UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Mempelajari koefisien perpindahan kalor konveksi pada fluida.
b. Mempelajari cara penentuan koefisien perpindahan kalor konveksi (h) pada fluida.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
q= …………………………………………………………………….(2.3)
(Apit, 2017)
…………………………………………………………………………………………………………………….(2.5)
(Putri, 2017)
2.5 Aplikasi Bidang Keteknikan Pertanian
Aplikasi perpindahan panas konveksi dalam bidang keteknikan pertanian ada
beberapa pengaplikasian. Salah satu pengaplikasiannya adalah dengan pemasak sebuah
bahan pangan. Bahan pangan tersebut dimasak menggunakan air. Pada saat proses
memasak terjadi perpindahan panas secara konveksi(Budi, 2019).
BAB III
METODE PERCOBAAN
(Budi, 2019)
Heater air Sebagai pemanas air
(Budi, 2019)
Kompor Sebagai sumber panas
(Budi, 2019)
Wadah/panci Sebagai tempat air
untuk bahan
percobaan
(Budi, 2019)
Penggaris Untuk mengukur
panjang ketinggian air
dalam bejana
(Budi, 2019)
Fan/Kipas Sebagai pendingin
(Budi, 2019)
Stopwatch Sebagai penghitung
waktu
(Budi, 2019)
Air Sebagai bahan
perlakuan
(Budi, 2019)
Thermo Gun
Hasil
Suhu Akhir
Suhu Suhu Awal
Tanpa Fan Fan
TA 26 64.5 61.8
TB 27 36.3 34
T1 25.8 43.9 32.7
T2 27 36.1 33.4
Data dimensi:
Tinggi (t) = 15 cm = 0.15 m
Lebar (l) = 15 cm = 0.15 m
Tebal (x) = 0,5 cm = 0.005 m
kkaca = 0.78
Aalas = 0.0225 m2
Perhitungan
a. Luas permukaan kontak dengan air (m2) A =
(4 x l x t) + Aalas
= (4 x l x t) + l2
= (4 x 0.15 x 0.15) + 0.0225
= 0.1125 m2
b. Laju pindah panas air (W)
- Suhu awal
Q = k x A (T1 – T2) / x
Q = 0.78 x 0.1125 (25.8 – 27) / 0.005
Q = -0.1053 / 0.005 Q = -21.06
W
- Tanpa Fan
Q = k x A (T1 – T2) / x
Q = 0.78 x 0.1125 (43.9 – 36.1) / 0.005
Q = 0.68445 / 0.005 Q = 136.89
W
- Fan
Q = k x A (T1 – T2) / x
Q = 0.78 x 0.1125 (32.7 – 33.4) / 0.005
Q = -0.061425 / 0.005 Q =
-12.285 W
1 0.005 1
+ +
156 0.78 187.2
= 1
0.00641 + 0.00641 + 0.00534
1
= 0.01816
= 55.07 /2 0
- Tanpa Fan
=1
1 𝛥 1
ℎ1+ + ℎ2
1
= 1 0.005 1
160.11+ 0.78 42.85
1
= 0.00625 + 0.00641 + 0.02334
1
= 0.036
= 27.78 /20
- Fan 1
=
1 𝛥 1
ℎ1+ + ℎ2
1
= 1
0.005 1
84+ 0.78 −3.845
1
= 0.0119 + 0.00641 − 0.2601
1
= −0.24179
=− 4.1358 /2 0
- Tanpa Fan
Qtotal = U x A (TA – TB)
- Fan
Qtotal = U x A (TA – TB)
4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisa Prosedur
Pertama-tama alat dan bahan disiapkan. Kemudia mengukur dimensi dan ketebalan
bejana kecil. Masukkan bejana kecil ke dalam bejana besar. Selanjutnya masukkan air ke dalam
bejana kecil sebanyak 1200 ml. Selanjutnya ukur ketinggian air dengan penggaris. Selanjutnya
ukur suhu T. Kemudian pindahkan air dari bejana kecil ke wadah/panic kemudian panaskan
hingga 80 *C dengan kompor. Selanjutnya pindahkan lagi air panas dalam panic ke dalam
bejana kecil. Selanjutnya nyalakan stopwatch dan tunggu selama 5 menit. Kemudian ukur suhu
dan catat T1, T2, TA dan TB. Kemudian masukkan heater ke dalam air dan panaskan hingga 80
*C. Selanjutnya tempatkan dan nyalakan kipas di tepi bejana. Kemudian nyalakan stopwatch
selama 5 menit bersamaan dengan nyalanya kipas tersebut. Kemudian ukur suhu dan catat T1,
T2, TA, dan TB. Selanjutnya catat hasil.
5.1 Kesimpulan
Koefisen perpindahan kalor konveksi adalah angka atau derajat perpindahan kalor untuk
perhitungan matematis. Perpindahan kalor tersebut dalam pengaplikasian digunakan dalam
memasak bahan pangan. Karena perpindahan panas secara konveksi sering digunakan dalam
pengaplikasiannya(Samsul, 2015).
Prinsip kerja dari perpindahan panas kalor konveksi adalah kalor merambat dari sumber
kalor melalui sebuah media. Kemudian kalor tersebut disalurkan melalui media. Sehingga kalor
tersebut bisa merambat(Abdul, 2017).
Lapis batas kecepatan terjadi adanya shear stress. Shear stress terjadi karena pada
batas kecepatan akan menjadi turun. Selain itu, adanya gradient kecepatan disebabkan oleh
pembatasan kecepatan(Putri, 2017).
Lapis batas termal terjadi karena adanya perbedaan temperature fluida yang mengalir
dengan temperature permukaan. Lapis batas termal terjadi karena perbedaan. Lapis batas
termal terjadi karena batas dari termal tersebut(Apit, 2017).
Pada percobaan tersebut menggunakan tinggi sebesar 15 cm. Kemudian menggunakan
lebar sebesar 15 cm. Kemudian menggunakan tebal sebesar 0,5 cm. Selanjutnya diketahui
K(kaca) sebesar 0,78. Selanjutnya A(alas) sebesar 0,0225 m2. Pada TA suhu awal 26 dan suhu
akhir tanpa fan sebesar 64,5 dan dengan fan sebesar 61,8. Kemudian TB dengan suhu awal 27
dan suhu akhir tanpa fan sebesar 36,3 dan dengan fan sebesar 34. Kemudian T! dengan suhu
awal 25,8 dan dengan suhu akhir tanpa fan sebesar 43,9 dan dengan fan sebesar 32,7.
Selanjutnya T2 dengan suhu awal sebesar 27 dan suhu akhir tanpa fan sebesar 36,1 dan
dengan fan sebesar 33,4.
Pada percobaan untuk nilai H2 pada suhu awal ditemukan nilai sebesar 187.2 W/m2 *C.
Kemudian pada perlakuan tanpa fan ditemukan suhu sebesar 42.85 W/m2 *C. Kemudian pada
perlakuan dengan menggunakan fan ditemukan hasil sebesar -3.845 W/m2 *C. Menurut
literature, untuk nilai H2 pada suhu awal ditemukan nilai sebesar 184 W/m2 *C. Kemudian pada
perlakuan tanpa fan ditemukan suhu sebesar 45 W/m2 *C. Kemudian pada perlakuan dengan
menggunakan fan ditemukan hasil sebesar -3.765 W/m2 *C. Hanya selisih beberapa saja. Hal
tersebut disebabkan oleh factor ketelitian(Agung, 2019).
Aplikasi perpindahan panas konveksi dalam bidang keteknikan pertanian ada beberapa
pengaplikasian. Salah satu pengaplikasiannya adalah dengan pemasak sebuah bahan pangan.
Bahan pangan tersebut dimasak menggunakan air. Pada saat proses memasak terjadi
perpindahan panas secara konveksi(Budi, 2019).
5.2 Saran
Untuk praktikan sebaiknya lebih memperhatikan kegiatan praktikum dengan seksama.
Karena ilmu pengetahuan yang diberikan pada praktikum ini sangat bermanfaat. Ilmu tersebut
sangat bermanfaat bagi ke depan.\
DAFTAR PUSTAKA
Abdul C., Ariani, Mufid, Hardjono. 2017. Koefisien Perpindahan Kalor Total (U) Sistim Air- Etilen
Glikol Menggunakan Alat Penukar Kalor Shell and Tube 1-1. Jurnal Mekanika 3(4): 69-
77.
Ahmad I. R., Budi K., Agung T. W. 2019. Studi Eksperimental Perpindahan Kalor Konveksi, Pen
urunan Tekanan Dan Faktor Gesekan Pada Alat Penukar Kalor Menggunakan MICRO-
FIN TUBE. Mekanika 9(18): 9-14.
Bekti S., Samsul K., Budi K. 2015. Pengaruh Temperatur Dan Fraksi Volume Terhadap Nilai Per
pindahan Kalor Konveksi Fluida NANO TiO2/OLI TERMO XT32 Pada Penukar Kalor
Pipa Konsentrik. MEKANIKA 13(2): 79-85.
Putri R.,Apit F. 2017. Penggunaan COACHLAB II+ Dalam Menentukan Koefisien Konveksi. Jurn
al Teknik 2(4): 157-161.
‘
LAMPIRAN