporan ini masih terdapat
banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang besifat
membangun dari pembaca.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua. Amin.

Pekanbaru, Januari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
1.4. Batasan Masalah...........................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI.......................................................................................4
2.1. Quality Function Deployment........................................................................4
2.1.1. Pengertian Quality Function Deployment..............................................5
2.1.2. Manfaat Quality Function Deployment..................................................5
2.1.3. Tahap-tahap Implementasi Quality Function Deployment....................6
2.2. Matrix House of Quality.................................................................................7
2.3. Dakron.........................................................................................................10
BAB III PENGOLAHAN DAN PEMBAHASAN......................................................11
3.1. Identitas Pelanggan.....................................................................................11
3.2. Uji Validitas dan Uji Realibilitas................................................................13
3.3. House of Quality (HOQ)..............................................................................15
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................21
4.1. Kesimpulan..................................................................................................21
4.2. Saran........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Udara mempunyai arti yang sangat penting didalam kehidupan makhluk
hidup terutama manusia. Setiap makhluk hidup membutuhkan udara untuk
mendukung kehidupannya dengan optimal dan udara harus tetap dijaga dan
dipelihara kualitasnya. Pengendalian kualitas udara dilakukan untuk mengurangi
pencemaran udara yang terjadi. Pencemaran udara yang terjadi akibat dari zat-zat
polutan yang berasal dari asap kendaraan, kegiatan industri dan lain-lain.
Menghirup udara kotor dapat membahayakan kesehatan manusia terutama pada
paru-paru dan memengaruhi cara berpikir otak manusia. Sebuah studi yang
dipublikasikan pada Proceedings for the National Academy of
Sciences menemukan fakta bahwa paparan sulfur dioksida dan nitrogen dioksida
dalam jangka panjang dapat memicu penurunan fungsi kognitif seiring
bertambahnya usia. Menurut Xin Zhang, pemimpin penelitian dari Beijing Normal
University mengatakan bahwa polusi udara menyebabkan kerusakan lebih besar
pada material putih di otak (white matter) yang berkaitan dengan kemampuan
bahasa.
Upaya preventif yang dilakukan dalam memfilter udara kotor ini yaitu
dengan cara merancang Tirai Dakron Filter Udara Kotor. Tirai ini memberikan
manfaat kesehatan bagi manusia dalam menghirup udara yang lebih bersih
melalui penyaringan pada ventilasi sehingga terbebas dari penyakit pernapasan.
Pada umumnya tirai/gorden biasa hanya untuk penghias ruangan. Namun, tirai ini
dapat menyaring udara kotor maupun asap untuk menjaga kualitas udara dalam
ruangan tetap terjaga. Tirai Dakron ini terbuat dari dakron isian bantal atau
boneka tapi bukan kapuknya. Perbedaan dakron dengan kain lainnya yaitu dakron
mampu memfilter udara dengan tetap menjaga kelembaban pada dakron tersebut.

1
Gambar 2.1. Dakron Lembaran Sebagai Bahan Pembuatan Produk Tirai Dakron
Rancangan ini juga tidak memberatkan pada masyarakat kelas menengah,
dikarenakan tirai ini lebih ekonomis tanpa harus membeli air conditioner. Tirai
dakron ini digunakan untuk ruangan yang tidak ber-AC dan memiliki ventilasi.
Tirai dakron ini tidak hanya dapat menyaring udara kotor menjadi udara yang
lebih bersih sehingga meminimasi penyakit-penyakit yang akan masuk dan
kualitas udara ruangan tetap terjaga dengan baik.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada penulisan ini yaitu:
1. Bagaimana cara merancang produk menggunakan metode Quality
Function Deployment?
2. Bagamana cara menguji kualitas produk dalam memenuhi kebutuhan
pelanggan menggunakan House of Quality?
3. Bagaimana cara kerja produk tirai dakron yang optimal dalam
mengurangi masalah polusi pada ruangan tertutup?

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan ini yaitu:
1. Cara merancang produk menggunakan metode Quality Function
Deployment.
2. Cara menguji kualitas produk dalam memenuhi kebutuhan pelanggan
menggunakan House of Quality.
3. Bagaimana cara kerja produk tirai dakron yang optimal dalam
mengurangi masalah polusi pada ruangan tertutup.

2
1.4. Batasan Masalah
Adapun batasan-batasan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Data yang diteliti hasil dari penyebaran kuesioner kepada Ibu-ibu di
Perumahan Mantovani RT 01/RW 09, Kelurahan Binawidya, Kecamatan
Tampan, Pekanbaru.
2. Penyebaran kuesioner dengan populasi Ibu-ibu dengan jumlah sampel
sebesar 62 kuesioner menggunakan perhitungan rumus Slovin.
3. Metode yang digunakan adalah metode QFD (Quality Function
Deployment) dan tools HOQ (House of Quality).

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Quality Function Deployment


Bangsa Jepang mengembangkan suatu pendekatan yang disebut
pemberdayaan fungsi kualitas (Quality Function Deployment-QFD) untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan. Istilah ini merupakan terjemahan dari karakter
kanji yang digunakan untuk menggambarkan proses tersebut, mungkin terdengar
membingungkan. QFD ini di temukan oleh Yoji Akao pada tahun 1966. QFD
merupakan suatu metode yang dikembangkan untuk menghubungkan perusahaan
atau lembaga dengan konsumen. Melalui QFD, setiap keputusan dibuat untuk
memenuhi kebutuhan yang diekspresikan oleh pelanggan. Pendekatan ini
menggunakan sejenis diagram matriks untuk mempresentasikan data dan
informasi (Evans et al, 2007).
QFD dimulai pada tahun 1972 di lokasi anjungan kapal Mitsubishi di
Kobe. Toyota kemudian mulai membangun konsep ini tidak lama kemudian, dan
telah menggunakannya sejak 1977 dengan hasil yang amat mengagumkan. Xerox
dan Ford memulai penggunaan QFD pada tahun 1986 (pada waktu itu , lebih dari
50 persen perusahaan Jepang telah menggunkan pendekatan ini). Kini QFD
berhasil digunakan oleh banyak perusahaan seperti General Motors, Ford, Mazda,
Motorola, Xerox, Kodak IBM, Procter & Gamble, Hewlett Packard, dan AT&T.
Dua organisasi, American Supplier Institute, Inc., organisasi nirlaba, dan
GOAL/QPC, perusahaan konsultan di Massachusetts telah mempublikasikan dan
mengembangkan konsep ini di Amerika Serikat.
Dengan QFD, operasional perusahaan didorong oleh suara pelanggan dan
bukan oleh perintah manajemen ataupun opini/keinginan dari para ahli.
PenggunaanQFD berfokus pada penyebab-penyebab utama kepuasan serta
ketidakpuasan pelanggan, sehingga menjadikannya alat yang berguna untuk
analisis kompetitif kualitas produk oleh manajemen.

4
2.1.1. Pengertian Quality Function Deployment
Quality Function Deployment (QFD) adalah metode perencanaan dan
pengembangan secara terstruktur yang memungkinkan tim pengembangan
mendefinisikan secara jelas kebutuhan dan harapan pelanggan, dan mengevaluasi
kemampuan produk atau jasa secara sistematik untuk memenuhi kebutuhan dan
harapan tersebut (Ariani, 2002). Menurut Subagyo dalam Marimin 2004, Quality
Function Deployment adalah suatu cara untuk meningkatkan kualitas barang atau
jasa dengan memahami kebutuhan konsumen, lalu menghubungkannya dengan
ketentuan teknis untuk menghasilkan barang atau jasa ditiap tahap pembuatan
barang atau jasa yang dihasilkan.

QFD didefinisikan sebagai suatu proses atau mekanisme terstruktur untuk


menentukan kebutuhan pelanggan dan menerjemahkann kebutuhan-kebutuhan itu
ke dalam kebutuhan teknis yang relevan, di mana masing-masing area fungsional
dan tingkat organisasi dapat mengerti dan bertindak. Ia mencakup juga
pemantauan dan pengendalian yang tepat dari proses manufacturing menuju
sasaran (Gaspersz, 1997).

QFD digunakan untuk memperbaiki pemahaman tentang pelanggan dan


untuk mengembangkan produk, jasa serta proses dengan cara yang lebih
berorientasi kepada pelanggan (Rampersad, 2006).

2.1.2. Manfaat Quality Function Deployment


Ada 3 manfaat utama yang diperoleh perusahaan bila menggunakan
metode QFD, yaitu:

1. Mengurangi Biaya: Hal ini dapat terjadi karena produk yang dihasilkan
benarbenar sesuai dengan kebutuhan konsumen dan harapan konsumen
sehingga tidak ada pengulangan pekerjaan dan pembuangan bahan baku
yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh konsumen.
Pengurangan biaya dapat dicapai dengan pengurangan biaya pembelian
bahan baku, biaya overhead atau pengurangan upah dan penyederhanaan
proses produksi.

5
2. Meningkatkan Pendapatan: Dengan pengurangan biaya, untuk hasil yang
kita terima akan lebih meningkat. Dengan QFD produk atau jasa yang
dihasilkan akan lebih dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.
3. Mengurangi Waktu Produksi: QFD akan membuat tim pengembangan
produk atau jasa untuk memfokuskan pada program pengembangan
kebutuhan dan harapan konsumen (Ariani, 2002).

Manfaat lain yang diperoleh dari penerapan QFD ini juga meliputi:
a. Fokus pada pelanggan (Customer focused) yaitu mendapatkan input dan
umpan balik dari pelanggan mengenai kebutuhan dan harapan pelanggan. Hal
ini penting, karena performansi suatu organisasi tidak bisa lepas dari
pelanggan.
b. Efisien waktu (Time Efficient), dengan menerapkan QFD maka program
pengembangan akan memfokuskan pada harapan dan kebutuhan pelanggan.
c. Orientasi kerjasama (Cooperations Oriented), QFD menggunakan pendekatan
yang berorientasi pada kelompok. Semua keputusan didasarkan pada
konsensus dan keterlibatan semua orang dalam diskusi dan pengambilan
keputusan.
d. Orientasi pada dokumentasi (Documentation Oriented), QFD menggunakan
data dan dokumentasi yang berisi proses mendapatkan seluruh kebutuhan dan
harapan pelanggan. Data dan dokumentasi ini digunakan sebagai informasi
mengenai kebutuhan dan harapan pelanggan yang selalu diperbaiki dari
waktu ke waktu.

2.1.3. Tahap-tahap Implementasi Quality Function Deployment


Menurut Subagyo dalam Marimin (2004), tahapan QFD adalah:
1. Mengidentifikasikan kemauan pelanggan. Dalam hal ini, pelanggan atau
konsumen ditanya mengenai sifat yang diinginkan dari suatu produk.
2. Mempelajari ketentuan teknis dalam menghasilkan barang atau jasa. Hal
ini didasarkan data yang tersedia. Aktivitas dan sarana yang digunakan
dalam menghasilkan barang atau jasa, dalam rangka menentukan mutu
pemenuhan kebutuhan pelanggan.

6
3. Hubungan antara keinginan pelanggan dengan ketentuan teknis. Hubungan
ini dapat berpengaruh kuat, sedang atau lemah. Setiap aspek dari
konsumen diberi bobot, untuk membedakan pengaruhnya terhadap mutu
produk.
4. Perbandingan kinerja pelayanan. Tahap ini membandingkan kinerja
perusahaan dengan pesaing.
5. Evaluasi pelanggan untuk membandingkan pendapat pelanggan tentang
mutu produk yang dihasilkan oleh perusahaan dengan produk pesaing.
Menggunakan Skala Likert dengan pendekatan distribusi Z, kemudian
dibuat rasio antara target dengan mutu setiap kategori.
6. Trade off untuk memberikan penilaian pengaruh antar aktivitas atau sarana
yang satu dengan lainnya

2.2. Matrix House of Quality


Matrix House of Quality (HoQ) atau rumah mutu adalah bentuk yang
paling dikenal dari representasi QFD. Matriks ini terdiri dari dua bagian utama,
yaitu bagian horizontal dari matriks berisi informasi yang berhubungan dengan
konsumen dan disebut dengan customer table, bagian vertikal dan matriks berisi
informasi teknis sebagai respon bagi input konsumen dan disebut dengan
technical table. Dua aspek utama matriks rumah kualitas dapat dilihat pada
gambar 2.1. (Gaspersz dalam Marimin, 2004).

7
Gambar 2.1. Dua aspek utama matriks rumah kualitas
HoQ digunakan oleh tim di berbagai bidang untuk menerjemahkan
persyaratan konsumen (customer requirement), hasil riset pasar dan benchmarking
data kedalam sejumlah target teknis prioritas. Jenis matriks HoQ bentuknya
bermacam-macam. Bentuk umum dan matriks ini terdiri dari enam komponen
utama, yaitu:

1. Voice of Customer “WHATs”, daftar persyaratan terstruktur yang berasal


dari persyaratan konsumen.
2. Voice of Organization “HOWs”, daftar karakteristik produk terstruktur
yang relevan dengan persyaratan konsumen dan terukur.
3. Relationship Matrix, matriks ini menggambarkan persepsi tim QFD
mengenal keterkaitan antara technical dan customer requirement. Skala
yang cocok diterapkan dan digambarkan dengan menggunakan simbol
berikut: = melambangkan hubungan kuat = melambangkan hubungan
sedang = melambangkan hubungan lemah
4. Planning Matrix “WHYs”, menggambarkan persepsi konsumen yang
diamati dalam survei pasar, termasuk di dalamnya kepentingan relatif dari
persyaratan konsumen, perusahaan, kinerja perusahaan dan pesaing dalam
memenuhi persyaratan tersebut.

8
5. Technical Corelation “ROOF matrix”, digunakan untuk
mengidentifikasikan, dimana technical requirement saling mendukung
atau saling mengganggu satu dengan lainnya di dalam desain produk.
Matriks ini dapat mengetengahkan kesempatan untuk inovasi.
6. Competitive Analysis “Technical priorities, benchmarks and targets”,
digunakan untuk mencatat prioritas yang ada pada matriks technical
requirement, mengukur kinerja teknik yang diperoleh oleh produk pesaing
dan tingkat kesulitan yang timbul dalam mengembangkan requirement.
Output akhir dan matriks adalah nilai target untuk setiap technical
requirement.

Adapun langkah yang harus dilakukan dalam mengaplikasikan QFD adalah:


1. Mendengarkan suara konsumen (atribut) untuk menentukan harapan
pelanggan. Caranya:
a. Penentuan konsumen ahli dengan judgment sampling
b. Wawancara dengan konsumen ahli Hasil wawancara adalah atribut
kualitas.
2. Membuat karakteristik proses yang ada dalam perusahaan.
3. Menentukan hubungan karakteristik antara atribut dengan karakteristik
proses dengan nilai yang sudah ditetapkan.
4. Menentukan kepuasan konsumen dan juga perbandingan kinerja
perusahaan. Untuk mengetahui kepuasan konsumen dilakukan dengan cara
penyebaran kuesioner, dimana untuk setiap pertanyaan diberikan pilihan
jawaban dalam bentuk skala likert yang bersifat ordinal. Skor butir
pernyataan pada skala ordinal tidaklah tepat dilakukan penjumlahan dari
sejumlah skor, tetapi penjumlahan skor dapat dilakukan bila skor
pernyataan merupakan skala interval atau skala rasio. Untuk memperoleh
skor butir pernyataan yang sifatnya interval diperlukan transformasi data
dengan pendekatan distribusi Z.
5. Menentukan trade off atau keterkaitan antara karakteristik proses yang satu
dengan yang lainnya. Hubungan ini dapat dinyatakan dengan hubungan
kuat positif (++) apabila salah satu karakteristik proses naik maka akan
berdampak kuat pada kenaikan proses yang berkaitan tersebut. Hubungan

9
kuat (+) pengaruhnya akan sama dengan hubungan kuat positif hanya saja
dampak yang dihasilkan tidak sekuat hubungan kuat positif. Hubungan
negatif (-) apabila hubungan berjalan tidak searah, hal ini terjadi bila suatu
karakteristik mengalami penurunan tetapi karakteristik yang lainnya akan
mengalami kenaikan. Hubungan kuat negatif (--) apabila dampak yang
dihasilkan lebih kuat dari hubungan negatif.
6. Menentukan tingkat kepentingan kebutuhan teknis

2.3. Dakron
Dakron merupakan resin polimer plastik termoplast dari kelompok
polyester yang diproduksi oleh perusahaan Du Pont di Amerika pada awal tahun
1950-an (Poespo, 2009: 107). Dakron biasa digunakan sebagai pengisi bantal, bad
cover dan boneka yang bersifat elastis dan mudah dimasukkan dalam berbagai
ruang sehingga hal tersebut menunjang dakron untuk di terapkan sebagai tirai
dakron. Pada tirai dakron sehat ini kami menggunakan dakron berbahan polyester
silicon Polyester Silicon dengan kualitas bahan lebih tinggi dibandingkan dengan
bahan lain. Dimana kelebihan bahan ini yaitu memiliki tingkat elastisitas tinggi,
serat halus dan empuk yang sangat cocok dijadikan bahan dasar dalam tirai ini.
Terdapat tiga jenis bahan dakron yaitu Polyester Silikon (Siliconized Poliester
Fiber), Silicon, dan Dacron Reguler. Bahan silicon memiliki serat pendek dan
agak empuk dan bahan dacron reguler memiliki serat panjang dan agak kasar. Jadi
untuk rancangan tirai dakron ini, polyester silicon adalah bahan dakron yang
cocok dan sesuai untuk memfilter udara kotor.

10
BAB III
PENGOLAHAN DAN PEMBAHASAN

3.1. Identitas Pelanggan


Adapun identitas pelanggan yang kami ambil sebagai populasi dalam
penentuan perancangan produk ini adalah populasi untuk kalangan ibu rumah
tangga dan ibu/ wanita karier. Berikut adalah perhitungan dari pengambilan
sampel yang dilakukan yaitu: e2
N
n=
1+ N e 2
Keterangan:
n = Sampel
N = Populasi
e = Tingkat Kesalahan

164
n= 2
1+164 0,1
164
n=
1+164 0,01
n=62
Jadi, pada pembuatan perancangan ini sampel yang telah didapat sebesar
62 sempel dengan populasi ibu rumah tangga dan wanita karier. Berikut adalah
perbandingan ibu rumah tangga dan wanita karier.

Tabel 3.1. Perbandingan Kriteria Sampel


No Kriteria Jumlah %
1 Ibu Rumah Tangga 68
2 Wanita/Ibu Karier 32
Suumber: Penyebaran Kuesioner 2019

11
Perbandingan Kriteria pada Sampel
Ibu Rumah Tangga Wanita/Ibu Karier

32%

68%

Gambar 3.1. Diagram Pie Perbandingan Kriteria pada Sampel


Sumber: Pengolahan Kuesioner 2019

Tabel 3.2. Perbandingan Kriteria Sampel Pendidikan Terakhir


No Kriteria Jumlah %
1 SD 12
2 SMP 21
3 SMA/SMK 57
4 Sarjana (S1,S2,S3) 10
Sumber: Penyebaran Kuesioner 2019

Perbandingan Pendidikan Terakhir


Responden
SD SMP SMA/SMK Sarjana (S1,S2,S3)

10% 12%

21%

57%

Gambar 3.2. Diagram Pie Perbandingan Pendidikan Terakhir Responden


Sumber: Pengolahan Kuesioner 2019

12
3.2. Uji Validitas dan Uji Realibilitas
1. Uji Validitas
Berdasarkan penyebaran kuesioner yang dilakukan untuk
menyempurnakan kesahihan rancangan tirai dakron telah dilakukan penyebaran
kuesioner sebanyak 62 kuesioner dan tingkat kesalahan 10%. Maka uji validitras
yang dilakukan menggunakan software SPSS dari hasil kusioner dengan 11
pertanyaan.

Gambar 3.3. Uji validitas


Sumber: SPSS 2019

Gambar 3.5. Uji validitas (Lanjutan)


Sumber: SPSS 2019

13
Dari uji validitas diatas dapatkan total untuk pertanyaan P1hingga P11 dari data
kuesioner lebih besar dari tabel r, dimana untuk nilai P1 = 0,834 lebih besar darui tabel r
60 dengan tingkat signifukan 0.01 yaitu sebesar 0,3248. Maka dari analisa yang
dilakukan, jika r hitung > r tabel dinyatakan valid begitu pun sebaliknya. Data yang di
dapat menyatakan valid dukarenakan r hitung lebih besar r tabel.
2. Uji Realibilitas
Berikut adalah uji realibitas berdasarkan hasil kuesioner yaitu

:
Gambar 3.6. Uji Realiabilitas
Sumber: SPSS 2019

Data dikatakan reliabel jika nilai cronbach’s alpha > dari nilai R tabel. Dari hasil
uji reliabilitas kuesioner penelitian tirai dakron diperoleh nilai cronbach’s alpha sebesar
0,974 dan nilai tabel r sebesar 0,3248, nilai cronbach’s alpha lebih besar dari r tabel
maka hasil kuesioner memiliki reliabilitas yang baik atau dapat dikatakan dapat
dipercaya.

14
3.3. House of Quality (HOQ)
House of Quality (HOQ) adalah suatu kerangka kerja atas pendekatan
dalam mendesain atau yang lebih dikenal dengan Quality Function Deployment
(QFD) dengan menimbang bobot kualitas yang diinginkan dari konsumen dan
kualitas yang diberikan produsen berdasarkan hasil kuesioner. Berikut adalah
HOQ hasil kusioner yang telah dilakukan dalam perancangan Tirai Dakron Sehat

15
Karakteristik Teknis

Pewarnaan Tirai Dakron


Deimensi Tali Pengait
Panjang Tirai Dakron
Kualitas Bahan Baku

Desain Tirai Dakron

Lebar Tirai Dakron

Motif Tirai Dakron

Goal
Kebutuhan Konsumen

Mudah Tirai Dakron mudah


5
Digunakan dalam pemasangan

Daya Tirai Dakron terbuat


Tahan dari bahan yang tahan 5
Produk lama
Tirai dakron memiliki
desain dan warna yang 4
Nilai menarik dan simple
Estetik Tirai dakron memiliki
4
motif yang bervariasi

Bentuk yang simple 4

Tirai dakron dijual


Ekonomis dengan harga 5
terjangkau
Tirai dakron memiliki
Nilai tali pengait yang 4
Ergonomi fleksibel
Produk Nyaman saat
(kenyaman 5
digunakan

16
Aman dalam
5
pemakaian

an dan Tirai dakron mampu 5


menjaga kualitas udara
keamanan)
Kemudahan dalam
Proses pembersihan 5
tirai dakron

142 125 54 54 65 35 32 505

1 2 4 5 3 6 7

Pemilihan warna cerah sesuai keingininan


Motif tirai dakron sesuai selera konsumen
Desain tirai dakron dalam bentuk persegi
Bahan yang digunakan berbahan dakron

panjang sesuai ventilasi rata-rata rumah

Dimensi tali pengait sesuai panjang

Pewarnaan yang dipakai denngan


Panjang tirai dakron yaitu 1,5 m

Lebar tirai dakron yaitu 0,8 m


polyester silikon lembaran

ventilasi yang dirancang

Keterangan :

= Kuat (skor 5)

= Sedang (skor 3)

= Lemah (skor 1)

Adapun hasil HOQ diatas mulai darai elemen kualitas bahan hingga
pewarnaan pada rancangan yaitu dengan didasari referensi pasaran dan referensi
juranla yang tersedia. Berikut adalah tabel perbandingan yang menjabarkan
mengenai pemilihan variabel-variabel setiap elemen yaitu:

17
1) Perbandingan pada Kualitas Bahan
Berikut adalah tabel yang menjelaskan gambaran pada abahan yang akan
digunakan pada rancangan ini yaitu:
Tabel 3.3. Perbandingan pada Kualitas Bahan
Kelenturan Tingkat Serat dan
No Jenis Bahan Harga (kg)
(Elastisitas) Keempukan
Polyester Silikon
Serat Halus dan
1 (Siliconized Elastisitas Tinggi
Rp.29.000 Sangat Empuk
Poliester Fiber)
Serat Pendek dan
2 Silicon Rp. 33.000 Elastisitas Tinggi
Agak Empuk
Serat Panjang dan
3 Dacron Reguler Rp. 40.000 Elastisitas Rendah
Agak Kasar
Sumber: Referensi Jurnal

Jadi, untuk rancangan tirai dakron sehat ini bahan yang digunakan adalah
Polyester Silicon dengan kualitas bahan lebih tinggi dibandingkan dengan bahan
lain. Dimana kelebihan bahan ini yaitu memiliki tingkat elastisitas tinggi, serat
halus dan empuk yang sangat cocok dijadikan bahan dasar dalam tirai ini.

2) Perbandingan Desain Tirai Dakron


Berikut adalah tabel perbandingan desain yang akan digunakan pada
perancangan tirai dakron sehat yaitu:
Tabel 3.4. Perbandingan Desain Tirai Dakron
Bentuk Sesuai Trend Sesuai Ukuran Keefektifan
Ventilasi
Persegi Panjang Menyatu dan Ventilasi Pertukaran udara
panjang berbentuk lebih mudah
menjuntai memanjang
kebawah kesamping
Persegi Setengah jendela Ventilasi kotak Bentuk ventilasi
saja dengan cetakan lebih simple
Sumber: Referensi Jurnal dan Survey
Berdasarkan tabel diatas, desain tirai dakron sehat yang digunakan adalah
betrbentuk persegi panjang. Dikarenakan pada umumnya ventilasi berbentuk
persegi panjang dan membuat pertukaran udara lebih efektif.

18
3) Panjang dan Lebar Tirai Dakron Sehat
Panjang tirai dakron yang akan dirancang yaitu 1 m yang pada umum nya
ukuran panjang ventilasi yaitu sebesar 1 m, kalau lebar tirai dakron yaitu 0,5 m
sesuai lebar ventilasi pada umumnya.
4) Dimensi Tali Pengait
Untuk tali pengait, pada rancangan ini disesuaikan pada panjang ventilasi
yang tertera pada ukuran panjang tirai tersebut. Sehingga menutupi semua
ventilasi.
5) Motif dan Pewarnaan Tirai Dakron
Motif yang digunakan untuk menambah nilai estetik dalam tirai dakron ini
adalah dengan motif batik yang tidak mencolok. Hal ini disesuaikan dengan
budaya masyarakat Indonesia yang mencitai batik sehingga dapat memperindah
ruangan dan meningkatkan cinta budaya.
Untuk warna tirai tersebut yaitu warna soft/ ringan yang rata-rata
masyarakat menyukai nya seperti warna cream, tosca, coksu dan lain-lain.
Berikut adalah hasil rancangan tirai dakron 2D dan 3D melalui Sketch up
sebagai berikut:

Gambar 3.4. Hasil Rancangan 2D


Sumber: Sketch up 2019

19
L =80 cm
P=150 cm
Gambar 3.5. Hasil Rancangan 3D
Sumber: Sketch up 2019

20
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penulisan ini yaitu
1. Dengan menggunakan metode Quality Function Deployment
memudahkan untuk memenuhi kebutuhan mengenai produk tirai
dakron
2. House of Quality digunakan untuk menjamin kualitas produk sesuai
kebutuhan dan kepuasan konsumen.
3. Produk tirai dakron dapat menyarong udsra kotor yang akan masuk ke
dalam ruangan.

4.2. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan yaitu untuk kelanjutan laporan
ini diperlukan bimbingan lebih detail dan terkhusus.

21
DAFTAR PUSTAKA

Besterfield, Dale H, et al. 1999. Total Quality Management. Second Edition. New
Jersey: Prentice Hall.
Dantes, Rihendra K. 2013. Kajian Awal Pengembangan Produk dengan
Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment). Singaraja:
Jurnal, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Indonesia.
Eldin, N.. 2002. A Promising Planning Tool : Quality Function Deployment.
Journal of Cost Engineering. Vol. 44 : 28-37.
L. Y. Wahyudi. 2002. Aplikasi Quality Function Development untuk
Meningkatkan Kualitas Produk. Bandung: Jurnal, Universitas Komputer
Indonesia.

22

Anda mungkin juga menyukai