Anda di halaman 1dari 3

TUGAS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT

TIDAK MENULAR
ANALISIS JURNAL PENELITIAN

Di Susun Oleh:
1.Asri Amalia
(100111814190)
2.Shinta Dwi Kasih
(100111814190)
3.Yopa Riyanda Puteri
(10011181419018)
4.Arinda Fransiska
(100112814190)
5.Zahrena Pratiwi (1001138419)
6.Sarah Alamanda
(1001138419)
KELAS: A

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN 2015/2016
RISIKO PENGGUNAAN PIL KONTRASEPSI
KOMBINASI TERHADAP KEJADIAN KANKER
PAYUDARA PADA RESEPTOR KB DI PERJAN RS DR.
CIPTO MANGUNKUSUMO
Harianto*, Rina Mutiara**, Hery Surachmat*
* Departemen Farmasi FMIPA-UI, ** RS. Dr.Cipto Mangunkusumo

1. Tujuan utama dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui gambaran risiko
penggunaan pil kontrasepsi kombinasi terhadap kejadian kanker payudara
di Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo. Tujuan umum dan khusus sudah
dilampirkan dengan jelas.
2. Kesimpulan utama dalam penelitian ini adalah Kejadian kanker payudara
terbesar di Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo terdapat pada wanita
kelompok usia 40-44 tahun. Proporsi yang pernah mengikuti program KB
lebih tinggi dibandingkan yang tidak pernah mengikuti program KB baik
pada kelompok kasus maupun pada kelompok kontrol. Proporsi yang
pernah menggunakan pil kontrasepsi kombinasi lebih rendah
dibandingkan yang tidak pernah menggunakan pil kontrasepsi kombinasi
baik pada kelompok kasus maupun pada kelompok kontrol. Kelompok usia
terbanyak dalam menggunakan pil kontrasepsi kombinasi pertama kali
pada kelompok kasus maupun kontrol yaitu pada kelompok usia 20-24
tahun. Pada kelompok kasus, lama penggunaan pil kontrasepsi kombinasi
yang terbesar yaitu pada kelompok 5-9 tahun. Sedangkan pada kelompok
kontrol yang terbesar yaitu pada kelompok 2-4 tahun. Pengguna pil
kontrasepsi kombinasi memiliki risiko 1,864 kali lebih tinggi untuk terkena
kanker payudara dibandingkan dengan bukan pengguna pil kontrasepsi
kombinasi. Namun demikian risiko tersebut tidak signifikan sebagai faktor
risiko utama terjadinya kanker payudara. Pil kontrasepsi kombinasi hanya
sebagai peningkat risiko yang ringan terhadap kejadian kanker payudara
di Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo.
3. Exposure of interestnya adalah penggunaan pil kontrasepsi kombinasi.
4. Outcome of interest dan main outcome variabel adalah Kejadian kanker
payudara pada reseptor KB.
5. Desain studi yang digunakan pada penelitian ini adalah case-control.
Penelitian dilakukan dengan
metode survai yang bersifat observasional berdimensi retrospektif dengan
desain kasus-kontrol secara hospital based dengan pemilihan kelompok
kontrol tanpa melakukan pencocokan (unmatching).
Kelompok kasus adalah kelompok pasien wanita pasangan usia subur (1549 tahun) yang menderita
kanker payudara stadium I sampai dengan IV yang berada di poli bedah
tumor Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo periode September sampai
dengan Desember 2004. Sedangkan Kelompok kontrol adalah kelompok
wanita pasangan usia subur (15-49 tahun) bukan penderita kanker
payudara yang berada di poli Obgyn Perjan RS. Dr. Cipto Mangunkusumo
periode September sampai dengan Desember 2004.

6. Tidak terjadi bias seleksi. Namun bias informasi dapat terjadi dikarenakan
dalam penelitian ini data mengenai panajan faktor resiko diperoleh
dengan mengandalkan daya ingat dari pasien. Hal ini dapat menyebabkan
terjadinya recall bias.
7. Metode statistik untuk mengetahui tingkat risiko antara penggunaan pil
kontrasepsi kombinasi terhadap terjadinya kanker payudara digunakan
penentuan nilai Odds Ratio kemudian dilakukan uji Cochrans & MantelHaenszel Statistics. Data hasil penelitian ini layak untuk diuji dengan uji
Cochrans & Mantel-Haenszel Statistics karena tidak ada sel yang
observednya (hasil penelitian) yang bernilai 0 (nol) dan tidak ada nilai
expected yang kurang dari 5. ( Sastroasmoro & Ismed S 2002 ) Hasil uji
Cochrans & Mantel- Haenszel Statistics diperoleh nilai odds ratio sebesar
1,864. Dengan demikian pengguna pil kontrasepsi kombinasi memiliki
risiko 1,864 kali lebih besar untuk terkena kanker payudara dibandingkan
dengan bukan pengguna pil kontrasepsi kombinasi.
8. Kelemahan Studi ini adalah Data mengenai pajanan faktor risiko diperoleh
dengan mengandalkan daya ingat atau catatan medik. Daya ingat
responden menyebabkan terjadinya recall bias, baik karena lupa atau
responden yang mengalami efek cenderung lebih mengingat pajanan
faktor risiko daripada responden yang tidak mengalami efek. Data
sekunder, dalam hal ini catatan medik rutin yang sering dipakai sebagai
sumber data juga tidak begitu akurat (objektivitas dan reliabilitas
pengukuran variabel yang kurang). Validasi informasi terkadang sukar
diperoleh. Sukarnya meyakinkan bahwa kelompok kasus dan kontrol
sebanding karena banyaknya faktor eksternal / faktor penyerta dan
sumber bias lainnya yang sukar dikendalikan. Tidak dapat memberikan
incidence rates karena proporsi kasus dalam penelitian tidak mewakili
proporsi orang dengan penyakit tersebut dalam populasi. Tidak dapat
dipakai untuk menentukan lebih dari satu variabel dependen, hanya
berkaitan dengan satu penyakit atau efek. Tidak dapat dilakukan untuk
penelitian evaluasi hasil pengobatan.
9.

Anda mungkin juga menyukai