Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

KEKUATAN BAHAN

FOTO
DESAIN DAN UJI KUAT
3X4
MENARA KAYU

Oleh
Nama : MOH. RAJIV ROHMAN ARITAGA
NIM : 195100207111008
Kelompok : B7
Tgl praktikum : 10 Maret 2021

Asisten:
1. Alri Okta Pratama
2. Marlyn Andriani

LABORATORIUM DAYA DAN MESIN PERTANIAN

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Desain biasa diartikan sebagai seni terapan arsitektur dan berbagai pencapaian
kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat kata “desain” bisa digunakan baik sebagai kata
benda maupun kata kerja. sebagai kata kerja, “desain” memiliki arti proses untuk
membuat dan menciptakan obyek baru. Sebagai kata benda, “desain” digunakan untuk
menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud secara rencana,
proposal, atau berbentuk benda nyata.
Kekuatan tekan adalah kapasitas dari suatu bahan atau struktur dalam menahan
beban yang akan mengurangi ukurannya. Kekuatan tekan dapat diukur dengan
memasukkannya ke dalam kurva tegangan-regangan dari data yang didapatkan dari
mesin uji. Untuk pengujian tekan ini memerlukan bahan padat yang bervolume tebal
dengan menempatkan bahan/material tersebut dibagian lower plate, hampir sama
prinsipnya seperti uji tarik namun pada dasarnya cara untuk uji ini dengan menekan
material sampai material tersebut retak. Dan setelah itu kita dapat melihat hasil pada
parameter yang ada.
Kayu sebagai bahan bangunan mempunyai kelebihan dibanding bahan bangunan
lainnya, tersedia hampir diseluruh dunia yang mudah diperoleh dalam berbagai bentuk
dan ukuran. Namun, kayu solid sudah sangat susah ditemukan dengan ukuran yang
diinginkan. Sehingga dibuatlah inovasi balok tersusun dengan cara menggabungkan
beberapa kayu untuk mendapatkan variasi ukuran balok kayu yang diinginkan dan
dibutuhkan. Dengan menggabungkan kayu menjadi balok tersusun digunakan berbagai
macam jenis sambungan.
1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu membuat menara dengan perhitungan rinci tentang tegangan yang
akan mengenainya
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Jelaskan apa yang dimaksud dengan kuat tekan!
Kuat tekan adalah karakteristik mekanik utama dari bahan yang dapat diketahui
melalui penelitian uji tekan di laboratorium terhadap benda uji. Baik dalam bentuk kubus
ataupun silinder dengan ukuran tertentu. Untuk mendapatkan informasi mengenai
kecendrungan harga kuat tekan suatu bahan dengan variasi dimensi benda uji, telah
dilakukan penelitian di laboratoriun untuk mendapatkan komposisi campuran tertentu
(Talinusa, 2014).
Kuat tekan suatu bahan adalah bahan kontruksi yang mempuyai sifat kekuatan tekan
yang khas, apabila diperiksa dengan sejumlah besar benda-benda uji, nilainya akan
menyebar sekitar suatu nilai rata-rata. Kekuatan tekan suatu bahan merupakan
perbandingan antara beban maksimum dengan luas permukaan benda yang diberi beban
tersebut dengan arah beban yang mendekati bahan yang diuji atau dengan kata lain,
tegangan yang terjadi dalam benda uji pada pemberian beban hingga benda uji tersebut
hancur. Kekuatan tekan suatu bahan dapat diukur dengan menggunakan beberapa alat
seperti UTM atau Universal Testing Machine, Compression Testing Machine, dan
sebagainya (Ihsan, 2012).
2.2 Jelas kan definisi Elastisitas Uji tekan kayu!
Modulus elastisitas (E) merupakan pengukuran kemampuan kayu untuk menahan
perubahan bentuk atau lentur yang terjadi sampai dengan batas elastisnya. Semakin
besar bebannya, semakin tinggi tegangan yang timbul dan semakin besar perubahan
bentuk yang terjadi sampai batas elastis. Penentuan mutu kayu pada umumnya
diklasifikasikan menurut jenis kayu tersebut. Namun, parameter SNI (Standar Nasional
Indonesia) modulus elastisitas dipakai untuk menentukan mutu kayu, bukan terhadapa
jenisnya tapi pada setiap balok dan potongan kayu tersebut (Siagan, 2017).
2.3 Sebutkan faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangan menara kayu!
Pengujian kuat tekan dilakukan untuk menentukan nilai kuat tekan atau kompresi
suatu bahan. Pengujian kekuatan tekan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jenis
bahan yang diuji, mata kayu, densitas bahan yang diuji, dan lain-lain. Selain menghitung
besar kekuatan tekan bahan, pada pengujian kuat tekan bahan ini juga akan dianalisis
bentuk retakan yang terjadi pada bahan ketika dilakukan pengujian (Ihsan, 2012).
2.4 Jelaskan apa yang dimaksud dengan sifat mekanik kayu!
Sifat-sifat mekanik ialah kemampuan kayu untuk menahan muatan dari luar.
Kekuatan kayu memegang peranan penting dalam penggunaan kayu untuk
pembangunan, perkakas, dan untuk penggunaan lain. Sifat-sifat mekanik kayu yang
penting kaitannya untuk diketahui adalah kekuatan lengkung, kekuatan tekan sejajar
serat, tekanan tegak lurus serat, kekuatan tarik sejajar serat, kekuatan geser sejajar serat,
keuletan, kekenyalan, kekerasan sisi, modulus elastisitas, dan modulus elastis sejajar
serat (Ihsan, 2012).
Sifat mekanik kayu adalah parameter penting yang harus diketahui dalam kaitan
pemanfaatannya sebagai material konstruksi. Sifat dasar tersebut akan digunakan dalam
proses perhitungan desain struktural bangunan kayu. Sifat mekanik kayu diantaranya
meliputi kuat tekan sejajar dan tegak lurus serat, kuat lentur (MOR), kekuatan tarik sejajar
dan tegak lurus serat, kuat geser, dan ketahanan belah (Fengky, 2015).
2.5 Sebutkan dan jelaskan persamaan yang digunakan untuk uji tekan!
Kuat tekan sebuah benda mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur. Semakin
tinggi tingkat kekuatan struktur yang dikehendaki, semakin tinggi pula mutu beton yang
dihasilkan. Rumus yang digunakan untuk perhitungan kuat tekan beton adalah: f’c = P/A
(Rahamudin, 2016).
Pada sebuah data diperoleh melalui pengujian tekan di laboratorium dengan
menggunakan mesin uji tekan untuk semua benda uji. Hasilnya berupa gaya (P) yang
terjadi pada saat benda uji hancur. Berdasarkan data gaya tekan dan luas penampang
kubus, maka kuat tekan beton dapat dihitung dengan menggunakan rumus: f = P/A
(Ahmad, 2009).
2.6 Sebutkan dan jelaskan alat yang digunakan untuk uji kuat tekan!
Universal Testing Machine merupakan sebuah mesin pengujian untuk menguji
tegangan tarik dan kekuatan tekan bahan atau material. Mesin pengujian ini telah terbukti
bahwa ia dapat melakukan tarik banyak standar dan tes kompresi pada bahan,
komponen, dan struktur. Prinsip Kerja dari Universal Testing Machine adalah dengan
memberikan gaya tekan atau gaya tarik kepada terhadap bahan yang diujikan (Prasetio,
2013).
Dalam sebuah pekerjaan, desain, konstruksi, kalibrasi dan penentuan kesesuaian
Universal Testing Machine, yang dirancang khusus untuk uji tarik bahan dalam geometri
film. Universal Testing Machine dirancang untuk menghasilkan deformasi kecil dengan
kecepatan rendah yang menyebabkan resolusi menjadi tinggi. Mesin ini peka terhadap
beban kecil dan memungkinkan untuk mendapatkan kurva tegangan-tegangan pada
material dalam geometri film (Huerta, 2010).
2.7 Sebutkan dan jelaskan metode uji kuat tekan kayu!
Pengetahuan mengenai metode penentuan titik proporsional sangat penting.
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan titik proporsional
yaitu antara lain metode Karacabeyli dan Ceccotti, CEN, CSIRO, EEEP, Yasumura dan
Kawai, dan Offset 5%. Untuk penentuan beban pada kondisi proporsional untuk material
kayu disarankan menggunakan metode Yasumura dan Kawai. Karena metode Yasumura
dan Kawai digunakan untuk mendapatkan nilai beban batas proporsional (Py) dan beban
batas ultimit (Pu), baik pada pengujian tekan sejajar serat dan tegak lurus serat kayu
(Pranata, 2014).
Nilai kuat tekan didapat melalui tata-cara pengujian dengan metode standar ASTM
C-192, yaitu pengujian kuat tekan yang dilakukan dengan menggunakan alat CTM dengan
cara meletakkan sampel uji dan memberikan beban tekan bertingkat dengan kecepatan
0,15 MPa/detik sampai 0,34 MPa/detik sampai benda uji hancur. Sebelum melakukan
pengujian, maka permukaan tekan benda uji harus rata agar tegangan terdistribusi secara
merata pada penampang benda uji (Dharmawan, 2016).
BAB III
METODE
3.1 Alat, Bahan, dan Fungsi
No Nama Alat dan Bahan Fungsi
1. Lem Untuk merekatkan kayu
2. Menara Benda uji
3. Kayu Bahan membuat menara
4. Gergaji Untuk memotong kayu
5. Penggaris Untuk mengukur dimensi
6. Brazillian Test Untuk mengukur kuat tekan menara

3.2 Cara Kerja (Diagram Alir)


3.2.1 Pembuatan Menara

Membuat Desain

Alat dan Bahan

Disiapkan

Kayu dipotong sesuai kebutuhan

Kayu dirangkai dan direkatkan menggunakan lem

Hasil
3.2.2 Pengujian Menara
Alat dan Bahan

Mengukur dimensi dengan penggaris

Meletakkan menara di atas meja dinamis

Dial mikrometer di setting

Engkol diputar

Mengamati beban tercatat pada dial mikrometer

Hasil

3.3 Gambar Alat dan Bahan


3.3.1 Gambar alat dan bahan yang digunakan
No. Nama Gambar Alat & Bahan
1 Kayu

2 Penggaris

3 Lem

4 Gergaji
5 Menara

6 Brazillian Test

3.3.2 Desain AutoCAD menara diserati ukuran dan skala (tampak atas, samping,
depan, dan tampak 3 dimensi)
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Praktikum
A. LUAS MENARA BAGIAN ATAS
• Balok 1
p = 5,5 cm
l = 1 cm
L1 = 5,5 cm2
• Balok 2
p = 5,4 cm
l = 1 cm
L2 = 5,4 cm2
• La = L1 + L2
La = 5,5 + 5,4
La = 10,9 cm2

B. LUAS MENARA BAGIAN BAWAH


• Balok 1
p = 5,4 cm
l = 1 cm
L1 = 5,4 cm2
• Balok 2
P = 5,4 cm
L = 1 cm
L2 = 5,4 cm2
• Lb = L1 + L2
Lb = 5,4 + 5,4
Lb = 10,8 cm2

C. LUAS TOTAL
A Total = La + Lb
A Total = 10,9 + 10,8
A Total = 21,7 cm2

A Total = 21,7 cm2


P = 87 KgF
F = P/A
F = 87/21,7
F = 4,009 KgF/cm2 atau 393,150 kPa
4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisa prosedur
Pada pembuatan menara hal pertama harus dilakukan adalah membuat desain
menara yang bisa dilakukan dengan aplikasi di AutoCAD. Kemudian langkah
selanjutnya adalah siapkan alat dan bahan yaitu kayu, lem, penggaris, gergaji,
menara yang sudah dibuat dan brazillian test. Setelah itu kayu dipotong sesuai
desain yang dibuat. Lalu, kayu dirangkai dan direkatkan menggunakan lem dan
terakhir kayu siap di uji.
Pada pengujian menara hal pertama harus dilakukan adalah siapkan alat dan
bahan. Selanjutnya, ukur dimensi menara kayu dengan menggunakan penggaris.
Setelah itu, letakkan menara di meja dinamis. Setelah itu setting dial mikrometer ke
angka 0 lalu kemudian engkol diputar hingga terjadi kerusakan pada menara.
Maksimal engkol yang dilakukan sebanyak 10 kali. Terakhir apabila sudah terjadi
kerusakan atau sudah 10 kali engkolan, amati beban yang tercatat pada dial
mikrometer 1 putaran dial mikrometer bernilai 10kgf. Lalu catat hasil.
4.2.2 Analisa data
Pada luas menara kayu bagian atas terdapat 2 balok yaitu balok 1 dan balok 2,
masing-masing balok sudah memiliki ukuran panjang dan lebar yaitu balok 1
panjang 5,5 cm dan lebar 1 cm, lalu pada balok 2 panjang 5,4 cm dan lebar 1 cm.
Lalu, luas balok 1 dan balok 2 ditambahkan menjadi total 10,9 cm2. Pada luas
menara kayu bagian bawah juga terdapat balok 1 dan balok 2 dengan ukuran yang
sama yaitu panjang 5,4 cm dan lebar 1 cm. Total luas dari menara bagian bawah
adalah 10,8 cm2. Setelah mendapatkan luas dari masing masing menara kayu
bagian atas dan bawah, hitung luas total dengan lumus L1 + L2 dimana bagian atas
sebagai L1 dan bagian bawah sebagai L2. Maka, didapatkan luas total 10,9 + 10,8
cm2 sebesar 21,7 cm2.
4.2.3 Analisa perhitungan
Setelah diketahui luas total(A) yaitu sebesar 21,7 cm2. Kemudian, diketahui
juga bahwa nilai P = 87 KgF. Selanjutnya dimasukkan ke dalam persamaan F=P/A
lalu dihitung F= 87 KgF/21,7 cm2, sehingga diperoleh hasil sebesar 4,009 KgF/ cm2.
1KgF/cm2 sama dengan 98,067 kPa. Sehingga 4,009 KgF/cm2 x 98,067 kPa adalah
393,150 kPa.
4.2.4 Analisa Persamaan Nilai Kuat Tekan
Pada praktikum uji kuat tekan kali ini menerapkat rumus perhitungan f = P/A
dan mendapatkan hasil yang tepat. Sehingga praktikum ini sesuai dengan literatur
(Ahmad, 2009) yang menjelaskan bahwa, Pada sebuah data diperoleh melalui
pengujian tekan di laboratorium dengan menggunakan mesin uji tekan untuk semua
benda uji. Hasilnya berupa gaya (P) yang terjadi pada saat benda uji hancur.
Berdasarkan data gaya tekan dan luas penampang, maka kuat tekan dapat dihitung
dengan menggunakan rumus: f = P/A.
4.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kuat tekan
Dalam melakukan praktikum uji kuat tekan kayu ini, kita harus memperhatikan
sifat-sifat kayu dan factor apa saja yang factor yang dapat mempengaruhi kuat tekan
pada kayu. Seperti pada literatur (Ihsan, 2012) menjelaskan bahwa, ada faktor-
faktor yang mempengaruhi kekuatan kayu, antara lain: faktor biologis, kadar air,
waktu penyimpanan, suhu, kelelahan, mata kayu, dan kemiringan serat.
Sebagaimana di kemukakan pada sifat umum kayu, kayu akan lebih kuat jika
menerima beban sejajar dengan arah serat dari pada menerima beban tegak lurus
serat. Ini karena struktur serat kayu yang berlubang. Semakin rapat serat, kayu
umumnya memiliki kekuatan yang lebih dari kayu dengan serat tidak rapat.
Dan juga pada literatur (Fengky, 2015) dijelaskan bahwa, sifat-sifat kayu dapat
dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor alam yang dapat mempengaruhi
karakteristik kayu seperti tempat tumbuh, umur, jenis kayu, letak dalam batang, dan
diameter akan mempengaruhi sifat fisik maupun sifat mekanik kayu. Sepertu contoh
pada daerah yang memiliki intensitas curah hujan yang tinggi. Keadaan tersebut
akan mempengaruhi karakteristik kayu yang tumbuh di daerah tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kuat tekan adalah karakteristik mekanik utama dari bahan yang dapat diketahui
melalui penelitian uji tekan di laboratorium terhadap benda uji. Baik dalam bentuk kubus
ataupun silinder dengan ukuran tertentu. Kekuatan tekan suatu bahan dapat diukur
dengan menggunakan alat UTM atau Universal Testing Machine. Universal Testing
Machine merupakan sebuah mesin pengujian untuk menguji tegangan tarik dan kekuatan
tekan bahan atau material. Prinsip Kerja dari Universal Testing Machine adalah dengan
memberikan gaya tekan atau gaya tarik kepada terhadap bahan yang diujikan.
Pada praktikum ini didapatkan data yaitu, luas menara kayu bagian atas terdapat 2
balok yaitu balok 1 dan balok 2, masing-masing balok sudah memiliki ukuran panjang dan
lebar yaitu balok 1 panjang 5,5 cm dan lebar 1 cm, lalu pada balok 2 panjang 5,4 cm dan
lebar 1 cm. Lalu, luas balok 1 dan balok 2 ditambahkan menjadi total 10,9 cm2. Pada luas
menara kayu bagian bawah juga terdapat balok 1 dan balok 2 dengan ukuran yang sama
yaitu panjang 5,4 cm dan lebar 1 cm. Total luas dari menara bagian bawah adalah 10,8
cm2. Setelah mendapatkan luas dari masing masing menara kayu bagian atas dan bawah,
hitung luas total dengan lumus L1 + L2 dimana bagian atas sebagai L1 dan bagian bawah
sebagai L2. Maka, didapatkan luas total 10,9 + 10,8 cm2 sebesar 21,7 cm2. Setelah
diketahui luas total(A) yaitu sebesar 21,7 cm2. Kemudian, diketahui juga bahwa nilai P =
87 KgF. Selanjutnya dimasukkan ke dalam persamaan F=P/A lalu dihitung F= 87
KgF/21,7 cm2, sehingga diperoleh hasil sebesar 4,009 KgF/ cm2. 1KgF/cm2 sama dengan
98,067 kPa. Sehingga 4,009 KgF/cm2 x 98,067 kPa adalah 393,150 kPa. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa rumus dan hasil perhitungan sesuai dengan literatur
yang ada.
5.2 Kritik dan Saran
Harusnya praktikun ini dilakukan secara offline dengan menerapkan protocol
Kesehatan. Karena dengan praktik secara langsung, praktikan bisa mengetahui dengan
jelas bagaimana cara melakukan uji kuat tekan. Dan praktikan juga bisa tahu secara
langsung mana bagian-bagian alat yang digunakan untuk praktikun ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Irma Aswani. 2009. Analisis Pengaruh Temperatur Terhadap Kuat Tekan Beton.
Jurnal Teknik Sipil. Vol. 16 No.2 Hal: 63-70
Dharmawan, Weka Indra. 2016. Perbandingan Nilai Kuat Tekan Beton Menggunakan Hammer
Test dan Compression Testing Machine terhadap Beton Pasca Bakar. Jurnal Ilmu
Terapan Bidang Teknik Sipil Vol. 22 No 1 Hal:35-42
Fengky, S. 2015. Pengujian Sifat Mekanik Kayu Merbau dari Daerah Bogor Jawa Barat. Jurnal
Rekayasa Sipil. Vol.11 No.2 Hal: 21-24
Huerta, S,, J.E. Corona., And A.I. Oliva. 2010. Universal Testing Machine For Mechanical
Properties of Thin Materials. Journal Revista Mexicana De Fisica Vol. 56 No. 4 Page:
317-322
Ihsan M, Age B, Mutiara A, Zulkifli F, Angga N. 2012. Pengujian Kuat Tekan Kayu. Bogor:
Institut Pertanian Bogor
Pranata, Yosafat Aji. 2014. Kekuatan Tekan Sejajar Serat dan Tegak Lurus Serat Kayu Ulin
(Eusideroxylon Zwageri). Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil. Vol. 21
No.1 Hal: 13-22
Prasetio, Putut Jatmiko Dwi dan M. Hafidz Baihaqi. 2013. Perawatan Universal Testing
Machine (Merek Time Shijin, Tipe WDW-20-E). Jurnal Teknik Mesin. Vol. 2 No. 2 Hal:
1-11
Rahamudin, Rio Herdianto. 2016. Pengujian Kuat Tarik Belah dan Kuat Tarik Lentur Beton
Ringan Beagregat Kasar (Batu Apung) dan Abu Sekam Padi sebagai Subtitusi Parsial
Semen. Jurnal Sipil Statik Vol. 4 No.3 Maret 2016 Hal: 225-231
Siagian, Cristin. 2017. Pengujian Kuat Lentur Kayu Profil Tersusun Bentuk Kotak. Jurnal Sipil
Statik Vol. 5 No.2 April 2017 Hal: 95-102
Talinusa, Ocean Gregorius. 2014. Pengaruh Dimensi Benda Uji Terhadap Kuat Tekan Beton.
Jurnal Sipil Statik. Vol.2 No.7, Hal 344-351
LAMPIRAN LITERATUR
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai