Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

PENCEMARAN AIR

NAMA KELOMPOK VI :
1. WINDY MELANIE (ACD 118 O54)
2. ZAKARIA (ACD 118 050)
3. AGUSTINA OKTAVIANI (ACD 118 040)
4. ALVARO JOSE CARLO (ACD 118 051)
5. GRESS MELINDA P (ACD 118 038)

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2019
I. Topik : PENCEMARAN AIR

II. Tujuan :

1. Untuk mengetahui bahan pencemar


2. Untuk mengetahui sumber bahan pencemar
3. Untuk mengetahui tingkat pencemaraan air

III. Dasar Teori :


Sumberdaya air selain merupakan sumber daya alam juga merupakan
komponen ekosistem yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Kebutuhan
akan air cenderung semakin meningkat dari waktu ke waktu, baik untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti untuk air minum, air bersih dan
sanitasi maupun sebagai sumber daya yang diperlukan bagi pembangunan
ekonomi seperti untuk pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik dan
pariwisata. Air yang digunakan untuk berbagai kebutuhan dan keperluan hingga
saat ini dan untuk kurun waktu mendatang masih mengandalkan pada sumber air
permukaan, khususnya air sungai. Ketersediaan sumber daya air sungai cenderung
menurun karena penurunan kualitas dan kuantitas yang tersedia juga karena
kualitas yang ada menjadi tidak dapat dimanfaatkan karena adanya pencemaran.
Pertumbuhan industri dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan.
Tidak dapat dihindari, dampak ikutan dari industrialisasi ini adalah juga
terjadinya peningkatan pencemaran yang dihasilkan dari proses produksi. Proses
produksi ini akan menghasilkan produk yang diinginkan dan hasil samping yang
tidak diinginkan yaitu berupa limbah. Limbah adalah buangan yang dihasilkan
dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga) yang
keberadaannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan
karena tidak memiliki nilai ekonomis.
Permasalahan lingkungan saat ini yang dominan salah satunya adalah
limbah cair yang berasal dari industri. Limbah cair yang tidak dikelola akan
menimbulkan dampak yang luar biasa pada perairan, khususnya sumber daya air.
Kelangkaan sumber daya air di masa mendatang dan bencana alam semisal erosi,
banjir, dan kepunahan ekosistem perairan tidak lagi dapat terjadi apabila kita
kaum akademisi tidak peduli terhadap permasalahan tersebut.
Sungai merupakan salah satu sumber air yang banyak dimanfaatkan. Hal
ini tentu berbeda lagi apabila sungai telah menjadi tercemar. Bagi beberapa
anggota masyarakat yang mengabaikan bahaya limbah, air sungai masih
dimanfaatkan untuk mencuci, mandi, bahkan memasak. Ikan–ikan yang hidup
dalam sungai tersebut juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan protein
mereka. Padahal jika sungai tersebut mengandung limbah, ikan yang mereka
konsumsi juga akan menimbulkan penyakit. Apalagi di daerah perkotaan, limbah
memang menjadi masalah yang serius. Selain limbah industri yang semakin besar,
aktivitas masyarakat setiap hari juga menimbulkan limbah rumah tangga yang
sangat besar.
Pengelolaan kualitas air merupakan salah satu prioritas dalam pengelolaan
lingkungan di Indonesia. Air mempunyai karakteristik fisik dan kimiawi yang
sangat mempengaruhi kehidupan organisme di dalamnya. Apabila terjadi
perubahan kualitas perairan, terutama oleh bahan pencemaran lingkungan, maka
keseimbangan hidup organisme yang ada di perairan tersebut bahkan kehidupan
manusia pada khususnya dapat terganggu. Berdasarkan permasalahan itulah,
pemerintah mulai serius mencanangkan program untuk mengelola air limbah,
yakni dengan membentuk unit pengelola air limbah atau yang disebut Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL).

IV. Alat dan Bahan :


Alat :

No. Nama Alat Jumlah


1. Handphone 1 buah
2. Alat Tulis 1 set

Bahan :
No. Nama Bahan Jumlah
1. - -

V. Prosedur Kerja :

1. Mendatangi tempat terdekat yang di lalui dengan sungai Kahayan


2. Mengamati keadaan sungai Kahayan
3. Mengamati sampah di sungai Kahayan
4. Memfoto kondisi sungai Kahayan
5. Menganalisis keadaan sungai Kahayan dari beberapa aspek sesuai dengan
panduan praktikum.

VI. Hasil Pengamatan :

No. Aspek Analisis


1. Bahan Bahan yang mengakibatkan tercemarnya sungai
Pencemar Kahayan berasal dari limbah rumah tangga (air
cucian, minyak) dan masyaraakat yang membuang
sampah sembarangan.
2. Sumber Terjadinya pencemaraan air disungai Kahayan akibat
Pencemar ulah masyarakat sendiri yaitu membuang sampah
sembarangan, limbah industry, area pertambangan
dan limbah rumah tangga.
3. Tingkat Di sungai Kahayan tingkat pencemaraan cukup tinggi
Pencemaraan sehingga membuat sungai bewarna keruh dan sungai
Air berbau tidak sedap.
4. Danpak  Pembuangan air limbah dari rumah tangga
Terhadap hingga industry yang menyumbangkan
Manusia pathogen berbahaya bagi saluran air
termaksuk bakteri aman termaksuk kolera dan
tifus
 Pengelolaan sumber air baku yang sudah tidak
maksuimal sehingga airnya masih
mengandung polutan dan dapat menyebabkan
penyakit kulit dan dapat keracunan bila
diminum.
 Unsur logam berat, pestisida dan air raksa
yang mencemari air kemuadian masuk ke
dalam tubuh hewan serta diserap tumbuhan
sehingga menjadikan sumber makanan
manusia tercemar.
VII. Pembahasan :
Limbah adalah bahan sisa atau sampah yang dihasilkan dari berbagai
aktivitas manusia dan mahluk lainnya. Sedangkan menurut keputusan
Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997 Pasal 1 tentang Prosedur Impor
Limbah bahwa limbah adalah bahan/barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan
atau proses produksi yang fungsinya sudah berubah dari aslinya, kecuali yang
dapat dimakan oleh manusia dan hewan.
Macam-macam limbah :
1.      Berdasarkan sifatnya :
a.       Limbah Padat
  Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur,
bubur yang berasal dari sisa kegiatan dan atau proses pengolahan. Contohnya :
limbah dari pabrik tapioka yang berupa onggok, limbah dari pabrik gula berupa
bagase, limbah dari pabrik pengalengan jamur, limbah dari industri pengolahan
unggas, dan lain-lain. Limbah padat dibagi menjadi 2, yaitu:
Dapat didegradasi, contohnya sampah bahan organik, onggok,
b.      Limbah cair
Limbah Cair adalah sisa dari proses usaha dan/atau kegiatan yang
berwujud cair. Contohnya antara lain : Limbah dari pabrik tahu dan tempe yang
banyak mengandung protein, limbahdari industri pengolahan susu.
c.       Limbah Gas
Limbah gas/asap adalah sisa dari proses usaha dan/atau kegiatan yang
berwujud gas/asap. Limbah gas diantaranya adalah berupa karbon monokida
(CO), karbon dioksida (CO2) berupa gas yang tidak berwarna dan berbau, sulfur
monoksida (SO) berupa gas tidak berwarna dan berbau tajam, asam sulfat,
ammoniak gas tidak berwarna tapi berbau, dan nitrogen oksida (NO) berupa gas
berwarna dan berbau. Contohnya : limbah dari pabrik semen
2.      Berdasarkan bahan penyusunnya :
a.       Limbah Organik
Limbah ini terdiri atas bahan-bahan yang besifat organik seperti dari
kegiatan rumah tangga, kegiatan industri. Limbah ini juga bisa dengan mudah
diuraikan melalui proses yang alami. Limbah pertanian berupa sisa tumpahan atau
penyemprotan yang berlebihan, misalnya dari pestisida dan herbisida, begitu pula
dengan pemupukan yang berlebihan. Limbah ini mempunyai sifat kimia yang
setabil sehingga zat tersebut akan mengendap kedalam tanah, dasar sungai, danau,
serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi organisme yang hidup didalamnya.
Sedangkan limbah rumah tangga dapat berupa padatan seperti kertas, plastik dan
lain-lain, dan berupa cairan seperti air cucian, minyak goreng bekasdan lain-lain.
Limbah tersebut ada yang mempunyai daya racun yang tinggi misalnya : sisa
obat, baterai bekas, dan air aki. Limbah tersebut tergolong (B3) yaitu bahan
berbahaya dan beracun, sedangkan limbah air cucian, limbah kamar mandi, dapat
mengandung bibit-bibit penyakit atau pencemar biologis seperti bakteri, jamur,
virus dan sebagainya.
b.      Limbah Anorganik
Limbah ini terdiri atas limbah industri atau limbah pertambangan. Limbah
anorganik berasal dari sumber daya alamyang tidak dapat di uraikan dan tidak
dapat diperbaharui. Air limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan
anorganik, zat-zat tersebut adalah :
1)      Garam anorganik seperti magnesium sulfat, magnesium klorida yang
berasal dari kegiatan pertambangan dan industri.
2)      Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolahan
biji logam dan bahan bakar fosil.
3.      Berdasarkan sumbernya:
a.       Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah
tangga. Limbah rumah tangga biasanya berupa sampah, baik sampah organik
maupun sampah anorganik, detergen, dan kotoran manusia. Sampah organik
contohnya adalah sisa sayuran dan buah-buahan. Sedangkan sampah anorganik
contohnya dalah kaleng dan plastik bekas.
b.      Limbah Industri
Limbah ini dihasilkan atau berasal dari hasil produksi oleh pabrik atau
perusahaan tertentu. Limbah industri yang dihasilkan pun sebagian besar adalah
limbah yang tergolong berbahaya dan beracun (B3), diantaranya asam anorganik
dan senyawa orgaik. Limbah industri ini perlu mendapatkan pengolahan terlebih
dulu sebelum dibuang ke dalam lingkungan. Hal ini dimaksudkan agar zat
berbahaya yang terkadung di dalamnya tidak ikut terbuang ke lingkungan.
Pembungan limbah ke lingkungan tanpa pengolahan dapat menyebabkan
pencemaran dan membunuh organisme yang ada di dalamnya.
c.       Limbah Pertanian
Limbah pertanian dapat berasal dari sisa penggunaaan pupuk (baik pupuk
organik maupun pupuk kimia) maupun sisa-sisa pestisida. Sisa penggunaan pupuk
dapat larut dalam air, kemudian terbawa menuju sungai dan mengendap pada
beberapa tempat di sungai. Adanya endapan pupuk ini menyebabkan
menumpuknya unsur-unsur hara di perairan tersebut. Akibatnya tanaman air
seperti  ganggang akan subur dan mendominasi pada perairan tersebut. Populasi
ganggang yang banyak ini akan mengurangi kandungan oksigen dan menghalangi
sinar matahari yang diperlukan oleh tumbuhan air lainnya. Tidak adanya oksigen
dan sinar matahari yang masuk ini akan menyebabkan  kematian bagi organisme
lain yang hidup di perairan tersebut. Peristiwa ini disebut dengan eutrofikasi.
4.      Berdasarkan Tingkat Toksisitasnya
a.       Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Limbah B3 merupakan limbah yang mengandung zat berbahaya dan
bercun. Pada jumlah konsentrasi tertentu limbah B3 dapat menyebabkan
kerusakan lingkungan serta bahaya pada manusia. Limbah B3 yang tidak
ditangani dengan baik dan pembuangannya secara sembarangan dapat
menyebabkan gangguan pada mahluk hidup berupa kerusakan kulit, kesulitan
bernapas, dan juga dapat menimbulkan kematian dan kepunahan pada beberapa
jenis organisme.
Bahan yang termasuk ke dalam limbah B3 diantaranya adalah benzena,
asam sulfat, sulfur dioksida, karbon monoksida, dan nitrogen monoksida. Limbah
B3 diantaranya mempunyai  sifat eksplosif (mudah meledak), beracun, berbahaya,
mutagenik (menyebabkan perubahan pada gen), dan teratogenik (menyebabkan
gangguan pada gen).
b.      Limbah Non-B3
Limbah non-B3 merupakan limbah yang tidak mengandung bahan
berbahaya dan beracun. Contoh dari limbah non-B3 adalah sisa-sisa sayuran dan
daun yang gugur.
B.     Air Limbah dan Karakteristiknya
Air limbah yaitu air dari suatu daerah permukiman, rumah tangga, dan
juga berasal dari industry, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya yang
telah dipergunakan untuk berbagai keperluan, harus dikumpulkan dan dibuang
untuk menjaga lingkungan hidup yang sehat dan baik. Air limbah memiliki
karakteristik yang berbeda sesuai dengan sifatnya. Karakter air limbah meliputi
sifat fisika, kimia, dan biologi.
1.      Karakteristik Berdasarkan Sifat Fisika
Karaketer fisika air limbah meliputi suhu, bau, warna, dan padatan. Suhu
menunjukkan derajat atau tingkat panas air limbah yang diterakan ke dalam skala-
skala. Suhu air limbah biasanya lebih tinggi dari pada air bersih karena adanya
tambahan air hangat dari pemakaian perkotaan. Suhu air limbah biasanya
bervariasi dari musim ke musim, dan juga tergantung pada letak geografisnya.
Bau merupakan parameter yang subjektif. Pengukuran bau tergantung pada
sensivitas indra penciuman seseorang.  Kehadiran bau menunjukkan adanya
komponenkomponen lain dalam air. Misalnya, bau seperti telur busuk
menunjukkan adanya hydrogen sulfide yang dihasilkan oleh permukaan zat-zat
organic dalam kondisi anaerobik.
Pada air limbah, warna biasanya disebabkan oleh kehadiran materi-materi
dissolved, suspended, dan senyawa-senyawa koloidal yang dapat dilihat dari
pectrum warna yang terjadi. Padatan yang terdapat dalam air  limbah dapat
diklasifikasikan menjadi floating, settleable, suspended, atau dissolved. Bahan
padat total terdiri dari bahan padat tak terlarut atau bahan padat yang terapung
serta senyawa – senyawa yang larut dalam air. Kandungan bahan padat terlarut
ditentukan dengan mengeringkan serta menimbang residu yang didapat dari
pengeringan.
2.      Karakteristik Berdasarkan Sifat Kimia
Karakter kimia air limbah senyawa organik dan senyawa anorganik
Senyawa organik adalah karbon yang dikombinasi dengan satu atau lebih elemen-
elemen lain (O, N, P, H). Senyawa anorganik terdiri dari kombinasi  elemen yang
bukan tersusun dari karbon organic. Pengujian kimia dari air limbah yaitu
meliputi pengukuran Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen
Demand (COD), Dissolved Oxygen (DO), Derajat keasaman (pH), logam berat,
ammonia, sulfide, fenol. Nitrogen organik, Nitrit, Nitrat, Fosfor organik dan
Fosfor anorganik. Nitrogen dan fosfor sangat penting karena kedua nutrien ini
telah sangat umum diidentifikasikan sebagai bahan untuk pertumbuhan gulma air.
Pengujian-pengujian lain seperti Klorida, Sulfat, pH serta alkalinitas diperlukan
untuk mengkaji dapat tidaknya air limbah yang sudah diolah dipakai kembali
serta untuk mengendalikan berbagai proses pengolahan.
3.      Karakteristik Berdasarkan Sifat Biologi
Merupakan banyaknya mikroorganisme yang terdapat dalam air limbah
tersebut. Mikroorgaisme ditemukan dalam jenis yang sangat bervariasi hampir
dlam semua bentuk air limbah, bisanya dengan konsentrasi 105-108 organisme/l.
Kebanyakan merupakan sel tunggal yang bebas ataupun berkelompok dan mampu
melakukan proses-proses kehidupan (tumbuh, metabolism, dan reproduksi).
Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang
dikonsumsi sebagai air minum dan air  bersih. Parameter yang biasa digunakan
adalah banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air  limbah.
Keberadaan bakteri dalam unit pengolahan air  limbah merupakan kunci sukses
efisiensi proses biologi. Bakteri untuk evaluasi kualitas air.
C.    Pengolahan Air Limbah
Pengolahan limbah bertujuan untuk menetralkan air dari bahan-bahan
tersuspensi dan terapung, menguraikan bahan organic biodegradable,
meminimalkan bakteri patogen, serta memerhatikan estetika dan lingkungan.
1.      Cara Pengolahan Air Limbah
Pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara alami dan
secara buatan.
a.       Secara Alami
Pengolahan air limbah secara alamiah dapat dilakukan dengan pembuatan
kolam stabilisasi. Dalam kolam stabilisasi, air limbah diolah secara alamiah untuk
menetralisasi zat-zat pencemar sebelum air limbah dialirkan ke sungai. Kolam
stabilisasi yang umum digunakan adalah kolam anaerobik, kolam fakultatif
(pengolahan air limbah yang tercemar bahan organik pekat), dan kolam maturasi
(pemusnahan mikroorganisme patogen). Karena biaya yang dibutuhkan murah,
cara ini direkomendasikan untuk daerah tropis dan sedang berkembang.
b.      Secara Buatan
Pengolahan air limbah dengan bantuan alat dilakukan pada Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL). Pengolahan ini dilakukan melalui tiga tahapan,
yaitu primary treatment (pengolahan pertama), secondary treatment (pengolahan
kedua), dan tertiary treatment (pengolahan lanjutan).
2.      Tahapan Pengolahan Air Limbah
Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan
bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi,
mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme yang terdapat di alam. Pengolahan air limbah secara umum dapat
dibagi menjadi 5 (lima) tahap:
a.       Pengolahan Awal (Pretreatment)
Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk
menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah. Beberapa
proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah screen and grit
removal, equalization and storage, serta oil separation.
b.      Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang
sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang
berlangsung. Proses yang terjadi pada pengolahan tahap pertama
ialah neutralization, chemical addition and coagulation,  flotation, sedimentation,
dan filtration.
c.       Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut
dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan
pengolahan yang umum digunakan pada pengolahan tahap ini ialah activated
sludge, anaerobic lagoon, tricking filter, aerated lagoon,stabilization
basin, rotating biological contactor, serta anaerobic contactor and filter.
d.      Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga
ialah coagulation and sedimentation,  filtration, carbon adsorption, ion
exchange, membrane separation, serta thickening gravity or flotation.
e.       Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan
sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet
combustion, pressure filtration, vacuum filtration, centrifugation,  lagooning or
drying bed,  incineration, atau landfill.
Pemilihan proses yang tepat didahului dengan mengelompokkan
karakteristik kontaminan dalam air limbah dengan menggunakan indikator
parameter yang sudah ditampilkan di tabel di atas. Setelah kontaminan
dikarakterisasikan, diadakan pertimbangan secara detail mengenai aspek
ekonomi, aspek teknis, keamanan, kehandalan, dan kemudahan peoperasian. Pada
akhirnya, teknologi yang dipilih haruslah teknologi yang tepat guna sesuai dengan
karakteristik limbah yang akan diolah. Setelah pertimbangan-pertimbangan detail,
perlu juga dilakukan studi kelayakan atau bahkan percobaan skala laboratorium
yang bertujuan untuk:
(a)    Memastikan bahwa teknologi yang dipilih terdiri dari proses-proses yang
sesuai dengan karakteristik limbah yang akan diolah.
(b)   Mengembangkan dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk
menentukan efisiensi pengolahan yang diharapkan.
(c)    Menyediakan informasi teknik dan ekonomi yang diperlukan untuk
penerapan skala sebenarnya.
Pada praktikum kami, kami mengamati air di bawah Jembatan Kahayan
yang dimana air tersebut memiliki warna merah pekat dan memiliki bau yang tidak
sedap. Dalam air tersebut memiliki limbah yang begitu banyak bahan yang
mengakibatkan tercemarnya sungai Kahayan berasal dari limbah rumah tangga (air
cucian, minyak) dan masyaraakat yang membuang sampah sembarangan. Panyebab
terjadinya pencemaraan air disungai Kahayan akibat ulah masyarakat sendiri yaitu
membuang sampah sembarangan, limbah industry, area pertambangan dan limbah
rumah tangga. Namun dampak terhadap masyarakat itu sendiri yaitu :
1. Pembuangan air limbah dari rumah tangga hingga industry yang menyumbangkan
pathogen berbahaya bagi saluran air termaksuk bakteri aman termaksuk kolera
dan tifus
2. Pengelolaan sumber air baku yang sudah tidak maksuimal sehingga airnya masih
mengandung polutan dan dapat menyebabkan penyakit kulit dan dapat keracunan
bila diminum.
3. Unsur logam berat, pestisida dan air raksa yang mencemari air kemuadian masuk
ke dalam tubuh hewan serta diserap tumbuhan sehingga menjadikan sumber
makanan manusia tercemar.
Dari data yang kami dapat, kurangnya kesadaran dari masyarakat itu sendiri
dalam betanggung jawab atas kebersihan dari tempat kawasan sungai Kahayan.
Harapannya untuk masyarakat dapat sadar dalam membuang sampah sembarangan
itu tidak baik, dan melakukan pengolahan air limbah yaitu untuk menetralkan air dari
bahan-bahan tersuspensi dan terapung, menguraikan bahan organic biodegradable,
meminimalkan bakteri patogen, serta memerhatikan estetika dan lingkungan.

VIII. Kesimpulan :

Dari data yang kami dapatkan dapat disimpulkan :

1.       Air limbah yaitu air dari suatu daerah permukiman, rumah tangga, dan juga berasal
dari industry, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya yang telah
dipergunakan untuk berbagai keperluan, harus dikumpulkan dan dibuang untuk
menjaga lingkungan hidup yang sehat dan baik.
2.      Tujuan pengolahan air limbah yaitu untuk menetralkan air dari bahan-bahan
tersuspensi dan terapung, menguraikan bahan organic biodegradable,
meminimalkan bakteri patogen, serta memerhatikan estetika dan lingkungan.
3.      Secara umum, pengolahan air limbah dapat dibagi menjadi 5 tahap berikut:
a.       Pengolahan Awal (Pretreatment)
Bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air
limbah
b.      Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
Betujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada
proses yang berlangsung.
c.       Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan
dengan proses fisik biasa.
d.      Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga
ialah coagulation and sedimentation,  filtration, carbon adsorption, ion
exchange, membrane separation, serta thickening gravity or flotation.
e.       Pengolahan Lumpur (Sludge Traetment)
Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya
kemudian diolah kembali.
4.      Manfaat hasil pengolahan limbah cair rumah tangga :
a.       Mengurangi tingkat pencemaran air tanah
b.      Menjaga kualitas air tanah
c.       Lumpur digunakan untuk pupuk organik

IX. Saran :
Saran yang dapat kami beri adalah dengan adanya tugas makalah
mengenai “Pencemaraan Air” ini kami mendapat ilmu bagaimana keadaan sungai
di Kahyan.

X. Daftar Pustaka :
Alaerts, G., Santika dan Sri Sumestri. 1984. Metode Penelitian Air. Surabaya:
Usaha Nasional

Azwar, Azrul. 1995. Pengantar Imu Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Mutiara


Sumber Widya

Pemerintah Kota Surakarta. 2009. Sekilas Pengolahan Air Limbah Kota


 Surakarta. Surakarta: PDAM.

Siregar, S.A. 2005. Instalasi Pengolahan Air Limbah. Yogyakarta: Kanisius

Sugiharto. 1987. Dasar – Dasar Pengolahan Air Limbah. Jakarta: Universitas


Indonesia Press

Anda mungkin juga menyukai